Anda di halaman 1dari 21

Informasi Akuntansi

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan

Dosen pengampu : Ubaid Aisyulhana, S.HI., M.E

Oleh :

1. Wahyu Dewi Hasanah G02219037

2. Mahmudho Nuranisa G92219098

3. Regy Oliviarevitsa G92219115

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah
memberikan kemudahan bagi penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat
waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan dengan judul “Informasi
Akuntansi”. Tanpa pertolongan-Nya penulis tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan
baik.

Shalawat serta salam senantiasa terucap dari lisan penulis semoga tercurahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia ke jalan
yang baik dan terang benderang. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak,
khususnya dosen mata kuliah Analisis Laporan Keuangan yaitu Bapak Ubaid Aisyulhana, S.HI.,
M.E yang sudah banyak membimbing dalam pembuatan mkalah ini sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Penulis sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna dan memiliki banyak
kesalahan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
jika terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Surabaya, 11 Maret 2022

Penulis (Kelompok 1)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. LatarBelakang...............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1

C. Tujuan ..........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

1. Apa Itu Akuntansi dan Informasi Akuntansi................................................................2

2. Apa Saja Cabang Akuntansi ........................................................................................1

3. Apa Itu Rerangka Konseptual: Tujuan Pelaporan Keuangan.......................................3

4. Apa Itu Hierarki Informasi Akuntansi..........................................................................6

5. Apa Saja Asumsi Dan Konvensi Dalam Akuntansi...................................................11

BAB III PENUTUP................................................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................................17

B. Saran...........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisis laporan keuangan merupakan salah satu hal yang biasa dilakukan oleh
beberapa pihak yang membutuhkan. Analisis laporan keuangan dapat memberikan
informasi mengenai keadaan suatu perusahaan, apakah perusahaan sedang dalam keadaan
profit atau sebaliknya. Sehat tidaknya suatu perusahaan juga dapat diketahui melalui
analisis laporan keuangan.
Informasi akuntansi merupakan cikal bakal dari suatu keputusan yang dapat
diambil sebagai hasil dari analisis laporan keuangan. Informasi akuntansi dapat menjadi
sarana komunikasi antara organisasi dengan pihak internal maupun eksternal. Informasi
akuntansi yang tepat akan mempengaruhi baik buruknya keputusan yang diambil oleh
pihak pengguna informasi. Maka dari itu, penulis akan membahas lebih lanjut mengenai
informasi akuntansi serta hasil apa yang akan diterima dari
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu akuntansi dan informasi akuntansi?
2. Apa saja cabang akuntansi?
3. Apa itu rerangka konseptual : tujuan pelaporan keuangan?
4. Apa itu hierarki informasi akuntansi?
5. Apa saja asumsi dan konvensi dalam akuntansi?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa hubungan antara akuntansi dan informasi akuntansi
2. Mengetahui apa saja cabang akuntansi
3. Mengetahui rerangka konseptual : tujuan dari pelaporan keuangan
4. Mengetahui apa saja hierarki informasi akuntansi
5. Mengetahui apa saja yang dapat menjadi asumsi dan konvensi pada akuntansi

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Akuntansi dan Informasi Akuntansi


Akuntansi dan informasi akuntansi merupakan dua hal yang saling berkaitan
antara satu sama lain. Informasi akuntansi memiliki peran yang sangat besar terutama
dalam hal pengambilan keputusan. Menurut Gellinas (2012:19) dalam jurnal Zeina, Nur
(2019) menyatakan bahwa informasi akuntansi yang berkualitas berguna dalam decision
maker.1
Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan
pengkomunikasian informasi ekonomi yang dapat dipakai dalam penilaian serta
pengambilan keputusan.2 Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa tujuan pelaporan
akuntansi yaitu mengkomunikasikan informasi perusahaan ke dalam bentuk yang lebih
ringkas dan mudah dipahami.
Secara umum, ada dua kelompok pemakai informasi akuntansi yaitu pemakai
internal dan pemakai eksternal. Pemakai internal merupakan pihak manajemen
perusahaan yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan jangka pendek dan
jangka panjang.3 Sedangkan pemakai eksternal merupakan pihak luar perusahaan seperti
investor, calon investor, keditor, supplier, karyawan, dan instalansi pemerintah.4
2. Cabang-Cabang Akuntansi
Ada dua cabang akuntansi yang berkaitan dengan pemakai internal dan eksternal
yaitu Akuntansi Keuangan (Financial Accounting) berkaitan dengan pemakai eskternal
dan Akuntansi Manajamen (Managerial Accounting) berkaitan dengan pemakai internal.
Akuntansi keuangan merupakan sistem yang berkaitan dengan akumulasi, proses, dan
komunikasi atas suatu informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan berkaitan
dengan investasi dan kredit yang berguna bagi pemakai eksternal. 5 Informasi akuntansi
keuangan didapatkan oleh pihak ekternal melalui laporan keuangan (laporan tahunan)
1
Sari, N. Z. M., “Pengaruh Proses Bisnis, Dam Struktur Perusahaan Dalam Suatu Organisasi Terhadap Efektivitas
Sistem Informasi Akuntansi Dan Dampaknya Terhadap Kepuasan Pemakai Informasi Akuntansi (PT Len Industri
Persero)”, SOSIOHUMANITAS, Vol. 21, Edisi. 2, 2019, h. 93
2
Hanafi, M. M., dan Halim, Abdul., “Analisis Laporan Keuangan”, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2018), h. 27
3
Hanafi, M. M., dan Halim, Abdul., Op. Cit, h. 28
4
Hanafi, M. M., dan Halim, Abdul., Op. Cit, h. 27
5
Hanafi, M. M., dan Halim, Abdul., Op. Cit, h. 29

