Anda di halaman 1dari 41

PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAN SISTEM

PENGENDALIAN INTREN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KUANGAN DAERAH

(STUDI KASUS BUMDes “BANTAN BERKAH” DESA BANTAN TIMUR


KECAMATAN BANTAN)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana akuntansi (S.Akun)

Oleh : WELA ANATA SARI

NIM : 182420530

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

BENGKALIS

TAHUN 2023 M / 1444 H

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis uapkan ke hadirat Allah atas rahmat-Nya,

sehingga pada hari ini penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “pengaruh

implementasi sistem akuntansi keuangan dan sistem pengendalian intren terhadap kualitas

laporan keuangan daerah” tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa kita hadiahkan

untuk Nabi junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Adapun tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk mengajukan pembuatan

skripsi guna memperoleh gelar sarjana Akuntansi Syariah di STAIN Bengkalis. Penulis juga

menyadari bahwa proposal ini jauh dari kata sempurna. Penulis juga berharap diberikan kritik

dan saran-saran yang bersifat membangun agar penulis bisa mengintropeksi proposal ini menjadi

lebih baik lagi. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang bersangkutan dalam

pembuatan proposal ini, lebih dan kurangnya mohon maaf.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bengkalis, 08 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

DAFTAR TABLE.....................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar belakang................................................................................................1
B. Permasalahan..................................................................................................4
a. Identifikasi masalah...........................................................................4
b. Batasan masalah.................................................................................4
c. Rumusan masaalah.............................................................................5
d. Pengesahan istilah..............................................................................5
C. Tujuan penelitian............................................................................................6
D. Manfaat penelitian..........................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7

A. Kajian teoritis.................................................................................................7
1. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).................................................7
2. Akuntansi...........................................................................................8
3. Sistem akuntasi keuangan..................................................................10
4. Sistem pengendalian intren................................................................11
5. Laporan keuangan..............................................................................14
6. Kualitas..............................................................................................16
B. Penelitian relevan...........................................................................................18
C. Kerangka pemikiran.......................................................................................23
D. Konsep oprasional..........................................................................................24
E. Analisis hipotesis...........................................................................................26

ii
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................27

A. Jenis penelitian...............................................................................................27
B. Sumber data....................................................................................................27
C. Skala data.......................................................................................................28
D. Lokasi dan waktu penelitian...........................................................................28
E. Subjek dan objek penelitian...........................................................................29
F. Populasi dan sampel.......................................................................................30
G. Teknik pengumpulan data..............................................................................30
H. Teknik analisis data........................................................................................31

iii
DAFTAR TABEL

Table 1.1 Penelitian relevan.......................................................................................18

Table 1.2 konsep oprasional.......................................................................................25

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka pemikiran...............................................................................24

v
vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Era reformasi seperti sekarang, disetiap negara pasti membutuhkan tata kelola

pemerintahan yang baik, atau yang bisa dikenal dengan good governance. Indonesia

perlahan-lahan sudah berkembang menuju era keterbukaan dan transparansi. Dalam era

transparansi dan keterbukaan ini indonesia diharapkan akan lebih terbuka baik dalam

sistem kegiatan yang dilaksanakan maupun maupun dalam menglokasikan anggaran.

kualitas laporan keuangan pemerintahan yang baik dan memerlukan sebuah prinsip-

prinsp manajemen keuangan daerah, baik pada tahap penganggaran, implementasi

maupun pada saat pertanggungjawaban. Sehingga harus dilakukan oleh aparatur yang

memiliki kompetensi dibidang pengelolaan keuangan daerah serta harus memahami

sistem kompetensi dibidang pengelolaan keuangan daerah serta harus memahami sistem

akuntansi khususnya akuntansi keuangan daerah, agar informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna.

Tuntutan mengenai akuntabilitas keuangan, efisiensi, dan efektivitas dalam sektor

public membuat organisasi sektor public di dunia mengalami perubahan Perubahan

tersebut adalah dari system tradisional yang mempunyari ciri – ciri bahwa penyusunan

anggaran bersifat incrementalism, menggunakan line - item dan cenderung sentalistis

yang terkesan kaku menjadi system yang fleksibel. Perubahan ini dikenal dengan New

Public Management (NPM). Hal ini merupakan tindak lanjut dari peraturan pemerintah

mengenai otonomi daerah di mana daerah diberi wewenang untuk menjalankan dan

1
mengurus urusan pemerintah serta pelayanan masyarakat sesuai undang-undang yang

berlaku.1

SAK yang berkualitas merupakan salah satu pedoman pokok untuk menyusun dan

menyajikan laporan keuangan bagi perusahaan. Dengan adanya standar akuntansi yang

baik, maka laporan keuangan dapat menjadi lebih berguna dan menciptakan transparasi

bagi perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi akuntansi di

Indonesia, senantiasa berusaha untuk tanggap terhadap perkembangan yang terjadi, baik

dalam lingkup nasional, regional, maupun global, khususnya dalam hal yang

mempengaruhi dunia usaha dan profesi akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari dinamika

kegiatan pengembangan standar akuntansi sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga

kini. Setidaknya, terdapat tiga tonggak sejarah yang pernah dicapai sebelumnya dalam

pengembangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia:

1. Menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973. Pada masa

itu merupakan pertama kalinya IAI berhasil melakukan kodifikasi prinsip dan

standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku ”Prinsip Akuntansi

Indonesia (PAI).” pada tahun 1973.

2. Tahun 1984. Pada masa itu, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI

1973 dan kemudian mengkondifikasikannya dalam buku ”Prinsip Akuntansi

Indonesia 1984” dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan

perkembangan dunia usaha.

3. Tahun1994, setelah berlangsung selama 10 tahun IAI kembali melakukan revisi

total terhadap PAI 1984 dan melakukan kodifikasi dalam buku ”Standar

1
Harumi Puspa Rizky, Doddy Setiawan, “Perkembangan Penelitian Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia” Jurnal,
Akutansi Dan Pendidikan, Vo,8. No,2. 2019. H.95.
http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/assets/article/view/4647/2431

2
Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994.” IAI mengadopsi pernyataan

International Accounting Standard Committee (IASC) sebagai dasar acuan

Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.2

Ahli sejarah mengakui bahwa sistem pencatatan telah ada pada peradaban kurang

lebih 3000 M. Bentuk pembukuan pada peradaban itu berkaitan dengan faktor-faktor,

antara lain sistem penulisan, pengenalan angka arab dan desimal, aljabar, bahan - bahan

penulisan yang murah, meningkatnya literasi dan adanya medium pertukaran yang baku

Orang pertama yang dikenal mengkodifikasikan akuntansi dengan mengulas tata buku

berpasangan yang disebut Particularis de Computis et Scripturis adalah Luca Pacioli

karena inilah tulisan pertama kali yang diterbitkan dan dipublikasikan dan masih relevan

sampai sekarang Kendatipun demikian peran para pedagang khususnya dari bangsa

Arabia dan Mesir dalam penemuan akuntansi pertama kali tidak dapat diabaikan dengan

bukti adanya praktik sistem buku berpasangan oleh pemerintahan islam pada abad ke-10.3

Fenomena yang terjadi dalam penelitian ini adalah kredit macet yang sampai saat

ini masih belum teratasi oleh pihak BUMDes desa bantan timur. hal ini menyebabkan

akan adanya kerugian yang akan timbul yang di alami oleh bumdes tersebut, seperti

melambat nya perputaran modal bagi bundes tersebut, itu adalah salah satu permasalahan

saat ini yang yang terjadi, sehingga membuat tingkat keberhasilan pendapatan daerah

melalui badan usaha milik desa (BUMDes) menurun, dalam hal ini perlu adanya

penaganan yang cepat agar tidak ada permasalahan yang baru akan muncul, serta biasa

memperbaiki pendapatan asli desa yang melalui badan usaha milik desa (BUMDes).

