Anda di halaman 1dari 19

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Sistem
Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang
menghasilkan keluaran berupa sebuah informasi akuntansi seperti informasi keuangan
yang bermanfaat bagi pemakai informasi. Pemakai informasi ini di luar (ekstern)
perusahaan seperti kreditur, calon investor, kantor pajak dan lainnya memerlukan
informasi dalam kaitannya dengan keperluan mereka. Sedangkan pemakai informasi
dari dalam (intern) perusahaan dalam hal ini seperti manajemen juga membutuhkan
informasi keuangan untuk mengetahui, mengawasi dan mengambil kebijakan-
kebijikan untuk kelancaran perusahaan.
Untuk memenuhi kebutuhan akan sebuah informasi akuntansi bagi pihak ekstern
dan intern perusahaan, dibuatlah suatu sistem akuntansi. Sistem ini dirancang untuk
menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu
ekstern dan pihak intern perusahaan
2.1.1 Pengertian Sistem
Definisi sistem menurut Mulyadi (2016:4) “Sistem adalah suatu jaringan
prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok
perusahaan.” Sedangkan definisi sistem menurut Romney dan Steinbart (2015:3)
“Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling
berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.”
Berdasarkan pengertian sistem di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem
merupakan suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola terpadu yang berkaitan
dengan tujuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dengan adanya sistem dapat
mempermudah pekerjaan, sistem yang dibuat sedemikian rupa akan menjadi alat
penting untuk mempermudah kerja perusahaan.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai ciri-ciri karakteristik yang terdapat pada sekumpulan
elemen yang harus dipahami dalam mengidentifikasi pembuatan sistem. Adapun
karakteristik sistem menurut Tata Sutabri (2016:13) modal umum sebuah sistem terdiri
dari input, proses, dan output. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
a) Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut
dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat
sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem
secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang
disebut dengan supra sistem.
b) Batasan sistem (Boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan
sistem lainya atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini
memungkinkan suatu sistem di pandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat
dipisah-pisah.
c) Lingkungan Luar Sistrm (Environment)
Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang
mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar sistem.
Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat merugikan sistem
tersebut.
d) Penghubung Sistem (Interface)
Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut dengan
penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-
sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem yang lain.
e) Masukan Sistem (Input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat
berupa pemeliharaan (maintance input) dan sinyal (signal input).
f) Keluaran Sistem (Output)
Hasil energy yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.
Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain.
g) Pengolah Sistem (Procces)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan
menjadi keluaran.
h) Sasaran Sistem (Objective)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik.
Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka opoerasi sistem tidak ada
gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang
telah direncanakan.
2.2 Sistem Akuntansi
Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam
mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi
yang tepat dan akurat. Suatu sistem akuntansi disusun untuk memenuhi kebutuhan
informasi yang berguna bagi pihak ekstern dan intern. Oleh sebab itu dalam
perusahaan yang menjalankan bisnisnya harus menggunakan sistem untuk mengatur
jalannya perusahaan. Dengan menggunakan sistem yang baik, perusahaan bisa
mencegah tindakan kecurangan yang akan terjadi. Sistem yang mengatur keuangan
dalam perusahaan disebut sistem akuntansi.
2.2.1 Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi itu sendiri berasal dari dua kata, yaitu sistem dan akuntansi.
Sistem merupakan suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola terpadu yang
berikaitan dengan tujuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Menurut Mulyadi
(2016:3) “Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang
dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.” Sedangkan
definisi sistem akuntansi menurut Carl S. Warren, dkk (2015:228) “Sistem akuntansi
adalah sekumpulan metode dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan
untuk mengumpulkan data, mengelompokkan transaksi, merangkumnya ke dalam
jurnal, serta melaporkan hasilnya ke dalam laporan keuangan.”
Berdasarkan definisi sistem akuntansi menurut para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa sistem akuntansi adalah gabungan dari seluruh formulir, catatan,
prosedur, dan semua yang digunakan untuk mengelola data suatu perusahaan di mana
