Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

OLEH:

KELOMPOK 4

WINFRIDO CAPESTRANO LAGUT (2210020127)

PIERRE ICHIRO ASAMAKIN (2210020122)

ENDRI UMBU AWANG (2210020101)

JEN DASSI (2210020141)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNUVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

2024
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
perkenanan dan hikmat yang Ia beri, kami dapat menyusun Makalah ini dengan baik tanpa
adanya hambatan.

Makalah ini diberi judul “Teknik Akuntansi Keuangan Sektor publik” dan dibuat untuk
memenuhi tugas Akuntansi Sektor Publik Sehubungan dengan disusunnya Makalah ini,
diharapkan dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Teknik Akuntansi Keuangan
Sektor publik

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
Makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan Makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
LATAR BELAKANG...............................................................................................................................1
RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
Teori Akuntansi Dalam Akuntansi Sektor Publik.....................................................................................2
Standar Akuntansi Sektor Publik...............................................................................................................5
Teknik-Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik..................................................................................8
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
Kesimpulan..............................................................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan aktivitas jasa untuk meyediakan informasi
yang diperlukan dalam pengambilan keputusan. Pada sektor publik pengambilan keputusan
terkait dengan keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Pada dasarnya akuntansi baik pada
sektor swasta maupun pada sektor publik, dibagi menjadi dua bagian, yaitu akuntansi
keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dapat didefinisikan sebagai suatu
prinsip, metode, dan teknik pencatatan dan pengorganisasian data keuangan atas operasi /
kegiatan suatu entitas untuk menghasilkan dan memberikan informasi yang digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan yang rasional. Ruang lingkup akuntansi keuangan
pemerintah meliputi semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data, penganalisaan,
pengklasifikasian, pencatatan, dan pelaporan atas transaksi keuangan pemerintah sebagai
suatu entitas serta penafsiran terhadap hasil – hasilnya. Sistem akuntansi yang dirancang dan
dijalankan secara baik akan menjamin dilakukannya prinsip stewardship dan accountability
dengan baik pula. Pemerintah atau unit kerja pemerintah perlu memiliki sistem akuntansi
yang tidak saja berfungsi sebagai alat pengendalian transaksi keuangan, akan tetapi sistem
akuntansi tersebut hendaknya mendukung pencapaian tujuan organisasi

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana Teori Akuntansi Dalam Akuntansi Sektor Publik?
2. Apa saja Standar Akuntansi Sektor Publik?
3. Apa saja Teknik-Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik?

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TEORI AKUNTANSI DALAM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Mardiasmo (2009: 144) menegaskan bahwa akuntansi sektor publik merupakan bagian dari
ilmu akuntansi sehingga pengembangan teori akuntansi sektor publik sangat tergantung pada
perkembangan ilmu akuntansi.

Teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi-keuangan, terutama pelaporan
keuangan kepada pihak eksternal (Mardiasmo, 2009: 143). Suatu teori dihasilkan dan
dikembangkan melalui berbagai riset yang di dalamnya terdapat hipotesis-hipotesis yang diuji
kebenarannya. Begitu juga dengan teori akuntansi harus dikembangkan melalui riset-riset
akuntansi sebagaimana yang telah dilakukan oleh CAP (Committee on Accounting Procedures.
pendahulu FASB) semenjak tahun 1936 (Wolk dkk., 2008). Pada dasarnya terdapat tiga tujuan
mempelajari teori akuntansi, yaitu 1) untuk memahami praktik akuntansi yang saat ini ada, 2)
mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktik yang saat ini dilakukan, dan 3)
memperbaiki praktik akuntansi di masa mendatang (Mardiasmo, 2009: 143). Mardiasmo (2009:
144) menegaskan bahwa pengembangan akuntansi sektor publik dilakukan untuk memperbaiki
kualitas praktik akuntansi sektor pablik yang sekarang ini ada untuk menciptakan pelaporan
keuangan sektor publik yang berkualitas pula, yaitu laporan keuangan yang mampu menyajikan
informasi keuangan yang relevan dan dapat diandalkan (reliable).

Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan reliable, terdapat
kendala yang dihadapi oleh akuntansi sektor publik. Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan par. 56 mendefinisikan kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah
setiap keadaan yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan
informasi akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan andal akibat keterbatasan
(limitazion) atau karena alasan-alasan keprakrisan. Terdapat tiga hal yang menimbulkan kendala
dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintah, yaitu (a) materialitas, (b)
pertimbangan biaya dan manfaat, dan (c) keseimbangan antarkarakterisk kualitatif Sedangkan
Mardiasmo (2009, 144) menjabarkannya menjadi enam kendala, yaitu (1) objektivitas: (2)
konsistensi: (3) daya banding: (4) tepat waktu: (5) ekonomis dalam penyajian laporan; dan (6)
materialitas. Keenam kendala tersebut akan memengaruhi pilihan dan kualitas praktik akuntansi
yang nantinya akan memengaruhi kualitas laporan keuangan yang dihasilkan. Masing-masing
kendala akan dibahas sebagai berikut.

A. Objektivitas
Objektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan (Mardiasmo,
2009: 145). Objektivitas berkaitan dengan sikap dan posisi manajemen, dengan pihak eksternal

v
yang menjadi pemangku kepentingan (stakeholder) organisasi. Laporan keuangan dianggap
sebagai alat untuk melaporkan kinerja yang telah dilakukan oleh manajemen dalam mengelola
sumber daya organisasi kepada stakeholder. Sering kali terjadi masalah objektivitas laporan
keuangan disebabkan oleh adanya benturan kepentingan antara kepentingan manajemen dengan
kepentingan stakeholder. Manajemen tidak selalu bertindak untuk kepentingan stakeholder
semata, melainkan mereka juga berkemungkinan besar bertindak untuk kepentingan
memaksimumkan kesejahteraan mereka (opportunistic behaviour).

Masalah objektivitas juga dapat dijelaskan melalui teori kontrak (contracting theory) yang
menghasilkan hubungan keagenan (agency relationship) antara agen dengan prinsipal
(Mardiasmo, 2009: 145). Dengan hubungan kontrak tersebut prinsipal mendelegasikan
wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Karena baik prinsipal maupun agen kedua
duanya adalah utility maximiser, maka tidak ada alasan yang dapat diyakini bahwa agen akan
selalu bertindak untuk kepentingan prinsipal (Mardiasmo, 2009: 145). Kondisi ini akan
memunculkan anymetric information yang dapat menghasilkan perilaku moral hazard (hidden
action) dan adverse selection (hidden information) (Sprinkle dan Williamson, 2007). Masalah
manal hazend muncul ketika suatu pihak tidak dapat mengamati tindakan (tingkatany usaha) dari
work-everse dari pihak lain dan karena itu mengevaluasi kinerja dan mendasarkan da kontrak
kompensasi pada ketidaksempurnaan perilaku yang mendasarinya. Masalah adverse selection
muncul ketika pekerja memiliki informasi private yang berkenaan, misalnya, tingkas
kererampilan mereka, mereka menggunakan informasi untuk meningkatkan kesejahteraan
mereka yang membebani kesejahteraan perusahaan (Arrow, 1985: Baiman, 1982). Kedu perilaku
tersebut akan memengaruhi kualitas (terkait dengan tingkat relevan) laporan keuangan.

B. Konsistensi
Konsistensi mengarah pada penggunaan teknik akuntansi yang sama untuk menghasilkan
laporan keuangan organisasi selama periode waktu tertentu secara berturut-turut atau disebut
dengan prinsip konsistensi internal. Prinsip konsistensi internal merupakan perlakuan skuntansi
yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode satu ke periode berikutnya oleh
suaru ensitas pelaporan (SAP). Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat diperbandingkan
kinerjanya dari tahun ke tahun. Konsistensi penerapan metode akuntansi merupakan hal yang
sangat penting karena organisasi memiliki orientasi jangka panjang going concern), sedangkan
laporan keuangan hanya melaporkan kinerja selama sam periode Mardiasmo, 2009: 146).

Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu merode atau teknik
akuntansi ke metode lainnya. Perubahan tersebut dapat dilakukan dengan syarat metode yang
baru dapat memberikan perbaikan informasi yang dihasilkan dibanding metode atau eknik
akuntansi yang lama.

vi
C. Daya Banding
Daya banding memiliki keterkaitan erat dengan dua kendala sebelumnys yaitu objektivitas
dan lens inensi. Laporan keuangan sektor publik hendaknya dapat diperbandingkan
antarperiode wiktu dan dengan instansi lain yang sejenis. Semakin objektif suani laporan
keuangan, maka skan semakin tinggi daya bandingnya karena dengan dasar yang sama akan
dapat dihasilkan laporan yang berbeda. Selain itu, keterkaitan daya banding dengan konsistensi
dijelaskan dengan adanya beberapa alternatif penggunaan metode akuntansi juga dapat
menyulitkan tercapainya daya banding (Mardiasmo, 2009: 146).

