Anda di halaman 1dari 19

TEORI AKUNTANSI

MAKALAH TEORI AKUNTANSI DAN METODOLOGI

Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. M Akbar Prayoga Putra (01031181823008)
2. Vita Septiana (01031181823010)
3. Arza Mayori (01031181823029)
4. Nadia Sandika (01031181823031)
5. Ilham Al Hadis (01031281823099)
6. Syarah Lutfa Aliya (01031281823093)
7. Juan Markus Limart Simanjuntak (01031281823107)
8. Adi Budi Puromo (01031281823112)

Dosen Pengampu :
Dr. Inten Meutia, S.E, M.ACC, AK

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang,puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah
melimpahkan Rahmat,Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat
merampungkan penyusunan makalah yang berjudul “Teori Akuntansi dan
Metodologi”

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen kami yang telah memberi
tanggung jawab kepada kami untuk menyusun makalah ini. Tak lupa kami juga
berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan Bahasa dan aspek
lainnya.Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya
pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi
memperbaiki makalah ini.

Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dalam membantu


mahasiswa tahun ajaran berikutnya agar dapat memahami materi mengenai
Metode Perumusan Teori Akuntansi.

Palembang ,11 September 2020

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

C. Tujuan Penyusunan Makalah ....................................................................... 3

BAB II .................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN .................................................................................................... 4

A. Metode Perumusan Teori Akuntansi ............................................................ 4

B. Periodisasi Teori Akuntansi ......................................................................... 5

C. Pendekatan Penyusunan Teori Akuntansi .................................................... 7

D. Perumusan Teori Akuntansi Di Indonesia ................................................. 13

BAB III ................................................................................................................. 15

PENUTUP ............................................................................................................ 15

A. Kesimpulan ................................................................................................ 15

B. Saran ........................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Pada
periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat
sederhana, maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja yang terjadi
dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan dari
periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double-entry bookkeeping.
Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran akuntansi yang
bukanlagi sekedar masalah debit kiri – kredit kanan, tetapi sudah masuk ke
dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi yang luar biasa juga
berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern Pengguna akuntansi juga
bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi sebagai alat hitung
menghitung, sumber informasi dalam pengambilan keputusan, sampai ke
pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai
bentuk pengamalan) ajaran agama.

Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan menengah


tampaknya pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada tataran
pertama dan kedua yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber
informasi untuk pengambilan keputusan . Informasi akuntansi merupakan alat
yang digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan
terutama oleh pelaku bisnis. Dimana informasi akuntansi diharapkan dapat
didefinisikan sebagai sistem informasi yang bisa mengukur dan
mengkomunikasikan informasi keuangan tentang kegiatan ekonomi.
Informasi akuntansi sangat diperlukan oleh pihak manajemen perusahaan
dalam merumuskan berbagai keputusan dalam memecahkan segala
permasalahan yang dihadapi perusahaan. Informasi akuntansi yang dihasilkan

1
dari suatu laporan keuangan berguna dalam rangka menyusun berbagai
proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan uang kas di masa yang akan datang.

Dengan menyusun proyeksi tersebut secara tidak langsung akan


mengurangi ketidakpastian, antara lain mengenai kebutuhan akan
kas.Informasi akuntansi berhubungan dengan data akuntansi atas transaksi –
transaksi keuangan dari suatu unit usaha, baik usaha jasa, dagang maupun
manufaktur. Supaya informasi akuntansi dapat dimanfaatkan oleh manajer
atau pemilik usaha, maka informasi tersebut disusun dalam bentuk-bentuk
yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.Arus informasi akuntansi
keuangan dari perusahaan kecil sangat bermanfaat untuk mengetahui
bagaimana perkembangan usaha perusahaan,bagimana struktur modalnya,
berapa keuntungan yang diperoleh perusahaan padasuatu periode tertentu.

