Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/340934350

SIA Sebagai Pedoman Akkeu & Akmen pada masa Pandemi Covid 19

Article · April 2020

CITATIONS READS
0 2,645

1 author:

Nur Zeina Maya Sari


Student Padjadjaran University
66 PUBLICATIONS   223 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

accounting information systems View project

website View project

All content following this page was uploaded by Nur Zeina Maya Sari on 26 April 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI PEDOMAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI
MANAJEMEN PADA ERA COVID 19

Oleh : Nur Zeina Maya Sari


Dosen S1 Akuntansi Universitas Langlangbuana dan Dosen D4 Akuntansi Pajak Universitas Padjadjaran

Abstract

Sistem Informasi Akuntansi yang Terintegrasi, Akurat , Relevan, Flexibel dan mampu beradaptasi
(adaptability) (Steinbart, 2015) , sangat dibutuhkan sebagai pedoman akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen. Termasuk Akuntansi Keuangan untuk Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur yang
menyangkut Pelaporan Keuangan , menyangkut PSAK 68, 71, 72, dan 73. Serta sama halnya dengan
Akuntansi Keuangan pada Pemerintah (ASN) terhadap perubahan Asset dan Persediaan.

1.1 Latar Belakang

Pada PSAK 71 Penurunan Nilai , Informasi Akuntansi yang sesuai dengan Kebutuhan Pengguna (
Kepuasan Informasi Akuntansi) mencakup: Kejadian Masa Lalu +Kondisi Sekarang +Perkiraan Kondisi di
masa yang akan datang. Tentunya Penyisihan Kerugian dibutuhkan untuk mengakui penurunan nilai suatu
barang dan jasa. Hal ini akan lebih sulit bagi manajemen karena lebih banyak pertimbangan pada masa
pandemi Corona. Penurunan Nilai pada PSAK 71 karena adanya kerugian dari asset keuangan
mempertimbangkan :

1. Probabilitas Tertimbang , mengenai kemungkinan kejadian yang dapat terjadi


2. Nilai kini terkait tingkat bunga dan tingkat diskonto
3. Kekurangan Kas pada masa pandemic corona 19 tidak dapat dihindari perusahaan , didapatkan
dari arus kas terutang sesuai dengan kontrak yang disepakati dan arus kas yang real diterima.
Begitu pula dengan PSAK 68 tentang nilai wajar ketika menjual asset dengan pengukurannya.
Kemudian PSAK 72 pengakuan pendapatan yang realnya tidak sesuai kontrak pada masa pandemic corona
covid 19. Serta PSAK 73 tentang sewa ketika mengakui asset hak guna. Sehingga Sistem Informasi
Akuntansi yang relevan, fleksibel dan adaptasi sangat dibutuhkan oleh pihak manajemen perusahaan
Jasa, Dagang serta Perusahaan Manufaktur. (Keuangan, 2020)

Pedoman Perencanaan Asset dan Penghapusan Asset mejadi tingkat kesulitan Pemerintah Daerah
pada masa Covid 19 yang terjadi pada saat ini. Dimana bukti transaksi yang sulit dalam menentukan suatu
asset. Penetapan Asset sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri PMK 224/2016, direalisasikan
dengan PSAP 07 dan PP no 27 tahun 2014 tentang pengelolaan barang milik daerah. (Daerah, 2014)
(Pemerintah, 2016) (Negeri, 2016).

1.2. Teori

Penetapan Akuntansi Asset yang berwujud memiliki masa manfaat lebih dari 12 bulan dan tidak
untuk diberikan kepada masyarakat, tetap diakui sebagai full akrual basis. Asset tetap akan diakui dan
dinilai keandalannya. Fenomena yang terjadi pada beberapa ASN dalam pencatatan asset diantaranya
belum adanya Sistem Informasi Akuntansi yang akurat (Gelinas, 2012), masih terkendala permasalahan :

1. Barang tersebut ada tetapi tidak jelas pencatatannya, contoh seharusnya ke belanja modal
sudah dibebankan ke biaya lainnya
2. Barang Tidak Dicatat
3. Ada Pencatatan tetapi barangnya tidak ada
4. Kepemilikan Berpindah , misalkan pindah departemen/ sub bagian
5. Pencatatan Belanja Pegawai dan Belanja Modal
Sehingga perlunya adanya kapitalisasi asset tetap . Contohnya belanja barang dan jasa
seharusnya dikapitalisasi sebagai belanja modal.

1.3 Metodologi
Penentuan Nilai Wajar barang dan jasa menjadi isu khusus mengenai Sistem Informasi
Akuntansi yang relevan menganut nilai historis perlu adanya Revaluasi. Penggunaan Single akun pada
tanah, bangunan . 3 Akuntansi Pemerintahan General Leadger, BBM atau Unit Produksi.
Pencatatan Akuntansi Asset Tetap secara Deskriptive yaitu :
Asset Tetap xxx
Ekuitas xxx
1.4 Result
Permasalahan lainnya adalah asset belum dikelola dengan baik, sehingga Sistem Informasi
Akuntansi belum terintegrasi. Masih terjadi Catatan Laporan Keuangan (CALK) Asset sejarah yang belum
dicatat nilai historis tidak ada. Sehingga Pencatatannya harus dihapuskan atau direklasifikasi. Perlunya
Manajemen Asset yang tepat dan akurat terhadap pencatatan dan penghapusan asset maupun
persediaan barang dan jasa.
Berbeda dengan Persediaan, dimana barang tersebut diberikan kepada masyarakat. Contohnya
adalah Perlengkapan . Catatan Pemakaian tersebut menggunakan sistem perpetual. Sedangkan barang
Periodik penggunaan inventaris kantor . Sehingga Sistem Informasi Akuntansi yang tepat terdiri atas
kumpulan sub sub system / komponen baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan
terintegrasi secara harmonis dalam mencapai satu tujuan mengolah data keuangan menjadi informasi
keuangan (Susanto, 2017). Ketika pengolahan data akuntansi keauangan yang salah akan berpengaruh
terhadap Sistem Informasi Akuntansi yang berkualitas , sehingga Kepuasan Pemakai / Kualitas Informasi
Akuntansi tidak tercapai (Sari, 2017). Sistem Infomasi Akuntansi merupakan Pedoman inti dari Akuntansi
Keuangan (Kieso, 2012) dan Akuntansi Manajemen (Hongren, 2014)sangat diperlukan pada masa covid
19.
DAFTAR PUSTAKA

Daerah, P. (2014). PP no 27.

Gelinas. (2012). Accounting Information System.

Hongren. (2014). Introduction To Management Accounting.

Keuangan, S. A. (2020). PSAK 71,72 dan 73.

Kieso. (2012). Intermediate Accounting.

Negeri, P. M. (2016). 224.

Pemerintah, S. A. (2016).

Sari, N. Z. (2017). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta.

Steinbart, R. &. (2015). Accounting Information System.

Susanto, A. (2017). Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Linggajaya.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai