Anda di halaman 1dari 24

KelasHR

Webinar:

“9 Skill Wajib untuk HR di Industri


Pertambangan & MIGAS” Batch 3

Bandung, 20 Agustus 2022


Kenalan

Saiful Anwar Al-Fatih


Founder KelasHR
Professional HR Practitioner & Corporate Trainer
Marshmallow Test
Materi Webinar
• Pemahaman AMDAL
• Peraturan Waktu Kerja & Waktu Istirahat
• Pengaturan Upah Sektoral*
• Perhitungan Lembur
• Wajib Lapor Ketenaga Kerjaan
• AKL, AKAD, AKAN
• Perekrutan Pekerja Lokal
• Pengelolaan Keluhan Pekerja
• Transportasi & Akomodasi Pekerja
Proses Bisnis Industri Pertambangan
Proses Bisnis Industri Hulu &
Hilir Migas
1. Mengenal AMDAL

Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan/ Environmental


Impact Assessment) sebagai alat untuk merencanakan Tindakan
preventif terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin timbul oleh
suatu aktivitas pambangunan. (Soemarwoto, Otto, 1999).
Bentuk hasil kajian AMDAL berupa dokumen AMDAL
terdiri dari lima dokumen, yaitu:

1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KAANDAL)


2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
5. Dokumen Ringkasan Eksekutif

Hal–hal yang dikaji dalam proses AMDAL adalah aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-
ekonomi, sosial budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
2. Peraturan Waktu Kerja & Waktu
Istirahat
Industri Pertambangan

Permen 15/2005 mengenai “Waktu Kerja & Istirahat pada sektor usaha pertambangan
umum pada daerah operasi tertentu”

Industri Minyak & Gas


Permen 4/2014 mengenai “Waktu Kerja & Waktu Istirahat pada Kegiatan Hulu Minyak &
Gas Bumi”
3. Upah Sektoral

PP 78/2015 tentang Pengupahan, mencantumkan adaya Upah Sektoral

Pada Pasal 49 ayat (1) menyebutkan Gubernur dapat menetapkan Upah minimum sektoral
provinsi dan/atau kabupaten/kota berdasarkan hasil kesepakatan asosiasi pengusaha dengan
serikat pekerja/serikat buruh pada sektor yang bersangkutan.
"Penetapan Upah minimum sektoral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah
mendapat saran dan pertimbangan mengenai sektor unggulan dari dewan pengupahan provinsi
atau dewan pengupahan kabupaten/kota sesuai dengan tugas dan kewenangannya," tulis pasal
49 ayat (2)

PP 36/2021 tentang Pengupahan, Tidak mencantumkan adaya Upah


Sektoral
4. Perhitungan Lembur
1. Untuk lembur pada hari kerja

rate upah lembur adalah 1,5x upah sejam pada jam pertama
lembur dan 2x upah sejam pada jam seterusnya

2. Untuk lembur pada hari istirahat mingguan dan hari libur


nasional

rate adalah 2x upah sejam untuk 7 jam pertama, 3x upah sejam


untuk jam ke-8, dan 4x upah sejam untuk jam ke-9 dan ke-10

Sumber: PP 35/2021, pasal 31 tentang Upah Kerja Lembur Gaji/Jam = Gaji Bulanan/173
4. Perhitungan Lembur

NO NIP Nama Kary aw an Total Jam Gaji Pokok 1.5 2 3 4 Faktor Jam Nominal Overtime

1 Ramdoni 3.00 4,000,000 1.00 2.00 - - 5.50 127,167


2 Ramdoni 10.00 4,000,000 7.00 1.00 2.00 25.00 578,034
3
4

Sumber: PP 35/2021, pasal 31 tentang Upah Kerja Lembur Gaji/Jam = Gaji Bulanan/173
5. Wajib Lapor Ketenagakerjaan
Perusahaan (WLKP)

