DOSEN PENGAMPU:
Siti Samsiah, S.E., M.Ak
DI SUSUN OLEH :
Devi Nila Anjani (210301008)
Silviana Aulia Putri (210301018)
Mega Sari Indah Yani (210301066)
Teori akuntansi merupakan hal yang sangat penting dalam dunia praktik dalam
penyusunan dan pengembangan serta perbaikan menuju praktik yang sehat., teori akuntansi
juga menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara beralasan atau
bernalar serta etis yang dapat dipertanggung jawabkan. Dengan demikian akuntansi dapat
dedifinisikan sebagai proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan,
pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar (bahan
olah akuntansi) yang terjadi dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi
suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi
pihak yang berkepentingan.
Akuntansi juga memiliki peran yang nyata jika informasi yang dihasilkan oleh
akuntansi dapat mengendalikan perilaku pengambil keputusan ekonomik untuk bertindak
menuju ke suatu pencapaian tujuan sosial dan ekonomik negara. Pelaporan keuangan
akuntansi sebagai sistem nasional harus direkayasa dengan saksama untuk pengendalian
alokasi tersebut secara automatis melalui mekanisme pasar yang berlaku.
Pelaporan keuangan (Financial reporting) adalah semua cara yang digunakan oleh
perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan perusahaan tersebut. Dalam SFAC
No.1, FASB (1980) menyebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan tidak terbatas pada isi
dari laporan keuangan (financial statement). Dengan kata lain, cakupan pelaporan keuangan
(financial reporting) adalah lebih luas dibandingkan laporan keuangan (financial statement).
FASB (1980) menyebutkan: Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan
tetapi juga media pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak langsung,
dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi yaitu informasi tentang sumber-
sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain lain.
Salah satu model kerangka konseptual yang banyak dikenal saat ini adalah kerangka
konseptual yang dikembangkan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB).
Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik dalam standar akuntansi bagi
lingkungan bisnis yang terus berubah. FASB menggunakan kerangka kerja konseptual untuk
membekali perkembangan standar akuntansi yang baru secara terorganisasi dan konsisten.
Disamping itu, mempelajari kerangka kerja konseptual FASB akan memudahkan seseorang
untuk mengerti dan mengantisipasi standar masa depan. Kerangka kerja konseptual
menyebutkan tujuan dari pelaporan keuangan dan karakteristik dari informasi akuntansi yang
baik,
Implementasi kerangka kerja konseptual dalam pelaporan akuntansi pada PT.
Unilever Tbk ini akan membantu dalam memenuhi tujuan pelaporan keuangan, serta
menyediakan informasi-informasi yang akan digunakan nantinya bagi para pengambil
keputusan di dalam dunia bisnis. Selain itu, Implementasi kerangka kerja konseptual juga
akan membantu dalam meningkatkan pemahaman pemakai laporan keuangan dan
meningkatkan keyakinan terhadap keputusan akhir.
Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan kepada
pengguna untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.” Untuk membantu
sebagian besar pembaca laporan membuat keputusan ekonomi dan menunjukkan
akuntabilitas manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka,
laporan keuangan dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang status keuangan,
kinerja, dan arus kas Perusahaan.
LITERATUR TEORI
Pengertian Informasi menurut Jugiyanto (1997) adalah: data signifikan yang telah
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti yang menggambarkan suatu
kejaian-kejadian yang digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Jadi, sumber
informasi adalah data atau kenyataan yang terjadi. Informasi digunakan sebagai dasar untuk
bertindak atau mengambil keputusan dan dapat mengurangi ketidak pastian.
Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai
informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan
lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi
non-profit, dan Lembaga pemerintah. Bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan
keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan,
dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik.
Fungsi utama dari informasi akuntansi ini diantaranya adalah mengumpulkan dan
menyimpan data mengenai kegiatan serta laporan keuangan bisnis setiap perusahaan. Di
mana data tersebut harus bersifat efisien dan efektif. Selain itu, Laporan keuangan juga
merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-
pihak yang membutuhkan, dapat juga menyediakan informasi yang berguna sebelum
mengambil suatu keputusan oleh pihak manajemen.
Maka dari itu, diperlukannya suatu kerangka konseptual yang dimana memiliki
peranan yang sangat penting terutama di dalam pengembangan sebuah standar akuntansi
yang baru secara terorganisasi dan konsisten atas standar akuntansi yang telah diberlakukan
sebelumnya. Ketika seorang akuntan harus berhadapan dengan tantangan baru yang belum
terdapat standar akuntansi yang jelas, kerangka kerja konseptual ini adalaah solusinya.
Kerangka konseptual ini diharapkan dapat memberikan sebuah acuan atau referensi untuk
menganalisis dan memecahkan masalah-masalah akuntansi yang terkini dsn juga dimasa
mendatang.
Implementasi kerangka kerja konseptual dalam pelaporan akuntansi pada PT.
