Anda di halaman 1dari 33

TRANSAKSI PENERIMAAN KAS, TRANSAKSI

PENGELUARAN KAS, BUKU BESAR, AKUTANSI


PERSEJARAH

Dosen Pengampu:

Kamelia Astuty, S. E, M. Ak

Disusun Oleh:

Elka Olivia (23040023)

Carles Gunawan (23040044)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatulahi wabarokatuh

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya
kaami bisa menyelesaikan Proposal ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga proposal ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal ini. Semoga proposal ini dapat
digunakan sebagaimana mestinya dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Wassalaikumsalam warohmatulahi wabarokatuh

Bengkulu , 20 Februari 2024

Penyusun

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................5
BAB II..........................................................................................................................6
A. Transaksi Penerimaan Kas.................................................................................6
B. Transakasi Pengeluaran Kas............................................................................10
C. Buku Besar.......................................................................................................13
D. Akutansi Persejarah.........................................................................................17
BAB III.......................................................................................................................25
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian......................................................................25
B. Definisi Operasional........................................................................................25
C. Populasi dan Sampel........................................................................................25
D. Jenis dan Sumber Data.....................................................................................26
E. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................27
F. Teknik Analisis Data.......................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................29

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi adalah suatu sistem informasi keuangan, yang bertujuan untuk

menghasilkan dan melaporkan informasi yang relevan bagi berbagai pihak

yang berkepntingan (Kartikahadi, 2016). Salah satu bidang akuntansi adalah

akuntansi keuangan. Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang

berkaitan dengan penyiapan laporan keuangan untuk pihak luar, seperti

pemegang saham, kreditor, pemasok, serta pemerintah. Laporan keuangan

memiliki arti yaitu struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja

keuangan dalam sebuah entitas. Jenis laporan keuangan ada lima jenis, yaitu

laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca, laporan arus kas,serta

catatan atas laporan keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2012).

Laporan keuangan sangat penting sebab menjadi dasar untuk menentukan

atau menilai posisi usaha, baik usaha besar ataupun UMKM..Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah yang merupakan kegiatan usaha yang mampu

memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas

kepada masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam

mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, usaha Mikro, Kecil dan Menengah

adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh

kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-

luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha

1
ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha

Milik Negara”(UU No.20 tahun 2008).

Akuntansi memiliki peranan yang sangat penting dalam lingkup perusahaan

dikarenakan memberikan informasi tentang kondisi keuangan sebuah

perusahaan.Akuntansi yaitu bagian dari sistem informasi yang menghasilkan

sebuah informasi akuntansi keuangan yang dapat

dipertanggungjawabkan.Sistem informasi akuntansi sangat penting, maka

setiap perusahaan dituntut untuk memiliki suatu system informasi akuntansi

yang benar dan relevan agar dapat dipertanggungjawabkan.Jika sistem

akuntansi tersebut tidak benar dikhawatirkan akanmeimbulkan informasi

akuntansi keuangan yang kurang relevan. 1

Sistem informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menghasilkan laporan

keuangan yang baik dan benar serta relevan yang dapat digunkan untuk

fungsi pengawasan. Sistem informasiakuntansi yang dipergunakan oleh

fungsi manajemen untuk menangani kegiatan keseluruhan perusahaan dan

digunakan sebagai penentu untuk pengambilan keputusan ekonomi yang

dapat disebut dengan sistem informasi akuntansi. Dalam sistem informasi

akuntansi, manajemen harus dapat membuat dan melaksanakan sistem

informasi akuntansi yang relevan untuk menangani lajuperusahaan. Sistem

informasi akuntansi yang berpengaruh pada kegiatan pokok perusahaan jasa

keuangan meliputi kegiatan penggajian ,mutasi aktiva tetap serta penerimaan


1
Arfan Ikhsan, Dkk, 2013. Teori Akuntansi. Bandung : Cita Pustaka Media

Danang,

2
dan pengeluaran kas. Sistem informasi akuntansi berasal dari kata sistem

yaitu suatu kumpulan dari beberapa elemen yang berkaitan untuk mencapai

tujuan tertentu, serta informasi akuntansi yang artinya suatu aktifitas jasa

yang memberikan informasi kuantitatif, bersifat keuangan, tentang kesatuan

ekonomi yang digunakan untuk mengambil keputusan ekonomi (Mustofa,

1987).

Akuntansi berbasis akrual merupakan salah satu jenis pencatatan yang

digunakan dalam pembukuan akuntansi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun

2010 dijelaskan bahwa akuntansi berbasis akrual merupakan suatu basis

akuntansi dimana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat

serta disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut

tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.