Holmes dan Nicholls (1989) mengungkapkan bahwa informasi


akuntansi yang banyak disiapkan dan digunakan perusahaan kecil dan
menengah adalah informasi yang diharuskan menurut undang-undang atau
peraturan (statutory).Selain itu, informasi akuntansi yang seharusnya
dibutuhkan oleh manajemen perusahaan kecil dan menengah dalam
pengggunaan informasi akuntansi sangat terbatas sekali. Banyak kelemahan
dalam praktik akuntansi pada perusahaan kecil. Kelemahan tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pendidikan dan overload standar
akuntansi yang dijadikan pedoman dalam penyusunan pelaporan keuangan.

Dari uraian tersebut jelas bahwa industri menengah banyak mengalami


kesulitan dalam memahami informasi akuntansi dengan baik. Padahal dengan
semakin ketatnya persaingan bisnis dalam era globalisasi ekonomi, hanya
perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang akan mampu
memenangkan persaingan. Keunggulan tersebut diantaranya adalah
kemampuan dalam mengelola berbagai informasi, sumber daya manusia,
alokasi dana,penerapan teknologi, sistem pemasaran dan pelayanan. Sehingga
manajemen perusahaan yang profesional merupakan tuntutan yang harus

2
segera dipenuhi untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan
secara baik. Melihat begitu banyak peranan dan manfaat informasi akuntansi
dalam menciptakan arus informasi keuangan guna menunjang kelangsungan
hidup (going concern) industri menengah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Metode Perumusan Akuntansi?


2. Bagaimana Periodisasi Teori Akuntansi?
3. Apa Saja Pendekatan Penyusunan Teori Akuntansi?
4. Bagaimana Proses Perumusan Teori Akuntansi di Indonesia?

C. Tujuan Penyusunan Makalah

1. Untuk Mengetahui Metode Perumusan Akuntansi


2. Untuk Mengetahui Periodisasi Teori Akuntansi
3. Untuk Mengetahui Pendekatan Penyusunan Teori Akuntansi
4. Untuk Mengetahui Perumusan Teori Akuntansi di Indonesia

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Perumusan Teori Akuntansi


Untuk bisa merumuskan suatu teori diperlukan metode perumusan.
Belkaoui dan Godfrey menyebutkan bahwa terdapat beberapa metode yang
bisa digunakan untuk merumuskan teori akuntansi.

 Metode Deskriptif “Pragmatic”

Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai sebuah seni yang tidak
bisa dirumuskan. Metode perumusan akuntansi bersifat menjelaskan atau
mendeskripsikan serta menganalisa pratek yang ada dan yang diterima
saat ini.

 Metode Psychological Pragmatic

Metode ini mengamati reaksi dari pengguna laporan keuangan terhadap


ouput akuntansi yang telah disusun dari berbagai standar, prinsip,
pedoman atau aturan. Hal ini juga seringkali disebut sebagai behavioral
accounting.

 Metode Normatif (1950-1960)

Metode ini menganggap akuntansi sebagai sebuah norma peraturan yang


wajib diikuti tanpa memperdulikan apakau dipraktekan, berlaku saat ini
atau tidak.

 Metode Positive (1970)

Metode yang dimulai dari sebuah metode ilmiah yang diterima umum
dan sedang berlaku. Berdasar teori akuntansi positif ini, dirumuskan

4
permasalahan penelitian untuk mengamati fenomena nyata yang tidak
terdapat didalam teori.

B. Periodisasi Teori Akuntansi

Godfrey dkk (1992) membuat periodisasi teori akuntansi sebagai berikut:

1. Pre-theory period (1492-1800)


Peragalo mengemukakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang
dirumuskan sejak Pacioli sampai pada awal abad ke-19. kalaupun ada
saran-saran atau pertanyaan-pertanyaan belum dapat digolongkan sebagai
teori atau pernyataan yang sistematis.

