Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

TEKNIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN SIKLUS AKUNTANSI

SEKTOR PUBLIK (1)

(Budgetary Accounting dan Teknik Akuntansi Dana)

Oleh kelompok B4

ROFINA BULU NIGA 1692141027

ASDIN 1692141028

YULIA PANCANA PUTRI 1692141029

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Segala puji beserta syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kita semua masih diberikan nikmat yang begitu besar yakni nikmat Iman dan Islam.

Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW

yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman ilmiah yang barokah ini.

Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membimbing dan

membantu dalam pembuatan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Harapan kami selaku penyusun, semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu teman-

teman dalam memahami dan menanggapi persoalan-persoalan yang muncul mengenai

“Budgetary Accounting dan Teknik Akuntansi Dana” Sekiranya ada kesalahan dalam

pengetikan ataupun isi dari materi yang disampaikan kami mohon maaf dan kami harapkan pula

kritik dan sarannya untuk kami selaku penyusun agar menjadi lebih baik lagi.

Makassar, 06 September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 4
1.1 Teknik akuntansi sektor publik ....................................................................................................... 4
1.2 Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)............................................................................... 4
A. Sejarah dan Perkembangan Penganggaran di Pemerintahan Indonesia .............................. 5
B. Fungsi Anggaran Sektor Publik ................................................................................................ 5
C. Tujuan dan Karakteristik Anggaran Sektor Publik................................................................ 8
D. Prinsip-Prinsip dalam Penganggaran Sektor Publik............................................................... 8
E. Pendekatan Penganggaran pada Sektor Publik ....................................................................... 9
1.3 Akuntansi Dana (fund accounting) .............................................................................................. 11
A. Pengertian akuntansi dana....................................................................................................... 12
B. Kesatuan akuntansi dana ......................................................................................................... 13
C. Jenis dana dan kelompok rekening ......................................................................................... 13
D. Persamaan Akuntansi Dana ..................................................................................................... 14
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 15
1.1 Kesimpulan ...................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 16

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi keuangan sektor publik terkait dengan tujuan dihasilkannya laporan keuangan

eksternal. Tujuan penyajian laporan keuangan adalah memberikan informasi yang digunakan dalam

pengambilan keputusan, bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan, dan evaluasi kinerja manajerial

dan organisasional (IFAC, 2000; GASB, 1999). Beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat

diadopsi oleh sektor publik adalah akuntansi anggaran, akuntansi komitmen, akuntansi dana,

akuntansi kas, dan akuntansi accrual. Pada dasarnya kelima teknik tersebut tidak bersifat mutually

exclusive. Artinya, penggunaan salah satu teknik akuntansi tersebut tidak menolak penggunaan teknik

yang lain. Dengan demikian, suatu organisasi dapat menggunakan teknik akuntansi yang berbeda-

beda, maupun menggunakan kelima teknik tersebut secara bersama-sama (Jones and Pendlebury,

2000). Isu yang muncul dan menjadi perdebatan dalam reformasi akuntansi sektor publik di Indonesia

adalah perubahan single entry menjadi double entry bookkeeping dan perubahan teknik atau sistem

akuntansi berbasis kas menjadi berbasis accrual. Single entry pada awalnya digunakan sebagai dasar

pembukuan dengan alasan utama demi kemudahan dan kepraktisan. Seiring dengan semakin

tingginya tuntutan pewujudan good public governance, perubahan tersebut dipandang sebagai solusi

yang mendesak untuk diterapkan karena pengaplikasian double entry dapat menghasilkan laporan

keuangan yang auditable. Cash basis mempunyai kelebihan antara lain mencerminkan informasi yang

riil dan obyektif, sedangkan kelemahannya antara lain kurang mencerminkan kinerja yang

sesungguhnya. Teknik akuntansi berbasis accrual dinilai dapat menghasilkan laporan keuangan yang

lebih komprehensif dan relevan untuk pengambilan keputusan. Pengaplikasian accrual basis lebih

ditujukan pada penentuan biaya layanan dan harga yang dibebankan kepada publik, sehingga

memungkinkan pemerintah menyediakan layanan publik yang optimal dan sustainable.

