Anda di halaman 1dari 36

TUGAS PROYEK

KOMPUTERISASI AKUNTANSI

Dosen Pengampu : Hajrah Hamzah, SE., M. Si., Ak., CA.,

Disusun Oleh:

Kelompok 7

KELAS B

Muh. Alfareza Malik 200901502040


Nur Rubiati Ningsih 200901502042
Faiz Farhan Hasrudin 200901502043
Isra Putri Maharani Mirza 200901502064

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Tahun Ajaran 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh…

Rasa syukur yang teramat dalam dan tiada kata lain yang patut kami ucapkan
selain mengucap rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’alaa, karena berkat
rahmat serta karunia Allah yang Maha Esa sehingga makalah tentang “Menyusun
Laporan Keuangan Pada Perusahaan Dagang Toko Ohana’s (Minuman Dingin)”. Dan
kami berterima kasih kepada Ibu Hajrah Hamzah, S.E., M.Si., Ak., CA selaku dosen
pengampu mata kuliah Komputerisasi Akuntansi yang telah memberikan kami amanah
untuk mengerjakan tugas ini dengan baik.

Akan tetapi pada akhirnya kami menyadari bahwa masih terdapat beberapa
kekuragan dalam penyusunan buku ini dan jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya,
dengan senang hati kami sangat menanti dan berharap untuk menerima berbagai kritik
dan saran dari para pembaca sekalian, hal tersebut sangat diperlukan sebagai upaya
kami agar terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan karya kami di masa yang
akan datang.

Ucapan terima kasih pun kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telang
mendukung dan turut berpartisipasi di dalam rangkaian proses penyusunan buku ini,
sehingga buku ini berada di tangan para pembaca sekalian. Semoga buku ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan
ilmu pengetahuan di Indonesia.

Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh.

Makassar, 18 Maret 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan Penyusunan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
A. Profil Usaha......................................................................................................................3
C. Transaksi........................................................................................................................11
D. Jurnal Umum..................................................................................................................11
E. Buku Besar.....................................................................................................................11
F. Neraca Saldo.................................................................................................................11
G. Jurnal Penyesuaian.......................................................................................................11
H. Neraca Lajur...................................................................................................................11
I. Laporan Keuangan........................................................................................................11
a. Laporan Laba Rugi..................................................................................................11
b. Laporan Perubahan Modal.....................................................................................11
c. Laporan Posisi Keuangan.......................................................................................11
d. Laporan Arus Kas....................................................................................................11
e. Catatan Atas Laporan Keuangan..........................................................................11
J. Jurnal Penutup...............................................................................................................11
BAB III PENUTUP...................................................................................................................12
A. Kesimpulan.....................................................................................................................12
B. Saran...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................13
LAMPIRAN...............................................................................................................................14

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Transaksi........................................................................................................ 14
Tabel 2 Jurnal Umum...................................................................................................15
Tabel 3 Buku Besar.....................................................................................................16
Tabel 4 Neraca Saldo..................................................................................................18
Tabel 5 Neraca Saldo Belum Disesuaikan...................................................................18
Tabel 6 Laporan Keuangan..........................................................................................18
Tabel 7 Jurnal Penutup................................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komputerisasi Akuntansi adalah sebuah sistem akuntansi dimana
komputer sebagai teknologi untuk menjalankan aplikasi yang digunakan dalam
mengolah transaksi akuntansi dan sekaligus untuk menghasilkan laporan
keuangan perusahaan. Akuntansi sendiri merupakan suatu proses pencatatan,
pengklasifikasian, pengelolaan, sampai penyajian data transaksi yang
berhubungan erat dengan keuangan, dimana informasi tersebut dapat digunakan
dalam pengambilan suatu keputusan. Akuntansi merupakan bahasa bisnis
dikarenakan akuntansi menyediakan informasi keuangan dan non keuangan
kepada Stakeholder, diantaranya manajer perusahaan, investor, Supplier, kreditor,
pemerintah dan pihak lainnya yang terkait dengan perusahaan.

Prosedur akuntansi yang dilakukan setiap periode dikenal dengan nama


siklus akuntansi. Siklus akuntansi ini dilakukaan dalam suatu periode waktu yang
disebut periode akuntansi.  Dalam suatu periode akuntansi merupakan periode
waktu yang dicakup dalam laporan laba rugi. Dan pada umumnya satu periode
akuntansi sama dengan satu tahun kalender (1 Januari – 31 Desember). Akan
tetapi perusahaan dapat menggunakan periode akuntani yang lebih pendek dari
satu tahun kalender, yakni setiap bulan, triwulan (per 3 bulan), kwartal (per 4
bulan) atau alin sebagainya.

Salah satu tujuan akuntansi adalah untuk menyediakan informasi keuangn
suatu entitas. Informasi tersebut dapat disediakan dalam bentuk laporan keuangan
agar pihak-pihak yang bersangkutan dapat mengambil keputusan yang tepat
berdasarkan laporan keuangan tersebut. Untuk menghasilkan laporan keuangan
yang baik, maka diperlukan siklus akuntansi yang tepat. Siklus akuntansi
merupakan suatu proses akuntansi sistematis dan bertahap yang dilakukan
dengan tujuan untuk memproses berbagai bukti transaksi keuangan dan
mengolahnya menjadi sebuah laporan atau informasi akuntansi pada sebuah
entitas dalam suatu periode waktu tertentu.

Perkembangan teknologi komputer telah memicu lembaga bisnis untuk


menerapkan sistem informasi di segala bidang, termasuk bidang akuntansi.
Menurut Komite istilah American Institute of Certified Public Accounting (AICPA)
mendefenisikan akuntansi sebagai berikut: Akunatansi adalah seni pencatatan,

1
penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran
moneter, transaksi, dan kejadiankejadian yang umumnya bersifat keuangan dan
termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.

Kegiatan pembuatan laporan keuangan dimulai dengan pencatatan


semua transaksi yang sudah dilakukan, dengan cara mengetahui akun-akun
yang digunakan. Selanjutnya pelaku usaha mencatat, mengikhtisarkan dan
membuat laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Perubahan
Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi dan Laporan Perubahan Modal. Pada
kegiatan pendampingan pembuatan laporan keuangan juga dilengkapi dengan
contoh kasus yang mudah dipahami dan dimengerti, serta dapat menerapkan
untuk masing-masing usahanya

Pencapaian Tim Pelaksana dalam kegiatan ini, diantaranya:


dilakukannya survey ke lokasi para pelaku usaha, guna mendapatkan
keadaan awal kegiatan usaha yang sedang dijalaninya. Melalui survey
langsung, lokasi para pelaku usaha berada pada tempat yang cukup
strategis, hampir semua lokasi para pelaku usaha ini dapat dilalui oleh
kendaraan roda empat maupun roda dua, tetapi ada juga yang harus
ditempuh dengan berjalan kaki.Para pelaku usaha UMKM yang dikunjungi
keseluruhannya pelaku usaha mikro. Setelah diwawancarai oleh Tim
Pelaksana tentang kegiatan ini, antusias para pelaku usaha mikro dalam
melihat kesempatan menerima pengetahuan ini cukup baik. Selain itu,
diperoleh informasi tentang pemahaman para pelaku usaha terhadap
pentingnya manajamen keuangan dalam hal penyusunan laporan keuangan.
Sesuai pengakuan beberapa pelaku usaha dalam menjalankan usahanya, biaya
produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan dalam membiayai usahanya
hanya bersandar pada nota pengeluaran, sedangkan untuk catatan
pendapatan (pemasukan) hanya berdasarkan sesuai akumulasi perhitungan
uang fisik atau jumlah besaran rupiah sesuai pesanan yang diterima. Selama
ini para pelaku usaha dalam menghitung produktivitas usahanya dilihat
dari tinggi rendahnya setoran perbulan ke bank atau ke kas usahanya
sendiri, tanpa dilakukan perhitungan secara terperinci. Dan biasanya
perhitungan-perhitungan tersebut tidak tertulis.

