Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori

Pada bab ini akan menguraikan beberapa teori yang

berhubungan dengan permasalahan yang telah dikemukakan

sebelumnya. Adapun konsep teori yang penulis uraikan adalah:

2.1.1 Pengertian Akuntansi

Pengertian akuntansi menurut Mulyadi (2010:3) adalah

proses pencatatan, penggolongan, pemeriksaaan dan penyajian

dengan cara-cara tertentu, transaksi keuangan yang terjadi dalam

perusahaan atau organisasi lain serta penafsiran terhadap hasilnya.

Sedangkan menurut Sujarweni (2015:3) mengemukakan bahwa,

akuntansi adalah proses dari transaksi yang dibuktikan dengan

faktur, lalu dari transaksi dibuat jurnal, buku besar, neraca lajur,

kemudian akan menghasilkan informasi dalam bentuk laporan

keuangan yang digunakan pihak-pihak tertentu. Dan menurut Sadeli

(2015:2) dikutip dalam A Statement of Basic Accounting Theory,

akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan

melaporkan informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan

mengambil keputusan yang tepat bagi pemakai informasi tersebut.

5
6

Dari pengertian akuntansi diatas penulis menyimpulkan

bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi,

mencatat, penggolongan, meringkas dan melaporkan transaksi-

transaksi keuangan suatu organisasi kepada pihak yang

berkepentingan dengan melampirkan bukti berupa faktur.

2.1.2 Pengertian Sistem

Pengertian sistem menurut Mulyadi (2010:1) adalah

organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang

dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan

perusahaan. Sedangkan menurut Romney dan Steinbart (2015:3)

sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen

yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu

tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil

yang mendukung sistem yang lebih besar. Dan menurut Narko,

2000 dalam bukunya mengatakan bahwa: sistem didirikan sebagai

suatu kesatuan yang terdiri dari interaksi elemen-elemen (dikatakan

sub-sistem) yang berusaha mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan definisi menurut para ahli di atas, bahwa sistem

dapat diartikan sebagai suatu jaringan, kumpulan kerja atau suatu

kerangka prosedur-prosedur yang saling berhubungan satu sama lain

dan bekerja secara harmonis untuk mencapai tujuan tertentu.


7

2.1.3 Pengertian Prosedur

Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2010:5) adalah suatu

kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu

departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

secara transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Sedangkan

menurut Baridwan (2009:7) prosedur adalah urutan pekerjaan

klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau

lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakukan yang seragam

terhadap transaksi yang sering terjadi. Dan menurut Puspita dan

Anggadini (2011:23) bahwa Prosedur (procedure) didefinisikan

oleh serangkaian langkah/kegiatan klerikal yang tersusun secara

sistematis berdasarkan urutan-urutan yang terperinci dan harus

diikuti untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan.

Berdasarkan definisi menurut para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa prosedur adalah suatu kegiatan yang terjadi

secara berulang-ulang dalam suatu bagian departemen atau lebih,

tindakan atau operasi yang baku harus dijalankan dan biasanya

melibatkan banyak orang agar memperoleh hasil yang sama.

A. Karakteristik Prosedur

Berikut ini adalah beberapa karakteristik prosedur,

diantaranya adalah:

1. Prosedur menunjang tercapainya suatu organisasi.


8

2. Prosedur mampu menciptakan adanya pegawasan

yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal

mungkin.

3. Prosedur menunjukkan urutan-urutan yang logis dan

sederhana.

4. Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan

dan tanggung jawab.

5. Menunjukkan tidak adanya keterlambatan atau

hambatan.

6. Adanya suatu pedoman kerja yang harus diikuti oleh

anggota-anggota organisasi.

7. Mencegah terjadinya penyimpangan.

8. Membantu efisiensi, efektivitas dan produktivitas

kerja dari suatu unit organisasi.

B. Manfaat Prosedur

Suatu prosedur dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-

langkah kegiatan dimasa yang akan datang.

