Anda di halaman 1dari 31

SHARING SESSION PENYELESAIAN KASUS

KK – PAK DAN PELAKSANAAN SMK3


GUNA MENURUNKAN ANGKA KECELAKAAN
KERJA DI PERUSAHAAN

DISAMPAIKAN PADA ACARA


SOSIALISASI TERKAIT REGULASI SMK3 DI
PERUSAHAAN YANG DISELENGGARAKAN OLEH
BPJS KETENAGAKERJAAN CABANG BINJAI
DI HOTEL FOUR POINTS

Oleh : FRANSISCO BANGUN, SH. MH


DINAS TENAGA KERJA PROVINSI
SUMATERA UTARA
MEDAN, 24 OKTOBER 2018
DASAR HUKUM
1 2 3

 Undang-Undang No.
Undang – Undang  Undang-Undang 40 Thn 2004 Ttg
Sistem Jaminan
No. 1 Tahun 1970 No. 13 Tahun
Sosial Nasional.
Tentang 2003 tentang  Undang-Undang No.
Keselamatan Ketenagakerjaan 24 Thn 2011 Ttg.
Badan Penyelenggara
Kerja Jaminan Sosial
 PP No. 44 Thn. 2015
Ttg. Penyelengaraan
Program Jaminan
Kec. Kerja dan
Jaminan Kematian.

PP No. 86 Thn. 2013 Ttg. Tata Cara Pengenaan Sanksi Permenaker No. 4 Thn. 2018 Ttg. Tata Cara
Adm. Kpd. Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara Pengenaan & Pencabutan Sanksi Adm. Tdk
dan Setiap Org Selain Pekerja, Pemberi Kerja dan Penerima Mendapat Pelayanan Publik Tertentu Bagi
Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara
DATA PERUSAHAAN SMK3
NO. DATA KETENAGAKERJAAN/ SMK3 JUMLAH

1. PERUSAHAAN AUDIT SMK3


Tahun 2015 65 Perusahaan
Tahun 2016 45 Perusahaan
Tahun 2017 81 Perusahaan
Tahun 2018 86 Perusahaan
2. JUMLAH TENAGA KERJA 1.149.711 Orang
a. Laki-laki (WNI) 660.543 Orang
b. Perempuan (WNI) 488.942 Orang
3. JUMLAH LEMBAGA/ORGANISASI
- Serikat Pekerja/Buruh 20 SP/SB
- P2K3 864
- PJK3/Lembaga Audit SMK3 18 bh
UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN
PASAL 86 :
(1). Setiap Pekerja/Buruh Mempunyai Hak untuk Memperoleh
Perlindungan atas :
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
b. Moral dan Kesusilaan ; Dan
c. Perlakuan Yang Sesuai Dengan Harkat dan Martabat
Manusia Serta Nilai Nilai Agama.

(2). Untuk Melindungi Keselamatan Pekerja/Buruh Guna


Mewujudkan Produktivitas Kerja Yang Optimal
Diselenggarakan Upaya Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

(3). Perlindungan Atas Hak Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Pekerja/Buruh Dilaksanakan Sesuai Dengan Peraturan
Perundangan yg Berlaku.
4
PASAL 87 :

(1). Setiap Perusahaan Wajib Menerapkan Sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Yang Terintegrasi Dengan Sistem Manajemen
Perusahaan.

(2). Ketentuan Mengenai Penerapan Sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
tersebut Diatur Dengan Peraturan Pemerintah.

5
PENERAPAN SMK3
PP No. 50 Tahun 2012

 Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3,


apabila :
 Mempekerjakan tenaga kerja 100 orang atau lebih
 Mengandung potensi bahaya kecelakaan

 SMK3 wajib dilaksanakan oleh :


 Pengurus
 Pengusaha
 Seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan.
TUJUAN PENERAPAN SMK3
 Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai manusia (pasal 27 ayat 2 UUD 1945)
 Meningkatkan komitment pimpinan perusahaan dalam
melindungi tenaga kerja
 Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk
menghadapi kompetisi perdagangan global
 Proteksi terhadap industri dalam negeri
 Meningkatkan daya saing dalam perdagangan
internasional
 Mengeliminir boikot LSM internasional terhadap produk
ekspor nasional
 Meningkatkan pelaksanaan pencegahan kec. melalui
pendekatan sistem
 Perlunya upaya pencegahan terhadap problem sosial dan
ekonomi yang tekait dengan penerapan K3
UU NO. 24 TAHUN 2011
TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

 BAHWA SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL MERUPAKAN


PROGRAM NEGARA YANG BERTUJUAN MEMBERIKAN KEPASTIAN
PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI SELURUH
RAKYAT.
 BPJS MELIPUTI BPJS KESEHATAN DAN BPJS KETENAGAKERJAAN

BPJS KETENAGAKERJAAN MENYELENGGARAKAN PROGRAM :

A. JAMINAN KECELAKAAN KERJA


B. JAMINAN KEMATIAN
C. JAMINAN HARI TUA
D. JAMINAN PENSIUN
PP No. 44 Thn. 2015 Ttg. PENYELENGGARAAN
PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN
JAMINAN KEMATIAN
KETENTUAN UMUM

 JAMINAN KECELAKAAN KERJA ADALAH MANFAAT BERUPA UANG TUNAI


DAN/ATAU PELAYANAN KESEHATAN YANG DIBERIKAN PADA SAAT
PESERTA MENGALAMI KECELAKAAN KERJA ATAU PENYAKIT YANG
DISEBABKAN OLEH LINGKUNGAN KERJA.

 JAMINAN KEMATIAN ADALAH MANFAAT UANG TUNAI YANG DIBERIKAN


KEPADA AHLI WARIS KETIKA PESERTA MENINGGAL DUNIA BUKAN AKIBAT
KECELAKAAN KERJA.

 PEMBERI KERJA ADALAH ORANG PERSEORANGAN, PENGUSAHA, BADAN


HUKUM, ATAU BADAN-BADAN LAINNYA YANG MEMPEKERJAKAN
TENAGA KERJA ATAU PENYELENGGARA NEGARA YANG MEMPEKERJAKAN
PEGAWAI NEGERI DENGAN MEMBAYAR GAJI, UPAH, ATAU IMBALAN
DALAM BENTUK LAIN.
PP No. 44 Thn. 2015 ..….

KEPESERTAAN PROGRAM JKK DAN JK (Pasal 5)

 Peserta penerima Upah yang bekerja pada Pemberi


Kerja selain penyelenggara negara :
a. Pekerja pada perusahaan;
b. Pekerja pada orang perseorangan; dan
c. Orang asing yang bekerja di Indonesia paling
singkat 6 (enam) bulan.

 Peserta bukan penerima Upah:


a. Pemberi Kerja;
b. Pekerja di luar hub. kerja atau Pekerja mandiri;
c. Pekerja yg tdk termasuk huruf b yang bukan
menerima Upah.
PP No. 44 Thn. 2015 ..….

Dalam Hal Pemberi Kerja Pada Tempat Kerja Baru Tidak


Meneruskan Kepesertaan BPJS KK atau Belum Melaporkan
Dan Membayar Iuran, Maka Bila Terjadi Resiko Terhadap
Pekerjanya, Pemberi Kerja Wajib Memberikan Hak-hak
Pekerja Sesuai Dengan Ketentuan Dalam Peraturan
Perundangan Ini (Pasal 8 Ayat 3).

Dalam Hal Pemberi Kerja Belum mengikutsertakan


Pekerjanya dalam program JKK kepada BPJS KK, maka
bila terjadi risiko terhadap Pekerjanya, Pemberi Kerja
Selain Penyelenggara Negara Wajib Membayar Hak
Pekerja Sesuai Dengan Ketentuan dalam Peraturan
Perundangan Ini. (pasal 27 ayat 1)
PP No. 44 Thn. 2015 ..….

PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA


DIKENAKAN SANKSI ADMINISTRATIF YG MELANGGGAR
KETENTUAN Sbb :

1. Pemberi Kerja belum melaporkan dan membayar


Iuran kepesertaan pekerja pada BPJS KK.
(pasal 8 ayat 3).
2. Pemberi Kerja nyata-nyata lalai membayar Iuran
yang menjadi kewajibannya. (pasal 10 ayat 4 & 7)
3. Pemberi Kerja yang belum mengikutsertakan
Pekerjanya dlm program JKK pada BPJS KK, maka
bila terjadi risiko terhadap Pekerjanya, Pemberi
Kerja wajib membayar hak Pekerja sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Perundangan ini.
(pasal 27 ayat 1).
PP No. 44 Thn. 2015 ..….

4. a. Dalam hal Pemberi Kerja melaporkan Upah tidak

sesuai dengan Upah yang sebenarnya sehingga


terjadi kekurangan pembayaran manfaat JKK,
maka Pemberi Kerja wajib membayar
kekurangannya. (pasal 32 ayat 2).

b. Dalam hal Pemberi Kerja Dlm melaporkan data


Pekerjanya tidak benar, shg. mengakibatkan ada
Pekerjanya yang tidak terdaftar dlm program
JKK pada BPJS KK, maka bila terjadi risiko thd.
Pekerja tsb, Pemberi Kerja wajib memberikan
hak Pekerja sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Perundangan ini. (pasal 32 ayat 3).
PP No. 44 Thn. 2015 ..….

c. Dalam hal Pemberi Kerja mengikutsertakan


Pekerjanya pada sebagian program saja, maka
bila terjadi risiko terhadap Pekerja, Pemberi
Kerja selain penyelenggara negara wajib
memberikan hak Pekerja sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Perundangan ini.
(pasal 32 ayat 4).

5. Pemberi Kerja yang belum mengikutsertakan


Pekerjanya dalam program JKM kepada BPJS KK,
bila terjadi resiko terhadap Pekerjanya, Pemberi
Kerja wajib membayar hak Pekerja sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Perundangan ini. (pasal
35 ayat 1).
PP No. 44 Thn. 2015 ..….

6. a. Pemberi Kerja wajib melaporkan KK atau PAK


kerja yang menimpa Pekerja kepada BPJS KK dan
instansi yang membidangi ketenagakerjaan.
(pasal 43 ayat 1).

b. Pemberi Kerja wajib melaporkan akibat Kec.


Kerja atau penyakit akibat kerja kepada BPJS KK
dan instansi yg membidangi ketenagakerjaan.
(pasal 43 ayat 3).
PP No. 44 Thn. 2015 ..….

7. Peserta bukan penerima upah dan keluarganya,


wajib melaporkan Kec. Kerja atau PAK yg
menimpanya kpd. BPJS KK dan instansi yg
membidangi ketenagakerjaan. (pasal 44 ayat 1,3)

8. Bila terkadi perbedaan selisih besarnya manfaat


JKK yg diterima TK atas perhitungan BPJS KK
terhadap perhitungan penetapan Pengawas KK,
maka Pemberi Kerja selain penyelenggara negara
wajib membayar kekurangan manfaat JKK tsb.
(pasal 45 ayat 4).
PP No. 44 Thn. 2015 ..….

9. Dalam hal Peserta masih dalam masa pengobatan


dan perawatan akibat Kec. Kerja atau penyakit
akibat kerja, maka Pemberi Kerja dilarang
melakukan PHK pada pekerja. (pasal 52 ayat 1)

