Anda di halaman 1dari 18

DIGITALISASI BIDANG KETENAGAKERJAAN:

WAJIB LAPOR KETENAGAKERJAAN DI


PERUSAHAAN (WLKP)

Oleh:
KHAIRUL ISMED

Jakarta, 31 Mei 2022


Tujuan Diskusi Untuk Menjawab Beberapa Pertanyaan Berikut:
1. Apa itu Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan dan apa peran pentingnya dalam dunia
ketenagakerjaan?
2. Apakah peraturan yang ada saat ini mengenai Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan sudah cukup
memadai dan berwibawa dalam mensukseskan pelaksanaan WLKP?
3. Bagaimana perkembangan sistem pelaporan WLKP?
4. Bagaimana efektivitas dalam sistem pelaporan dan penggunaan data dalam WLKP?
5. Apa hambatan dan tantangan dalam implementasi WLKP?
Latar Belakang
1. Perkembangan industri dan teknologi sangat pesat  memberikan dampak yang sangat signifikan dalam bidang
ketenagakerjaan.
2. Dampak pandemic COVID-19 di Indonesia sejak awal tahun 2020  memberikan pukulan cukup signifikan bagi
sektor ketenagakerjaan.
3. Masih banyak perusahaan yang belum memenuhi kewajiban dalam WLKP
4. Disinyalir bahwa:
a. Masih banyak pelaporan WLKP hanya dilakukan sebagai formalitas belaka.
b. WLKP dilihat hanya sebagai suatu pemenuhan administratif operasional semata, dengan memberikan data
yang jauh dari kondisi aktual.
c. Penerapan pengawasan yang dilakukan oleh pejabat instansi terkait juga tidak lebih hanya dipandang sebagai
kegiatan operasional atau mungkin sebagai “proyek” perizinan.
d. WLKP diberikan sebagai bagian dari penilaian untuk diberikan perpanjangan suatu izin.
5. Kementerian Ketenagakerjaan mengambil beberapa langkah kebijakan dimana salah satunya adalah digitalisasi
dan inovasi layanan publik ketenagakerjaan  pengembangan layanan ketenagakerjaan dengan sistem digital
adalah Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (WLKP). WLKP online sendiri merupakan satu bagian dari
ekosistem digitalisasi layanan yang tergabung dalam portal Sistem Informasi Ketenagakerjaan (Sisnaker).
6. Perubahan pelaporan WLKP dari manual ke sistem online ini merupakan bagian dari Reformasi Pengawasan
Ketenagakerjaan yang merupakan bagian dari Sembilan Lompatan Kementerian Ketenagakerjaan.
DASAR HUKUM
1. UU No. 3 Tahun 1951 ttg Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948
Nomor 23 Dari Republik Indonesia untuk Seluruh Indonesia;
2. UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja;
3. UU No. 7 Tahun 1981 ttg Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan;
4. UU No. 13 Tahun 2003 ttg Ketenagakerjaan;
5. UU No. 21 Tahun 2003 ttg Pengesahan ILO Convension No. 81 Concerning Labour Inspection in Industry and
Commerce (Konvensi ILO No. 81 mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan Dalam Industri Dan Perdagangan;
6. PP No. 24 Tahun 2018 ttg Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik;
7. Permenakertrans No. PER-09/MEN/2005 ttg Tata Cara Penyampaian Laporan Pelaksanaan Pengawasan
Ketenagakerjaan;
8. Permenaker No. 18 Tahun 2017 ttg Tata Cara Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan dalam Jaringan;
9. Permenaker No. 4 Tahun 2019 ttg Perubahan atas Permenaker No. 18 Tahun 2017 ttg Tata Cara Wajib Lapor
Ketenagakerjaan di Perusahaan dalam Jaringan.
10.SE Menaker No. 1 Tahun 2018 ttg Pelaksanaan Wajib Lapor Ketenagakerjaan dalam Jaringan.
Pengawasan Ketenagakerjaan/Perburuhan: (ps 1 UU 3/1951)
1. Mengawasi berlakunya Undang-undang dan peraturan-peraturan perburuhan pada khususnya
2. Mengumpulkan bahan2 keterangan soal2 hubungan kerja dan keadaan perburuhan dalam arti yang
seluas-luasnya guna membuat UU atau Peraturan2 perburuhan.
3. Menjalankan pekerjaan yg diserahkan kepadanya dgn UU lain2nya

Hak Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan/Perburuhan: (UU 3/1951)


1. Memperoleh keterangan
2. Memasuki tempat2, dimana dijalankan atau biasa dijalankan pekerjaan, atau dpt disangka bhw disitu
dijalankan pekerjaan dan juga segala rumah yg disewakan atau dipergunakan oleh majikan atau
wakilnya utk perumahan atau perawatan buruh. Yg dimaksud dgn pekerjaan ialah pekerjaan yg
dijalankan oleh buruh utk majikan dlm suatu hubungan kerja dengan menerima upah
3. Minta bantuan polisi negara
Kewajiban Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan/Perburuhan: (UU 3/1951)
Merahasiakan segala keterangan ttg rahasia2 di dlm suatu perusahaan yg didapatnya berhubungan dengan
jabatannya
Kewajiban Majikan atau wakilnya: (ps 3 UU 3/1951)