2. Mengubah pekerjaan berulang-ulang menjadi rutin

dan terbatas, sehingga menyederhanakan


9

pelaksanaan dan untuk selanjutnya mengerjakan

yang seperlunya saja.

3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang

jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana.

4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas

kerja yang efektif dan efisien.

5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan

memudahkan dalam pengawasan, bila terjadinya

penyimpangan akan dapat segera diadakan

perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan

fungsinya masing-masing.

2.1.4 Pengertian Sistem Akuntansi

Pengertian sistem akuntansi menurut Mulyadi (2010:3)

adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

sedemikian rupa untuk menyediakan informasi yang memudahkan

manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Sedangkan

menurut Sujarweni (2015:3) adalah kumpulan elemen yaitu

formulir, jurnal, buku besar, buku pembantu, dan laporan keuangan

yang akan digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan

pencatatan. Dan menurut Baridwan (2008:4) adalah sistem adalah

formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat

yang digunakan untuk mengelola data mengenai usulan suatu


10

kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan baik

dalam bentuk laporan-laporan yang dilakukan oleh manajemen

untuk mengawasi usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang

berkepentingan seperti pemegang saham kreditur dan lembaga-

lembaga pemerintahan untuk memulai hasil operasi.

Berdasarkan definisi para ahli di atas sistem akuntansi dapat

didefinisikan sebagai metode dan prosedur yang terdiri dari

formulir, catatan-catatan, laporan, sumber daya manusia dan

sebagainya yang menghasilkan sumber informasi dalam suatu

organisasi dan diperlukan oleh manajemen untuk keperluan

pengawasan, operasi, maupun kepentingan pengambilan keputusan,

bisnis bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang

saham, kreditur dan lembaga lainnya.

Berikut ini unsur-unsur pokok dalam sistem akuntansi

menurut Mulyadi (2010:3) adalah sebagai berikut:

a. Formulir

Merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam

terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan

istilah dokumen, karena dengan formulir ini peristiwa

yang terjadi dalam organisasi direkam

(didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir

sering pula disebut dengan istilah media, karena


11

formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa

yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan.

b. Jurnal

Merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan

untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data

keuangan dan data lainnya.

c. Buku Besar

Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-

rekening yang digunakan untuk meringkas data

keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.

d. Buku Pembantu

Buku pembantu ini terdiri dari rekening-rekening

pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum

dalam rekening tertentu dalam buku besar.

e. Laporan

Merupakan hasil akhir proses akuntansi adalah laporan

keuangan yang dapat berupa neraca, laporan rugi laba,

laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran,

laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang,

daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan

yang lambat penjualannya.

2.1.5 Tujuan Sistem Akuntansi


12

Dalam pengembangan sistem akuntansi untuk suatu

perusahaan terdapat tujuan umum, menurut Mulyadi (2010:19):

1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan

usaha baru.

2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh

sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan

penyajian, maupun struktur informasinya.

3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan

pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat

keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk

menyediakan catatan lengkap mengenai

pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan

perusahaan.

4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam

penyelenggaraan catatan akuntansi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

tujuan sistem akuntansi adalah menyediakan informasi bagi

perusahaan sehingga perusahaan dapat memperbaiki informasi yang

dihasilkan oleh sistem yang sudah ada.

2.1.6 Pengertian Gaji dan Upah

Definisi gaji dan upah menurut Mulyadi (2010:373) ialah

pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan


13

pelaksana (buruh), upah dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam

kerja, atau jumlah satuan produk yang dihasilkan karyawan.

Sedangkan menurut Sadili Samsudi (2010:189) pengertian gaji

adalah sesuatu yang berkaitan dengan uang yang diberikan kepada

pegawai atau karyawan. Dan pengertian upah menurut Keputusan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, upah adalah hak

pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang

sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada

pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu

perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan,

termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suaatu

pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Dari pengertian gaji dan upah di atas dapat disimpulkan

bahwa gaji merupakan pembayaran atas jasa kerja yang dilakukan

karyawan berdasarkan perhitungan dan periode kerja tertentu. Gaji

akan dibayarkan kepada pekerja tetap dan profesional sedangkan

upah adalah imbalan atas penyelesaian tugas atau pekerjaan yang

telah dilakukan dan diperhitungkan pemberian besaran gaji dan

upah ditetapkan memulai perjanjian yang telah disepakati antara

perusahaan dan tenaga kerja.

