(PKL)
Kelompok : 4
Ketua : Muslim
Anggota Kelompok :
1. Muslim (UBJOM Paiton)
2. Aryanto sulistyono (UP Cirata)
3. Endar Noviantono P (UBJOM Rembang)
4. M Zainulloh R (UP Paiton)
5. Mahfud Effendi (Nusantara Traisser)
Penyelenggara :
PT. NUSANTARA TRAISSER
Probolinggo, 29 Januari 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga tim penyusun dapat
menyelesaikan pembuatan laporan praktek kerja lapangan di PT. PJB UP. Paiton,
yang membahas terkait Observasi K3 di ”Lingkungan Kerja, bahan kimia
berbahaya (BKB)” di Perusahaan tersebut. Laporan ini disusun sebagai
persyaratan kelulusan pelatihan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3)
umum.
Tim penyusun juga menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktek
kerja lapangan ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik
berupa pengarahan maupun masukan dalam proses penyusunan laporanini. Oleh
karena itu tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pihak Departemen Tenaga Kerja RI.
2. Pihak Nusantara Traisser panitia pelatihan Ahli K3 umum.
3. Management PT. PJB UP. Paiton
4. Para peserta pelatihan Ahli K3 Umum.
Tim Penyusun
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
Salah satu rangkaian pada pemeriksaan aspek K3 adalah mengenai
Lingkungan dan Barang Berbahaya. Pemeriksaan ke lapangan yang berfokus pada
K3 Lingkungan dan Barang Berbahaya perlu dilakukan karena berkaitan erat
dengan tingkat kepedulian sebuah perusahaan terhadap kesehatan lingkungan area
kerja
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilaksanakan PKL ini adalah:
a. Sebagai salah satu syarat menjadi Ahli K3 umum
b. Melakukan identifikasi potensi risiko dan bahaya pada ruang lingkup
lingkungan kerja dan bahan kimia berbahaya (BKB)
c. Mengetahui kondisi sesungguhnya yang terdapat di sebuah tempat kerja;
d. Memberikan rekomendasi kepada perusahaan yang diobservasi sebagai bahan
pengambilan keputusan terhadap pelaksanaan program K3 dan Lingkungan.
e. Memastikan Sasaran Perusahaan dalam Mencapai tenaga kerja yang sehat dan
produktif serta lingkungan kerja yang aman.
5
f. Permen 08/Men/VII Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri
g. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigasi No. 01 Tahun 2012
tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat- syarat Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Ruang Terbatas
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 09 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Pada Ketinggian
6
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
7
Gambar 2.1. Logo PT PJB Unit Pembangkitan Paiton
8
PT PJB Unit Pembangkitan Paiton diawali dengan pembangunan dua unit
(unit 1 dan unit 2). Dalam rangka pelaksanaan pembangunan unit pembangkitan
tersebut, pemerintah menetapkan dalam surat keputusan presiden nomor 35 tahun
1957 untuk melaksanakan pengawasan dan koordinasi pembangunan PLTU Unit
Pembangkitan Paiton. PLTU Paiton telah didesain untuk menggunakan batubara
sebagai bahan bakar utama. Total kepasitas unit 1 dan unit 2 sebesar 2 x 400 MW
yang telah beroperasi sejak tahun 1993/1994 untuk tahap 1.
9
4. Standar Kelas Dunia: kompetisi utama (core competency) PJB yang
pencapaiannya jelas & terukur dan untuk dapat bersaing di tingkat global dan
regional.
Misi Perusahaan
1. Menjadikan PT. PJB sebagai perusahaan publik yang maju dan dinamis
dalam bidang pembangkitan tenaga listrik.
2. Memberikan hasil yang terbaik pada pemegang saham, pelanggan,
pemasok, pemerintah, dan masyarakat serta lingkungannya.
3. Memenuhi tuntutan pasar.
2.3. Tujuan
Tujuan PT PJB UP PAITON adalah menyelenggarakan usaha
ketenagalistrikan dengan mengoperasikan dan memelihara unit-unit pembangkit
secara handal dan efisien sebagaimana moto “ALWAYS THE BEST” Untuk
mencapai tujuan tersebut UP Paiton membangun budaya organisasi mencakup
perilaku praktis, strategi dan budaya kerja serta tata nilai yang telah ditetapkan
dan dikembangkan oleh PT. PJB Kantor Pusat, yaitu: (Profil, Desember 13, 2018)
1. Integritas
2. Keunggulan
3. Kerja sama
4. Pelayanan
5. Sadar lingkungan
10
5) Adanya hasil pengukuran yang di laksanakan satu tahun sekali oleh PJK3
b. Temuan Negatif
1) Wadah limbah hasil proses analisis kimia tim laboratorium UP Paiton tidak
diberikan label dan tidak di isolasi.
