Anda di halaman 1dari 33

KEPALA UNIT PELAYANAN TEKNIS

PENGAWASAN KETENEGA KERJAAN BATAM


DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Dr. SUDIANTO, S.E., M.Si


DAFTAR ISI PEMBELAJARAN
NO DAFTAR ISI SLIDE PPT HALAMAN

1 Sasaran Pelatihan 3

2 Tujuan Pelatihan 4

3 Pokok Bahasan 5

4 I. Latar Belakang & Ruang Lingkup 6-7

5 II. Pengertian dan Penjelasan Wajib Lapor Ketenagakerjaan 8 - 13

6 III. Kewajiban dan Syarat Pelaporan 14- 19

7 IV. Tata Cara Pelaporan 20- 23

8 V. Sanksi 24

9 VI. Form Wajib Lapor Ketenagakerjaan 25 - 30


SASARAN PELATIHAN
• Peserta diharapankan mampu memahami
tentang Wajib LaporKetenagakerjaan serta
tata cara pelaporan dalam jaringan dan draft
perjanjian/kontrak penyerahan sebagian
pekerjaan
• Peserta diharapkan dapat menjelaskan tentang
Undang-Undang No. 7 tahun 1981 dan
Permenaker No 18 th 2017, ruang lingkup wajib
lapor ketenagakerjaan, tata cara pelaporan wajib
lapor ketenagakerjaan dalam jaringan
TUJUAN
Memberikan Pemahaman Mengenai Kewajiban
Wajib Lapor Ketenagakerjaan serta Tata Cara
Pelaporan Dalam Jaringan (online) dan Draft
Perjanjian/ Kontrak Penyerahan sebagian
Pekerjaan
POKOK BAHASAN

I. Latar Belakang Wajib Lapor Ketenagakerjaan


II. Dasar hukum Wajib Lapor Ketenagakerjaan
III. Penjelasan dan penerapan UU No.7 Tahun 1981
IV. Tata cara pelaporan wajib lapor ketenagakerjaan
V. Sanksi tidak menjalankan pelaporan WLK
Rujukan Peraturan Perundangan-
Undangan
1. Undang-undang Nomor 3 tahun 1951 tentang Pernyataan
Berlakunya Undang-undang
2. Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik Indonesia
untuk seluruh Indonesia.
3. Undang-undang Nomor 7 tahun 1981 tentang Wajib Lapor
Ketenagakerjaan
4. ndang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
5. Undang-undang Nomor 21 tahun 2003 tentang Pengesahan
Konvensi ILO nomor 81 tahun 1947 mengenai pengawasan
Ketenagakerjaan di Industri dan perdagangan.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. No. 19
Tahun 2012 Tentang Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian
Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain.
7. Permenaker No 18 tahun 2017 tentang Tata Cara Wajib Lapor
Ketenagakerjaan di Perusahaan Dalam Jaringan.
I. PEMAHAM WAJIB LAPOR KETENGAKERJAAN

Wajib Lapor Ketengakerjaan adalah merupakan


keterangan yang berhubungan dengan antara lain nama
perusahaan, alamat perusahaan, kepengurusan
perusahaan, permodalan perusahaan, proses produksi,
hubungan ketenagakerjaan, syarat kerja, kondisi kerja,
rencana perluasan dan pengurangan kesempatan kerja
serta rencana latihan kejuruan bagi tenaga kerja
• Sumber penjelasan pasal 6 ayat (2) UU 7 Tahun 1981 Tentang Wajib Lapor Ketengakerjaan
RUANG LINGKUP (7 / 81 )

Meliputi perusahaan atau tempat kerja, usaha


sosial, usaha lain yang tidak berbentuk
perusahaan apabila mempunyai pengurus dan
mempekerjakan orang lain sebagaimana

layaknya perusahaan mempekerjakan buruh.


DASAR WAJIB LAPOR KETENGAKERJAAN OLEH
PENGUSAHA ADALAH
1. UU 7 Tahun 1981 Tentang Wajib Lapor pada pasal 6 UU No.7/1981
mengatur bahwa pengusaha atau pengurus wajib melaporkan secara
tertulis kepada menteri atau pejabat yang ditunjuk selambat-lambatnya
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah mendirikan, menjalankan
kembali atau memindahkan perusahaan.
2. PER.14/MEN/IV/2006 Tentang Tata Cara Pelaporan Ketenagakerjaan di
Perusahaan pasal 2 yaitu :,pengusaha wajib membuat laporan
ketenagakerjaan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya baik pada
kantor pusat, cabang maupun pada bagian perusahaan yang berdiri
sendiri

Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional


10
CAKUPAN ISI LAPORAN WLP ADALAH

1. Keadaan perusahaan yang meliputi :


• Nama dan alamat perusahaan
• Jenis usaha, hal ini penting karena dapat menggambarkan kegiatan
apa yang dilakukan pada setiap perusahaan apabila sudah diketahui
jenis usahanya.
• Status pemilikan kantor dan cabang hal ini penting karena kantor
cabang juga mempunyai kewajiban untuk melaporkan keadaan
ketenagakerjaan setiap buruhnya.
• 10
Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional
2. Keadaan ketenagakerjaan yang harus dilaporkan meliputi :
• Jumlah pekerja
• Nama pekerja
• Pengupahannya
• Waktu kerja yang dipergunakan
• Penggunaan alat dan bahan
• Limbah produksi
• Fasilitas perusahaan
• Program jaminan sosial tenaga kerja
Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional
10
SANSI PELANGGARAN WAJIB LAPOR
KETENAGAKERJAN
Pengusaha atau pengurus dapat diancam pidana
kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda
setinggi-tingginya Rp 1.000.000,- (satu juta Rupiah),
apabila tidak memenuhi kewajiban wajib lapor
ketenagakerjaan

Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional


10
II.TATA CARA WAJIB LAPOR KETENAGAKERJAAN

1. Registrasi melalui system daring untuk memperoleh Akun


2. Melaporkan Sesudah mendirikan, menjalankan kembali atau
memindahkan perusahaan melalui pengisian formulir di WLK Online
3. Melaporkan Sebelum memindahkan, menghentikan atau
membubarkan perusahaan melalui pengisian formulir di WLK Online
4. Laporan Berkala dilakukan dengan menggunakan tata cara dimaksud
poin 2.

Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional


10
ALUR PENERBITAN WAJIB LAPOR KETENAGAKERJAAN

Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional


10
III.PERJANJIAN / KONTRAK PENYERAHAN
SEBAGIAN PEKERJAAN

APA YANG DIMAKSUD PERJANJIAN

PERJANJIAN??

KONTRAK PENYERHAN
SEBAGIAN PEKERJAAN
PENGERTIAN
Menurut Pasal 1313 KUHPerdata, Perbuatan dengan mana
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
lain atau lebih. Dari peristiwa ini, timbullah suatu
hubungan hukum antara dua orang atau lebih yang disebut
Perikatan yang di dalamya terdapat hak dan kewajiban masing-
masing pihak

Menurut Pasal 64 Undang- Undang 13 Tahun 2003, menyatakan


Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan
pekerjaan kepada perusahaan lainya melalui perjanjian
pemborongan pekerjaan atau penyedia Jasa pekerja/ buruh yang
dibuat secara tertulis”
SYARAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN PADA
PASAL 64 UU 13 TAHUN 2003

1 Subyektif Perusahaan Penerima Pemborongan

1.Berbentuk badan hukum ( PT / YAYASAN /


KOPERASI ) ;
2.Memiliki tanda daftar perusahaan ;
3.Memiliki izin usaha dan ;
4.Memiliki bukti wajib lapor ketenagakerjaan di
perusahaan
2 Objektif Perusahaan Penerima Pemborongan
1. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama baik manajemen maupun kegiatan
pelaksanaan pekerjaan ;
2. Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi pekerjaan, dimaksudkan
untuk memberi penjelasan tentang cara melaksanakan pekerjaan agar sesuai dengan standar
yang ditetapkan oleh perusahaan pemberi pekerjaan;
3. Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan, artinya kegiatan tersebut
merupakan kegiatan yang mendukung dan memperlancar pelaksanaan kegiatan utama sesuai
dengan alur kegiatan proses pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan oleh asosiasi
sektor usaha yang dibentuk sesuai peraturan perundang- undangan; dan
4. Tidak menghambat proses produksi secara langsung, artinya kegiatan tersebut merupakan
kegiatan tambahan yang apabila tidak dilakukan oleh perusahaan pemberi pekerjaan, proses
pelaksanaan pekerjaan tetap berjalan sebagaimana mestinya
PERJANJIAN
PEMBORONGAN PEKERJAAN

1. DIBUAT SECARA TERTULIS.


2. MEMUAT HAK DAN KEWAJIBAN MASING-MASING PIHAK
3. MENJAMIN TERPENUHINYA PERLINDUNGAN KERJA DAN
SYARAT-SYARAT KERJA BAGI PEKERJA/BURUH
4. MEMILIKI TENAGA KERJA YG KOMPETEN DI BIDANGNYA
(PASAL 9 PERMENAKER NO.19 TH 2012)
SYARAT PERJANJIAN KERJA
PADA PEMBORONGAN PEKERJAAN

