Anda di halaman 1dari 47

Kelompok 3

AKUNYTANSI INTERNASIONAL DAN METEDOLOGI RISET DAN TEORI-TEORI


MENGENAI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah : Teori Akuntansi

Dosen : Karina Awalia Zahra, S.E., M.Acc.,Ak.

Disusun oleh :

Rahmad Dani (2014140183)

Ainun Naim (2014140186)

Andika Lidiansyah (2014140187)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JURUSAN EKONOMI ISLAM

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

TAHUN 1444 H/2023 H.


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya. Dan kini penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“AKUNYTANSI INTERNASIONAL DAN METEDOLOGI RISET DAN TEORI-
TEORI MENGENAI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI ” ini. Sholawat dan
salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan
menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu: Karina Awalia Zahra, S.E.,
M.Acc.,Ak. dosen mata kuliah Teori Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Serta semua pihak yang
memberikan inspirasi dan motivasi kepada penulis dalam menulis makalah ini.

Makalah ini tentunya masih sangat jauh dari kesempurnaan yang semestinya. Masih
banyak terdapat kekurangan dalam penulisannya mengingat kemampuan penulis yang sangat
terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
untuk kesempurnaan makalah ini serta sebagai acuan untuk pembuatan karya ilmiah
selanjutnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Palangkaraya, Maret 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................................................ 3
BAB II ....................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
A. Pengertian Akuntansi ................................................................................................... 5
B. Masalah-Masalah Akuntansi Bisnis Internasional .................................................... 6
C. Perkembangan Sistem Akuntansi ............................................................................... 7
D. Penyusunan laporan keuangan bagi pengguna asing .............................................. 10
E. International Accounting standard Committee ....................................................... 10
F. IFRS Foundatin Constitution .................................................................................... 11
G. Kegunaan International Accounting Standard ........................................................ 14
H. International Accounting Standards Committee (IASC) dan International
Organization of Securities Commissions (IOSCO). ........................................................ 14
I. Proyek Tahunan IASB ............................................................................................... 15
J. Konservegensi IASB-FASB ........................................................................................ 16
K. Pengaruh Standar Akuntansi GAAP Internasional versus AS .............................. 16
L. Kelebihan Standar (Standar Overload) .................................................................... 20
M. Kerangka Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan .................................... 21
N. IAS No. 1 dan IFRS No. 1........................................................................................... 23
O. Metodologi Riset ......................................................................................................... 25
P. Hasil dari Penyediaan Informasi Akuntansi ............................................................ 28
Q. Perilaku Keuangan ..................................................................................................... 32
R. Model Penilaian Aset Modal (CAPM) ...................................................................... 33
S. Teori Akuntansi Normatif dan Akuntansi Positif dan Teori Keagenan ................ 35
T. Pemrosesan informasi pada manusia ........................................................................ 36
U. Riset Perspektif Kritis ................................................................................................ 37

iii
iv

BAB III.................................................................................................................................... 40
PENUTUP............................................................................................................................... 40
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 40
B. Saran ............................................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 42
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidang akuntansi saat ini sedang mengalami perkembangan yang mengarah pada
penerapan standar akuntansi global yang tunggal, yaitu dengan adanya International
Financial Reporting Standards (IFRS) yang dirumuskan oleh International Accounting
Standards Board (IASB). Lebih dari 100 negara telah menggunakan atau mengadopsi
kebijakan tersebut untuk dikonvergensikan dengan standar akuntansi domestik masing-
masing negara. IASB memiliki tujuan yaitu agar semua negara dapat mengadopsi IFRS
secara penuh, sehingga informasi yang diperoleh dari laporan keuangan menjadi lebih
berkualitas, transparan, serta dapat lebih mudah diperbandingkan. Saat tujuan ini tercapai,
maka pelaporan keuangan di tingkat global akan menggunakan IFRS sebagai standarnya.

Penggunaan standar akuntansi internasional dikarenakan adanya tuntutan mengenai


suatu sistem akuntansi yang dapat berlaku secara internasional di setiap negara. Dengan
kata lain, diperlukan adanya harmonisasi dengan tujuan agar dapat menghasilkan informasi
keuangan yang dapat mempermudah dalam melakukan analisis perbandingan kinerja
keuangan antarperusahaan. Standar akuntansi yang berkualitas memiliki peran penting
untuk peningkatan dan pengembangan kualitasstruktur pelaporan keuangan global. Standar
akuntansi yang berkualitas terdiri dari prinsip-prinsip komprehensif yang netral, konsisten,
sebanding, relevan dan dapat diandalkan yang berguna bagi investor, kreditor dan pihak
lain untuk membuat keputusan alokasi modal (Roberts, et al. 2005).

Beberapa tahun ini penerapan standar akuntansi internasional menjadi isu yang
hangat diperbincangkan karena mempunyai hubungan yang erat dengan globalisasi dalam
dunia bisnis saat ini. Globalisasi bisnis yang terjadi dapat dilihat dari kegiatan perdagangan
antarnegara yang mengakibatkan munculnya perusahaan multinasional. Semakin
banyaknya perusahaan multinasional yang ada tentu membutuhkan standar akuntansi
internasional yang dapat menjadi acuan dalam pelaporan keuangannya dan agar sejalan
dengan tujuan IFRS yang telah dikemukakan sebelumnya.

Isu penting yang terjadi di Indonesia beberapa tahun terakhir ini adalah
pengungkapan dan transparasi dalam laporan keuangan. Pemerintah Indonesia sebagai
salah satu anggota dari The Group of Twenty (G20 Forum) telah menyepakati untuk

1
2

melakukan konvergensi terhadap IFRS, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas


informasi pada laporan keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia.

IAI telah mengumumkan bahwa sejak tanggal 1 Januari 2012 Indonesia telah
mengadopsi seluruh IFRS per 1 Januari 2009, kecuali IFRS 1, IAS 41, dan IFRC 15. IAI
mengadopsi secara bertahap terhadap IFRS dengan melakukan revisi Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disesuaikan dengan IFRS, sehingga perusahaan yang
go public wajib mengungkapkan informasi keuangannyaberdasarkan prinsip akuntansi
yang baru atau revisi yang mulai efektif secara bertahap sejak tahun 2008. Hingga 1
Desember 2012 telah diterbitkan 40 PSAK, 20 ISAK, dan 11 PPSAK.

Konvergensi IFRS merupakan alternatif yang paling murah untuk meningkatkan


kualitas informasi pelaporan keuangan untuk mendukung alokasi modal yang efisien serta
untuk menarik minat para investor agar membiayai pertumbuhan ekonominya (Nobes,
2010). Adanya peningkatan kualitas informasi pelaporan keuangan disebabkan karena
IFRS meminta persyaratan akan item-item pengungkapan yang semakin tinggi sehingga
nilai perusahaan akan semakin tinggi pula dan manajemen akan memiliki tingkat
akuntabilitas tinggi dalam menjalankan perusahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Akuntansi
2. Apa saja Masalah-Masalah Akuntansi Bisnis Internasional
3. Bagaimana Perkembangan Sistem Akuntansi
4. Bagaimana Penyusunan laporan keuangan bagi pengguna asing
5. Apa yang dimaksud dengan International Accounting standard Committee
6. Apa yang dimaksud dengan IFRS Foundatin Constitution
7. Apa saja Kegunaan International Accounting Standard
8. Apa yang dimaksud International Accounting Standards Committee (IASC) dan
International Organization of Securities Commissions (IOSCO).
9. Bagaiamana Proyek Perbaikan Tahunan IASB
10. Bagaimana Konservegensi IASB-FASB
11. Apa saja Pengaruh Standar Akuntansi GAAP Internasional versus AS
12. Apa Kelebihan Standar (Standar Overload)
13. Bagaimana Kerangka Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
14. Apa yang dimaksud dengan IAS No. 1 dan IFRS No. 1
3

15. Bagaiamana Metodologi Riset


16. Bagaimana Hasil dari Penyediaan Informasi Akuntansi
17. Bagaiaman Perilaku Keuangan
18. Bagaimana Model Penilaian Aset Modal (CAPM)
19. Bagaimana Teori Akuntansi Normatif dan Akuntansi Positif dan Teori Keagenan
20. Bagaimana Pemrosesan informasi pada manusia
21. Apa itu Riset Perspektif Kritis

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa Pengertian Akuntansi
2. Untuk mengetahui Apa saja Masalah-Masalah Akuntansi Bisnis Internasional
3. Untuk mengetahui Bagaimana Perkembangan Sistem Akuntansi
4. Untuk mengetahui Bagaimana Penyusunan laporan keuangan bagi pengguna asing
5. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan International Accounting standard
Committee
6. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan IFRS Foundatin Constitution
7. Untuk mengetahui Apa saja Kegunaan International Accounting Standard
8. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud International Accounting Standards
Committee (IASC) dan International Organization of Securities Commissions
(IOSCO).
9. Untuk mengetahui Bagaiamana Proyek Perbaikan Tahunan IASB
10. Untuk mengetahui Bagaimana Konservegensi IASB-FASB
11. Untuk mengetahui Apa saja Pengaruh Standar Akuntansi GAAP Internasional versus
AS
12. Untuk mengetahui Apa Kelebihan Standar (Standar Overload)
13. Untuk mengetahui Bagaimana Kerangka Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan
14. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan IAS No. 1 dan IFRS No. 1
15. Untuk mengetahui Bagaiamana Metodologi Riset
16. Untuk mengetahui Bagaimana Hasil dari Penyediaan Informasi Akuntansi
17. Untuk mengetahui Bagaiaman Perilaku Keuangan
18. Untuk mengetahui Bagaimana Model Penilaian Aset Modal (CAPM)
19. Untuk mengetahui Bagaimana Teori Akuntansi Normatif dan Akuntansi Positif dan
Teori Keagenan
4

20. Untuk mengetahui Bagaimana Pemrosesan informasi pada manusia


21. Untuk mengetahui Apa itu Riset Perspektif Kritis
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akuntansi
Internasional Akuntansi internasional adalah akuntansi untuk transaksi antar
negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan
harmonisasi standar akuntansi diseluruh dunia. Perkembangan akuntansi internasional
sekarang ini semakin pesat dan perhatian profesi akuntan pun terhadap masalah ini
semakin besar. Ada tiga kemungkinan pengertian orang terhadap akuntansi internasional
ini.

Pertama, konsep parent-foreign subsidiary accounting atau accounting for


foreignsubsidiary. Konsep ini yang paling tua. Disini dianggap bahwa akuntansi
internasional hanya menyangkut proses penyusunan laporan konsolidasi dari perusahaan
induk dengan perusahaan cabang yang berada diberbagai Negara.

Kedua, konsep comperative atau international accounting yang menekankan


pada upaya mempelajari dan mencoba memahami perbedaan akuntansi di berbagai
Negara. Disini menyangkut mengakuan terhadap perbedaan akuntansi dan praktik
pelaporan, pemgakuan terhadap prinsip dan praktik akuntansi di masing-masing Negara,
dan kemapuan untuk mengetahui dampak perbedaan itu dalam pelaporan keuangan.
Umumnya pengertian international accounting adalah menggunakan konsep comparative
accounting ini.

Ketiga, universal atau world accounting yang berarti merupakan kerangka


atau konsep di mana kita memiliki satu konsep akuntansi dunia termasuk didalamya teori
dan prinsip akuntansi yang berlaku disemua Negara. Ini merupakan tujuan akhir dari
international accounting.

Menurut Belkaoui (1985) beberapa determinan yang mengakibatkan perbedaan

tujuan, standar, kebijakan, dan teknik akuntansi adalah :

a. Relativisme budaya
b. Relativisme bahasa
c. Relativisme politik dan sipil

5
6

d. Relativisme ekonomi dan penduduk


e. Relativisme hukum dan pajak

Lima determinan inilah yang akan menentukan sistem palaporan dan pengungkapan
di masing-masing Negara sehingga menimbulkan beberapa perbedaan antara satu Negara
dengan Negara lain. Dengan demikian, diperlukan akuntansi internasinal. Belkaoui (1976)
mengemukakan adanya relativisme agama dalam akuntansi khususnya agama islam yang
memiliki sistem ekonomi dan keuangan tersendiri yang berdampak juga pada laporan
keuangannya. Antara bank konvensional dan bank islam, ada beberapa perbedaan prinsipil
seperti masalah pengenaan bunga, investasi yang sesuai dengan syariah, produk dana pihak
ketiga, pembiayaan yang boleh dilakukan zakat dan sebagianya. Perbedaan ini
menimbulkan perbedaan beberapa sistem atau format laporan akuntansi antara akuntansi
konvesional dan akuntasi islam.