Unilever Tbk ini akan membantu dalam memenuhi tujuan pelaporan keuangan, serta
menyediakan informasi-informasi yang akan digunakan nantinya bagi para pengambil
keputusan di dalam dunia bisnis. Selain itu, Implementasi kerangka kerja konseptual juga
akan membantu dalam meningkatkan pemahaman pemakai laporan keuangan dan
meningkatkan keyakinan terhadap keputusan akhir.
2. Saham perseroan pertama kali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan
Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-
transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku pada laporan keuangan yang
dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas
manajer yang dibebankan oleh para pemilik perusahaan. Di samping itu laporan
keuangan digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang lain, yaitu sebagai laporan
kepada pihak luar perusahaan.
Agar pembaca laporan keuangan memperoleh gambaran yang jelas, maka
laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim. Di Indonesia
prinsip akuntansi disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Menurut (IAI,2002:1) laporan keuangan yang disusun oleh manajemen terdiri
dari:
a) Neraca (laporan posisi keuangan) adalah laporan yang sistematis tentang aktiva,
hutang, serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
b) Laporan laba rugi merupakan suatu laporan operasi perusahaan selama periode
tertentu.
c) Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva
bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan berdasarkan prinsip
pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
Laporan perubahan ekuitas untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan
pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran deviden, menggambarkan
jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama
periode yang bersangkutan.
d) d. Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan
menurut aktiva operasi, investasi dan pendanaan.
e) e. Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang
tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan
ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen.
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:
a) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang
dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting
b) Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba
rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas.
c) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi rangka
penyajian secara wajar.
Laporan keuangan setidaknya disajikan secara tahunan. Apabila tahun diperlukan dalam
buku perusahaan berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih
panjang atau lebih pendek dari periode satu tahun makasebagai tambahan terhadap periode
cakupan laporan keuangan. Perusahaan harus mengungkapkan:
a) Alasan penggunaan periode pelaporan selain periode satu tahun.
b) Fakta bahwa jumlah komparatif dalam laporan keuangan dalam laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang
tidak dapat dibandingkan.
3. Ikhtisar Laporan Keuangan
Berikut adalah ikhtisar data keuangan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) per 31
Desember 2022 dan 2021 (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain):
Penjualan bersih Unilever Indonesia meningkat 6,6% dari Rp43.903,5 miliar pada
tahun 2021 menjadi Rp46.840,2 miliar pada tahun 2022. Kenaikan ini terutama disebabkan
oleh pertumbuhan penjualan di segmen Home Care (8,3%), Personal Care (6,4%), dan Foods
& Refreshment (4,2%). Laba bersih Unilever Indonesia meningkat 14,0% dari Rp4.996,7
miliar pada tahun 2021 menjadi Rp5.674,6 miliar pada tahun 2022. Kenaikan ini terutama
disebabkan oleh pertumbuhan laba usaha sebesar 12,2%. Pada tahun 2022, Unilever
Indonesia membagikan dividen tunai sebesar Rp2.250 per saham, atau total Rp10,7 triliun.
Dividen ini setara dengan 38,5% dari laba bersih tahun 2022. Unilever Indonesia
menargetkan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 5%-7% pada tahun 2023. Pertumbuhan
ini akan ditopang oleh pertumbuhan di segmen Home Care, Personal Care, dan Foods &
Refreshment.
7. Asumsi Dasar
1. Pelanggan adalah pusat dari bisnis.
Asumsi ini menunjukkan bahwa Unilever berfokus pada pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Perusahaan melakukan riset dan pengembangan untuk
menciptakan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan
mendorong mereka untuk terus menggunakan produk dan layanan perusahaan.
2. Nilai adalah kunci kesuksesan.
Asumsi ini menunjukkan bahwa Unilever menawarkan nilai tambah kepada
pelanggannya melalui produk dan layanannya. Nilai tambah tersebut dapat berupa
manfaat fungsional, emosional, atau sosial. Manfaat fungsional adalah manfaat yang
memenuhi kebutuhan fungsional pelanggan, seperti membersihkan tubuh, mencuci
pakaian, dan memasak makanan. Manfaat emosional adalah manfaat yang
meningkatkan rasa percaya diri, kenyamanan, dan kebahagiaan pelanggan. Manfaat
sosial adalah manfaat yang berkontribusi terhadap masyarakat, seperti mengurangi
dampak lingkungan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
3. Saluran adalah penting untuk menjangkau pelanggan.
Asumsi ini menunjukkan bahwa Unilever menggunakan berbagai saluran untuk
menjangkau pelanggannya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pelanggan untuk
mengakses produk dan layanan perusahaan. Unilever menggunakan saluran distribusi,
saluran komunikasi, dan saluran penjualan langsung untuk menjangkau pelanggannya.
4. Hubungan pelanggan adalah penting untuk membangun loyalitas.
Asumsi ini menunjukkan bahwa Unilever membangun hubungan yang kuat dengan
pelanggannya melalui berbagai program dan aktivitas. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan loyalitas pelanggan dan mendorong mereka untuk terus menggunakan
produk dan layanan perusahaan. Unilever melakukan berbagai program dan aktivitas
untuk membangun hubungan dengan pelanggannya, seperti program loyalitas,
program komunitas, dan program CSR.