2
yang dibatasi oleh ketentuan SAK.6 Akuntansi Manajemen merupakan sistem yang
berkaitan dengan akumulasi, proses, dan komunikasi atas suatu informasi yang berguna
dalam pengambilan keputusan pihak internal perusahaan. Informasi akuntansi
manajemen didapatkan oleh pihak internal melalui laporan perusahaan internal tanpa
dibatasi oleh suatu ketentuan seperti apa yang membatasi akuntansi keuangan.7
Berdasarkan definisi diatas mengenai akuntansi keuangan dan akuntansi manajamen,
dapat diketahui bahwa ada perbedaan terkait tujuan serta informasi yang dapat diperoleh.
Berikut adalah perbedaan antara Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen.8

Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen


Sumber Wewenang Standar Akuntansi Kebutuhan Internal
Keuangan (SAK)
Orientasi Waktu Sebagai besar masa lalu Sekarang dan masa yang
akan datang
Cakupan Utamanya total atau Departemen individu,
perusahaan secara divisi, dan perusahaan
menyeluruh secara menyeluruh
Tipe Informasi Kuantitatif Kualitatif dan Kuantitatif
Bentuk Pelaporan Ditentukan oleh SAK Tergantung dari keputusan
yang akan dipecahkan
Fokus Pengambilan Eksternal Internal
Keputusan

3. Tujuan Pelaporan Keuangan


Tujuan-tujuan laporan keuangan yang semuanya bersifat umum, berkaitan dengan
pemakai eksternal yang bermacam-macam jenisnya bukan pemakai internal yang spesifik
seperti manajemen. Berikut adalah beberapa tujuan dari pelaporan keuangan.
1) Informasi yang Bermanfaat untuk Pengambilan Keputusan

6
Hanafi, M. M., dan Halim, Abdul., Op. Cit, h. 29
7
Ibid
8
Ibid

3
Tujuan yang paling umum adalah pelaporan keuangan harus memberikan
informasi yang bermanfaat untuk investor, kreditor, dan pemakai lainnya,
dimasa sekarang maupun dimasa mendatang, untuk pembuatan keputusan
investasi, kredit, dan investasi semacam lainnya. Dari tujuan yang paling
umum kemudian tujuan berikutnya yang lebih spesifik. Tujuan tersebut
berkaitan dengan perkiraan penerimaan kas untuk pemakai eksternal.
2) Informasi yang Bermanfaat untuk Memperkirakan Aliran Kas untuk Pemakai
Eksternal
Tujuan kedua dalam bagan tersebut dinyatakan sebagai, Laporan
keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat untuk pemakai
eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian (yang
berarti risiko) penerimaan kas yang berkaitan. Tujuan ini penting karena
investor atau pemakai eksternal mengeluarkan kas untuk memperoleh aliran
kas masuk.
Pemakai eksternal harus memperoleh aliran kas masuk bukan hanya yang
bisa mengembalikan aliran kas keluar (return on investment), tetapi juga
aliran kas masuk yang bisa mengembalikan return yang sesuai dengan risiko
yang ditanggungnya. Laporan keuangan diperlukan untuk membantu
menganalisis jumlah dan saat waktu penerimaan kas (yaitu dividen, bunga)
dan juga memperkirakan risiko yang berkaitan.
3) Informasi yang Bermanfaat untuk Memperkirakan Aliran Kas Perusahaan
Tujuan ketiga adalah pelaporan keuangan harus memberikan informasi
untuk membantu pihak eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan
ketidakpastian aliran kas masuk bersih perusahaan. Penerimaan kas
perusahaan diperoleh selama siklus bisnis perusahaan tersebut, dimulai dari
pembelian bahan-bahan mentah, produksi, penjualan, dan penerimaan kas
kembe Dalam siklus tersebut perusahaan juga mengeluarkan kas (misal untuk
membeli bahan mentah). Penerimaan kas bersih perusahaan akan
mempengaruhi penerimaan kas bersih pihak eksternal
4) Informasi Mengenai Sumber Daya Ekonomi dan Klaim Terhadap Sumber
Daya Tersebut