Pengaplikasian accrual basis memberikan gambaran kondisi keuangan secara menyeluruh, yang

1
meliputi manajemen sumber daya (resource management) dan manajemen utang (liability

management), dan menyediakan indikasi kekuatan fiskal jangka panjang dalam reformasi manajemen

keuangan dan reformasi manajemen lainnya (Mellor, 1996). Penekanan penggunaan accrual basis

juga disyaratkan dalam GASB (1999) dan diterapkan bersama-sama dengan asumsi dasar lainnya

seperti going concern, consistency of presentation, materiality and aggregation untuk mewujudkan

comparative information (IFAC, 2000). Namun demikian, accrual accounting mempunyai beberapa

kelemahan antara lain penilaian dan revaluasi aset yang didasarkan atas taksiran dan penggunaan

estimasi dalam penghitungan depresiasi (Conn, 1996). Beberapa negara telah mereformasi akuntansi

sektor publik mereka, terutama perubahan dari cash basis menjadi accrual basis. Menurut Undang -

undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pengakuan dan pengukuran pendapatan

dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya tahun 2008. Selama pengakuan dan

pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan

pengukuran berbasis kas. Hal ini dipertegas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa laporan keuangan untuk tujuan

umum disusun dan disajikan dengan basis kas untuk pengakuan pos-pos pendapatan, belanja, transfer,

dan pembiayaan, serta basis akrual untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas dana

Sistem akuntansi yang dirancang dan dijalankan secara baik akan menjamin dilakukannya prinsip

stewardship dan accountability dengan baik pula. Pemerintah atau unit kerja pemerintah perlu

memiliki sistem akuntansi yang baik saja berfungsi sebagai alat pengendalian transaksi keuangan,

akan tetapi sistem akuntansi tersebut hendaknya mendukung pencapaian tujuan organisasi. Oleh

sebab itu perlu diketahui teknik akuntansi yang tepat yang dapat dipergunakan oleh sebuah instansi

pemerintahan.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana teknik akuntansi sektor publik?

b. Bagaimana teknik akuntansi anggaran (Budgetary Accounting)?

2
c. Bagaimana teknik akuntansi dana?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui teknik Akuntansi sektor publik.

b. Untuk mengetahui teknik akuntansi dana.

c. Untuk mengetahui teknik akuntansi anggaran (Budgetary Accounting).

3
BAB II PEMBAHASAN

1.1 Teknik akuntansi sektor publik

Teknik-teknik akuntansi sektor publik merupakan teknik-teknik akuntansi keuangan yang

diadopsi oleh organisasi sektor publik. Teknik akuntansi sektor publik meliputi akuntansi

dana, akuntansi anggaran dan akuntansi komitmen. Pada dasarnya, teknik-teknik akuntansi

tersebut tidak bersifat mutually exclusive yaitu penggunaan salah satu teknik akuntansi tidak

menolak penggunaan teknik lainnya. Oleh karena itu, suatu organisasi sektor publik dapat

menggunakan teknik akuntansi yang berbeda-beda dan bahkan dapat menggunakan teknik

akuntansi yang berbeda secara bersama-sama.

Dalam makalah ini secara khusus akan membahas dua teknik akuntansi sektor publik yakni

teknik akuntansi anggaran dan teknik akuntansi dana.

1.2 Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting).

Akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang banyak digunakan di organisasi sektor

publik, terutama pemerintah. Akunatansi anggaran mencatat dan menyajikan akun

operasinya sejajar dengan anggarannya. Teknik akuntansi anggaran dapat membandingkan

secara sistematis dan kontinu jumlah anggaran dengan realiatas anggaran. Tujuan utama

teknik ini adalah untuk menekankan peran anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian

dan akuntabilitas. Anggaran memiliki peran penting dalam organisasi sektor publik, terutama

organisasi pemerintahan. Terdapat beberapa definisi anggara, yaitu sebagai berikut.

“Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama

periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran financial,… (Mardiasmo, 2009:61)”

4
“Anggaran adalah rencana kegiatan yang diwujutkan dalam bentuk financial, meliputi usulan

pengeluaran yang diperkirakan untuk suatu periode waktu, serta usulan cara-cara memenuhi

pengeluaran tersebut. (Sugianto dkk., 1995:22)”

“sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan

terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang. (Bastian, 2006:163)”

A. Sejarah dan Perkembangan Penganggaran di Pemerintahan Indonesia

Jika dilihat dari aspek historis, perjalanan perkembangan penganggaran di Indonesia

terutama untuk pengelolaan keuangan daerah, dibagi menjadi tiga fase, yaitu:

1. Era Prareformasi (sebelum otonomi daerah).

2. Era (pasca)-reformasi (era otonomi daerah) (periode 1999-2004)

3. Era pasca-reformasi lanjutan (periode 2004-sekarang)

B. Fungsi Anggaran Sektor Publik

1. Anggaran sebagai Alat Perencanaan

 Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi

yang ditetapkan.

 Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan

organisasi serta alternatif pembiayaan.

 Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun.

 Menentukan indicator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.