ONLINE website wajib lapor ketenagakerjaan di perusahaan


melalui URL: http://wajiblapor.kemnaker.go.id

OFFLINE
5. Wajib Lapor Ketenagakerjaan
Perusahaan (WLKP)
5. Wajib Lapor Ketenagakerjaan
Perusahaan (WLKP)
3 Alasan kenapa setiap Perusahaan harus melakuakan Wajib Lapor Setiap Tahun

1. Sebagai indikator bagi perusahaan dalam menjalankan program


kesejahteraan karyawan. Sebelum Wajib Lapor Ketenagakerjaan diterima
dan disahkan, ada persyaratan terkait dengan program kesejahteraan
karyawan yang harus dilengkapi. Misalnya Apakah perusahaan sudah
terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan.
2. Agar terhindar dari sanksi. Adanya sanksi administrasi dan sanksi pidana
bertujuan untuk menertibkan para pelaksana kebijakan. Aturan terkait
sanksi tersebut salah satunya terdapat di dalam Pasal 10 ayat 1 Undang-
undang.
3. Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan. Dalam aturan tersebut telah
dijelaskan bahwa sanksi kurungan maksimal 3 bulan atau denda maksimal
Rp1.000.000 apabila perusahaan tidak melakukan kewajibannya
melaporkan data-data perusahaan, baik itu setelah berdiri maupun
perpanjangan setiap tahunnya, dan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
merupakan persyaratan wajib apabila perusahaan ingin menggunakan
tenaga kerja asing.
6. AKL, AKAD, AKAN

Dasar Permenakertrans No.7/ 2008 tentang Penempatan Tenaga Kerja


Tujuan :
Melindungi Tenga Kerja Lokal & Tenaga Kerja yang dikerahkan dari daerah lain
6. AKL, AKAD, AKAN
6. AKL, AKAD, AKAN
7. PEREKRUTAN PEKERJA LOKAL

Komposisi Pekerja Lokal dari tingkat Kampung, Kabupaten, dan Provinsi diatur
AMDAL

Jenis & Level Pekerjaanya apa saja (Kualitas)


Berapa Persentasi atau jumlah orangnya (Kuantitas)
7. PEREKRUTAN PEKERJA LOKAL

Strategi:
1. Bangun kedekatan dengan Dinas Tenaga Kerja di kota/Kabupaten setempat
2. Semua Perekrutan Tenaga Kerja Lokal Melibatkan pihak Dinas Tenaga Kerja
di kota/Kabupaten setempat
3. Bangun Kedekatan dengan Tokoh masyarakat setempat
4. Libatkan tokoh dan orang-orang berpengaruh setempat untuk mendukung
kegiatan perusahaan
5. Bangun komunikasi dan kesamaan strategi Social dengan perusahaan lain
di project yang sama (Owner, Contractor, Sub contractor, Vendor)
6. Adakan program sosialisasi ke Masyarakat Secara berkala (Baik Program
perekrutan tenaga kerja, kegiatan social, program PHK (jika ada))
8. PENGELOLAAN KELUHAN PEKERJA
8. PENGELOLAAN KELUHAN PEKERJA
8. PENGELOLAAN KELUHAN PEKERJA

A
9. TRANSPORTASI & AKOMODASI PEKERJA

Transportasi Pekerja
Memastikan ketersediaan & keamanan (+ kenyamanan) transportasi
yang dipergunakan oleh pekerja:
1. Dari Point Of Hire (POH) ke site (lokasi Project) dan sebaliknya
2. Dari Penginapan (Camp) ke kantor / area kerja di site

Akomodasi Pekerja
Memastikan ketersediaan kebutuhan hidup pekerja selama di site:
1. Tempat tinggal (Rumah atau Camp)
2. Kebutuhan Pangan ( Breakfast, Lunch, Dinner, snack, drink)
3. Fasilitas Olahraga
4. Hiburan (Wellfare Program)
5. Perlengkapan Kerja (Seragam, Perlengkapan office, dll)

Anda mungkin juga menyukai