Majikan atau wakilnya, demikian pula semua buruh yg bekerja pada majikan itu, atas
permintaan dan dalam waktu sepantasnya yg ditentukan oleh pegawai2 tersebut dlm
pasal 2 ayat (1) (pengawas), wajib memberi semua keterangan2 yg sejelas2nya, baik dgn
lisan maupun dengan tertulis yg dipandang perlu olehnya guna memperoleh pendapat yg
pasti ttg hubungan kerja dan keadaan perburuhan pada umumnya di dalam perusahaan
itu pada waktu itu atau/dan pada waktu yang telah terlampuai.
 WLKP adalah laporan ketenagakerjaan dari pengusaha atau pengurus perusahaan yang merupakan bahan
informasi resmi bagi Pemerintah dalam menetapkan kebijakan di bidang ketenagakerjaan, berisikan:
a. identitas perusahaan;
b. hubungan ketenagakerjaan;
c. perlindungan tenaga kerja;
d. kesempatan kerja.
e. Keadaan tenaga kerja (permen 18/17)
 Pengusaha atau pengurus wajib melaporkan secara tertulis setiap mendirikan, menghentikan, menjalankan
kembali, memindahkan atau membubarkan perusahaan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
 WLKP dalam praktik pengawasan ketenagakerjaan merupakan sebagai suatu kunci utama terhadap pintu
masuk dalam mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan yang tentunya
mengangkat nilai-nilai Pancasila secara optimal.
 WLKP dicatatkan dalam buku klapper, berguna sebagai buku induk yang di tuliskan menurut abjad
dan berfungsi untuk membantu petugas dalam mencari data di dalam buku induk, bgmn dgn sistem online.
 Jenis Kewajiban Laporan WLKP:
a. Laporan pertama setelah mendirikan, menjalankan kembali atau memindahkan perusahaan (dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari).
b. Laporan berkala setiap tahun.
c. Laporan sebelum memindahkan, menghentikan atau membubarkan perusahaan (selambat-lambatnya 30
(tiga) puluh) hari).
PERKEMBANGAN PELAPORAN KETENAGAKERJAAN
Permenaker
06/1995 UU 13/2003
Tata Cara Ketenagakerjaan Permenaker
UU 7/1981 Pelaporan Psl 179 “Unit KerjaPermenaker trans 04/2019
Ketenaga Wasnaker pd 09/2005 Permenaker
WLKP kerjaan di Prop/Kab/kota Permenaker 18/2017
Perubahan Atas
Tata Cara
Psl 9  buat Perusahaan wajib laporkan trans 14/2006 Tata Cara
Permenaker
tatacara Penyampaian 18/2017 ttg Tata
(langsung/pos) pelaksanaan
pelaporan Laporan Tata Cara Pelaporan Cara WLKP Dlm
wasnaker” Pelaksanaan Pelaporan WLKP dlm Jaringan
Pengawasan Ketenagakerjaan Jaringan
1981 1995 Ketenagakerjaan di Perusahaan
2003 (SINLAPNAKER) 2019
2017
2005
2006

1999 2000
“Prinsip WLKP Online  Mudah, Aman, Cepat, Dan Gratis”
Tiga pilar utama menentukan kualitas informasi  akurasi, ketepatan waktu dan relevansi

Syarat-syarat informasi yang baik (Sukirno, dkk 2006):


a) Ketersediaan (availability)  Sudah barang tentu syarat yang mendasar adalah tersedianya informasi itu sendiri,
informasi harus dapat diperoleh bagi orang yang hendak memanfaatkannya.
b) Mudah dipahami (comprehensibility)  Informasi harus mudah dipahami oleh pembuat keputusan, baik
informasi tersebut diperuntukkan dalam pembuatan keputusan yang sifatnya rutin maupun strategis. Informasi
yang rumit dan berbelit-belit hanya akan membuat kurang efektifnya keputusan manajemen. Relevansi
Informasi yang diperlukan adalah yang benar-benar relevan dengan permasalahan, misi dan tujuan organisasi.
Bermanfaat Informasi harus tersaji kedalam bentuk-bentuk yang memungkinkan pemanfaatannya oleh
organisasi yang bersangkutan.
c) Tepat Waktu Informasi harus tersedia tepat pada waktunya, syarat ini utamanya sangat penting pada saat
organisasi membutuhkan informasi ketika manajer hendak membuat keputusan yang krusial. d) Keandalan
Informasi harus diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan kebenarannya. Pengolah data atau
pemberi informasi harus dapat menjamin tingkat kepercayaan yang tinggi atas informasi yang disajikan.
d) Akurat  Syarat ini mengharuskan informasi harus bersih dari kesalahan dan kekeliruan. Ini berarti juga bahwa
informasi harus jelas dan secara akurat mencerminkan makna yang terkandung dari data pendukungnya
RASIO PENGAWAS KETENAGAKERJAAN