1. PERJANJIAN KERJA DIBUAT SECARA TERTULIS


(PASAL 14 PERMENAKER NO.19 TH 2012)

2. MEMUAT KETENTUAN YG MENJAMIN


TERPENUHINYA HAK-HAK PEKERJA/BURUH
DALAM HUB. KERJA SEBAGAIMANA DIATUR DALAM
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (PASAL 13
PERMENAKER NO.19 TH 2012)

3. JENIS HUBUNGAN KERJA DIDASARKAN PADA


PKWT ATAU PKWTT (PASAL 15 PERMENAKER NO.19
TH 2012)
Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional
10
PENDAFTARAN
PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN

1. PERUSAHAAN PENERIMA PEMBORONGAN PEKERJAAN


WAJIB MENDAFTARKAN PERJANJIAN PEMBORONGAN
PEKERJAAN YG TELAH DI TANDATANGANI KEDUA BELAH
PIHAK, KPD INSTANSI YG BERTANGGUNG JAWAB DI BID.
KETENAGAKERJAAN KAB/KOTA, PALING LAMBAT 30 HARI
KERJA SEBELUM PEKERJAAN DI LAKSANAKAN

2. INSTANSI YG BERTANGGUNG JAWAB DI BID.


KETENAGAKERJAAN KAB/KOTA MENERBITKAN BUKTI
PENDAFTARAN PALING LAMBAT 5 HARI KERJA SEJAK
BERKAS PERMOHONAN PENDAFTARAN DITERIMA,
APABILA PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN TELAH
MEMENUHI KETENTUAN PSL 9 DAN 10 PERMENAKER
NO.19 TH 2012.
Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional
10
ALUR JASA PEMBORONGAN PEKERJAAN

INPUT PROSES OUPUT


PERUSAHAAN PERUSAHAAN PEMBERI PERUSAHAAN PENERIMA
PEMBERI PEMBORONGAN PEKERJAAN PEMBORONGAN PEKERJAAN
PEMBORONGAN MELAPORKAN JENIS MENERIMA PEKERJAAN
PEKERJAAN PENUNJANG KE PENUNJANG DARI
DISNAKER PERUSAHAAN PEMBERI
PEKERJAAN

MENYERAHKAN
ALUR KERJA KE
ASOSIASI ALIH PERUSAHAAN PEMBERI MEMBUAT PERJANJIAN
DAYA PEMBORONGAN PEKERJAAN TERTULIS ANTARA PEMBERI
MENERIMA BUKTI ELAPOR PEKERJAAN DENGAN
DARI DISNAKER PENERIMA PEKERJAAN

ALUR KERJA
ASOSIASI ALIH
DAYA MENDAFTARAKAN
PERJANJIAN TERTULIS
KEPADA DISNAKER
SETEMPAT

Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional


10
PERUSAHAAN PENYEDIA JASA KERJA/BURUH HARUS MEMENUHI PERSYARATAN
SESUAI PERMEN 19 TAHUN 2012 TENTANGSYARAT-SYARAT PENYERAHAN SEBAGIAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PERUSAHAAN LAIN:

1. Berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang didirikan


berdasarkan peraturan perundang-undangan;
2. Memiliki tanda daftar perusahaan;
3. Memiliki izin usaha;
4. Memiliki bukti wajib lapor ketenagakerjaan di perusahaan;
5. Memiliki izin operasional;
6. Mempunyai kantor dan alamat tetap; dan
7. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama perusahaan

Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional


10
JENIS-JENIS JASA PEKERJA/ BURUH SESUAI PERMEN 19 TAHUN 2012
TENTANGSYARAT-SYARAT PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEPADA PERUSAHAAN LAIN PASAL 17 AYAT 3:

Merupakan Kegiatan Jasa Penunjang Meliputi:


1. usaha pelayanan kebersihan (cleaning service);
2. usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh (catering);
3. usaha tenaga pengaman (security / satuan pengamanan);
4. usaha jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan;
dan
5. usaha penyediaan angkutan bagi pekerja/buruh.
Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional
10
PENCATATAN PERJANJIAN KERJA ANTARA PERUSAHAN
PEMBERI VS PENERIMA JASA PEKERJA/BURUH

(1) Perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh antara perusahaan pemberi pekerjaan


dengan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh harus didaftarkan kepada
instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota
tempat pekerjaan dilaksanakan.
(2) Pendaftaran perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
ditandatangani dengan melampirkan:
a.izin operasional perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang masih berlaku;
dan
b.draft perjanjian kerja antara perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh dengan
pekerja/buruh yang dipekerjakannya.
(3) Pendaftaran perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak dikenakan biaya.
Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional
10
PERJANJIAN KERJA PENYEDIAN JASA PEKERJA / BURU