2
Jesica Handoko Dkk,” Perkembangan Standar Akutansi Keuangan Di Indonesia”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Akutansi Vol,1. No,4. Juli 2012. H.114 http://journal.wima.ac.id/index.php/JIMA/article/view/257
3
Anisa Putri, “perkembangan akitansi di Indonesia” jurnal reset akutansidan kumputerisasi akutansi vol,1. No,2.
Agustus 2010. H38-49. https://jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php/jrak/article/view/131

3
Maka dari itu peneliti tertarik untuk menarik judul : “PENGARUH

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAN SISTEM

PENGENDALIAN INTREN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KUANGAN

DAERAH.”

B. Permasalahan

a. Identifikasi maslah

Di lihat dari latar brelakang maka dapat dirumuskan pokok

permasalahan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

a) Banyaknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berdiri di

kecamatan bantan yang belum memahami tentang sistem akutansi

keuangan.

b) Banyaknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berdiri di

kecamatan bantan yang belum meneraokan system pengendalian

intren.

c) Banyaknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di kecamatan bantan

yang masih belum memahami tentang kualitas laporan keuangan.

b. Batasan masalah

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pembatasan masalah

supaya objek penelitian lebih terfokus dan terarah dan tidak terjebak pada

wilayah-wilayah penelitian lainnya. untuk itu penulis hanya membatasi

masalah penelitian ini dalam masalah PENGARUH IMPLEMENTASI

SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAN SISTEM

PENGENDALIAN INTREN TERHADAP KUALITAS LAPORAN

4
KUANGAN DAERAH DESA BANTAN TIMUR KECAMATAN

BANTAN TAHUN 2020 - 2022”.

c. Rumusan maslah

a) Apakah ada pengaruh implementasi sistem akutansi keuangan

terhadap kualitas laporan kuangan daerah?

b) Apakah ada pengaru implementasi sistem penegendalian intren

terhadap kualitas laporan keuangan daerah?

c) Bagaimana pengaruh implementasi sistem akuntansi keuangan dan

sistem pengendalian intren terhadap kualitas laporan kuangan daerah?

d. Pengesahan istilah

Penegasan istilah adalah pengertian atau definisi mengenai

variabel-variabel yang akan diteliti, adapun variabel-variabel yang penulis

gunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem akuntansi keuangan

  sistem akuntansi keuangan adalah proses yang

membantu meringkas transaksi perusahaan dalam rangka

menghasilkan informasi untuk manajemen perusahaan.

2. Sistem pengendalian intren

pengendalian intern atau internal control diartikan

sebagai proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia

dan untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau

objektif tertentu yang telah ditetapkan.

3. Kulitas laporan keuagan

5
kualitas laporan keuangan adalah sebuah informasi

yang memiliki nilai informasi yang berkualitas dan sangat

berguna bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan.

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh implementasi sistem akutansi keuangan terhadap

kualitas laporan keuagan daerah

2. Untuk mengetahui pengaruh implementasi sistem pengendalian intren terhadap

kualitas laporan keuangan daerah.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adpun manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Bagi tempat yang di teliti, sebagai acuan atau masukan dalam

meningkatkan kualitas laporan keuangan pada bandan usaha milik desa

BUMDes

2. Bagi peneliti, ini berguna untuk pengetahuan dan guna menambah

wawasan.

3. Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini bias dijadikan sebagai sumber

acuan dan referensi bagi penelitian yang akan di lakukan berikutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian teoritis

6
1. BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

Desa merupakan agen pemerintah terdepan yang dapat menjangkau kelompok

sasaran riil yang hendak disejahterakan, yaitu dengan membentuk suatu badan usaha

yaitu Badan Usaha Milik Desa yang sesuai dengan permendagri nomor 39 tahun 2010

tentang badan usaha milik desa, yang menyebutkan bahwa: “untuk meningkatakan

kemampuan keuangan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai kegiatan usaha ekonomi

masyarakat pedesaan, didirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan

potensi desa”. Badan usaha milik desa ini usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh

pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaan nya dilakukan oleh

pemerintah desa dan masyarakat. Pembentukan badan usaha milik desa ini juga

berdasarkan pada Permendagri nomor 39 tahun 2010 pada bab II tentang

pembentukan badan usaha milik desa. Pembentukan ini berasal dari pemerintah

kabupaten/kota dengan me-netapkan peraturan daerah tentang pedoman tata cara

pembentukan dan pe-ngelolaan bumdes. Selanjutnya pemerintah desa membentuk

bumdes dengan peraturan desa yang berpedoman pada peraturan daerah.4

Pembentukan BUMDes merupakan cara untuk memanfaatkan Undang-Undang

yang memberikan kewenangan kepada pemerintah desa untuk melakukan inovasi

dalam pembangunan desa, terutama meningkatkan perekonomian desa dan

kesejahteraan bagi masyarakat desa. Kenyataannya banyak desa yang gagal

menjalankan BUMDes dikarenakan kurang siapnya desa dan potensi yang minim dari

desa. Tujuan penelitian ini mengetahui kondisi dan tata kelola BUMDes yang sedang
4
Coristya Berlian Ramadana Dkk,” Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sebagai Penguatan Ekonomi
Desa” Jurnal Administrasi Publik (Jap), Vol. 1, No. 6, 2013 Hal. 1068-1076
https://www.neliti.com/publications/75712/keberadaan-badan-usaha-milik-desa-bumdes-sebagai-penguatan-
ekonomi-desa