data tersebut diolah sehingga menghasilkan laporan yang digunakan oleh pihak
manajemen dalam mengambil suatu keputusan. Dapat disimpulkan juga bahwa
terdapat unsur pokok dalam suatu sistem akuntansi, yaitu: formulir, catatan yang
terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan.
2.2.2 Tujuan Umum Pengembangan Sistem Akuntansi
Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi menurut Mulyadi (2016:15)
adalah sebagai berikut:
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
Dalam perusahaan yang baru berjalan sangat dibutuhkan pengembangan sistem
akuntansi. Pada perusahaan dibidang dagang, jasa, manufaktur sangat
memerlukan pengembangan sistem akuntansi lengkap, hal ini berguna agar
kegiatan perusahaan berjalan dengan lancar.
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik
mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.
Seringkali sistem akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi kebutuhan
manajemen, mutu, ketepatan penyajian, dan struktur informasi yang terdapat
dalam laporan. Hal ini disebabkan oleh perkembangan usaha perusahaan,
sehingga dengan sendirinya menuntut sistem akuntansi untuk bisa menghasilkan
laporan dengan mutu informasi yang lebih baik dan tepat dalam penyajiannya,
dengan struktur informasi yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan perusahaan.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern.
Akuntansi merupakan alat pertanggungjawaban kekayaan suatu perusahaan atau
organisasi. Dalam hal pengembangan sistem akuntansi selalu digunakan untuk
memperbaiki perlindungan terhadap kekayaan perusahaan, sehingga
pertanggungjawaban terhadap penggunaan kekayaan organisasi dapat
dilaksanakan dengan baik.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
Dalam hal ini informasi dapat dijadikan sebagai barang ekonomi yang
mempunyai banyak manfaat, karena untuk memperolehnya diperlukan
pengorbanan sumber ekonomi lainnya. Jika pengorbanan untuk memperoleh
informasi keuangan diperhitungkan lebih besar dari manfaatnya, maka sistem
yang sudah ada perlu dirancang kembali untuk mengurangi pengorbanan sumber
daya bagi penyedia informasi tersebut.
Berdasarkan tujuan sistem akuntansi yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan sistem akuntansi adalah untuk menyediakan informasi bagi
perusahaan sehingga perusahaan dapat memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh
sistem yang sudah ada apakah sesuai atau belum dengan sistem pengendalian intern
yang baik.
2.2.3 Unsur-Unsur Sistem
Menurut Mulyadi (2016:3) unsur suatu sistem akuntansi terdapat lima unsur
pokok yaitu formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu,
serta laporan. Berikut ini diuraikan lebih lanjut pengertian setiap unsur sistem
akuntansi tersebut:
1. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya
transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan
formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan)
di atas secarik kertas. Contoh formulir adalah faktur penjualan, bukti kas keluar,
cek, dan lain-lain.
2. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat,
mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Seperti telah
disebutkan di atas, sumber informasi pencatatan dalam jurnal ini ada formulir.
Contoh jurnal adalah jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas,
dan lain-lain.
3. Buku Besar
Buku besar (general ledger) terdiri dari akun-akun yang digunakan untuk
meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Akun-
akun tersebut disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi yang akan
disajikan dalam laporan keuangan.
4. Buku Pembantu
Buku pembantu (subsidiary ledger) terdiri dari akun-akun pembantu yang
merinci data keuangan yang tercantum dalam akun tertentu dalam buku besar.
Sebagai contoh buku pembantu piutang yang merinci semua data tentang
debitur. Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi akhir
(books of final entry), yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi sesudah
data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam akun buku besar dan buku
pembantu. Selain itu juga karena setelah data akuntansi keuangan dicatat dalam
buku-buku tersebut, proses akuntansi selanjutnya adalah penyajian laporan
keuangan, bukan pencatatan lagi ke dalam catatan akuntansi.
5. Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa laporan
kuangan, laporan rugi laba, laporan perubahan saldo laba, laporan harga pokok
produksi, laporan beban pemasaran, laporan beban pokok penjualan, daftar umur
piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat
penjualannya. Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran (output)
sistem akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan
pada layar monitor komputer.
Unsur-unsur sistem akuntansi pokok telah dijelaskan dalam definisi di atas,
unsur-unsur sistem akuntansi ini dirancang oleh manajemen untuk menyajikan
informasi keuangan bagi kepentingan pengelolaan perusahaan dan
pertanggungjawaban keuangan kepada pihak luar perusahaan. Jika digambarkan,
unsur-unsur sistem akuntansi pokok dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Unsur Sistem Akuntansi Pokok


