Anda di halaman 1dari 60

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, sektor perbankan

memiliki potensi dan peluang yang besar dalam peranannya sebagai sumber

pembiayaan bagi masyarakat dan sektor usaha. Masyarakat dan sektor usaha

sebagai pihak pengguna jasa bank yang paling berperan, pada umumnya selalu

memiliki respon yang tanggap terhadap berbagai bentuk layanan yang diberikan

oleh masing-masing bank untuk menarik simpati nasabahnya. Bank sebagai

lembaga yang sangat bergantung pada kepercayaan nasabah tentunya akan terus

menyempurnakan layanannya di tengah persaingan dengan banyaknya penyedia

jasa keuangan lainnya.

Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat

kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank.

Kompleksitas usaha perbankan yang tinggi dapat meningkatkan resiko yang

dihadapi oleh bank-bank yang ada di Indonesia. Prasnanugraha (2007:35)

menjelaskan bahwa,

“Permasalahan perbankan di Indonesia antara lain disebabkan depresiasi

rupiah, peningkatan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sehingga

menyebabkan meningkatnya kredit bermasalah. Lemahnya kondisi internal bank

seperti manajemen yang kurang memadai, pemberian kredit kepada kelompok

atau group usaha sendiri serta modal yang tidak dapat mengcover terhadap resiko-

resiko yang dihadapi oleh bank tersebut menyebabkan kinerja bank menurun.
2

Dalam hubungannya dengan penilaian kinerja keuangan PT Bank Sul-

selbar, tingkat kesehatan Bank bagi para pemegang saham sangat berkepentingan

untuk mengetahui kondisi sebenarnya suatu Bank, agar modal yang digandeng

cukup aman dan mendapatkan tingkat hasil pengembalian yang menguntungkan

dari investasi yang ditanamkan. Bagi pihak manajemen Bank, penilaian kinerja ini

akan sangat mempengaruhi dalam penyusunan rencana usaha Bank yang akan

diambil untuk masa yang akan datang demi kelangsungan hidup bank.

Untuk menilai berapa jauh efektivitas operasi perusahaan dalam mencapai

tujuannya diperlukan metode pengukuran tertentu. Salah satu cara untuk

mengetahui kinerja keuangan suatu Bank dapat dilakukan dengan melakukan

analisis terhadap laporan keuangannya.

Metode analisis laporan keuangan Bank yang umum digunakan saat ini,

antara lain:

a. Analisis rasio keuangan

Yaitu laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui tingkat

profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu

perusahaan. Rasio keuangan dibedakan maenjadi: Rasio Profitabilitas,

Rasio Aktivitas, Rasio Likuiditas, dan Rasio Solvabilitas.

b. Metode Economic Value Added (EVA)

Yaitu menilai kinerja perusahaan yang memfokuskan pada penerapan

nilai, dan hanya bisa menilai proses dalam periode 1 tahun.


3

EVA merupakan pengukuran pendapatan sisa (residul income) yang

mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi.

c. Analisis Balance Scorecard (BSC) Yaitu alat untuk mengukur kinerja

keuangan perusahaan dengan menyeimbangkan faktor-faktor keuangan

dan non keuangan dari suatu perusahaan. Dalam analisis BSC ada 4 aspek

yaitu: Prospektif keuangan, Pelanggan, Proses bisnis internal, Proses

belajar dan berkembang.

d. Analisis RADAR Yaitu menilai kinerja pada perusahaan yang merupakan

modifikasi atau penyempurnaan dari metode-metode sebelumnya. Rasio

RADAR dikelompokan menjadi 5 yaitu: Profitabilitas, Produktifitas,

Utilitas aktiva, Stabilitas dan pertumbuhan.

Awal kalimat rasio diatas pihak manajemen merasa belum cukup

untuk mengetahui apakah telah terjadi nilai tambah secara ekonomis dalam

perusahaannya. Sedangkan bagi penyandang dana belum yakin apakah modal

yang ditanamkan dimasa yang akan datang dapat memberikan tingkat hasil yang

diharapkan. Untuk mengetahui penilaian kinerja keuangan yang menyeluruh maka

perlu dikembangkan suatu alat analisis bekenaan dengan kesehatan kinerja

keuangan dengan menggunakan pendekatan analisis Economic Value Added

(EVA).

Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh Stewart & Stern seorang

analis keuangan dari perusahaan Stren Steward & Co pada tahun 1993. Di

Indonesia metode tersebut dikenal dengan metode NITAMI (Nilai Tambah

Ekonomis). EVA/ NITAMI adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur


4

laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan

hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi

dan biaya modal (Iramani dan Febrian: 2005 : 56).

EVA merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value

added dari modal yang telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi

perusahaan. Oleh karenanya EVA merupakan selisih laba operasi setelah pajak

(Net Operating Profit After Tax atau NOPAT) dengan biaya modal (Cos of

Capital). Konsep Economic Value Added (EVA) mampu menutupi kelemahan

dari analisis rasio keuangan sehingga kedua alat pengukur kinerja keuangan dapat

membantu pihak-pihak yang bersangkutan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui kinerja

Bank Sul-selbar, dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA).

Dengan demikian penulis mengangkat judul penelitian “Analisis Kinerja

Keuangan PT Bank Sul-Selbar Dengan Menggunakan Economic value

Added (EVA)”

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitan terhadap Laporan Keuangan sebagai dasar dalam penilaian terhadap

kinerja keuangan pada PT Bank Sul-selbar yang kemudian dapat dijabarkan dalam

judul penelitian: “Analisis Kinerja Keuangan Bank Sul-Selbar Dengan

Menggunakan Economic Value Added (EVA)”


5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut pokok permasalahannya

adalah “Bagaimana tingkat kinerja keuangan PT Bank Sul-SelBar dengan

menggunakan Analisis Economic Value Added (EVA).

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah untuk

mengetahui tingkat kinerja keuangan pada PT. Bank Sul-selbar, Tbk.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan laporan penilitian ini adalah:

1. Bagi Penulis :

Meningkatkan pengetahuan dalam menganalisis kinerja keuangan suatu

perusahaan sehingga diketahui faktor-faktor yang menyebabkan suatu bank

dapat dikatakan sehat.

2. Bagi PT Bank Sulselbar :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang baik bagi PT.

Bank Sul-selbar dalam proses menilai kinerja perusahaan pada aspek

keuangan.

3. Bagi Akademis.

Dapat digunakan sebagai sumber informasi atau dapat dipakai sebagai data

sekunder dan sebagai bahan sumbangan pemikiran tentang peran dan fungsi

manajemen keuangan, khususnya dalam salah satu fungsi yaitu mengetahui

kinerja Bank
6

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini dilaporkan secara terperinci dalam Enam bab dengan

urutan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bagian ini merupakan bagian awal penulisan yang terdiri atas yaitu latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan secara singkat teori yang berhubungan dengan

objek penelitian melalui teori-teori yang mendukung serta relevan dari buku atau

literature yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan juga sebagai sumber

informasi dan referensi media lain. Adapun isinya adalah pengertian Bank, tujuan

dan fungsi dan bank, laporan keuangan, metode economic Value Added,

pengertian Economic Value Added, tinjauan perhitungan Economic Value Added,

Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added, Manfaat Economic Value

Added, Penelitian terdahulu, kerangka pikir, Hipotesis

BAB III :METODE PENELITIAN

Penjelasan secara rinci mengenai semua unsur metode dalam

penelitian ini, yaitu penjelasan mengenai lokasi penelitian, jenis dan sumber data,

metode pengumpulan data serta metode analisis.