2
Dari hasil wawancara tersebut, maka Tim Pelaksana bekerjasama
dengan para mitra untuk melaksanakan pelatihan dalam hal penyusunan
laporan keuangan dengan teknik pembukuan sederhana, yang
diharapkan mampu menjawab permasalahan yang dihadapi baik itu mitra
ataupun pelaku usaha lainnya.Tim Pelaksana telah melaksanakan kegiatan
pelatihan penyusunan laporan keuangan dengan teknik pembukuan
sederhana bersama mitra dan para pelaku usaha yang ada.

Kegiatan pendampingan dan bimbingan pelaku UMKM dalam


penyusunan laporan keuangan dengan teknik pembukuan sederhana sudah
sesuai tahapan-tahapan yang ada dan terdapat peningkatan pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam menyiapkan laporan keuangan
usahanya.Untuk kegiatan manajemen dan pemasaran membuahkan hasil
dari pelatihan yang telah dilaksanakan, peserta sudah mampu
memanfaatkan materi pelatihan yang telah diberikan dan mampu diaplikasikan
dalam kegiatan usahanya

Berdasarkan kemajuan zaman, pertumbuhan dan pembangunan ekonomi


sangat berperan penting dalam meningkatkan pendapatan ekonomi daerah
termasuk dalam mensejahterakan rakyat.Peran usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) memiliki arti yang begitu penting bagi suatu daerah terutama sebagai
salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi daerah. Kegiatan usaha mikro, kecil
dan menengah (UMKM) merupakan salah satu cara agar produk kreatif daerah
dapat dikenal dan memberikan peluang bisnis bagi pelaku usaha di daerah.Selain
itu, peran pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dipandang sangat
penting guna meningkatkan pendapatan perkapita maupun meningkatkan
perekonomian suatu daerah, sehingga pelaku usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) dituntut mampu untuk ikut serta dalam mengembangkan perekonomian
negaranya terutama dalam melakukan pengembangan dalam pertumbuhan
ekonomi

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa profil UMKM yang diwawancarai?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan UMKM?
3. Bagaimana yang dimaksud dengan Transaksi?
4. Bagaimana yang dimaksud dengan Jurnal Umum?
5. Bagaimana yang dimaksud dengan Buku Besar?
6. Bagaimana yang dimaksud dengan Neraca Saldo?
7. Bagaimana yang dimaksud dengan Neraca Saldo belum disesuaikan?
8. Bagaimana yang dimaksud dengan Jurnal Penutup?
C. Tujuan Penyusunan
1. Untuk mengetahui profil UMKM yang diwawancarai
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan UMKM
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Transaksi
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Jurnal Umum
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Buku Besar
6. Untuk meengatahui apa yang dimaksud dengan Neraca Saldo
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Neraca Saldo belum
disesuaikan
8. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Jurnal Penutup

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Usaha
1. Deskripsi Umum Usaha
Nama Usaha : Dhana’s
Alamat : Jl Pendidikan
Jenis Usaha : Minuman
Jumlah karyawan : 1 (Satu) Orang
2. Riwayat Usaha
Dhanas’s merupakan usaha yang bergerak dalam bidang minuman
dingin beraneka rasa yang sering dikonsumsi masyarak dan mudah
ditemukan. Dimana usaha ini sudah 15 tahun berdiri yang awalnya merupakan
usaha keluarga. Dimana usaha minuman dingin ini
3. Visi dan Misi
a. Visi
Dengan berlandasan Iman dan taqwa Dhanas’s menjadi salah satu usaha
yang maju, dan produktif.
b. Misi
- Menciptakan tenaga kerja yang ahli
- Memuaskan konsumen
- Menjadi usaha yg terdepan di bidangnya
B. KONSEP UMKM
1. Definisi UMKM
Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang UMKM.1 Pasal 1 dari UU terebut,
dinyatakan bahwa Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam UU tersebut.2 Usaha kecil adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang buka merupakan anak perusahan atau bukan anak cabang
yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak
langsung, dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.

5
Sedangkan usaha mikro adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung, dari
usaha mikro, usah kecil atau usaha besar yangmemenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.
Di dalam Undang-undang tersebut, kriteria yang digunakan untuk
mendefinisikan UMKM seperti yang tercantum dalam Pasal 6 adalah nilai
kekayaan bersih atau nilai aset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, atau hasil penjualan tahunan. Dengan kriteria sebagai berikut:
a) Usaha mikro adalah unit usaha yang memiliki aset paling banyak Rp.50
juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dengan hasil
penjualan tahunan paling besar Rp.300 juta.
b) Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling
banyak Rp.500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300 juta hingga maksimum
Rp.2.500.000, dan.
c) Usaha menengah adalah perusahaan dengan milai kekayaan bersih lebih
dari Rp.500 juta hingga paling banyak Rp.100 milyar hasil penjualan
tahunan di atasRp.2,5 milyar sampai paling tinggi Rp.50 milyar.

Selain menggunakan nilai moneter sebagai kriteria, sejumlah lembaga


pemerintahan seperti Departemen Perindustrian dan Badan Pusat Statistik
(BPS), selama ini juga menggunakan jumlah pekerja sebagai ukuran untuk
membedakan skala usaha antara usaha mikro,usaha kecil, usaha menengah
dan usaha besar. Misalnya menurut Badan Puat Statistik (BPS), usaha mikro
adalah unit usaha dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang, usaha kecil
antara 5 sampai 19 pekerja, dan usaha menengah dari 20 sampai dengan 99
orang. Perusahaan-perusahaan dengan jumlah pekerja di atas 99 orang masuk
dalam kategori usaha besar.

Usaha mikro kecil dan menengah merupakan pemain utama dalam


kegiatan ekonomi di Indonesia.masa depan pembangunan terletak pada
kemampuan usaha mikro kecil dan menengah untuk berkembang mandiri.
Kontribusi usaha mikro kecil dan menengah paada GDP di Indonesia tahun

6
1999 sekitar 60%, dengan rincian 42% merupakan kontribusi usaha kecil dan
mikro, serta 18% merupakan usaha menengah.

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sangat


penting dan strategis dalam mengantisipasi perekonomian kedepan terutama
dalam memperkuat struktur perekonomian nasional. Adanya krisis
perekonomian nasional seperti sekarang ini sangat mempengaruhi stabilitas
nasional, ekonomi dan politik yang imbasnya berdampak pada kegiatan-
kegiatan usaha besar yang semakin terpuruk, sementara UMKM serta koperasi
relatif masih dapat mempertahankan kegiatan usahanya.

Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai adalah


terwujudnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang tangguh dan
mandiri yang memiliki daya saing tinggi dan berperan utama dalam produksi
dan distribusi kebutuhan pokok, bahan baku, serta dalam permodalan untuk
menghadapi persaingan bebas.

UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi. Pada
prinsipnya, pembedaan antara Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK), Usaha
Menengah (UM), dan Usaha Besar (UB) umumnya didasarkan pada nilai aset
awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata per tahun, atau
jumlah pekerja tetap. Namun definisi UMKM berdasarkan tiga alat ukur ini
berbeda menurut negara. Karena itu, memang sulit membandingkan
pentingnya atau peran UMKM antar negara.

Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang
mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan usaha yang
berdiri sendiri . Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian
Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan
bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan
perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

7
Beberapa keunggulan UKM terhadap usaha besar antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah terjadi dalam
pengembangan produk.
b. Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil.
c. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau
penyerapannya terhadap tenaga kerja.
d. Fleksibelitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar
yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan besar yang
pada umumnya birokrasi.
e. Terdapatnya dinamisme manajerial dan peran kewirausahaan.
2. Kriteria UMKM
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM memiliki kriteria
sebagai berikut:
a. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang perorangan atau badan
usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni:
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 (tiga
ratus juta rupiah)
b. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah).
c. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

8
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta`rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha;
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM


berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang
memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang samapai dengan 19 orang,
sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang memiliki jumlah
tenaga kerja 20 orang sampai dengan 99 orang. Menurut Kementrian
Keuangan, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK
016/1994 tanggal 27 Juni 1994 bahwa Usaha Kecil sebagai
perorangan/badan usaha yang telah melakukan kegiatan /usaha yang
mempunyai penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp. 600.000.000
atau asset (aktiva ) setinggi-tingginya Rp.600.000.000 (diluar tanah dan
bangunan yang ditempati ). Contohnya Firma, CV, PT, dan Koperasi yakni
dalam bentuk badan usaha. Sedangkan contoh dalam bentuk perorangan
antara lain pengrajin industri rumah tangga, peternak, nelayan, pedagang
barang dan jasa dan yang lainnya.

