Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

(PKL)

Di PT. PJB UP. Paiton - Probolinggo

NORMA LINGKUNGAN KERJA DAN BAHAN BERBAHAYA


Pelatihan Calon Ahli K3 Umum

Kelompok : 4
Ketua : Muslim

Anggota Kelompok :
1. Muslim (UBJOM Paiton)
2. Aryanto sulistyono (UP Cirata)
3. Endar Noviantono P (UBJOM Rembang)
4. M Zainulloh R (UP Paiton)
5. Mahfud Effendi (Nusantara Traisser)

Penyelenggara :
PT. NUSANTARA TRAISSER
Probolinggo, 29 Januari 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga tim penyusun dapat
menyelesaikan pembuatan laporan praktek kerja lapangan di PT. PJB UP. Paiton,
yang membahas terkait Observasi K3 di ”Lingkungan Kerja, bahan kimia
berbahaya (BKB)” di Perusahaan tersebut. Laporan ini disusun sebagai
persyaratan kelulusan pelatihan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3)
umum.
Tim penyusun juga menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktek
kerja lapangan ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik
berupa pengarahan maupun masukan dalam proses penyusunan laporanini. Oleh
karena itu tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pihak Departemen Tenaga Kerja RI.
2. Pihak Nusantara Traisser panitia pelatihan Ahli K3 umum.
3. Management PT. PJB UP. Paiton
4. Para peserta pelatihan Ahli K3 Umum.

Tim penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini, sehingga tim penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Tim penyusun berharap semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Probolinggo, 29 januari 2020

Tim Penyusun
Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)........................................i


KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.........................................................................................4
1.2. Maksud dan Tujuan.................................................................................5
1.3. Ruang Lingkup........................................................................................5
1.4. Dasar Hukum...........................................................................................5
1.4.1 Lingkungan Kerja....................................................................................5
1.4.2. Bahan Berbahaya.....................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................7
2.1. Gambaran Umum Perusahaan.................................................................7
2.1.1. Sejarah Singkat PT PJB UP Paiton Unit 1 & 2.......................................7
2.2. Visi dan Misi PT PJB Paiton...................................................................8
2.3. Tujuan......................................................................................................9
2.4. Temuan Hasil Observasi..........................................................................9
BAB III..................................................................................................................11
3.1. Analisa Temuan Positif.........................................................................11
3.2. Analisa Temuan Negatif........................................................................14
BAB IV..................................................................................................................20
4.1. Kesimpulan............................................................................................20
4.2. Saran......................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keselamatan kesehatan kerja atau (K3) sudah banyak diterapkan hampir
diseluruh perusahaan. Peraturan pemerintah, dan manajemen kualitas dari setiap
perusahaan atau tempat kerja mulai menanamkan program ini. sebenarnya K3
memang penting untuk diterapkan apalagi jika pihak perusahaan melihat lebih
jauh mengenai keuntungan jangka panjang. K3 merupakan hak bagi setiap pekerja
sebagai benteng pertahanan bagi diri mereka selama melaksanakan tugas dan
kewajiban ketika sedang melakukan pekerjaan, K3 juga bentuk pertanggung
jawaban perusahaan kepada para pekerja sebagai jaminan yang diberikan oleh
perusahaan. Upaya penegakan K3 baik secara kelembagaan maupun sikap kerja
adalah salah satu cara untuk menciptakan area kerja yang baik sehingga dapat
menjaga tenaga kerja agar selalu sehat, nyaman, selamat, dan sejahtera baik
selama bekerja maupun setelah selesai melakukan pekerjaan sehingga pada
akhirnya tingkat produktifitas pada perusahaan tersebut dapat mencapai level
tertinggi.
Potensi bahaya yang berasal dari lingkungan kerja yang dapat
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja meliputi faktor: Fisika. Kimia,
Biologi, Psikologi, Fisiologi.Berdasarkan pasal 2, pasal3, pasal 5 pasal 8 pasal 9
pasal 11, pasal 12 dan pasal 14 UU No 1 Tahun 1970 mengenai syarat syarat
keselamatan kerja termasuk pengawasan terhadap lingkungan kerja dan kesehatan
kerja beserta peraturan pelaksanaannya. Pada kondisi riil, perusahaan masih
banyak belum memahami sumber sumber bahaya di tempat kerja yang terkait
dengan peraturan perundangan yang sesuai dengan pasal pasal diatas. Sehingga
masih banyak pelanggaran dan perlu pembinaan yang lebih intensif agar terhindar
dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Disisi lain jumlah tenaga pengawas
ketenagakerjaan dan pengawas spesialis kesehatan dan lingkungan kerja masih
sangat minim dibandingkan dengan jumlah perusahaan yang hampir mencapai
170.000 perusahaan.