Untuk mengatasi permasalahan ini Mueller (1976) mengemukakan tiga usul, yaitu sebagai

berikut :

a. Setiap perusahaan menyusun laporan keuangan primer dan sekunder


b. Single-Domicile reporting, artinya laporan keuangan disusun menurut standar dari
domisili perusahaan tersebut.
c. Laporan keuangan disusun menurut standar internasional.

B. Masalah-Masalah Akuntansi Bisnis Internasional


1. Laporan keuangan konsolidasi

a. Perusahaan multinasional biasanya memiliki cabang di banyak negara.


b. Mata uang lokal dan catatan akuntansi GAAP lokal dikonsolidasikan dengan US
GAAP.
c. Diperlukan konversi dari lokal ke US GAAP.
d. Konversi dari mata uang lokal ke mata uang AS diperlukan.

2. Menghargai pasar modal asing

a. Perusahaan seringkali perlu melakukan perjalanan ke negara lain untuk


mengakses pasar modal asing.
b. Meningkatkan modal asing seringkali memerlukan beberapa penyesuaian untuk
mematuhi aturan akuntansi dan kebutuhan investor dan kreditur.
7

3. Anggaran tak tertandingi


a. Negara yang berbeda seringkali memiliki aturan akuntansi yang berbeda.
b. Investor internasional harus melakukan penyesuaian atau penyesuaian sendiri
terhadap laporan keuangan.
c. Investor internasional juga harus siap menghadapi perbedaan dalam tingkat
permainan, kualitas kebijakan akuntansi, dan kualitas audit.
4. Kurangnya informasi akuntansi yang berkualitas
a. Misalnya, kurangnya atau tidak adanya transparansi.
b. Peluang munculnya akuntansi internasional.

C. Perkembangan Sistem Akuntansi


Perkembangan teknologi informasi akuntansi pada saat ini berpengaruh besar
terhadap sistem informasi akuntansi (SIA) dalam suatu perusahaan. Dampak yang dapat
dirasakan adalah pemrosesan data yang mengalami perubahan dari sistem manual ke sistem
komputer. Oleh karena itu, pengendalian intern dalam SIA juga akan mempengaruhi
peningkatan jumlah dan kualitas informasi dalam pelaporan keuangan. Perkembangan
akuntansi dalam hal SIA berbasis komputer akan menghasilkan laporan keuangan yang
mempengaruhi praktik pengauditan.

Perubahan proses dalam SIA akan mempengaruhi proses audit karena audit
merupakan suatu bidang praktik yang menggunakan laporan keuangan (produk akuntansi)
sebagai objeknya. Sehinga kemajuan IT juga akan menghasilkan software yang
memungkinkan adanya proses audit. Ke depannya, akuntan akan menjadi profesi yang
aktivitasnya banyak berhubungan dengan IT. Perkembangan SIA dan proses audit sebagai
akibat dari adanya kemajuan IT dan perkembangan akuntansi akan memunculkan peluang
bagi akuntan. Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh akuntan yang mempunyai pengetahuan
memadai tentang SIA dan audit berbasis komputer. Sebaliknya, akuntan yang tidak
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang SIA dan audit berbasis komputer akan
tergusur posisinya karena tidak mampu memberikan jasa yang diperlukan oleh klien.

Beberapa sistem akuntansi dari masa ke masa sebagai berikut :

a. The Manual Process Model

Proses manual adalah sistem akuntansi yang paling tua dan melibatkan kertas,
pulpen, dan kontak fisik sumber daya manusia. Contoh yang masih sering ditemukan
adalah order-taking di restoran.
8

Metode ini mencakup pencatatan manual yang sering digunakan untuk


mengajarkan prinsip-prinsip akuntansi kepada para mahasiswa. Namun, metode
manual kini sudah jarang digunakan karena dianggap kurang praktis.

b. The Flat-File Model


Disebut juga sebagai legacy system (sistem warisan), model berupa kerangka
utama besar ini digunakan sejak akhir tahun 1960 hingga tahun 1980-an. Mengutip
Wikipedia, model ini memang menggunakan komputer, tetapi dianggap sudah
ketinggalan zaman.

Meskipun pada akhirnya ia akan digantikan oleh model SIA modern, tetapi
beberapa perusahaan masih menggunakannya. Model ini menyajikan file secara
individualistik, sehingga tidak terkait dengan file lainnya. Dengan demikian, terdapat
redundansi data yang berujung pada permasalahan berikut: penyimpanan data, dan
pembaruan data.
c. The Database Model
Perusahaan kemudian mengatasi berbagai masalah dari flat-file model dengan
mengimplementasikan database model ke data management. Dengan adanya data
perusahaan di lokasi terpusat, maka semua pengguna memiliki akses ke data yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan masing-masing.
Akses ke sumber data dikendalikan oleh database management system
(DBMS), yakni: system software yang dirancang untuk mengetahui elemen data mana
saja yang boleh diakses oleh pengguna mana saja.
Pengguna akan mengirimkan permintaan data ke DBMS, yang kemudian
memvalidasi dan membukakan akses ke database berdasarkan tingkat otoritas
pengguna tersebut. Jika pengguna tersebut meminta data yang di luar tingkat
otoritasnya, maka permintaannya akan ditolak.
Database model mengurangi redundansi data lewat pembagian data melalui
DBMS. Selain itu, karena setiap elemen data ada di lokasi terpusat, jadi hanya
dibutuhkan 1 kali pembaruan untuk semuanya, yang tentunya menghemat biaya dan
waktu.
d. The REA Model
9

REA (Resources, Events, & Agent) adalah kerangka kerja akuntansi yang menetapkan
model dan hubungan antara sumber daya perusahaan (resources), peristiwa ekonomi
atau transaksi (events), dan agen (agents).
Setelah ditetapkan, data akuntansi dan non-akuntansi bisa diidentifikasi, ditangkap, dan
disimpan di dalam database relasional. Tampilan pengguna kemudian bisa dibangun
dari repositori ini untuk memenuhi kebutuhan semua pengguna di perusahaan. Dengan
demikian, penggunaan data transaksi jadi fleksibel dan memungkinkan pengembangan
sistem informasi akuntansi yang mendukung integrasi.
Kemajuan teknologi database telah memfokuskan perhatian baru pada REA sebagai
alternatif praktis untuk kerangka akuntansi klasik. Berikut ini rangkuman elemen kunci
dari model REA:
a) Resources (Sumber Daya)
Sumber daya ekonomi adalah aset perusahaan yang didefinisikan sebagai objek
langka dan berada di bawah kendali perusahaan.
b) Events (Peristiwa)
Peristiwa ekonomi adalah fenomena yang memengaruhi perubahan sumber daya.
Dapat dihasilkan dari produksi, pertukaran, konsumsi, dan distribusi, peristiwa
ekonomi menjadi elemen informasi penting dari sistem akuntansi yang harus
ditangkap dan disimpan secara rinci guna penyediaan database yang lengkap.
c) Agents (Agen)
Agen ekonomi adalah individu dan departemen yang berpartisipasi di dalam
peristiwa ekonomi. Para agen ini terdiri dari pihak di dalam maupun luar perusahaan
yang berwenang untuk menggunakan atau membuang sumber daya ekonomi.

e. Enterprise Resource Planning


Enterprise Resource Planning (ERP) adalah model sistem informasi yang
mengizinkan perusahaan untuk mengotomatisasi dan mengintegrasikan seluruh proses
bisnis utamanya, termasuk akuntansi dan keuangan, sumber daya manusia, manajemen
rantai pasokan, manajemen persediaan, manajemen gudang, dan lain sebagainya.

ERP mengatasi hambatan berbagai model akuntansi pendahulunya dengan


memfasilitasi kegiatan berbagi data, arus informasi, dan pengenalan praktik bisnis
umum di antara semua pengguna organisasi.
10

Meskipun membutuhkan dana yang tidak sedikit pada awal implementasi, tetapi
ERP dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan serta menghemat
banyaknya pengeluaran di kemudian hari. Contoh ERP yang dapat diandalkan adalah
iDempiere.

D. Penyusunan laporan keuangan bagi pengguna asing


Sebuah perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan kepada pengguna di luar negeri
bisa memakai satu dari beberapa pendekatan untuk menyusun laporan keuangannya:

a. Laporan keuangan yang sama untuk semua pemakai laporan keuangan (domestik dan
luar negari).
b. Menerjemahkan bahasa yang digunakan dalam laporan keuangan yang dikirimkan ke
pemakai luar negeri, dalam bahasa yang digunakan di negara pemakai tersebut.
c. Melakukan translasi atas laporan keuangan yang dikirimkan ke pihak pemakai luar
negeri, sesuai dengan mata uang yang digunakan di negara pemakai laporan tersebut.
d. Mempersiapkan 2 laporan keuangan yang berbeda bahasa dan mata uangnya.
e. Menyiapkan Laporan keuangan berbasis prinsip-prinsip akuntansi yang disetujui
kalangan dunia luas.

E. International Accounting standard Committee


Kebutuhan standar akuntansi yang berlaku secara Internasional didasari oleh
terbentuknya suatu organisasi yang bernama International Standard Committee (IASC)
yang beroperasi dari tahun 1973 sampai 2001. IASC didirikan pada bulan Juni 1973 sebagai
hasil dari perjanjian oleh 2 badan akuntansi di Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Jepang,
Meksiko, Belanda, Inggris dan Irlandia dan Amerika Serikat yang merupakan Dewan
IASC. Kegiatan profesional internasional dari badan akuntansi berada dibawah Federasi
Akuntan Internasional (IFAC) pada tahun 1977.

Pada tahun 1981, IASC dan IFAC setuju bahwa IASC akan memiliki otonomi penuh
dan lengkap dalam menetapkan standar akuntansi internasional dan dalam penerbitan
dokumen diskusi tentang isu-isu akuntansi internasional. Serangkaian kegiatan yang telah
dilakukan sejak 1973, IASC kemudian berubah menjadi International Accounting Standard
Board (IASB).

Setelah adanya perubahan IASC ke IASB, pada tahun 2001 IASB mengembangkan
suatu standar akuntansi yang dapat diterapkan secara global yakni IFRS (International
11

Financial Reporting Standard). Penerapan IFRS mulai perlahan diapdopsi oleh oleh tiap-
tiap Negara.

IASC memiliki lingkup pekerjaan seperti merumuskan dan mempublikasi standar


akuntansi, mempromosikan penerimaan di seluruh dunia, dan mengharmonisasi peraturan,
standar akuntansi, dan prosedur yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan.

F. IFRS Foundatin Constitution


IFRS adalah standar pelaporan akuntansi yang diakui secara internasional.
International Financial Accounting Standard (IFRS) ini diterbitkan oleh IASB
(International Accounting Standards Board), yang merupakan organisasi akuntansi
internasional. IFRS berguna untuk menciptakan bahasa akuntansi umum, agar terdapat
keseragaman penyajian pelaporan bisnis dan keuangan pada seluruh perusahaan.

Sebelumnya, Standar Akuntansi Internasional (SAK) sendiri umumnya mengacu


kepada International Accounting Standard (IAS) yang dikeluarkan tahun 1973 dan dipakai
hingga tahun 2001. Pada akhirnya tanggal 1 April 2001, International Accounting
Standards Board (IASB) mengambil alih tanggung jawab untuk menyusun standar
akuntansi internasional tersebut.

Dengan menggunakan acuan IFRS, perusahaan mampu melihat laporan keuangan


mereka dengan standar yang sama dengan kompetitornya di negara lain.

a. Karakteristik IFRS
1. IFRS menggunakan principle base yang lebih menekankan pada interpretasi dan
aplikasi atas standar sehingga berfokus pada spirit penerapan acuan tersebut.
2. IFRS membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi atas presentasi
akuntansi yang mencerminkan realitas ekonomi.
3. Standar internasional ini membutuhkan professional judgement dalam penerapan
standar akuntansi.
4. IFRS banyak menggunakan fair value dalam setiap penilaiannya.
5. IFRS memiliki disclosure yang lebih banyak.
b. Hal Pokok yang Diatur IFRS
Dalam pengaplikasian IFRS terdiri dari beberapa hal pokok yang diatur dalam standar
akuntansi. Hal-hal yang dimaksud, antara lain:
12

1. Definisi akan komponen laporan keuangan dan informasi lain. Definisi ini akan
digunakan sebagai standar dalam menentukan transaksi yang harus dicatat ke dalam
aktiva, modal, pendapatan, dan biaya.
2. Pengukuran dan penilaian mengacu pada komponen laporan keuangan, baik ketika
terjadi transaksi atau saat penyajian laporan keuangan di tanggal neraca.
3. Pengakuan dilakukan menurut komponen laporan keuangan sehingga bisa disajikan
di laporan keuangan.
4. Penyajian laporan keuangan terdapat beragam informasi, seperti laporan neraca,
laporan laba rugi, atau penjelasan yang menyertai laporan keuangan sehingga
laporan keuangan mudah untuk dibaca.
c. Standar dalam IFRS
1. Pernyataan pada Neraca Keuangan
IFRS punya kontribusi besar dalam menyusun neraca keuangan (balance sheet).
Dengan demikian dapat diketahui bahwa terdapat perputaran aset pada perusahaan dan
berjalan dengan semestinya.