2. General scientific period (1800-1955)


Dalam periode ini sudah ada pengimbangan teori yang
penekanannya baru berupa penjelasan terhadap praktek akuntansi. Di sini
sudah ada kerangka kerja untuk menjelaskan dan mengembangkan praktek
akuntansi. Akuntansi dikembangkan berdasarkan metode empiris yang
mengutamakan pengamatan atas kenyataan sehari-hari atau realitas bukan
didasarkan pada logika.
Laporan AAA ”A Tentative Statement of Accounting Principles
Affecting Corporate Reports pada tahun 1938 serta laporan AICPA
tentang A Statement of Accounting Principle (Sanders, Hatfield dan
Moore) merupakan dua contoh perumusan teori akuntansi berdasarkan
metode empiris atau disebut era general scientific ini.

3. Normative period (1956-1970)


Dalam periode ini perumus teori akuntansi mencoba merumuskan
“norma-norma” atau “praktek akuntansi yang baik”. Kalau dalam periode
sebelumnya menekankan kepada ”APA” yang terjadi dalamperiode ini
”Bagaimana seharusnya” dilakukan, ”What should be”. Pada periode ini

5
muncul kritik terhadap konsep ”historical cost” dan pendukung adanya
”conceptual framework”. Beberapa terbitan laporan pada era ini adalah:
An Inquiry into the Nature of Accounting oleh Goldberg yang diterbitkan
pada tahun 1965, AAA menerbitkan A Statement of Basic Accounting
Theory.

4. Specific Scientific Period (1970-sekarang)


Periode ini disebut juga “positive era”. Di sini teori akuntansi tidak
cukup hanya dengan sifat normatif tetapi harus bisa diuji kebenarannya.
Norma dinilai subyektif jadi harus diuji secara positif. Pendekatan
normatif dikritik karena:
(1) teori normatif tidak melibatkan pengujian hipotesa.
(2) teori normatif didasarkan pada pertimbangan subyektif.

Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang


subyektif maka tidak bisa diterima begitu saja harus dapat diuji secara
empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Pada periode ini data empiris
sudah banyak tersedia kemudian teknik-teknik statistik dan teknik yang
menggunakan disiplin lain untuk melakukan pengujian sudah demikian
banyak sehingga memudahkan melakukan pengujian. Tujuan dari
pendekatan teori akuntansi positif adalah untuk menerangkan dan
meramalkan praktek akuntansi. Salah satu contoh dalam penggunaan teori
positif ini adalah hipotesa ”bonus plan”.
Hipotesa ini menunjukkan bahwa manajemen yang remunerasinya
didasarkan pada bonus maka mereka akan berusaha memaksimasi
pendapatannya melalui pendekatan akuntansi yang dapat menaikkan laba
sehingga bonusnya tinggi. Dalam penyusunan laporan keuangan
manajemen tentu akan memilih standar akuntansi yang dapat menaikkan
laba atau bonus mereka.

Teori ini akan dapat menjelaskan atau memprediksi prilaku


manajemen dalam mana bonus plan diberlakukan. Watts dan Zimmerman

6
pendukung konsep ini dalam bukunya Positive Accounting Theory
menyatakan bahwa keuntungan pendekatan ini adalah bahwa regulator
bisa meramalkan konsekuensi ekonomis dari berbagai kebijakan atau
praktek akuntansi.
Menurut Godfrey dkk pada akhir-akhir ini ada kecenderungan
munculnya perbedaan antara Riset Academics dan Riset Profesional yang
sebelumnya dinilai seragam. Riset Academics tetap dalam pendekatan
positif yang umumnya menekankan pada peran dan pengaruh informasi
akuntansi sedangkan Profesional agak condong pada pendekatan normatif
yang umumnya menekankan upaya untuk menyeragamkan praktek
akuntansi agar lebih bermanfaat bagi praktisi.