7
berkembang. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Hasil penelitian

ini menunjukkan kondisi BUMDes di Kabupaten Jepara sudah berjalan sesuai dengan

tujuan pembentukan BUMDes dan mampu membantu meningkatkan perekonomian

desa. Namun masih terdapat kendala dalam pengelolaan BUMDes di beberapa daerah

seperti jenis usaha yang dijalankan masih terbatas, keterbatasan sumber daya manusia

yang mengelola BUMDes dan partisipasi masyarakat yang rendah karena masih

rendahnya pengetahuan mereka.5

2. Akuntansi

Sebelum kedatangan Belanda ke pulau Jawa pada tahun 1609, bangsa Indonesia

telah mengenal alat tukar, tetapi belum memiliki mata uang universal. Barter adalah

kegiatan perdagangan yang dominan saat itu. Pemerintah Belanda tidak hanya

memperkenalkan mata uang, tetapi juga memperkenalkan sistem pembukuan

berpasangan kepada Indonesia pada abad ke-17. East Indies Company, perusahaan

kolonial Belanda yang memiliki pengaruh sangat penting terhadap peraturan bisnis di

Indonesia saat itu menggunakan sistem pembukuan berpasangan yang dikenal dengan

sistem continental. Pada masa itu belum ada akuntan yang berasal dari Indonesia,

sehingga pembukuan masih ditangani oleh akuntan luar negeri.6

Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full

adoption) standar akuntansi inter nasional atau International Financial Reporting

Standard (IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu pada
5
Edy Yusuf Agunggunanto Dkk,” Pengembangan Desa Mandiri Melalui Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
(Bumdes)” jurnal dinamika ekonomi dan bisnis, Vol,13. No,1. 2016.
https://ejournal.unisnu.ac.id/JDEB/article/view/395

6
Oktavia,”Perkembagan akuntansi di indonesia” jurnal Akuntansi, Vol,9 No,1 Januari 2009 H.81-94
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=perkembangan+akuntansi+di+indonesia&oq=#d=gs_qabs&t=1685385155969&u=%23p
%3DNERksIX2JeUJ

8
US GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting Standard), namun pada

beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang sifatnya harmonisasi. Adopsi yang

dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru sebagian (harmonisasi).

Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi internasional yang

dapat diberlakukan secara internasional di setiap negara, atau diperlukan adanya

harmonisasi terhadap standar akuntansi internasional, dengan tujuan agar dapat

menghasilkan informasi keuangan yang dapat diperbandingkan, mempermudah dalam

melakukan analisis kompetitif dan hubungan baik dengan pelanggan, supplier,

investor, dan kreditor. Namun proses harmonisasi ini memiliki hambatan antaralain

nasionalisme dan budaya tiap-tiap negara, perbedaan sistem pemerintahan pada

tiaptiap negara, perbedaan kepentingan antara perusahaan multinasional dengan

perusahaan nasional yang sangat mempengaruhi proses harmonisasi antar negara,

serta tingginya biaya untuk merubah prinsip akuntansi.7

history dalam studi sejarah akuntansi umumnya mengkritisi pendekatan yang

digunakan oleh traditional accounting history yang dikatakan bersifat ahistoris dan

antik (Sukoharsono, 1998a). Dikatakan ahistoris karena sejarah akuntansi ditulis

dengan sudut pandang masa kini, dimana sejarah akuntansi cenderung disajikan

secara kronologis dengan perlahan-lahan menampilkan kebenaran masa kini. Dan

dikatakan antik karena sejarah akuntansi terkonsentrasi pada penjelasan mengenai

“apa” yang terjadi di masa lalu bukannya menjelaskan “bagaimana” dan “mengapa”

akuntansi berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Paradigma new accounting

history memandang akuntansi tidak semata sebagai peralatan teknis pencatatan

7
Rindu Rika Gamyuni,”Perkembangaan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju Internasional Financial
Reporting Standrds” Jurnal Akuntansi Keuangan, Vol,14. No,2 Juli 2009 H.154
http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/1443#

9
transaksi melainkan sebagai suatu kekuatan dan pengetahuan (power and knowledge)

yang dapat membentuk perilaku manusia dalam suatu kelompok masyarakat, yang

pada akhirnya menjadi dasar bagi berdirinya suatu peradaban.8

3. Sistem akuntansi keuangan

Penyusunan laporan keuangan yang berpedoman pada standar akuntansi

pemerintah sesungguhnya dalam rangka peningkatan kualiats laporan keuangan,

sehingga laporan keuangan yang dimaksud dapat meningkatkan kredibilitasnya dapat

mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan. Tujuan penelitian

ini untuk mengetahui Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dalam

Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan secara umum penerapan sistem akuntansi keuangan

daerah Provinsi Sulut telah transpara dan akuntabiliti karena Sistem dan Prosedur

keuangan dengan dimulainya penyusunan Neraca Awal oleh Pemerintah Provinsi

Sulut telah sesuai dengan peraturan yang ada, yaitu meningkatkan kinerja

transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, melalui pengamatan,

dapat dilihat bahwa Pemerintah Provinsi Sulut telah menerapkan sistem dan prosedur

yang baik yaitu terdapat pembagian tugas dan wewenang dalam pelaksanaan

administrasi keuangan daerah, adanya review berjenjang dalam pemberian

persetujuan atas suatu transksi, serta adanya proses Pengendalian manajemen,

termasuk manajemen keuangan. Diharapkan dalam meningkatkan kepercayaan rakyat

terhadap Pemerintah Provinsi Sulut, serta bisa mewujudkan transparansi dan

8
Taufik Kurrohman, “Akuntansi, Kekuatan Penegtahuan: Peran Akuntansi Dalam Membangun Peradaban” Jurnal
Akuntansi, Vol,10. No,1. Maret 2015 H.41-50 https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAUJ/article/view/1244

10
akuntabilitas keuangan daerah, maka sebaiknya menggunakan sumber daya yang

berpotensi dan mempunyai keahlian dalam bidangnya agar kedepan lebih baik.9

Masih buruknya pembenahan pengelolaan keuangan baik di pemerintah pusat

maupun daerah saat ini tidak terlepas dari faktor penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan yang masih tergolong baru di lingkungan pemerintah. Adanya

keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memahami mekanisme penyusunan

laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan menjadi

kendala dalam mewujudkan LKPD yang berkualitas. Dalam rangkamewujudkan

pengelolaaan keuangan negara yang baik, pemerintah daerah harus menyampaikan

laporanpertanggung jawaban pemerintah yang baik dan benar dengan mengacu pada

Standar Akuntansi Pemerintahan.10

4. Sistem pengendalian intren

Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau internal control

diartikan sebagai proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan untuk

membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu yang telah

ditetapkan. Pengendalian internal merupakan bagian dari manajemen resiko yang

harus dilakukan oleh setiap lembaga untuk mencapai tujuan lembaga. Demikian

perlunya pengendalian internal dalam sebuah lembaga, sehingga hal ini harus

dilaksanakan secara konsisten untuk menjamin kesinambungan dan kepercayaan dari

pihak donatur maupun masyarakat.