(1) Setiap perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh wajib membuat perjanjian kerja
secara tertulis dengan pekerja/buruh.
(2) Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dicatatkan kepada
instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota
tempat pekerjaan dilaksanakan.
(3) Dalam hal perjanjian kerja tidak dicatatkan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), maka instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan provinsi
mencabut izin operasional berdasarkan rekomendasi dari instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota.
Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional
10
ALUR JASA PEKERJA/BURUH

INPUT PROSES OUPUT


PERUSAHAAN MENDAFTARKAN PERUSAHAAN JASA
PEMBERI JASA PERJANJIAN KERJASAMA PEKERJA/BURUH
PEKERJA/BURUH KE DISNAKER MENCATATANKAN
PERJANJIAN KERJA DENGAN
PEKERJA KE DISNAKER

MENYERAHKAN
PEKERJAAN JASA PERUSAHAAN JASA MENYERAHKAN BUKTI
PEKERJA/BURUH PEKERJA/BURUH MEMBUAT PENCATATAN PERJANJIAN
PERJANJIAN KERJA DENGAN KE PERUSAHAAN JASA
PEKERJA/BURUH PEMBERI PEKERJA/BURUH

PEMBUATAN
PERJANJIAN
KERJASAMA

Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional


10
TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA

KEMNAKER

Login akses ke sistem OSS untuk


mendapatkan data Perusahaan PJP
di seluruh Indonesia
Perusahaan Sistem OSS
PTSP Provinsi

Login akses ke sistem OSS untuk


mendapatkan data Perusahaan PJP
di wilayah provinsi

NIB Izin Usaha

Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional


10
TATA CARA PENGENAN SANKSI ADMINISTRASI
TAHAP 1 TEGURAN TERTULIS I :

Instansi yang
bertanggungjawab di bidang Instansi yang Perusahaan yang melanggar
ketenagakerjaan Kab/Kota bertanggungjawab di bidang (tidak melakukan pendaftaran
ketenagakerjaan Provinsi perjanjian PJP)
Pengawas Ketenagakerjaan

Teguran tertulis I
Rekomendasi
Teguran tertulis II

Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional


10
TATA CARA PENGENAN SANKSI ADMINISTRASI
TAHAP II PEMBEKUAN KEGIATAN USAHA :

Instansi yang
Perusahaan yang melanggar
bertanggungjawab di
MENAKER Lembaga OSS (tidak melakukan pendaftaran
bidang
perjanjian PJP)
ketenagakerjaan Prov.

Pembekuan Sanksi di-Upload


Rekomendasi Kegiatan Usaha dalam system OSS

Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional


10
SELESAIKAN TUGAS DIBAWA INI

Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional


10
KESIMPULAN
1. Memiliki izin sebagai perusahaan pemborongan pekerjaan yang masih berlaku
2. Mendapatkan merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan, artinya kegiatan tersebut merupakan
kegiatan yang mendukung dan memperlancar pelaksanaan kegiatan utama sesuai dengan alur kegiatan proses
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan oleh asosiasi sektor usaha yang dibentuk sesuai peraturan perundang-undangan
3. Jenis pekerjaan penunjang yang akan diserahkan kepada perusahaan penerima pemborongan harus dilaporkan oleh
perusahaan pemberi pekerjaan kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota tempat
pemborongan pekerjaan dilaksanakan
4. Perusahaan pemberi pekerjaan dilarang menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan penerima
pemborongan apabila belum memiliki bukti pelaporan ke dinas tenaga kerja terkait
5. Perusahaan pemberi pekerjaan harus melaporkan secara tertulis setiap perubahan jenis pekerjaan penunjang yang akan
diserahkan melalui pemborongan pekerjaan, kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota tempat pemborongan pekerjaan dilaksanakan.
6. Perjanjian pemborongan pekerjaan harus didaftarkan oleh perusahaan penerima pemborongan kepada instansi yang
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan kabupaten/kota tempat pemborongan pekerjaan dilaksanakan
7. PKWT wajib dicatatkan oleh pengusaha kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota setempat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak penandatangan sesuai Pasal 13 Kepmenaker No
100/2004 berbunyi: an kepada instansi ketenagakerjaan bersifat wajib. .

Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional


10
Edisi I / APR-2020 /HR / FKNK Nasional
10

Anda mungkin juga menyukai