7

BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Berisi uraian mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur

organisasi.

BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini Berisi analisis data dan hasil analisis serta pembahsannya yang

disesuaikan dengan metode penelitian pada bab tiga, sehingga akan menghasilkan

analisis NOPAT , WACC, serta metode Economic Value Added (EVA).

BAB VI : PENUTUP

Pada bab terakhir ini memuat kesimpulan dari keseluruhan

pembahasan, refleksi untuk memberikan saran berdasarkan kesimpulan penelitian

untuk mengkaji kebenaran hipotesis yang sudah ada, yang kemudian perlu

disampaikan sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan untuk kebijaksanaan

perusahaan selanjutnya.
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bank

Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian nasional sangatlah

besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian

selalu membutuhkan jasa bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang

menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kembali kepada

msayarakat dalam bentuk kredit.

Bank sebagai suatu lembaga keuangan yang sangat memegang peranan

dalam perekonomian suatu negara. Sesuai dengan fungsi dan tugasnya, bank

merupakan lembaga keuangan yang mempermudah transaksi-transaksi yang

terjadi antara berbagai pihak di dalam masyarakat. Di samping itu, bank

merupakan perantara bagi masyarakat atau pihak yang kekurangan uang. Dengan

kata lain bank merupakan penghubung bagi pihak-pihak yang ingin

menabungkan uangnya dengan mereka yang membutuhkan uang atau modal

dalam mengembangkan usahanya. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Perbankan No. 10 tahun 1998n yang menyatakan bahwa :

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan meyalurkan kembali kepada mayarakat dalam

bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat”

Sedangkan dalam PSAK No. 31 mengenai akuntansi perbankan

disebutkan sebagai berikut :


9

“Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

(financial intermediary) antar pihak-pihak yang mempunyai kelebihan

dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta

sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas keuangan.”

Selain itu pengertian bank menurut Stuart yang dikutip Dendawijaya

(2003:25): “Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan

kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau dengan uang

yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan memperedar alat penukar baru

berupa uang.”

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa bank adalah sebuah lembaga

yang menghimpun dana dalam bentuk giro, deposito tabungan dan simpanan yang

lain dari pihak yang kelebihan dana kemudian menempatkannya kembali kepada

masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman atau kredit.

2.2 Tujuan dan Fungsi Bank

Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara.

Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, perbankan

bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah

peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Allen dan Carletti (2007 : 1) yang

menyatakan bahwa, “the banking sector is one of the most highly regulated

sectors in the economy”. Ini dikarenakan aktivitas masyarakat dan dunia usaha

saat ini banyak ditunjang oleh sektor perbankan yang ada Jasa perbankan,

menurut Sulaiman (2010 : 3),


10

pada umumnya terbagi atas dua tujuan. “Pertama, sebagai penyedia

mekanisme dan alat pembayaran yang efisien bagi nasabah. Untuk itu, bank

menyediakan uang tunai, tabungan dan kartu kredit. Ini merupakan peran bank

yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya alat pembayaran

yang efisien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter atau

saling mempertukarkan barang dengan barang yang lainnya. Kedua, dengan

menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak lain yang

membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan

pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi

suatu negara akan dapat meningkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya

berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis

tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman sebagai modal

membangun usaha.

Beberapa manfaat bank dalam kehidupan antara lain :

1. Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan

sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya

merupakan jenis investasi jangka pendek (yield enhancement).

2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat

berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan

jalan lindung nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk

management.
11

3. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi

sebagai sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga

barang komoditi tertentu dikemudian hari (price discovery).

4. Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan

kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai

pasar dari transaksi derivatif itu sendiri.

5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang

berarti, transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada

manajemen produksi sebuah produsen dalam menilai suatu

permintaan dan kebutuhan pasar di masa mendatang.

2.3 Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan hasil dari proses

akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum

yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan data keuangan kepada pihak

yang berkepentingan. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai

laporan keuangan, berikut dikemukakan beberapa pengertian mengenai laporan

keuangan antara lain :

1. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 1) :

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara

seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan

laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
12

keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang

berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri

dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.

2. Menurut Soemarso (2004 : 34).

laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat

keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil

usaha perusahaan.

3. Menurut Sundjaya dan Barlian (2001 : 47).

dalam www.jurnal-sdm.blogspot.com, laporan keuangan adalah suatu

laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai

alat komunikasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan

atau aktivitas perusahaan.

Dari definisi-definisi di atas, dapat diketahui bahwa laporan keuangan

adalah laporan yang menyajikan informasi yang akan digunakan oleh pihak-pihak

yang berkepentingan mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang

merupakan hasil dari proses akuntansi selama periode akuntansi dari suatu entitas.

Dalam akuntansi perusahaan, informasi yang memberikan keterangan

mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan, disusun dalam bentuk

ikhtisar laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari daftar yang menunjukkan

posisi keuangan dan hasil kegiatan perusahaan untuk suatu periode. Periode ini

dapat untuk masa satu bulan, satu kwartal, satu semester, satu tahun atau untuk

masa jangka waktu lain.


13

Ditinjau dari segi intern perusahaan, laporan keuangan dapat digunakan

untuk berbagai tujuan. Data laporan keuangan terutama akan memberikan

informasi bagi manajemen sebagai bahan analisa dan bahan interprestasi untuk

mengadakan evaluasi terhadap aktivitas perusahaan. Laporan keuangan akan

menunjukkan sampai berapa jauh efisiensi pelaksanaan kegiatan serta

perkembangan perusahaan yang telah dicapai oleh manajemen.

Karena manajemen disertai tugas yang ada dalam perusahaan, manajemen

ingin mengetahui apakah tujuan perusahaan yang telah dapat dicapai. Dengan

demikian manajemen dapat melepaskan tanggung jawab dalam kegiatan

perusahaan untuk satu periode kepada pemilikan perusahaan.

Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat perusahaan dengan

tujuan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan -

keputusan investasi dan pendanaan, seperti yang dinyatakan dalam SFAC No. 1

bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi :

1. untuk keputusan investasi dan kredit,

2. mengenai jumlah dan timing arus kas,

3. mengenai aktiva dan kewajiban,

4. mengenai kinerja perusahaan,

5. mengenai sumber dan penggunaan kas,

6. penjelas dan interpretif, serta

7. untuk menilai stewardship.

Ketujuh tujuan ini terangkum dengan disajikannya laporan laba rugi,

neraca, laporan, arus kas, dan pengungkapan laporan keuangan. Tujuan laporan
14

keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,

kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Seorang analisis harus mengerti mengenai bentuk-bentuk dan prinsip-

prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang mungkin timbul

dalam penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu perlu diketahui mengenai

pengertian laporan keuangan. Menurut Keown (1999 : 79) Laporan keuangan

terdiri atas bagian tertentu suatu informasi penting mengenai operasi perusahaan

yang dilaporkan dalam bentuk :

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Arus Kas

 Neraca

Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit

usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah

harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang

disebut passiva, atau dengan kata lain, aktiva adalah investasi dalam perusahaan

dan passiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut.

Neraca menunjukkan posisi kekayaan perusahaan, kewajiban keuangan dan

modal perusahaan pada waktu tertentu.Kekayaan disajikan pada sisi aktiva,

sedangkan kewajiban dan modal sendiri pada sisi pasiva.