3. Klasifikasi UMKM
Dalam perspektif perkembangannya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar.Selain
itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisi
ekonomi.Maka sudah menjadi keharusan penguatan kelompok Usaha Mikro
Kecil dan Menengah yang melibatkan banyak kelompok. Berikut ini adalah
klasifikasiUsaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM):
1) Livelhood Activities, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang
labih umum biasa disebut sektor informal. Contohnya pedagang kaki lima.

9
2) Micro Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
3) Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima
pekerjaan subkontrak dan ekspor.
4) Fast Moving Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan
transformasi menjadi usaha besar (UB).
4. Peranan UMKM
Diakui, bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memainkan
peran penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya
di negara-negara sedang berkembang (NSB), tetapi juga di negara-negara
maju (NM). Di negara maju, UMKM sangat penting, tidak hanya kelompok
usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha
besar (UB), seperti halnya di negara sedang berkembang, tetapi juga
kontribusinya terhadap pembentukan atau pertumbuhan produk domestik bruto
(PDB) paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar.
5. Karakteristik Usaha Mikro
Usaha kecil di Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk
dikembangkan karena pasar yang luas, bahan baku yang mudah didapat serta
sumber daya manusia yang besar merupakan variabel pendukung
perkembangan dari usaha kecil tersebut akan tetapi perlu dicermati beberapa
hal seiring perkembangan usaha kecil rumahan seperti: perkembangan usaha
harus diikuti dengan pengelolaan manajemen yang baik, perencanaan yang
baik akan meminimalkan kegagalan, penguasaan ilmu pengetahuaan akan
menunjang keberlanjutan usaha tersebut, mengelola sistem produksi yang
efisien dan efektif, serta melakukan terobosan dan inovasi yang menjadikan
pembeda dari pesaing merupakan langkah menuju keberhasilan dalam
mengelola usaha tersebut.
Dalam buku Pandji Anoraga diterangkan bahwa secara umum, sektor
usaha memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Sistem pembukuan yang relatif administrasi pembukuan sederhana dan
cenderung tidak mengikuti kaidah admistrasi pembukuan standar.
Kadangkala pembukuan tidak di up to date sehingga sulit untuk menilai
kerja usahanya.

10
b. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat
tinggi.
c. Modal terbatas.
d. Pengalaman menejerial dalam mengelola perusahaan masih sangat
terbatas.
e. Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan untuk
mampu menekan biaya mencapai titik efisieni jangka panjang.
f. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat
terbatas.
g. Kemampuan untuk sumber dana dari pasar modal terendah, mengingat
keterbatasan salam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan dana
dipasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi
standar dan harus transparan.

Karakteristik yang dimiliki oleh usaha mikro menyiratkan adanya


kelemahankelemahan yang sifatnya potensial terhadap timbulnya masalah.
Hal ini menyebabkan berbagai masalah internal terutama yang berkaitan
dengan pendanaan yang tampaknya sulit untuk mendapatkan solusi yang
jelas.

6. Kekuatan dan Kelemahan UMKM


UMKM memiliki beberapa kekuatan potensial yang merupakan andalan
yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang adalah:
a. Penyediaan lapangan kerja peran industri kecil dalam penyerapan tenaga
kerja patut diperhitungkan, diperkirakan maupun menyerap sampai dengan
50% tenaga kerja yang tersedia
b. Sumber wirausaha baru keberadaan usaha kecil dan menengah selama ini
terbukti dapat mendukung tumbuh kembangnya wirausaha baru
c. Memiliki segmen usaha pasar yang unik, melaksanakan manajemen
sederhana dan fleksibel terhadap perubahan pasar
d. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar, industri kecil sebagian besar
memanfaatkan limbah atau hasil sampai dari industri besar atau industri
yang lainnya
e. Memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan yang
dilaksanakan menunjukkan hasil yang menggambarkan bahwa industri

11
kecil mampu untuk dikembangkan lebih lanjut dan mampu untuk
mengembangkan sektor lain yang terkait.

Kelemahan, yang sering juga menjadi faktor penghambat dan


permasalahan dari Usaha Mikro terdiri dari 2 faktor:
1) Faktor Internal
Faktor internal, merupakan masalah klasik dari UMKM yaitu diantaranya:
a. Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia.
b. Kendala pemasaran produk sebagian besar pengusaha Industri Kecil
lebih memperioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi
pemasaran kurang mampu dalam mengakseskannya, khususnya dalam
informasi pasar dan jaringan pasar, sehingga sebagian besar hanya
berfungsi sebagai tukang saja.
c. Kecenderungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk
Industri Kecil.
d. Kendala permodalan usaha sebagian besar Industri Kecil
memanfaatkan modal sendiri dalam jumlah yang relatif kecil.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan masalah yang muncul dari pihak
pengembang dam pembina UMKM. Misalnya solusi yang diberikan tidak
tepat sasaran tidak adanya monitoring dan program yang tumpang
tindih.

Dari kedua faktor terebut muncullah kesenjangan diantara faktor internal


dan eksternal, yaitu disisi perbankan, BUMN dan lembaga pendamping lainnya
sudah siap dengan pemberian kredit, tapi UMKM mana yang diberi, karena
berbagai ketentuan yang harus dipenuhi olehUMKM. Disisi lain UMKM juga
mengalami kesulitan mencari dan menentukan lembaga mana yang dapat
membantu dengan keterbatasan yang mereka miliki dan kondisi ini ternyata masih
berlangsung meskipun berbagai usaha telah diupayakan untuk memudahkan bagi
para pelaku UMKM meperoleh kredit, dan ini telah berlangsung 20 tahun.

Pola yang ada sekarang adalah masing-masing lembaga/institusi yag


memiliki fungsi yang sama tidak berkoordinasi tapi berjalan sendiri-sendiri, apakah
itu perbankan, BUMN, departemen, LSM, perusahaan swasta. Disisi lain dengan
keterbatasannya UMKM menjadi penopang perekonomian menjadi roda
perekonomian menjadi kenyataan.

12
Laporan keuangan usaha UMKM merupakan gambaran kondisi
keuangan UMKM dan menggambarkan kinerja usaha pada periode tertentu.
Laporan keuanganmerupakan sumber informasi penting baik bagi pihak
internal maupun pihak eksternal usaha. Laporan keuangan yang andal,
relevan, dan dapat dipahami sesuai dengan standar laporan keuangan
yang berlaku dapat membantu UMKM dalam memantau pergerakan usaha
dan mengukur kinerja usaha setiap periode serta membandingkannya dengan
kinerja usaha lain yang sejenis, sehingga UMKM dapat menetapkan strategi
yang lebih tepat dalam mengelola dan mengembangkan usaha. Selain itu
bagi pihak eksternal UMKM, laporan keuangan yang tersedia dengan baik dan
lengkap dapat digunakan untuk melihat dan menganalisis kondisi kinerja UMKM
kedepannya dan menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan
kelayakan usaha di masa yang akan datang.

Pendampingan pembuatan laporan keuangan dimulai dengan


pencatatan semua transaksi yang sudah dilakukan, dengan cara mengetahui
akun-akun yang digunakan. Selanjutnya pelaku usaha mencatat,
mengikhtisarkan dan membuat laporan keuangan yang terdiri dari
Buku Besar, Neraca Saldo, Neraca saldo sebelum disesuaikan, Laporan
keuangan dan jurnal penutup. Pada kegiatan pendampingan pembuatan laporan
keuangan juga dilengkapi dengan contoh kasus yang mudah dipahami dan
dimengerti, serta dapat menerapkan untuk masing-masing usahanya.

C. Transaksi
Transaksi menurut Skousen (2007:71) Transaksi adalah pertukaran barang
dan jasa anatara (baik individu, perusahaan-perusahaan, organisasi lain) kejadian
lain yang mempunyai pengaruh ekonomi atas bisnis. Mengidentifikasi transaksi
merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam tahapan siklus akuntansi.
Yaitu dengan mencaritahu transaksi apa saja yang berlangsung selama suatu
periode. 