Mulyana (2009), mengungkapkan bahwa dalam akuntansi berbasis akrual,

waktu pencatatan atau recording dilakukan sesuai dengan waktu terjadinya

arus sumber daya dicatat, hal ini dilakukan agar informasi yang tersedia

bersifat komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat.2

Pemakaian basis akrual memiliki tujuan untuk menumbuhkan informasi yang

lebih terbuka memuat biaya (cost) organisasi serta meningkatkan kualitas

dalam pengambilan keputusan di dalam organisasi dengan menggunakan

informasi yang lebih luas, dimana dalam hal ini adalah salah satu ciri dari

praktik sektor publik / manajemen keuangan modern pada penggunaan basis

akrual. Perlakuan pencatatan yang didasari oleh teknik akrual harus dilakukan
2
Sunyoto. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika Aditama Anggota Ikapi

3
secara konsisten terhadap akun-akun perkiraan yang terdapat dalam laporan

posisi keuangan.

Pencatatan merupakan langkah awal dalam transparansi instansi dalam

pengelolaan keuangan yang dimiliki. Kesehatan keuangan dapat diciptakan

dari bersihnya pencatatan setiap aset, liabilitas, dan ekuitas pada setiap pos

rinci akun tersebut. Salah satu akun perkiraan yang harus diperhatikan lebih

lanjut yakni aset tetap yang dimiliki oleh instansi (perusahaan). Hal ini

dikarenakan aset tetap mampu menyokong berjalannya operasional yang

menjadi jalan mewujudkan visi misi instansi (Ferianto, 2020).

Sejak kewajiban penyusunan neraca diberlakukan, aset tetap telah menjadi

bagian dari laporan keuangan pemerintah karena nilainya yang signifikan,

dengan pengakuan/pencatatan, klasifikasi, pengukuran/penilaian, penyajian

dan pengungkapan aset tetap sebagai fokus akuntansi dan memiliki tingkat

kerumitan yang tinggi. Akuntansi Aset Tetap diatur dalam Pernyataan

Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 07 (PSAP 07) berdasarkan

Lampiran I Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010.

PSAP 07 tersebut memberikan pedoman bagi pemerintah dalam melakukan

pengakuan, pengklasifikasian, pengukuran, dan penyajian serta

pengungkapan aset tetap berdasarkan peristiwa (events) yang terjadi, seperti

perolehan aset tetap pertama kali, pemeliharaan aset tetap, pertukaran aset

tetap, perolehan aset dari hibah/donasi, dan penyusutan (KSAP, 2014).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud transaksi penerimaan kas?

4
2. Apa yang dimaksud pengeluaran kas?

3. Apa yang dimaksud buku besar?

4. Apa yang dimaksud akutansi persejarah ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami transaksi penerimaan kas

2. Untuk mengetahui dan memahami transaksi pengeluaran kas

3. Untuk mengetahui dan memhami buku besar

4. Untuk mengetahui dan memahami akuatansi persejarah

BAB II

5
LANDASAN TEORI

A. Transaksi Penerimaan Kas

Menurut Soemarso S.R (2010:172) Penerimaan kas adalah: “Suatu

transaksi yang menimbulkan bertumbuhnya saldo kas dan bank milik

perusahaan yang diakibatkan adanya penjualan hasil produksi,

penerimaan piutang maupun hasil transaksi lainnya yang

menyebabkan bertambahnya kas”.

Sedangkan di sisi lain, Mulyadi (2013:455) mendefinisikan

penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama:

penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.

Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian

penerimaan kas adalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan

bertumbuhnya saldo-saldo kas tunai, dan atau rekening bank milik

perusahaan baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan

piutang, penerimaan transfer maupun penerimaan-penerimaan

lainnya.3

Penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan baik yang

berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat

dapat segera digunakan, yang berasal dari transaksi perusahaan

3
Duwi Priyatno. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 2,0.

Yogyakarta: Andi Offset.

6
maupun penjualan tunai, pelunasan piutang atau transaksi lainnya

yang dapat menambah kas perusahaan. Mulyadi (2013:455)

menyatakan bahwa: Sumber penerimaan kas terbesar suatu

perusahaan dagang berasal dari penjualan tunai. Sistem penerimaan

kas dari penjualan tunai mengharuskan:

1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank

dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir

untuk melakukan internal check.

2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi

kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam

pencatatan transaksi penerimaan kas. Jadi dapat disimpulkan sistem

akuntansi penerimaan kas adalah suatu prosedur yang dibuat untuk

melaksanakan. 4

Jadi dapat disimpulkan sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu

prosedur yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang

dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan dapat digunakan

untuk kegiatan umum perusahaan.