15

Kekayaan atau total aktiva = kewajiban + ekuitas pemegang saham Aktiva

menggambarkan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan

kewajiban dan ekuitas pemegang saham menunjukkan bagaimana sumber daya

itu dibiayai.

 Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-

pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk satu periode

tertentu. . Laporan laba rugi perusahan disajikan sedemikian rupa yang

menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi

penyajian secara wajar.

Laba (atau rugi) = Penghasilan dari penjualan - biaya dan ongkos

 Laporan Arus Kas

Laporan ini menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan

pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode. Aliran kas

diklasifikasikan dalam tiga kelompok berbeda yaitu penerimaan dan

pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan operasi, investasi, dan

pendanaan.

Dalam prinsip - prinsip Akuntansi Indonesia ( Ikatan AKuntansi Indonesia

Jakarta, 1974 ) dikatakan bahwa laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan

rugi / laba serta segala keterangan - keterangan yang dianut dalam lampiran -

lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan dana - dana. Untuk

perusahaan besar yang banyak pemegang sahammnya maka disamping laporan


16

keuangan ( finansial ) termasuk diatas sebaiknya ditambah keterangan-keterangan

tentang :

Kondisi dan faktor - faktor ekonomi yang mempengaruhi

Usaha - usaha yang lalu, sekarang maupun yang akan datang

Luasnya produksi

Kebijakan perusahaan

Penelitian dan pengembangan

Marketing dan advertising

Rencana - rencana dalam belanja modal dan pembelanjaan dimasa - masa

yang akan datang

Kebijaksanaan mengenai deviden dan sebagainya

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 5), “Karakteristik kualitatif

merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna

bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu : dapat

dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan”.


17

Keempat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Dapat dipahami

Kualitas informasi yang penting ditampung dalam laporan keuangan

adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan

pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas

relevan apabila dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan

membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan,

menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa lalu.

3. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi

memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan

material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang jujur (faithful

representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan

dapat disajikan.

4. Dapat diperbandingkan

Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan

antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja

keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar

perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi

keuangan secara relati


18

Pemakai Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 2)

“Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial,

karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan,

pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan

laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda.

Beberapa kebutuhan ini meliputi :

1. Investor

Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan

risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka

lakukan. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan

mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

2. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada

informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik

dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja, dan kesempatan

kerja.

3. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat

dibayar pada saat jatuh tempo.


19

4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan

dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan

dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali

kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup

perusahaan.

5.Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan untuk dengan informasi mengenai kelangsungan

hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka

panjang, dengan, atau bergantung pada perusahaan.

6. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya

berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan

dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk

mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar

untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara . misalnya,

perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional,

termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam

modal domestic. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan


20

menyediakan informasi kecenderungan (tren) dan perkembangan terakhir

kemakmuran perusahaan dan rangkaian aktivitasnya.

2.4 Metode Economic Value Added (EVA)

2.4.1 Pengertian Economic Value Added (EVA)

Pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham adalah dengan

menghitung Economic Value Added (EVA) suatu perusahaan. EVA merupakan

salah satu ukuran kinerja operasional yang dikembangkan pertama kali oleh G.

Bennet Stewart & Joel M. Stren yaitu seoarang analis keuangan dari perusahaan

Sten Stewart & Co pada tahun 1993. Di Indonesia metode EVA dikenal dengan

sebutan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi).

Menurut Iramani & Febrian (2005: 56 ), EVA adalah metode

manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan

yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan

mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal.

Menurut Warsono (2001: 46), EVA adalah perbedaan antara laba operasi

setelah pajak dengan biaya modalnya. EVA merupakan suatu estimasi laba

estimasi laba ekonomis yang benar atas suatu bisnis selama tahun tertentu.

Menurut Tandelilin (2001: 195), EVA adalah ukuran keberhasilan

manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi

perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/ efektif

(dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada

peningkatan harga saham perusahaan.


21

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa Economic Value Added (EVA) merupakan keuntungan

operasional setelah pajak, dikurangi biaya modal yang digunakan untuk menilai

kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil harapan-harapan para

pemegang saham dan kreditur.

2.4.2 Tujuan dan Perhitungan Economic Value Added (EVA)

EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah

yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu manajer

yang menitikberatkan pada EVA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara

yang konsisten untukm memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.

Menurut S. David Young dan Stephen F. Obyrne (2001: 32), dalam

pengukuran kinerja EVA dapat dihitung sebagai berikut:

Penjualan Bersih xxx

Biaya operasi xxx

Laba operasi sebelum pajak (EBIT) xxx

Pajak xxx

Laba operasi bersih sesudah pajak (NOPAT) xxx

Biaya modal (modal yang diinvestasikan x biaya modal) xxx

EVA xxx
22

Perhitungan Economic Value Added (EVA) yang diharapkan dapat

mendukung penyajian laporan keuangan sehingga akan mempermudah para

pemekai laporan keuangan diantaranya para investor, kreditur, karyawan,

pelanggan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Ada beberapa

pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur EVA, tergantung dari struktur

modal dari perusahaan. Apabila dalam struktur modalnya perusahaan hanya

menggunakan modal sendiri.

Menurut Tandelilin (2001: 196), rumus yang digunakan dalam perhitungan

EVA adalah:

EVA = Laba bersih operasi setelah dikurangi pajak – besarnya

biaya modal operasi dalam rupiah setelah dikurangi

pajak.

EVA = [EBIT (1 – Pajak)] - [(Modal Operasi) (Presentase biaya

modal setelah pajak)]

Menurut Iramani & Febrian, secara sederhana EVA dirumuskan

sebagai berikut:

EVA = Net Operating Profit After Tax (NOPAT) – Cost of Capital

(COC)

EVA = NOPAT – COC

Keterangan:

NOPAT = EBIT – Beban Pajak


23

COC = Biaya Modal

EBIT = Laba operasi sebelum pajak

Dari perhitungan akan diperoleh kesimpulan dengan interprestasi

sebagai berikut:

Jika EVA > 0, hal ini menunjukan terjadi nilai tambah ekonomis bagi

perusahaan.

Jika EVA < 0, hal ini menunjukan tidak terjadi nilai tambah ekonomis

bagi perusahaan.

Jika EVA = 0, hal ini menunjukan posisi “impas” karena laba telah

digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik

kreditur maupun pemegang saham.

2.4.3 Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)

a) Keunggulan EVA

Menurut Iramani dan Febrian (2005), EVA sebagai penilai

kinerja perusahaan mempunyai keunggulan yaitu: EVA dapat

digunakan sebagai penciptaan nilai (value creation).

Ada keunggulan EVA yang lain adalah:

1. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan

memperhitungkan beban sebagai konsekuensi investasi.


24

2. EVA merupakan alat perusahaan dalam mengukur harapan

yang dilihat dari segi ekonomis dalam pengukurannya, yaitu

dengan memperhatikan harapan penyandang dana secara adil

dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang

dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar

dan bukan pada nilai buku.

3. Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa

memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data

perusahaan lain sebagai konsep penilaian.

4. Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian

pemberian bonus pada karyawan terutama pada divisi yang

memberikan EVA lebih sehingga dapat dikatakan bahwa EVA

menjalankan stakeholders satisfaction concepts.

5. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukan bahwa konsep

tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah

digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan

dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

b. Kelemahan EVA

Menurut Iramani dan Febrian (2005), EVA mempunyai kelemahan

yaitu:

1. EVA hanya mengukur hasil akhir (result) dan tidak mengukur

aktivitas-aktivitas penentu, seperti loyalitas dan tingkat retensi

konsumen.
25

2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat

mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan

mengambil keputusan untuk menjual dan membeli saham

tertentu.

2.4.4 Manfaat Economic Value Added (EVA)

Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dalam

menggunakan EVA sebagai alat ukur kinerja dan nilai tambah perusahaan.

Menurut Iramani dan Febrian (2005: 56), manfaat EVA adalah sebagai berikut:

1. EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat

berdiri sendiri tanpa memerlukan ukuran-ukuran lain baik berupa

perbandingan dengan menggunakan perusahaan sejenis atau

menganalisis kecenderungan (trend).

2. Hasil perhitungan EVA mendorong mengalokasikan dana

perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah.


26

2.5 Penelitian Terdahulu

NO Judul penelitian Penulis Hasil Penelitian


1 Kinerja Keuangan Lasmono Eko kinerja
Perusahaan dengan Wibowo 2006 keuangan pada
Menggunakan Metode perusahaan
Economic Value Added farmasi
(EVA) Study Pada berdasarkan nilai
Perusahaan Farmasi yang Economic Value
Tercatat di Bursa Efek Added EVA
Jakarta” yaitu PT. Dankos
Laboratories Tbk
sebesar Rp
164.993.143.602,
PT. Indofarma
Tbk sebesar Rp -
124.112.651.238,
dan PT. Kalbe
Farma Tbk
sebesar Rp
268.552.396.372
selama tahun
2002-2004.
Dari ketiga
perusahaan
tersebut bahwa
PT. Dankos
Laboratories Tbk
dan PT. Kalbe
Farma Tbk
mampu
menciptakan
nilai tambah bagi
pemilik dana.
Kedua
perusahaan
tersebut
memiliki kinerja
yang baik sesuai
dengan tolak
ukur EVA yaitu
EVA > 0, dan
memiliki nilai
positif kecuali
pada PT.
27

Indofarma Tbk
yang kinerja
keuangannya
dikatakan buruk
karena memiliki
nilai negatif.

2 Analisis Penilaian Kinerja Risky Fidianti Dari hasil


Keuangan dengan 2007 pendekatabn EVA ,
Pendekatan EVA Pada PT. terjadi hasil yang
Sumber Batu Gowa positif berarti
Perusahaan dapat
meningkatkan nilai
tambah Ekonomi
dari setiap jasa
Kontraktor, namun
pada tahun 2010
nampak Bahwa EVA
yang dicapai oleh
perusahaan belum
dapat memberikan
nilai tambah
Ekonomi sebesar
EVA < 0 dikatakan
EVA <0 sebab bila
ROIC yang dicapai
lebih besar dari
beban bunga yang
dicapai oleh
perusahaan dalam
penyelesaian usaha
yang di jalankan.
28

2.6 Kerangka Pemikiran

BANK SUL – SELBAR

LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS EVA

YA
terdapat
nilai
tambah
Analisis Analisis Metode EVA
NOPAT WACC
TIDAK
terdapat
nilai
KINERJA KEUANGAN tambah
29

2.7 Hipotesis

Dari pokok Permasalahan yang telah diuraikan dan kerangka Pemikiran

teoritis maka hipotesis yang dapat dikemukakan pada Penelitian ini Yaitu “

diduga bahwa kinerja keuangan PT Bank Sul-Selbar dengan menggunakan

metode Economic Value Added (EVA) tiap tahun terjadi peningkatan.


30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam usaha pengumpulan data, penulis melakukan penelitian pada PT Bank

Sul-Selbar Makassar bertempat di Jalan Sam Ratulangi Makassar. Penelititan

ini akan berlangsung selama 2 bulan

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Guna mendukung penelitian ini, maka jenis data yang digunakan

sebagai berikut :

1. Data Kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung atau berupa angka-

angka. Dalam hal ini data dari laporan keuangan PT. Bank Sul – Sel

Bar periode 2007-2011

2. Data Kualitatif, yaitu data yang tidak dapat dihitung atau data yang

bersifat non angka antara lain, sejarah singkat perusahaan, dan

struktur organisasi perusahaan.

3.2.2 Sumber Data

Selain jenis data, dalam penelitian ini juga digunakan beebread

sumber data yaitu

1. Data Primer

Data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung

dengan pimpinan dan staf serta karyawan perusahaan yang

berkompeten dan ada kaitannya dengan obyek penelitian ini.


31

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh berupa dokumen perusahaan, literature dan

artikel yang relevan dengan obyek penelitian, antara buku-buku,

referensi, jurnal-jurnal umum dan internasional, serta litera

3.3 Difinisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah objek penelitian, atau apa yang

menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006: 118). Adapun variabel-

variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kinerja keuangan untuk mengetahui tingkat retabilitas (profitabilitas) yaitu

menunjukan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba selama

periode tertentu dan untuk mengetahui stabilitas yaitu kemampuan

perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan

mempertimbangkan kemampuan perusahaan membayar beban bunga atau

hutangnya.

b. Metode Economic Value Added (EVA) merupakan metode lain yang

digunakan dalam menilai kinerja perusahaan yang memfokuskan pada

penerapan nilai, dan hanya bisa menilai proses dalam periode 1 tahun. Di

Indonesia Economic Value Added (EVA) biasa disebut dengan konsep

Nilai Tambah Ekonomi (NITAMI).

c. EVA = Net Operating Profit After Tax (NOPAT) – Cost of Capital (COC)

EVA = NOPAT – COC

Keterangan:
32

NOPAT = EBIT – Beban Pajak

COC = Biaya Modal

EBIT = Laba operasi sebelum pajak

Secara sederhana, tolok ukur EVA adalah sebagai berikut:

1. Jika EVA > 0, hal ini menunjukan terjadi nilai tambah ekonomis bagi

perusahaan.

2. Jika EVA < 0, hal ini menunjukan tidak terjadi nilai tambah ekonomis

bagi perusahaan.

3. Jika EVA = 0, hal ini menunjukan posisi “impas” karena laba telah

digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik

kreditur maupun pemegang saham. .

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data untuk penulisan penelitian ini, penulis

menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan mencari data-data yang

berupa catatan dalam hal ini adalah laporan keuangan, neraca dan laporan laba

rugi perusahaan.

3.5 Teknik Analisis Data

Langkah-langkah dalam menentukan nilai Economic Value Added (EVA)

sebagai berikut:

1. Menghitung Biaya Modal / Cost of Capital (COC)


33

Beban Bunga
a. Biaya Modal Dari Hutang (Kd) = ---------------------- x 100 %
Total Hutang

Laba bersih setelah Pajak


b. Biaya Modal Sendiri (Ke) = ------------------------------------- x 100 %
Total Ekuitas

2. Menghitung Biaya Modal Rata-rata Tertimbang WACC (Ko)

B S
WACC (Ko) = Kd ---------------- + Ke --------------

B+S B+S
Keterangan:
Ko = Biaya modal rata-rata tertimbang
Kd = Biaya modal pinjaman
Ke = Biaya Modal sendiri

B = Modal sendiri
S = Modal pinjaman

3. Menghitung EVA

EVA = NOPAT – COC (Iramani dan Febrian)


Keterangan:

NOPAT = Laba Bersih Setelah Pajak


COC = Biaya Modal Biaya modal dari hutang (Kd) + Biaya
modal Sendiri (Ke)
34

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah PT. Bank SulselBar, Tbk (Persero)

Bank Sul-selbar didirikan di Makassar pada tanggal 13 Januari 1961

dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara sesuai

dengan Akta Notaris Raden Kadiman di Jakarta No. 95 tanggal 23 Januari 1961.