4
Salah satu rangkaian pada pemeriksaan aspek K3 adalah mengenai
Lingkungan dan Barang Berbahaya. Pemeriksaan ke lapangan yang berfokus pada
K3 Lingkungan dan Barang Berbahaya perlu dilakukan karena berkaitan erat
dengan tingkat kepedulian sebuah perusahaan terhadap kesehatan lingkungan area
kerja
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilaksanakan PKL ini adalah:
a. Sebagai salah satu syarat menjadi Ahli K3 umum
b. Melakukan identifikasi potensi risiko dan bahaya pada ruang lingkup
lingkungan kerja dan bahan kimia berbahaya (BKB)
c. Mengetahui kondisi sesungguhnya yang terdapat di sebuah tempat kerja;
d. Memberikan rekomendasi kepada perusahaan yang diobservasi sebagai bahan
pengambilan keputusan terhadap pelaksanaan program K3 dan Lingkungan.
e. Memastikan Sasaran Perusahaan dalam Mencapai tenaga kerja yang sehat dan
produktif serta lingkungan kerja yang aman.

1.3. Ruang Lingkup


Praktek Kerja Lapangan (PKL) memiliki ruang lingkup yaitu peninjauan
atau observasi program K3 di PT PJB UP Paiton khususnya lingkungan kerja dan
bahan kimia berbahaya (BKB) terkait pengolahan limbah bahan kimia berbahaya
(BKB) pada tanggal 29 januari 2020

1.4. Dasar Hukum


1.4.1 Lingkungan Kerja
a. UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
b. Kepmenaker No.187/Men/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya
(BKB) di tempat kerja
c. Permenaker No 5/2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
Kerja.
d. Instruksi menteri tenaga kerja No.2/M/BW/BK/1984 tentang pengesahan alat
pelindung diri
e. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.01/Men/1997 tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Kimia dll, udara lingkungan kerja.

5
f. Permen 08/Men/VII Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri
g. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigasi No. 01 Tahun 2012
tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat- syarat Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Ruang Terbatas
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 09 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Pada Ketinggian

1.4.2. Bahan Berbahaya


a. UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
b. Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 Tentang : Pengendalian bahan kimia
berbahaya (BKB) Di Tempat Kerja.
c. PP no 74 tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun
d. Permenakertrans No.13/Men/X/2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika Dan Faktor Kimia DI Tempat Kerja.
e. SE 140/MEN/PPK-KK/II/2004 Tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat Syarat
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Diindustri Kimia Dengan Potensi Bahaya
Besar.
f. Keputusan Menteri Kesehatan no.1405/MEN/SK/XI/2002 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran & Industri
g. PP No. 18 tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
h. PP No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah, Bahan Berbahaya dan
Bahan Beracun.
i. Peraturan Menteri Perindustrian No. 23 tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perindustrian No. 87/M-IND/PER/9/2009 tentang Sistem
Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia.

6
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan


PT PJB UP PAITON UNIT 1 & 2 merupakan salah satu perusahaan
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Indonesia yang berlokasi di Paiton,
Probolinggo, Jawa Timur. Pembangkit listrik ini memasok energi listrik ke- PLN
sebesar 2 x 400 MW, dan berperan penting dalam proses supply energi listrik
dijaringan sistem interkoneksi Jawa-Bali.
a. Nama Perusahaan : PT. PJB UP. Paiton
b. Lokasi : Jln. Raya Surabaya- Situbondo km 142 Paiton
c. Jumlah Karyawan : 274 Karyawan
d. Sistem Kerja : 8 Jam Sehari, 5 Hari Seminggu