2.1.7 Pengertian Sistem Penggajian


14

Pengertian sistem penggajian menurut Mulyadi (2010:396)

adalah sistem pembayaran atas jasa yang diserahkan oleh karyawan

yang bekerja sebagai manajer, atau kepada karyawan yang gajinya

dibayarkan bulanan, tidak tergantung dari jumlah jam atau hari kerja

atau jumlah produk yang dihasilkan. Sedangkan menurut Sujarweni

(2015:127) gaji adalah pembayaran atas jasa-jasa yang dilakukan

oleh karyawan didasarkan pada sejumlah pekerjaan yang telah

diselesaikan misalnya jumlah unit produksi. Disamping gaji,

pegawai mungkin memperoleh manfaat-manfaat yang diberikan

dalam bentuk tunjangan, misalnya tunjangan jabatan, tunjangan

perumahan, tunjangan pengobatan, hari raya, uang transport, uang

makan, dan lain-lain. Dan Menurut Rivai (dalam Damayanti dkk.

2015) menyebutkan gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang

diterima karyawan sebagai konsekuensi dari statusnya sebagai

seorang karyawan yang memberikan kontribusi dalam mencapai

tujuan perusahaan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat

disimpulkan bahwa gaji adalah kompensasi yang umumnya dalam

bentuk uang, diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas

tenaga dan pikiran dalam mengamban tugas-tugas yang diberikan

oleh pimpinan untuk mencapai tujuan perusahaan.


15

Menurut Mulyadi (2010:374) terdapat 5 informasi yang

dibutuhkan oleh manajemen dari kegiatan penggajian, yaitu:

1. Jumlah biaya gaji dan upah yang menjadi beban

perusahaan selama periode akuntansi tertentu.

2. Jumlah biaya gaji dan upah yang menjadi beban setiap

pusat pertanggungjawaban selama periode akuntansi

tertentu.

3. Jumlah gaji dan upah yang diterima setiap karyawan

selama periode akuntansi tertentu.

4. Rincian unsur biaya gaji dan upah yang menjadi beban

perusahaan dan setiap pusat pertanggungjawaban selama

periode akuntansi tertentu.

2.1.8 Fungsi-Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Penggajian

Melaksanakan suatu struktur sebaiknya dilakukan atas

beberapa fungsi yang berbeda dalam pelaksanaanya, hal ini untuk

menghindari adanya penyelewang. Fungsi yang terkait dalam sistem

penggajian menurut Mulyadi (2010:382) adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Penerima Pegawai

Fungsi ini bertanggungjawab mencari karyawan baru,

menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan

karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji dan


16

upah karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji,

mutasi karyawan, pemberhentian karyawan.

2. Fungsi Pencatat Waktu

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan

catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan.

3. Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Upah

Fungsi ini bertanggungjawab menghitung penghasilan

setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji

dan upah.

4. Fungsi Pembuat Bukti Kas Keluar

Fungsi ini bertanggungjawab membuat perintah

pengeluaran kas untuk pembayaran gaji dan upah seperti

yang tercantum dalam daftar gaji dan upah.

5. Fungsi Pembayaran Gaji dan Upah

Fungsi ini bertanggungjawab untuk mengisi cek guna

pembayaran gaji dan upah menguangkan cek tersebut ke

bank.

6. Fungsi Akuntansi Biaya

Fungsi ini bertanggungjawab mencatat distribusi biaya

kedalam kartu kos produk dan kartu biaya berdasarkan

rekap daftar gaji dan upah dan kartu jam kerja.

7. Fungsi Akuntansi Umum


17

Fungsi ini bertanggungjawab untuk mencatat gaji dan

upah dalam jurnal umum.