D. Tepat Waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat wakru agar dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan oleh pengguna (user) serta untuk menghindari tertundanya pengambilan
kepurusan tersebut (Mardiasmo, 2009: 146). Keputusan yang diambil oleh pengguna terkait
dengan lepetusan ekonomi, sosial, dan politik. Ketepatan wakru dalam menghasilkan informasi
ani akan memengaruhi kualitas informasi tersebur dalam pengambilan kepadak Irma yg
memengaruhi kualitas iki akan mengakibatkan informasi sembudida en lang dihasilkan tidak
tepat wakighasilkan informasi pada waktu yang sepat terlalu cepat, dan tidak terlambat. Oleh
karena itu, diperlukan metode atau teknik akuntansi yang memadai untuk menghasilkan
informasi akuntansi yang tepat waktu.

E. Ekonomis datam Penyajian Laporan


Kendala ekonomi dalam penyajian laporan terkaic dengan pertimbangan biaya dan Penyajian
laporan keuangan membutuhkan biaya. Semakin banyak informasi Yang dibutuhkan semakin
besar pula biaya yang dibucuhkan (Mardiisrnoj 2009: 146). Oleh karena itu, manfaat yang
dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Laporan keuangan pernerintah
tidak semestinya menyajikan segala informasi Yang manfaatnya lebih keeil biaya
penyusunannya (SAP).

F. Materialitas
Suatu informasi dianggap material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatac informasi tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna Yang
diambil ataș dasar laporan keuangan (SAP). Penentuan materialitas memang bersifat
pertimbangan subjekrif (subjective judgment) namun pertimbangan tersebut tidak dapat
dilakukan menurut selera pribadi. Pertimbangan yang digunakan merupakan professional
judgmentyang mendasarkan pada teknik tertentu (Mardiasmo, 2009: 147).

vii
2.2 STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
1. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (Sap)
a. Perkembangan Penyusunan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Standar Akantansi Pemerintahan (SAP) pertama kali yang diterbitkan oleh
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) adalah ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 pada tanggal 13 Juni 2005. Inilah untuk pertama kali
Indonesia memiliki standar akuntansi pemerintahan sejak Indonesia merdeka. Terbitnya
SAP ini juga mengukuhkan peran penting akuntansi dalam pelaporan keuangan di
pemerintahan. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 105 Tahun 2000 pada Pasal 35 secara
tegas telah menyebutkan bahwa penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan
daerah berpedoman pada standar akuntansi keuangan pemerintah daerah yang berlaku.
PP Nomor 105 Tahun 2000 tersebut telah berlaku sejak 1 Januari 2001 retapi standar
yang dimaksud baru dapat rerealisasi dengan terbitnya SAP ini. UU Nomor 17 Tahun
2003 yang mulai berlaku sejak tahun 2003 juga menyebutkan dengan jelas bahwa bentuk
dan iai laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.

Selanjutnya, UU Nomor 1 Tahun 2004 juga menyebutkan arti penting standar


akuntansi pemerintahan bahkan memuat mengenai Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan (KSAP) sebagai penyusun SAP yang keanggotaannya ditetapkan dengan
keputusan presiden. Undang- Undang otonomi yang terbaru yaitu UU Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah juga menyebutkan penyajian laporan keuangan
pemerintah daerah sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Dari uraian di atas
dapat dikemukakan bahwa SAP merupakan jawaban atas penantian adanya pedoman
pelaporan keuangan yang dapat berterima umum.

b. Sistematika SAP
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual yang ditetapkan dengan PP
Nomor 71 Tahun 2010 terdiri atas Kerangka Konseptual (KK) Akuntansi Pemerintahan
dan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP). PSAP terdiri atas 12 (dua
belas) pernyataan, yaitu:

 PSAP 01: Penyajian Laporan Keuangan;