9
Febriana F. Albugis,” Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dalam Mewujudkan Transparansi Dan
Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara” jurnal reset ekonomi, manajemen, bisnis
dan akuntansi. Vol,4. No,3. 2016 h.001-001 https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/13394
10
Dewi Andini, Yusrawati,” Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Empat Lawang Sumatera Selatan” Jurnal Ekonomi KIAT Vol, 26. No1, Juni 2016 H.34
https://journal.uir.ac.id/index.php/kiat/article/view/2887/3447

11
Unsur-unsur Pengendalian Intern Pengendalian internal terdiri atas beberapa

unsur yang saling saling berkaitan dalam satu sistem.

a. Lingkungan pengendalian (control environment) merupakan seperangkat

standar, proses dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan

pengendalian internal di seluruh organisasi

b. Penilaian resiko (risk assesment) melibatkan proses yang dinamis dan

interaktif untuk mengindentifikasi dan menilai resiko terhadap pencapaian

tujuan.

c. Aktivitas pengendalian (control activities) merupakan kebijakan dan

prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang

dibuat oleh manajemen telah dilaksanakan.

d. Informasi dan komunikasi (information and communication) mencakup

penyimpanan informasi kepada semua personel yang terlibat dalam

pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan

pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam maupun di luar

organisasi.

e. Aktivitas pemantauan (monitoring activities) adalah proses penilaian

kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Pemantauan

dilaksanakan oleh personel yang semestinya melakukan pekerjaan

tersebut, baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian.

Sifat-sifat Pengendalian Intern, ada 5 sifat sistem pengendalian intern yang dapat

dipercaya :

a. Kualitas karyawan sesuai dengan tangung jawabnya

12
b. Rencana organisasi yang memberi tanggung jawab dan fungsi secara

layak, yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kecurangan dan dengan

adanya koordinasi.

c. Sistem pemberian wewenang, tujuan, dan teknik, dan pengawasan yang

wajar untuk mengadakan pengendalian atas aktiva, hutang, penghasilan

dan biaya.

d. Pengendalian internal terhadap penggunaan aktiva dan dokumen serta

formulir yang penting

e. Perbandingan catatan aktiva dan utang dengan kenyataan yang ada dan

mengadakan tindakan koreksi bila ada perbaikan.

Tujuan Pengendalian Intern Pengendalian internal yang diciptakan dalam suatu

perusahaan mempunyai beberapa tujuan yaitu:

a. Menjaga kekayaan organisasi

b. Memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi

c. Mendorong efisiensi operasi perusahaan

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih

dahulu untuk dipatuhi.11

5. Laporan keuangan

Laporan keuangan sebagai sumber informasi, yang membicarakan masalah

keadaan keuangan dan hasil operasi perusahaan, serta informasi lain seperti

prospektus perusahaan, peramalan oleh manajemen, dan sebagainya. Kepada pihak-

pihak yang berkepentingan, Financial Accounting Standard Board (FASB, 1987) No.

11
Arison Nainggolan,” Kajian Konseptual Tentang Evaluasi Pengendalian Internal Perusahaan” Jurnal Manajemen,
Vol,4. No,2. 2018 H.145-150 Https://Ejournal.Lmiimedan.Net/Index.Php/Jm/Article/Download/35/33

13
1 mengidentifikasi beberapa tujuan pelaporan keuangan. Tujuan yang paling utama

adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi investasi, kreditor dan

pemakai eksternal lainnya, untuk pengambilan keputusan investasinya, kredit, dan

lainnya. Berdasarkan pernyataan SFAC No. 1 mengenai tujuan pelaporan keuangan,

pada tujuan utama terlihat betapa pentingnya laporan keuangan perusahaan bagi

investor dan kreditor dalam mengukur prospek suatu perusahaan. Munculnya laporan

keuangan dilatarbelakangi oleh keinginan kreditor, investor, dan pemakai lainnya

untuk mengetahui tentang aktivitas perusahaan. Salah satu karakteristik kualitatif

informasi keuangan adalah tepat waktu. Informasi harus disampaikan sedini mungkin

untuk dapat digunakan sebagai salah satu dasar membuat keputusan.12

Laporan keuangan sektor publik merupakan komponen penting

untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik. Adanya tututan yang semakin

besar terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik menimbulkan implikasi

bagi manajemen sektor publik untuk memberikan informasi kepada publik, salah

satunya adalah informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan. Laporan

keuangan merupakan bentuk pertanggung jawaban atas pengelolaan sumber

daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu entitas. Laporan keuangan harus disusun

sesuai dengan standart akuntansi yang berlaku agar laporan keuangan tersebut dapat

dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya pelaporan Keuangan adalah

struktur dan proses akuntansi yang menggambarkan bagaimana suatu informasi

keuangan dilaporkan dan disajikan untuk mencapai tujuan ekonomik dan sosial

negara. Dalam organisasi sektor publik terdapat dua jenis pelaporan, yaitu

12
Purwanto Dkk,”Pengaruh Perkembangan Informasi Rasio Laporan Keuangan Terhadap Fluktuasi Harga Saham
Dan Tingkat Keuntung” Jurnal Akuntansi Dan Auditing, Vol,1. No,1 November 2004 H.17
http://eprints.undip.ac.id/13598/

14
pelaporan kinerja dan pelaporan keuangan. Pelaporan kinerja merupakan refleksi

kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja seluruh aktivitas serta

sumber daya yang harus dipertanggunggjawabkan, pelaporan ini merupakan wujud

dari proses akuntabilitas. Pelaporan keuangan merupakan cerminan dari posisi

keuangan serta selh transaksi yang telah dilakukan oleh suatu entitas dalam

suatu periode tertentu, hasil dari pelaporan ini berupa laporan keuangan.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, laporan keuangan,

merupakan represenatsi posisi laporan keuangan dari transaksi-transaksi yang

dilakukan oleh suatu entitas sektor publik selama satu periode pelaporan. Menurut

Nurlan, menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan lampiran informasi

tambahan mengenai kinerja instansi penerintah. Informasi tambahan mengenai

kinerja instansi yakni: pretasi yang berhasil dicapai oleh pengguna anggaran

sehubungan dengan anggaran yang telah digunakan. pengungkapan informasi kinerja

ini adalah relevan dengan perubahan paradigma penganngarann pemerintah

ditetapkan dengan mengidentifikasikan secara jelaskeluaran (outputs) dari setiap

kegiatan dan hasil (incomes) drai setiap program laporan keuangan. Laporan

keuangan sector publik bertujuan untuk menyajikan informasi yang berguna bagi

pengambilan keputusan, serta menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan ataas

pengelolaan sumber daya yang dipercayakan. Menurut Permendesa Nomor 4 tahun

2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha

Milik Desa, yang menjadi pendoman bagi daerah dan desa dalam pembentukan dan

pengelolaan BUMDes. BUMDes sebagi badan usaha, seluruh atau sebagaian besar

modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

15
kekanyaaan desa. Dalam UU No 6 tahun 2014 tentang Desa. BumDes adalah badan

usaha yang secara langsung berasal drai kekayaan desa yang dipisahkan guna

menggelola aset, jasa pelayanan dan usaha lainnya sebesar-besarnya untuk

kesejahteraan masyarakat desa. BUMDes ini sebenarnya telah lama digaungkan oleh

pemerintah namunkiprahnya tidak berjalan sebagaimana mestinya. Jauh sebelum

trebentuknya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,

pemerintah telah mengamanatkan pembentukan BUMDES.