2.1.9 Dokumen Yang Digunakan Dalam Sistem Penggajian

Adapun dokumen-dokumen yang digunakan dalam

penggajian dan pengupahan menurut Mulyadi (2010:374) adalah:

1. Dokumen Pendukung Perubahan Gaji dan Upah

Dokumen ini umunya dikeluarkan oleh fungsi

kepegawaian berupa surat-surat keputusan yang

bersangkutan dengan karyawan, seperti surat keputusan

pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat,

perubahan tarif upah, penurunan pangkat,

pemberhentian sementara dari pekerjaan (skorsing),

pemindahan, dan lain sebagainya.

2. Kartu Jam Hadir

Merupakan dokumen yang digunakan oleh fungsi

pencatat waktu untuk mencatat jam hadir tiap karyawan

di perusahaan. Catatan jam hadir karyawan ini dapat

berupa daftar hadir biasa, dapat pula berbentuk kartu

hadir yang dicap dengan mesin pencatat waktu.

3. Kartu Jam Kerja


18

Merupakan dokumen yang digunakan untuk mencatat

waktu yang dikonsumsi tenaga kerja langsung pada

perusahaan yang diproduksinya berdasarkan pesanan.

4. Daftar Gaji dan Dftar Upah

Merupakan dokumen yang berjumlah gaji dan upah

bruto tiap karyawan, dikurangi potongan-potongan

berupa PPh pasal 21, utang karyawan, iuran untuk

organisasi karyawan, dan lain sebagainya.

5. Rekap Daftar Gaji dan Rekap Daftar Upah

Merupakan ringkasan gaji dan upah per departemen,

yang dibuat berdasarkan gaji dan upah. Dalam

perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan,

rekap daftar upah dibuat untuk membebankan upah

langsung dalam hubungannya dengan produk kepada

pesanan yang bersangkutan. Distribusi biaya tenaga

kerja ini dilakukan oleh fungsi akuntansi biaya dengan

dasar rekap daftar gaji dan upah.

6. Surat Pernyataan Gaji dan Upah

Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji dan

upah bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah

atau dalam kegiatan yang terpisah dari pembuatan daftar

gaji dan upah. Dokumen ini dibuat sebagai catatan bagi


19

setiap karyawan mengenai rincian gaji dan upah yang

diterima setiap karyawan beserta berbagai potongan

yang menjadi beban setiap karyawan.

7. Amplop Gaji dan Upah

Uang gaji dan upah karyawan diserahkan kepada setiap

karyawan dalam amplop gaji dan upah.

8. Bukti Kas Keluar

Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang

yang dibuat oleh fungsi akuntansi kepada fungsi

keuangan, berdasarkan informasi dalam daftar gaji dan

upah yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji dan

upah.

2.1.10 Catatan Akuntansi Yang Digunakan

Sistem akuntansi penggajian memerlukan catatan

akuntansi, catatan akuntansi yang digunakan dalam pencatatan gaji

menurut Menurut Mulyadi (2010:382) adalah:

1. Jurnal Umum

Dalam gaji dan upah ini jurnal umum digunakan

untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja

kedalam setiap departemen dalam perusahaan.

2. Kartu Harga Pokok Produk


20

Catatan ini digunakan untuk mencatat upah tenaga

kerja langsung yang dikeluarkan untuk pesanan

tertentu.

3. Kartu Biaya

Catatan ini digunakan untuk mencatat biaya tenaga

kerja tidak langsung dan biaya tenaga kerja non

produksi setiap departemen dalam perusahaan.

Sumber informasi untuk pencatatan dalam kartu

biaya ini adalah bukti memoral.

4. Kartu Penghasilan Karyawan

Catatan ini digunakan untuk mencatat penghasilan

dan berbagai potongannya yang diterima oleh setiap

karyawan. Kartu ini juga dipakai sebagai dasar

perhitungan PPh Pasal 21 yang menjadi beban setiap

karyawan. Dan digunakan sebagai tanda terima gaji

dan upah karyawan yang kartunya telah

ditandatangani oleh karyawan yang bersangkutan.