Transaksi usaha adalah kejadian yang dapat mempengaruhi posisi


keuangan dari suatu badan usaha dan juga sebagai hal yang handal/wajaru ntuk
dicatat. Sebagai contoh transaksi yang dapat terjadi dalam suatu perusahaan
adalah: pembayaran rekening telepon bulanan, pembelian barang dagangan
secara kredit, pembelian tanah dan gedung, dan lain sebagainya. Suatu transaksi
tertentu dapat menimbulkan peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan

13
transaksi lainnya. Misalnya, pembelian barang dagangan secara kredit akan
disusul dengan transaksi lainnya, yaitu pembayaran kepada kreditor. Dalam
tahapan ini kita memerlukan bukti-bukti transaksi yang ada. Bukti transaksi sendiri
adalah dokumen pendukung yang berisi datatransaksi yang dibuat setelah
melakukan transaksi untuk kebutuhan pencatatan keuangan. Fungsi pokok bukti
transaksi adalah sebagai perekam pertama setiap transaksi yang dilakukan
perusahaan. Biasanya berupa kwitansi, cek, faktur, dan lain-lain.

D. Jurnal Umum
Secara etimologis, kata jurnal berasal dari Bahasa Prancis, jour, yang
berarti sehari. Jurnal umum digunakan untuk mencatat berbagai jenis kegiatan
transaksi keuangan secara kronologis, berdasarkan nama transaksi, kelompok
rekening, kolom debit atau kredit.
Jurnal umum adalah catatan pertama transaksi yang terjadi dengan
mendebit atau mengkredit perkiraan historis dan kronologis.  Jurnal umum juga
berarti formulir khusus untuk mencatat setiap bukti yang tercatat dalam bentuk debit
dan kredit secara runtut, dan memuat penjelasan yang berkaitan dengan transaksi
tersebut.

E. Buku Besar
Buku besar (ledger) adalah sebuah buku yang berisi kumpulan akun atau
perkiraan (accounts). Akun (rekening) tersebut digunakan untuk mencatat secara
terpisah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Buku ini mencatat perubahan-perubahan
yang terjadi pada masing-masing rekening dan pada akhir periode akan tampak
saldo dari rekening-rekening tersebut. Setiap transaksi yang telah dicatat dalam
jurnal akan diposting atau dipindahkan ke Buku Besar secara berkala.

Buku besar adalah kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas


transaksi yang telah dicatat dalam jurnal. Buku besar juga dapat diartikan tahapan
catatan terakhir dalam akuntansi book of final entry yang menampung ringkasan
data yang sudah dikelompokan atau diklasifikasikan yang berasal dari jurnal. Pada
tahap ini, buku besar di buat setelah menjurnal akun-akun pada jurnal umum
dalam siklus akuntansi.

14
Klasifikasi buku besar yang biasanya digunakan di dalam perusahaan ialah
sebagai berikut:
1. Buku Besar Umum
Buku besar umum seringkali disebut dnegan istilah buku besar induk.
Buku besar ini berisi semua perkiraan yang kalian dalam suatu periode
tertentu, seperti kas, piutang usaha, hutang usaha dan juga modal. Perkiraan-
perkiraan ini berdiri sendiri dan berfungsi untuk mengikhtisarkan pengaruh
transaksi terhadap perubahan aktiva, kewajiban dan modal perusahaan.
2. Buku Besar Pembantu
Buku besar pembantu seringkali disebut dengan istilah buku tambahan,
didalamnya terdapat sekelompok rekening yang khusus untuk mencatat
piutang usaha dan utang usaha secara detail. Buku besar pembantu dibagi lagi
menjadi dua jenis:
a. Buku Besar Pembantu Piutang
Buku besar pembantu piutang usaha seringkali disebut sebagai
buku piutang yang khusus merinci langganan kredit, kepada siapa
perusahaan melakukan transaksi penjualan secara kredit, dimana lokasi
alamat dan berapa jumlah transaksinya.
b. Buku Besar Pembantu Utang
Buku besar pembantu utang seringkali disebut sebagai buku utang
yang khusus mencatat tiap-tiap pemasok secara terperinci, siapa saja
pemasok yang memberikan pinjaman kredit dan berapa jumlah utangnya.

F. Neraca Saldo
Menurut Pura (2013:54) menjelaskan bahwa “Neraca saldo adalah suatu
laporan yang memuat daftar akun beserta saldo-saldo baik itu akun yang bersaldo
debet maupun bersaldo kredit.” Dengan neraca saldo ini kita akan lebih mudah
mengetahui susunan asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban beserta
saldonya masing-masing. Jumlah saldo debet harus sama dengan jumlah saldo
kredit. Jika terjadi perbedaan berarti telah terjadi kesalahan.

Penyusunan neraca saldo, yaitu yang bersisi uraian akun lengkap dengan
data saldo periode akuntansi. Untuk mengecek apakan debit dan kredit sudah
sesuai dengan yang ada di jurnal dan buku besar. Neraca saldo atau yang dalam
bahasa Inggris dikenal dengan nama trial balance adalah suatu daftar yang berisi
seluruh jenis nama akun beserta saldo total dari setiap akun yang disusun secara

15
sistematis sesuai dengan kode akun yang bersumber dari buku besar perusahaan
pada periode tertentu. Adanya laporan ini dapat Anda gunakan sebagai patokan
agar tidak melakukan kesalahan saat posting atau pemindahbukuan ke kolom
debit dan kredit buku besar. Salah satu caranya adalah dengan menentukan
kesamaan antara jumlah kredit dan debit dalam buku besar yang terbukti dalam
neraca saldo.

Laporan ini dipersiapkan untuk melihat keseimbangan atau kesamaan


antara jumlah kredit dan debit pada akun-akun yang ada dalam buku besar.
Neraca saldo merupakan tahapan keempat dalam menyiapkan informasi
keuangan. Pernyataan Hasanuh (2011), daftar yang mengisi akun-akun perkiraan
dari buku besar yang terdapat semua nilai atau saldo pada suatu periode disebut
sebagai neraca saldo. Saldo pada masing masing akun akan diperlukan terlebih
dahulu pada pengguna untuk penentuan sebelum membuat neraca saldo.

a. Tujuan Penyusunan Neraca Saldo


Penyusunan Neraca Saldo dengan tujuan menguji kebenaran saldo
debit dan kredit rekening buku besar sesungguhnya merupakan suatu langkah
pengikhtisaran transaksi-transaksi yang terjadi selama periode tetentu'
Kegiatan ini dilakukan pada akhir suatu periode akuntansi teftentu, dengan
diawali: 

1) Menjumlahkan setiap rekening buku besar baik di sisi debit maupun di sisi
kredit (yang ditulis dengan pensil=pencil footing), 
2) Menyelisihkan jumlah di sisi debit dengan jumlah di sisi kredit untuk mencari
saldo dari rekening tersebut, dan kemudian,
3) Menyusun saldo-saldo dimaksud ke dalam daftar yang dinamakan Neraca
Saldo.
b. Komponen Neraca Saldo
Komponen dalam Neraca Saldo antara lain sebagai berikut:

1. Nomor Akun. Kolom ini berisi berbagai kode akun dari setiap akun yang
terdapat dalam buku besar perusahaan tersebut. Nomor atau kode akun
harus ditulis secara sistematis atau urut mulai dari kode yang menunjukkan
kode akun harta sampai kode yang menunjukkan akun beban.
2. Nama Akun atau Keterangan. Kolom ini berisi berbagai nama akun yang
tercantum dalam buku besar perusahaan. Penulisan dalam neraca saldo

16
adalah diurutkan dari golongan akun harta, akun utang, akun modal, akun
pendapatan dan yang terakhir adalah akun beban.
3. Debit. Kolom  berisi saldo dari setiap akun yang memiliki nilai debit sesuai
dengan buku besar.
4. Kredit. Kolom  berisi saldo setiap akun yang memiliki nilai  kredit sesuai
yang ada di dalam buku besar.
G. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang tidak didasarkan pada aktivitas
transaksi, tetapi didasarkan pada perhitungan atau keterangan tertentu seperti
beban penyusutan gedung, beban sewa gedung, dan utang gaji. Ayat Jurnal
penyesuaian ini merupakan siklus akuntansi setelah neraca saldo, AJP ini
penyesuaian atas saldo-saldo akun pada Buku Besar yang kemudian dapat
menggambarkan jumlah yang sebenarnya sebelum berlanjut ke proses
penyususnan laporan keuangan. 
Fungsi dari pembuatan jurnal penyesuaian di setiap periode antara lain
sebagai berikut;
1. Untuk menentukan akun nominal (akun pendapatan beserta bebannya) selama
suatu periode serta mengetahui kondisi yang sebenarnya dari akun tersebut,
2. Untuk memperkirakan nominal (pendapatan beserta beban) yang sebenarnya
dalam satu periode yang dimaksud,
3. Untuk menentukan saldo catatan yang dimasukkan dalam akun buku besar
nantinya di akhir periode, sehingga estimasi saldo kewajiban maupun harta
akan memperlihatkan jumlah yang sebenarnya, dan
4. Untuk mengetahui situasi sebenarnya dari akun riil (harta, kewajiban dan
modal) di penghujung periode yang dimaksud.