Tiongkok 19 K:1
Vietnam 140 K : 1
Philipina 180 K : 1
USA 75 K : 1
ILO 40 K : 1 (Ngr bang)
Workers Sumber: ILO, 2006, h. 4.
9,4 juta orang

Indonesia 60 prsh:1
per tahun Inspector
343 ribu perusahaan Sumber: Kemnaker, 2020 1.686 orang
11
SOSIALISASI WLKP ONLINE (YOUTUBE)
No Judul Sosialisasi Posting Waktu Kunjungan
1 FGD - Penindakan Terhadap Pelanggaran Norma Wajib Lapor Riksa Bina 2 months ago 500
Ketenagakerjaan Di Perusahaan
2 Sangat Mudah Penambahan Data Tenaga Kerja Pada WLKP Online Nila Indahsari 5 months ago 824
3 Sosialisasi dan Pengisian Aplikasi Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Media Aenzet 7 months ago 703
Perusahaan secara Online
4 Sosialisai Wajib Lapor Ketenagakerjaan & Pengisian Aplikasi Wajib Sw Nurcholis 8 months ago 508
Lapor Ketenagakerjaan
5 Pengusaha Wajib Tahu! Ini Panduan Lengkap Mendaftar Wajib Lapor Kemnaker 10 months 31.000
Ketenagakerjaan di Perusahaan (WLKP) ago
6 Tutorial Wajib Lapor Ketenagakerjaan Online Satwasker SMG 3 years ago 68.000
7 Panduan Lengkap Pembuatan WLKP Online Neo Born Oct 3, 2020 12.264
8 3 alasan perusahaan wajib lapor ketenagakerjaan Joko Rifai 3 years ago 339
9 Mekanisme Pelayanan Wajib Lapor Ketenagakerjaan Atin Supriyanto 6 years ago 2.200
10 Cara Penggunaan Aplikasi Wajib Lapor Ketenagakerjaan Secara Pusdatik Oct 16, 2018 41.218
Online Kemnaker
11 Wajib Lapor Ketenagakerjaan Kini Bisa Online Kemnaker Sep 18, 2017 11.581

Jumlah Pengunjung 70.236


JUMLAH PERUSAHAAN TERDAFTAR PADA WLKP ONLINE
No Klasifikasi Perusahaan Jumlah
1 Perusahaan Mikro 372.402
2 Perusahaan Kecil 55.275
3 Perusahaan Menengah 48.626
4 Perusahaan Besar 20.892
Jumlah Perusahaan 497.195
Jumlah Tenaga Kerja 12.175.213
Sumber: diakses WLKP Online, 17.10 WIB, 30 Mei 2022
• Penambahan perusahaan data WLKP Online dari 2020 ke 30 Mei 2022  154.195 prsh
• Penambahan TK data WLKP Online dari 2020 ke 30 Mei 2022  2,77 jt orang
• Data Sensus Ekonomi 2016 terdapat 26,7 juta usaha/perusahaan yang ada di Indonesia
• Prosentase WLKP terhadap data Sensus Ekonomi 2016  sebesar 1,9%

Pertanyaan:
Apakah semua Laporan sudah diverifikasi sesuai pasal 9 Permenaker No 18 Tahun 2017 “Pengawas Ketenagakerjaan utk
melakukan pemeriksaan guna memastikan Pengusaha telah melaksanakan kewajiban terhadap pekerja/buruh”?
Upaya-Upaya ke Depan

1. Peningkatan pelayanan lebih baik kepada masyarakat umum dan kelembagaan


2. Integrasi antar sistem antara Kementerian/Lembaga yang membutuhkan sehingga mempercepat
proses penerbitan perijinan seperti nomor induk berusaha (NIB)
3. Merubah mindset setiap orang bahwa WLKP adalah kebutuhan perusahaan bukan kewajiban semata
4. Berikan kemanfaatan dan keuntungan bagi perusahaan setelah mendaftar WLKP
5. Peningkatan sosialisasi baik secara hybrid maupun konvensional dan fokus pada perusahaan yang
belum daftar WLKP
6. Penyempurnaan regulasi
7. Memperkuat sistem pengawasan ketenagakerjaan
8. Penguatan dan sinkronisasi kerja pemerintah pusat dan daerah
9. Reward dan funishment pada petugas dan perusahaan
Layanan By Layanan Ketenagakerjaan - Dinsosnakertrans Kabupaten Bogor
Update terakhir : 11 Mei 2016 | 10:59:46 WIB, dibaca : 1319 pembaca
Terima Kasih

18

Anda mungkin juga menyukai