6. Kualitas

kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kualitas

dalam industri jasa pelayanan adalah suatu penyajian produk atau jasa sesuai ukuran

yang berlaku di tempat produk tersebut diadakan dan penyampaiannya setidaknya

sama dengan yang diinginkan dan diharapkan oleh konsumen. Kualitas disebut baik

jika penyedia jasa memberikan pelayanan yang setara dengan yang diharapkan oleh

pelanggan. kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Kualitas dalam industri jasa pelayanan adalah suatu penyajian produk atau jasa sesuai

ukuran yang berlaku di tempat produk tersebut diadakan dan penyampaiannya

setidaknya sama dengan yang diinginkan dan diharapkan oleh konsumen. Kualitas

disebut baik jika penyedia jasa memberikan pelayanan yang setara dengan yang

diharapkan oleh pelanggan.

kualitas memiliki delapan dimensi pengukuran yang terdiri atas aspek–aspek

sebagai berikut:

16
1. Kinerja (performance) Meliputi merek, atribut–tribut yang dapat diukur, dan

aspek–aspek kinerja individu.

2. Keragaman Produk (features) Keragaman produk biasanya diukur secara subjektif

oleh masing–masing individu (dalam hal ini konsumen) yang menunjukkan

adanya perbedaan kualitas suau produk (jasa).

3. Keandalan (reliability) Keandalan suatu produk yang menandakan tingkan

kualitas sangat berarti bagi konsumen dalam memilih produk.

4. Kesesuaian (conformance) Kesesuaian suatu produk dalam industri jasa diukur

dari tingkat akurasi dan waktu penyelesaian termasuk juga perhitungan kesalahan

yang terjadi, keterlambatan yang tidak dapat diantisipasi, dan bebarapa kesalahan

lain.

5. Ketahanan atau Daya Tahan (durability) Secara teknis ketahanan didefinisikan

sebagai sejumlah kegunaan yang diperoleh seseorang sebelum mengalami

penurunan kualitas. Secara ekonomis, ketahanan diartikan sebagai usia ekonomis

suatu produk dilihat dari jumlah kegunaan yang diperoleh sebelum terjadi

kerusakan dan keputusan untuk mengganti produk.

6. Kemampuan Pelayanan (serviceability) Kemampuan pelayanan bisa juga disebut

dengan kecepatan, kompetisi, kegunaan, dan kemudahan produk untuk diperbaiki.

7. Estetika (aesthetics) Estetika suatu produk dilihat dari bagaimana suatu produk

terdengar oleh konsumen, bagaimana penampilan luar suatu produk, rasa, maupun

bau.

17
8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) Konsumen tidak selalu mendapat

informasi yang lengkap mengenai atribut–atribut produk (jasa). Namun umumnya

konsumen memiliki informasi tentang produk secara tidak langsung.13

B. Penelitian relevan

Penelitian ini terdapat beberapa kesamaan pada penelitian sebelumnya oleh sebab

itu peneliti mengumpulkan beberapa penelitian terdahulu sebagai bahan perbandingan

untuk memecahkan permasalahan yang dibahas oleh penelitian. Adapun penelitian yang

telah diteliti yang hampir sama dengan judul yang penulis teliti :

Tabel 1.1

Penelitian relevan

No Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian Pembeda


1. Kartika Dwi PENGARUH Hasil penelitian ini Pebeda dari
Indrayani PENERAPAN mengemukakan bahwa penelitian ini
SISTEM kompetensi sumber daya adalah lokasi
AKUNTANSI manusia sangat berperan yang di
KEUANGAN penting dalam menerapkan gunakan
PEMERINTAH sistem akuntansi keuangan
sebagai tempat
DAERAH DAN daerah demi tercapainya
SISTEM laporan keuangan daerah untuk meneliti
PENGENDALIAN yang berkualitas. Organisasi dan waktu yang
INTERNAL sektor publik dalam hal ini dilaksanakan
TERHADAP adalah SKPD dalam untuk
KUALITAS menerapkan sistem melakukan
LAPORAN akuntansi keuangan daerah penelitian serta
KEUANGAN hendaknya memiliki sumber ada beberapa
PEMERINTAH daya yang berkompetensi variable yang
DAERAH sesuai dengan berbeda.
DENGAN kemampuannya agar
KOMPETENSI keberhasilan suatu
SUMBER DAYA organisasi dapat mencapai
MANUSIA tujuan yang maksimal.14
SEBAGAI
13
Ndaru Prasastono, Sri Yulianto Fajar Pradapa, “Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Konsumen Kentucky Fried Chicken Semarang Candi” Jurnal Dinamika Kepariwisataan, Vol,15. No,2. Oktober
2012 H.14-15 Https://Www.Unisbank.Ac.Id//Ojs/Index.Php/Pdk1/Article/View/1716
14
Kartika Dwi Indrayani,” Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Dan Sistem
Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Kompetensi Sumber
Daya Manusia Sebagai Variabel Moderasi” Skripsi 2020
Https://Www.Academia.Edu/Download/86699030/NASKAH_20PUBLIKASI_20pdf_20.Pdf

18
VARIABEL
MODERASI
2. Ayang 1. Sistem Pebeda dari
Darmawan dan pengendalian penelitian ini
Darwanis internal adalah lokasi
berpengaruh yang di
signifikan terhadap gunakan
kualitas laporan
sebagai tempat
keuangan SKPA
Provinsi Aceh. Hal untuk meneliti
ini berarti bahwa dan waktu yang
sistem pengendalian dilaksanakan
internal telah untuk
dilaksanakan secara melakukan
optimal, dan telah penelitian serta
menjaga sistem ada beberapa
informasi dari variable yang
resiko kesalahan- berbeda.
kesalahan yang
disengaja atau tidak
disengaja, hal ini
dapat mendukung
penyajian pelaporan
keuangan yang
handal.
2. Pemanfaatan
teknologi
berpengaruh
signifikan terhadap
kualitas laporan
keuangan SKPA
Provinsi Aceh. Hal
ini berarti bahwa
pemanfaatan
teknologi telah
digunakan seefektif
dan seefisien
mungkin guna
mempermudah dan
mempercepat suatu
pekerjaan seorang
auditor yang sangat
membutuhkan suatu
pemanfaatan
teknologi agar
dengan cepat
mengerjakan
pekerjaan nya.
3. Kompetensi
Sumberdaya
berpengaruh