2.1.1. Sejarah Singkat PT PJB UP Paiton Unit 1 & 2


Unit Pembangkitan Paiton terbentuk berdasarkan surat keputusan direksi
PLN No.030K/023/DIR/1993 pada tanggal 15 maret 1992. PLTU Unit
Pembangkit Paiton merupakan unit kerja yang dikelola oleh PT PLN (Persero)
Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Timur dan Bali Sektor Paiton. Restrukturasi
di PT PLN pada tahun 1995 mengubah PT PLN menjadi PT PLN Pembangkitan
Tenaga Listrik Jawa-Bali II Unit Pembangkitan Paiton. Organisasi Unit
Pembangkitan Paiton sejak tanggal 3 Juni 1999 mengalami perubahan mengikuti
perkembangan organisasi di PT PLN PJB II. Perubahan yang mendasar dari unit
pembangkitan adalah dipisahkan fungsi operasi dan fungsi pemeliharaan sehingga
unit pembangkitan menjadi organisasi yang Lean and Clean dan hanya
mengoperasikan pembangkitan untuk menghasilkan GWh..

7
Gambar 2.1. Logo PT PJB Unit Pembangkitan Paiton

8
PT PJB Unit Pembangkitan Paiton diawali dengan pembangunan dua unit
(unit 1 dan unit 2). Dalam rangka pelaksanaan pembangunan unit pembangkitan
tersebut, pemerintah menetapkan dalam surat keputusan presiden nomor 35 tahun
1957 untuk melaksanakan pengawasan dan koordinasi pembangunan PLTU Unit
Pembangkitan Paiton. PLTU Paiton telah didesain untuk menggunakan batubara
sebagai bahan bakar utama. Total kepasitas unit 1 dan unit 2 sebesar 2 x 400 MW
yang telah beroperasi sejak tahun 1993/1994 untuk tahap 1.

Gambar 2.2. Lokasi PLTU Paiton Unit 1&2

2.2. Visi dan Misi PT PJB Paiton


Visi Perusahaan
“Menjadi Perusahaan Terpercaya dalam Bisnis Pembangkitan Terintegrasi
dengan Standar Kelas Dunia”.
1. Terpercaya: dipercaya oleh pemegang saham, mitra, dan oleh karyawan
PJB raya untuk mendukung jangkauan pasar secara luas.
2. Bisnis: Menambah fokus dalam pengembangan bisnis tanpa
meninggalkan operasional excellence.
3. Pembangkitan terintegrasi: bergerak dalam bisnis pembangkitan tenaga
listrik yang terintegrasi (integrated power company) secara horizontal end-
to-end pembangkit & vertical energy premier pembangkit transmisi.
Pengembangan perusahaan akan berfokus & didasari di pembangkitan
sebagai bidang yang dikuasai PJB. Selain bisnis, integrasi juga akan berasa
pada resource PJB untuk seluruh APPA.

9
4. Standar Kelas Dunia: kompetisi utama (core competency) PJB yang
pencapaiannya jelas & terukur dan untuk dapat bersaing di tingkat global dan
regional.
Misi Perusahaan
1. Menjadikan PT. PJB sebagai perusahaan publik yang maju dan dinamis
dalam bidang pembangkitan tenaga listrik.
2. Memberikan hasil yang terbaik pada pemegang saham, pelanggan,
pemasok, pemerintah, dan masyarakat serta lingkungannya.
3. Memenuhi tuntutan pasar.

2.3. Tujuan
Tujuan PT PJB UP PAITON adalah menyelenggarakan usaha
ketenagalistrikan dengan mengoperasikan dan memelihara unit-unit pembangkit
secara handal dan efisien sebagaimana moto “ALWAYS THE BEST” Untuk
mencapai tujuan tersebut UP Paiton membangun budaya organisasi mencakup
perilaku praktis, strategi dan budaya kerja serta tata nilai yang telah ditetapkan
dan dikembangkan oleh PT. PJB Kantor Pusat, yaitu: (Profil, Desember 13, 2018)
1. Integritas
2. Keunggulan
3. Kerja sama
4. Pelayanan
5. Sadar lingkungan

2.4. Temuan Hasil Observasi


a. Temuan Positif
1) Tersedianya eye wash dan shower sebagai sarana pembersihan badan dari
kontaminasi bahan kimia setelah pekerjaan selesai
2) Adanya denah lokasi penyimpana barang kimia berbahaya pada laboratorium
3) Sudah adanya standart SDS yang tertuang dalam buku yang di simpan dalam
laboratorium
4) Adanya keterangan SDS pada bukti pengiriman bahan kimia dan tertuang
dalam kontrak

