Anda di halaman 1dari 19

 

  BAB II
  LANDASAN TEORI
 
II.1 Konsep Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi
 
II.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi
  Sistem akuntansi merupakan suatu organisasi yang terdiri dari metode dan
catatan yang dibuat untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, menganalisis,
 
mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi organisasi serta menyelenggarakan
 
pertanggungjawaban bagi aktivitas dan kewajiban yang berkaitan dengan sistem
tersebut. (Bodnar dan Hopwood, 2008:181)[2]. Sedangkan menurut Mulyadi
(2013:3)[12] Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang
dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen dalam pengelolaan. Berbeda lagi dengan menurut
Baridwan (2008:4)[1] yang mengatakan bahwa Sistem akuntansi adalah formulir-
formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk
mengelola data mengenai usulan sutu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk
menghasilkan umpan baik dalam benntuk laporan-laporan yang dilakukan oleh
manajemen untuk mengawasi usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan
seperti pemegang saham kreditur dan lembaga-lembaga pemerintahan untuk memuali
hasil operasi.”
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi
merupakan suatu alat yang digunakan organisasi untuk mengolah serta merangkum
seluruh kegiatan dan transaksi yang akan menghasilkan informasi keuangan maupun
informasi lainnya yang dibutuhkan oleh manajemen dalam pengelolaan organisasi
sebagai pengawasan untuk kelancaran aktivitas perusahaan.

II.1.2 Tujuan Sistem Akuntansi


Tujuan umum dari sistem akuntansi menurut Mulyadi (2013:19) [12], yaitu:

II-1
 

II-2
 

 
1. Menyediakan informasi untuk pengelolaan usaha baru. Kebutuhan
 
pengembangan sistem akuntansi terjadi pada saat perusahaan baru didirikan
  atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda dengan usaha

  yang dijalankan sebelumnya.


2. Memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada.
 
Kebutuhan manajemen mungkin tidak dapat dipenuhi oleh sistem akuntansi
  yang berlaku, baik dalam bagian mutu, keakuratan penyajian, maupun struktur

  informasi yang ada pada laporan. Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh
perkembangan usaha perusahaan, sehingga sistem akuntansi dituntut untuk
 
penyajiannya, dengan struktur informasi yang lebih baik dan tepat
penyajiannya.
3. Memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, akuntansi
merupakan alat pertanggungjawaban suatu organisasi. Sering kali
pengembangan sistem akuntansi ditujukan untuk memperbaiki perlindungan
terhadap kekayaan organisasi sehingga tanggung jawab terhadap pengguna
kekayaan organisasi dapat terlaksanakan dengan baik. Pengembangan sistem
akuntansi dapat pula ditujukan untuk memperbaiki pengecekan intern supaya
informasi yang dihasilkan oleh sistem dapat dipercaya.
4. Mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi. Sering
kali pengembangan sistem akuntansi ditujukan untuk menghemat biaya.
Informasi merupakan barang ekonomis, untuk memperolehnya informasi,
memerlukan pengorbanan sumber ekonomi lain. Oleh karena itu dalam
menghasilkan informasi perlu mempertimbangkan besar manfaat yang
diperoleh dengan pengorbanan yang dilakukan. Jika pengorbanan untuk
memperoleh informasi keuangan diperhitungkan lebih besar dibandingkan
dengan manfaat yang diperoleh, sistem yang sudah ada perlu dirancang kembali
untuk mengurangi pengorbanan sumber daya bagi penyediaan informasi.
 

II-3
 

 
II.1.3 Sistem Informasi Akuntansi
 
Sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari sub
sistem
  baik secara fisik maupun secara non fisik yang saling berkaitan dan bekerjasama

  satu sama lain untuk mengolah data transaksi yang berhubungan dengan masalah
keuangan menjadi suatu informasi keuangan (Susanto, 2013:72)[21]. Sementara
 
menurut Diana (2011:4)[5], Sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang
bertujuan
  untuk mengumpulkan serta memproses data serta melaporkan informasi yang
berkaitan
  dengan transaksi keuangan.
Berdasarkan pengertian di atas, disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi
 
merupakan kumpulan dari komponen yang memiliki tujuan untuk mengumpulkan serta
memproses data yang memiliki keterkaitan dengan masalah keuangan menjadi
informasi keuangan.