 PSAP 02: Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Berbasis Kas;
 PSAP 03: Laporan Arus Kas;
 PSAP 04: Catatan atas Laporan Keuangan;
 PSAP 05: Akuntansi Persediaan;
 PSAP 06: Akuntansi Investasi;
 PSAP 07: Akuntansi Aset Tetap;

viii
 PSAP 08: Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan:
 PSAP 09: Akuntansi Kewajiban:
 PSAP 10: Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang Tidak Dilanjutkan:
 PSAP 11: Laporan Keuangan Konsolidasian; dan
 PSAP 12: Laporan Operasional (LO).
c. Basis Akuntansi
Basis akuntansi adalah perlakuan pengakuan atas hak dan yang timbul dari
transaksi keuangan. Perbedaan basis akan berpengaruh terhadap proses akuntansi. Dalam
dikenal Idanya dua basis yaitu basis kas dan basis akrual. Basis kas adalah basis yang
rnengakui timbulnya hak atau kewajiban Pada saat kas direrima atau dikeluarkan. Basis
akrual adalah basis yang mengakui adanya hak atau kcwajiban pada saat perpindahan hak
lepas dari sat kas diterima atau dikeluarkan.

Meskipun PP Nornor 71 Tahun 2010 dinyatakan sebagai SAP Berbasis Akrual,


namun sebenarnya basis akuntansi yang digunakan tidak sepenuhnya basis akrual.
Bahkan, mengarah pada pen ggunaan basis akrual modifikasian, yaitu transaksi-transaksi
tertentu dicatat dengan menggunakan basis kas dan untuk sebagian besar transaksi dicarat
menggunakan basis akrual (Halim dan Kusufi, 2012). SAP Berbasis Akrual menurut PP
Nomor 71 Tahun 2010 adalah SAP yang mengakui pendapatan-LO, beban, aset, utang,
dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan-LRA,
belanja, dan penibiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang
ditetapkan dalam APBN atau APBD, yaitu basis kas. Jadi, sebenarnya SAP tidak
menganut basis akrual secara penuh tetapi basis modifikasian, yaitu akrual modifikasian.

Basis akrual untuk LO berarti bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk
inemper& pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belurn diterima di Rekening Kas
Umum Negara/ Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada Saar kewajiban
yang mengakibathn penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum
dikeluarkan dari Rekening Kas IJmum NegarajDaerah arau entitas pelaporan. Pendapatan
sçperti bantuan pihak luar atau asing dalam bentuk jasa disajikan pula pada LO.

Semenrara, dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas,
maka LRA disusun berdasarkan Basis kas, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan
pembiayaan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas tJmum Negara/Daerah atau
oleh entikas pelaporanp serta belanja, transfer, dan pengeluaran pernbiayaan diakui pada
saat kas dikeluarkan Rekening Kas Umum Negara/ Daerah.

2. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Psak) Nomor 45 Tentang Pelaporan


Keuangan Organisasi Nirlaba

ix
a. Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir
periode pelaporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan,
dan catatan atas laporan keuangan. Informasi likuidiras diberikan dengan cara sebagai
berikut.

1. Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas dan kewajiban berdasarkan tanggal


jatuh tempo.
2. Mengelompokkan aset ke dalam lancar dan tidak lancar, dan kewajiban ke dalam
jangka pendek dan jangka panjang.
3. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh temponya
kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aset, pada catatan atas laporan
keuangan.

b. Klasifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat


Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto
berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat secara
permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi mengenai sifat dan jumlah
dari pembatasan permanen au temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah
tersebur dalam laporan keuangan yau dalam catatan atas laporan keuangan.

c. Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas difokuskan pada organisasi secara keseluruhan dan menyajikan
perubahan jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto dalam laporan
aktivitas tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan. Laporan
aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan
tidak terikat dalam suatu periode. Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai
penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang,
dan menyajikan beban sebagai pengurang aser neto tidak terikat.

Sumbangan disajikan sebagai penambah atet neto tidak terikat, terikat permanen,
atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan
terikar yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan
sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan
sebagai kebijakan akuntansi.

Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi
dan wet lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aser neto tidak terikat,
kecuali jila penggunaannya dibatasi. Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan
dan heban ecara bruto. Namun demikian, pendapatan investasi dapat disajikan secara

x
neto dengan syarat beban beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat
investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi
mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jana
utama dan aktivitas pendukung

d. Laporan Arus Kas


Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai PSAK
Nomor 2 Pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK
Nomor 2 entang Laporan Arus Kas dengan tambahan berikur ini.