2. Pernyataan Atas Perubahan Ekuitas


Perusahaan yang memperoleh laba, tidak semuanya akan dibagikan pada
pemegang saham (stockholder). Sebagian laba tersebut akan disimpan perusahaan
untuk berbagai keperluan misalnya untuk ekspansi bisnis.
Laba tersebut disebut laba ditahan dan biaya yang masuk akan mengubah
ekuitas perusahaan. IFRS adalah standar yang cocok digunakan untuk membuat catatan
laba ditahan karena investor perlu tahu laba ditahan tersebut digunakan untuk kegiatan
bisnis apa saja.

3. Pernyataan Penghasilan yang Meliputi Banyak Hal


Penghasilan suatu perusahaan tidak hanya berasal dari satu sumber saja. Untuk
menyajikan laporan keuangan, perusahaan membutuhkan IFRS sebagai acuan dalam
membuat laporan keuangan sehingga laporan keuangan tersebut menjadi lebih spesifik
dan mudah dikenali.

4. Penyajian Laporan Arus Kas


13

Laporan arus kas merupakan salah satu laporan yang mencatat semua transaksi
dalam satu periode tertentu. Standar IFRS tentu akan membantu penyajian laporan arus
kas ini yang diambil dari biaya operasional, pembiayaan lain, dan investasi.
d. Penerapan International Financial Reporting Standards di Indonesia
IFRS digunakan di Indonesia sejak tahun 2012. Penggunaan acuan ini karena
Indonesia merupakan anggota dari International Federation of Accountants (IFAC).
Organisasi ini mengharuskan setiap anggotanya mematuhi Statement Membership
Obligation yang salah satunya menyarankan menggunakan IFRS sebagai standar dalam
penyajian laporan keuangan. Walaupun begitu, pemerintah hanya mewajibkan
beberapa lembaga saja yang menggunakan IFRS. Lembaga- yang dimaksud, yaitu:
a. Perbankan
b. BUMN
c. Asuransi
d. Perusahaan Publik
e. Keuntungan Menerapkan IFRS
1. Menyajikan Laporan Keuangan yang Berkualitas
Suatu perusahaan yang menggunakan standar keuangan IFRS bisa membuat laporan
keuangan yang berkualitas sesuai dengan standar internasional.

2. Hilangnya Hambatan Arus Modal


Ketika suatu perusahaan menggunakan acuan IFRS dalam membuat laporan keuangan
membuat hilangnya hambatan arus modal. Hal ini terjadi karena berkurangnya
perbedaan ketentuan pelaporan keuangan yang ditetapkan.

3. Menghemat Biaya
Untuk perusahaan multinasional, pengaplikasian standar IFRS mampu mengurangi
biaya pelaporan keuangan perusahaan. Selain itu, IFRS mampu menekan biaya
analisis keuangan sehingga menghemat anggaran perusahaan.

4. Lebih Dekat dengan Best Practice


Kendati membutuhkan effort lebih untuk menyesuaikan laporan keuangan dengan
standar IFRS ini, pada kenyataannya penerapan standar keuangan ini dapat membantu
mempercepat pelaporan keuangan perusahaan menuju best practice. Jadi IFRS
merupakan suatu kunci menuju pelaporan keuangan yang lebih baik.
14

f. Dampak Implementasi IFRS bagi Perusahaan


Dampak dari penerapan IFRS bagi perusahaan sangat beragam tergantung jenis
industri perusahaan, jenis transaksi, elemen laporan keuangan, dan pilihan kebijakan
akuntansi. Ada yang perubahannya besar hingga melakukan perubahan sistem operasi
dan bisnis perusahaan. Namun ada perubahan yang hanya terkait dengan prosedur
akuntansi. Yang memiliki dampak perubahan cukup banyak adalah perusahaan
perbankan. Perubahan ini tidak hanya dilakukan pada tingkat perusahaan tetapi
peraturan Bank Indonesia pun mengalami perubahan.
Sebagai perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik signifikan, BUMN
diharuskan mengikuti regulasi IFRS untuk menyusun laporan keuangan. Supaya dapat
mengimplementasikan IFRS, perusahaan menyiapkan sumber daya manusia dan dana
yang cukup untuk melakukan pembaharuan sistem dan Standard Operating Procedure
(SOP) yang sudah ada. Komitmen pimpinan perusahaan sangat diperlukan untuk
mendukung proses penggunaan standar IFRS tersebut. Besarnya komitmen pimpinan
ini dapat dipengaruhi oleh kepedulian stakeholder dalam menggunakan laporan
keuangan.

G. Kegunaan International Accounting Standard


International Financial Accounting Standard (IFRS) ini diterbitkan oleh IASB
(International Accounting Standards Board), yang merupakan organisasi akuntansi
internasional. IFRS berguna untuk menciptakan bahasa akuntansi umum, agar terdapat
keseragaman penyajian pelaporan bisnis dan keuangan pada seluruh perusahaan.

H. International Accounting Standards Committee (IASC) dan International


Organization of Securities Commissions (IOSCO).
Pada akhir 1980-an, IASC mengadakan kemitraan dengan IOSCO untuk bekerja
sama mendorong bursa saham di seluruh dunia untuk menerima laporan keuangan yang
disusun berdasarkan standar IASB. Untuk mencapai tujuan ini, IASC diharuskan
menyelesaikan program kerja komprehensif yang menghasilkan IAS baru atau revisi yang
dapat diterima oleh IOSCO. IOSCO mengindikasikan bahwa penyelesaian program kerja
IASC yang berhasil akan menghasilkan penyebaran seperangkat standar inti yang
komprehensif untuk daftar lintas batas. Ini juga akan memungkinkan IOSCO untuk
mempertimbangkan mendukung standar akuntansi internasional untuk tujuan pencatatan di
semua pasar modal global. IOSCO telah mendukung pernyataan IASC tentang laporan arus
kas dan menunjukkan bahwa standar IASC lainnya tidak memerlukan perbaikan, asalkan
15

standar inti lainnya berhasil diselesaikan. Di antara isu-isu yang dibahas dalam program
kerja adalah instrumen keuangan, pajak penghasilan, tidak berwujud, pelaporan segmental,
laba per saham, biaya imbalan kerja, pelaporan interim, operasi dihentikan, kontinjensi,
dansewa. Awalnya, tanggal target Desember 1999 ditetapkan untuk menyelesaikan
program ini; namun, pada tahun 1996, Dewan IASC memajukan tanggal ini hingga Maret
1999.

Pada penyelesaian proyek, IOSCO meninjau standar yang direvisi untuk


menentukan apakah akan mendukung mereka dan merekomendasikan kepada anggotanya
bahwa mereka diadopsi untuk tujuan peningkatan modal lintas batas. IOSCO
mengidentifikasi sejumlah perbaikan potensial dalam standar; sebagai hasilnya, IASB
memprakarsai Proyek Perbaikan untuk mengurangi atau menghilangkan alternatif,
redundansi, dan konflik dalam standar yang ada dan untuk membuat perbaikan lain untuk
mereka. Penyelesaian awal proyek ini dipandang penting karena negara-negara Uni Eropa
dijadwalkan untuk mengadopsi standar internasional mulai tahun 2005.

I. Proyek Tahunan IASB


Globalisasi bisnis dan keuangan telah mendorong lebih dari 12.000 perusahaan di
sekitar 120 negara untuk mengadopsi IFRS. Pada tahun 2005 Uni Eropa mulai mewajibkan
perusahaan yang tergabung dalam negara anggotanya, yang sekuritasnya terdaftar di bursa
efek yang diatur oleh UE, untuk menyiapkan laporan keuangan konsolidasi mereka sesuai
dengan IFRS. Australia dan Selandia Baru pada dasarnya telah mengadopsi IFRS sebagai
standar nasional mereka. Sejak 1 Januari 2008, perusahaan yang terdaftar di Israel telah
diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan mereka sesuai dengan IFRS. Kanada, yang
sebelumnya merencanakan konvergensi dengan US GAAP, sekarang membutuhkan IFRS
untuk entitas yang akuntabel secara publik. Jepang mengizinkan penggunaan IFRS untuk
sejumlah perusahaan internasional, tetapi menunda peta jalan menuju adopsi IFRS untuk
perusahaan publik sebagai akibat dari kekhawatiran atas biaya tambahan untuk perusahaan
Jepang yang sudah berjuang. China telah secara substansial mengkonvergensi standar
nasional. Akibatnya, semua ekonomi utama kecuali Amerika Serikat akan segera
menggunakan IFRS.

Untuk membantu perusahaan membuat perubahan ke IFRS, dan untuk


memungkinkan pengguna laporan perusahaan memahami efek penerapan seperangkat
standar akuntansi baru, IASB mengeluarkan IFRS No. 1, <Pengadopsian Standar Pelaporan
16

Keuangan Internasional Pertama Kali= (dibahas nanti dalam bab ini), yang menjelaskan
bagaimana suatu entitas harus melakukan transisi ke SAK dari basis akuntansi lain

J. Konservegensi IASB-FASB
ASB dan FASB saat ini terlibat dalam beberapa upaya untuk mencapai standar
akuntansi internasional yang seragam. Di antara upaya-upaya ini adalah Proyek
Konvergensi Internasional Jangka Pendek FASB, Perjanjian Norwalk, dan Peta Jalan
Menuju Konvergensi.

K. Pengaruh Standar Akuntansi GAAP Internasional versus AS


Pada bulan Februari 2000 Komisi Sekuritas dan Bursa memberikan suara untuk
meminta perusahaan AS mengomentari apakah perusahaan asing harus mengizinkan
perusahaan asing untuk mencatatkan sekuritas mereka di bursa saham AS di bawah aturan
akuntansi internasional. Sebelumnya, perusahaan asing yang ingin mendaftar di bursa
saham AS harus menyusun kembali laporan keuangan mereka untuk mencerminkan GAAP
saat itu. Rekonsiliasi ini dilakukan dengan mengajukan Formulir 20-F dengan SEC dalam
waktu enam bulan dari akhir tahun fiskal perusahaan. Sebelum 2008, hanya sekitar 1.000
perusahaan asing yang terdaftar di bursa saham AS karena tingginya biaya yang terlibat
dalam penyusunan kembali laporan keuangan mereka ke US GAAP. Sebelumnya, SEC
secara konsisten mengambil posisi bahwa jika perusahaan asing diizinkan untuk mendaftar
menggunakan selain US GAAP, investor akan kehilangan perlindungan dan sistem
pengungkapan dua tingkat akan dihasilkan, satu untuk pendaftar domestik dan satu lagi
untuk pendaftar asing. Ada sedikit bukti empiris yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
posisi SEC. Penelitian yang ada tentang relevansi nilai dan isi informasi dari rekonsiliasi
20-F beragam.

Namun, satu studi melaporkan bahwa rekonsiliasi Formulir 20-F ditemukan relevan
dengan nilai, dan jumlah pendapatan IAS dan US GAAP dinilai secara berbeda oleh pasar.
Pada Di sisi lain, penelitian ini tidak menunjukkan bahwa pasar menilai jumlah laba per
saham secara berbeda.

Pada tahun 2007, SEC mengubah posisinya pada persyaratan Formulir 20-F ketika
mengeluarkan "Penerimaan dari Penerbit Swasta Asing atas Laporan Keuangan yang
Disiapkan Sesuai dengan Standar Pelaporan Keuangan Internasional tanpa Rekonsiliasi
dengan GAAP. Aturan ini mengubah Formulir 20-F untuk menerima dari penerbit swasta
asing dalam pengajuan mereka dengan laporan keuangan SEC yang disiapkan sesuai
17

dengan SAK yang dikeluarkan oleh IASB tanpa rekonsiliasi denganGAAP AS. Alasan
SEC untuk tindakan ini adalah untuk mendorong adopsi satu set standar akuntansi yang
diterima secara global. Namun, persyaratan mengenai rekonsiliasi dengan US GAAP tidak
berubah untuk emiten swasta asing yang mengajukan laporan keuangannya menggunakan
dasar akuntansi selain IFRS.