Pengertian Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Sistem Akuntansi Penerimaan kas yang baik tentunya sangat

dibutuhkan oleh setiap perusahaan atau unit usaha demi mencapai

4
Kieso, Donald, Jerry J, Weygandt and Teery D. Warfield. 2017.

Intermediate Accounting, Edisi 12. Jakarta: Erlangga

7
tujuannya, berikut ini akan diuraikan unsur-unsur sistem akuntansi

penerimaan kas yang baik beserta teoriteorinya menurut ahli:

Menurut Sudarmo (2006:61) Sistem akuntansi penerimaan kas adalah:

Proses aliran kas yang terjadi di perusahaan yang bersangkutan yang

terdiri dari aliran kas masuk (cash flow). Sedangkan menurut Mulyadi

(2013:500) Sistem akuntansi penerimaan kas adalah: Suatu catatan

yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dan

penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan

untuk kegiatan umum perusahaan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas yang dimaksud dengan sistem

akuntansi penerimaan kas yaitu suatu jaringan prosedur yang

menangani suatu peristiwa atau keterjadian yang mengakibatkan

terjadinya penambahan uang dalam kas yang berasal dari penjualan

tunai maupun piutang yang melibatkan bagianbagian yang saling

berkaitan satu sama lain. 5

Sistem Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi (2013:455) “Sistem penerimaan kas adalah kas

yang diterima perusahaan baik yang berupa uang tunai maupun surat-

surat berharga yang mempunyai sifat dapat segara digunakan, yang

berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan

5
Eddy Soeryanto Soegoto. 2013. Entrepreneurship Menjadi Pebisnis

Ulung. Elex Media Komputindo. Jakarta.

8
piutang, atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas

perusahaan.”

Menurut Mulyadi (2013:455) sistem pengendalian yang baik pada

sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan

a. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank

dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir

untuk melakukan internal check. 6

b. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi

kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam

pencatatan transaksi penerimaan kas.

Fungsi yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Dalam penerimaan kas, terdapat fungsi yang saling terkait untuk

menangani penjualan dan penerimaan kas agar penerimaan dan

penjualan tersebut dapat dijalankan dengan baik. Berikut fungsi-

fungsi tersebut menurut Mulyadi (2013:462):

1. Fungsi penjualan

Fungsi penjualan dalam transaksi penerimaan kas bertanggung

jawab menerima order dari pembeli, selain itu mengisi faktur

penjualan tunai untuk diserahkan kepada pembeli, dan

menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli guna kepentingan

pembayaran harga barang ke fungsi kas.


6
Ely Suhayati, Sri Dewi Anggadini. 2014. Akuntansi Keuangan, Edisi

Pertama, Yogyakarta:GrahaIlmu

9
2. Fungsi Kas

Fungsi kas dalam transaksi penerimaan kas bertanggung jawab

menerima kas dari pembeli pada transaksi penjualan, dan harus

menyetorkan kas tersebut ke bank pada hari itu juga dengan

jumlah penuh.

3. Fungsi Gudang

Fungsi gudang dalam transaksi penerimaan kas bertanggungjawab

menyiapkan barang pesanan pembeli dan sekaligus menyerahkan

barang tersebut ke bagian pengiriman.

4. Fungsi Pengiriman

Fungsi pengiriman dalam transaksi penerimaan kas

bertanggungjawab untul membungkus barang dan menyerahkan

barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.

5. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi dalam transaksi penerimaan kas

bertanggungjawab melakukan pencatatan transaksi penjualan,

penerimaan kas dan membuat laporan penjualan.

B. Transakasi Pengeluaran Kas

“Pengeluaran kas adalah kejadian-kejadian yang berkaitan dengan

pendistribusian barang atau jasa ke entitas-entitas lain, dan

pengumpulan pembayaran-pembayaran.” (Mujilan, 2012:45).

“Pengeluaran kas di dalam perusahaan yang jumlahnya lumayan besar

10
menggunakan cek. Pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil tidak

dapat menggunakan cek, melainkan

menggunakan dana kas kecil”, (Mulyadi, 2017:425). Romney

(2016:463)

menyebutkan bahwa siklus pengeluaran adalah “serangkaian aktivitas

bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait secara terus menerus,

yangberhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan

jasa”. Selainitu dalam siklus pengeluaran terdapat empat aktivitas

dasar, yaitu:7

a. Memesan bahan baku, perlengkapan, dan jasa.

b. Menerima bahan baku, perlengkapan, dan jasa.

c. Menyetujui faktur pemasok.

d. Pengeluaran kas.