19
signifikan terhadap
kualitas laporan
keuangan SKPA
Provinsi Aceh. Hal
ini berarti semakin
baik sumber daya
manusia, maka
semakin baik pula
kemampuan
pemerintah daerah
dalam
menghasilkan
laporan keuangan
yang bernilai.
4. Penerapan sistem
akuntansi keuangan
daerah berpengaruh
signifikan terhadap
kualitas laporan
keuangan SKPA
Provinsi Aceh. Hal
ini berarti semakin
tinggi tingkat
penerapan sistem
akuntansi keuangan
daerah, maka akan
meningkatkan
kualitas laporan
keuangan daerah.
5. Sistem
pengendalian
internal,
pemanfaatan
teknologi,
kompetensi
sumberdaya
manusia dan
penerapan sistem
akuntansi keuangan
daerah berpengaruh
signifikan terhadap
kualitas laporan15
3. As Syifa PENGARUH kompetensi SDM, Pebeda dari
Nurillah dan KOMPETENSI penerapan sistem akuntansi penelitian ini
Dul Muid SUMBER DAYA keuangan, pemanfaatan adalah lokasi
MANUSIA, teknologi informasi, sistem yang di
15
Ayang Darmawan, Darwanis,”Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Pemanfaatan Teknologi, Kompetensi
Sumberdaya Manusia Dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Skpa Provinsi Aceh” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi, Vol,3. No,1. 2018. H.9-19
https://jim.usk.ac.id/EKA/article/view/5198

20
PENERAPAN pengendalian intern gunakan
SISTEM memiliki pengaruh sebagai tempat
AKUNTANSI signifikan terhadap kualitas untuk meneliti
KEUANGAN laporan keuangan dan waktu yang
DAERAH pemerintah. Besarnya dilaksanakan
(SAKD), pengaruh keempat variabel
untuk
PEMANFAATAN independen terhadap
TEKNOLOGI kualitas laporan keuangan melakukan
INFORMASI, pemerintah adalah sebesar penelitian serta
DAN SISTEM 45,3%. Simpulan dari hasil ada beberapa
PENGENDALIAN penelitian ini adalah sebagai variable yang
INTERN berikut: berbeda.
TERHADAP 1. Pernyataan
KUALITAS hipotesis pertama
LAPORAN (H1) dapat diterima,
KEUANGAN maka variabel
PEMERINTAH kompetensi SDM
DAERAH (Studi berpengaruh positif
Empiris Pada signifikan terhadap
SKPD Kota Depok) kualitas laporan
keuangan daerah
dengan koefisien
variabel SDM yang
bernilai 0,186
dengan tingkat
signifikansi 0,032.
Hasil penelitian ini
menunjukkan
semakin tinggi
kompetensi SDM,
maka semakin
tinggi pula
pengaruhnya
terhadap kualitas
laporan keuangan.
2. Pernyataan
hipotesis kedua
(H2) dapat diterima,
maka variabel
penerapan SAK
berpengaruh positif
signifikan terhadap
kualitas laporan
keuangan daerah
dengan koefisien
variabel SAK yang
bernilai 0,548
dengan tingkat
signifikansi 0,000.
Hasil penelitian ini

21
menunjukkan
semakin tinggi
penerapan SAK,
maka semakin
tinggi pula
pengaruhnya
terhadap kualitas
laporan keuangan.
3. Pernyataan
hipotesis ketiga
(H3) dapat diterima,
maka variabel
pemanfaatan
teknologi informasi
berpengaruh positif
signifikan terhadap
kualitas laporan
keuangan daerah
dengan koefisien
variabel TI yang
bernilai 0,198
dengan tingkat
signifikansi 0,029.
Hasil penelitian ini
menunjukkan
semakin tinggi
pemanfaatan TI,
maka semakin
tinggi pula
pengaruhnya
terhadap kualitas
laporan keuangan.
4. Pernyataan
hipotesis keempat
(H4) dapat diterima,
maka variabel
sistem pengendalian
intern berpengaruh
positif signifikan
terhadap kualitas
laporan keuangan
daerah dengan
koefisien variabel
SPI yang bernilai
0,289 dengan
tingkat signifikansi
0,030. Hasil
penelitian ini
menunjukkan
semakin tinggi

22
penerapan SPI,
maka semakin
tinggi pula
pengaruhnya
terhadap kualitas
laporan keuangan.
5. Kuesioner
dinyatakan valid
dan reliable.
Sedangkan data
yang dihasilkan
memenuhi asumsi
klasik, dimana
secara keseluruhan
berarti memenuhi
syarat dan dapat
diterima.16

C. Kerangka pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan suatu cara yang digunakan untuk menjelaskan

hubungan / kaitan / pengaruh antar variabel yang akan diteliti. Kerangka penelitian

menggambarkan variabel satu dengan yang lainnya terkoneksi secara detail dan

sistematis. Adapun kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1

Kerangka pemikiran

Sistem akuntansi keuangan


Kualitas laporan
(X2)
keuangan

Sistem pengendalian intren


(Y)
(X2)

Keterangan :
16
As Syifa Nurillah, Dul Muid,”Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah (Sakd), Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” jurnal Of Accounting, Vol,3. No,2. 2014, H 2-11
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/accounting/article/view/6099

23
X1 = sistem akuntansi keuangan

X2 = sistem pengendalian intren

Y = kualitas laporan keuangan

= Pengaruh Secara Parsial

= Pengaruh Secara simultan

Gambar 1.1 tersebut menjelaskan mengenai kerangngka fikir peneliti, yang

membahas tentang permasalahan seputar laporan keuangan, penelitian ini memfokuskan

pada pengaruh implementasi sistem akuntansi keuagan terhadap kualitas laporan

keuagan, dan pengaruh sistem pengendalian intren terhadap kualitas lapora keuagan

daerah.

D. Konsep oprasional

Kajian ini berkenaan dengan pengaruh implementasi sistem akuntansi keuagan

dan sistem pengendalian intren terhadap kualitas laporan keuagan daerah. Untuk

menjelaskan variabel yang dimaksud dalam penelitian ini, maka hal yang pertama harus

dilakukan adalah mendefinisikan operasional dari masing-masing variabel sebagai upaya

pemahaman dalam penelitian. Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini variabel dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, variabel

bebas (independent variable) sistem akuntansi keuangan dan sistem pengendalian intren.

Dan yang kedua, variabel terikat (dependent variable) yaitu kualoitas laporan keuagan.

Oleh karena itu, adapun definisi operasional dari masing-masing variabel adalah sebagai

berikut:

Table 1.2

24
Konsep oprasional

No Variable Defenisi Indicator Skala


.
1. Sistem akuntansi sistem akuntansi keuangan Pengaruh Sistem Ordinal
keuangan (X1) adalah proses yang Akuntansi Keuangan
membantu meringkas
transaksi perusahaan dalam
rangka menghasilkan
informasi untuk manajemen
perusahaan
2. Sistem pengendalian intern atau Pengaruh Sistem Ordinal
pengendalian internal control diartikan Pengendalian Intren
intren (X2) sebagai proses yang
dipengaruhi oleh sumber
daya manusia dan untuk
membantu organisasi
mencapai suatu tujuan atau
objektif tertentu yang telah
ditetapkan.