2. Anggaran sebagai Alat Pengendalian

Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari pengeluaran

yang terlalu besar (overspending), terlalu rendah (underspending), salah sasaran

(missappropriation), atau adanya penggunaan yan tidak semestinya (misspending).

5
Anggaran merupakan alat untuk mengawasi kondisi keuangan dan pelaksanaan

operasional program atau kegiatan pemerintah. Sebagai alat pengendalian manajerial.

Anggaran sektor publik digunakan untuk meyakinkan bahwa pemerintah mempunyai

uang yang cukup untuk memenuhi kewajibannya. Pengendalian anggaran sektor

publik dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu:

1. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan.

2. Menghitung selisih anggaran (favourable variances).

3. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak dapat

dikendalikan (uncontrollable) atas suatu varians.

4. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.

3. Anggaran sebagai Alat Kebijakan Fiskal

Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan

mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran sektor publik dapat diketahui

arah kebijakan fiskal pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi dan estimasi

ekonomi.

4. Anggaran sebagai Alat Politik

Pada sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen

eksekutif dan kesepakan legislative atas penggunaan dan publik untuk kepentingan

tertentu. Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan

keuangan terhadap prioritas tertentu.

5. Anggaran sebagai alat Koordinasi dan Komunikasi

Melalui dokumen anggaran yang konfrehensif, sebuah bagian atau yunit kerja atau

departemen yang merupakan sub-organisasi dapat mengetahui apa yang harus

6
dilakukan dan apa yang akan dilakukan oleh bagian/unit kerja lainnya. Oleh karena

itu, anggaran dapat digunakan sebagai alat koordinasi dan komunikasi antara dan

seluruh bagian dalam pemerintah.

6. Anggaran sebagai Alat Penilaian Kinerja

Kinerja eksekutif dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran, efektivitas dan

efisiensi pelaksanaan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang

efektif untuk pengendalian dan penilaian kerja.

7. Anggaran sebagai Alat Motivasi

Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi karyawan dan stafnya agar

dapat dapat bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan

tujuan organisasi yang ditetapkan.

8. Anggaran sebagai alat untuk Menciptakan Ruang Publik

Fungsi ini hanya berlaku pada organisasi sektor public, karena pada organisasi swasta

anggaran merupakan dokumen rahasia yang tetutup oleh publik. Masyarakat dan

elemen masyarakat lainnya nonpemerintah, seperti LSM, Perguruan Tinggi,

Organisasi Keagamaan, dan organisasi masyarakat lainnya, harus terlibat dalam

proses penganggaran publik. Keterlibatan mereka dapat bersifat langsung dan tidak

langsung. Keterlibatan langsung dapat dilakukan mulai dari proses penyusunan

perencanaan pembangunan maupun rencana kerja pemerintah (daerah), sedangkan

keterlibatan tidak langsung dapat melalui perwakilan masyarakat di lembaga legislatif

(DRP/DPRD).

7
C. Tujuan dan Karakteristik Anggaran Sektor Publik

Anggaran bagi sektor publik adalah alat untuk mencapai tujuan dalam rangka

memberikan pelayanan kepada masyarakat/rakyat yang tujuannya adalah untuk

meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan definisi di atas dan tujuan dari anggaran sektor publik. Maka anggaran

sektor publik memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan.

2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun,

jangka pendek, menengah atau panjang.

3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran

yang ditetapkan.

4. Usulan anggaran ditelaah dan distujui oleh pihak berwenang yang lebih tinggi dan

penyusun anggaran.

5. Sekali disusun, anggaran anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

D. Prinsip-Prinsip dalam Penganggaran Sektor Publik

1. Otorisasi oleh legislatif

Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif sebelum eksekutif dapat

menggunakan anggaran tersebut.

2. Konfrehensif/menyeluruh

Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh

karena itu, adanya dana nobudgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang

bersifat konfrehensif.

3. Keutuhan anggaran

8
Semua ppenerimaan dan pengeluaran pemerintah tercakup dalam dana umum.

4. Nondiscretionary appropriation

Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekoniomis,

efisiensi, dan efektif.

5. Periodik

Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan atau

multitahunan.

6. Akurat

Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi (hidden

reserve) yang dapat menyebabkan terjadinya pemborosan dan ketidakefisienan

anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya underistimate pendapatan

overstimate pengeluaran.

7. Jelas

Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami oleh masyarakat dan tidak

membingungkan.

8. Transparan

Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

E. Pendekatan Penganggaran pada Sektor Publik

1. Pendekatan tradisional

Adapun ciri-ciri dengan pendekatan tradisional yaitu:

 Cara menyusun anggaran berdasarkan pendekatan incrementalism.

 Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item.