Berdasarkan pengertian oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan

bahwa sistem pengeluaran kas adalah kegiatan transaksi yang

menyebabkan berkurangnya kas perusahaan, dari pemesanan,

penerimaan, menyetujui

faktur pemasok sampai pembayaran transaksi. Terdapat dua sistem

pokok dalam sistem akuntansi pengeluaran kas, yaitu yang pertama

adalah sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek dan yang kedua

adalah sistem akuntansi pengeluaran kas dengan kas kecil. Sistem


7
Ely Suhayati, Sri Dewi Anggadini. 2014. Akuntansi Keuangan, Edisi

Pertama, Yogyakarta:GrahaIlmu

11
Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek Pengeluaran dana yang

jumlahnya relatif besar biasanyamenggunakan sistem akuntansi

pengeluaran kas dengan cek. 8

Beberapa kebaikan dari sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek

ditinjau dari pengendalian intern, yaitu:

1) Penggunaan nama terang pada pengeluaran kas dengan cek dapat

menjamin bahwa cek yang dikeluarkan diterima oleh pihak yang

namanya tercantum dalam formulir cek.

2) Bank sebagai pihak ketiga dapat melakukan perekaman transaksi

pengeluaran kas yang kemudian pihak bank secara berkala akan

mengirimkan rekening koran kepada perusahaan. Rekening koran ini

dapat digunakan perusahaan untuk mengecek ketelitian catatan

transaksi pengeluaran kas.

3) Pengeluaran kas dengan cek juga memberikan manfaat tambahan

yaitu adanya cencelled check yang merupakan tanda terima kas dari

pihak yang menerima pembayaran. Dengan menggunakan cek dalam

pengeluaran kas check issuer secara otomatis menerima tanda terima

kas dari pihak yang menerima pembayaran.

C. Buku Besar

8
Hansen, Don R & Mowen, Maryanne M dalam Kwary, Deny Arnos. 2015.

Akuntansi Manajerial buku 1, Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.

12
Buku besar adalah sarana untuk mendokumentasikan semua bentuk

perubahan dalam suatu akun dikarenakan adanya transaksi keuangan.

Isi dari buku ini adalah sejumlah perkiraan tentang ikhtisar dari

pengaruh transaksi keuangan terhadap perubahan dalam akun yakni

aktiva, modal dan kewajiban perusahaan.

Umumnya buku besar adalah buku utama dari segala catatan transaksi

keuangan, segala jurnal akuntansi yang ada serta penggolongan

rekening serupa. Buku besar juga menjadi dasar dari pembuatan laporan

laba rugi dan laporan neraca. Buku besar dapat menjadi tempat

memberikan informasi saldo serta nilai transaksi pada setiap kode

perkiraan dalam periodenya.9

Fungsi dan Manfaat Buku Besar

Fungsi buku besar adalah meringkas segala data transaksi yang telah

tercatat dalam jurnal umum. Selain itu, fungsinya juga sebagai alat

mengelompokkan data keuangan sesuai jumlahnya, mulai dari terbesar

hingga terkecil.

Sementara manfaat buku besar adalah salah satunya membantu

mempersiapkan dan menghasilkan laporan keuangan yang dapat

dipercaya dan selesai tepat pada waktunya.

9
Henry Simamora. 2013. Pengantar Akuntansi II. Jakarta: Bumi

Aksara

13
Bentuk Buku Besar

Buku besar memiliki beberapa bentuk sesuai dengan keperluan serta

penggunaan akunnya. Berikut bentuk-bentuk buku besar adalah:

1. Buku Besar T

Salah satu bentuk buku besar adalah berbentuk T. Bentuk ini paling

banyak digunakan karena bentuknya sangat sederhana, terlihat seperti

huruf T besar. Buku besar T dipakai untuk keperluan analisis transaksi,

juga menjelaskan mekanisme penggunaan akun.

2. Buku Besar Staffel

Bentuk berikutnya adalah staffel. Dicirikan dengan adanya bentuk

halaman dan lajur saldo. Buku besar staffel kemudian terbagi lagi

menjadi dua jenis, yaitu yang isinya 3 kolom dengan lajur saldo tunggal,

dan ada juga dengan isi 4 kolom serta lajur saldo rangkap.10

3. Buku Besar Skontro

Bentuk-bentuk buku besar yang terakhir adalah buku besar skontro, atau

biasa disebut dengan bentuk dua kolom. Buku berbentuk skontro ini

merupakan bentuk T dimana isinya lebih kompleks. Buku dengan bentuk

ini banyak juga digunakan dalam perusahaan, karena cukup mudah

namun tetap detail pada setiap catatan transaksi dan nominalnya.