Komite Asosiasi Akuntansi Amerika diberi tugas untuk menanggapi proposal ini
dan menyimpulkan bahwa menghilangkan persyaratan rekonsiliasi terlalu dini. Komite
mencatat bahwa keputusan untuk menghilangkan persyaratan rekonsiliasi Formulir 20-F
untuk subset penerbit swasta asing harus didasarkan pada salah satu atau kedua premis
berikut:

1. US GAAP dan IFRS, minimal, merupakan kumpulan prinsip akuntansi yang setara
secara informasi.
2. Investor dapat merekonstruksi langkah-langkah akuntansi ringkasan berbasis US
GAAP yang konsisten dan sebanding dari laporan keuangan IFRS.

Komite mencatat poin-poin berikut untuk mendukung kesimpulannya:

1. Item rekonsiliasi material ada antara US GAAP dan IFRS, dan rekonsiliasi saat ini
mencerminkan informasi bahwa peserta di pasar saham AS tampaknya disita ke dalam
harga saham.
2. Dalam konteks internasional, US GAAP dan IAS/IFRS tampaknya memiliki atribut
informasi standar akuntansi berkualitas tinggi (misalnya, relevansi nilai atau mitigasi
asimetri informasi); namun, US GAAP tampaknya lebih disukai oleh investor AS.
3. Perbedaan kelembagaan lintas negara kemungkinan besar akan menghasilkan
perbedaan dalam penerapan satu set standar. Jadi IFRS mungkin merupakan
seperangkat standar pelaporan berkualitas tinggi sebelum implementasi, tetapi
informasi laporan keuangan yang diterbitkan dapat berkualitas rendah, mengingat
praktik implementasi lintas batas yang tidak konsisten.
4. Hambatan hukum dan kelembagaan menghambat litigasi swasta terhadap perusahaan
asing di Amerika Serikat, dan SEC jarang melakukan tindakan penegakan hukum
terhadap perusahaan yang terdaftar di bursa. Dengan tidak adanya mekanisme
penegakan yang andal, bahkan standar akuntansi berkualitas tinggi dapat menghasilkan
pelaporan keuangan berkualitas rendah.
18

5. Penerapan standar yang berbeda di seluruh negara dan upaya penegakan yang berbeda
yang diarahkan pada perusahaan domestik dan perusahaan yang terdaftar di bursa
menciptakan perbedaan dalam pelaporan keuangan bahkan dengan standar yang
terkonvergensi. Apakah rekonsiliasi yang diperlukan mengurangi perbedaan dalam
implementasi atau meningkatkan kepatuhan adalah masalah terbuka; namun, SEC
harus memahami peran rekonsiliasi dalam mengurangi perbedaan dalam implementasi
dan kepatuhan sebelum dihilangkan.
6. Terlepas dari biaya yang terkait dengan persiapan rekonsiliasi dan pemenuhan
persyaratan pencatatan lainnya, bukti menunjukkan bahwa perusahaan non-AS
memperoleh keuntungan finansial dari pencatatan di bursa AS dan bahwa keuntungan
bersih dari pencatatan AS belum terkikis dalam beberapa tahun terakhir.
7. Harmonisasi standar akuntansi dapat bermanfaat bagi investor AS jika menghasilkan
komparabilitas yang lebih besar dan jika IFRS memberikan informasi yang lebih
disukai investor AS untuk keputusan investasi mereka. Harmonisasi tampaknya terjadi
melalui kegiatan penetapan standar bersama FASB dan IASB; dengan demikian,
intervensi hukum khusus oleh SEC tampaknya tidak diperlukan.

Akhirnya, komite AAA lainnya menyarankan bahwa satu set standar berkualitas
tinggi yang dicapai melalui konvergensi lebih disukai daripada memungkinkan dua GAAP
yang berbeda.SEC juga mengambil langkah lain ke arah konvergensi pada tahun 2007
ketika memutuskan untuk menjajaki kemungkinan mengizinkan perusahaan AS untuk
mengadopsi IFRS.mDalam menjelaskan alasannya untuk keputusan ini, SEC mencatat
bahwa pergerakan ke IFRS telah mulai mempengaruhi perusahaan-perusahaan AS,
khususnya yang memiliki jejak global yang signifikan. Artinya, di bawah aturan baru yang
mengubah Formulir 20-F yang diadopsi oleh SEC, pendaftar asing dapat menggunakan US
GAAP atau IFRS tanpa merekonsiliasi pendapatan dan ekuitas pemegang saham mereka
dengan US GAAP; akibatnya, tampaknya lebih adil bagi perusahaan AS, yang bersaing
untuk modal di pasar sekuritas yang sama, untuk juga dapat menggunakan US GAAP atau
IFRS.

Periode komentar atas proposal ini berakhir pada November 2007, tetapi hingga
saat ini belum ada tindakan yang diambil.Pada tahun 2011, staf SEC mengeluarkan laporan
yang menganalisis penggunaan IFRS dalam praktik. Staf berfokus pada bagaimana
persyaratan pengakuan dan pengukuran IFRS diterapkan dalam praktik. Kemudian mereka
membandingkan pengamatan mereka untuk semua perusahaan untuk mengidentifikasi tren
19

secara keseluruhan serta menurut negara dan industri. Laporan ini hanya bersifat informasi
dan tidak menyertakan kesimpulan atau rekomendasi. Staf menemukan bahwa laporan
keuangan perusahaan umumnya tampak memenuhi persyaratan IFRS. Laporan tersebut
mencatat, bagaimanapun, bahwa pengamatan ini harus dipertimbangkan dengan
mempertimbangkan dua kekhawatiran berikut yang muncul dari analisis staf.

Pertama, di seluruh area topikal, transparansi dan kejelasan laporan keuangan dalam
sampel dapat ditingkatkan. Misalnya, beberapa perusahaan tidak memberikan
pengungkapan kebijakan akuntansi di area tertentu yang tampaknya relevan bagi mereka.
Juga, banyak perusahaan tampaknya tidak memberikan detail atau kejelasan yang cukup
dalam pengungkapan kebijakan akuntansi mereka untuk mendukung pemahaman investor
atas laporan keuangan, termasuk di bidang yang mereka tentukan memiliki dampak paling
signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. Beberapa perusahaan juga
menggunakan istilah yang tidak sesuai dengan terminologi dalam IFRS yang berlaku.
Selanjutnya, beberapa perusahaan mengacu pada pedoman lokal, persyaratan khusus yang
seringkali tidak jelas. Akibatnya, pengungkapan tertentu menghadirkan tantangan untuk
memahami sifat transaksi perusahaan dan bagaimana transaksi tersebut tercermin dalam
laporan keuangan. Dalam beberapa kasus, pengungkapan (atau ketiadaan) juga
menimbulkan pertanyaan apakah akuntansi perusahaan sesuai dengan IFRS. Karena
analisis yang dilakukan untuk Makalah Staf bukan bagian dari program tinjauan
pengungkapan pengungkapan Divisi Keuangan Korporasi, staf tidak dapat memperoleh
informasi tambahan dari perusahaan-perusahaan yang dapat menyelesaikan banyak
pertanyaan ini

Kedua, keragaman dalam penerapan IFRS menghadirkan tantangan terhadap


komparabilitas laporan keuangan lintas negara dan industri. Keanekaragaman ini dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Dalam beberapa kasus, keragaman tampaknya didorong
oleh standar itu sendiri, baik karena opsi eksplisit yang diizinkan oleh IFRS atau karena
tidak adanya panduan IFRS di area tertentu. Dalam kasus lain, keragaman dihasilkan dari
apa yang tampak sebagai ketidakpatuhan terhadap IFRS. Keragaman yang timbul dari
standar itu sendiri, kadang-kadang, dikurangi dengan panduan dari pembuat standar lokal
atau badan pengatur yang mempersempit kisaran alternatif yang dapat diterima yang sudah
diizinkan oleh IFRS atau yang memberikan panduan atau interpretasi tambahan.
Keragaman ini juga dimitigasi oleh kecenderungan beberapa perusahaan untuk
menerapkan praktik negara asal mereka sebelumnya dalam laporan keuangan IFRS
20

mereka. Meskipun pedoman negara dan kecenderungan carryover mungkin


mempromosikan komparabilitas dalam suatu negara, mereka dapat mengurangi komparatif
di tingkat global.

Telah ditegaskan bahwa SEC telah menentukan bahwa mengadopsi IFRS secara
hukum tidak mungkin dan memungkinkan perusahaan AS untuk memilih antara GAAP
dan IFRS tidak akan bisa dijalankan. Selain itu, Selling berpendapat bahwa setelah Eropa
menemukan bahwa bekerja dengan IASB yang tidak mengendalikan Amerika Serikat
hanya sedikit manfaatnya, langkah selanjutnya adalah bagi setiap negara lain dengan
mekanisme penetapan standar yang matang untuk kembali ke prosedur penetapan standar
sebelumnya dan IASB akan menemukan dirinya di tempat itu sekitar 20 tahun yang lalu,
di mana hanya ekonomi yang lebih kecil yang akan mengharuskan perusahaan untuk
mewakili kepatuhan penuh terhadap IFRS, dan semua orang akan mengambil aturan yang
mereka sukai dan mengabaikan sisanya. Apakah prediksi ini akan menjadi kenyataan tidak
pasti pada saat teks ini diterbitkan.

L. Kelebihan Standar (Standar Overload)


Masalah kelebihan beban standar juga menjadi perhatian IASB. Selama beberapa
tahun terakhir, telah terjadi peningkatan permintaan internasional dari negara maju dan
berkembang untuk seperangkat standar akuntansi yang ketat dan umum untuk bisnis kecil
dan menengah yang jauh lebih sederhana daripada IFRS penuh. Akibatnya, pada tahun
2009 IASB menerbitkan IFRS yang dirancang untuk digunakan oleh entitas kecil dan
menengah (UKM), yang diperkirakan mewakili lebih dari 95 persen dari semua
perusahaan. Tujuan dari standar ini adalah untuk menyediakan seperangkat prinsip
akuntansi yang disederhanakan dan mandiri yang sesuai untuk perusahaan yang lebih kecil
dan tidak terdaftar dan didasarkan pada IFRS penuh, yang dikembangkan terutama untuk
perusahaan yang terdaftar. Dengan menghapus pilihan untuk perlakuan akuntansi,
menghilangkan topik yang umumnya tidak relevan dengan UKM, Pernyataan ini memiliki
efek sebagai berikut:

1. Menghilangkan topik dalam IFRS yang tidak relevan dengan UKM.


2. Memungkinkan pilihan yang lebih mudah ketika IFRS mengizinkan pilihan kebijakan
akuntansi.
3. Menyederhanakan banyak prinsip untuk mengakui dan mengukur aset, kewajiban,
pendapatan, dan beban.
21

4. Ini membutuhkan pengungkapan yang jauh lebih sedikit.

Masing-masing perusahaan harus memutuskan apakah akan mewajibkan atau


mengizinkan penggunaan IFRS untuk UKM menggantikan IFRS penuh atau persyaratan
nasional dan, jika demikian, oleh entitas mana. IFRS untuk UKM tidak cocok untuk entitas
publik dan lembaga keuangan.

IASB saat ini sedang melakukan tinjauan komprehensif dari IFRS untuk UKM
untuk mempertimbangkan apakah ada kebutuhan untuk setiap amandemen standar. Ketika
IASB mengeluarkanIFRS untuk UKM pada Juli 2009, dikatakan bahwa pihaknya akan
melakukan tinjauan komprehensif awal terhadap Standar untuk memungkinkan IASB
menilai pengalaman dua tahun pertama dalam menerapkan Standar dan
mempertimbangkan apakah perlu ada amandemen. Perusahaan menggunakanIFRS untuk
UKM pada tahun 2010 dan 2011. Oleh karena itu, tinjauan komprehensif awal dimulai pada
tahun 2012. IASB juga mengatakan bahwa setelah tinjauan awal, diharapkan untuk
mempertimbangkan amandemen terhadap IFRS untuk UKM kira-kira setiap tiga tahun
sekali.