Ayat Jurnal Penyesuaian dibuat pada akhir sebuah periode akuntansi pada
saat akan membuat laporan keuangan.Pada saat perusahaan tutup buku,
perusahaan akan menyusun laporan keuangan agar perusahaan dapat mengukur
keuangan pada periode akuntansi berjalan.

H. Neraca Saldo Belum Disesuaikan


Neraca saldo disesuaikan adalah saldo-saldo buku besar setelah
disesuaikan dengan keadaan akhir tahun atau keadaan saat menyusun laporan
keuangan suatu bisnis. Di mana yang telah disesuaikan adalah nilai saldo-saldo
tertentu dalam neraca saldo.

17
Neraca saldo disesuaikan berisi saldo-saldo pada akhir tahun atas sebagian
saldo rekening yang disajikan dalam jurnal penyesuaian. Jurnal tersebut
diharapkan dapat membantu mencapai keseimbangan neraca lajur untuk laporan
keuangan perusahaan.

I. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan catatan penting yang dilakukan setiap
perusahaan terkait keuangan perusahaan pada periode akuntansi. Laporan
keuangan digunakan untuk melihat atau mengetahui kinerja perusahaan khusunya
dalam bidang keuangan.
Laporan keuangan memberikan informasi tentang suatu entitas, termasuk
aset, kewajiban (liabilitas), ekuitas, pendapatan, beban, kontribusi serta distribusi
sebagai pemilik, dan arus kas. Informasi ini dan informasi lain yang terkandung
dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) membantu pengguna laporan
keuangan untuk meramalkan arus kas masa depan dan kinerja entitas.
a) Laporan Laba Rugi
laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu. Walaupun belum ada keseragaman tentang susunan laporan
laba-rugi bagi tiap-tiap perusahaan, namun prinsip-prinsip yang umumnya
diterapkan adalah sebagai berikut:
1) Bagian yang pertama menunjukan penghasilan yang diperoleh dari usaha
pokok perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan service)
diikuti dengan harga pokok dari barang yang dijual, sehingga diperoleh
laba kotor.
2) Bagian kedua menunjukan beban-beban operasional yang terdiri dari
beban penjualan dan beban umum/administrasi (operating expenses).
3) Bagian ketiga menunjukan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok
perusahaan, yang diikuti dengan beban-beban yang terjadi di luar usaha
pokok perusahaan (non operating/financial income dan expenses).
4) Bagian keempat menunjukan laba atau rugi yang insidentil (extra ordinary
gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak
pendapatan.

18
b) Laporan Perubahan Ekuitas
laporan yang menggambarkan perubahan baik berupa peningkatan
atau penurunan aktiva bersih selama satu periode.

c) Laporan Posisi Keuangan


laporan posisi keuangan (neraca) atau balance sheet  merupakan
laporan keuangan yang menunjukan posisi dan informasi keuangan sebuah
perusahaan. 
Laporan posisi keuangan merupakan salah satu laporan keuangan
yang menjelaskan posisi aset perusahaan, liabilitas yang dimiliki perusahaan,
dan ekuitas pada periode tertentu.
d) Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas Laporan arus kas atau laporan perubahan posisi
keuangan menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih pada
suatu periode, hasil dari tiga kegiatan pokok perusahaan adalah operasi,
investasi, dan pendanaan. Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui
kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam mengetahui kewajiban-
kewajibannya. Laporan arus kas juga dapat memberikan informasi yang
memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva
bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas)
dan kemampuan untuk mempengaruhi jurnlah serta waktu arus kas dalarn
rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang (AI, 2004)
e) Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan
hanrs disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca laporan laba rugi
dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat catatan
atas laporan keuangan.

J. Jurnal Penutup
Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi
untuk mentransfer saldo dari akun sementara ke akun permanen. Perusahaan
menggunakan Jurnal penutup untuk mengatur ulang saldo akun sementara. Akun
yang menunjukkan saldo selama periode akuntansi tunggal menjadi nol.

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
UMKM Di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
No.20 Tahun 2008 tentang UMKM.1 Pasal 1 dari UU terebut, dinyatakan bahwa
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam
UU tersebut.2 Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang buka merupakan
anak perusahan atau bukan anak cabang yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU
tersebut.

Sedangkan usaha mikro adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri


sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha mikro, usah
kecil atau usaha besar yangmemenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana
dimaksud dalam UU tersebut.

Laporan keuangan yang andal, relevan, dan dapat dipahami


sesuai dengan standar laporan keuangan yang berlaku dapat membantu
UMKM dalam memantau pergerakan usaha dan mengukur kinerja usaha
setiap periode serta membandingkannya dengan kinerja usaha lain yang
sejenis, sehingga UMKM dapat menetapkan strategi yang lebih tepat dalam
mengelola dan mengembangkan usaha.

Selain itu bagi pihak eksternal UMKM, laporan keuangan yang tersedia
dengan baik dan lengkap dapat digunakan untuk melihat dan menganalisis
kondisi kinerja UMKM kedepannya dan menjadi salah satu faktor penting
dalam menentukan kelayakan usaha di masa yang akan datang. Selanjutnya
pelaku usaha mencatat, mengikhtisarkan dan membuat laporan keuangan
yang terdiri dari Buku Besar, Neraca Saldo, Neraca saldo sebelum
disesuaikan, Laporan keuangan dan jurnal penutup.

UMKM Dhana’s belum memiliki laporan keuangan karena pemilik


mengirkan usahanya adalah usaha kecil yang tanpa harus melakukan pencatatan
keuangannya. Sedangkan Ketika sebuah usaha membuat susunan laporan
keuangannya dengan baik, maka pemilik usaha tersebut bisa dengan mengetahui
kas masuk dan kas keluar terhadap usahanya.

20
B. Saran
- Diharapkan para pelaku UMKM dapat menerima perubahan teknologi
informasi yang begitu cepat dengan tujuan untuk mudah mendapatkan akses
informasi bisnis yang berguna bagi usahanya.
- Pada dasarnya manusia adalah jiwa yang selalu berinovasi untuk itu
pembinaan pembinaan pelaku umkm yang dapat dikembangkan berupa
pelatihan dan pendampingan khusus bagi usahanya.
- Pemerintah harus ikut aktif serta guna memfasilitasi dan memberikan
dukungan berupa legalitas serta sokongan sarana prasarana yang memedai
untuk dapat membantu memasarkan produk umkm tersebut.

21
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, S. (2016). Pengantar Akuntansi Berdsarkan SAK ETAP dan IFRS. Yogyakarta:
CV. Andi Offset.
Ferli, Osil. (2022). Pendampingan Materi UMKM . Jurnal Dharma Bakti Ekuitas, 34-65.
Hakim, D. R., & Rosini, I. (2018). Akuntansi Keuangan 1 (1st ed.). UNPAM

Halim, A. (2020). Pengaruh Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan, 157-172.
Hamdani. (2020). Mengenal Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Lebih Dekat.
Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia.
Munawir, S. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/239/jbptppolban-gdl-nurullatif-11901-3-bab2--1.pdf

Manoppo, S Wilfried. (2018). Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan Dengan


Teknik Pembekuan Sederhana Bagi Pelaku Usaha UMKM. Jurnal Administrasi
Bisnis, 7.