II.1.4 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi


Menurut Susanto (2008:8) [20] tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk
mengolah data akuntansi yang diperlukan oleh pemakai yang berasal dari dalam
perusahaan seperti manajer atau dari luar perusahaan seperti pelanggan dan pemasok
untuk mengurangi resiko saat pengambilan keputusan.

II.1.5 Komponen-Komponen Sistem Informasi Akuntansi


Menurut Susanto (2008:72)[20] komponen-komponen sistem informasi
akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Hardware
Terbagi kedalam beberapa bagian seperti input, bagian pengolahan atau
prosesor dan memori, bagian output dan bagian komunikasi. Bagian-
bagian tersebut harus berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara
harmonis membentuk hardware sesuai dengan kebutuhan sistem informasi
akuntansi yang diterapkan dan kemampuan keuangan perusahaan.
 

II-4
 

 
2. Software
 
Terbagi menjadi dua kelompok, yaitu software sistem dan software
  aplikasi. Dalam memilih software yang digunakan akan lebih baik memilih

  sistem operasi apa yang digunakan sesuai dengan aplikasi yang akan
dioperasikan terlebih dahulu. Karena kemampuan sistem operasi sangat
 
banyak, sementara pengetahuan pemakai sistem sangat terbatas maka
  pemikiran menggunakan softwaresistem operasi yang banyak digunakan

  perusahaan pada umumnya.


3. Brainware
 
Adalah orang yang memiliki, membangun dan menjalankan sistem
informasi akuntansi.
4. Prosedur
Adalah rangkaian aktivitas yang menghubungkan suatu aktivitas dengan
aktivitas lainnya. Prosedur seringkali digunakan sebagai alat control suatu
transaksi oleh transaksi lainnya yang terjadi dibagian yang sama atau
dengan bagian lainnya. Prosedur merupakan pedoman yang harus di ikuti
dan dibentuk atas dasar kesepakatan dengan penetapan dan pengesahan
yang dilakukan oleh manajemen yang berwenang.
5. Database
Merupakan sekumpulan file yang saling terhubung dan terorganisasi yang
menyimpan data dan hubungan diantaranya.
6. Jaringan Komunikasi
Merupakan penggunaan media elektronik untuk memindahkan data dari
satu lokasi atau beberapa lokasi lain yang berintegrasi secara harmonis
membentuk jaringan komunikasi data dalam sistem informasi akuntansi.
 

II-5
 

 
II.2 Sistem Informasi Akuntansi Pelayanan Jasa Kamar
 
II.2.1 Pengertian Penjualan Jasa Kamar
  Kegiatan penjualan jasa kamar merupakan kegiatan penjualan terdiri dari

  transaksi penjualan barang atau jasa, baik penjualan secara tunai maupun secara kredit.
Dalam transaksi penjualan secara tunai, barang atau jasa diserahkan oleh perusahaan
 
kepada pembeli jika perusahaan telah menerima pembayaran dari pembeli, kegiatan
penjualan
  secara tunai ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan tunai
(Ikhsan,
  2008:77)[7]. Sementara menurut pendapat Wiyasha (2010:170)[22] Penjualan
jasa kamar memberikan kontribusi atas total penjualan hotel dengan kisaran 60-70%.
 
Penjualan kamar adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak hotel dengan menyediakan
jasa kamar untuk disewa oleh konsumen.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian penjualan
jasa kamar merupakan kegiatan yang dilakukan pihak hotel dengan menyediakan jasa
berupa kamar untuk disewakan kepada konsumen. Baik secara tunai maupun secara
kredit.

II.2.2 Fungsi yang Terkait


Menurut Ikhsan (2008:78) [7] fungsi yang terkait dalam jasa penjualan kamar:
1. Fungsi Penjualan
Dalam melaksanakan fungsi penjualan ada beberapa bagian yang terkait
yakni bagian receptionist, front office, food&beverages, dan operator.
2. Fungsi General Cashier
Pada fungsi general cashier merupakan salah satu fungsi dalam
mengumpulkan uang dari kasir untuk dibawa ke bank.
3. Fungsi Akuntansi
Pada fungsi akuntansi bertanggungjawab dalam pencatatan seluruh
penerimaan kas. Fungsi ini terdapat pada bagian accounting.
 

II-6
 

 
II.2.3 Formulir dan Catatan yang Terkait
 
Menurut Ikhsan (2008:77-85)[7] formulir yang digunakan dalam sistem
akuntansi
  penjualan jasa kamar dan restoran meliputi reservation card, registration

  form, guest bill, cash receipt, captain order, store room requestion food & beverages.
Menurut Ikhsan (2008:86-92) [7] dalam upaya mendukung fungsi penjualan kamar dan
 
restoran yang ada di hotel, diperlukan catatan-catatan jurnal penjualan, jurnal umum,
jurnal
  penerimaan kas, bin card, summary by cash, dan rekapitulasi penerimaan kas.

 
II.3 Konsep Aplikasi
 
Aplikasi adalah penggunaan atau penerapan suatu konsep yang menjadi pokok
pembahasan. Aplikasi dapat diartikan sebagai program komputer yang dibuat untuk
menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu (Noviansyah, 2008:56) [14].
Berbeda lagi menurut Dhanta (2009:32)[4] yang mengatakan aplikasi merupakan
software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas
tertentu. Sedangkan menurut Nazruddin (2012:9)[13] aplikasi adalah suatu subkelas
perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk
melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi merupakan
software atau program komputer yang dibuat untuk menolong manusia dalam
melaksanakan tugas tertentu.

II.4 Metodologi Pengembangan Sistem


II.4.1 Pengertian Pengembangan Sistem
Menurut Mulyadi (2013:39)[12] metode pengembangan sistem adalah langkah-
langkah yang dilalui oleh analis sistem dalam mengembangkan sistem informasi.
Menurut Jogiyanto (2010:59)[9] pengembangan sistem merupakan aktivitas
untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan
persoalan organisasi atau memanfaatkan kesempatan yang timbul.
 

II-7
 

 
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011:15) [15] Pengembangan sistem dapat
 
juga diartikan sebagai kegiatan untuk membangun sistem baru yang lebih modern
untuk
  mengganti, memperbaiki, dan meningkatkan fungsi sistem yang sudah

  ada/dibangun sebelumnya.
Berdasarkan pengertian dari beberapa, disimpulkan bahwa pengembangan
 
sistem adalah proses yang dilakukan untuk memodifikasi atau mengganti suatu sistem
lama
  dengan sistem yang lebih modern.

 
II.4.2 Tujuan Pengembangan Sistem
 
Menurut Bodnar dan Hopwood (2008:22)[2] Sebuah proyek pengembangan
sistem biasanya terdiri dari tiga fase: analisis sistem, desain, dan implementasi sistem.
Analisis sistem melibatkan penyusunan solusi dan evaluasi solusi untuk menyelesaikan
masalah sistem. Analisis sistem menekankan tujuan sistem secara keseluruhan. Dasar
dari analisis ini adalah timbal balik antar tujuan sistem. Tujuan umum analisis sistem
secara ringkas adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kualitas informasi.
2. Untuk meningkatkan pengendalian internal.
3. Untuk meminimalkan biaya, jika memungkinkan.
Tujuan tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dan kadang kala
saling bertentangan. Timbal balik antara kualitas, ekonomis dan manfaat, ataupun
antara kemudahan dan realitas haruslah ditentukan. Pada umumnya, evaluasi timbal
balik antar berbagai tujuan harus dilakukan secara subjektif mengingat faktor-faktor
penentunya banyak yang tidak dapat dikuantifikasi.

II.4.3 Tahap-Tahap Pengembangan Sistem


Dalam pelaksanaannya, pengembangan sistem tidak dapat langsung jadi dalam
satu langkah. Seberapapun besarnya perubahan terhadap sebuah sistem, supaya
perbaikan yang dilakukan tetap melalui sebuah proses yang sama yang disebut dengan
 

II-8
 

 
siklus hidup pengembangan sistem (Systems Development Life Cycles/SDLC).
 
Menurut Krismiaji (2010:175-176) [10], dijelaskan bahwa:
  Siklus hidup pengembangan sistem (Systems Development Life Cycles/SDLC)

  terdiri dari lima tahap, yaitu:


1. Analisis sistem
 
2. Perancangan konseptual
  3. Perancangan fisik

  4. Implementasi dan Konversi


5. Operasional dan pemeliharaan
 
Berikut ini penjelasan mengenai tahap-tahap pengembangan sistem yang telah
disebutkan:
1. Analisis Sistem
Selama tahap analisis sistem, dilakukan pengumpulan informasi yang
diperlukan untuk membeli atau membangun sebuah sistem baru. Permintaan
untuk membangun sebuah sistem diprioritaskan untuk memaksimumkan
sumber-sumber ekonomi yang jumlahnya terbatas guna mendukung
pembuatan sistem tersebut. Jika sebuah proyek lolos dari saringan awal,
selanjutnya dilakukan survei lengkap dan rinci untuk menentukan kelayakan
penyusunan sistem tersebut layak, kemudian dilakukan identifikasi dan
pendokumentasian tentang informasi apa saja yang dibutuhkan oleh para
pemakai sistem dan para manajer. Informasi ini akan digunakan sebagai dasar
untuk membuat dan mendokumentasikan persyaratan sistem. Persyaratan
sistem inilah yang nantinya digunakan sebagai dasar untuk membuat sistem
baru. Hasil akhir dari tahap ini dilaporkan dalam bentuk laporan analisis
sistem dan disampaikan kepada pihak manajemen.
2. Perancangan konseptual
Dalam tahap ini, perusahaan harus memutuskan bagaimana cara untuk
memenuhi kebutuhan informasi para pemakai sistem informasi akuntansi.
Tugas pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi dan
 

II-9
 

 
mengevaluasi berbagai macam alternatif rancangan. Jika alternatif telah
 
dipilih, maka harus ditindaklanjuti dengan membuat outline yang rinci dan
  lengkap spesifikasinya. Hasil akhir tahap ini adalah berupa laporan hasil

  perancangan konsep dan disampaikan kepada pihak manajemen.


3. Perancangan fisik
 
Dalam tahap ini, perusahaan menjabarkan lebih lanjut hasil perancangan
  konsep yang bersifat umum, luas dan berorientasi kepada pemakai, ke dalam

  rancangan yang lebih rinci yang akan digunakan sebagai dasar untuk membuat
dan menguji program komputer. Langkah pertama yang harus dilakukan
 
adalah merancang output, database dan input. Kemudian dilanjutkan dengan
membuat program komputer, membuat berbagai prosedur yang terkait dan
merancang sistem pengawasan dan pengendalian serta melekatnya ke dalam
sistem baru
4. Implementasi dan konversi
Tahap ini merupakan tahap terpenting sekaligus paling kompleks dari tahap-
tahap dalam sebuah siklus, karena pada tahap inilah semua elemen dan
aktivitas sistem terintegrasi secara lengkap. Karena tahap ini merupakan tahap
yang kompleks dan penting, maka sebelum dilaksanakan perlu dibuat
perencanaan yang matang dan rencana tersebut harus diikuti secara konsisten
dan ketat. Kegiatan yang tercakup dalam tahap ini antara lain adalah
memasang dan menguji perangkat keras dan perangkat lunak, kemudian
mengangkat dan melatih karyawan baru serta merelokasi karyawan lama.
Selain itu juga dilakukan pengujian dan modifikasi seperlunya terhadap
prosedur pengolahan yang saat ini dipakai. Selanjutnya dibuat sistem
pengendalian terhadap sistem baru serta membuat dokumentasi sistem.
Kegiatan berakhir pada tahap ini adalah menghentikan sistem lama dan
menggantikannya dengan sistem yang baru.
 

II-10
 

 
5. Operasi dan Pemeliharaan
 
Setelah sistem baru terpasang dan berjalan, maka sistem tersebut akan selalu
  dipantau untuk mendeteksi sekaligus menyempurnakan jika ada cacat

  rancangan. Selama sistem digunakan, secara periodik dilakukan kaji ulang.


Bila ditemukan fakta bahwa sistem tersebut bermasalah maka sistem tersebut
 
akan dimodifikasi seperlunya, namun jika ternyata modifikasi yang
  diperlukan cukup besar, maka sistem tersebut perlu direvisi dengan

  mengulang langkah-langkah siklus.

 
II.4.4 Alat Bantu Pengembangan Sistem
Pada saat melakukan pengembangan sistem, alat bantu diperlukan untuk
mempermudah melakukan pengembangan sistem. Alat bantu ini memudahkan dalam
merancang, mengubah, dan meningkatkan fugnsi sistem.
Berikut merupakan alat bantu yang dapat digunakan pada saat melakukan
melakukan pengembangan sistem sebagai berikut:
1. Data flow diagram
Menurut Sukamto dan Shalahudin (2014:288) [19], Data Flow Diagram adalah
refresentasi grafik yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi
informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengatur dari masukan (input)
dan keluaran (output). Data flow diagram dibagi menjadi tigas jenis, yaitu:
a. Context Diagram, adalah diagram aliran data dengan tingkat tertinggi yang
memberikan pandangan secara ringkas kepada penggunaan atas suatu
sistem.
b. Physucal Data Flow Diagram (Physical DFD), adalah gambaran grafis
yang menunjukan entitas intern dan ekstern suatu sistem dan aliran data
yang masuk dan keluar dari entitas-entitas tersebut.
c. Logical Data Flow Diagram (Logical DFD), adalah gambaran grafis
yang menunjukan proses dari suatu dan aliran data yang amsuk dan keluar
dari proses tersebut.
 