Standar ini menjadi perbedaan lain antara US GAAP dan IFRS, karena tidak ada
standar serupa di Amerika Serikat. Namun, banyak perusahaan swasta di Amerika Serikat
mungkin dapat menyusun laporan keuangan mereka sesuai dengan:IFRS untuk UKM.
Berbagai faktor akan mendorong keputusan itu, seperti kebutuhan pengguna laporan
keuangan dan kemungkinan persyaratan pelaporan peraturan. Perusahaan AS perlu
memeriksa dengan dewan akuntansi negara bagian mereka untuk menentukan status
pelaporan atas laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan:IFRS untuk UKM dalam
negara masing-masing. Hambatan lain mungkin muncul dalam bentuk keengganan oleh
pengguna laporan keuangan perusahaan swasta untuk menerima laporan keuangan yang
disusun berdasarkanIFRS untuk UKM dan pengeluaran uang, waktu, dan upaya perusahaan
swasta untuk mengkonversi ke IFRS untuk UKM.

M. Kerangka Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan


Pada tahun 1989, IASC mengeluarkan kerangka konseptualnya yang berjudul
Kerangka untuk Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

IASB menunjukkan bahwa tujuan dari pernyataan ini adalah untuk menetapkan
konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk pengguna
eksternal oleh :
22

1. Membantu IASB mengembangkan standar akuntansi masa depan


2. Mempromosikan harmonisasi standar akuntansi
3. Membantu penyusun standar nasional
4. Membantu penyusun menerapkan standar internasional
5. Membantu auditor membentuk opini apakah laporan keuangan sesuai dengan standar
internasional
6. Membantu pengguna menginterpretasikan laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan standar internasional
7. Memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan tentang pendekatan IASB
terhadap pembentukan standar akuntansi internasional.

Kerangka asli menentukan elemen-elemen berikut:

1. Tujuan laporan keuangan


2. Karakteristik kualitatif yang menentukan kegunaan informasi dalam laporan keuangan
3. Definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur dari mana laporan keuangan disusun
4. Konsep modal dan pemeliharaan modal.

Kerangka asli menunjukkan bahwa perusahaan menyiapkan laporan keuangan


tujuan umum yang diarahkan pada kebutuhan informasi dari berbagai pengguna, termasuk
investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan kreditur perdagangan lainnya, serta
pelanggan, pemerintah dan lembaga mereka, dan masyarakat umum. Kerangka tersebut
juga menunjukkan bahwa meskipun kebutuhan informasi para pengguna ini tidak dapat
dipenuhi hanya dengan penyajian laporan keuangan, ada kebutuhan yang umum bagi
semua pengguna. Selain itu, karena investor adalah penyedia modal risiko bagi perusahaan,
penyusunan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga akan memuaskan
sebagian besar kebutuhan pengguna lain.

Pada tahun 2010, IASB dan FASB mengeluarkan revisi kerangka konseptual
mereka sekarang berjudul oleh IASB Kerangka Konseptual untuk Pelaporan Keuangan.
Dalam kerangka konseptual yang direvisi, IASB menggambarkan konsep dasar yang
mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk pengguna eksternal.
Kerangka konseptual yang direvisi akan berfungsi sebagai panduan bagi Dewan dalam
mengembangkan SAK masa depan dan sebagai panduan untuk menyelesaikan masalah
akuntansi yang tidak ditangani secara langsung dalam Standar Akuntansi Internasional atau
Standar atau Interpretasi Pelaporan Keuangan Internasional.
23

Dengan tidak adanya Standar atau Interpretasi yang secara khusus berlaku untuk
suatu transaksi, kerangka konseptual yang direvisi menunjukkan bahwa manajemen harus
menggunakan pertimbangannya dalam mengembangkan dan menerapkan kebijakan
akuntansi yang menghasilkan informasi yang relevan dan andal. Dalam membuat penilaian
itu, standar IASB mengharuskan manajemen untuk mempertimbangkan definisi, kriteria
pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, pendapatan, dan beban dalam
kerangka tersebut. Kerangka kerja yang direvisi membahas.

Kerangka Konseptual Revisi IASB Sebagai berikut :

a. Tujuan pelaporan keuangan


b. Karakteristik kualitatif dari informasi keuangan yang berguna
c. Entitas pelapor
d. Definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur dari mana laporan keuangan
dibangun
e. Konsep modal dan pemeliharaan modal

N. IAS No. 1 dan IFRS No. 1


IAS No. 1, "Penyajian Laporan Keuangan," mencoba untuk mengatasi permintaan
investor untuk informasi transparan yang sebanding selama semua periode yang disajikan,
sementara pada saat yang sama memberikan entitas pelaporan titik awal yang sesuai untuk
akuntansi mereka di bawah IFRS. IAS No. 1memberikan mungkin tautan paling jelas ke
IASB Kerangka Konseptual untuk Pelaporan Keuangan.

Dalam mengembangkan IAS No. 1, IASB berkonsultasi dengan pihak yang


berkepentingan di seluruh dunia dan memberikan perhatian khusus pada kebutuhan untuk
memastikan bahwa biaya kepatuhan terhadap persyaratan baru tidak melebihi manfaat bagi
pengguna informasi keuangan. Standar ini didasarkan pada proposal yang diterbitkan
sebagai draf paparan dan berisi perubahan yang telah dibuat IASB sehubungan dengan 83
surat komentar yang diterimanya.

Di dalam IAS No. 1, IASB membahas pertimbangan berikut untuk menyiapkan laporan
keuangan:

1. Presentasi yang adil dan kepatuhan terhadap standar IASB


2. Kebijakan akuntansi
3. Kepedulian
24

4. Dasar akrual akuntansi


5. Konsistensi presentasi
6. Materialitas dan agregasi
7. Mengimbangi8. Informasi komparatif

IAS No. 1 adalah salah satu dari tiga belas IAS yang diamandemen oleh IASB pada
tahun 2003. Pedoman untuk menerapkan pertimbangan ini sebelumnya kurang rinci
daripada yang disediakan oleh US GAAP; namun, pernyataan yang direvisi meningkatkan
pengungkapan. Beberapa perubahan terpenting pada pernyataan ini adalah sebagai berikut:

1. Menyajikan secara wajar sekarang didefinisikan sebagai menyajikan dengan jujur


dampak transaksi dan peristiwa lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan
untuk aset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang ditetapkan dalam <Kerangka
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Laporan keuangan yang mengikuti
IFRS dan interpretasi IFRS, dengan pengungkapan tambahan bila diperlukan, dianggap
mencapai penyajian yang wajar.
2. Dalam keadaan yang sangat jarang terjadi ketika manajemen menyimpulkan bahwa
kepatuhan terhadap suatu ketentuan dalam IFRS atau interpretasi suatu standar akan
sangat menyesatkan sehingga akan bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang
ditetapkan dalam kerangka tersebut, Jika penyimpangan dari persyaratan tidak dilarang
oleh hukum nasional, entitas akanmembuat keberangkatan itu dan memberikan
pengungkapan yang ditentukanJika penyimpangan dari persyaratan dilarang oleh
hukum nasional, entitas harus mengurangi, semaksimal mungkin, aspek kepatuhan
yang dianggap menyesatkan dengan memberikan pengungkapan tertentu yang
ditentukan
3. Standar pemilihan kebijakan akuntansi yang berlaku saat ini IAS No. 1 dipindahkan ke
IAS No.8.
4. Pengungkapan item berikut saat ini dibutuhkan oleh IAS No. 1 tidak lagi diperlukan:
negara pendirian entitas (pengungkapan negara domisili tidak dihapus), alamat kantor
terdaftarnya, dan jumlah karyawannya.
5. Pengungkapan kebijakan akuntansi berikut diperlukan: Pertimbangan yang dibuat oleh
manajemen dalam menerapkan kebijakan akuntansi yang memiliki:pengaruh paling
signifikan terhadap jumlah pos yang diakui dalam laporan keuanganAsumsi utama
tentang masa depan dan sumber ketidakpastian pengukuran lainnya yang memiliki
25

risiko signifikan yang menyebabkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset
dan liabilitas dalam tahun fiskal berikutnya
6. Laporan Perubahan Ekuitas sekarang harus mengungkapkan semua perubahan ekuitas
atau perubahan ekuitas selain yang timbul dari transaksi modal dengan pemilik dan
distribusi kepada pemilik.

IFRS No. 1, <Pengadopsian Standar Pelaporan Internasional Pertama Kali=,


mengharuskan entitas untuk mematuhi setiap standar IASB yang berlaku pada tahun
pertama ketika entitas mengadopsi IFRS, serta dengan beberapa pengecualian yang
ditargetkan dan spesifik setelah mempertimbangkan biaya kepatuhan penuh. DibawahIFRS
No. 1, entitas harus menjelaskan bagaimana transisi ke standar IASB mempengaruhi posisi
keuangan yang dilaporkan, kinerja keuangan, dan arus kas.

IFRS No. 1 mengharuskan entitas untuk mematuhi setiap IFRS yang telah menjadi
efektif pada tanggal pelaporan laporan keuangan pertama yang diterbitkan berdasarkan
standar IASB. Prinsip-prinsip berikut berlaku:

1. Mengakui semua aset dan kewajiban yang pengakuannya disyaratkan berdasarkan SAK
yang ada.
2. Tidak mengakui item sebagai aset atau kewajiban ketika SAK yang ada tidak
mengizinkan pengakuan tersebut.
3. Reklasifikasi aset, kewajiban, dan ekuitas yang diperlukan untuk mematuhi SAK yang
ada.
4. Menerapkan IFRS yang ada dalam mengukur semua aset dan kewajiban yang diakui.

O. Metodologi Riset
a. Metodologi Penelitian

Teori akuntansi dapat dikembangkan dengan menggunakan beberapa


metodologi penelitian. Di antara metodologi yang lebih umum diidentifikasi adalah
pendekatan deduktif, pendekatan induktif, pendekatan pragmatis, pendekatan etis, dan
pendekatan perilaku. Pada bagian ini kami menjelaskan secara singkat masing-masing
pendekatan penelitian ini. Selain itu, kami menyajikan metode ilmiah penyelidikan,
yang pada dasarnya merupakan kombinasi dari penalaran deduktif dan induktif, sebagai
panduan penelitian dalam pengembangan teori akuntansi.

b. Pendekatan Deduktif
26

Pendekatan deduktif untuk pengembangan teori dimulai dengan


mengidentifikasi tujuan. Setelah tujuan diidentifikasi, definisi dan asumsi kunci
tertentu harus dinyatakan. Peneliti kemudian harus mengembangkan struktur logis
untuk mencapai tujuan, berdasarkan definisi dan asumsi. Metodologi ini sering
digambarkan sebagai "dari umum ke khusus." Jika teori akuntansi akan dikembangkan
dengan menggunakan pendekatan deduktif, peneliti harus mengembangkan struktur
yang mencakup tujuan akuntansi, lingkungan di mana akuntansi beroperasi, definisi
dan asumsi sistem, dan prosedur dan praktik, yang semuanya mengikuti pola logis.
Pendekatan deduktif pada dasarnya adalah jenis penelitian mental atau "kursi".
Validitas setiap teori akuntansi yang dikembangkan melalui proses ini sangat
bergantung pada kemampuan peneliti untuk mengidentifikasi dan menghubungkan
berbagai komponen proses akuntansi dengan cara yang logis. Sejauh peneliti salah
mengenai tujuan, lingkungan, atau kemampuan prosedur untuk mencapai tujuan,
kesimpulan yang dicapai juga akan salah.
c. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif penelitian menekankan pada membuat pengamatan dan
menarik kesimpulan dari pengamatan tersebut. Dengan demikian metode ini
digambarkan sebagai "pergi dari khusus ke umum" karena peneliti menggeneralisasi
tentang alam semesta berdasarkan pengamatan terbatas dari situasi tertentu.
Pernyataan Dewan Prinsip Akuntansi No. 4 merupakan salah satu contoh
penelitian induktif.Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) yang
dijelaskan dalam pernyataan itu terutama didasarkan pada pengamatan praktik saat ini.
Selain itu, APB mengakui bahwa prinsip-prinsip yang berlaku saat itu tidak diturunkan
dari lingkungan, tujuan, dan fitur dasar akuntansi keuangan. Dengan demikian
penelitian ini pada dasarnya adalah induktif dalam pendekatan.
d. Pendekatan Pragmatis
Pendekatan pragmatis untuk pengembangan teori didasarkan pada konsep
utilitas atau kegunaan. Setelah masalah diidentifikasi, peneliti mencoba menemukan
solusi utilitarian4yaitu solusi yang akan menyelesaikan masalah. Ini tidak menunjukkan
bahwa solusi optimal telah ditemukan atau bahwa solusi tersebut akan mencapai
beberapa tujuan yang dinyatakan. (Sebenarnya, satu-satunya tujuan mungkin adalah
untuk menemukan solusi yang bisa diterapkan untuk suatu masalah.) Jadi, setiap
jawaban yang diperoleh melalui pendekatan pragmatis harus dilihat sebagai solusi
sementara untuk masalah.
27