10
Henry Simamora. 2013. Pengantar Akuntansi II. Jakarta: Bumi Aksara

14
Jenis Buku Besar

Selain bentuknya secara visual, buku besar juga terbagi-bagi ke dalam

berbagai jenis menurut fungsinya masing-masing. Berikut jenis-jenis

buku besar adalah:

1. Buku Besar Umum (General Ledger)

Pertama terdapat buku besar umum, yaitu rangkuman catatan segala

perkiraan yang berdiri sendiri pada suatu periode tertentu. Isinya antara

lain adalah kas, modal, persediaan utang, dan juga piutang. Buku besar

jenis umum adalah ikhtisar pengaruh transaksi pada perubahan mencakup

modal perusahaan, aktiva, serta kewajiban perusahaan.11

2. Buku Besar Pembantu

Jenis-jenis buku besar berikutnya adalah buku besar pembantu, atau

sering disebut juga sebagai buku tambahan. Buku besar ini berisi daftar

rekening yang dengan khusus mencatat utang dan piutang usaha secara

detail.

3. Buku Besar Kreditor (Creditors Ledger)

Berikutnya terdapat buku besar kreditor, yaitu tempat pengumpulan

informasi hanya dari satu jurnal yakni pembelian. Fungsi buku besar

11
Herry,S.E, M.Si. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT.Bumi

Aksara

15
jenis ini adalah memberikan informasi tentang berapa jumlah utang uang

kita dan kepada siapa kita berhutang.

4. Buku Besar Debitor (Debtors Ledger)

Jenis-jenis buku besar yang terakhir adalah buku besar debitor. Yaitu

tempat pengumpulan informasi dari jurnal penjualan saja. Manfaat buku

besar jenis ini adalah memberikan pengetahuan tentang pelanggan mana

yang memiliki utang dan berapa besar jumlahnya.

Cara Membuat Buku Besar

Secara umum, buku besar dibuat dengan menggunakan Ms Excel, beserta

rumus-rumusnya. Berikut cara membuat buku besar adalah:

1. Tahap Persiapan

Proses membuat buku besar dilakukan ketika pencatatan setiap transaksi

dalam buku jurnal telah selesai, baik transaksi penjualan, pembelian,

penerimaan ataupun pengeluaran kas. Oleh karena itu, tahap pertama

adalah mempersiapkan semuanya, lalu mulai membuat formulir buku

besar. Memindahkan saldo dari jurnal dapat menggunakan fitur pada

Excel.12

2. Tahap Pembuatan pada Ms. Excel

12
Hery. 2018. Akuntansi Dasar 1 & 2, Cetakan ke-3. Jakarta:

Grasindo.

16
Langkah selanjutnya dengan daftar yang telah ada, pilih nama akun atau

rekening lalu atur menggunakan fitur data validation. Pilih

menu validation criteria, allow, dan pilih list yakni data yang telah

disiapkan.

Berikutnya, jumlahkan transaksi rekening di bagian kredit dan debit,

serta hitung saldo rekening. Pada tahap ini, gunakan rumus SUMIF

dalam Excel. Dengan menghitung selisih saldo debit dengan kredit, akan

diperoleh hasil saldo rekening. Setelah itu bisa disesuaikan dengan jenis

akun Anda.

D. Akutansi Persejarah

Sejarah Akuntansi di Dunia

Sejarah Awal Akuntansi

Sejarah akuntansi sendiri dimulai sejak zaman peradaban awal, dimana

manusia mulai mencatat transaksi keuangan mereka. Di Mesopotamia,

Mesir Kuno, Yunani, dan Roma, masing-masing peradaban tersebut

telah memiliki sistem pencatatan keuangan yang sederhana, meskipun

metodenya berbeda-beda.

Selain itu, perkembangan sistem perekonomian feodal di Eropa juga

turut mempengaruhi perkembangan akuntansi di abad pertengahan. Hal

ini terlihat pada masa Renaissance di Italia, dimana seorang biarawan

bernama Luca Pacioli menciptakan metode akuntansi berbasis double-

17
entry bookkeeping yang dikenal dengan nama Metode Venesia. Metode

ini dianggap sebagai tonggak sejarah akuntansi modern.

Sejarah Akuntansi di Masa Pertengahan

Selama periode Renaisans di Eropa, pemikiran manusia mulai berubah.

Pengaruh periode ini terhadap akuntansi tidak bisa diabaikan. Pada saat

itu, kebangkitan perdagangan global dan perkembangan industri

mendorong perlunya sistem akuntansi yang lebih terorganisir.13

Salah satu tokoh yang berperan penting dalam perkembangan akuntansi

di masa pertengahan adalah Fransiskus dari Assisi. Ia mencatat

pendapatan dan pengeluaran ordo keagamaan dengan rinci, dan ini

menjadi contoh praktik akuntansi yang terdokumentasi dengan baik

pada masa itu.