2.3 Sumber: Mulyadi (2016:3)
Prosedur
Di dalam sistem akuntansi, tidak terlepas dengan adanya prosedur, karena
sistem terdiri atas prosedur-prosedur yang diciptakan untuk merangkai suatu kegiatan
yang rutin terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Prosedur merupakan bagian
terpenting yang ada dalam sistem akuntansi suatu perusahaan maupun organisasi.
Dikarenakan prosedur tersebut menjadi acuan dasar dalam menyelesaikan suatu proses
kegiatan. Agar suatu kegiatan yang ada pada perusahaan dapat berjalan dengan baik
maka harus memiliki prosedur yang baik
Dalam definisi sistem akuntansi, formulir merupakan salah satu unsur sistem
akuntansi. Formulir ini merupakan keluaran sistem lain yang menjadi masukan sistem
akuntansi. Sistem lain yang menghasilkan formulir ini terdiri dari sub-sub sistem yang
diberi nama prosedur. Oleh karena itu dalam membahas sistem akuntansi perlu
dibedakan pengertian sistem dan prosedur, agar dapat diperoleh gambaran yang jelas
mengenai berbagai sistem yang menghasilkan berbagai macam formulir yang diolah
dalam sistem akuntansi.
2.3.1 Pengertian Prosedur
Menurut Mulyadi (2016:4) “Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat
untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi
berulang-ulang.” Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan berikut ini yang dilakukan
untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal, dan buku besar yaitu:
1. Menulis;
2. Menggandakan;
3. Menghitung;
4. Memberi kode;
5. Mendaftar;
6. Memilih (menyortasi);
7. Memindah;
8. Membandingkan.
Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud dengan prosedur adalah suatu tatacara
kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki
pola kerja yang tetap yang telah ditentukan yang menghasilkan tujuan tertentu.
2.3.2 Karakteristik Prosedur
Karakterisitik prosedur yang dikemukakan oleh Mulyadi (2016:8) menyatakan
bahwa terdapat beberapa karakteristik prosedur, diantaranya sebagai berikut:
1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi
Dengan adanya prosedur, suatu organisasi dapat mencapai tujuannya karena
melibatkan beberapa orang dalam melakukan kegiatan operasional organisasinya
dan menggunakan suatu penanganan segala kegiatan yang dilakukan oleh
organisasi.
2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan
biaya yang seminimal mungkin.
Pengawasan atas kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik karena kegiatan
tersebut berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Selain itu, biaya
yang digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut dapat diatur seminimal
mungkin karena kegiatan yang dilakukan sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan.
3. Prosedur menunjukkan urutan-urutan yang logis dan sederhana.
Dalam suatu prosedur yang dilaksanakan oleh suatu organisasi dalam
menjalankan segala kegiatannya, biasanya prosedur tersebut menunjukkan
rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan dan rangkaian tindakan tersebut
dilakukan seragam.
4. Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab.
Penetapan keputusan yang dibuat oleh pimpinan organisasi merupakan
keputusan yang harus dilaksanakan oeh para bawahannya untuk menjalankan
prosedur kegiatan yang sudah ada. Selain itu, keputusan atas orang-orang yang
terlibat dalam menjalankan prosedur tersebut, memberikan suatu tanggung
jawab yang harus dilaksanakan oleh para pelaksana tersebut sesuai dengan
tugasnya masinh-masing.
5. Prosedur menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan.
Apabila prosedur yang sudah ditetapkan oleh suatu organisasi dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka hambatan yang akan dihadapi oleh
pelaksana kecil kemungkinan terjadi. Hal ini menyebabkan ketetapan waktu
dalam pelaksanaan kegiatan sehingga tujuan organisasi yang ingin dicapai oleh
organisasi dapat terlaksana dengan cepat.
2.3.3 Manfaat Prosedur
Selain karakteristik prosedur Mulyadi (2013:6) menjelaskan mengenai manfaat
dari prosedur, diantaranya sebagai berikut:
1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa yang
akan datang.
Jika prosedur yang telah dilaksanakan tidak berhasil dalam pencapaian tujuan
organisasi maka para pelaksana dapat dengan mudah menentukan langkah-
langkah yang harus diambil pada masa yang akan datang. Karena dari prosedur
tersebut dapat diketahui kesalahan-kesalahan yang terjadi sehingga pencapaian
tujuan organisasi tidak berhasil.
2. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh
seluruh pelaksana.
Berdasarkan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan, maka para
pelaksana mengetahui tugasnya masing-masing. Karena dari prosedur tersebut
dapat diketahui program kerja yang akam dilaksanakan. Selain itu, program
kerja yang telah ditentukan dalam prosedur tersebut harus dilaksanakan oleh
seluruh pelaksana.
3. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan
efisien.