Kemudian berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No. 67 tanggal 13 Juli 1961

nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara.

Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara

No. 002 tahun 1964 tanggal 12 Februari 1964, nama Bank Pembangunan Daerah

Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat I

Sulawesi Selatan Tenggara dengan modal dasar Rp250.000.000. Dengan

pemisahan antara Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Propinsi

Tingkat I Sulawesi Tenggara, maka pada akhirnya Bank berganti nama menjadi

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.

Dengan lahirnya Peraturan Daerah No. 01 tahun 1993 dan penetapan

modal dasar menjadi Rp25 milyar, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan

dengan sebutan Bank BPD Sulsel dan berstatus Perusahaan Daerah (PD).

Selanjutnya dalam rangka perubahan status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi

Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Peraturan Daerah No. 13 tahun 2003

tentang Perubahan Status Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah


35

Sulawesi Selatan dari PD menjadi PT dengan Modal Dasar Rp. 650 milyar. Akta

Pendirian PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia RI berdasarkan Surat Keputusan No. C-31541.HT.01.01 tanggal 29

Desember 2004 tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank

Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat Bank Sulselbar, dan telah

diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 13 tanggal 15 Februari

2005, Tambahan No. 1655/2005

4.2 Profil Perusahaan

NAMA PERUSAHAAN : PT Bank Sul-selbar

NAMA PANGGILAN : Bank Sulselbar

KANTOR PUSAT : Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 16 Makassar, 90125

TELEPON : (0411) 859 171 (Hunting)

FAXIMILE : (0411) 859 178

WEBSITE : www.banksulsel.co.id

DIDIRIKAN : 13 Januari 1961

4.2.1 Struktur Organisasi PT Bank Sulselbar


36

4.2.2 PT Bank Sulsel (Konvensional)


37

Tugas dan tanggung jawab dari setiap tingkatan dalam struktur organisasi PT

Bank Sulsel adalah sebagai berikut :

1. Komisaris. Secara umum, tugas Komisaris adalah mengawasi pengurusan

Perseroan oleh Direksi. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan dan

ketentuan perundang-undangan, Komisaris memiliki sejumlah tugas dan

tanggung jawab antara lain :

a. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan

pengurusan Bank termasuk pelaksanaan rencana bisnis dan realisasinya,

ketentuan dalam anggaran dasar perusahaan, keputusan Rapat Umum

Pemegang Saham dan perundang-undangan yang berlaku;

b. Meneliti dan menelaah Laporan Tahunan yang disiapkan oleh Direksi serta

menandatangani laporan tersebut;

c. Memberikan nasehat, pendapat dan saran kepada Direksi berkaitan dengan

pengurusan perusahaan termasuk rencana-rencana strategi perusahaan;

d. Memberikan pendapat dan saran serta pengesahan rencana bisnis yang

disusun oleh Direksi.

e. Melakukan penelitian dan penelaahan atas laporan-laporan dari Direksi dan

segenap jajarannya, terutama yang berkaitan dengan tugas-tugas yang

telah diputuskan bersama;

f. Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit melakukan evaluasi dan

memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan

rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern dan audit eksternal;


38

g. Mengikuti perkembangan kegiatan PT Bank Sulsel baik dari informasi

internal `yang disediakan oleh Bank maupun informasi eksternal yang

berasal dari media maupun sumber lainnya;

h. Melakukan usaha-usaha untuk memastikan bahwa Direksi dan jajarannya

telah mematuhi ketentuan perundang-undangan dan peraturan-peraturan

lainnya yang berlaku dalam mengelola bank;

i. Terkait dengan Rapat Umum Pemegang Saham antara lain :

1) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan aktivitas dan kinerja

Komisaris dan Direksi tahun 2009 kepada RUPS;

2) Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS dalam hal pengangkatan

dan pemberhentian Direksi;

3) Mengusulkan penunjukan Akuntan Publik kepada RUPS

2. Direksi

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi senantiasa

berpegang dan perdoman pada Anggaran Dasar. Tugas-tugas dan tanggung

jawab Direksi terdiri dari :

a. Direksi bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan bank;

b. Direksi mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya

sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

c. Direksi melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam

setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;
39

d. Direksi menindaklanjuti termuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja

audit intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia

dan/atau hasil pengawasan otoritas lain;

e. Direksi bertanggungjawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk

kepentingan Bank dalam mencapai maksud dan tujuannya;

f. Direksi juga berhak mewakili Bank di dalam dan di luar pengadilan dan

berhak melakukan segala tindakan dengan itikad baik dan penuh tanggung

jawab mengenai pengurusan maupun mengenai pemilikan serta mengikat

Bank dengan pihak lain dengan pembatasan-pembatasan tertentu.

3. Komite-komite

Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

Dewan Komisaris, maka dibentuk :

a. Komite Audit

Tugas dan tanggung jawab Komite Audit terdiri dari :

1) Melakukan evaluasi kesesuaian Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) SKAI

(umum dan khusus) dengan standar penyusunan laporan audit menurut

SPFAIB dan Audit Charter;

2) Melakukan evaluasi dan membandingkan jadwal pelaksanaan audit SKAI pada

cabang-cabang dan Kantor Pusat denga Program Kerja Audit Tahunan (PKAT)

yang telah disetujui Direktur utama;

3) Merekomendasikan penunjukan kantor Akuntan Publik untuk melakukan audit

laporan tahunan;
40

4) Melakukan evaluasi atas temuan-temuan audit tahun sebelumnya (audit intern

dan ekstern) yang belum ditindaklanjuti;

5) Melakukan evaluasi terhadap temuan hasil pemeriksaan tahun ini (tahun

berjalan).

b. Komite Pemantau Risiko

Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko terdiri dari :

1) Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko

dengan pelaksanaan kebijakan tersebut;

2) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen

Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko;

3) Memberikan rekomendasi atas hasil pemantauan dan evaluasi pada ayat 1 dan 2

di atas kepada Dewan Komisaris;

4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris sepanjang

masih dalam lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris berdasarkan

ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Komite Remunerasi dan Nominasi

Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi terdiri dari :

1) Terkait bidang remunerasi :

a) Melakukan kajian terhadap sistem remunerasi Direksi dan Komisaris;

b) Melakukan kajian terhadap sistem remunerasi pegawai serta

merekomendasikan usulan-usulan penyempurnaannya kepada

Komisaris.
41

2) Terkait bidang nominasi :

a) Melakukan kajian terhadap sistem nominasi anggota Direksi dan

anggota Dewan Komisaris;

b) Menyusun kriteria dan syarat-syarat calon anggota Direksi dari sumber

internal dan eksternal serta merekomendasikannya kepada Komisaris;

c) Melakukan kajian terhadap sistem dan prosedur SDM yang baru.