II-11
 

 
DFD disusun dengan menggunakan empat symbol utama seperti yang
 
terlihat pada tabel berikut ini.
 

  Tabel II.1 Simbol DFD


Simbol Penjelasan
 
Entitas luar, input atau output atau orang yang
  memakai atau berinteraksi dengan perangkat lunak

  atau sistem lain yang terkait dengan aliran data.

  Data yang dikirim antar proses dari penyimpanan ke


proses atau dari proses ke input atau output.

Proses atau fungsi atau prosedur yang


mengimplementasikan dengan pemrograman
terstruktur yang menjadi fungsi atau prosedur dalam
kode program

File atau penyimpanan yang digunakan sebagai


pemodelan penyimpanan data.

2. Flowchart
Flowchart merupakan bagian yang menunjukan arus pekerjaan dari sistem
secara keseluruhan, menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di
dalam sistem serta menunjukan apa yang dikerjakan di dalam sistem. Krismiaji
(2010:75) [10] menyebutkan bahwa Flowchart dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Bagan alir dokumen, merupakan flowchart yang menggambarkan aliran
dokumen dan informasi antar area pertanggungjawaban di dalam sebuah
organisasi.
 

II-12
 

 
b. Bagan alir sistem, merupakan flowchart yang menggambarkan hubungan
 
input, pemrosesan, dan output sebuah sistem informasi akuntansi.
  c. Bagan alir program, merupakan flowchart yang menjelaskan urutan logika

  pemrosesan data oleh komputer dalam menjalankan sebuah program.

 
Tabel II.2 Simbol Flowchart
 

  Document Computer
Display
Process
Disk
 

General
Manual Purpose
Manual
Process Input
Keying Tape
Output

Punch Office
Card Process Paper

Berlanjut ke Halaman Berikutnya


 

II-13
 

 
Lanjutan dari halaman sebelumnya
 

  Start/Stop

  On Page Connector

Off Page Connector


Batch Total

Logic Flow Annotation

Telecommunication
Link

3. Kerangka Desain Antar Objek Aplikasi


Kerangka desain antar objek aplikasi merupakan salah satu dari alat bantu
perancangan database, kerangka desain ini berhubungan antar objek
database yaitu desain tabel, desain form, desain query dan desain report.
Tujuan dari kerangka desain antar objek aplikasi ini untuk mempermudah
dalam pembuatan/perancangan aplikasi fisik. Selain itu juga bisa
menggambarkan hubungan yang ada dalam pengolahan data, seperti
hubungan many to many, one to many, one to one. Manfaatnya:
a. Menggambarkan objek-objek yang dibuat dalam aplikasi.
 

II-14
 

 
b. Menjalankan hubungan-hubungan antar data-data dalam basis data
 
berdasarkan objek-objek dasar mempunyai hubungan yang
  dihubungkan oleh suatu relasi.

  c. Memudahkan untuk menganalisis basis data atau suatu sistem.

 
II.5 Konsep Dasar Sistem Manajemen Database
  Pengertian Database
II.5.1

  Menurut Heryanto (2012:1)[6] dalam bukunya yang berjudul Membuat


Database dengan Microsoft Access mengatakan bahwa “Pengertian database (basis
 
data) yang paling sederhana adalah kumpulan dari table, satu table mempresentasikan
suatu entitas tertentu.” Heryanto (2012:1)[6] juga mengatakan bahwa “Pengertian
database pada Microsoft Access adalah sekumpulan objek yang terdiri dari table,
query, form, report.”
Menurut Sutarman (2012:15) [22] Database adalah sekumpulan file yang saling
berhubungan dan terorganisasi atau kumpulan record-record yang menyimpan data
dan hubungan diantaranya.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian database


adalah kumpulan data dari suatu tabel yang saling terhubung dan terorganisasi dan
tersimpan di dalam media penyimpanan.

II.5.2 Pengertian Sistem Manajemen Database


Sistem Manajemen Database atau Database Management System merupakan
suatu sistem software yang memberikan kebebasan pada user untuk mendefinisikan,
membuat, memelihara dan mengontrol akses ke database (Connolly dan Begg,
2010:66)[3]. Menurut Connolly dan Begg (2010:127)[3] komponen dari sebuah database
management system adalah:
 

II-15
 

 
1. Query Processor
 
Komponen DBMS yang utama yaitu dengan mengubah query ke dalam
  seperangkat instruksi tingkat rendah yang langsung menuju database

  manager.
2. Database Manager
 
Komponen yang menghubungkan program aplikasi user-submitted dengan
  query. Database Manager menerima query dan memeriksa skema

  eksternal dan konseptual untuk menentukan record konseptual yang


diperlukan untuk memenuhi permintaan.
 
3. File Manager
Komponen yang memanipulasi penyimpanan file dan mengatur
penyimpanan dalam disk.

4. DML Preprocessor
Modul yang megubah pernyataan DML yang terdaoat didalam program
aplikasi ke dalam panggilan fungsi standard dalam host language.
Komponen ini harus berinteraksi dengan query processor untuk membuat
kode yang tepat.
5. DDL Compiler
Modul yang mengubah pernyataan DDL ke dalam seperangkat tabel berisi
metadata. Tabel ini akan disimpan dalam katalogi sistem sementara
informasi kendali disimpan di dalam handler file data.
6. Catalog Manager
Komponen yang mengatur akses dan memelihara katalog sistem dengan
diakses oleh sebagian besar komponen DBMS.

II.5.3 Normalisasi Data


Menurut Indrajani (2015:7)[8], Normalisasi adalah teknik untuk membantu
mengidentifikasi hubungan dengan menggunakan sebuah pendekatan bootom-up.
 

II-16
 

 
Menurut Connolly dan Begg (2010:416) [3], Normalisasi adalah sebuah teknik
 
yang berguna untuk menghasilkan suatu kumpulan relasi dengan property yang
diinginkan
  dengan memberikan suatu kebutuhan data pada perusahaan.

 
Tujuan dari normalisasi adalah sebagai berikut:
 
1. Untuk menghilangkan kerangkapan data
  2. Untuk mengurangi kompleksitas tabel

  3. Untuk mempermudah memodifikasi data

 
Proses normalisasi mencakup pembagian file data secara sistematis sampai
kedua tujuan di atas terpenuhi. Berikut adalah langkah-langkah dari proses untuk
meng-normalisasikan table yang belum dinormalisasikan.
Langkah pertama dalam proses ini adalah mengidentifikasi dan menghilangkan
setiap kelompok yang berulang. Kelompok berulang tersebut merupakan nilai data
manajemen yang terletak dipersimpangan baris dan kolom. Ketika hal ini dilakukan,
tabel tersebut berada dalam bentuk normal pertama (1NF).
Langkah selanjutnya adalah dengan mengidentifikasi dan menghilangkan
setiap ketergantungan parsial. Ini adalah atribut-atribut non-kunci yang bergantung
(diidentifikasi oleh) pada bagian kunci gabungan. Pada trick ini, table tersebut berada
dalam bentuk normal kedua (2NF).
Langkah terakhir, yang menempatkan ketergantungan transitif. Ini adalah
atribut non-kunci yang bergantung pada atribut non-kunci lainnya di dalam tabel
(3NF).

II.5.4 Database Relasional


Menurut Connolly dan Begg (2010: 371) [3], aspek yang sulit dalam perancangan
database, salah satunya adalah kenyataan bahwa perancang programmer, dan pemakai
akhir memiliki kecenderungan untuk melihat data dengan cara yang berbeda. Dalam
memastikan pemahaman dari data serta bagaimana data tersebut digunakan oleh
 

II-17
 

 
perusahaan, dibutuhkannya sebuah bentuk komunikasi non teknis agar tidak terjadi
 
kebingungan saat pengoprasiannya.
  Kunci relasi sangat dibutuhkan dalam mengidentifikasi satu atau lebih atribut

  yang memiliki nilai unik pada setiap kolom dalam relasi. Macam-macam kunci relasi
menurut Connolly dan Begg (2010: 150) [3] sebagai berikut:
 
1. Primary Key (Kunci Utama) adalah suatu aturan untuk sebuah atribut yang
  berfungsi untuk memastikan bahwa setiap baris data pada tabel memiliki

  nilai yang berbeda antara satu dengan baris lainnya)


2. Foreign Key (Kunci Asing) adalah atribut yang melengkapi satu relasi dari
 
primary key
3. Atribut lainnya berfungsi sebagai penyimpan informasi lainnya.