10
5) Adanya hasil pengukuran yang di laksanakan satu tahun sekali oleh PJK3

b. Temuan Negatif
1) Wadah limbah hasil proses analisis kimia tim laboratorium UP Paiton tidak
diberikan label dan tidak di isolasi.
2) Beberapa tempat sampah di lapangan kurang sesuai jumlahnya, bahkan di
kantor laboratorium tidak terdapat tempat sampah organik dan limbah bahan
kimia berbahaya (BKB).
3) Wadah batu bara terbuat dari plastik dan penyusunan kurang rapi pada rak
gudang.
4) bahan kimia berbahaya (BKB) untuk keperluan penelitian di laboratorium
tidak tertata dengan rapi dan tidak mudah untuk di dilihat karena letaknya
dibawah / di dalam laci.
5) Adanya keterangan penyimpanan oli sementara pada area pembangkit.

11
BAB III

3.1 Analisa temuan positif

Saran
No Lokasi Temuan Foto Temuan Peraturan Perundangan
Pengendalian
1 Laboratoriu Tersedianya Dipertahankan Permenaker No. 05 2018
m alat bilas tubuh Penyediaan fasilitas kebersihan
dan mata dan sarana hygine di tempat
apabila badan kerja yang bersih dan sehat.
terkontaminasi
bahan kimia Pelaksanaan syarat-syarat K3
berbahaya Lingkungan kerja sebagaimana
(BKB) dan dimaksud dalam pasal 3
beracun bertujuan untuk mewujudkan
lingkungan kerja yang aman,
sehat dan nyaman dalam rangka
mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja

12
2 Laboratoriu Tersedianya dipertahankan UU no 1 tahu 1970 tentang
m gambaran titik keselamatan kerja
lokasi bahan Pasal 14 (b) kewajiban pengurus
kimia memasang dalam tempat kerja
berbahaya yang di pimpinnya, semua
(BKB) yang gambar keselamatan kerja yang
disimpan pada diwajibkan dan semua bahan
laboratorium pembinaan lainnya, pada tempat
yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan
kerja

3 Laboratoriu Standart SDS / Kepmen no 187/MEN/1999


m LDKB yang Di pertahankan tentang pengendalian bahan
disimpam oleh kimia berbahaya (BKB) pada
laboratorium pasal 3 (a) :
Pengendalian bahan kimia
berbahaya (BKB) sebagaimana
dimaksud meliputi :
Penyediaan lembar data
keselamatan bahan (LDKB) dan
label

13
4 Gudang Lembar SDS / Kepmen no 187/MEN/1999
LDKByang Di pertahankan tentang pengendalian bahan
ada pada kimia berbahaya (BKB) pada
pengiriman pasal 3 (a) :
bahan kimia Pengendalian bahan kimia
dan tertuang berbahaya (BKB) sebagaimana
dalam kontrak dimaksud meliputi :
a. Penyediaan lembar data
keselamatan bahan
(LDKB) dan label

5 Laboratoriu Adanya Permenaker 5 Tahun 2018


m pengukuran Di pertahankan tentang Keselamatan dan
yang Kesehatan Kerja Lingkungan
dilaksanakan kerja dalam Pasal 5 ayat (1)
oleh PJK3 tentang pelaksanaan syarat –
dilaksanakan syarat K3 Lingkungan kerja
satu tahun sebagaimana dimaksud dalam
sekali pasal 4 dilakukan melalui
kegiatan :
a.) Pengukuran dan
pengendalian lingkungan
kerja, dan
b.) Penerapan hygiene dan
sanitasi

14
6 Laboratoriu Adanya Di pertahankan Kepmen no 187/MEN/1999
m laporan bahan tentang pengendalian bahan
kimia yang kimia berbahaya (BKB) pada
masuk dan pasal 17 ayat (1) butir (c) yaitu
digunakan melaporkan setiap perubahan
nama bahan kimia dan kuantitas
bahan kimia proses dan
modifikasi instalasi yang
digunakan

7 IPAL Sudah adanya Di pertahankan PP no 101 tahun 2014 tentang


fasiltas IPAL pengelolaan limbah bahan
berbahaya dan beracun Pasal 3
ayat (1) yaitu Setiap orang yang
menghasilkan limbah B3 wajib
melakukan pengelolaan Limbah
B3 yang dihasilkannya.