2.1.11 Jaringan yang membentuk sistem

Menurut Mulyadi (2010:385), sistem penggajian meliputi

prosedur-prosedur sebagai berikut:

1. Prosedur Pencatat Waktu Hadir


21

Prosedur bertujuan untuk mencatat waktu hadir

karyawan untuk menentukan gaji karyawan.

2. Prosedur Pembuatan Daftar Gaji

Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji

dan upah adalah surat-surat keputusan mengenai

pemberhentian dan pengangkatan pegawai, penurunan

dan kenaikan pangkat, daftar gaji dan daftar hadir.

3. Prosedur Distribusi Biaya Gaji

Bertujuan untuk pengendalian biaya dan perhitungan

pokok produk melalui pendistribusian biaya tenaga

kerja ke departemen-departemen yang menikmati

manfaat tenaga kerja.

4. Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar

Merupakan perintah kepada fungsi keuangan untuk

mengeluarkan sejumlah uang pada tanggal, dan untuk

keperluan seperti yang tercantum dalam dokumen

tersebut.

5. Prosedur Pembayaran Gaji

Melibatkan fungsi akuntansi yang membuat perintah

pengeluaran kas ke fungsi keuangan agar ditulis cek

dimana fungsi keuangan mencairkan cek ke bank

untuk pembayaran gaji dan upah


22

2.1.12 Tujuan penyusunan prosedur penggajian

Tujuan daripada penyusunan penggajian menurut

Mulyadi (2010:386), adalah:

1. Untuk menentukan secara tepat dan cepat beberapa

besarnya gaji dan upah yang harus dibayarkan

kepada tiap karyawan.

2. Untuk menyelenggarakan catatan-catatan yang

efisien dan teliti dari semua gaji dan upah,

potongan-potongan pajaknya dan potongan-

potongan lainnya.

3. Untuk membayar gaji dan upah kepada karyawan

dengan cara yang memuaskan.

4. Untuk menyusun secara tepat dan teliti semua

laporan pajak upah yang dibutuhkan oleh inspeksi

pajak.

5. Untuk menetapkan dan menggunakan suatu sistem

pengecekkan intern dan mencegah kesalahan-

kesalahan dan kecurangan-kecurangan.

2.1.13 Pengertian Prosedur Penggajian

Gaji merupakan salah satu unsur bagian dalam unsur

biaya produksi, maka permasalahan gaji menjadi serius untuk

diperhatikan. Salah satu langkah yang dilakukan perusahaan dalam


23

menanggulangi masalah karyawannya adalah dengan jalan

memperhatikan kepentingan, kebutuhan dan memberikan

kesejahteraan yang memadai bagi karyawannya. Sebagai balas jasa

perusahaan kepada karyawan atas usaha mencapai prestasi, pada

umumnya berbentuk sejumlah uang sebagai gaji yang diberikan

secara memadai dan periodik.

Jaringan prosedur penggajian menurut Mulyadi adalah

sebagai berikut:

1. Prosedur Pencatatan Waktu Hadir

Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir

karyawan. Pencatatan waktu hadir ini

diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan

menggunakan daftar gaji pada pintu masuk kantor

administrasi atau pabrik, pencatat waktu hadir dapat

menggunakan daftar hadir biasa, yang karyawannya

harus menandatangani setiap hadir dan pulang dari

perusahaan atau dapat menggunakan kartu hadir dan

pulang dari perusahaan atau dapat menggunakan

kartu hadir (berupa clock card) yang diisi secara

otomatis dengan menggunakan mesin pencatat

waktu.

2. Prosedur Pembuat Daftar Gaji


24

Dalam prosedur ini, fungsi pembuat daftar gaji

mebuat daftar gaji karyawan. Data yang dipakai

sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah surat-

surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan,

kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan,

penurunan pangkat, daftar gaji bulan sebelummnya

dan daftar gaji

3. Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat bukti

kas keluar berdasarkan informasi dalam daftar gaji

yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji. Bukti

kas keluar ini merupakan perintah pengeluaran uang

kepada fungsi keuangan.