Menurut Romney dan Steinbert (2016: 906) [16], syarat dasar untuk suatu model
database relasional adalah sebagai berikut:
1. Dalam sebuah baris, setiap kolom harus memiliki nilai yang berbeda
2. Primary key (Kunci Utama) tidak boleh bernilai nol. Karena kunci utama
merupakan kunci yang berfungsi untuk mengidentifikasi baris dalam suatu
tabel.
3. Foreign key (Kunci Asing) jika tidak bernilai nol, harus memiliki nilai yang
sesuai dengan kunci utama di hubungan yang lain untuk memastikan
konsistensi database.
4. Semua atirbut yang bukan merupakan kunci dalam suatu tabel harus dapat
mendeskripsikan objek yang diidentifikasi oleh kunci utama.

Menurut Ladjamudin (2013: 144) [11] derajat relasional adalah jumlah entitas
yang berpartisipasi dalam satu relationship. Terdapat 3 macam derajat relasional, yaitu:
 

II-18
 

 
1. One to One. Merupakan tingkat hubungan antara entitas pertama yang
 
hanya mempunyai satu hubungan nilai pada entitas kedua dan begitu pula
  sebaliknya.

  2. One to Many atau Many to One. Merupakan tingkat hubungan antara satu
nilai pada entitas pertama yang dapat memiliki lebih dari satu hubungan
 
nilai pada entitas kedua. Dan entitas kedua hanya memiliki satu hubungan
  nilai dengan nilai entitas pertama.

  3. Many to Many. Merupakan tingkat hubungan antara banyak nilai pada


entitas pertama dengan banyak nilai juga pada entitas kedua. Begitu pula
 
sebaliknya.

II.6 Gambaran Umum Microsoft Access 2016


II.6.1 Definisi Microsoft Access
Menurut Suarna (2008:11) [17] Microsoft Access adalah sebuah program aplikasi
untuk mengolah database model relasional karena terdiri dari lajur kolom dan lajur
baris.
Microsoft Access adalah aplikasi yang berguna untuk membuat, mengolah dan
mengelola Database. Database adalah kumpulan arsip data dalam bentuk tabel yang
saling berkaitan untuk menghasilkan informasi. Beberapa hal yang merupakan
keunggulan dari penggunaan Microsoft Access adalah:
1. Aplikasinya sangat mudah untuk didapatkan.
2. Mudahnya untuk memanipulasi tabel dan data.
3. Mudahnya membuat relasi antar tabel.
4. Dapat memberikan perintah SQL.
5. Bisa diintegrasikan dengan bahasa pemrograman.
6. Adanya fasilitas security data
7. Dapat menyimpan data atau file dalam jumlah besar.
 

II-19
 

 
II.6.2 Fitur-Fitur Microsoft Acces 2016
 
Pada Microsoft Access 2016 memiliki fitur-fitur yang dapat membantu dalam
merancang
  serta menggunakan aplikasi tersebut.

  Beberapa fitur pada Microsoft Access 2016 yaitu:


1. Table, merupakan tempat untuk menyimpan data dengan mengikuti aturan
 
database relasional yang terdiri dari baris dan kolom.
  2. Query, merupakan perintah-perintuah untuk memanipulasi database seperti

  memilih, menggabungkan, mengubah dan menghapus sebuah data.


3. Form, merupakan fitur untuk menampilkan data yang telah dibuat pada
 
database. Selain itu juga berfungsi untuk membuat, memeriksa dan
memperbaharui data.
4. Report, merupakan fitur yang menampilkan data atau mencetak data yang
telah dibuat pada sebuah database. Selain itu juga berfungsi untuk
mengolah dan merangkum data menjadi sebuah laporan yang siap dicetak.
5. Macro, fitur yang berfungsi untuk menyimpan semua perintah otomatis
yang berhubungan dengan database.
6. Module, merupakan tempat untuk melakukan pemrograman pada
Microsoft Access.

Anda mungkin juga menyukai