5. Pendapatan adalah sumber daya penting.
Asumsi ini menunjukkan bahwa Unilever memperoleh pendapatan dari penjualan
produk dan layanannya. Perusahaan menggunakan pendapatan tersebut untuk
membiayai kegiatan operasional dan investasi. Unilever menggunakan pendapatannya
untuk memproduksi produk, mendistribusikan produk, memasarkan produk, dan
mengembangkan produk baru.
6. Sumber daya adalah penting untuk menjalankan bisnis.
Asumsi ini menunjukkan bahwa Unilever memiliki berbagai sumber daya yang
dibutuhkan untuk menjalankan bisnisnya, seperti merek, kapabilitas manufaktur, dan
kapabilitas pemasaran. Sumber daya-sumber daya tersebut digunakan untuk
menciptakan nilai bagi pelanggan dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
operasional perusahaan.
7. Aktivitas adalah penting untuk menciptakan nilai.
Asumsi ini menunjukkan bahwa Unilever melakukan berbagai aktivitas untuk
menciptakan nilai bagi pelanggannya. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi
pengembangan produk, produksi, distribusi, dan pemasaran. Aktivitas-aktivitas
tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan,
menawarkan nilai tambah, dan menjangkau pelanggan.
8. Kemitraan adalah penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Asumsi ini menunjukkan bahwa Unilever membangun kemitraan dengan berbagai
pihak, seperti pemasok, distributor, dan media. Kemitraan tersebut dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan. Kemitraan tersebut
dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan akses ke sumber daya yang
dibutuhkan, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan daya saing.
8. Penerapan Conseptual Framework dalam Pelaporan Akuntansi di PT. Unilever
Tbk
PT Unilever Indonesia Tbk (Unilever) adalah salah satu perusahaan multinasional yang
bergerak di bidang barang konsumen yang berkantor pusat di Indonesia. Perusahaan ini telah
menerapkan Conceptual Framework dalam pelaporan akuntansinya. yaitu Kerangka
Konseptual Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI). Kerangka konseptual ini merupakan landasan bagi penyusunan dan
penyajian laporan keuangan yang relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Unilever telah
menerapkan kerangka konseptual ini dalam penyusunan laporan keuangannya sejak tahun
2012.
Implementasi Conceptual Framework (Kerangka konseptual) dalam pelaporan akuntansi
Unilever dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu yang pertama adalah Tujuan laporan
keuangan, unilever telah mencantumkan tujuan laporan keuangannya dalam laporan tahunan
perusahaan. Tujuan laporan keuangan Unilever adalah untuk memberikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Informasi tersebut meliputi posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan
perusahaan.
Yang kedua yaitu Prinsip dasar akuntansi, Unilever telah menerapkan prinsip dasar
akuntansi yang tercantum dalam Conceptual Framework, yaitu : Prinsip biaya historis,
Prinsip pendapatan, Prinsip konservatisme, Prinsip konsistensi dan Prinsip pengungkapan
penuh. Kemudian pada aspek Metode pengukuran, Unilever telah menerapkan metode
pengukuran yang sesuai dengan prinsip dasar akuntansi yang telah ditetapkan. Misalnya,
untuk mengukur aset, Unilever menggunakan metode biaya historis. Untuk mengukur
pendapatan, Unilever menggunakan metode pendapatan secara penuh.
Lalu pada aspek Kualitas informasi akuntansi, Unilever telah berupaya untuk menyajikan
informasi akuntansi yang berkualitas. Informasi akuntansi yang berkualitas harus memiliki
karakteristik yang Relevan, Dapat dipercaya, Dapat dibandingkan, Tepat waktu dan Lengkap.
Implementasi Conceptual Framework dalam pelaporan akuntansi Unilever telah
memberikan manfaat bagi perusahaan, yaitu:
Laporan keuangan Unilever menjadi lebih informatif dan bermanfaat bagi para
pengguna laporan keuangan.
Laporan keuangan Unilever menjadi lebih konsisten dan dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan perusahaan lain.
Laporan keuangan Unilever menjadi lebih transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Beberapa contoh penerapan Conceptual Framework dalam pelaporan akuntansi Unilever,
yaitu pada Pengukuran asset menggunakan metode biaya historis. Kemudian, Pengukuran
pendapatan menggunakan metode pendapatan secara penuh, lalu Unilever menerapkan
prinsip konservatisme dalam pengakuan pendapatan dan beban. Dan yang terakhir, Unilever
mengungkapkan semua informasi yang material dalam laporan keuangannya.
Secara keseluruhan, implementasi Conceptual Framework dalam pelaporan akuntansi
Unilever telah berjalan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa Unilever telah berkomitmen
untuk menyajikan informasi akuntansi yang berkualitas dan bermanfaat bagi para pengguna
laporan keuangan.