4
Tujuan yang keempat merupakan tujuan yang paling spesifik. Tujuan ini
menandakan tipe informasi perusahaan yang harus diberikan dalam laporan
keuangan. Informasi yang diperoleh dalam tujuan ini sangat bermanfaat untuk
pihak eksternal karena beberapa alasan:
(1) Mengidentifikasikan kelemahan dan kekuatan perusahaan untuk
memperkirakan likuiditas perusahaan.
(2) Memberikan basis untuk mengevaluasi prestasi perusahaan selama
periode tertentu.
(3) Untuk memberikan indikasi langsung potensi aliran kas sumber daya dan
kas yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban perusahaan.
(4) Untuk memberikan indikasi potensi aliran kas yang merupakan hasil
gabungan dari beberapa sumber daya dalam perusahaan.

Informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan modal saham


perusahaan disajikan dalam neraca.

5) Informasi Mengenai Pendapatan dan Komponen-komponennya


Tujuan spesifik yang lain adalah bahwa laporan keuangan memberikan
informasi mengenai prestasi perusahaan selama periode tertentu untuk
membantu pihak eksternal menentukan harapannya (expectation) mengenai
prestasi perusahaan pada masa-masa mendatang. Fokus dari pelaporan
keuangan mengenai prestasi perusahaan adalah informasi mengenai
pendapatan perusahaan yang komprehensif dan komponen-komponennya.
Informasi semacam itu bermanfaat karena beberapa alasan.
(1) Untuk mengevaluasi prestasi manajemen.
(2) Memperkirakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (earning
power) atau jumlah lainnya yang diperkirakan mempengaruhi kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dalam jangka panjang.
(3) Memperkirakan pendapatan masa mendatang.
(4) Memperkirakan risiko investasi atau meminjamkan pada perusahaan.

Pengukuran pendapatan harus mempertemukan manfaat dan biaya yang


diperoleh pada suatu periode tertentu, meskipun penerimaan kas atau

5
pengeluaran kas yang terjadi berlainan waktunya. Pendekatan semacam itu
disebut juga sebagai pendekatan akrual. Laporan prestasi juga harus
memasukkan manfaat dan biaya nonoperasional yang terjadi pada periode
tertentu. Sedangkan laporan laba (pendapatan) dan komponen-komponennya
disajikan melalui laporan laba rugi.

6) Informasi Aliran Kas


Tujuan spesifik lain adalah pelaporan keuangan yang memberi informasi
mengenai aliran kas perusahaan; bagaimana perusahaan menerima kas dan
mengeluarkan kas, mengenai pinjaman dan pelunasan pinjaman, mengenai
transaksi permodalan termasuk dividen yang dibayarkan, dan mengenai
faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi likuiditas perusahaan. Informasi
alirankas bermanfaat karena beberapa alasan:
(1) Memahami operasi perusahaan.
(2) Mengevaluasi kegiatan investasi dan pendanaan.
(3) Memperkirakan likuiditas perusahaan.
(4) Menginterpretasikan lebih jauh laporan rugi laba.
7) Laporan Aliran Kas Disajikan Melalui Laporan Analisis Aliran Kas
Faktor lain yang menjadi isu dalam pelaporan keuangan adalah masalah
full disclosure(pengungkapan penuh). Laporan keuangan harus memasukkan
juga penjelasan-penjelasan dan interpretasi oleh pihak manajemen untuk
membantu pemakai eksternal memahami informasi keuangan yang diberikan.
4. Hierarki Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
Gambar 2.4. memperlihatkan karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Dalam
bagan tersebut nampak bahwa informasi akuntansi dibatasi oleh dua batasan (constraint)
yaitu:
(1) Batasan Atas Manfaat dari informasi akuntansi harus lebih besar dibanding
biaya yang dikeluarkan agar sistem informasi akuntansi bisa dibenarkan.
(2) Batasan Bawah Nilai rupiah dari informasi akuntansi harus material, yaitu
cukup besar untuk mengakibatkan perbedaan dalam pengambilan keputusan.
Supaya bermanfaat, informasi akuntansi harus mempunyai karakteristik
kualitatif setidak-tidaknya pada tingkat minimum.