Dengan prosedur yang telah diatur oleh perusahaan, maka para pelaksana mau
tidak mau harus melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai prosedur yang
berlaku. Hal ini menyababkan produktifitas kinerja para pelaksana dapat
meningkat, sehingga tercapai hasil kegiatan yang efisien dan efektif.
4. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan.
Pengawasan terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh para pelaksana dapat
dilakukan dengan mudah bila para pelaksana melaksanakan kegiatan tersebut
sesuai dengan prosedur yang akan terjadi pun dapat dicegah, tetapi apabila
terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan, maka akan dapat segera
diadakan perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-
masing.
2.4 Simbol untuk Pembuatan Bgan Alir Dokument (Document FlowChart)
Menurut Mulyadi (2016:47) sistem akuntansi dapat dijelaskan dengan
menggunakan bagan alir dokumen. Berikut ini adalah simbol-simbol standar yang
digunakan oleh analilis suatu sistem untuk membuat bagan alir dokumen dengan
maknanya masing-masing:
Tabel 2.1 Simbol-Simbol Standar Untuk Pembuatan Bagan Alir Dokumen
No. Simbol Nama Fungsi
Menggambarkan semua jenis dokumen yang
1 Dokumen merupakan formulir yang digunakan untuk
merekam data terjadinya suatu transaksi.
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan
2
Faktur 1 Dokumen dan dokumen asli dan tembusannya. Nomor
2
tembusannya lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan
atas.
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan
Surat Muat 2 berbagai jenis dokumen yang digabungkan
SOP 2
Berbagai bersama di dalam satu paket. Nama dokumen
3 Faktur Penjualan 2
dokumen dituliskan di dalam setiap simbol dan nomor
lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan
atas simbol dokumen yang bersangkutan.
Menggambarkan catatan akuntansi yang
digunakan untuk mencatat data yang direkam
4 Catatan sebelumnya di dalam dokumen atau formulir.
Nama catatan akuntansi dicantumkan di dalam
simbol ini.
Dalam menggambarkan bagan alir, arus
dokumen dibuat mengalir dari atas ke bawah
Penghubung dan dari kiri ke kanan. Karena keterbatasan
pada halaman ruang halaman kertas untuk menggambar,
5 yang sama maka diperlukan simbol penghubung untuk
(on-page memungkinkan aliran dokumen berhenti di
connector) suatu lokasi pada halaman tertentu dan
kembali berjalan di lokasi lain pada halaman
yang sama.
Menunjukkan ke mana dan bagaimana bagan
Penghubung alir terkait satu dengan lainnya. Nomor yang
pada halaman tercantum di dalam simbol penghubung
6 yang berbeda menunjukkan bagaimana bagan alir yang
(off-page tercantum pada halaman tertentu terkait
connector) dengan bagan alir yang tercantum pada
halaman yang lain.
Menggambarkan kegiatan manual seperti
Kegiatan menerima order dari pembeli, mengisi
7
manual formulir, membandingkan, dan memeriksa
berbagai jenis kegiatan klerikal yang lain.
Memungkinkan ahli sistem menambahkan
Keterangan,
8 keterangan untuk memperjelas pesan yang
komentar
disampaikan dalam bagan alir.
9 Menunjukkan tempat penyimpanan dokumen,
seperti lemari arsip dan kotak arsip. Tempat
Arsip
penyimpanan dokumen yang nantinya akan
sementara
diambil kembali dari arsip tersebut di masa
yang akan datang.
Menggambarkan arsip permanen yang
Arsip merupakan tempat penyimpanann dokumen
10
permanen yang tidak akan diproses lagi dalam sistem
akuntansi yang bersangkutan.
On-line Menggambarkan pengolahan data dengan
11 computer komputer secara on-line. Nama program
process ditulis di dalam simbol.
Keying (typing Menggambarkan pemasukan data ke dalam
12
verifying) komputer mealui on-line terminal.
Menggambarkan arsip komputer yang
Pita magnetik
13 berbentuk pita megnetik. Nama arsip ditulis di
(magnetic tap)
dalam simbol
Menggambarkan arsip computer yang
On-line
14 berbentuk on-line (di dalam memori
Storage
computer).
Menggambarkan keputusan yang harus dibuat
Ya
15 Keputusan dalam proses pengolahan data. Keputusan
Tidak
yang dibuat ditulis di dalam simbol.
Menggambarkan arah proses pengolahan data.
Garis alir
16 Anak panah tidak digambarkan jika arus
(flowline)
dokumen mengarah ke bawah dan ke kanan.
Jika dua garis alir bersimpangan, untuk
Persimpangan menunujukkan arah masing-masing garis,
17
garis alir salah satu garis dibuat sedikit melengkung
tepat pada persimpangan kedua garis tersebut.
Pertemuan Digunakan jika dua garis alir bertemu dan
18
garis alir salah satu garis mengikuti arus garis lainnya.
Mulai/berakhir Menggambarkan awal dan akhir suatu sistem
19
(terminal) akuntansi.
Karena kegiatan di luar sistem tidak perlu
Dari pemasok digambarkan dalam bagan alir, maka
Masuk ke
20 diperlukan simbol untuk menggambarkan
sistem
masuk ke sistem yang digambarkan dalam
bagan alir.
Karena kegiatan diluar sistem tidak perlu
Keluar ke digambarkan dalam bagan alir, maka
21
Ke sistem
sistem lain diperlukan simbol untuk menggambarkan
penjualan keluar ke sistem lain.
Sumber : Mulyadi (2016:47)