C. Pendekatan Penyusunan Teori Akuntansi


Pendekatan dalam penyusunan teori akuntansi dibagi 2 yaitu pendekatan
tradisonal dan pendekatan regulator.
A. Pendekatan tradisional ini meliputi :
1. Pendekatan Non-teoretis
Pendekatan-pendekatan non-teoretis biasanya merupakan
pendekatan pragmatis (praktis) dan otoriter (otoritarian). Pendekatan
pragmatis terdiri dari penyusunan teori yang ditandai dengan penyesuain
terhadap praktik sesungguhnya, yang bermanfaat untuk memberi saran
solusi praktis. Menurut pendekatan ini, teknik-teknik dan prinsip akuntansi
seharusnya dipilih atas dasar manfaatnya bagi pengguna informasi
akuntansi dan keterkaitannya dengan proses pembuatan keputusan.
Kegunaan atau utilitas (usefulness atau utility) mempunyai arti bahwa
"segala sesuatu untuk menyajikan atau memudahkan tujuan yang
diinginkan".
Pendekatan otoritanan dalam penyusunan teori akuntansi, yang
umumnya digunakan oleh organisasi profesi, terdiri dari penyajian
sejumlah peraturan praktik-praktik akuntansi. Karena pendekatan

7
otoritarian juga berupaya untuk menyajikan solusi praktik, pendekatan ini
juga secara mudah dapat diidentifikasi sebagai pendekatan pragmatis.
Kedua pendekatan ini berasumsi bahwa teori akuntansi dan teknik-teknik
yang dihasilkan harus didasarkaan pada pemanfaatan secara maksimal
laporan keuangan, apabila akuntansi diharapkan memiliki fungsi yang
bermanfaat. Dengan kata lain suatu teori tanpa konsekuensi praktik adalah
teori yang buruk.
Teori pendekatan akun merasionalisasikan pemilihan teknik-teknik
akuntansi akuntansi atas dasar upaya untuk mempertahankan persamaan
akuntansi, yang dinamakan persamaan neraca (balance sheet equation) dan
persamaan profit akuntansi (accounting profit equation).
Persamaan neraca biasanya dinyatakan dalam:
Aset (Assets) = Kewajiban (Liablities) + Ekuitas Pemilik (Owner's Equity)
Persamaan profit akuntansi biasanya dinyatakan dalam:
Profit Akuntansi (Accounting Profit) = Pendapatan (Revenues) - Kas
(Costs)
Dua persamaan dalam pendekatan akun ini menghasilkan
pengembangan dua posisi dalam proses penyusunan standar, yang
dinamakan posisi berorientasi neraca (balance sheet oriented position) dan
posisi berorientasi profit (profit oriented position). Dalam setiap kasus,
pendekatan ini, seperti halnya pendekatan pragmatis maupun otoritarian,
juga menghadapi kendala kurangnya landasan teoretis.

2. Pendekatan Teoritis
Disebut juga pendekatan nalar,yang terdiri dari :
a. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif dalam penyusunan suatu teori akan dimulai
dengan adanya asumsi-asumsi dasar dan hasil penarikan konklusi yang
bersifat logis tentang suatu subjek dengan sejumlah pertimbangan.
Dalam penerapannya di bidang akuntansi, pendekatan deduktif dimulai
dengan asumsi atau dalil dasar akuntansi dan konklusi logis yang

8
diperoleh dari sejumlah prinsip akuntansi untuk menyajikan petunjuk
dan dasar bagi pengembangan teknik-teknik akuntansi selanjutnya.
Pendekatan ini bergerak dari kondisi yang bersifat umum (asumsi dasar
tentang lingkungan akuntansi) ke kondisi spesifik (pertama, prinsip-
prinsip akuntansi, dan kedua, teknik-teknik akuntansi).

b. Pendekatan induktif
Pendekatan induktif dalam penyusunan teori dimulai dengan
serangkaian pengamatan, kemudian pengukuran serta selanjutnya
aktifitas untuk memperoleh suatu konklusi. Apabila diterapkan dalam
bidang akuntansi, pendekatan ini dimulai dengan serangkain
pengamatan terhadap informasi keuangan dari bisnis perusahaan dan
selanjutnya akan diperoleh rumusan gagasan serta prinsip-prinsip
akuntansi dari pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar
hubungan yang terjadi secara berulang.