Perkembangan Akuntansi Modern

Perkembangan akuntansi modern dimulai di Eropa pada abad ke-19.

Pada saat itu, banyak negara-negara di Eropa yang mulai menerapkan

standar akuntansi yang sama, seperti standar yang diterapkan oleh

Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW)

pada tahun 1880. Kemudian, pada saat Revolusi Industri, akuntansi

semakin berkembang dan menjadi semakin penting dalam dunia bisnis.


13
Husein Umar. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta:

Rajawali

18
Di Amerika Serikat, pada tahun 1887, American Institute of Certified

Public Accountants (AICPA) didirikan dan menjadi lembaga akuntansi

pertama di dunia yang mengeluarkan sertifikasi CPA (Certified Public

Accountant). Selain itu, Financial Accounting Standards Board (FASB)

juga didirikan di AS pada tahun 1973 dan bertanggung jawab dalam

mengeluarkan standar akuntansi yang berlaku di AS.

Di Indonesia sendiri, perkembangan akuntansi dimulai pada tahun

1950-an ketika pelaksanaan pembangunan nasional. Pada saat itu,

pemerintah Indonesia mulai memperkenalkan akuntansi sebagai salah

satu bidang ilmu ekonomi. Pada tahun 1973, diluncurkan Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) yang kemudian direvisi berkali-kali untuk

memenuhi perkembangan kebutuhan informasi keuangan.Teknologi

dan Perkembangan Akuntansi14

Dalam dunia bisnis yang semakin berkembang, teknologi memiliki

peran yang sangat penting dalam setiap aspek, termasuk dalam

akuntansi. Teknologi memungkinkan akuntansi untuk lebih efisien dan

akurat dalam mencatat dan mengelola transaksi keuangan. Seiring

14
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2010. Standar Akuntansi keuangan. PSAK

No. 23: Pendapatan. Jakarta: Salemba Empat

19
dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, akuntansi

mengalami berbagai transformasi dan inovasi.

Sejarah Akuntansi di Indonesia

Awal Mula Akuntansi di Indonesia

Perkembangan akuntansi di Indonesia dipengaruhi oleh kehadiran

penjajah Belanda pada abad ke-17. Pada tahun 1908, didirikan

Nederlandsch Indische Accountants Vereeniging (NIAV) sebagai

organisasi profesi akuntansi pertama di Indonesia. Organisasi ini

bertujuan untuk mengatur dan mengembangkan profesi akuntansi di

wilayah Hindia Belanda.

Pada masa kolonial, akuntansi di Indonesia mengadopsi metode

akuntansi yang digunakan oleh Belanda. Hal ini dapat dilihat dari

penggunaan bahasa dan istilah dalam akuntansi yang didasarkan pada

standar akuntansi Belanda. Pada masa itu, akuntansi lebih fokus pada

pencatatan transaksi perdagangan dan pengelolaan keuangan kolonial.

Periode Kemerdekaan

Setelah Indonesia meraih kemerdekaan pada tahun 1945, dibentuklah

Perhimpunan Akuntan Indonesia (PAI) pada tahun 1957. PAI berperan

sebagai wadah bagi para profesional akuntansi di Indonesia dan

bertujuan untuk mengembangkan standar akuntansi nasional.

20
Pada era kemerdekaan, perkembangan akuntansi di Indonesia lebih

difokuskan pada pembangunan ekonomi nasional. Pemerintah

Indonesia melalui Bapindo (Bank Pembangunan Indonesia) memainkan

peran penting dalam penerapan akuntansi dalam pembangunan

ekonomi. Laporan keuangan yang akurat dan transparan diperlukan

untuk membangun kepercayaan investor dalam investasi di Indonesia.

Era Modern

Pada era modern, Indonesia mengadopsi standar akuntansi internasional

seperti International Accounting Standards (IAS) dan International

Financial Reporting Standards (IFRS). Hal ini dilakukan dalam rangka

meningkatkan transparansi dan memfasilitasi perdagangan

internasional.

Selain itu, prinsip akuntansi berbasis nilai fair juga diterapkan dalam

pelaporan keuangan di Indonesia. Prinsip ini mengharuskan aset dan

kewajiban untuk diukur dengan nilai pasar yang adil pada saat

pelaporan. Penggunaan nilai fair memberikan informasi yang lebih

relevan mengenai nilai aset dan kewajiban suatu entitas.

Teknologi juga memainkan peran penting dalam perkembangan

akuntansi di era modern. Penggunaan perangkat lunak akuntansi

memungkinkan otomatisasi proses akuntansi dan meningkatkan

efisiensi. Selain itu, penggunaan teknologi cloud computing

memudahkan penyimpanan dan kolaborasi data akuntansi.