Press.Suhayati, E., & Anggadini, S. D. (2009). Akuntansi Keuangan (1st ed.). Graha
Ilmu.

Warren, Caerl S, D. (2018). PENGANTAR AKUNTANSI 1 Adaptasi Indonesia EDISI 4.


Jakarta : Salemba Empat, ISBN 978-979-061-753-7

22
LAMPIRAN

Tabel. 1 Transaksi
Tanggal Transaksi
1-Feb-23 Membayar sewa sebesar Rp 5.000.000
membayar utang dagang kepada kreditur sebesar Rp 1.000.000
Membeli buah sebesar Rp 250.000 secara tunai
Terjual minuman sebesar Rp 816.000 dengan beban pokok penjualan Rp 400.000
2-Feb-23 membeli buah impor sebesar Rp 500.000 secara kredit
Membeli gelas plastik sebesar Rp 17.000 secara tunai
Terjual minuman hari ini sebesar Rp Rp 425.000 dengan beban pokok penjualan Rp 300.000
3-Feb-23 Terjual minuman hari ini sebesar Rp Rp 340.000 dengan beban pokok penjualan Rp 250.000
4-Feb-23 membayar beban listrik Rp 100.000
Membeli buah impor sebesar Rp 200.000 secara kredit
Terjual minuman sebesar Rp 510.000 dengan beban pokok penjualan Rp 300.000
5-Feb-23 Membeli es batu Rp 10.000 secara tunai
terjual minuman hari ini sebesar Rp 408.000 dengan beban pokok penjualan Rp 250.000
6-Feb-23 terjual minuman hari ini sebesar Rp 459.000 dengan beban pokok penjualan Rp 250.000
7-Feb-23 membayar gaji karyawan sebesar Rp 350.000
terjual minuman hari ini sebesar Rp 544.000 dengan beban pokok penjualan Rp 150.000
membayar utang dagang kepada kreditur sebesar Rp 1.000.000
8-Feb-23 Terjual minuman hari ini sebesar Rp 340.000 dengan beban pokok penjualan Rp 200.000
membeli buah secara tunai sebesar Rp 250.000
10-Feb-23 membeli air galon Rp 5.000 secara tunai
Terjual minuman hari ini sebesar Rp 476.000 dengan beban pokok penjualan Rp 175.000
11-Feb-23 terjual minuman hari ini sebesar Rp 629.000. dengan beban pokok penjualan Rp 225.000
Membeli buah secara kredit sebesar Rp 250.000
12-Feb-23 terjual minuman hari ini sebesar Rp 289.000 dengan beban pokok penjualan Rp 175.000
13-Feb-23 Membeli buah sebesar Rp 600.000 secara tunai
terjual minuman ini sebesar Rp 850.000 dengan beban pokok penjualan Rp 275.000
14-Feb-23 Membeli es batu Rp 10.000 secara tunai
terjual minuman hari ini sebesar Rp 272.000 dengan beban pokok penjualan Rp 100.000
15-Feb-23 terjual minuman hari ini sebesar Rp 255.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp75.000
16-Feb-23 Membeli sedotan Rp 10.000 secara tunai
terjual minuman hari ini sebesar Rp 221.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp 110.000
17-Feb-23 membeli buah secara tunai sebesar Rp 350.000
terjual buah hari ini sebesar Rp 323.000 dengan beban pokok penjualan Rp 105.000
18-Feb-23 Membeli es batu Rp 10.000 secara tunai
membeli buah secara tunai sebesar Rp 300.000
terjual minuman hari ini sebesar Rp323.000 dengan beban pokok penjualan Rp 150.000
19-Feb-23 membeli cup minuman Rp 17.000 secara tunai
terjual minuman hari ini sebesar Rp 374.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp 185.000
21-Feb-23 Membeli sedotan Rp 10.000 secara tunai
terjual minuman hari ini sebesar Rp 493.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp 180.000
22-Feb-23 terjual minuman hari ini sebesar Rp 408.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp 165.000
23-Feb-23 membeli buah impor sebesar Rp 450.000 secara kredit
terjual minuman hari ini sebesar Rp 765.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp 345.000
24-Feb-23 membeli kantong plastik Rp 7.000 secara tunai
terjual minuman hari ini sebesar Rp 408.000 dengan beban pokok penjualan Rp 115.000
25-Feb-23 membeli buah sebesar Rp 400.000 secara tunai
terjual minuman hari ini sebesar Rp225.000 dengan beban pokok penjualan Rp 95.000
26-Feb-23 Membeli es batu Rp 10.000 secara tunai
terjual minuman hari ini sebesar Rp 459.000 dengan beban pokok penjualan Rp 95.000
27-Feb-23 terjual minuman hari ini sebesar Rp225.000 dengan beban pokok penjualan Rp 85.000
28-Feb-23 membayar utang kepada kreditur sebesar Rp 3.500.000
terjual minuman hari ini sebesar Rp 544.000 dengan beban pokok penjualan Rp 213.000

23
Tabel. 2 Jurnal Umum
Dhana's
Jurnal Umum
Per 28 Februari 2023
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
1-Feb-23 Beban sewa Rp 5,000,000
Kas Rp 5,000,000
Utang Dagang Rp 1,000,000
Kas Rp 1,000,000
Persediaan Rp 250,000
Kas Rp 250,000
Kas Rp 816,000
Penjualan Rp 816,000
Beban Pokok Penjualan Rp 400,000
Persediaan Rp 400,000
2-Feb-23 Persediaan Rp 500,000
Utang Dagang Rp 500,000
Perlengkapan Rp 17,000
Kas Rp 17,000
Kas Rp 425,000
Penjualan Rp 425,000
Beban Pokok Penjualan Rp 300,000
Persediaan Rp 300,000
3-Feb-23 Kas Rp 340,000
Penjualan Rp 340,000
Beban Pokok Penjualan Rp 250,000
Persediaan Rp 250,000
4-Feb-23 Beban Listrik Rp 100,000
Kas Rp 100,000
Persediaan Rp 200,000
Utang Dagang Rp 200,000
Kas Rp 510,000
Penjualan Rp 510,000
Beban Pokok Penjualan Rp 300,000
Persediaan Rp 300,000
5-Feb-23 Persediaan Rp 10,000
Kas Rp 10,000
Kas Rp 408,000
Penjualan Rp 408,000
Beban Pokok Penjualan Rp 250,000
Persediaan Rp 250,000
6-Feb-23 Kas Rp 459,000
Penjualan Rp 459,000
Beban Pokok Penjualan Rp 250,000
Persediaan Rp 250,000
7-Feb-23 Beban Gaji Rp 350,000
Kas Rp 350,000
Kas Rp 544,000
Penjualan Rp 544,000
Beban Pokok Penjualan Rp 150,000
Persediaan Rp 150,000
Utang Dagang Rp 1,000,000
Kas Rp 1,000,000