6
1) Bisa Dipahami (Understandability)
Informasi akuntansi harus bisa dipahami oleh pemakai yang mempunyai
pengetahuan bisnis dan ekonomi yang memadai dan yang mempunyai
keinginan untuk mempelajari informasi tersebut dengan tingkat usaha yang
memadai pula. Bisa dipahami mengacu kepada pemakaian laporan keuangan
yang umum (broad classes of decision makers), tidak mengacu kepada
sekelompok orang yang khusus.

7
2) Bermanfaat Untuk Pengambilan Keputusan
Karakteristik kualitatif keseluruhan yang digunakan untuk
mempertimbangkan kualitas informasi akuntansi. Bermanfaat atau tidaknya
informasi tersebut tergantung dari keputusan yang akan dibuat, cara
pengambilan keputusan, informasi lain yang telah ada, dan kemampuan
memproses pengambilan keputusan. Manfaat untuk pengambilan keputusan
mengacu pada pengambil keputusan yang umum dan dalam konteks yang
umum pula.
3) Relevan
Suatu informasi bisa dikatakan relevan apabila adanya informasi tersebut
bisa membuat perbedaan keputusan yang diambil. Informasi yang relevan bisa
membantu pemakai informasi untuk membentuk harapan atau kesimpulan
mengenai hasil-hasil pada masa yang lalu, sekarang, dan masa yang
mendatang. Informasi tersebut bisa dipakai untuk memprediksi kejadian atau
hasil pada masa mendatang (kemampuan prediksi) dan juga bisa dipakai untuk
mengkonfirmasikan kesimpulan-kesimpulan tentang masa yang lalu
(kemampuan memberi feedback). Sebagai tambahan, supaya relevan
informasi akuntansi juga harus tepat waktu.
4) Nilai Prediksi dan Umpan Balik
Informasi akuntansi mempunyai nilai prediksi apabila informasi tersebut
bisa dipakai untuk memprediksi lebih akurat berdasarkan informasi masa lalu
dan saat sekarang. Informati mempunyai kemampuan umpan balik apabila
informasi tersebut bisa dipakai untuk mengkonfirmasikan kesimpulan-
kesimpulan tertentu mengenai masa lalu. Seringkali informasi mempunyai
nilai keduanya (prediksi dan umpan balik), karena konfirmasi masa lalu bisa
dipakai untuk memprediksi masa mendatang lebih tepat lagi.
5) Tepat Waktu
Tepat waktu bisa diartikan sebagai ketersediaan informasi ke pembuat
keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya untuk
mempengaruhi keputusan. Jika informasi tidak ada pada waktu dibutuhkan

8
untuk membuat keputusan, maka informasi tersebut tidak lagi relevan, dan
tidak mempunyai manfaat untuk pengambilan keputusan.
6) Reliabilitas
Informasi yang reliabel bebas dari bias-bias tertentu dan bisa
mencerminkan apa yang akan diukur (representatif). Dengan demikian
informasi yang reliabel harus bisa diverifikasi, netral, dan representatif
(mewakili apa yang akan diukur). Reliabel tidak berarti pasti atau tepat sekali
(precise). Tingkat reliabilitas akan berbeda-beda tergantung pada situasi dan
kondisi yang dihadapi.
7) Bisa Diverifikasi
Bisa diverifikasi sering juga disebut sebagai obyektif. Informasi bisa
diverifikasi apabila pengukur (misal akuntan) bisa sampai pada kesimpulan
bersama bahwa metode yang dipilih bersih dari bias-bias tertentu, dan dengan
demikian metode tersebut bisa diduplikasi. Verifikasi bermanfaat untuk
mengurangi bias karena dengan pengukuran yang berulang-ulang, dan dengan
menggunakan metode yang sama, kesalahan baik yang disengaja maupun
yang tidak disengaja akan bisa dikurangi.
8) Representatif
Representatif merupakan keterkaitan antara pengukuran dan apa yang
diukur. Istilah lain yang sering digunakan yang mempunyai arti sama dengan
representatif adalah valid. Sebagai contoh perusahaan mencatat sewa yang
dibayar di muka sebagai aktiva. Aktiva merupakan sumber daya perusahaan,
dan aktiva merupakan ukuran representatif sewa dibayar di muka karena sewa
dibayar di muka meningkatkan sumberdaya perusahaan meskipun perusahaan
tersebut tidak memiliki aktiva yang disewanya.
9) Kenetralan
Informasi akuntansi akan netral apabila bebas dari bias-bias tertentu yang
akan mempengaruhi hasil ke arah yang tertentu. Tetapi tidak berarti bahwa
kenetralan informasi akuntansi tidak mempunyai pengaruh terhadap perilaku
manusia. Informasi akuntansi ditujukan kepada semua pihak (broad class) dan

9
ditujukan untuk tujuan yang umum dan bervariasi, bukan untuk tujuan yang
sempit.
10) Konsistensi dan Bisa Diperbandingkan
Karakteristik kualitatif tambahan dari informasi akuntansi adalah bisa
diperbandingkan (comparability) dan konsistensi. Informasi akuntansi akan
lebih bermanfaat apabila informasi tersebut dibandingkan dengan informasi
yang serupa untuk perusahaan lain (intercompany comparison), atau dengan
informasi yang serupa dari masa lalu perusahaan (intracompany comparison).
Kualitas tersebut sering disebut juga sebagai kualitas interaktif, karena
kualitas tersebut mengkaitkan dua atau lebih informasi akuntansi. Kualitas
yang bisa diperbandingkan membantu pemakai untuk mengidentifikasikan
dan menjelaskan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan antardua
atau lebih fenomena ekonomi.
Konsistensi berarti kesesuaian antara periode yang satu dengan yang
lainnya, dalam hal prosedur dan kebijakan akuntansi yang tidak berubah.
Konsistensi, sebagaimana bisa dibandingkan, merupakan kualitas yang
menyangkut hubungan antarangka, bukannya kualitasangka itu sendiri.
Konsistensi bisa membantu kualitas perbandingan (bisa dibandingkan).
Tanpakonsistensi akan sulit ditentukan apakah perbedaan yang ada
dikarenakan perbedaan ekonomi atau hanya karena perbedaan metode
akuntansi. Tetapi terkadang metode akuntansi terpaksa harus diubah karena
kondisi ekonomi yang berubah. Konsistensi terpaksa harus dikorbankan untuk
memperoleh informasi yang lebih bermanfaat.
11) Batasan terhadap Hirarki Informasi
Sama seperti halnya komoditi ekonomi lainnya, keputusan yang berkaitan
dengan komoditi tersebut harus dilandasi prinsip manfaat-biaya. Biaya
informasi akuntansi disebabkan pengumpulan, pemrosesan, pengauditan,
pengkomunikasian informasi akuntansi dan juga biaya karena kehilangan
keunggulan kompetitif karena terbukanya informasi akuntansi. Manfaat
informasi akuntansi dirasakan oleh investor, kreditur, konsumen, dan
perusahaan itu sendiri (untuk keputusan internal). Manfaat informasi

10
akuntansi dibatasi oleh manfaat-biaya, biaya informasi akuntansi tidak boleh
melebihi manfaatnya.
12) Material
Informasi akuntansi dikatakan material apabila ketiadaan informasi
tersebut atau penyampaian yang salah (misstatement) akan mempengaruhi
pertimbangan seorang pengambil keputusan. Dengan kata lain, informasi
harus mengenai jumlah yang cukup besar untuk membuat perbedaan. Material
dan relevan merupakan dua kualitas yang berkaitan. Untuk bermanfaat
informasi akuntansi harus relevan dan cukup material. Inormasi akuntansi
tidak akan bermanfaat apabila tidak relevan atau jumlahnya tidak cukup
berarti untuk membuat perbedaan (tidak material).
5. Asumsi dan Konvensi Dalam Akuntansi
Ada beberapa asumsi dan konvensi dalam akuntansi yang memiliki pengaruh
terhadap perkembangan akuntansi. Diantaranya adalah:
1) Kesatuan (Entity)
Kebanyakan kegiatan ekonomi dan bisnis dilakukan oleh perusahaan yang
merupakan kesatuan ekonomi tersendiri (ekonomi entity). Kesatuan ekonomi
ini mencakup mulai dari yang berukuran kecil sampai besar. Akuntansi
keuangan berurusan dengan pencatatan dan penyajian ekonomi kesatuan ini,
tanpa memandang ukurannya. Terkadang penyajian kegiatan ekonomi
dikonsolidasi untuk melaporkan kegiatan ekonomi kesatuan secara
keseluruhan dengan lebih ralistis.
Asumsi kesatuan yang berdiri tersebut memisahkan pihak pemilik dengan
organisasinya. Organisasi tersebut yang memiliki sumber daya dan
menanggung kewajiban – kewajibannya. Sebagai konsekuensinya, pencatatan
dan pelaporan keuangan berkaitan dengan transaksi yang dilakukan oleh
kesatuan bisnis. Transaksi yang dilakukan oleh individu pemilik dipisahkan
dari transaksi yang dilakukan oleh kesatuan bisnis tersebut.
2) Kontinuitas/kesinambungan (continuity)
Asumsi kontinuitas sering juga disebut sebagai asumsi going concern
assumption. Asumsi ini mengatakan bahwa perusahaan akan tetap beroperasi