3. Kualitas laporan kualitas laporan keuangan Pentingnya kualitas Ordinal


keuagan (Y) adalah sebuah informasi laporan keuagan
yang memiliki nilai untuk keberhasilan
informasi yang berkualitas BUMDes
dan sangat berguna bagi
perusahaan dalam
pengambilan keputusan.

E. Asumsi hipotesis

Salah satu karakteristik sebuah penelitian yaitu adanya asumsi yang dapat

dilakukan sebagai anggapan dasar dari suatu yang diyakini oleh kebenarannya oleh

penulis dalam melakukan penelitian yang dilandasi oleh sejumlah ilmu pengetahuan. 17

Asumsi juga dapat diartikan sebagai anggapan dasar yaitu suatu hal yang diyakini oleh

peneliti yang harus dirumuskan secara jelas. Setelah menemukan asumsi dasar, maka

17
Ahmad Tanzeh dan Suyetno, Dasar-Dasar Penelitian, (Surabaya: ELKAP, 2006) h. 110

25
tahap selanjutnya adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis juga dapat diartikan sebagai

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.18

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian

sampai terbukti melalui data yang terkumpulkan. Hipotesis ada ketika peneliti telah

mendalami masalah penelitian serta menetapkan anggapan dasar dan membuat teori yang

bersifat sementara dan perlu diuji kebenarannya. 19 Berdasarkan pemaparan yang telah

diuraikan, maka hipotesis yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:

H1 : implementasi sistem akuntansi keuangan berpengaruh positif terhadap kualitas

laporan keuagan daerah

H2 : implementasi sistem pengendalian intren berpengaruh positif terhadap kualitas

laporan keuagan daerah

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitiaan ini adalah penelitian data

kuantitatif. Data kuantitatif adalah metode-metode yang didasarkan pada informasi

18
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 87
19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998) h. 67

26
numerik atau kuantitas-kuantitas, dan biasanya diasosiasikan dengan analisis-analis

statistik.20

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan

(field research) dengan metode Kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk

angka-angka yang dapat dihitung, yang berkaitan dengan masalah yang di teliti untuk

memperoleh gambaran yang jelas dan terperinci tentang pengaruh implementasi sistem

akuntansi keuangan dan sistem pengendalian intren terhadap kualitas laporan keuangan

daerah.

B. Sumber data

Sumber ialah tempat atau orang dimana data diperoleh. Sedangkan data adalah

fakta yang dijaring berdasarkan kerangka teoritis tertentu. Adapun sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer yaitu data dari hasil kuesioner kepada responden yang

terdapat di desa bantan sari kecamatan bantan.

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari

sumbernya tetapi melalui perantara. Data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dari bahan-bahan bacaan berupa bulu-buku, majalah,

literature, surat kabar dan informasi yang berhubungan dengan masalah

yang diteliti.

C. Skala data

Skala pengukuran merupakan acuan pengukuran yang akan digunakan penelitian

untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, dapat kita lihat

20
Jane Stokes, How To Do Media And Cultural Stidies: Panduan Untuk melaksanakan Penelitian
Dalam Kajian Media Dan Budaya, (Yogyakarta: PT Bentanf Pustaka, 2006) h. 10

27
pada umumnya penelitian menggunakan dari satu variabel atau setidaknya dua variabel.

Adapun yang meliputi satu variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat

(dependen). Kedua variabel tersebut kemudian dicari pengaruh atau mencari

hubungannya dari satu variabel ke variabel lainnya. Variabel independen merupakan

variabel simultan atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain, sedangkan

variabel dependen merupakan variabel yang dapat memberikan reaksi/respon jika

dihubungkan dengan variabel bebas.21 Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh implementasi sistem akuntansi keuagan dan sistem pengendalian

intern terhadap kualitas laporan keuagan daerah, maka dapat dijelaskan:

1. Variabel Independen (X)

Sistem akuntansi keuagan (X1)

Sistem pengendalian intren (X2)

2. Variabel Dependen (Y)

Kualitas laporan keuangan (Y)

D. Lokasi dan waktu penelitia

1. Lokasi

Lokasi Penelitian adalah lokasi di mana penelitian dilakukan 22. Adapun

lokasi yang di amibil oleh peneliti untuk melakukan penelitian adalah badan

usaha milik desa BUMDes “Berkah” Desa Bantan Timur Kecamatan Bantan

Kabupaten Bengkalis.

2. Waktu

21
Jonathan Sarwono, Statistik Multivariat Aplikasi Untuk Riset Skripsi, (Yogyakarta: Andi: 2009), h.
62
22
Buku Pedoman Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis

28
Waktu penelitian menunjukkan batas penelitian itu dilakukan mulai awal

penelitian hingga akhir penelitian. Dengan kata lain, waktu penelitian

menunjukkan kapan penelitian itu dilakukan. Penelitian harus menyebutkan

waktu penelitiannya Adapun waktu yang dilaksanakan oleh peneliti dalam

melaksasnakan penelitian mulai dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2022.

Alasan peneliti mengambil lokasi dan waktu untuk penelitian ini adalah dengan adanya

timbul maslah yang telah di jelakan di atasm yeng sesuai dengan ilmu yang di pelajari oleh

peneliti maka peneliti melakukan penelitian di BUMDes “BERKAH” Desa Bantan Timur

Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Tahun 2020 - 2022

E. Subjek dan objek penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sampel dalam sebuah

penelitian. Adapun subjek dari penelitian ini adalah seluruh karyawan pegawai

sub bagian akuntansi atau keuangan di BUMDes “BERKAH” Desa Bantan

Timur.

2. Objek penelitian

Objek penelitian adalah masalah yang dijadikan fokus utama penelitian.

Secara lebih khusus, objek penelitian adalah masalah yang telah dirumuskan

dalam rumusan masalah penelitian. Adapun objek dari penelitian ini adalah

BUMDes “BERKAH” Desa Bantan Timur.

F. Populasi dan sampel

1. Populasi

29
Populasi (Population) merupakan keseluruhan (jumlah) subjek atau sumber

data penelitian. Populasi adakalanya terhingga (terbatas) jumlahnya dan tidak

terhingga (tidak terbatas). Populasi dalam penelitian ini adalah staff bagian

akuntansi atau penatausahaan keuangan pada BUMDes Berkah Desa Bantan

Timur.

2. Sampel

Sampel merupakan populasi atau subjek yang dipilih dan ditetapkan sebagai

sumber data atau sumber informasi penelitian. Penarikan sampel ditentukan oleh

banyaknya populasi atau tingkat heteroginitas populasi, demikian juga besaran

persentase penarikan sampel juga ditentukan oleh banyaknya populasi karena

tidak ada petunjuk baku tentang besaran persentase penarikan sampel.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling dengan pertimbangan peneliti memilih anggota sampel yang sekiranya

dapat memberikan prospek yang baik bagi perolehan data yang akurat. Sampel

dalam penelitian ini adalah staff bagian akuntansi atau penatausahaan keuangan

yang sudah bekerja selama 1 tahun lebih pada BUMDes Berkah Desa Bantan

Timur. Kriteria tersebut didasarkan pertimbangan sampel yang telah memahami

penyusunan laporan keuangan.

G. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam memperoleh data penelitian

ini dengan cara menyebarkan kuesioner atau angket kepada responden. Dimana

kuesioner tersebut berisi sejumlah pernyataan pernyataan yang akan dijawab oleh

responden bagian pengelolaan keuangan BUMDes Desa Bantan Sari Keacamatan

30
Bantan. Kuesioner tersebut di sebarkan dan diambil sendiri oleh peneliti sesuai dengan

perjanjian dari pihak instansi.

H. Teknik analisis data

1. Analisis regresi berganda


Analisis regresi berganda yaitu untuk menganalisis seberapa besar pengaruh

antara beberapa variabel independen dan variabel dependen. Bentuk umum

persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y = bo + b1X1 + b2X2 +e

Keterangan:

Y : kualitas laporan keuagan

bo : Konstanta

b1 : Koefisien regresi dari X2

b2 : Koefisien regresi dari X2

X1 : sistem akuntansi keuangan

X2 : sistem pengendalian intren

e : kesalahan berdistribusi normal dengan rata-rata 0, tujuan perhitungan

diasumsikan nol

2. Uji koefisien desrtirminasi

Koefisien determinasi adalah suatu nilai yang menggambarkan seberapa besar

kemampuan variabel independent menjelaskan variabel dependent. Dengan

31
mengetahui nilai koefisien determinasi maka dapat menjelaskan kebaikan dari model

regresi dalam memprediksi variabel dependent.

3. Uji asumsi klasik

Uji asaumsi klasik ini digunakan untuk menguji kesalahan model regresi yang

digunakan untuk dalam penelitian.

a. Uji normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah model dalam regresi,

variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunya kontribusi normal

atau tidak. Jika distribusi data adalah normal maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

b. Uji multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menjelaskan kemungkinan

terdapatnya hubungan antara variabel independen dengan variabel independen yang

lain.

c. Uji Heterokedastisitas
Tujuan uji ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut Homoskedastisitas. Jika Variance berbeda maka disebut Heteroskedasitas.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tanzeh dan Suyetno, Dasar-Dasar Penelitian, (Surabaya: ELKAP, 2006) h. 110

Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 87

32
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998) h. 67

Jane Stokes, How To Do Media And Cultural Stidies: Panduan Untuk melaksanakan
Penelitian Dalam Kajian Media Dan Budaya, (Yogyakarta: PT Bentanf Pustaka, 2006) h. 10

Jonathan Sarwono, Statistik Multivariat Aplikasi Untuk Riset Skripsi, (Yogyakarta: Andi:
2009), h. 62

Buku Pedoman Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis

Harumi Puspa Rizky, Doddy Setiawan, “Perkembangan Penelitian Akuntansi Sektor


Publik Di Indonesia” Jurnal,

Coristya Berlian Ramadana Dkk,” Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)
Sebagai Penguatan Ekonomi Desa” Jurnal Administrasi Publik (Jap), Vol. 1, No. 6, 2013 Hal.
1068-1076 https://www.neliti.com/publications/75712/keberadaan-badan-usaha-milik-desa-
bumdes-sebagai-penguatan-ekonomi-desa

Edy Yusuf Agunggunanto Dkk,” Pengembangan Desa Mandiri Melalui Pengelolaan


Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)” jurnal dinamika ekonomi dan bisnis, Vol,13. No,1. 2016.
https://ejournal.unisnu.ac.id/JDEB/article/view/395

Oktavia,”Perkembagan akuntansi di indonesia” jurnal Akuntansi, Vol,9 No,1 Januari


2009 H.81-94 https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=perkembangan+akuntansi+di+indonesia&oq=#d=gs_qabs&t=168538
5155969&u=%23p%3DNERksIX2JeUJ

Rindu Rika Gamyuni,”Perkembangaan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju


Internasional Financial Reporting Standrds” Jurnal Akuntansi Keuangan, Vol,14. No,2 Juli
2009 H.154 http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/1443#

Taufik Kurrohman, “Akuntansi, Kekuatan Penegtahuan: Peran Akuntansi Dalam


Membangun Peradaban” Jurnal Akuntansi, Vol,10. No,1. Maret 2015 H.41-50
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAUJ/article/view/1244

Febriana F. Albugis,” Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dalam


Mewujudkan Transparansi Dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Utara” jurnal reset ekonomi, manajemen, bisnis dan akuntansi. Vol,4. No,3. 2016 h.001-001
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/13394

Dewi Andini, Yusrawati,” Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah Pada Satuan

33
Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan” Jurnal Ekonomi KIAT Vol,
26. No1, Juni 2016 H.34 https://journal.uir.ac.id/index.php/kiat/article/view/2887/3447

Arison Nainggolan,” Kajian Konseptual Tentang Evaluasi Pengendalian Internal


Perusahaan” Jurnal Manajemen, Vol,4. No,2. 2018 H.145-150
Https://Ejournal.Lmiimedan.Net/Index.Php/Jm/Article/Download/35/33

Purwanto Dkk,”Pengaruh Perkembangan Informasi Rasio Laporan Keuangan Terhadap


Fluktuasi Harga Saham Dan Tingkat Keuntung” Jurnal Akuntansi Dan Auditing, Vol,1. No,1
November 2004 H.17 http://eprints.undip.ac.id/13598/

Ndaru Prasastono, Sri Yulianto Fajar Pradapa, “Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Konsumen Kentucky Fried Chicken Semarang Candi” Jurnal Dinamika
Kepariwisataan, Vol,15. No,2. Oktober 2012 H.14-15
Https://Www.Unisbank.Ac.Id//Ojs/Index.Php/Pdk1/Article/View/1716

Kartika Dwi Indrayani,” Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah


Daerah Dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Dengan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel Moderasi” Skripsi 2020
Https://Www.Academia.Edu/Download/86699030/NASKAH_20PUBLIKASI_20pdf_20.Pdf

Ayang Darmawan, Darwanis,”Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Pemanfaatan


Teknologi, Kompetensi Sumberdaya Manusia Dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Skpa Provinsi Aceh” Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Akuntansi, Vol,3. No,1. 2018. H.9-19 https://jim.usk.ac.id/EKA/article/view/5198

As Syifa Nurillah, Dul Muid,”Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan


Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Sakd), Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Sistem
Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” jurnal Of
Accounting, Vol,3. No,2. 2014, H 2-11
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/accounting/article/view/6099

Akutansi Vol,1. No,4. Juli 2012. H.114


http://journal.wima.ac.id/index.php/JIMA/article/view/257

Anisa Putri, “perkembangan akitansi di Indonesia” jurnal reset akutansidan


kumputerisasi akutansi vol,1. No,2. Agustus 2010. H38-49.
https://jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php/jrak/article/view/131

34

Anda mungkin juga menyukai