24
8-Feb-22 Kas Rp 340,000
Penjualan Rp 340,000
Beban Pokok Penjualan Rp 200,000
Persediaan Rp 200,000
Persediaan Rp 250,000
Kas Rp 250,000
10-Feb-23 Perlengkapan Rp 5,000
Kas Rp 5,000
Kas Rp 476,000
Penjualan Rp 476,000
Beban Pokok Penjualan Rp 175,000
Persediaan Rp 175,000
11-Feb-23 Kas Rp 629,000
Penjualan Rp 629,000
Beban Pokok Penjualan Rp 225,000
Persediaan Rp 225,000
Persediaan Rp 200,000
Utang Dagang Rp 200,000
12-Feb-23 Kas Rp 289,000
Penjualan Rp 289,000
Beban Pokok Penjualan Rp 175,000
Persediaan Rp 175,000
13-Feb-23 Persediaan Rp 600,000
Kas Rp 600,000
Kas Rp 850,000
Penjualan Rp 850,000
Beban Pokok Penjualan Rp 175,000
Persediaan Rp 175,000
14-Feb-23 Perlengkapan Rp 10,000
Kas Rp 10,000
Kas Rp 272,000
Penjualan Rp 272,000
Beban Pokok Penjualan Rp 100,000
Persediaan Rp 100,000
15-Feb-23 Kas Rp 255,000
Penjualan Rp 255,000
Beban Pokok Penjualan Rp 75,000
Persediaan Rp 75,000
16-Feb-23 Perlengkapan Rp 10,000
Kas Rp 10,000
Kas Rp 221,000
Penjualan Rp 221,000
Beban Pokok Penjualan Rp 110,000
Persediaan Rp 110,000
17-Feb-23 Persediaan Rp 350,000
Kas Rp 350,000
Kas Rp 323,000
Penjualan Rp 323,000
Beban Pokok Penjualan Rp 105,000
Persediaan Rp 105,000
18-Feb-23 Perlengkapan Rp 10,000
Kas Rp 10,000
Persediaan Rp 300,000
Kas Rp 300,000
Kas Rp 323,000
Penjualan Rp 323,000
Beban Pokok Penjualan 25 Rp 150,000
Persediaan Rp 150,000
19-Feb-23 Perlengkapan Rp 17,000
Kas Rp 17,000
Kas Rp 374,000
Penjualan Rp 374,000
Beban Pokok Penjualan Rp 185,000
Persediaan Rp 185,000
21-Feb-23 Perlengkapan Rp 10,000
Kas Rp 10,000
Kas Rp 493,000
Penjualan Rp 493,000
Beban Pokok Penjualan Rp 180,000
Persediaan Rp 180,000
22-Feb-23 Kas Rp 408,000
Penjualan Rp 408,000
Beban Pokok Penjualan Rp 165,000
Persediaan Rp 165,000
23-Feb-23 Persediaan Rp 450,000
Utang Dagang Rp 450,000
Kas Rp 765,000
Penjualan Rp 765,000
Beban Pokok Penjualan Rp 345,000
Persediaan Rp 345,000
24-Feb-23 Perlengkapan Rp 7,000
Kas Rp 7,000
Kas Rp 408,000
Penjualan Rp 408,000
Beban Pokok Penjualan Rp 115,000
Persediaan Rp 115,000
25-Feb-23 Persediaan Rp 400,000
Kas Rp 400,000
Kas Rp 225,000
Penjualan Rp 225,000
Beban Pokok Penjualan Rp 95,000
Persediaan Rp 95,000
26-Feb-23 Perlengkapan Rp 10,000
Utang Dagang Rp 10,000
Kas Rp 459,000
Penjualan Rp 459,000
Beban Pokok Penjualan Rp 95,000
Persediaan Rp 95,000
27-Feb-23 Kas Rp 225,000
Penjualan Rp 225,000
Beban Pokok Penjualan Rp 85,000
Persediaan Rp 85,000
28-Feb-23 Utang Dagang Rp 3,500,000
Kas Rp 3,500,000
Kas Rp 544,000
Penjualan Rp 544,000
Beban Pokok Penjualan Rp 213,000
Persediaan Rp 213,000
Rp 30,805,000 Rp 30,805,000

26
Tabel. 3 Buku Besar
Nama Akun : Kas
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
1-Feb-23 Saldo Awal Rp 15,082,000
Rp 5,000,000 Rp 10,082,000
Rp 1,000,000 Rp 9,082,000
Rp 250,000 Rp 8,832,000
Rp 816,000 Rp 9,648,000
2-Feb-23 Rp 17,000 Rp 9,631,000
Rp 425,000 Rp 10,056,000
3-Feb-23 Rp 340,000 Rp 10,396,000
4-Feb-23 Rp 100,000 Rp 10,296,000
Rp 510,000 Rp 10,806,000
5-Feb-23 Rp 10,000 Rp 10,796,000
Rp 408,000 Rp 11,204,000
6-Feb-23 Rp 459,000 Rp 11,663,000
7-Feb-23 Rp 350,000 Rp 11,313,000
Rp 544,000 Rp 11,857,000
Rp 1,000,000 Rp 10,857,000
8-Feb-23 Rp 340,000 Rp 11,197,000
Rp 250,000 Rp 10,947,000
10-Feb-23 Rp 5,000 Rp 10,942,000
Rp 476,000 Rp 11,418,000
11-Feb-23 Rp 629,000 Rp 12,047,000
12-Feb-23 Rp 289,000 Rp 12,336,000
13-Feb-23 Rp 600,000 Rp 11,736,000
Rp 850,000 Rp 12,586,000
14-Feb-23 Rp 10,000 Rp 12,576,000
Rp 272,000 Rp 12,848,000
15-Feb-23 Rp 255,000 Rp 13,103,000
16-Feb-23 Rp 10,000 Rp 13,093,000
Rp 221,000 Rp 13,314,000
17-Feb-23 Rp 350,000 Rp 12,964,000
Rp 323,000 Rp 13,287,000
18-Feb-23 Rp 10,000 Rp 13,277,000
19-Feb-23 Rp 17,000 Rp 13,260,000
Rp 374,000 Rp 13,634,000
21-Feb-23 Rp 10,000 Rp 13,624,000
Rp 493,000 Rp 14,117,000
22-Feb-23 Rp 408,000 Rp 14,525,000
23-Feb-23 Rp 765,000 Rp 15,290,000
24-Feb-23 Rp 7,000 Rp 15,283,000
Rp 408,000 Rp 15,691,000
25-Feb-23 Rp 400,000 Rp 15,291,000
Rp 225,000 Rp 15,516,000
26-Feb-23 Rp 459,000 Rp 15,975,000
27-Feb-23 Rp 225,000 Rp 16,200,000
28-Feb-23 Rp 3,500,000 Rp 12,700,000

27
Nama Akun : Persediaan
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
1-Feb-23 Rp 250,000 Rp 250,000
Rp 400,000 -Rp 150,000
Rp 500,000 Rp 350,000
2-Feb-23 Rp 500,000 Rp 850,000
Rp 300,000 Rp 550,000
3-Feb-23 Rp 250,000 Rp 300,000
4-Feb-23 Rp 200,000 Rp 500,000
5-Feb-23 Rp 10,000 Rp 510,000
Rp 250,000 Rp 260,000
6-Feb-23 Rp 250,000 Rp 10,000
7-Feb-23 Rp 150,000 -Rp 140,000
8-Feb-23 Rp 200,000 -Rp 340,000
Rp 250,000 -Rp 90,000
10-Feb-23 Rp 175,000 -Rp 265,000
11-Feb-23 Rp 225,000 -Rp 490,000
Rp 200,000 -Rp 290,000
12-Feb-23 Rp 175,000 -Rp 465,000
13-Feb-23 Rp 600,000 Rp 135,000
Rp 175,000 -Rp 40,000
14-Feb-23 Rp 100,000 -Rp 140,000
15-Feb-23 Rp 75,000 -Rp 215,000
16-Feb-23 Rp 110,000 -Rp 325,000
17-Feb-23 Rp 350,000 Rp 25,000
Rp 105,000 -Rp 80,000
18-Feb-23 Rp 300,000 Rp 220,000
Rp 150,000 Rp 70,000
19-Feb-23 Rp 185,000 -Rp 115,000
21-Feb-23 Rp 180,000 -Rp 295,000
22-Feb-23 Rp 165,000 -Rp 460,000
23-Feb-23 Rp 450,000 -Rp 10,000
Rp 345,000 -Rp 355,000
24-Feb-23 Rp 115,000 -Rp 470,000
25-Feb-23 Rp 400,000 -Rp 70,000
Rp 95,000 -Rp 165,000
26-Feb-23 Rp 95,000 -Rp 260,000
27-Feb-23 Rp 85,000 -Rp 345,000
28-Feb-23 Rp 213,000 -Rp 558,000