15
8 Laboratoriu Pada botol dan Di pertahankan Kepmen no 187/MEN/1999
m gelas ukur tentang pengendalian bahan
sudah ada kimia berbahaya (BKB) pada
label bahan pasal (3) butir (a) yaitu
kimia penyediaan Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKB) dan
Label, untuk tata cara pelabelan
diatur dalam pasal 5.

9 Laboratoriu Lab sudah Di pertahankan PP no 101 tahun 2014 tentang


m tersertifikasi pengelolaan limbah bahan
ISO berbahaya dan beracun pasal 6
17025:2008 ayat (1) yaitu Dalam melakukan
(namun masih uji karakteristik sebagaimana
masa dimaksud dalam pasal 5, Menteri
perpanjangan) menggunakan laboratorium yang
terakreditasi untuk masing-
masing uji.

16
10 Laboratoriu Sudah ada Di pertahankan Kepmen no 187/MEN/1999
m personil AK3 tentang pengendalian bahan
Kimia (namun kimia berbahaya (BKB) pada
masih masa BAB V yaitu Penunjukan
perpanjangan) petugas K3 dan Ahli K3 Kimia

3.2. Analisis Temuan Negatif


Analisis
Saran
No Lokasi Temuan Foto Temuan Potensi Peraturan Perundangan
Pengendalian
Bahaya

17
1 Laborat- Wadah bahan kimia Diberikan PERMENAKER No. 05
oium limbah hasil berbahaya wadah yang Tahun 2018 Tentang
proses (BKB) dan sesuai dengan Keselamatan dan Kesehatan
analisis kimia beracun dilengkapi Kerja Lingkungan Kerja
tim berpotensi tutup Pasal 44 ayat (1) Alat kerja,
laboratorium tumpah jika pengaman perkakas, dan bahan harus
UP Paiton tertabrak oleh serta ditata dan disimpan secara
tidak petugas mengisolasi rapi dan tertib untuk
diberikan laboratorium wadah tersebut menjamin kelancaran
label dan agar potensi pekerjaan dan tidak
tidak di tertabrak tidak menimbulkan bahaya
isolasi terjadi kecelakaan

18
2 Depan Beberapa Dengan Dilakukan PERMENAKER No. 05
Gedung tempat kurangnya penambahan Tahun 2018 Tentang
Laborat- sampah di jumlah tempat tempat sampah Keselamatan dan Kesehatan
orium lapangan sampah limbah bahan Kerja Lingkungan Kerja
dan kurang sesuai berpotensi kimia Pasal 37 Ayat (2), Tempat
Seberang jumlahnya, sumber daya berbahaya sampah sebagaimana
Jalan bahkan di manusia yang (BKB) di area dimaksud pada ayat (1)
Parkir kantor bekerja di area yang paling sedikit harus :
Sepeda laboratorium tersebut akan berpotensi a.) Terpisah dan diberikan
Motor tidak terdapat mencampur menghasilkan label untuk sampah organik,
tempat adukkan antara sampah bahan non organik, dan bahan
sampah sampah bahan kimia beerbahaya sesuai dengan
organik dan kimia berbahaya ketentuan peraturan
limbah bahan berbahaya (BKB), perundang –undangan
kimia (BKB), begitupun b.)Di lengkapi dengan
berbahaya organik dan dengan tempat penutup dan terbuat dari
(BKB) anorganik. sampah bahan kedap air ; dan
organik dan c.)Tidak menjadi sarang
anorganik. lalat atau binatang serangga
yang lain