Sayangnya, dalam akuntansi, sebagian besar prinsip dan praktik saat ini
dihasilkan dari pendekatan pragmatis, dan solusi telah diadopsi sebagai GAAP daripada
sebagai resolusi bijaksana untuk suatu masalah. Studi Sanders, Hatfield, dan Moore,
Pernyataan Prinsip Akuntansi, adalah pendekatan pragmatis untuk konstruksi teori.
Sayangnya, banyak pengembangan teori selanjutnya juga menggunakan pendekatan
ini. Akibatnya, profesi akuntansi harus sering mengakui bahwa praktik tertentu diikuti
hanya karena "itulah cara kami selalu melakukannya," yang merupakan alasan yang
paling tidak memuaskan, terutama ketika pertanyaan seperti itu muncul dalam tuntutan
hukum.
e. Metode Penyelidikan Ilmiah

Metode ilmiah penyelidikan, seperti namanya, dikembangkan untuk ilmu-ilmu


alam dan fisika dan tidak khusus untuk ilmu-ilmu sosial seperti akuntansi. Ada
beberapa batasan yang jelas pada penerapan metodologi penelitian ini untuk akuntansi;
misalnya, pengaruh orang dan lingkungan ekonomi membuat variabel tidak mungkin
dipertahankan. Namun demikian, pemahaman tentang metode ilmiah dapat
memberikan wawasan yang berguna tentang bagaimana penelitian harus dilakukan.

Melakukan penelitian dengan metode ilmiah melibatkan lima langkah utama, yang
mungkin juga memiliki beberapa sub-langkah :

1. Mengidentifikasi dan menyatakan masalah yang akan diteliti.


2. Nyatakan hipotesis yang akan diuji.
3. Kumpulkan data yang dirasa perlu untuk menguji hipotesis.
4. Menganalisis dan mengevaluasi data dalam kaitannya dengan hipotesis.
5. Menarik kesimpulan sementara.

Meskipun langkah-langkahnya terdaftar secara berurutan, ada gerakan bolak-


balik yang cukup besar di antara langkah-langkah tersebut. Misalnya, pada titik
menyatakan hipotesis, mungkin perlu kembali ke langkah 1 dan menyatakan masalah
dengan lebih tepat. Sekali lagi, ketika mengumpulkan data, mungkin perlu untuk
mengklarifikasi masalah atau hipotesis, atau keduanya. Gerakan bolak-balik ini
berlanjut sepanjang proses dan merupakan faktor utama dalam kekuatan metode ilmiah

Gerakan bolak-balik yang terlibat dalam metode ilmiah juga menunjukkan


mengapa sulit untuk melakukan penelitian deduktif atau induktif murni. Setelah
masalah diidentifikasi, pernyataan hipotesis terutama merupakan proses deduktif, tetapi
28

peneliti sebelumnya harus melakukan beberapa pengamatan untuk merumuskan


harapan. Pengumpulan data terutama merupakan proses induktif, tetapi menentukan
apa yang harus diamati dan data mana yang akan dikumpulkan akan dipengaruhi oleh
hipotesis. Dengan demikian peneliti dapat, pada saat tertentu, menekankan induksi atau
deduksi, tetapi masing-masing dipengaruhi oleh yang lain, dan penekanannya terus-
menerus bergeser sehingga kedua pendekatan itu merupakan aspek yang terkoordinasi
dari satu metode.

Sayangnya, metode ilmiah penyelidikan hanya mendapat perhatian terbatas


dalam penelitian akuntansi. Prosedur-prosedur yang ditemukan memiliki kegunaan
telah diterima secara umum terlepas dari apakah prosedur-prosedur tersebut diuji
relevansinya dengan hipotesis tertentu.

P. Hasil dari Penyediaan Informasi Akuntansi


Perkembangan teori akuntansi tidak akan menyelesaikan semua kebutuhan
pengguna informasi akuntansi. Teori juga harus dikembangkan yang memprediksi reaksi
pasar terhadap informasi akuntansi dan bagaimana pengguna bereaksi terhadap data
akuntansi. Bagian berikut menjelaskan penggunaan akuntansi dan informasi lainnya oleh
individu dan menyajikan beberapa teori tentang bagaimana pengguna bereaksi terhadap
data akuntansi.

a. Analisis Fundamental
FASB telah menunjukkan bahwa tujuan utama dari informasi akuntansi adalah untuk
menyediakan investor dengan informasi yang relevan dan yang dengan setia mewakili
fenomena ekonomi sehingga mereka dapat membuat keputusan investasi yang tepat.
Investor individu membuat keputusan investasi berikut:
1. seorang calon investor memutuskan untuk membeli sekuritas tertentu
berdasarkan:informasi yang tersedia
2. investor aktual memutuskan untuk mempertahankan sekuritas tertentu berdasarkan
ketersediaan informasi.
3. seorang investor sebenarnya memutuskan untuk melepaskan sekuritas tertentu
berdasarkan informasi yang tersedia.

Investor individu menggunakan semua informasi keuangan yang tersedia untuk


membantu memperoleh atau melepaskan sekuritas yang terkandung dalam portofolio
investasi mereka yang konsisten dengan preferensi risiko mereka dan pengembalian
29

yang diharapkan yang ditawarkan oleh investasi mereka. Salah satu metode yang
tersedia bagi investor untuk membuat keputusan ini adalah analisis
fundamental.Analisis fundamental adalah upaya untuk mengidentifikasi sekuritas
individual yang salah harga dengan meninjau semua informasi keuangan yang tersedia.
Data ini kemudian digunakan untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas masa
depan yang ditawarkan oleh peluang investasi dan untuk memasukkan tingkat risiko
terkait untuk sampai pada harga saham yang diharapkan untuk sekuritas. Harga saham
yang didiskon ini kemudian dibandingkan dengan harga pasar sekuritas saat ini,
sehingga memungkinkan investor untuk membuat keputusan beli-tahan-jual.

Analisis investasi dapat dilakukan oleh investor sendiri atau oleh analis
sekuritas. Karena pelatihan dan pengalaman mereka, analis sekuritas mampu
memproses dan menyebarkan informasi keuangan lebih akurat dan ekonomis daripada
investor individu. Analis sekuritas dan investor individu menggunakan laporan
keuangan yang dipublikasikan, laporan pendapatan triwulanan, daninformasi yang
terdapat di bagian Analisis dan Pembahasan Manajemen dalam laporan tahunan,
khususnya bagian yang berisi informasi berwawasan ke depan dan rencana perusahaan.
Setelah meninjau sumber informasi ini, analis sekuritas sering membuat perkiraan
pendapatan triwulanan mereka sendiri untuk perusahaan yang paling banyak dipegang.
Selanjutnya, saat informasi triwulanan perusahaan dirilis, analis sekuritas
mengomentari kinerja perusahaan dan dapat membuat rekomendasi beli-tahan-jual.

Perkiraan dan rekomendasi analis keamanan dapat mempengaruhi harga pasar


saham perusahaan. Misalnya, pada tanggal 17 April 2000, IBM merilis laporan
pendapatan kuartalannya setelah pasar saham tutup. Laporan tersebut menunjukkan
bahwa kinerja kuartal pertama IBM lebih baik dari yang diantisipasi. Namun demikian,
saham perusahaan turun $6,50 dari $111,50 menjadi $105 karena beberapa analis
sekuritas telah menurunkan peringkat mereka pada saham berdasarkan ekspektasi
pendapatan IBM yang lebih rendah untuk kuartal kedua tahun 2000. Penurunan nilai
saham IBM mungkin dipengaruhi oleh fakta bahwa pasar saham secara keseluruhan
juga mengalami penurunan pada tanggal 18 April 2000, tetapi contoh ini
menggambarkan bagaimana persepsi investor tentang ekspektasi masa depan dapat
mempengaruhi harga saham.
30

Satu aliran pemikiran, the hipotesis pasar efisien, berpendapat bahwa analisis
fundamental bukanlah alat keputusan investasi yang berguna karena harga saham saat
ini mencerminkan konsensus pasar tentang nilainya. Akibatnya, investor individu tidak
dapat mengidentifikasi sekuritas yang salah harga. Pengaruh kekuatan pasar terhadap
harga sekuritas dan hipotesis pasar efisien dibahas dalam bagian berikut.

b. Hipotesis Pasar Efisien

Pakar ekonomi telah berpendapat selama bertahun-tahun bahwa dalam ekonomi


pasar bebas dengan persaingan sempurna, harga ditentukan oleh ketersediaan pasokan
(supply) dan permintaan pasar (demand). Berdasarkan teori ini, harga produk tertentu
kemudian ditentukan oleh mekanisme pasar. Proses ini pada umumnya ditunjukkan
oleh diagram di bawah

Sifatnya pasar efisien:

1. Semua unit ekonomi memiliki pengetahuan utuh mengenai ekonomi.

2. Segala barang dan jasa seluruhnya bergerak dan dapat mudah bergeser.

3. Pembeli dan penjual harus mempunyai sedikit hubungan terhadap permintaan


dan penawaran total dan tidak memiliki pengaruh terhadap harga atau
permintaan.

4. Tidak ada pembatasan buatan dalam permintaan, penawaran, atau harga


barang dan jasa.

Contoh paling sempurna dalam mekanisme penawaran dan pembelian adalah


pada pasar saham, terutama karena sistem distribusi pasar saham relatif efisien dan
informasi terkait saham tersedia berbagai bursa. Contoh sumber informasi yaitu :
31

1. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan.

2. Laporan pendapatan triwulanan yang dikeluarkan di media.

3. Laporan perubahan manajemen.

4. Informasi keuangan pesaing perusahaan.

5. Penghargaan dari pemerintah atau perusahaan swasta lain.

6. Informasi yang disebarkan kepada pemilik kepentingan pada pertemuan


stokholders tahunan

Berdasarkan mekanisme permintaan dan penawaran, harga ditentukan oleh


pengetahuan konsumen atas produk yang dibelinya. Mekanisme ini di pasar saham
kemudian disebut sebagai mekanisme pasar efisien (EMH). Masalah yang dikeluarkan
oleh EMH antara lain: (1) informasi apa tentang perusahaan yang berguna bagi investor,
(2) apakah pengungkapan tentang berbagai tipe informasi perusahaan mempunyai
dampak terhadap pemahaman informasi?

Pasar saham dapat dikatakan efisien jika menggambarkan semua informasi yang
tersedia dan bereaksi secara instan terhadap informasi baru. Pembahasan EMH dalam
literatur akademik memiliki bermacam definisi terhadap informasi yang tersedia dan
terbagi menjadi tiga bentuk EMH,yakni bentuk lemah, bentuk semi kuat, dan bentuk
kuat.

Bentuk lemah, berdasarkan teori ini, harga historis menyediakan perkiraan tidak bias
mengenai harga masa depan dari saham, dan beberapa studi mendukung pendapat ini.
Hal ini menjelaskan bahwa perubahan harga terjadi akibat pengetahuan investor
mengenai pendapatan yang mungkin didapatkan atau kesempatan investasi alternatif.
Berdasarkan bentuk lemah, investor tidak bisa mendapatkan pengembalian/keuntungan
lebih berdasarkan pengetahuan sederhana atas harga saham sebelumnya.

Bentuk semi kuat, perbedaan antara bentuk lemah, semi kuat, dan kuat EMH terletak
pada jumlah informasi yang dikumpulkan dalam menentukan harga saham. Pada
bentuk semi lemah, harga lampau saham dan semua informasi yang disampaikan
ke publik diperlukan dalam menentukan harga saham.

Bentuk kuat, berdasarkan bentuk kuat EMH, semua informasi termasuk trend harga
saham, informasi tersedia untuk publik, dan informasi dari dalam digunakan dalam
32

penentuan harga saham. Bentuk ini menyebabkan akuntan mempertimbangkan semua


informasi termasuk informasi eksternal dan internal.