4. Prosedur Pembayaran Gaji

Prosedur ini melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi

keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah

pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk

menulis cek guna pembayaran gaji. Fungsi

keuangan kemudian menguangkan cek tersebut ke

Bank dan memasukkan uang ke amplop gaji.

2.1.14 Pengertian Pegawai


25

Pengertian pegawai menurut undang-undang nomor 13

tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan pasal 1 ayat 2 menyebutkan

bahwa karyawan adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat, baik dalam

maupun diluar hubungan kerja. Sedangkan menurut Hasibuan

(2003) karyawan adalah orang penjual jasa (pikiran atau tenaga) dan

mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih

dahulu. Dan Menurut Subri (2003) karyawan adalah penduduk

dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh

penduduk dalam suatu negara yang memproduksi barang dan jasa

jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau

berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

2.1.15 Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian intern merupakan suatu alat yang

dapat dipercaya oleh pihak manajemen untuk mempertimbangkan

sistem akuntansi yang dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan

suatu pengendalian yang berfungsi sebagai pengawas terhadap

pelaksana sistem. Dengan adanya pengendalian intern ini,

diharapkan dapat mencegah kemungkinan terjadinya

penyimpangan-penyimpangan terhadap sistem yang ada dapat

dikurangi. Menurut Mulyadi (2010:163) Sistem pengendalian intern


26

adalah meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Sedangkan menurut

Zaki Baridwan (2010:13) pengawasan intern meliputi struktur

organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasi

yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga

keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan

kebenaran data akuntansi memajukan efisiensi dalam oprasi, dan

menjaga dipatuhinya kebijakan manajemennya. Dan menurut Ikatan

Akuntan Indonesia (2011:319) menyatakan: suatu proses yang

dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain

yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang

pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:

1. Keandalan Pelaporan Keuangan

2. Efektivitas dan Efisiensi Operasi.

3. Kepatuhan Terhadap Hukum dan Peraturan Yang

Berlaku.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pengendalian intern merupakan suatu proses yang dirancang untuk

dapat membantu manajemen dalam menjalankan kegiatan

perusahaan, mencegah terjadinya kecurangan dan penyelewengan,


27

serta mendorong dipatuhinya kebijakan yang telah ditetapkan

manajemen.

2.1.16 Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Tujuan sistem pengendalian intern menurut Mulyadi

(2010:163) yaitu:

1. Menjaga Keamanan dan Kekayaan Organisasi.

2. Mengecek Ketelitian dan Keandalan Data Akuntansi.

3. Mendorong Efisiensi.

4. Mendorong Dipatuhinya Kebijakan Manajemen.

Tujuan dari pengendalian internal menurut Institut

Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam bukunya Standar

Profesional Akuntan Publik (2011:319) adalah sebagai berikut:

1. Keandalan Laporan Keuangan.

2. Efektivitas dan Efesiensi Operasi.

3. Kepatuhan Terhadap Hukum dan Peraturan Yang

Berlaku.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa

tujuan pengendalian intern pada hakikatnya adalah untuk

melindungi harta milik perusahaan, mendorong kecermatan dan

kehandalan data pelaporan akuntansi, meningkatkan efektivitas dan

efesiensi usaha, serta mendorong ditaatinya kebijakan manajemen

yang telah ditetapkan.


28

Menjaga Aset
Organisasi

Mengecek Ketelitian dan


Keandalan Data Akuntansi
Tujuan Pokok Sistem

Pengendalian Intern Mendorong Efisiensi

Mendorong Dipatuhinya
Kebijakan Manajemen

Gambar 2.1 Tujuan Pokok Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2016 : 130) unsur Pokok yang harus

dipenuhi untuk menciptakan pengendalian intern yang baik antara

lain :

Organisasi yang
Memisahkan Tanggung
Jawab dan Wewenang
Secara Tegas

Mengecek Ketelitian
dan
Keandalan Data Akuntansi
Unsur Pokok Sistem
Pengendalian Intern
Praktik yang Sehat