2) Beberapa tempat sampah di lapangan kurang sesuai jumlahnya, bahkan di
kantor laboratorium tidak terdapat tempat sampah organik dan limbah bahan
kimia berbahaya (BKB).
3) Wadah batu bara terbuat dari plastik dan penyusunan kurang rapi pada rak
gudang.
4) bahan kimia berbahaya (BKB) untuk keperluan penelitian di laboratorium
tidak tertata dengan rapi dan tidak mudah untuk di dilihat karena letaknya
dibawah / di dalam laci.
5) Adanya keterangan penyimpanan oli sementara pada area pembangkit.
11
BAB III
Saran
No Lokasi Temuan Foto Temuan Peraturan Perundangan
Pengendalian
1 Laboratoriu Tersedianya Dipertahankan Permenaker No. 05 2018
m alat bilas tubuh Penyediaan fasilitas kebersihan
dan mata dan sarana hygine di tempat
apabila badan kerja yang bersih dan sehat.
terkontaminasi
bahan kimia Pelaksanaan syarat-syarat K3
berbahaya Lingkungan kerja sebagaimana
(BKB) dan dimaksud dalam pasal 3
beracun bertujuan untuk mewujudkan
lingkungan kerja yang aman,
sehat dan nyaman dalam rangka
mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja
12
2 Laboratoriu Tersedianya dipertahankan UU no 1 tahu 1970 tentang
m gambaran titik keselamatan kerja
lokasi bahan Pasal 14 (b) kewajiban pengurus
kimia memasang dalam tempat kerja
berbahaya yang di pimpinnya, semua
(BKB) yang gambar keselamatan kerja yang
disimpan pada diwajibkan dan semua bahan
laboratorium pembinaan lainnya, pada tempat
yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan
kerja
13
4 Gudang Lembar SDS / Kepmen no 187/MEN/1999
LDKByang Di pertahankan tentang pengendalian bahan
ada pada kimia berbahaya (BKB) pada
pengiriman pasal 3 (a) :
bahan kimia Pengendalian bahan kimia
dan tertuang berbahaya (BKB) sebagaimana
dalam kontrak dimaksud meliputi :
a. Penyediaan lembar data
keselamatan bahan
(LDKB) dan label
14
6 Laboratoriu Adanya Di pertahankan Kepmen no 187/MEN/1999
m laporan bahan tentang pengendalian bahan
kimia yang kimia berbahaya (BKB) pada
masuk dan pasal 17 ayat (1) butir (c) yaitu
digunakan melaporkan setiap perubahan
nama bahan kimia dan kuantitas
bahan kimia proses dan
modifikasi instalasi yang
digunakan
15
8 Laboratoriu Pada botol dan Di pertahankan Kepmen no 187/MEN/1999
m gelas ukur tentang pengendalian bahan
sudah ada kimia berbahaya (BKB) pada
label bahan pasal (3) butir (a) yaitu
kimia penyediaan Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKB) dan
Label, untuk tata cara pelabelan
diatur dalam pasal 5.