11
pada masa mendatang, kecuali ada bukti – bukti lain yang bertentangan
dengan asumsi tersebut. Asumsi kontinuitas ini diperlukan oleh akuntansi
karena apabila asumsi tersebut tidak valid, maka beberapa metode akuntansi
tidak bisa dipakai.
Contohnya, aktiva tetap didepresiasi selama umur ekonomis aktiva
tersebut: persediaan dicatat dengan menggunakan harga perolehan. Apabila
asumsi tidak valid, maka tidak akan bisa menggunakan metode akuntansi
seperti diatas. Terkadang perusahaan mengalami kesulitan dan mengalami
kebangkrutan. Asumsi ini tidak berarti sama dengan perusahaan yang
permanen. Asumsi tersebut hanya menyatakan bahwa perusahaan akan
berlangsung cukup lama untuk menjalankan operasinya dan memenuhi
kewajiban – kewajibannya. Pada saat terjadi kebangkrutan, asumsi kontinuitas
harus dibuang dan perusahaan harus dilaporkan berdasarkan nilai
likuiditasnya.9
3) Periode waktu
Untuk menentukan prestasi perusahaan dengan lebih akurat, pembatasan
waktu diperlukan. Dengan demikian pendapatan dan biaya kesatuan ekonomi
diukur selama waktu tertentu, misalnya selama satu tahun. Laporan keuangan
disiapkan pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun. Alternatif lain
adalah dengan mengikuti siklus bisnis suatu perusahaan. Akhir siklus bisnis
tidak selalu sama dengan akhir tahun. Akhir siklus bisnis barangkali sama
dengan pertengahan tahun, missal 30 juni. Ditanggal ini yang dipakai sebagai
pembatas periode waktu. Harga perolehan biasanya dipakai sebagai bisnis
pengukuran dalam laporan keuangan. Harga ini biasanya tetap dipertahankan
sebagai pengukur sampai suatu sumber daya dihabiskan, dijual, dan dihapus
dari catatan.
Metode tersebut dinilai lebih objektif dibandingkan metode yang lain
seperti metode penilaian dengan harga pasar. Metode harga perolahan
dianggap lebih reliable dan dokumentasi pendukung tersedia untuk
mendukung pencatatan jumlah atau nilai transaksi (misal melalui faktur