4. Satuan Kerja

Untuk membantu tugas Direksi, maka dibentuklah Satuan Kerja yang dibagi

berdasarkan fungsinya masing-masing.

a. Satuan Kerja Kepatuhan

Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan terdiri dari :

1) Mengelola kebijakan dan permasalahn hukum serta penerapan asas

kepatuhan;

2) Pengenalan nasabah dalam rangka mengamankan kegiatan operasional.

b. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) bertanggung jawab melakukan

pemeriksaan secara independen terhadap seluruh unit kerja kantor pusat dan

72 satuan kerja audit intern (SKAI) bertanggung jawab melakukan

pemeriksaan secara independen terhadap seluruh unit kerja kantor pusat dan

72 cabang PT. Bank Sul-Selbar berdasrkan rencana auditor tahunan yang

telah disetujui oleh direktur utama.

4.2.3 Unit Usaha Syariah PT Bank Sulselbar

Dalam rangka membangun dan mengembangkan industri perbankan

syariah yang sehat dan tangguh, diperlukan pelaksanaan Good Corporate


42

Governance (GCG) bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang

efektif, yang dimana dalam pelaksanaan GCG tersebut harus memenuhi

prinsip syariah (Sharia Compliance).

PT Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah menjalankan seluruh aktivitas

perusahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap

peraturan yang berlaku, serta melaksanakan operasional perbankan yang

sehat. Penerapan GCG dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan dalam

rangka penyempurnaan kebijakan maupun penerapan tata kelola perusahaan.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, dalam

melakukan implementasi GCG, PT Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah

berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tentang

Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tetang

Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah.

Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah pada PT Bank

Sulselbar Unit Usaha Syariah terdiri dari :

1. Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas pedoman

operasional dan produk yang dikeluarkan Bank.

2. Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank agar sesuai dengan

fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia.

3. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama

Indonesia untuk produk baru Bank yang belum ada fatwanya.


43

4. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah

terhadap mekanisme penghimpunan dan penyaluran dana serta pelayanan

jasa Bank.

5. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja

Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.

4.3 Produk dan Layanan PT Bank Sulsel (Konvensional)

PT Bank Sulsel memberikan layanan dan produk yang terdiri dari :

1. Penghimpunan dana yang berasal dari simpana masyarakat dan pemerintah

daerah berupa

a. Giro

b. Deposito

c. Tabungan

1) Tabungan Simpeda 74

2) Tabungan Tapemda

3) Tabungan Haji

2. Penggunaan dana yang disalurkan dalam bentuk kredit kepada masyarakat

dengan berbagai jenis dan sektor ekonomi yang terdiri dari :

a. Kredit yang diberikan, dalam bentuk :

1) Kredit Investasi Biasa (KIB)

2) Kredit Modal Kerja (KMK)

3) Kredit Umum Lainnya (KUL)

4) Pundi Usaha Rakyat (PUR)

b. Sektor ekonomi, dalam bidang :


44

1) Pertanian

2) Industri

3) Konstruksi

4) Perdagangan

5) Jasa

3. Jasa-jasa yang dijalankan berupa :

a. Kiriman uang

b. Inkasso

c. Jaminan bank

d. Pembayaran rekening telepon, PAM, listrik, pajak, dalan lain-lain.

e. Pembayaran gaji/pensiunan

f. Bank penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH)

g. SMS banking

4.3.1 Produk dan Layanan Unit Usaha Syariah PT Bank Sulsel

PT Bank Sulsel Unit Usaha Syariah memberikan layanan dan produk berupa :

1. Produk penghimpunan dana (funding), dalam bentuk :

a. Tabungan Syariah

b. Tabungan Syariah Hatam

c. Deposito Syariah Mudharabah

d. Giro Syariah Wadiah

2. Produk penyaluran dana (financing)

a. Pembiayaan Oto Berkah

b. Pembiayaan Graha Berkah


45

c. Pembiayaan Modal Kerja

d. Pembiayaan Investasi

3. Jasa-jasa yang dijalankan berupa :

a. Kiriman uang (wakalah)

b. Jaminan bank (kafalah)

4.4 Visi dan Misi PT. Bank Sul-Selbar (Persero) Tbk

VISI DAN MISI BANK SULSEL

VISI

Menjadi Bank yang terbaik di Kawasan Indonesia Timur dengan dukungan

manajemen dan sumber daya manusia yang profesional serta memberikan nilai

tambah kepada Pemda dan masyarakat

MISI

1. Penggerak dan pendorong laju pembangunan ekonomi daerah

2. Pemegang Kas Daerah dan atau melaksanakan penyimpanan uang daerah

3. Salah satu sumber pendapatan asli daerah


46

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Laporan Keuangan

Salah satu indikator yang menggambarkan kesuksesan suatu

perusahaan terhadap pencapaian tujuan adalah yang berkaitan dengan laporan

keuangan. Laporan keuangan digunakan sebagai bahan informasi yang

menggambarkan kondisi keuangan yang diperoleh dari hasil operasinya

perusahaan.

Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasinya perusahaan

bermanfaat bagi berbagai pihak, baik pihak yang berada dalam perusahaan

maupun pihak-pihak yang berada diluar perusahaan, karena akan memberikan

gambaran mengenai perkembangan keuangan yang dicapai oleh perusahaan

selama 3 tahun terakhir (Tahun 2009 s/d 2011).

Adapun laporan keuangan perusahaan, meliputi neraca dan laporan

perhitungan laba rugi. Dimana neraca menggambarkan laporan mengenai posisi

keuangan yang dapat meliputi: Harta, Kewajiban dan Modal. Sedangkan laporan

laba rugi menggambarkan laporan yang menguraikan hasil dari kegiatan

perusahaan pada suatu periode akuntansi.

Berkaitan dengan pentingnya penyusunan laporan keuangan, maka

obyek yang diteliti adalah pada PT Bank Sul-Selbar, yakni suatu perusahaan yang

bergerak dibidang usaha perbankan, dimana dalam melakukan pengelolaan


47

aktivitas operasional yakni sebagai perusahaan perbankan maka perusahaan perlu

melakukan analisis terhadap kinerja keuangan selama 3 tahun terakhir (Tahun

2009 s/d tahun 2011).

Sebelum dilakukan penilaian kinerja keuangan dengan pendekatan

Ekonomic Value Added maka terlebih dahulu akan disajikan laporan keuangan

perusahaan yang terdiri dari laporan neraca dan laporan perhitungan laba rugi

yang diperoleh dari PT Bank Sul-Selbar yang dapat dilihat melalui lampiran

laporan keuangan, selama tahun 2009-2011 berikut ini:

5.2 Analisis Biaya Modal (COC)

Biaya penggunaan modal atau biaya modal adalah merupakan konsep

yang sangat penting dalam pembelanjaan perusahaan. Konsep ini dimaksudkan

untuk dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh

perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber.

Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing

sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual tersebut

dihitung satu persatu untuk tiap jenis modal. Namun, apabila perusahaan

menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah

biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost Of Capital disingkat

WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Biaya modal dimaksudkan untuk

menentukan besarnya biaya nyata (riil) dari penggunaan dan dari masing-masing

sumber dana. Dari biaya modal secara individual tersebut digunakan untuk

menentukan biaya modal rata-rata. Sebelum membahas lebih jauh mengenai biaya
48

modal yang dikeluarkan oleh perusahaan, terlebih dahulu akan dikemukakan data

berupa beban bunga yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

TABEL I
BESARNYA JUMLAH BEBAN BUNGA TAHUN 2009 S/D 2011 DALAM
JUTAAN RUPIAH PADA PT BANK SUL-SELBAR

Tahun Jumlah Beban Bunga (RP)


2009 156.713
2010 311.279
2011 444.607
Sumber : Data PT Bank Sul-Selbar di Makassar

Dari tabel mengenai besarnya jumlah beban bunga dari tahun 2009 s/d 2011

pada perusahaan PT Bank Sul-Selbar, nampak bahwa pada tahun 2009 jumlah

beban bunga sebesar Rp. 156.713, tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar

Rp. 311.279, dan pada tahun 2011 meningkat sebesar Rp. 444.607.