 Cenderung centralis.

9
 Bersifat spesifikasi.

 Tahunan.

 Menggunakan prinsip anggaran bruto.

Pendekatan tradisonal terdiri atas tiga proses, adalah sebagai berikut (Nordiawan,

2006).

1. Pihak lembaga yang memerlukan anggaran mengajukan perminntaan anggaran

kepada kepala eksekutif dan amggaran tersebut diperinci berdasarkan jenis

pengeluaran yang hendak dibuat.

2. Kepala eksekutif mengumpulkan permintaan anggaran dari berbagai lembaga,

lalu anggaran ini dimodifikasi oleh kepala eksekutif (dikonsolidasikan).

3. Setelah merevisi jumlah permintaan anggaran, pihak legislatif kemudian

menuliskan jumlah anggaran yang disetujui dengan menggunakan pendekatan

tradisional.

2. Pendekatan New Public Management

Pendekatan new public management digunakan untuk mengatasi kelemahan anggaran

tradisional. Adapun karakteristik umum pendekatan new public managemen sebagai

berikut.

 Konfrehensif/ komparatif.

 Terintegrasi dan lintas departemen.

 Proses pengambilan keputusan yang rasional.

 Bersifat jangka panjang.

 Spesifikasi tujuan dan peringkatan prioritas.

10
 Analisis total cost dan benefit (termasuk opertuniti cost).

 Berorientasi pada input, output, dan outcome, bukan sekedar input.

 Adanya pengawasan kerja.

Beberapa teknik dalam new public management adalah sebagai berikut.

 Anggaran Kerja.

 Program Budgeting.

 Zero Based Budgeting (ZBB).

 Planning, Programing, and Budgeting System (PPBS).

1.3 Akuntansi Dana (fund accounting)

Vetter merupakan pemikir akunatansi yang pertama kali mengembangkan teori akuntansi

dana untuk tujuan bisnis (Mardiasmo, 2009:152). Kemudian, akuntansi dana diadopsi oleh

organisasi nonprofit yang mempunyai arti dana kas. Dana dalam pengertian dana kas bersifat

sempit, karena pengertian dana mencakup (Sabeni dan Ghozali, 2008:10).

1. Kesatuan fiskal dan kesatuan akuntansi yang berdiri sendiri.

2. Terdapat sekumpulan rekening untuk mencatat mutasi kas dan atau sumber-sumber

lainnya yang bersifat saling berimbang.

3. Mempunyai tujuan penggunaan tertentu.

4. Adanya ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai

pembentukan dana dan penggunaannya serta pembatas-pembatasnya.

Terdapat dua macam dana yang bisa digunakan oleh suatu organisasi nonprofit, adalah

sebagai berikut. (Mardiasmo, 2009:153).

1. Dana yang dapat dibelanjakan (expandable fund): digunakan untuk mencatat nilai aset,

utang, perubahan aset neto, dan saldo dana yang dapat dibelanjakan untuk kegiatan

11
yang tidak bertujuan mencari laba. Jenis akuntansi dana ini digunakan pada organisasi

pemerintahan (governmental funds).

2. Dana yang dapat dibelanjakan (nonexpandable fund). Untuk mencatat pendapatan,

biaya, aset, utang, dan modal untuk kegiatan yang sifatnya mencari laba. Jenis dana ini

digunakan pada organisasi bisnis (proprietary funds).

A. Pengertian akuntansi dana

Akuntansi Dana adalah sistem akuntansi yang sering digunakan oleh organisasi-

organisasi nirlaba dan institusi sektor publik. Sistem tersebut merupakan metode

pencatatan dan penampilan entitas dalam akuntansi seperti aset, dan kewajiban yang

dikelompokkan menurut kegunaannya masing-masing. Akuntansi dana umumnya

digunakan pada organisasi-organisasi nirlaba dan sektor publik yang umumnya

membutuhkan metode pelaporan khusus neraca akhir yang dapat menunjukkan arus

pengeluaran keuangan organisasi tersebut secara jelas.

Dalam akuntansi dana, dana merupakan kesatuan akuntansi (accounting entity) dan

kesatuan fiscal (fiscal entity). Dana merupakan suatu kesatuan akuntansi karena

mempunyai suatu persamaan akuntansi. Selain itu, dana merupakan kesatuan fiskal

karena memiliki sumber keuangan yang penggunaannya telah ditentukan dalam anggaran.