10. Pemberi Kerja pada skala usaha besar,


menengah, kecil dan mikro yang bergerak
dibidang usaha jasa konstruksi yang
mempekerjakan Pekerja harian lepas, borongan,
dan perjanjian kerja waktu tertentu, wajib
mendaftarkan Pekerjanya dalam program JKK dan
JKM. (pasal 53)
Pasal 59 Ayat (1) :
Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara Yang
Melangggar Ketentuan Sebagaimana Dimaksud Dalam:
1. Pasal 8 ayat 3; 6. Pasal 43 ayat 1 dan 3;
2. Pasal 10 ayat 4 dan 7; 7. Pasal 44 ayat 1 dan 3;
3. Pasal 27 ayat 1; 8. Pasal 45 ayat 4;
4. Pasal 32 ayat 2, 3 dan 4; 9. Pasal 52 ayat 1;
5. Pasal 35 ayat 1; 10.Pasal 53.
……………………………………………………………………
DIKENAKAN SANKSI ADMINISTRATIF

Ayat 2 : SANKSI ADMINISTRATIF Berupa :


a. Teguran Tertulis ;
b. Denda ; dan/atau
c. Tidak Mendapat Pelayanan Publik Tertentu.
Sambungan PP No. 44 TAHUN 2015 ..….

AYAT 3 :
Pengenaan Sanksi Teguran Tertulis Dan/Atau Denda
Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara
Dilakukan Oleh BPJS Ketenagakerjaan Sesuai Dengan
Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

AYAT 4 :
Pengenaan Sanksi Tidak Mendapat Pelayanan Publik
Tertentu Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara
Negara Dilakukan Oleh Unit Pelayanan Publik
Tertentu Pada Instansi Pemerintah, Pemerintah
Provinsi , Atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Sanksi Tidak Mendapat Pelayanan Publik Tertentu
Yang Dikenai Kepada Pemberi Kerja Selain
Penyelenggara Negara Meliputi :
a. Perizinan terkait usaha
b. Izin yang diperlukan dalam mengikuti tender
proyek
c. Izin mempekerjakan tenaga kerja asing
d. Izin perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh; atau
e. Izin mendirikan bangunan.

Ketentuan Mengenai Tata Cara Pengenaan dan


Pencabutan Sanksi dan Mekanisme Koordinasi Dalam
Pengenaan dan Pencabutan Sanksi Diatur Dalam
Peraturan Menteri No. 04 Tahun 2018
PASAL 61

Ayat 1 :
Dalam Hal Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara Telah
Diberikan Sanksi Administratif Berupa Teguran, Tetapi Pemberi
Kerja Selain Penyelenggara Negara Tetap Tidak Patuh Dalam
Membayar Iuran Dan Kewajiban Lainnya, Maka BPJS
Ketenagakerjaan Wajib Melaporkan Ketidakpatuhan Tsb Kepada
Pengawas Ketenagakerjaan Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan
Perundangan.

Ayat 2 :
Pengawas Ketenagakerjaan Berdasarkan Laporan BPJS
Ketenagakerjaan Melakukan Pemeriksaan Terhadap Pemberi
Kerja Selain Penyelenggara Negara Yang Pelaksanaaanya
Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.
LANJUTAN ………………....

PASAL 62
Selain Berdasarkan Laporan BPJS Ketenagakerjaan, Pengawas
Ketenagakerjaan Dapat Melakukan Pemeriksaan Terhadap
Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara Yang Melanggar
Ketentuan Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 59 Ayat (1)
Yang Pelaksanaannya Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
Lanjutan …………..

Penjelasan Pasal 61 Ayat (2) dan Pasal 62 :


“ Ketentuan Peraturan Perundang-undangan”
------------------------------------------------------------------------
Yang Dimaksud Dengan “ Ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan” Antara Lain :
 Undang-Undang No. 3 Tahun 1951 Tentang

Pernyataan Berlakunya UU Pengawasan Perburuhan


Tahun 1948 No. 23 Dari Republik Indonesia Untuk
Seluruh Indonesia, dan
 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan.
PERMENAKER NO. 4 TAHUN 2018
Ttg. TATA CARA PENGENAAN DAN PENCABUTAN SANKSI
ADMINISTRATIF TIDAK MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK TERTENTU
BAGI PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA

Jenis Sanksi Administartif


a. Teguran Tertulis
b. Denda; dan /atau
c. Tidak Mendapat Pelayanan Publik Tertentu