Implikasi penelitian pasar efisien

Hipotesis pasar efisien berimplikasi terhadap perkembangan teori akuntansi. Para kritis
akuntansi berpendapat bahwa ketidakseragaman prinsip akuntansi menyebabkan
manajer perusahaan dapat memanipulasi pendapatan dan mengaburkan investor.
Pendapat ini disebabkan karena asumsi bahwa laporan akuntansi adalah satu-satunya
sumber informasi dalam organisasi bisnis. Hasil dari penelitian EMH menghasilkan
kesimpulan bahwa harga pasar tidak hanya ditentukan oleh laporan akuntansi.
Kesimpulan ini menyebabkan peneliti menyelidiki bagaimana pendapatan akuntansi
berhubungan dengan harga saham. Hasil dari penyelidikan tersebut adalah bahwa
pendapatan akuntansi berhubungan dengan keuntungan saham.

Q. Perilaku Keuangan
Perilaku keuangan merupakan kemampuan seseorang dalam mengatur
perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan
penyimpanan dana keuangan sehari-hari (Kholiah dan Iramani, 2013). Financial Behavior
mempelajari bagaimana manusia secara aktual berperilaku dalam sebuah penentuan
keuangan. Khususnya, mempelajari bagaimana psikologi mempengaruhi keputusan
keuangan perusahaan dan pasar keuangan (Nofsinger & Baker, 2010). Menurut
(Wicaksono dan Divarda, 2015) perilaku keuangan merupakan suatu pendekatan yang
menjelaskan bagaimana manusia melakukan investasi atau berhubungan dengan keuangan
dipengaruhi oleh faktor psikologi.

Financial behavior berhubungan dengan tanggung jawab keuangan seseorang


terkait dengan cara pengelolaan keuangan. Tanggung jawab keuangan merupakan proses
pengelolaan uang dan aset yang dilakukan secara produktif. Pengelolaan uang adalah
proses menguasai dan menggunakan aset keuangan. Ada berapa elemen yang masuk
kepengelolaan uang yang efektif, seperti pengaturan anggaran, menilai pembelian
berdasarkan kebutuhan dan uang adalah peroses penganggaran. Anggaran bertujuan untuk
memastikan bahwa individu mampu mengelola kewajiban keuangan secara tepat waktu
dengan menggunakan penghasilan yang diterima dalam periode yang sama. Munculnya
financial behavior, merupakan dampak dari besarnya keinginan induvidu dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya sesuai dengan tingkat pendapatan yang dipeoleh. Menurut Dew dan
33

Xiao dalam Herdjiono dan Damanik (2016) dalam penerapan perilaku keuangan dibagi
menjadi empat, yaitu:

1. Tabungan
Tabungan didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi
dalam periode tertentu. Seseorang tidak tahu yang akan terjadi di masa depan, maka
uang harus disimpan untuk membayar kejadian tak terduga. Sedangkan menurut
Klasjok (2018) tabungan adalah bagian dari pendapatan yang diterima masyarakat yang
tidak digunakan untuk konsumsi atau dengan kata lain selisih antara pendapatan
dikurangi dengan konsumsi masyarakat. Fungsi tabungan dapat di tulis sebagai berikut
S = - a (1-b) Yd, dimana S = tingkat tabungan, a = kostanta yang menunjukan tingkat
tabungan pada saat disposable income, b = konstanta yang menunjukan MPC dan Yd
= tingkat disposable income.
2. Konsumsi
Konsumsi adalah pengeluaran atas berbagai barang dan jasa. Financial Behavior
seseorang dapat dilihat dari bagaimana dia melakukan kegiatan konsumsinya seperti
apa yang dibeli seseorang dan mengapa dia membelinya.
3. Arus Kas
Arus kas adalah indikator utama dari kesehatan keuangan yaitu ukuran
kemampuan seseorang untuk membayar segala biaya yang dimilikinya, manajemen
arus kas yang baik adalah tindakan penyeimbangan, masukan uang tunai dan
pengeluaran.
4. Manajemen utang
Manajemen utang adalah kemampuan seorang dalam memanfaatkan utang agar
tidak membuat anda mengalami kerugian atau kebangkrutan, dengan kata lain
memanfaatkan uang untuk meningkatkan kesejahteraannya.

R. Model Penilaian Aset Modal (CAPM)


Investor menggunakan informasi akuntansi untuk meminimalkan risiko dan
memaksimalkan keuntungan. Kebanyakan investor menolak risiko. Oleh karena itu
investasi yang berisiko tinggi harus memberikan keuntungan yang lebih tinggi pula untuk
memikat investor. Hal ini berarti investor memerlukan informasi mengenai tingkat risiko
dan keuntungan yang mungkin didapatkan. Rumus tingkat keuntungan yang sebenarnya
bagi investor.
34

Dividen + Penambahan (pengurangan) nilai


Harga beli

Karena harga saham berubah-ubah sehingga merubah ekspektasi investor


mengenai arus kas perusahaan di masa datang, saham biasa dikategorikan investasi
berisiko. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang didapatkan
bergeser dari yang diharapkan, dan nilai dari perubahan itu menentukan besarnya tingkat
risiko. Asumsi dasar CAPM adalah saham yang berisiko bisa dikombinasikan menjadi
portofolio saham yang lebih rendah tingkat risikonya dibanding dengan saham biasa saja.
Terdapat dua tipe risiko yaitu risiko tidak sistematis adalah saat ketidakwajaran risiko
suatu perusahaan bisa dipecah sedangkan risiko sistematis adalah bagian yang tidak dapat
dipecah yang berhubungan dengan pergerakan keseluruhan di pasar saham dan tidak dapat
dihindarkan. Persamaan sederhana mengenai hubungan antara risiko dan keuntungan
dengan menggunakan pengembalian bebas risiko (US T-Bills):

Rs =Rf + Rp

Rs = tingkat pengembalian yang diharapkan pada saham berisiko

Rf = tingkat bebas risiko

Rp = nilai risiko

Perhitungan hubungan paralel antara saham biasa tertentu dengan trend keseluruhan
dipasar saham disebut dengan β (beta). β dilihat sebagai perkiraan penguapan saham
tertentu terhadap pasar saham total. Dengan β menjadi

Rs = Rf + Ps(Rm-Rf)

Rs = tingkat pengembalian saham yang diharapkan

Rf = tingkat bebas risiko

Rm = tingkat pengembalian yang diharapkan pada pasar saham secara keseluruhan

Rf = beta saham, yang dihitung selama periode tertentu

CAPM membuat harga saham tidak dipengaruhi oleh risiko tidak sistematis, dan
saham yang menawarkan risiko yang lebih tinggi (β lebih tinggi) akan berharga lebih
35

rendah dari saham yang berisiko lebih rendah. Penelitian empiris telah mendukung bahwa
β lampau merupakan peramal yang baik bagi harga saham masa depan.

CAPM relevan terhadap perkembangan teori akuntansi karena peneliti telah


menggunakannya untuk menguji hipotesis yang tergantung pada EMH yang dibahas
sebelumnya. Contohnya, peneliti telah memperkirakan pengembalian yang diharapkan dari
sebuah perusahaan menggunakan CAPM untuk mengetahui apakah informasi akuntansi
memuat informasi. Keuntungan yang diharapkan dibandingkan dengan keuntungan yang
diterima, dan sisanya (perbedaan antara harapan dan kenyataan) diuji untuk melihat apakah
ada reaksi pasar atas informasi yang dikeluarkan.

S. Teori Akuntansi Normatif dan Akuntansi Positif dan Teori Keagenan


Teori positif mencoba menjelaskan fenomena yang telah diamati. Perbedaan besar
antara praktek-praktek dan aplikasi akuntansi telah membuat perkembangan deskripsi
komprehensif akuntansi menjadi sulit. Akhirnya, untuk menjadi teori, deskripsi harus
mempunyai nilai penjelasan.

Teori normatif didasarkan oleh tujuan-tujuan yang dibuat, tetapi tidak ada tujuan-
tujuan yang dianggap baku oleh akuntan. Teori akuntansi normatif biasanya dapat diterima
hanya kepada orang-orang yang setuju dengan asumsi yang digunakannya. Namun,
kebanyakan teori akuntansi adalah normatif karena mereka didasarkan pada tujuan-tujuan
tertentu suatu laporan keuangan.

Teori Keagenan diasumsikan bahwa orang-orang memaksimalkan utilitas mereka


untuk kepentingan mereka sendiri. Suatu agensi didefinisikan sebagai hubungan antara dua
pihak, dimana pihak pertama (agen) setuju untuk bertindak atas nama pihak lainnya
(prinsip). Contohnya, hubungan antara pemegang saham dan manajer adalah sebuah teori
agensi, sebagaimana hubungan manajer dan auditor, serta pejabat tinggi atau yang lebih
rendah, antara auditor dan pemegang saham.

Risiko bawaan dalam teori agensi adalah asumsi bahwa terjadi konflik kepentingan
antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan manajer. Hubungan agensi
menyebabkan biaya bagi pihak prinsip. Biaya dari hubungan agensi dihasilkan dari
penjumlahan (1) pengeluaran monitoring oleh pihak prinsip, (2) pengeluaran ikatan oleh
agen, dan (3) kerugian selisih. Watts menjelaskan konsep tersebut sbb:
36

Pengeluaran monitoring adalah pengeluaran oleh pihak prinsip untuk mengontrol


perilaku agen(contoh, biaya pengukuran dan pengamatan perilaku agen, biaya kebijakan
menerbitkan kompensasi, dll). Agen mempunyai insentif melakukan pengeluaran untuk
menjamin bahwa dia tidak akan membuat tindakan tertentu yang membahayakan
kepentingan pihak prinsip atau dia akan membayar pihak prinsip jika melakukannya. Inilah
biaya perikatan. Pada akhirnhya, bahkan dengan pengeluaran monitoring dan perikatan,
tindakan yang dilakukan oleh agen akan berbeda dengantindakan yang dilakukan oleh
pihak prinsip sendiri efek kesejahteraan yang berbeda yang dihasilkan disebut dengan
kerugian selisih.

Teori agensi dapat menjelaskan kurangnya teori akuntansi komprehensif. Teori


keagenan menyiratkan kerangka teori akuntansi tidak dapat dikembangkan karena
perbedaan kepentingan yang terlibat dalam laporan keuangan. Bagaimanapun juga, ada lagi
sebuah alasan dasar tentang kenapa teori keagenan memiliki keterbatasan dalam
mempengaruhi secara langsung akuntansi keuangan. Teori keagenan adalah teori deskripsi
yang membantu menjelaskan mengapa terjadi perbedaan dalam praktek akuntansi. Oleh
karena itu, walaupun pengujian secara terus menerus telah mendukung teori ini, teori
keagenan tidak akan mengidentifikasi prosedur akuntansi yang benar yang dapat digunakan
pada keadaan yang berbeda dan hasilnya praktik akuntansi tidak akan diubah.

T. Pemrosesan informasi pada manusia


Laporan tahunan perusahaan besar memberikan banyak informasi kepada investor.
Laporan ini dapat mencakup neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, banyak catatan
kaki untuk laporan keuangan, ringkasan operasi lima tahun, deskripsi berbagai aktivitas
perusahaan, pesan kepada pemegang saham dari manajemen puncak perusahaan, diskusi
dan analisis oleh manajemen tahunan operasi dan rencana perusahaan ke depan, dan
laporan akuntan publik bersertifikat independen perusahaan.

Pengungkapan semua informasi ini dimaksudkan untuk membantu investor dan


calon investor dalam membuat keputusan beli-tahan-jual tentang sekuritas perusahaan.
Studi mencoba untuk menilai kemampuan individu untuk menggunakan informasi telah
secara luas diklasifikasikan sebagai pengolahan informasi manusia (HIP) penelitian.
Masalah yang dibahas oleh studi ini adalah: Bagaimana individu menggunakan informasi
yang tersedia? Akibatnya, penelitian HIP dapat digunakan untuk menentukan bagaimana
investor individu membuat keputusan.
37

Secara umum, penelitian HIP telah menunjukkan bahwa orang memiliki kemampuan
terbatas untuk memproses informasi dalam jumlah besar. Temuan ini memiliki tiga
konsekuensi utama:

1. Persepsi individu terhadap informasi cukup selektif. Artinya, karena orang hanya mampu
memahami sebagian kecil dari lingkungan mereka, antisipasi mereka terhadap apa yang
mereka harapkan untuk dipersepsikan tentang situasi tertentu akan menentukan sebagian
besar apa yang mereka persepsikan.