19
3 Gudang Wadah batu Berpotensi Batu bara - KEPMEN 187 Tahun
Milik bara terbuat jatuh dan merupakan 1999 Tentang Pengendalian
Bahan dari plastik mengakibatkan bahan bahan kimia berbahaya
berbahaya dan
Bakar dan bahan (BKB) Di Tempat Kerja
beracun
penyusunan berbahaya dan sehingga Pasal (2) Pengusaha atau
kurang rapi beracun akan penanganan pengurus yang
pada rak berserakan. penempatanny menggunakan, menyimpan,
gudang a harus memakai, produksi dan
dilakukan mengangkut bahan kimia
dengan tepat berbahaya (BKB) di tempat
dengan di
kerja wajib mengendalikan
letakkan pada
box yang bahan kimia berbahaya
terbuat dari (BKB) untuk mencegah
bahan yang terjadinya kecelakaan kerja
kokoh dan dan penyakit akibat kerja.
tertutup rapat
serta ditata rapi

4 Laborat- bahan kimia Bahan kimia Menempatkan PERMENAKER No. 05


orium berbahaya yang tersimpan bahan kimia di Tahun 2018
(BKB) untuk di rak bawah ruang terpisah Pasal 21 Ayat (2) butir d
keperluan meja analisa dan dilakukan yaitu mengisolasi atau
penelitian di dapat penyimpanan membatasi pajanan sumber
laboratorium berpotensi pada tempat potensi bahaya kimia.
tidak tertata bocor dan yang dapat
dengan rapi menyebabkan dilihat dengan Pasal 44 Ayat (1) Alat
dan tidak petugas mudah kerja, perkakas, dan bahan
mudah untuk terpapar. harus ditata dan disimpan
di dilihat secara rapi dan tertib untuk

20
karena menjamin kelancaran
letaknya pekerjaan dan tidak
dibawah / di menimbulkan bahaya
dalam laci. kecelakaan

5 Turbin Pencemaran apabila drum PP no 101 tahun 2014


Adanya
lantai lingkungan sudah di tentang pengelolaan limbah
keterangan
dasar penuhi dengan bahan berbahaya dan
penyimpanan
limbah oli beracun pasal 15 ayat 1
oli sementara
harus segera menjelaskan fasilitas
pada area
dibawa menuju penyimpanan limbah bahan
pembangkit
gudang limbah kimia berbahaya (BKB)
bahan kimia sebagai mana di maksud
berbahaya dalam pasal 13 huruf b
(BKB) (2 hari) dapat berupa :
serta dilakukan a. Bangunan
pelabelan b. Tangki dan atau
identitas container
limbah bahan c. Silo
kimia d. Tempat tumpukan

21
berbahaya limbah
(BKB) e. Bentuk lainnya
sesuai dengan
perkembangan dan
teknologi
Pasal 19 ayat 3 bahwa label
limbah bahan kimia
berbahaya (BKB) paling
sedikit memuat mengenai :
a. Nama limbah B 3
b. Identitas penghasil
limbah bahan kimia
berbahaya (BKB)
c. Tanggal di
hasilkannya limbah
bahan kimia
berbahaya (BKB)
d. Tanggal
pengemasan limbah
bahan kimia
berbahaya (BKB)

22
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari peninjauan/observasi yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Hygine sanitasi dan keselamatan kerja merupakan hal yang sangat penting
dalam proses produksi dan pekerjaan penunjang lainnya.
2. Kelengkapan dokumen dapat menunjang kelancaran dan keselamatan kerja
bagi karyawan dan pihak terkait lainnya.
3. Pengelolaan limbah bahan kimia berbahaya (BKB) yang baik, mempunyai
beberapa manafaat yaitu mendukung lingkungan aman dan bersih dan dapat
digunakan hal lain yang bermanfaat.
4. Tersediaanya alat keselamatan kerja (body shower) di ruangan laboratorium,
merupakan langkah yang tepat sebagai pertolongan awal bila terjadi
kontaminasi pada pekerja.
5. Adanya pelayanan kesehatan di lingkungan kerja sangat membantu karyawan
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
6. Lingkungan yang sehat, pengelolaan limbah yang benar dan adanya pelayanan
kesehatan yang baik dapat meningkatkan produktivitas perusahaan

4.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari observasi yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Perlunya peningkatan kesadaran dan kewasapadaan dalam setiap melaksanaan
pekerjaan.
2. Perlunya sosialisasi hasil pengukuran lingkungan kerja kepada seluruh
karyawan PT. PJB UP PAITON.
3. Dalam melaksanaan segala aktivitas keselamatan dan kesehatan kerja di
perusahaan harus berpedoman pada perundangan yang berlaku.

23

Anda mungkin juga menyukai