Berdasarkan data mengenai jumlah beban bunga dari tahun 2009 s/d

2011, maka selanjutnya akan disajikan perhitungan biaya modal, yang terdiri dari

biaya modal dari Hutang dan biaya modal Sendiri, sebagai berikut:

1) Penentuan Biaya Modal dari Hutang (Kd)

Besarnya perhitungan penentuan biaya modal dari hutang selama tahun

2009 s/d 2011 dapat ditentukan sebagai berikut:

a. Tahun 2009

Adapun besarnya penentuan biaya modal dari hutang pada PT Bank

Sul-selbar di Makassar untuk tahun 2009 dapat dilihat melalui

perhitungan berikut ini:

Bunga Hutang
Biaya Modal dari hutang (Kd) = ------------------------------- X 100 %
49

Total Hutang

156.713
Biaya Modal dari hutang (Kd) = ------------------------------- X 100 %
4.607.450
= 3,4 %

Dari perhitungan tersebut diatas, maka besarnya biaya modal dari

hutang setelah pajak = 0,34 x (1-025)

= 28%

b. Tahun 2010

Adapun besarnya perhitungan biaya modal dari hutang untuk tahun

2010 dapat ditentukan sebagai berikut:

225.121
Biaya Modal dari hutang (Kd) = -------------------- x 100 %
6.940.542

= 3,7 %
Dari perhitungan tersebut diatas, maka besarnya biaya modal dari

hutang setelah pajak = 0,37 x (1-0,25)

= 28 %

c. Tahun 2011

Adapun besarnya perhitungan biaya modal dari hutang untuk tahun

2011 dapat ditentukan sebagai berikut:

444.607
Biaya Modal dari hutang (Kd) = ------------------ x 100 %
6.940.542
= 6,4 %
50

Dari perhitungan tersebut diatas, maka besarnya biaya modal dari

hutang setelah pajak = 0,64 x (1- 0,25)

= 48 %

2) Perhitungan Biaya Modal Sendiri (Ke).

Untuk menghitung besarnya biaya modal sendiri pada perusahaan PT

Bank Sul-Selbar selama 3 tahun terakhir (Tahun 2009 s/d 2011) dapat

ditentukan sebagai berikut:

a. Tahun 2009

Adapun hasil perhitungan biaya modal sendiri untuk tahun 2009 dapat

ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Laba Bersih Setelah pajak


Biaya Modal Sendiri (Ke) = x 100 %
Total Ekuitas

Dari hasil persamaan tersebut, maka besarnya biaya modal sendiri

dapat ditentukan sebagai berikut:

195.434
Ke = ------------------- x 100 %
760.033

= 25,72 %

b. Tahun 2010

Adapun hasil perhitungan biaya modal sendiri untuk tahun 2010 dapat

ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


51

238.654

Biaya Modal Sendiri (Ke) = -------------------------- x 100%


835.490

= 25,56 %
c. Tahun 2011

Adapun hasil perhitungan biaya modal sendiri untuk tahun 2011 dapat

ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

242.266
Biaya Modal Sendiri (Ke) = ------------------ x 100%
966.078

= 25,08 %

Dari Hasil perhitungan mengenai besarnya biaya modal rata-rata

tertimbang (WACC) yang dapat dilihat pada perhitungan berikut ini:

1. Biaya Modal Rata-rata tertimbang Tahun 2009, dapat ditentukan

dengan mengguanakan rumus sebagai berikut

B S
Ko = Kd ------------- + Ke --------------
B + S B + S

Dimana :

Ko = Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang

Kd = Biaya Modal Pinjaman

Ke = Biaya Modal Sendiri

B = Modal Sendiri

S = Modal Pinjaman

448.331 3.734.882
Ko = 0,34 --------------------------- +0,2572 ---------------------------
52

468.061 + 3.734.882 448.331 + 3.734.882

Ko = 0.036 + 0,229

Ko = 0,256 atau 25,6 %

2. Biaya Modal rata-rata tertimbang 2010

Adapun perhitungan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang

selama tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut :

468.061 5.215.453
Ko = 0,34 --------------------------- + 0,2572 ---------------------------
468.061 + 5.215.453 468.061 + 5.215.453

Ko = 0.030 + 0,262

Ko = 0,292 atau 29,2 %

3. Biaya Modal rata-rata tertimbang 2011

Adapun perhitungan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang

selama tahun 2011 dapat ditentukan sebagai berikut :

487.477 5.575.222
Ko = 0,64 --------------------------- + 0,2508 ----------------------------
487.477 + 5.575.222 468.061 + 5.575.222

Ko = 0,051 + 0,230

Ko = 0,281 + 28,1 %
53

Dari Hasil perhitungan mengenai biaya modal rata-rata tertimbang

(WACC) dari tahun 2009 s/d 2011, maka untuk lebih jelasnya dapat

ditentukan melalui tabel berikut :

TABEL II
HASIL PERHITUNGAN BIAYA MODAL TAHUN 2009 S/D 2011
PADA PT BANK SUL-SELBAR DI MAKASSAR

Biaya Modal Dari Biaya Biaya Modal


TAHUN Hutang (Kd) Setelah Modal Rata-Rata
Pajak Sendiri (Ke) Tertimbang
(Ko)
2009 26 25,72 25,6
2010 28 28,56 29,2
2011 48 25,08 28,1
Rata-rata 102 79,36 82,9
Sumber: Hasil olahan data

Berdasarkan tabel diatas yakni mengenai besar perhitungan biaya

modal rata-rata tertimbang dari tahun 2009 s/d 2011, nampak bahwa biaya modal

dari hutang (Kd) rata-rata 102 %, biaya modal sendiri (Ke) rata-rata tertimbang

sebesar 79,36 %, dan biaya modal rata-rata tertimbang sebesar 82,9 % setiap

tahunnya, sehingga nampak bahwa biaya modal rata-rata tertimbang dalam 3

tahun terakhir mengalami fluktuasi signifikan

5.3 Analisis Perhitungan Return On Investment Capital (ROIC)

Untuk menjalankan aktivitas operasional perusahaan, khususnya pada

perusahaan PT Bank Sul-Selbar di Makassar, maka upaya yang dilakukan oleh

perusahaan adalah dengan meningkatkan kontribusi laba guna mempertahankan

kelangsungan atau kontinuitas hidup perusahaan, Oleh karena itu, maka perlu ada

evaluasi mengenai tingkat laba yang dicapai. Dimana dalam penelitian tingkat
54

laba, perlu digunakan analisis return on investment (ROIC). Namun sebelum

dilakukan analisis ROIC, maka terlebih dahulu akan ditentukan besarnya tingkat

keuntungan yang diperoleh dari modal yang diinvestasikan (NOPAT) yang dapat

dilihat melalui tabel berikut ini.