2.5 Sistem Akuntansi Biaya


Sistem akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur erat hubungannya dengan
sistem pengawasan produksi, karena sebagian besar kegiatan perusahaan manufaktur
berada di dalam fungsi produksi. Oleh karena itu, dalam hal ini diuraikan dua sistem:
sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi biaya. Sistem pengawasan produksi
terdiri dari jaringan prosedur untuk mengawasi order produksi yang dikeluarkan agar
terjadi koordinasi antara kegiatan penjualan, penyediaan bahan baku, fasilitas pabrik,
dan penyediaan tenaga kerja guna memenuhi order tersebut. Sistem akuntansi biaya
terdiri dari jaringan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan data biaya
produksi dan biaya nonproduksi untuk menyajikan informasi biaya bagi kebutuhan
manajemen.
2.5.1 Pengertian Sistem Akuntansi Biaya
Sistem akuntansi biaya merupakan prosedur yang dirancang guna
mengumpulkan serta menyajikan biaya produksi, biaya pemasaran, biaya administrasi,
dan biaya-biaya umum lainnya. Definisi sistem akuntansi biaya menurut Mulyadi
(2016:352) “Sistem akuntansi biaya adalah jaringan prosedur yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menyajikan laporan biaya.” Dalam perusahaan manufaktur, sistem
akuntansi biaya merupakan jaringan prosedur untuk mengumpulkan dan menyajikan
biaya produksi, beban pemasaran, dan beban administrasi dan umum.
2.5.2 Faktor Perancangan Sistem Akuntansi Biaya
Faktor yang mempengaruhi perancangan sistem akuntansi biaya dalam suatu
perusahaan adalah:
1. Metode costing yang digunakan: full costing atau variable costing.
Metode full costing adalah sebuah metode yang membebankan semua biaya
produksi dalam harga pokok produksi. Perusahaan tidak perlu membedakan mana
yang bagian biaya produksi tetap dan mana yang termasuk bagian variabel.
Kelebihan dari metode full costing adalah kemudahan dalam menentukan harga
pokok produksi. Sementara metode variable costing adalah metode yang sekadar
membebankan biaya yang sifatnya variabel dalam harga pokok produksi atau yang
pada periode tertentu saja terbentuk. Kelebihan dari metode variable costing ini
adalah membuahkan nominal harga pokok produksi yang lebih tepat karena hanya
membebankan biaya di periode tertentu, tidak mencampuradukkan dengan beban
biaya di produksi masa lampau.