 Sanksi Administartif Berupa Teguran Tertulis


dan Denda dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan
 Sanksi Administartif Tidak Mendapat Pelayanan
Publik Tertentu dilakukan oleh Unit Pelayanan
Publik Tertentu
Sanksi Administratif Tidak Mendapat
Pelayanan Publik Tertentu Diberikan pada
Pemberi Kerja Apabila Melanggar:

Pasal 3 :
 Pasal 15 ayat (1) & (2) UU No. 24 Thn 2011 Ttg. Badan
penyelenggara jaminan sosial.
 Pasal 3 ayat 1 PP no. 86 Thn. 2013 Ttg Ttg. Tata Cara Pengenaan
Sanksi Adm. Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan
Setiap org Selain Pekerja, pemberi kerja dan penerima bantuan
iuran dalam penyelenggaraan jaminan sosial.
 Pasal 59 ayat 1 PP No. 44 Tahun 2015 Ttg Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.
 Pasal 34 PP No. 45 Tahun 2015 Ttg Program Jaminan Pensiun.
 Pasal 33 ayat 1 PP No. 46 Tahun 2015 Ttg Jaminan Hari Tua.
Tahapan pemberian Sanksi Administartif

Pemberi kerja yang melanggar ketentuan pasal 3 Permenaker


No. 4 Thn. 2018 Diberikan teguran tertulis dan denda oleh
BPJS KK dan/atau BPJS Kes .

Sanksi teguran tertulis I


(Maks 10 hari kerja) Oleh

BPJS KK dan
Dilaksanakan Tidak BPJS Kes.

Sanksi teguran tertulis II


Oleh
Sanksi (Maks 10 hari kerja)
dicabut

Jika sanksi denda tdk dilaksanakan:


Sanksi Denda pemberi kerja dikenai sanksi
administratif tdk mendapat
pelayanan publik tertentu
Sanksi Administratif Tidak Mendapat Pelayanan
Publik Tertentu Dilakukan oleh Unit Pelayanan
Publik Tertentu

Pelayanan Perizinan Terkait Usaha;

UnIt

- Izin yang diperlukan dalam mengikuti


tender proyek;
- Izin mempekerjakan tenaga kerja asing;
- Izin perusahaan penyedia jasa Pekerja/buruh;
- Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

 Dipersyaratkan bukti kepesertaan BPJS KK / BPJS Kes.


 Bukti pembayaran iuran terakhir dari BPJS KK / BPJS Kes.
Pengenaan Sanksi Administratif Tidak
Mendapat Pelayanan Publik Tertentu dari Unit
Pelayanan Publik Tertentu

Dapat dilakukan :

Atas

Permintaan dari BPJS KK dan/atau BPJS Kes.

Melampirkan:
Koordinasi Koordinasi
-- Identitas pemberi kerja, -- Surat teguran tertulis I
-- Surat teguran tertulis II -- Surat pengenaan sanksi denda

Rekomendasi dari Peng. Ketenagakerjaan;

Unit Pelayanan Publik Tertentu


Pencabutan Sanksi Administratif Tidak
Mendapat Pelayanan Publik Tertentu pada Unit
Pelayanan Publik Tertentu

Pencabutan dilakukan apabila pemberi kerja telah


melaksanakan kewajibannya.

Dapat dilakukan :

Atas

Permintaan dari BPJS KK dan/atau BPJS Kes.

Rekomendasi dari Peng. Ketenagakerjaan;

Unit Pelayanan Publik Tertentu


Apabila Sanksi Administratif Tidak Mendapat
Pelayanan Publik Tertentu Telah Diberikan
Tetapi Pemberi Kerja Tetap Tidak Patuh
Melaksanakan Kewajibannya

BPJS KK dan/atau BPJS Kesehatan


Melaporkan
Ketidakpatuhan

Disnaker - Peng. Ketenagakerjaan

Pemeriksaan Terhadap Pemberi


Kerja

Pemeriksaan Sesuai Ketentuan


Perundang Undangan
Terima kasih,
semoga bermanfaat ! ! !

Anda mungkin juga menyukai