TABEL III
BESARNYA TINGKAT KEUNTUNGAN (RETURN) DARI MODAL YANG
DIINVESTASIKAN (NOPAT) DALAM JUTAAN RUPIAH

Tahun EBIT (Rp) Pajak (Rp) Nopat (Rp)

2009 282.950 87.516 195.434

2010 238.654 99.424 139.230

2011 242.266 107.212 135.054

Sumber : Hasil Olahan Data

Berdasarkan nilai Nopat yang dicapai selama 3 tahun berikut terakhir ini, maka

selanjutnya dapat ditentukan nilai ROIC untuk tahun 2009 s/d 2011 yang dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Tahun 2009

Besarnya ROIC untuk tahun 2009 dapat ditentukan melalui


perhitungan berikut ini :
NOPAT
ROIC = --------------------------------------------- x 100 %
Jumlah modal yang diinvestasikan

195.434
ROIC = --------------------------- x 100 %
4.607.456

= 4,241%

2. Tahun 2010
55

Besarnya ROIC untuk tahun 2010 dapat ditentukan melalui

perhitungan berikut ini :

139.230
ROIC = --------------------------- x 100 %
6.261.930

= 2,223 %

3. Tahun 2011

Besarnya ROIC untuk tahun 2011 dapat ditentukan melalui perhitungan

berikut ini :

135.054
ROIC = ------------------------ x 100 %
6.940.542

= 1,95 %

Berdasarkan hasil perhitungn tersebut diatas maka dapat ditentukan

selisih WACC dan ROIC

TABEL IV
BESAR PERHITUNGAN WACC DAN ROIC TAHUN 2009 S/D 2011

Tahun WACC ROIC SELISIH


(%) (%) (%)
2009 25,50 4,24 21,36
2010 29,20 2,22 26,98
2011 28,10 1,95 26,15
Rata-rata 27,60 2,80 24,83
Sumber : Hasil Olahan Data

Berdasarkan tabel tersebut diatas, yakni perbandingan WACC dan

ROIC terlihat adanya selisih fluktuasi secara signifikan, hal ini dapat dilihat

bahwa rata-rata pertumbuhan WACC pertahun sebesar 27,60 % kemudian rata-


56

rata pertumbuhan ROIC pertahun sebesar 2,80 % dengan selisih yang rata-rata

pertahun adalah sebesar 24,83 sehingga dari hasil perhitungan tersebut diatas

maka dapat di simpulkan bahwa perusahaan dalam mengelolah usaha perbankan

pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 21,36% dan pada tahun 2010-

2011 mengalami kenaikan sehinggan dapat dikatakan Bank Sul-Selbar dapat

memberikan Tambahan ekonomis dalam tiga tahun terakhir ini.

5.4 Analisis Nilai Keuangan Perusahaan dengan Metode Economic Value

Eva Added (EVA).

Untuk mengetahui seberapa seberapa besar nilai keuangan yang

dicapai oleh perusahaan, maka dapat dilakukan dengan menggunakan metode

economic value added (EVA). Metode economic value added adalah suatu

analisis yang menguraikan tentang penilaian kinerja keuangan yang

menggambarkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah.

Dimana dalam melakukan pengukuran nilai keuangan perusahaan dengan

menggunakan metode economic value added, maka dapat ditentukan melalui

rumus berikut ini :

1. Tahun 2009

Besarnya Nilai economic value added (EVA) untuk tahun 2009 dapat

ditentukan sebagai berikut :

EVA = Net Operating Profit After Tax (NOPAT) – Cost Of Capital (COC)

EVA = NOPAT – COC


57

Dari hasil persamaan rumus tersebut diatas, maka dapat dilakukan

analisis economic value added (EVA) yang dapat dilihat melalui perhitungan

berikut ini :

EVA = NOPAT – COC (Biaya Modal dari Hutang + Biaya Modal sendiri)

EVA09 = Rp. 195. 434 – ( 3,4% + 25,72 % )


= Rp. 195.404,88
2. Tahun 2010

Besarnya Nilai economic value added (EVA) untuk tahun 2010 dapat

ditentukan sebagai berikut :

EVA10 = Rp. 139.230 – (3,79 % + 28,56 %)

= Rp. 139197,65
3. Tahun 2011

Besarnya Nilai economic value added (EVA) untuk tahun 2011 dapat

ditentukan sebagai berikut :

EVA11 = Rp. 135.054 – ( 6,4 % + 25,08 % )


= 135022,52
Dari hasil perhitungan tersebut diatas, maka selanjutnya akan

disajikan melalui tabel berikut ini :


58

TABEL V
HASIL PERHITUNGAN NILAI KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN
METODE EVA TAHUN 2009 S/D 2011

Nilai Keuangan
TAHUN NOPAT WACC COC Perusahaan Dengan
Metode EVA
2009 195.434 25,6 29,12 195.404,88
2010 139.230 29,2 32,35 139.197,65
2011 135.054 1,92 31,48 135.022,52
Rata-rata 156,573 18,91 30,98 156.541.68
Sumber : Hasil olahan data

Dari data mengenai hasil perhitungan nilai keuangan perusahaan dengan

menggunakan metode EVA, nampak bahwa pada tahun 2009 s/d tahun 2011

mengalami penurunan, salah satu penyebab terjadinya penurunan kinerja EVA

yang dicapai perusahaan yaitu biaya modal yang ditanggung perusahaan dari

tahun 2010 dan 2011 mengalami peningkatan meskipun pada tahun 2009 biaya

modal mengalami penurunan. Namun perusahaan ini masih tetap beroperasi pada

tingkat yang menguntungkan karena dalam biaya modalnya tidak terdapat minus.
59

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil Analisis dan pembahasan mengenai penilaian

kinerja keuangan dengan menggunakan Pendekatan EVA, maka selanjutnya

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisis nilai kinerja keuangan perusahaan menunjukkan bahwa nilai

kinerja perusahaan pada tahun 2009 s/d 2011 mengalami penurunan hal ini

diesebabkan adanya kenaikan biaya modal terhadap perusahaan.

2. Hasil Analisis WACC dan COC yang menunjukkan bahwa tingkat biaya

modal rata-rata tertimbang dari laba bersih setelah pajak rata-rata

pertahun sebesar 18.91 % sedangkan tingkat biaya modal rata-rata 30,98%

3. Berdasarkan hasil analisis nilai kinerja keuangan perusahaan menunjukkan

bahwa nilai kinerja perusahaan mengalami fluktuasi secara signifikan, hal

ini dapat dilihat bahwa rata-rata pertumbuhan WACC pertahun sebesar

27,60 % kemudian rata-rata pertumbuhan ROIC pertahun sebesar 2,80 %

dengan selisih yang rata-rata pertahun adalah sebesar 24,83 sehingga dari

hasil perhitungan tersebut diatas maka dapat di simpulkan bahwa

perusahaan dalam mengelolah usaha perbankan pada tahun 2009

mengalami penurunan sebesar 21,36% dan pada tahun 2010-2011

mengalami kenaikan sehinggan dapat dikatakan Bank Sul-Selbar dapat

memberikan Tambahan ekonomis dalam tiga tahun terakhir ini.


60

6.2 Saran-saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sebagai bahan masukan

bagi pihak perusahaan adalah sebagai berikut :

1) Disarankan agar perlunya perusahaan memperhatikan metode kinerja

keuangan, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perusahaan dalam

menilai kenerja keuangan.

2) Untuk menjalankan aktivitas operasional perusahaan, maka disarankan

agar perusahaan menurunkan beban bunga dan mengurangi modal

pinjaman agar perusahaan dapat memperoleh kinerja yang efektif dan

efisien.

Anda mungkin juga menyukai