Anda di halaman 1dari 2

Faktor Fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri.

Semakin baik
kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Begitu juga sebaliknya,
semakin menurun kinerja emiten maka semakin besar merosotnya harga saham yang diterbitkan dan
diperdagangkan. Selain itu keadaan emiten akan menjadi tolak ukur seberapa besar risiko yang bakal di
tanggung oleh investor (Arifin, 2002).

Anastasia, Gunawan dan Wijitanti (2003) mengemukakan bahwa faktor fundamental yang umumnya diteliti
adalah nilai intrinsik, Current Ratio, Return on Total Assets, Return on Investment, Return on Equity, Net Profit
Margin, Debt Equity Ratio, dan Price Earning Ratio.

Beberapa faktor fundamental yang harus selalu diperhatikan dalam kegiatan ekonomi dan bisnis antara lain
nilai instrinsik, nilai pasar, Return On Asset (ROA), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Book
Value (BV), Debt Equity Ratio (DER), Devident Earning, Price Earning Ratio (PER), Devident Payout Ratio (DPR),
Devident Yield, dan Likuiditas Saham.

Faktor-faktor yang bersifat internal perusahaan atau fundamental perusahaan adalah spesifik dan
mempengaruhi perusahaan atau industri tertentu saja, seperti perubahan devidend payout ratio,
pertumbuhan aktiva, leverage, likuditas, asset size, dan variabilitas keuntungan.

Analisis Fundamental atau Fundamental Analysis adalah teknik analisa yang memperhitungkan berbagai faktor,
seperti kinerja perusahaan, analisis persaingan usaha, analisis industri, analisis ekonomi dan pasar makro-
mikro.

Analisis fundamental harus dilakukan di awal, artinya penyaringan saham dilihat dari indikator fundamental
sebaiknya dilakukan terlebih dahulu.

Secara umum, analisis fundamental digunakan untuk mengetahui tentang dasar-dasar ekonomi, neraca,
laporan laba rugi, dan sebagainya. Di sisi lain, analisis teknikal berkaitan dengan mempelajari kinerja sejarah
pergerakan harga dengan mengukurnya kepada pergerakan harga di masa depan.

Secara garis besar, ada 2 faktor utama yang perlu diperhatikan dalam menilai fundamental perusahaan.

1. Kualitas (bisnis model dan manajemen)


2. Kuantitas (laba dan valuasi).

Perbedaan utama antara analisa teknikal dan analisa fundamental ada tiga hal:

1. Analisa teknikal memantau pergerakan harga, sedangkan analisa fundamental memantau faktor-faktor di
luar harga itu sendiri yang dinilai bisa mempengaruhi pergerakannya.

2. Analisa fundamental merupakan pendekatan jangka panjang. Ini bisa disimpulkan mengingat data
fundamental ekonomi paling cepat dirilis pekanan, bahkan ada yang tempo penerbitannya bulanan, kuartalan,
hingga semesteran dan tahunan. Di sisi lain, analisa teknikal bisa digunakan pada bermacam-macam
timeframe, mulai dari hitungan menit hingga mingguan dan bulanan.

3. Analisa teknikal biasanya digunakan pada jangka pendek dengan tujuan “trading”, sedangkan analisa
fundamental untuk jangka panjang dengan tujuan investasi (“investing”)

Sering terjadi perselisihan antara pengguna analisa teknikal dan analisa fundamental mengena mana yang
lebih baik diantara keduanya. Namun demikian, sebenarnya mayoritas trader mengkombinasikan teknikal dan
fundamental dalam analisa forex. Apabila dikombinasikan, maka analisa fundamental bisa memberikan
gambaran yang lebih menyeluruh tentang latar belakang pergerakan harga dalam jangka panjang, sedangkan
analisa teknikal menyajikan peluang-peluang trading di mana trader bisa membuka atau menutup posisi
trading yang profitable.
Emiten adalah perusahaan yang melakukan penawaran Efek dengan menerbitkan dan menjual Efek
seperti obligasi, saham, warant, dan surat berharga lainnya secara umum kepada publik untuk
mendapatkan modal atau dana tambahan.

Kustodian sendiri adalah pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan
dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain, menyelesaikan
transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

Anda mungkin juga menyukai