9
Hanafi, M. M., dan Halim, Abdul., Op. Cit, h. 38

12
penjualan atau pembelian). Harga perolehan memberi bukti terjadinya
kesepakatan antara penjual dan pembeli terhadap nilai transaksi, dan dengan
demikian mengandung kualitas representative, netral, dan bisa diverifikasi.
Metode harga perolehan sering dikritik karena dianggap kurang relevan
dibandingkan dengan metode lainnya, seperti metode harga pasar. Meskipun
demikian, metode lainnya dianggap kurang mempunyai reliabilitas yang
diperlukan. Juga biasanya manfaat yang diperoleh dari pengukuran dengan
menggunakan metode lain akan lebih kecil dibandingkan biayanya. Kadang
metode yang lain digunakan apabila dianggap lebih relevan dan mempunyai
tingkat reliabilitas yang cukup.
4) Unit Moneter
Unit moneter dipakai sebagai unit transaksi dalam laporan keuangan unit
moneter ini mengikuti. Unit moneter nasional di mana perusahaan tersebut
beroperasi. Asumsi penting yang mendasari pemakaian unit moneter ini
adalah nilai yang stabil (nilai pengukuran yang stabil). Struktur nilai unit
moneter tersebut bukan merupakan gangguan yang serius terhadap laporan
keuangan. Sekarang ini nilai uang praktis tidak lagi stabil dan dengan
demikian asumsi kestabilan moneter bukan merupakan suatu asumsi yang
harus valid. Nilai produk, sebagai contoh tanah atau bangunan mengalami
kenaikan harga yang cukup tajam. Nilai produk tersebut tidak lagi stabil. Saat
ini belum ada perlakuan khusus untuk nilai moneter yang berubah, tetapi
perusahaan akan lebih baik apabila juga mencantumkan efek perubahan nilai
moneter terhadap laporan keuangan.10
5) Realisasi dan Pengakuan
Realisasi berarti proses perubahan (konvensi) dari sumber daya non kas
menjadi kas atau hak untuk menjadikan kas. Contoh yang terakhir ini adalah
piutang yang bukan merupakan kas, tetapi bisa diukur menjadi kas.
Pengakuan berarti proses pencatatan dan pelaporan secara formal suatu item
dalam laporan keuangan. Item yang diakui dituliskan dalam kata dan jumlah
suatu item diakui, item harus memenuhi empat persyaratan yaitu:

10
Hanafi, M. M., dan Halim, Abdul., Op. Cit, h. 39

13
a. Memenuhi definisi elemen (dalam neraca/laba rugi)
b. Bisa diukur
c. Elephant
d. Reliabel

Pendapatan akan diakui apabila:

1. Telah terjadi realisasi


2. Telah diperoleh

Biasanya realisasi akan lengkap apabila penjualan telah terjadi (kas atau
piutang telah diperoleh) dan biasanya proses perolehan pendapatan (earning
process) telah lengkap pada waktu penjualan. Faktor-faktor tersebut akan
memberikan kepastian pendapatan yang cukup. Kadang-kadang pengakuan
atas pendapatan dimajukan atau dimundurkan dalam proses perolehan
pendapatan tergantung dari jenis usaha yang dilakukan oleh perusahaan.
Dengan demikian pendapatan barangkali tidak diakui pada saat bersamaan
dengan realisasi. Pendapatan bisa diakui pada saat produksi, akhir produksi
atau saat terjadi penjualan.

Sebagai contoh, pada konstruksi jangka panjang dengan kontrak yang


melewati batas waktu 1 tahun pendapatan diakui pada saat proses produksi
dengan menggunakan metode persentase penyelesaian. Metode tersebut
mengalokasikan pendapatan pada setiap periode didasarkan pada perkiraan
prosentase yang selesai pada periode tersebut. Pengakuan pendapatan pada
saat produksi berakhir apabila harga yang tetap telah ditentukan dan tidak ada
batas terhadap jumlah unit yang bisa dijual. Situasi semacam ini sesuai
dengan beberapa mineral dan produk tanaman yang mempunyai nilai tinggi.
Metode ketiga mengakui pendapatan pada saat penjualan terjadi. Metode ini
biasa terjadi pada kegiatan bisnis yang umum.11

6) Mempertemukan Pendapatan dengan Biaya (Matching) dan Pendekatan


Akrual.

11
Hanafi, M. M., dan Halim, Abdul., Op. Cit, h. 39

14
Pendekatan akrual bisa diartikan sebagai proses mempertemukan
transaksi, kejadian, dan kondisi yang mempunyai konsekuensi kas ke periode
dimana hal tersebut muncul, bukannya pada periode dimana kas diterima atau
dikeluarkan. Prinsip mempertemukan mengaitkan pendekatan akrual pada
pengakuan pendapatan. Prinsip mempertemukan berarti mempertemukan
pendapatan dan biaya yang terjadi pada periode terjadinya pendapatan atau
biaya tersebut, tidak tergantung pada kapan diterima atau dikeluarkannya kas
yang berkaitan dengan pendapatan atau biaya tersebut. Tujuannya adalah
untuk mempertemukan pengorbanan dengan manfaat dalam periode akuntansi
yang berkaitan. Biaya dan pendapatan dikaitkan dengan dasar tiga prinsip
yaitu keterkaitan sebab dan akibat, alokasi yang sistematis, dan rasional dan
pengakuan yang segera.
Contoh biaya Pada kategori pertama adalah komisi penjualan dan harga
pokok penjualan. Contoh biaya yang kedua adalah depresiasi bangunan dan
amortisasi aktiva tak berwujud. Contoh biaya jenis ketiga adalah biaya yang
berkaitan dengan periode waktu tertentu seperti gaji direksi.
7) Konservatisme
Konservatisme akuntansi menyatakan bahwa apabila ada beberapa
alternatif akuntansi maka alternatif yang seharusnya dipilih adalah alternatif
yang paling kecil kemungkinannya untuk melaporkan aset atau pendapatan
lebih besar dari yang seharusnya (overstate). Konservatisme timbul karena
ada kecenderungan dari pihak manajemen untuk menaikkan nilai aset dan
pendapatan suatu perusahaan. Saat ini konservatisme dikritik karena
konservatisme cenderung melayarkan anti konservatisme pada periode
sesudah konservatisme dilakukan. Tindakan untuk menurunkan nilai aset
dengan sengaja, dengan menurunkan besarnya pendapatan akan
mengakibatkan pendapatan pada periode berikutnya ketika aset di jual akan
dilaporkan lebih besar dari yang seharusnya. Lebih jauh konservatisme juga
dikritik karena konservatisme bisa bertentangan dengan karakteristik kualitatif
seperti kenetralan. Sebagai contoh, konservatisme dalam penilaian aset akan
menguntungkan calon pembeli saham dengan korban pemegang saham saat