c. Pendekatan etis
Bagian utama pendekatan etis terdiri dari konsep kewajaran
(fairness), keadilan (justice), keseimbangan (equity), dan kebenaran
(truth). Konsep-konsep tersebut merupakan kriteria utama dari konsep
D.R. Scott dalam menyusun teori akuntansi. Scott mendefinisikan
"justice" sebagai perlakuan yang seimbang terhadap seluruh pihak yang
berkepentingan," truth" sebagai pelaporan keuangan yang akurat dan
benar tanpa adanya kesalahan interprestasi, dan konsep "fairness"
sebagai penyajian yang wajar tidak bias, dan tidak memihak. "
Fairness" merupakan tujuan yang diinginkan dalam penyusunan teori
akuntansi, sepanjang dilakukan dengan dasar pengujian yang bersifat
logis serta ilmiah, dan apabila dilakukan dengan definisi yang memadai
serta identifikasi sifat-sifatnya secara jelas.

9
d. Pendekatan sosiologis
Pendekatan sosiologis dalam penyusunan teori menekankan pada
akibat-akibat sosial yang ditimbulkan teknik-teknik akuntansi.
Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan etis yang dasarnya
merupakan suatu perluasan konsep kewajaran yang dinamakan
kesejahteraan sosial (social welfare). Pendekatan sosiologis dalam
penyusunan teori akuntansi telah memberikan kontribusi pada evolusi
cabang bidang ilmu akuntansi yang baru, yang dikenal sebagai
akuntansi sosioekonomi (socioeconomic accounting).

e. Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomik dalam penyusunan teori akuntansi
menekankan pengendalian perilaku indikator-indikator ekonomi makro,
yang dilakukan oleh berbagai praktik akuntansi. Jika pendekatan etis
menekankan pada konsep “fairness” dan pendekatan sosiologis pada
konsep “kesejahteraan sosial”, maka pendekatan ekonomik
menekankan pada konsep “kesejahteraan ekonomi secara umum”.
Kriteria umum yang digunakan dalam pendekatan ekonomi makro
adlah pertama, kebujakan dan teknik akuntansi yang digunakan harus
menyajikan “realitas ekonomi”. Kedua, pemilihan teknik-teknik
akuntansi harus tergantung pada “konsekuensi ekonomik”. “Realitas
ekonomik” dan “Konsekuensi ekonomik” merupakan dua istilah yang
tepat digunakan untuk mendukung pendekatan ekonomi makro.

f. Pendekatan eklektik
Secara umum, penyusunan teori akuntansi dan pengembangan
prinsip-prinsip akuntansi telah mengikuti suatu pendekatan eklektik,
atau pendekatan gabungan, daripada pendekatan secara tunggal yang
disajikan di sini. Pendekatan eklektik merupakan suatu hasil utama
berbagai upaya individu dan profesi maupun organisasi pemerintahan
dan partisipasinya untuk menetapkan konsep-konsep dan prinsip-

10
prinsip dalam akuntansi. Pendekatan ini mengakibatkan munculnya
pendekatan-pendekatan baru yang diperdebatkan dalam literatur.