2. Karena orang membuat keputusan berdasarkan sebagian kecil dari total informasi yang
tersedia, mereka tidak memiliki kapasitas untuk membuat keputusan yang optimal.

3. Karena orang tidak mampu mengintegrasikan banyak informasi, mereka memproses


informasi secara berurutan.Singkatnya, orang menggunakan sistem pemrosesan informasi
yang selektif dan bertahap. Sistem ini memiliki kapasitas yang terbatas, dan segala
ketidakpastian yang muncul seringkali diabaikan.

Temuan ini dapat memiliki implikasi pengungkapan yang luas bagi akuntan.
Kecenderungan FASB dan SEC saat ini adalah menuntut pengungkapan informasi yang
semakin banyak. Tetapi jika kesimpulan sementara dari penelitian HIP benar,
pengungkapan tambahan ini mungkin memiliki efek yang berlawanan dengan yang
dimaksudkan. Tujuan FASB dan SEC adalah untuk menyediakan semua informasi yang
relevan sehingga orang dapat membuat keputusan yang tepat tentang perusahaan. Namun,
laporan tahunan mungkin sudah berisi lebih banyak informasi daripada yang dapat diproses
secara memadai dan efisien oleh pembacanya.

Penelitian diperlukan untuk menentukan bagaimana pemrosesan selektif informasi


oleh individu diubah menjadi konsensus pasar yang dijelaskan oleh EMH dan untuk
menentukan informasi yang paling relevan untuk disertakan dalam laporan tahunan
perusahaan. Setelah tujuan ini tercapai, akuntan akan mengambil langkah besar dalam
menentukan informasi apa yang harus diungkapkan tentang entitas akuntansi.

U. Riset Perspektif Kritis


Diskusi kami sebelumnya tentang EMH, keuangan perilaku, CAPM, teori
keagenan, dan HIP mencakup referensi untuk studi penelitian yang mencoba menguji
hipotesis di mana teori-teori ini dibangun. Pengujian tersebut membawa asumsi bahwa
pengetahuan tentang fakta dapat diperoleh dengan observasi dan bahwa penelitian
38

akuntansi benar-benar objektif. Penelitian perspektif kritis menolak pandangan bahwa


pengetahuan akuntansi didasarkan pada prinsip-prinsip objektif. Sebaliknya, para peneliti
yang mengadopsi sudut pandang ini berbagi keyakinan dalam ketidakpastian klaim
pengetahuan. Milik mereka Pandangan ketidakpastian menolak gagasan bahwa
pengetahuan secara eksternal hanya didasarkan pada sistem aturan yang lebih unggul
daripada cara lain untuk memahami fenomena. Peneliti perspektif kritis mencoba untuk
menafsirkan sejarah akuntansi sebagai jaringan yang kompleks dari peristiwa ekonomi,
politik, dan kebetulan. Mereka juga berpendapat bahwa akuntan telah terlalu dipengaruhi
oleh satu sudut pandang tertentu dalam ekonomi (ekonomi marginalis berbasis utilitas).
Sudut pandang ekonomi menyatakan bahwa organisasi bisnis berdagang di pasar yang
merupakan bagian dari ekonomi masyarakat. Laba adalah hasil dari kegiatan ini dan
menunjukkan efisiensi organisasi dalam menggunakan sumber daya masyarakat yang
langka. Selain itu, peneliti perspektif kritis berpendapat bahwa akuntan juga mengambil
kerangka kelembagaan saat ini dari pemerintah, pasar, harga, dan bentuk organisasi, dengan
hasil bahwa akuntansi berfungsi untuk membantu kelompok kepentingan tertentu dalam
masyarakat dengan merugikan kelompok kepentingan lainnya.

Penelitian perspektif kritis memandang penelitian akuntansi arus utama didasarkan


pada pandangan bahwa dunia realitas objektif ada secara independen dari manusia,
memiliki sifat yang dapat ditentukan, dan dapat diamati dan diketahui melalui penelitian.
Akibatnya, orang tidak dilihat sebagai pembuat realitas sosial mereka; sebaliknya, mereka
dipandang memiliki atribut yang dapat dideskripsikan secara objektif (yaitu, gaya
kepemimpinan atau kepribadian). Perspektivis kritis berpendapat bahwa penelitian
akuntansi arus utama menyamakan teori normatif dan positif4yaitu, apa yang ada dan apa
yang seharusnya sama. Mereka juga mempertahankan bahwa teori penelitian akuntansi
arus utama diajukan sebagai upaya untuk menemukan realitas objektif, dan ada keyakinan
tersurat atau tersirat bahwa fenomena yang diamati tidak dipengaruhi oleh metodologi
penelitian. Singkatnya, cabang teori akuntansi ini, penelitian akuntansi arus utama,
didasarkan pada keyakinan akan kemampuan pengujian empiris.

Sebaliknya, penelitian perspektif kritis berkaitan dengan cara masyarakat, dan


institusi yang membentuknya, muncul dan dapat dipahami. Penelitian dari sudut pandang
ini didasarkan pada tiga asumsi :

1. Masyarakat memiliki potensi untuk menjadi apa adanya.


39

2. Tindakan sadar manusia mampu membentuk dunia sosial menjadi sesuatu yang
berbeda atau lebih baik.
3. Asumsi 2 dapat dipromosikan dengan menggunakan teori kritis

Dengan menggunakan asumsi-asumsi ini, teori kritis memandang organisasi baik


dalam konteks sejarah maupun konteks sosial. Ini berusaha untuk mendeteksi makna
tersembunyi apa pun yang berada dalam konteks ini, dan ini berkaitan dengan kekuatan
perusahaan multinasional dan distribusi manfaat dan biaya yang dihasilkan kepada
masyarakat. Teori kritis juga tidak menerima keyakinan teori akuntansi arus utama bahwa
organisasi bertahan karena mereka efisien secara maksimal; sebaliknya, ia menyatakan
bahwa metode penelitian bias mendukung pencapaian kesimpulan itu.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Akuntansi internasional adalah akuntansi untuk transaksi antar negara,
pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi
standar akuntansi diseluruh dunia. Perkembangan akuntansi internasional sekarang ini
semakin pesat dan perhatian profesi akuntan pun terhadap masalah ini semakin besar. Ada
tiga kemungkinan pengertian orang terhadap akuntansi internasional ini.
Perkembangan teknologi informasi akuntansi pada saat ini berpengaruh besar
terhadap sistem informasi akuntansi (SIA) dalam suatu perusahaan. Dampak yang dapat
dirasakan adalah pemrosesan data yang mengalami perubahan dari sistem manual ke sistem
komputer. Oleh karena itu, pengendalian intern dalam SIA juga akan mempengaruhi
peningkatan jumlah dan kualitas informasi dalam pelaporan keuangan. Perkembangan
akuntansi dalam hal SIA berbasis komputer akan menghasilkan laporan keuangan yang
mempengaruhi praktik pengauditan.
Kebutuhan standar akuntansi yang berlaku secara Internasional didasari oleh
terbentuknya suatu organisasi yang bernama International Standard Committee (IASC)
yang beroperasi dari tahun 1973 sampai 2001. IASC didirikan pada bulan Juni 1973 sebagai
hasil dari perjanjian oleh 2 badan akuntansi di Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Jepang,
Meksiko, Belanda, Inggris dan Irlandia dan Amerika Serikat yang merupakan Dewan
IASC. Kegiatan profesional internasional dari badan akuntansi berada dibawah Federasi
Akuntan Internasional (IFAC) pada tahun 1977.
IFRS adalah standar pelaporan akuntansi yang diakui secara internasional.
International Financial Accounting Standard (IFRS) ini diterbitkan oleh IASB
(International Accounting Standards Board), yang merupakan organisasi akuntansi
internasional. IFRS berguna untuk menciptakan bahasa akuntansi umum, agar terdapat
keseragaman penyajian pelaporan bisnis dan keuangan pada seluruh perusahaan.
International Financial Accounting Standard (IFRS) ini diterbitkan oleh IASB
(International Accounting Standards Board), yang merupakan organisasi akuntansi
internasional. IFRS berguna untuk menciptakan bahasa akuntansi umum, agar terdapat
keseragaman penyajian pelaporan bisnis dan keuangan pada seluruh perusahaan.
Sejumlah pendekatan penelitian tersedia untuk membantu dalam mengembangkan
teori-teori akuntansi dan penggunaannya. Pendekatan deduktif membutuhkan penentuan
sasaran dan kemudian diteruskan ke praktik yang lebih spesifik. Pendekatan induktif
diawali pengamatan dan kemudian membuat kesimpulan dari pengamatan tersebut.
Pendekatan pragmatis mengidentifikasikan masalah dan kemudian menghasilkan solusi
yang berguna. Pendekatan etis menekankan pada konsep kebenaran, keadilan dan
kejelasan. Akhirnya, penelitian akuntansi perilaku mempelajari bagaimana orang-orang
dipengaruhi oleh laporan dan fungsi akuntansi.
Beberapa teori mengenai outcome masalah akuntansi disajikan. Analisis
fundamental mencoba agar dapat membuat masing-masing investor mengetahui kesalahan

40
41

harga saham. Penelitian Pasar Efisien mempelajari informasi apa yang berharga bagi
investor dan bentuk dampak dari pengungkapan terhadap nilai dari informasi. Teori agensi
mempelajari bagaimana keuntungan individu dari rangkaian tertentu suatu tindakan. Model
penilaian aktiva modal menjelaskan bagaimana investor bisa meminimalisir risiko dan
memaksimalkan keuntungan. Penelitian pemrosesan informasi manusia mempelajari
bagaimana masing-masing individu menggunakan dan memproses informasi. Terakhir,
penelitian sudut pandang krisis mempertanyakan beberapa asumsi ekonomi yang telah
disepakati yang didapat akuntan.
B. Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai AKUNYTANSI
INTERNASIONAL DAN METEDOLOGI RISET DAN TEORI-TEORI MENGENAI
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI Semoga para pembaca dan penyimak dapat
memahami isi dari makalah yang penulis buat dan semoga makalah ini berguna khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pihak pembaca dan penyimak.
DAFTAR PUSTAKA

G. Hofstede, <Relativitas Budaya dari Praktik dan Teori Organisasi,=Jurnal Studi Bisnis
Internasional (Musim Gugur 1983): 25389.

JA Hepworth, <Standar Akuntansi Internasional,=Chartered Accountant di Australia 48, tidak.


2 (Agustus 1977): 17319.

IASB, <IASB meluncurkan konsultasi publik tentang program kerjanya di masa depan.= Rilis
Berita 26 Juli 2011. http://www.ifrs.org/news/press-releases/Pages/agenda-
consultation-july-2011.aspx

Standar Akuntansi Internasional 1996 (London: Komite Standar Akuntansi Internasional,


1996), 12.

Donald T. Nicolaisen. <Pernyataan oleh Staf SEC: Regulator Sekuritas Melihat


Konvergensi,=Jurnal Hukum dan Bisnis Internasional Universitas Northwestern (April
2005), http://www.sec.gov/news/speech/spch040605dtn.htm.

Komisi Sekuritas dan Bursa, <Peta Jalan untuk Potensi Penggunaan Laporan Keuangan yang
Disusun Sesuai dengan Standar Pelaporan Keuangan Internasional oleh Emiten AS
(Washington, DC: SEC, 14 November 2008)

http://www.sec.gov/rules/proposed/2008/33-8982.pdf.

Komisi Sekuritas dan Bursa, "Penerimaan dari Emiten Swasta Asing atas Laporan Keuangan
yang Disusun Sesuai dengan Standar Pelaporan Keuangan Internasional tanpa
Rekonsiliasi dengan GAAP" (Washington, DC: SEC, 2007).

Dewan Standar Akuntansi Internasional, <IASB Menerbitkan Draft IFRS untuk UKM
(Februari 2007),
http://www.iasb.org/News/Press+Releases/IASB+publishes+draft+IFRS+for+SMEs.h
tm

Niswonger, Warren, Reeve, Fees. 1999. Alih bahasa Alfonsus Sirait, Helda Gunawan, Prinsip-
Prinsip Akuntansi. Jilid 1 Edisi 19, Erlangga, Jakarta.

Williamson, <Mengukur Kinerja Reksa Dana,=Jurnal Analis Keuangan (November3Desember


1972):

42
43

Raymond J. Ball dan Philip R. Brown, "Evaluasi Empiris Angka Pendapatan Akuntansi,"Jurnal
Riset Akuntansi (Musim Gugur 1968): 1593178.

Anda mungkin juga menyukai