15
ini. Hal ini bisa tercermin dari rendahnya harga pasar saham perusahaan yang
menguntungkan calon pembeli saham, tetapi tidak menguntungkan dari segi
pemegang saham saat ini.
Konservatisme saat ini lebih dikaitkan dengan kehati-hatian.
Konservatisme merupakan reaksi yang berhati-hati atas ketidakpastian yang
ada, sedemikian rupa agar ketidakpastian tersebut dan risiko yang berkaitan
dalam situasi bisnis bisa dipertimbangkan dengan cukup memadai.
Ketidakpastian dan risiko tersebut harus dicerminkan dalam laporan keuangan
agar nilai prediksi dan kenetralan bisa diperbaiki. Pelaporan yang didasari
kehati-hatian akan memberi manfaat yang terbaik untuk semua pemakai
laporan keuangan.12
8) Tujuan
Tujuan dari pelaporan akuntansi adalah:
a. Memberi informasi yang bermanfaat kepada pemakai eksternal untuk
memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas suatu
kesatuan ekonomi
b. Memberikan informasi mengenai sumber daya, kewajiban dan modal
dalam kesatuan ekonomi
c. Memberikan informasi mengenai pendapatan kesatuan ekonomi dan
komponenkomponennya
d. Memberi informasi mengenai aliran kas kesatuan ekonomi
e. Memberi informasi mengenai pelaksanaan kewajiban manajemen
kesatuan usaha untuk melayani pemegang saham.
f. Memberi informasi yang transparan untuk membantu pemakai
eksternal memahami informasi yang diberikan.13

12
Hanafi, M. M., dan Halim, Abdul., Op. Cit, h. 41
13
Hanafi, M. M., dan Halim, Abdul., Op. Cit, h. 42

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Informasi akuntansi merupakan bentuk komunikasi berupa sebuah informasi yang
berasal dari laporan keuangan suatu perusahaan. Baik buruknya informasi akuntansi
dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh pihak internal maupun pihak eksternal.
Namun, informasi akuntansi juga bukanlah satu-satunya yang akan menentukan baik
buruknya keputusan melainkan ketepatan keputusan yang diambil dari informasi
akuntansi yang didapat. Dengan ini kita dapat mengetahui pentingnya informasi
akuntansi untuk ketepatan pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
B. Saran
Saran kami kepada pihak-pihak yang akan mengambil keputusan melalui
informasi akuntansi, hendaknya lebih berhati-hati dan juga memperhitungkan dengan
lebih matang saat mengambil keputusan tersebut agar informasi yang telah diperoleh dari
informasi akuntansi dapat berguna semaksimal mungkin yang dapat menguntungkan baik
bagi pihak-pihak yang membuat keputusan dan perusahaan yang mengeluarkan laporan
keuangan.

17
Daftar Pustaka

Hanafi, M. M dan Halim Abdul. 2018. “Analisis Laporan Keuangan”. (Yogyakarta: UPP STIM
YKPN)

Sari, N. Z. M. 2019. “Pengaruh Proses Bisnis, Dan Struktur Perusahaan Dalam Suatu Organisasi
Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Dan Dampaknya Terhadap Kepuasan
Pemakai Informasi Akuntansi (PT Len Industri Persero)”. SOSIOHUMANITAS. Vol.
21. Edisi 2

18

Anda mungkin juga menyukai