1. Aktivitas pendanaan, antara lain:


a. penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangla
panjang
b. penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dihatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan
aset tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment).
c. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

2. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas yaitu


sumbangan berupa bangunan atau aset investasi.
2.3 TEKNIK-TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Terdapat beberapa Teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor
publik,yaitu sebagai berikut :

1. Akuntansi Anggaran
2. Akuntansi Komitmen
3. Akuntansi Dana
4. Akuntansi Kas
5. Akuntansi Aktual

Menengaskan bahwa pada dasarnya kelima Teknik Akuntansi tersebut tidak bersifat mutually
exclusive. Artinya penggunaan salah satu teknik akuntansi tersebut tidak berarti menolak
pengguna teknik lainnya

A. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran merupakan tektik akuntansi yang banyak digunakan di organisasi
sektor public,terutama pemerintah.Akuntansi anggaran mencacat dan menyajikan akunoperasi
sejajar dengan anggarannya.Teknik akuntansi anggaran dapat membandingkan secara sistematis

xi
dan kontinu jumlah anggaran dengan realisasi anggaran .Tujuan utama teknik ini adalah untuk
menekankan peran anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian,dan akuntabilitas .

Salah satu kelemahanteknik akuntansi anggaran adalah bahwa teknik ini sangat
kompleks.akan lebih mudah danlebih komprehensif apa bila akun-akun yang ada menunjukkan
pendapatan dan biaya actual,anggaran menunjukkan pendapatan dan biaya anggaran.

B. Akuntansi Komitmen
Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatat
pada saar order dikeluarkan. Sistem akuntansi akrual mengakui biaya pada saat faktur diterima
dan mengakui pendapatan ketik faktur dikeluarkan.akuntansi komitmen dapat digunakan
Bersama-sama dengan akuntansi kas atau akuntansi actual.

C. Akuntansi Dana (Fund Accounting)


Akuntansi dana diadopsi oleh organisasi nonprofit yang mempunyai arti dana kas.

Pengertian dana kas bersifat sempit,karena dalam pengertian dana mencakup:

1. Kesatuan fisikal dan kesatuan akuntansi yang berdiri sendiri


2. Terdapat sekumpulan rekening untuk mencatat mutasi kas atau sumber-sumber lainnya
yang bersifat saling berimbang
3. Mempunyai tujuan penggunaan tertentu
4. Ada ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
pembentukan dana dan penggunaannya serta pembatas-pembatasnya.
Terdapat dua macam dana yang bisa digunakan oleh suatu organisasi nonprofit,adalah
sebagai berikut:

1. Dana yang dapat dibelanjakan (expandable fund):digunakan untuk mencatat nilai


aset,utang, perubahan aset neto,dan saldo dana yang dapat dibelanjakan untuk kegiatan
yang tidak bertujuan mencari laba.
2. Dana yang tidak dapat dibelanjakan (nonexpandable fund):untuk mencatat pendapatan,
biaya aset,utang dan modal untuk kegiatan yang sifatnya mencari laba.

D. Akuntansi Kas
Penerapan akuntansi kas,pendapatan dicatat pada saat kas diterima,dan pengeluaran
dicatat Ketika kas dikeluarkan. Kelebihan csh basis adalah mencerminkan pengeluaran
actual.dengan cash basis Tingkat efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan,program atau aktivitas
tidak dapat diukur dengan baik.contoh :penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat sebagai
pendapatan(revenue) bukan sebagai utang

E. Akuntansi Aktrual

xii
Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sektor public pada dasarnya adalah untuk
menentukan cost of service dan charging for service,yaitu untuk mengetahui besarnya biaya
untuk yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan public serta menentukan harga pelayanan
yang dibeban kepada public.

Tujuan pengaplikasikan accrual basis dalam sektor swasta yang digunakan untuk
mengetahui dan membandingkan besarnya biaya terhadap pendapatan(proper matching cost
agains revenue).perbedaaan ini disebabkan karena pada sektor swasta orientasi lebih difokuskan
pada usaha untuk memaksimumkan laba(profit oriented),sedangkan dalam sektor public orientasi
difokuskan pada optimalisasipelayanan public(public service oriented).

Akuntansi berbasis akrual membedakan antara penerimaan kas dan hak untuk
mendapatkan kas,serta pengeluaran kas dan kewajiban untuk membayarkan kas.

xiii
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik
adalah bahwa penggunaan standar akuntansi yang sesuai sangat penting untuk memastikan
transparansi, akuntabilitas, dan keandalan informasi keuangan pemerintah. Dengan menerapkan
teknik-teknik tersebut, pemerintah dapat memastikan bahwa laporan keuangannya memberikan
gambaran yang akurat tentang kondisi keuangan dan kinerja organisasi publik, sehingga
memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan pengelolaan sumber daya yang
efektif.

xiv

Anda mungkin juga menyukai