B. Pendekatan Regulator
Berdasarkan teori-teori regulasi, regulasi umumnya diasumsikan akan
diterima oleh industri terkait dan didisain serta dioperasikan dengan tujuan
utama memperoleh keuntungan.
Kategori utama regulasi industri :
 Teori kepentingan umum (public interest theories) : menyatakan
bahwa regulasi disajikan untuk menanggapi pemintaan publik akan
koreksi terhadap ketidak efisienan atau ketidak layakan harga pasar.
Tujuan utama teori ini adalah untuk melindungi dan menjamin
kepentingan umum.
 Teori kepentingan kelompok atau teori perebutan (interest group or
capture theories): menyatakan bahwa regulasi disajikan untuk
menganggapi permintaan kelompok tertentu dengan tujuan untuk
memaksimalkan income anggotanya.
o The political ruling-elite theory of regulation menekankan
penggunaan kekuatan politis untuk mendapatkan pengendalian
regulator.
o The economic theory of regulation menekankan pada kekuatan
ekonomi

C. Pendekatan Pasar Bebas


Pendekatan pasar bebas dalam menghasilkan standar akuntansi
dimulai dari asumsi dasar bahwa informasi akuntansi merupakan sebuah
produk yang bersifat ekonomis, sama seperti barang atau jasa lainnya. Atas
dasar tersebut informasi akuntansi merupakan subjek kekuatan permintaan
dari para pengguna dan disediakan oleh para penyaji. Hasilnya adalah
sejumlah pengungkapan informasi yang optimal pada tingkat harga yang
optimal pula. Kapan suatu informasi diperlukan dan sejumlah harga

11
tertentu ditawarkan untuk itu, pasar akan menyediakan informasi asalkan
harga yang ditawarkan melebihi biaya informasi tersebut.

D. Regulasi Standar Akuntansi oleh Sektor Swasta


Penyusunan standar secara swasta di Amerika Serikat meliputi
Committee on Accounting Procedures (1939-1959), Accounting Priciples
Board (1959-1973) dan Financial Accounting Standar Board (1973-
sekarang). Para pendukung dewan tetap mempertahankan bahwa
pertimbangan yang mendalam akan memungkinkan FASB memperbaiki
akibat yang tidak diinginkan dari suatu pernyataan. Hal ini menimbulkan
persoalan tambahan, karena standar yang ditawarkan akan memiliki
kesempatan yang kecil untuk diterapkan apabila secara umum tidak
memperoleh dukungan.

E. Regulasi Standar Akuntansi Sektor Publik


Prinsip umum regulasi menurut Elliot dan Schuetze :
 Regulasi tidak boleh melanggar hak asasi manusia dan undang-undang
dasar.
 Regulasi harus dirancang untuk mencegah kemungkinan atau realitas
perubahan sosial.
 Regulasi harus mencerminkan kepentingan publik.
 Regulasi seharusnya tidak digunakan sektor swasta bila tujuannya dapat
dicapai oleh institusi sektor swasta.
 Regulasi yang potensial seharusnya tidak menanggung beban bahwa
regulasi tersebut telah terjamin kekuatannya, daripada para pendukung
regulasi harus membuktikan bahwa regulasi tersebut memang terjamin.
 Tindakan yang berhubungan dengan regulasi seharusnya tidak
digunakan untuk memperbaiki pelanggaran hukum, atau memerangi
perilaku anti sosial.

12
Kegagalan regulasi menurut Buckey dan O'Sullivan :
 Zero-cost phenomenom: regulasi sama sekali tidak menanggung
kerugian yang ditimbulkan dari kegagalannya.
 Regulatory lag : akibat dari penundaan regulasi.
 Regulatory trap: mengacu pada kesulitan-kesulitan untuk membalik
regulasi yang ada
 Tar-baby effect merupakan akibat yang ditimbulkan dari kecenderungan
regulasi untuk terus berkembang.

D. Perumusan Teori Akuntansi Di Indonesia


Sampai saat ini Indonesia masih belum berupaya untuk merumuskan
teori maupun standar akuntansinya sendiri. Kita masih tetap menggunakan
teori atau standar akuntansi Amerika atau terakhir dari IASC (International
Accounting Standard Committee) sebagai dasar pengembangan akuntansi di
Tanah Air. Standar Akuntansi Keuangan maupun Pernyataan Standar
Pemeriksaan masih mengadopsi atau menerjemahkan standar atau pedoman
dari Amerika atau IASC dengan berbagai modifikasi minor.