16
10 Laboratoriu Sudah ada Di pertahankan Kepmen no 187/MEN/1999
m personil AK3 tentang pengendalian bahan
Kimia (namun kimia berbahaya (BKB) pada
masih masa BAB V yaitu Penunjukan
perpanjangan) petugas K3 dan Ahli K3 Kimia
17
1 Laborat- Wadah bahan kimia Diberikan PERMENAKER No. 05
oium limbah hasil berbahaya wadah yang Tahun 2018 Tentang
proses (BKB) dan sesuai dengan Keselamatan dan Kesehatan
analisis kimia beracun dilengkapi Kerja Lingkungan Kerja
tim berpotensi tutup Pasal 44 ayat (1) Alat kerja,
laboratorium tumpah jika pengaman perkakas, dan bahan harus
UP Paiton tertabrak oleh serta ditata dan disimpan secara
tidak petugas mengisolasi rapi dan tertib untuk
diberikan laboratorium wadah tersebut menjamin kelancaran
label dan agar potensi pekerjaan dan tidak
tidak di tertabrak tidak menimbulkan bahaya
isolasi terjadi kecelakaan
18
2 Depan Beberapa Dengan Dilakukan PERMENAKER No. 05
Gedung tempat kurangnya penambahan Tahun 2018 Tentang
Laborat- sampah di jumlah tempat tempat sampah Keselamatan dan Kesehatan
orium lapangan sampah limbah bahan Kerja Lingkungan Kerja
dan kurang sesuai berpotensi kimia Pasal 37 Ayat (2), Tempat
Seberang jumlahnya, sumber daya berbahaya sampah sebagaimana
Jalan bahkan di manusia yang (BKB) di area dimaksud pada ayat (1)
Parkir kantor bekerja di area yang paling sedikit harus :
Sepeda laboratorium tersebut akan berpotensi a.) Terpisah dan diberikan
Motor tidak terdapat mencampur menghasilkan label untuk sampah organik,
tempat adukkan antara sampah bahan non organik, dan bahan
sampah sampah bahan kimia beerbahaya sesuai dengan
organik dan kimia berbahaya ketentuan peraturan
limbah bahan berbahaya (BKB), perundang –undangan
kimia (BKB), begitupun b.)Di lengkapi dengan
berbahaya organik dan dengan tempat penutup dan terbuat dari
(BKB) anorganik. sampah bahan kedap air ; dan
organik dan c.)Tidak menjadi sarang
anorganik. lalat atau binatang serangga
yang lain
19
3 Gudang Wadah batu Berpotensi Batu bara - KEPMEN 187 Tahun
Milik bara terbuat jatuh dan merupakan 1999 Tentang Pengendalian
Bahan dari plastik mengakibatkan bahan bahan kimia berbahaya
berbahaya dan
Bakar dan bahan (BKB) Di Tempat Kerja
beracun
penyusunan berbahaya dan sehingga Pasal (2) Pengusaha atau
kurang rapi beracun akan penanganan pengurus yang
pada rak berserakan. penempatanny menggunakan, menyimpan,
gudang a harus memakai, produksi dan
dilakukan mengangkut bahan kimia
dengan tepat berbahaya (BKB) di tempat
dengan di
kerja wajib mengendalikan
letakkan pada
box yang bahan kimia berbahaya
terbuat dari (BKB) untuk mencegah
bahan yang terjadinya kecelakaan kerja
kokoh dan dan penyakit akibat kerja.
tertutup rapat
serta ditata rapi
20
karena menjamin kelancaran
letaknya pekerjaan dan tidak
dibawah / di menimbulkan bahaya
dalam laci. kecelakaan
21
berbahaya limbah
(BKB) e. Bentuk lainnya
sesuai dengan
perkembangan dan
teknologi
Pasal 19 ayat 3 bahwa label
limbah bahan kimia
berbahaya (BKB) paling
sedikit memuat mengenai :
a. Nama limbah B 3
b. Identitas penghasil
limbah bahan kimia
berbahaya (BKB)
c. Tanggal di
hasilkannya limbah
bahan kimia
berbahaya (BKB)
d. Tanggal
pengemasan limbah
bahan kimia
berbahaya (BKB)
22
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari peninjauan/observasi yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Hygine sanitasi dan keselamatan kerja merupakan hal yang sangat penting
dalam proses produksi dan pekerjaan penunjang lainnya.
2. Kelengkapan dokumen dapat menunjang kelancaran dan keselamatan kerja
bagi karyawan dan pihak terkait lainnya.
3. Pengelolaan limbah bahan kimia berbahaya (BKB) yang baik, mempunyai
beberapa manafaat yaitu mendukung lingkungan aman dan bersih dan dapat
digunakan hal lain yang bermanfaat.
4. Tersediaanya alat keselamatan kerja (body shower) di ruangan laboratorium,
merupakan langkah yang tepat sebagai pertolongan awal bila terjadi
kontaminasi pada pekerja.
5. Adanya pelayanan kesehatan di lingkungan kerja sangat membantu karyawan
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
6. Lingkungan yang sehat, pengelolaan limbah yang benar dan adanya pelayanan
kesehatan yang baik dapat meningkatkan produktivitas perusahaan
4.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari observasi yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Perlunya peningkatan kesadaran dan kewasapadaan dalam setiap melaksanaan
pekerjaan.
2. Perlunya sosialisasi hasil pengukuran lingkungan kerja kepada seluruh
karyawan PT. PJB UP PAITON.
3. Dalam melaksanaan segala aktivitas keselamatan dan kesehatan kerja di
perusahaan harus berpedoman pada perundangan yang berlaku.
23