Nama Akun : Penjualan


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
1-Feb-23 Rp 816,000 Rp 816,000
2-Feb-23 Rp 425,000 Rp 1,241,000
3-Feb-23 Rp 340,000 Rp 1,581,000
4-Feb-23 Rp 510,000 Rp 2,091,000
5-Feb-23 Rp 408,000 Rp 2,499,000
6-Feb-23 Rp 459,000 Rp 2,958,000
7-Feb-23 Rp 544,000 Rp 3,502,000
8-Feb-23 Rp 340,000 Rp 3,842,000
10-Feb-23 Rp 476,000 Rp 4,318,000
11-Feb-23 Rp 629,000 Rp 4,947,000
12-Feb-23 Rp 289,000 Rp 5,236,000
13-Feb-23 Rp 850,000 Rp 6,086,000
14-Feb-23 Rp 272,000 Rp 6,358,000
15-Feb-23 Rp 255,000 Rp 6,613,000
16-Feb-23 Rp 221,000 Rp 6,834,000
17-Feb-23 Rp 323,000 Rp 7,157,000
18-Feb-23 Rp 323,000 Rp 7,480,000
19-Feb-23 Rp 374,000 Rp 7,854,000
21-Feb-23 Rp 493,000 Rp 8,347,000
22-Feb-23 Rp 408,000 Rp 8,755,000
23-Feb-23 Rp 765,000 Rp 9,520,000
24-Feb-23 Rp 408,000 Rp 9,928,000
25-Feb-23 Rp 225,000 Rp 10,153,000
26-Feb-23 Rp 459,000 Rp 10,612,000
27-Feb-23 Rp 225,000 Rp 10,837,000
28-Feb-23 Rp 544,000 Rp 11,381,000

28
Nama Akun : Perlengkapan
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2-Feb-23 Rp 17,000 Rp 17,000
10-Feb-23 Rp 5,000 Rp 22,000
14-Feb-23 Rp 10,000 Rp 32,000
16-Feb-23 Rp 10,000 Rp 42,000
18-Feb-23 Rp 10,000 Rp 52,000
19-Feb-23 Rp 17,000 Rp 69,000
21-Feb-23 Rp 10,000 Rp 79,000
24-Feb-23 Rp 7,000 Rp 86,000
26-Feb-23 Rp 10,000 Rp 96,000

Nama Akun : Utang Dagang


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
1-Feb-23 Rp 1,000,000 Rp 1,000,000
2-Feb-23 Rp 500,000 Rp 500,000
4-Feb-23 Rp 200,000 Rp 300,000
7-Feb-23 Rp 1,000,000 Rp 1,300,000
11-Feb-23 Rp 200,000 Rp 1,100,000
23-Feb-23 Rp 450,000 Rp 650,000
26-Feb-23 Rp 10,000 Rp 640,000
28-Feb-23 Rp 3,500,000 Rp 4,140,000

Nama Akun : Beban Pokok Penjualan


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
1-Feb-23 Rp 400,000 Rp 400,000
2-Feb-23 Rp 300,000 Rp 700,000
3-Feb-23 Rp 250,000 Rp 950,000
4-Feb-23 Rp 300,000 Rp 1,250,000
5-Feb-23 Rp 250,000 Rp 1,500,000
6-Feb-23 Rp 250,000 Rp 1,750,000
7-Feb-23 Rp 150,000 Rp 1,900,000
8-Feb-23 Rp 200,000 Rp 2,100,000
10-Feb-23 Rp 175,000 Rp 2,275,000
11-Feb-23 Rp 225,000 Rp 2,500,000
12-Feb-23 Rp 175,000 Rp 2,675,000
13-Feb-23 Rp 175,000 Rp 2,850,000
14-Feb-23 Rp 100,000 Rp 2,950,000
15-Feb-23 Rp 75,000 Rp 3,025,000
16-Feb-23 Rp 110,000 Rp 3,135,000
17-Feb-23 Rp 105,000 Rp 3,240,000
18-Feb-23 Rp 150,000 Rp 3,390,000
19-Feb-23 Rp 185,000 Rp 3,575,000
21-Feb-23 Rp 180,000 Rp 3,755,000
22-Feb-23 Rp 165,000 Rp 3,920,000
23-Feb-23 Rp 345,000 Rp 4,265,000
24-Feb-23 Rp 115,000 Rp 4,380,000
25-Feb-23 Rp 95,000 Rp 4,475,000
26-Feb-23 Rp 95,000 Rp 4,570,000
27-Feb-23 Rp 85,000 Rp 4,655,000
28-Feb-23 Rp 213,000 Rp 4,868,000

Nama Akun : Modal


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
1-Feb-23 Rp 7,000,000 Rp 7,000,000

29
Nama Akun : Beban Gaji
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
7-Feb-23 Rp 350,000 Rp 350,000

Nama Akun : Beban Listrik


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
4-Feb-23 Rp 100,000 Rp 100,000

Tabel. 4 Neraca Saldo


Dhana's
Neraca Saldo
Per 28 Februari 2023
Keterangan Debet Kredit
Kas Rp 12,700,000
Persediaan Barang Dagang Rp 558,000
Penjualan Rp 11,381,000
Perlengkapan Rp 61,000
Utang Dagang Rp 4,140,000
Beban Sewa Rp 5,000,000
Beban Pokok Penjaulan Rp 4,868,000
Beban Gaji Rp 350,000
Beban Listrik Rp 100,000
Modal Rp 7,000,000
Rp 23,079,000 Rp 23,079,000

Tabel 5. Neraca Saldo Belum Belum Disesuaikan


Dhana's
Periode 28 Februari 2023
Neraca Saldo Belum disesuaikan Ayat Jurnal Penyesuaian Neraca saldo disesuaikan
Keterangan Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit
Kas Rp 12,700,000 Rp 12,700,000
Persediaan Barang Dagang Rp 558,000 Rp 558,000
Penjualan Rp 11,381,000 Rp 728,000 Rp 10,653,000
Perlengkapan Rp 61,000 Rp 61,000
Utang Dagang Rp 4,140,000 Rp 4,140,000
Beban Sewa Rp 5,000,000 Rp 5,000,000
Beban Pokok Penjaulan Rp 4,868,000 Rp 728,000 Rp 4,140,000
Beban Gaji Rp 350,000 Rp 350,000
Beban Listrik Rp 100,000 Rp 100,000
Modal Rp 7,000,000 Rp 7,000,000
Rp 23,079,000 Rp 23,079,000 Rp 728,000 Rp 728,000 Rp 22,351,000 Rp 22,351,000

30
Tabel. 6 Laporan Keuangan
Dhana's
Laporan Laba Rugi
Per 28 Februari 2023
Pendapatan :
Penjualan Rp 10,653,000
Beban Pokok Penjualan Rp 4,140,000
Laba Bruto Rp 14,793,000
Beban-Beban :
Beban Sewa Rp 5,000,000
Beban Listrik Rp 100,000
Beban Gaji Rp 350,000
Total Beban Rp 5,450,000
Laba Neto Rp 9,343,000

Dhana's
Laporan Ekuitas Pemilik
Per 28 Februari 2023
Modal, 1 Februari 2023 Rp 7,000,000
Laba Neto Rp 9,343,000
Prive
Rp 16,343,000

Dhana's
Laporan Posisi Keuangan
Per 28 Februari 2023
Aset Liabilitas +Ekuitas
Aset Lancar Liabilitas Jangka Pendek
Kas Rp 12,700,000 Utang Dagang Rp 4,140,000.00
Perlengkapan Rp 61,000
Persediaan -Rp 558,000
Ekuitas
Modal, 28 Februari 2023 Rp 16,343,000

Rp 12,203,000 Rp 12,203,000

31
Dhana's
Laporan Arus Kas
Per 28 Februari 2023
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Penjualan Rp 10,653,000
Persediaan -Rp 558,000
Perlengkapan Rp 61,000
Beban Sewa Rp 5,000,000
Beban Listrik Rp 100,000
Beban Gaji Rp 350,000
Total Rp 15,606,000
Arus Kas Dari Kegiatan Investasi

Arus Kas Dari Kegiatan Pendanaan


Modal Rp 7,000,000
Utang Dagang -Rp 4,140,000
Total Rp 2,860,000
Rp 18,466,000

Tabel. 7 Jurnal Penutup


Dhana's
Jurnal Penutup
Per 28 Februari
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit
28-Feb Penjualan Rp 10,653,000
Ikhtisar Laba Rugi Rp 10,653,000

28-Feb Ikhtisar Laba Rugi Rp 9,590,000


Beban Pokok Penjualan Rp 4,140,000
Beban Sewa Rp 5,000,000
Beban Listrik Rp 100,000
Beban Gaji Rp 350,000

28-Feb Ikhtisar Laba Rugi Rp 16,343,000


Modal Dhana's Rp 16,343,000
Total Rp 36,586,000 Rp 36,586,000

32

Anda mungkin juga menyukai