Upaya yang baru dilakukan oleh profesi akuntansi adalah perumusan


prinsip akuntansi Indonesia namun belum menyentuh dasar teori
akuntansinya. Dalam sebuah kuliahnya di gedung baja (1991), Belkaoui
menganjurkan agar setiap negara memiliki teori akuntansi sendiri termasuk
Indonesia. Menurut beliau teori akuntansi lahir dari kondisi, lingkungan, dan
situasi ekonomi dan sosial yang ada disuatu negara yang tentu akan berbeda
dengan negara lainnya. Akibatnya kita tidak akan tepat jika menggunakan
teori akuntansi yang dilahirkan dari negara lain dengan situasi dan kondisi
yang berbeda dengan negara kita.

13
Menurut penulis buku ini, tentu sangat ideal dan tidak akan mungkin
dapat kita wujudkan dalam jangka pendek. Namun pada dasarnya kita harus
membuat agenda menuju ke sana. Oleh karena itu para peneliti akuntansi,
pemerintah, Fakultas Ekonomi serta Kantor Akuntan Publik sudah
selayaknya memikirkan permasalahan ini dengan upaya yang intens untuk
melakukan berbagai penelitian akuntansi.

Sebelum hal itu terwujud maka sebaiknya profesi dan pemerintah sudah
harus melakukan upaya-upaya dalam perumusan teori dan standar akuntansi
Indonesia yang digali dari kondisi kita. Dan tentu saja teori akuntansi yang
sudah ada khususnya dari negara lain seperti dari Amerika dapat kita jadikan
sebagai dasar atau pedoman dalam merumuskan teori kita atau mengisi teori
yang masih lowong.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori akuntansi merupakan cabang akuntansi yang terdiri dari


pernyataan yang sistematis tentang prinsif dan metode yang membedakannya
dengan praktek. Teori akuntansi di kembangkan dan di saring lewat sebuah
proses riset akuntansi. Hasil riset pertama dari akuntan pendidik, dan pihak
lain dari organisasi pembuatan kebijakan, kantor akuntan public, dan sektor
industri swasta yang ikut berperan penting dalam peran proses riset akuntansi.
Standar dan pernyataan dan ketetapan yang di hasilkan oleh
organisasi pembuat kebijakan akan di interprestasikan dan di terapkan dalam
praktek pada tingkat organisasi. Teori akuntansi berfungsi Sebagi pedoman
bagi lembaga penyusun standar akuntansi, Memberi kerangka acuan dalam
menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ada standar resminya,
Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi yang
di sajikan dalam laporan keuangan, Agar laporan keuangan dapat
diperbandingkan dan Memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur
dan praktek akuntansi.

B. Saran

Para pembaca khususnya para akuntan diharapkan untuk


mempelajari teori akuntansi lebih dalam lagi guna mendapatkan gambaran
dan pengetahuan yang lebih mengenai fenomena akuntansi, selain itu para
pembaca juga dapat mengetahui acuan-acuan yang digunakan untuk menilai
dan mengembangkan praktek akuntansi. Dengan demikian maka Teori
Akuntansi yang dipelajari dapat membantu dalam hal pembuatan dan
pengambilan suatu kebijakan akuntansi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, Ahmed (1995), Accounting Theory 3 th ed. New York: Hourtcourt


Brace & Company, chapter 3 dan 4.

Belkoui, dan Riahi, Ahmed. 2001. Teori Akuntansi Edisi 5. Jakarta: Salemba
Empat

Sofyan Syafri Harahap, 2007, Teori Akuntansi. Jakarta : Raja Grafindo

https://www.dosenpendidikan.co.id/teori-akuntansi/. Diakses pada 11 September


2020

http://yuukichan-lovelypink.blogspot.com/2012/03/pendekatan-dalam-
penyusunan-teori.html. Diakses pada 11 September 2020

16

Anda mungkin juga menyukai