2. Sistem akuntansi biaya standar atau sistem akuntansi biaya historis.


Arti dari penggunaan Biaya Historis adalah ketika perusahaan masih
mempertimbangkan biaya produksi di masa lampau dalam menentukan biaya
produksi saat ini. Misalkan di masa lampau departemen produksi berhasil
memproduksi 100 barang dengan biaya produksi Rp 6.000 per JTKL. Maka
produksi saat ini juga menggunakan nominal yang sama dalam penganggarannya.

3. Proses produksi: produksi berdasar pesanan atau produksi berdasar proses.


Departemen Produksi harus menganggarkan biaya produksi berdasarkan proses
produksi yang akan dilakukan. Proses tersebut berdasarkan pesanan atau
berdasarkan prosesnya. Seperti namanya, proses produksi berdasarkan pesanan
berarti departemen harus memproduksi produk dengan jumlah unit sesuai dengan
pesanan pelanggan. Hal ini akan berpengaruh terhadap perancangan sistem
akuntansi biaya yang dibutuhkan. Berbeda halnya jika menggunakan proses
produksi sebagai patokan perancangan sistem akuntansi biaya.

2.5.3 Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen


Menurut Mulyadi (2016:355) informasi yang diperlukan oleh manajemen dari
sistem akuntansi biaya adalah sebagai berikut:
1. Order produksi yang belum selesai,
2. Order produksi yang telah selesai
3. Harga pokok produk jadi
4. Harga pokok produk yang masih dalam proses pada saat tertentu
5. Biaya menurut pusat biaya
2.5.4 Dokumen yang Digunakan
Menurut Mulyadi (2016:355) dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
biaya sebagian besar terdiri dari dokumen yang digunakan dalam sistem pengawasan
produksi. Dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Surat Order Produksi
Dokumen ini merupakan surar perinrah yang dikeluarkan oleh Departemen
Produksi, yang ditujukan kepada bagian-bagian yang terkait dengan proses
pengolahan produk untuk rnemproduksi sejumlah produk dengan spesifikasi,
cara produksi, fasilitas produksi, dan jangka waktu seperti yang tercantum dalam
surat order produksi tersebut.
2. Daftar Kebutuhan Bahan
Dokumen ini merupakan daftar jenis dan kuantitas bahan baku yang diperlukan
untuk memproduksi produk seperti yang tercantum dalam surat order produksi.
3. Daftar Kegiatan Produksi
Dokumen ini merupakan daftar urutan jenis kegiatan dan fasilitas mesin yang
diperlukan untuk memproduksi produk seperti yang tercantum dalam surat order
produksi
4. Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang
Dokumen ini merupakan formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk
meminta bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi produk yang
tercantum dalam surat order produksi. Dokumen ini juga berfungsi sebagai bukti
pengeluaran barang dari gudang.
5. Bukti Pengembalian Barang Gudang
Dokumen ini merupakan formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk
mengembalikan bahan baku dan bahan penolong ke fungsi gudang.
Pengembalian bahan ini umumnya disebabkan karena adanya sisa bahan baku
dan bahan penolong yang tidak dipakai dalam proses produksi.
6. Kartu Jam Kerja
Dokumen ini digunakan untuk mencatat jam kerja tenaga kerja langsung yang
dikonsumsi untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat order
produksi.
7. Laporan Produk Selesai
Laporan produk selesai dibuat oleh fungsi produksi untuk memberitahukan
selesainya produksi pesanan tertentu kepada fungsi perencanaan dan
pengawasan produksi, fungsi gudang, fungsi penjualan, fungsi akuntansi
persediaan dan fungsi akuntansi biaya.
8. Bukti Memorial (Journal Voucher)
Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan penyusutan aset tetap
berwujud, amortisasi sewa dan aset takberwujud, dan pembebanan biaya
overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
9. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini digunakan untuk mencatat biaya-biaya yang dibayar lewat kas.
2.5.5 Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi biaya menurut
Mulyadi (2016:355) adalah sebagai berikut:
1. Jurnal Pemakaian Bahan Baku
Jurnal ini merupakan jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat harga pokok
bahan baku yang digunakan dalam produksi.
2. Jurnal Umum
Dalam sistem akuntansi biaya, jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi
pembayaran gaji dan upah, penyusutan aset tetap, amortisasi aset takberwujud,
dan terpakainya uang muka biaya.
3. Register Bukti Kas Keluar
Dalam sistem akuntansi biaya, register bukti kas keluar digunakan untuk
mencatat biaya overhead pabrik, beban administrasi dan umum, dan beban
pemasaran yang berupa pengeluaran kas.
4. Kartu Harga Pokok Produk
Catatan ini merupakan buku pembantu yang merinci biaya produksi yang
dikeluarkan untuk pesanan tertentu.
5. Kartu Biaya
Catatan ini merupakan buku pembantu yang merinci biaya overhead pabrik,
beban administrasi dan umum, dan beban pemasaran.
2.5.6 Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi biaya menurut Mulyadi (2016:356)
adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Penjualan
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan dari pembeli, fungsi
penjualan bertanggung jawab atas penerimaan order dari langganan dan
meneruskan order tersebut ke fungsi produksi. Dalam perusahaan yang
berproduksi secara masal, order produksi umumnya ditentukan bersama dalam
rapat bulanan antara fungsi pemasaran dan fungsi produksi. Fungsi penjualan
melayani order dari langganan berdasarkan persediaan produksi yang ada di
gudang.
2. Fungsi Produksi
Fungsi produksi bertanggung jawab atas pembuatan perintah produksi bagi
fungsi-fungsi yang ada dibawahnya yang terkait dalam pelaksanaan proses
produksi guna memenuhi permintaan produksi dari fungsi penjualan dan
bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi sesuai dengan surat order produksi
dan daftar kebutuhan bahan serta daftar kegiatan produsi yang melampiri surat
order produksi tersebut.
3. Fungsi Perencanaan Dan Pengawasan Produksi
Fungsi staff yang membantu fungsi produksi dalam merencanakan dan
mengawasi kegiatan produksi.
4. Fungsi Gudang
Fungsi gudang bertanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan baku, bahan
penolong, dan barang lain yang digudangkan. Juga bertanggung jawab menerima
produk jadi dari fungsi produksi.
5. Fungsi Akuntansi Biaya
Fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan mutasi setiap jenis persediaan dan
atas pencatatan biaya produksi langsung, biaya produksi tidak langsung, dan
biaya/non-produksi ke dalam kartu biaya. Selain itu juga bertanggung jawab atas
pencatat transaksi terjadinya beban bahan baku, beban tenaga kerja, beban
overhead pabrik, dan beban non-produksi ke dalam jurnal pemakaian bahan
baku dan jurnal umum serta posting ringkasan jurnal tersebut ke akun yang
bersangkutan dalam buku besar.
2.5.7 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Jaringan prosedur yang membentuk sistem pengawasan produksi dan sistem
akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur menurut Mulyadi (2016:357) adalah
sebagai berikut:
1. Prosedur Order Produksi
Dalam prosedur ini surat order produksi dikeluarkan untuk mengkoordinasi
pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dengan dikeluarkannya surat order
produksi oleh Departemen Produksi berdasarkan order dari pembeli yang
diterima dari fungsi penjualan atau berdasarkan permintaan dari fungsi gudang.
Menurut karakteristik produksinya, prosedur order produksi dapat dibagi
menjadi dua tipe yaitu prosedur order produksi khusus yang berdasarkan
pesanan dan prosedur produksi berulang kali yang berproduksi masal untuk