Karyawan yang Mutunya


Sesuai dengan
Tanggung Jawabnya

Gambar 2.2 Unsur Pokok Sistem Pengendalian Intern


2.1.17 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern
29

Unsur pengendalian internal menurut Mulyadi

(2010:164) adalah sebagai berikut:

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangkan pembagian

tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi

yang dibentuk untuk melakukan kegiatan-kegiatan

pokok perusahaan. Pemisahan tanggung jawab

fungsional dalam pelaksanaan transaksi-transaksi

dilakukan untuk membagi berbagai tahap transaksi

tersebut ketangan manajer

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang

memberikan perlindungan yang cukup terhadap aset,

utang, pendapatan, dan beban

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi di atas

dasar otoritasi dari pejabat yang memiliki wewenang

untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh

karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang

mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas

terlaksananya setiap transaksi.

3. Praktik yang sehat


30

Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh

perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat

adalah:

a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak

yang pemakaiannya harus dipertanggung

jawabkan oleh berwenang.

b. Pemeriksaan mendadak (suprised audit).

Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa

pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang

akan diperiksa dengan jadwal yang tidak teratur.

c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari

awal sampai akhir oleh sutu orang atau suaatu

unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari

orang luar atau unit organisasi lain.

d. Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran

jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat

menjaga independensi pejabat dalam

melaksanakan tugasnya, sehingga

persekongkolan di antara mereka dapat

dihindari.

e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan

yang berhak. Selama cuti, jabatan karyawan


31

yang bersangkutan digantikan untuk sementara

oleh pejabat lain. Sehingga seandainya terjadi

kecurangan dalam departemen yang

bersangkutan, diharapkan dapat diungkapkan

oleh pejabat yang menggantikan untuk

sementara tersebut.

f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik aset

dengan catatannya.

g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas

untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem

pengendalian internal yang lain.

4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung

Jawabnya

Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem

pengendalian internal yang paling penting. Jika

perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan

jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi

sampai batas yang minimum, dan perusahaan tetap

mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan

yang dapat diandalkan. Di lain pihak, meskipun tiga

unsur pengendalian internal yang lain cukup kuat,

namun jika dilaksanakan oleh karyawan yang tidak


32

kompeten dan tidak jujur, empat tujuan sistem

pengendalian internal seperti yang telah diuraikan

tidak tercapai.

2.2 Definisi Konsepsional

Konsepsional adalah sesuatu yang menggambarkan antara

konsep-konsep teori di atas dengan yang ini atau yang akan diteliti.

Istilah konsepsional merupakan pengarah atau pedoman yang lebih

konkrit untuk memperjelas dasar penelitian dan sebagai penguat

definisi operasional dalam penelitian ini. Dimana yang menjadi

definisi konsepsioanlnya adalah sebagai berikut:

1. Sistem Akuntansi adalah proses pencatatan,

penggolongan, pemeriksaaan dan penyajian dengan cara-

cara tertentu, transaksi keuangan yang terjadi dalam

perusahaan atau organisasi lain serta penafsiran terhadap

hasilnya. (Mulyadi, 2010:3).

2. Sistem adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan

yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan

informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen

guna memudahkan pengelolaan perusahaan. (Mulyadi,

2010:1).
33

3. Karyawan adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat, baik

dala maupun diluar hubungan kerja. (Undang-undang

nomor 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan pasal 1

ayat 2).

4. Gaji adalah pembayaran atas penyerahan jasa yang

dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh), upah

dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah

satuan produk yang dihasilkan karyawan. (Mulyadi,

2010:373).

5. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan

dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari

pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang

ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,

kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan,

termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya

atas suaatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan

dilakukan (Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi RI).
34

6. Sistem penggajian adalah sistem pembayaran atas jasa

yang diserahkan oleh karyawan yang bekerja sebagai

manajer, atau kepada karyawan yang gajinya dibayarkan

bulanan, tidak tergantung dari jumlah jam atau hari kerja

atau jumlah produk yang dihasilkan (Mulyadi, 2010:396).

Anda mungkin juga menyukai