Kesatuan akuntansi dana merupakan kesatuan akuntansi ganda (multiple accounting

(entity), sedangkan kesatuan akuntansi komersiil merupakan kesatuan akuntansi tunggal

(single accounting entity). Kesatuan akuntansi dana merupakan kesatuan akuntansi ganda

karena sebuah organisasi nirlaba dapat membentuk lebih dari satu dana dimana masing-

masing dana tersebut berdiri sendiri, tidak terintegrasi satu sama lain. Misalnya, suatu

organisasi nirlaba dapat membentuk General Fund (Dana Umum), Special Revenue

12
Fund (dana Pendapatan Khusus), Capital Project Fund (Dana Pemupukan Modal)

dan Debt Service Fund (Dana Pelunasan Utang). Negara merupakan suatu contoh bentuk

organisasi nirlaba yang paling konkrit di dunia ini.

B. Kesatuan akuntansi dana

Dana dan akuntansi dana sebagai kesatuan fiscal dalam pengertian dana diatas

disebutkan bahwa dana merupakan kesatuan fiscal (fiscal entity) dana disebut sebagai

kesatuan fiscal karena dana memiliki sumber keuangan dan penggunaanya yang telah

ditentukan dalam anggaran . setiap dana memiliki anggaran tersendiri yang ditetapkan.

Dana sebagai kesatuan akuntansi, Dalam pengertian dana diatas juga disebutkan

bahwa dana merupkan satu kesatuan akuntansi (Accounting entity). dana disebut dengan

kesatuan akuntansi karena dana memiliki persamaan akuntansi. Kesatuan akuntansi dana

adalah kesatuan multiple ganda (multiple Accounting entity).

C. Jenis dana dan kelompok rekening

Ada dua jenis dana

1. Expenable fund

Bisa disebut juga governmental fund, yang digunakan untuk belanja operasional /

pengurusan keperluan sehari – hari.

2. Non expendable fund

Bisa disebut juga sebagai proprietary fund, yang tidak boleh dibelanjakan untuk

urusan pemerintah karena telah dipisahkan dan digunakan untuk aktivitas bisnis

13
Kelompok rekening

Kelompok dana pemerintahan berfokus pada aktifitas belanja dengan demikian

hanya aktiva dan hutang lancar yang dilaporkan di dalam neraca. Aktiva tetap dan utang

jangka panjang yang tidak bersifat belanja tidak dilapporkan pada kelompok dana

(neraca) tetapi dilaporkan dalam kelompok akun. Kelompok akun merupakan daftar isi

yang berisi saldo setiap akun aktifa tetap dan utang jangka panjang.

Kelompok akun dibentuk hanya untuk dana pemerintahan umum.

Persamaan dari akuntansi dana adalah

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas dana

D. Persamaan Akuntansi Dana

Dalam akuntansi dana dikenal persamaan akuntansi sebagai berikut

AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA

Persamaan tersebut tentu saja berbeda dengan persamaan akuntansi yang kita kenal pada

akuntansi keuangan yang digunakan dalam perusahaan komersial yang berupa

AKTIVA = KEWAJIBAN = EKUITAS

Di sini terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas. Di perusahaan,

selisih antara aktiva dan utang adalah ekuitas yang menunjukkan adanya kepemilikan

pada perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya. Sementara itu, di organisasi sektor

publik, ekuitas dana tidak menunjukan adanya kepemilikan siapapun karena memang

tidak ada kepemilikan individu dalam suatu organisasi sektor publik.

14
BAB III PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Teknik akuntansi sektor publik meliputi akuntansi dana, akuntansi anggaran dan

akuntansi komitmen. Pada dasarnya, teknik-teknik akuntansi tersebut tidak bersifat mutually

exclusive yaitu penggunaan salah satu teknik akuntansi tidak menolak penggunaan teknik

lainnya. Oleh karena itu, suatu organisasi sektor publik dapat menggunakan teknik akuntansi

yang berbeda-beda dan bahkan dapat menggunakan teknik akuntansi yang berbeda secara

bersama-sama.

Akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang banyak digunakan di organisasi

sektor publik, terutama pemerintah. Akunatansi anggaran mencatat dan menyajikan akun

operasinya sejajar dengan anggarannya.

Akuntansi dana umumnya digunakan pada organisasi-organisasi nirlaba dan sektor publik

yang umumnya membutuhkan metode pelaporan khusus neraca akhir yang dapat

menunjukkan arus pengeluaran keuangan organisasi tersebut secara jelas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Halim, abdul., dan Kusufi Muhammad syam. 2007. Teori, Konsep, dan Aplikasi
Akuntansi Sektor Publik. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

kumpulan-kumpulan-makalah.blogspot.com/2016/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://feuh-kel4.blogspot.com/2013/10/akuntansi-dana-dan-jenis-dana.html

16

Anda mungkin juga menyukai