memenuhi kebutuhan persediaan.
2. Prosedur Permintaan Dan Pengeluaran Barang Gudang
Prosedur ini digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta bahan baku dari
fungsi gudang. Jika perusahaan menyediakan persediaan bahan baku di gudang
untuk memenuhi kebutuhan bahan baku bagi suatu order produksi, diperlukan
prosedur untuk meminta dan mengeluarkan barang dari gudang. Jika perusahaan
tidak menyelenggarakan persediaan bahan baku tertentu di gudang, maka
diperlukan prosedur permintaan pembelian untuk memenuhi order produksi.
Biasanya permintaan bahan baku untuk memenuhi order produksi didasarkan
pada daftar kebutuhan bahan baku (bill of materials) yang dibuat oleh fungsu
perencanaan dan pengawasan produksi.
3. Prosedur Pengembalian Barang Gudang
Prosedur ini digunakan untuk mengembalikan barang ke gudang. Ada kalanya
bahan baku yang telah diambil dari gudang untuk kepentingan produksi pesanan
tertentu tidak seluruhnya habis digunakan. Pengembalian bahan baku tersebut ke
gudang, dilakukan oleh fungsi produksi melalui prosedur pengembalian barang
gudang. Dengan prosedur ini dihasilkan dokumen sumber berupa bukti
pengembalian barang gudang yang digunakan untuk mengurangi beban bahan
baku.
4. Prosedur Pencatatan Jam Kerja dan Biaya Tenaga Kerja Langsung.
Prosedur ini digunakan untuk mencatat beban tenaga kerja langsung yang
dikonsumsi untuk mengerjakan order produksi tertentu atau yang dikeluarkan
dalam periode waktu tertentu.
5. Prosedur Produk Selesai dan Pencatatan Pembebanan Biaya Overhead Produk
Prosedur ini digunakan untuk mencatatn biaya overhead pabrik yang dibebankan
kepada pesanan tertentu berdasarkan tarif yang ditentukan di muka dan total
harga pokok produk selesai yang ditransfer dari fungsi produksi ke fungsi
gudang.
6. Prosedur Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya, Beban Administrasi
dan Umum, dan Beban Pemasaran
Prosedur ini digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya, beban administrasi dan umum, serta beban pemasaran.
2.5.8 Unsur Pengendalian Internal
Unsur pengendalian internal yang seharusnya ada dalam sistem akuntansi biaya
dirancang dengan merinsi tiga unsur pokok sistem pengendalian internal: organisasi,
sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat. Rincian unsur
pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya sebagai berikut :
Oganisasi

1. Fungsi pencatatan biaya harus terpisah dari fungsi produksi.


2. Fungsi pencatatan biaya harus terpisah dari fungsi yang menganggarkan biaya.
3. Fungsi gudang harus terpisah dari fungsi produksi.
4. Fungsi gudang harus terpisah dari fungsi akuntansi.

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

5. Surat order produksi diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.


6. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi oleh kepala fungsi
produksi yang bersangkutan.
7. Bukti kas keluar diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi keuangan.
8. Daftar kebutuhan bahan dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi
dan diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.
9. Daftar kegiatan produksi dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi
dan diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.
10. Kartu jam kerja diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan.

Praktik yang Sehat

11. Surat order produksi, Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, Bukti kas
keluar, dan Bukti memorial, Bernomor urut tercetak dan penggunaannya
dipertanggungjawabkan.
12. Secara periodik dilakukan rekonsiliasi kartu biaya dengan rekening kontrol biaya
dalam buku besar.
13. Secara periodik dilakukan penghitungan persediaan yang ada di gudang untuk
dicocokkan dengan kartu persediaan.

Anda mungkin juga menyukai