21
Perkembangan Terkini

Perkembangan teknologi digital memiliki dampak yang signifikan pada

akuntansi dan profesi akuntan. Digitalisasi proses akuntansi

memungkinkan penggunaan analisis data dan big data untuk

mendukung pengambilan keputusan akuntansi. Automatisasi dan

integrasi data juga meningkatkan akurasi dan kecepatan pelaporan

keuangan.

Namun, digitalisasi juga membawa tantangan baru bagi profesi

akuntansi. Keamanan dan privasi data menjadi isu penting dalam

akuntansi digital. Profesional akuntansi juga perlu mengembangkan

keterampilan digital agar dapat memanfaatkan teknologi dengan baik.

Dalam menghadapi era digital, peran profesional akuntansi juga

mengalami perubahan. Selain sebagai pengolah data keuangan, akuntan

juga berperan sebagai konsultan dan penasihat bisnis. Peningkatan

kompetensi dan pembelajaran seumur hidup menjadi kunci dalam

menghadapi transformasi digital ini.

Pengaruh Teknologi Terhadap Akuntansi

Pada masa lalu, pencatatan transaksi keuangan dilakukan secara manual

dengan menggunakan buku besar. Proses ini memakan waktu dan

sangat rentan terhadap kesalahan manusia. Dengan adanya teknologi,

proses pencatatan transaksi keuangan menjadi lebih mudah dan efisien.

22
Komputerisasi merupakan salah satu bentuk teknologi yang

memberikan dampak besar terhadap perkembangan akuntansi.

Komputer memungkinkan penggunaan software akuntansi yang lebih

canggih dan terintegrasi dengan sistem informasi bisnis. Dengan

menggunakan software akuntansi, pengguna dapat memperoleh

informasi keuangan secara real-time dan melakukan analisis yang lebih

mendalam terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Internet dan cloud computing juga memberikan dampak besar pada

perkembangan akuntansi. Internet memungkinkan akses ke informasi

keuangan secara global dan real-time. Cloud computing memungkinkan

penyimpanan data keuangan yang aman dan efisien, sehingga pengguna

dapat mengakses data keuangan perusahaan dari mana saja dan kapan

saja.

Pemanfaatan Teknologi Dalam Praktik Akuntansi Modern

Pemanfaatan teknologi dalam praktik akuntansi modern telah

mengubah cara perusahaan mengelola keuangan mereka. Saat ini,

banyak perusahaan yang beralih dari sistem manual ke sistem akuntansi

berbasis online dan pembukuan digital.

Sistem akuntansi berbasis online memungkinkan perusahaan untuk

mengelola keuangan mereka secara efisien tanpa harus memiliki

software akuntansi di dalam perusahaan. Sistem ini memungkinkan

23
pengguna untuk mengakses sistem akuntansi dari mana saja dan kapan

saja melalui internet.

Pembukuan digital memungkinkan perusahaan untuk mengelola

keuangan mereka secara elektronik. Dalam pembukuan digital,

dokumen keuangan seperti faktur dan kwitansi diubah menjadi format

digital yang dapat diakses dan diolah secara mudah. Pembukuan digital

memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya dan waktu dalam

pengelolaan keuangan mereka.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

24
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut

menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data

tersebut serta hasilnya.15 Penelitian kuantitatif lebih spesifik memusatkan perhatian

kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan hubungan antara berbagai

variabel atau memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial

sehingga bersifat deskript. 16

B. Definisi Operasional

Definisi Operasional Penelitian adalah fenomena observasional yang memungkinkan

peneliti untuk mengujinya secara empiris apakah outcome yang diprediksi tersebut

benar atau salah.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang

memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

2. Sampel

Sampel merupakan bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut

prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya. Sampel digunakan jika

populasi yang di teliti besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh

populasi. Sampel dapat didefinisikan sebagai anggota populasi yang dipilih

dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili

15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Revisi VI (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006).
16
S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Kesepuluh (Jakarta: Bumi Aksara,
2008)

25
populasi. Sedangkan sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil

sampel.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling

dimana setiap anggota populasi memiliki kesempatan atau peluang yang sama

sebagai sampel.17 Adapun jenis sampling yang digunakan adalah Simple random

sampling, dimana pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak,

tanpa memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi tersebut. Cara ini

dapat lakukan jika anggota populasi dianggap homogen.

D. Jenis dan Sumber Data

Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini, ada 2 (dua) jenis sesuai dengan

sumber perolehannya, yaitu:

1. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat

up to date, untuk mendapatkan data primer peneliti harus mengumpulkannya

secara langsung.

Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari

berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua).

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari

berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder

diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, laporan, jurnal, skripsi dan lain

sebagainya yang berhubungan dengan materi penulisan ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan Data adalah suatu proses pengumpulan data yang mana suatu

pengumpulan data ini merupakan langkah yang amat penting, karena data yang
17
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Depok: Rajawali Pers, 2014)

26
dikumpulkan akan digunakan sebagai pemecahan masalah yang sedang diteliti.

Penelitian ini menggunakan teknik kuesioner (angket).

Kuesioner merupakan daftar pertanyaan terstruktur yang digunakan untuk

wawancara dan pengisian oleh pewawancara. Dalam kuesioner yang dibagikan

berisi sejumlah pertanyaan tertutup yang telah disusun sedemikian rupa untuk

mengukur opini atau persepsi responden berdasarkan tingkat persetujuan atau

ketidaksetujuan .

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu alat analisis dimana rumusan masalah penelitian dapat

dipecahkan dan hipotesis dapat dibuktikan atau diuji, dan akhir tujuan penelitian

dapat tercapai. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan alat bantu program statistik

SPSS (Statistic Product and Service Solution).

1. Analisis deskriptif kuantitatif

Analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran karakteristik responden

yang terlibat dalam penelitian ini.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model apakah

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah terdistribusi

normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dilakukan dengan melihat

nilai sig dalam setiap pernyataan . Uji Normalitas dilakukan menggunakan uji

Kolmogorov Smirnov dan Shapiro-Wilk. Untuk mengetahui normal atau

tidaknya sebaran data, dapat dikatakan bahwa berdistribusi normal jika nilai

27
signifikan > 0.05, sebaliknya jika nilai signifikannya ≤ 0.05 maka sebarannya

dinyatakan tidak normal.

Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai sig dibawah 0.05 maka uji tersebut tidak normal, maka pengujian

hipotesis menggunakan Mann Whitney U-Test.

b. Jika nilai diatas 0.05 maka uji tersebut normal, maka pengujian hipotesis

menggunakan Independent T-Test.

3. Mann-Whitney U test

Mann-Whitney U Test adalah uji non–parametris yang digunakan untuk

mengetahui perbedaan median 2 kelompok bebas apabila skala data variabel

terikatnya adakah ordinal atau interval/ratio tetapi tidak berdistribusi normal59.

Uji Mann-Whitney U Test mewajibkan data berskala ordinal, interval, atau

rasio. Apabila data interval atau rasio, maka distribusinya tidak normal. Mann-

Whitney U Test merupakan pilihan uji non parametris apabila uji Independent

T Test tidak dapat dilakukan oleh karena asumsi normalitas tidak terpenuhi,

tetapi meskipun bentuk non parametris dari uji independent t test, uji Mann

Whitney U Test tidak menguji perbedaan mean (rerata) dua.kelompok seperti

layaknya uji independent t test, melainkan untuk menguji perbedaan median

(nilai tengah) dua kelompok.

28
DAFTAR PUSTAKA

Arfan Ikhsan, Dkk, 2013. Teori Akuntansi. Bandung : Cita Pustaka Media

Danang,

Sunyoto. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika

Aditama Anggota Ikapi.

Duwi Priyatno. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 2,0.

Yogyakarta: Andi Offset.

Kieso, Donald, Jerry J, Weygandt and Teery D. Warfield. 2017.

Intermediate Accounting, Edisi 12. Jakarta: Erlangga

Eddy Soeryanto Soegoto. 2013. Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung.

Elex Media Komputindo. Jakarta.

Ely Suhayati, Sri Dewi Anggadini. 2014. Akuntansi Keuangan, Edisi

Pertama, Yogyakarta:GrahaIlmu

Hansen, Don R & Mowen, Maryanne M dalam Kwary, Deny Arnos. 2015.

Akuntansi Manajerial buku 1, Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.

Henry Simamora. 2013. Pengantar Akuntansi II. Jakarta: Bumi Aksara

Herry,S.E, M.Si. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT.Bumi

Aksara

Hery. 2018. Akuntansi Dasar 1 & 2, Cetakan ke-3. Jakarta: Grasindo.

Husein Umar. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta:

Rajawali

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2010. Standar Akuntansi keuangan. PSAK No.

23: Pendapatan. Jakarta: Salemba Empat


Entitas A melakukan penjualan tiga unit meja dengan total 3.000.000 pada
tanggal 10 April 2022 buat jurnal transaksinya.

Kas (debit) : Rp 3.075.000

Penjualan (kredit) : Rp 3.000.000

Pajak (kredit) : 75.000

Anda mungkin juga menyukai