Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN KEUANGAN
KELAS G PJJ EKSEKUTIF

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS

Disusun oleh Kelompok 3A:

Alex Iskandar 6032211014


Andreas Ari Pradipta 6032211033
Fred Erick Soaloan Sembiring 6032211073
Hendra Fitria 6032211206
Rohmat Hidayatuloh 6032211121
Yuliana Sangka’ 6032211055

Dosen Pengampu :
Dr. Wisudanto, S.E, M.M, CFP

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
ABSTRAK

Secara umum, terdapat dua jenis analisis saham yaitu analisis fundamental dan analisis
teknikal. isi industri dan perekonomian nasional sehingga dapat menilai suatu saham layak
diinvestasikan atau tidak. Analisis teknikal bertujuan untuk melihat pergerakan harga saham
yang tersaji dalam bentuk grafik dan memberikan sinyal bullish atau bearish. Dalam studi kasus
kali ini, Pak Theda lebih cenderung memilih menggunakan analisis fundamental dalam menilai
suatu emiten sehingga ketika berinvestasi di pasar modal baik itu membeli saham, obligasi,
sukuk, dan ETF harus memperhatikan financial statement yang dimiliki emiten. Sedangkan Pak
Mahatma Bhagas cenderung memilih menggunakan metode analisis teknikal sehingga ketika
ber Investasi yang terpenting bagaimana memperoleh initial return yang tinggi. Dengan
mengggunakan Analisis comparative dan Analisis trend sector yang memiliki kinerja terbaik
adalah ULTJ, MYOR dan ICBP karena memiliki kinerja emiten lebih tinggi dari Jakarta
Consumer Goods Index. Dengan menggunakan analisis candlestick, dan Moving Average
Convergence Divergence (MACD) Secara trendline jangka Panjang UNVR, GGRM masih
dalam range downtrend (bearish) dan ADRO masih dalam range sideways. Dari ke 3 saham ini
dapat diketahui bahwa saham-saham fundamental bagus pun belum tentu dapat memberikan
kita capital gain yang besar saat investasi jangka panjang. Analisis cryptocurrency yang boleh
di perdagangkan di Indonesia adalah yang memiliki kapitalisasi besar dan menjadi penopang
lite coin lainnya, seperti Bitcoin (BTC), Binance coin (BNB), dan Ethereum (ETH).

Kata Kunci : Analisis Fundamental, Analisis Teknikal, financial statement


BAB I
PENDAHULUAN

1. LANDASAN TEORI
Investasi merupakan kegiatan seseorang dalam menanamkan modal yang dimilikinya
dalam suatu bidang tertentu, salah satu diantaranya adalah investasi pada saham. Tujuan
utama investasi adalah untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian (return), baik
berupa pendapatan dividen dan capital gain. [Sunariyah (2003:4), Halim (2005:4)]
Jogiyanto (2008:143) menyatakan capital gain diperoleh dari perbedaan harga saham
antara saat membeli dan ketika dijualkembikan. Rusdin (2005:68) dan Dominic (2008:19)
menyatakan bahwa harga saham dapat didefinisikan sebagai sertifikat yang menunjukkan
bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas
penghasilan dan aktiva perusahaan.
Baker dan Wurgler (2006:1648) menyatakan bahwa sentimen dari investor itu timbul
akibat adanya kecenderungan investor untuk melakukan spekulasi. Sentimen tersebut
mendorong permintaan yang relatif untuk melakukan investasi yang spekulatif. Setiap
investor yang berinvestasi pada portofolio saham memiliki sentimen yang berbeda-beda.
Sentimen tersebut didasari oleh perilaku dan sifat masing-masing investor. Ada investor yang
memandang suatu saham itu akan mencapai profit di masa yang akan datang, dan ada juga
yang tidak. Sentimen tersebut didasari oleh bagaimana investor tersebut menilai saham yang
dimilikinya. Situasi dan kondisi dari berita-berita, seperti pelaporan laporan keuangan
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dapat menyebabkan sentimen investor
menjadi berubah terhadap saham yang dimilikinya.
Widoatmojo (1996:189) mengatakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
adalah ringkasan dari dampak simultan dan kompleks atas berbagai macam faktor yang
berpengaruh, terutama fenomena-fenomena ekonomi. Ang (1997:146) menyatakan bahwa
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan suatu nilai yang digunakan untuk
mengukur kinerja saham yang tercatat dalam suatu bursa efek.

1.1. Analisis Fundamental


Menurut Corrado (2002: 153) “examination of a firm’s accounting statement and other
financial and economic information to assess the stock”. Analisis fundamental adalah suatu
analisis yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kondisi keuangan suatu
perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat dasar dan karakteristik operasional
dari perusahaan publik
Analisis fundamental berguna untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan
memperhitungkan kinerja keuangan. Selain itu, digunakan untuk mengetahui penialaian
harga saham serta menentukan apakah suatu saham yang ada di pasar saat ini sedang
mengalami overvalued atau undervalued (DPE Brilliand, 2016). Analisis fundamental
bertujuan untuk mengetahui indikator yang mempengaruhi nilai intrinsik saham yang fokus
pada laporan kuangan, kondisi industri dan perekonomian nasional sehingga dapat menilai
suatu saham layak diinvestasikan atau tidak. Analisis fundamental dilakukan untuk investasi
jangka panjang, sebab saham yang fundamental perusahaannya baik bisa memberikan
deviden dan harga saham akan meningkat.
Analisis fundamental terdiri atas beberapa analisis yang harus dilakukan sebelumnya, yaitu :
1.
Analisis Ekonomi
2.
Analisis Industri
3.
Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

1.1.1. Analisis Ekonomi


Dalam melakukan analisis penilaian saham, investor bisa melakukan analisis fundamental
secara “top-down” untuk menilai prospek perusahaan. Analisis secara “top-down” meliputi:
a. Analisis variabel-variabel ekonomi makro yang mempengaruhi kinerja seluruh
perusahaan.
b. Analisis industri-industri pilihan yang berprospek paling baik.
c. Analisis perusahaan dan penentuan saham perusahaan mana yang terbaik.
Beberapa variabel ekonomi makro yang perlu diperhatikan investor antara lain:
PDB.
Inflasi.
Tingkat bunga.
Kurs rupiah.
Anggaran defisit.
Investasi swasta.
Neraca perdagangan dan pembayaran.

1.1.2. Analisis Industri


Analisis industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan investor baik untuk
meminimalkan risiko maupun untuk mengidentifikasi industri yang mempunyai prospek yang
menguntungkan. Analisis industri perlu diikuti analisis perusahaan agar investor dapat
menentukan saham perusahaan mana saja dalam suatu kelompok industri yang mempunyai
kombinasi return-risiko yang terbaik. Jika hasil kedua estimasi tersebut dikalikan, maka akan
kita peroleh nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri (expected ending value of
industry). Tingkat return yang diharapkan dari suatu industri ditentukan dengan membagi nilai
akhir yang diharapkan dari suatu industri ditambah dividen yang diharapkan dari industri,
dengan nilai awal industri tersebut pada periode sebelumnya. Selanjutnya, dengan
membandingkan tingkat return harapan dari industri terhadap tingkat return yang disyaratkan
oleh investor, investor akan dapat menentukan industri mana saja yang layak dijadikan pilihan
investasinya.
Untuk menilai suatu industri, ada dua langkah yang perlu dilakukan:
 Mengestimasi earning per share (EPS) yang diharapkan dari suatu industri.
 Mengestimasi price earning ratio (P/E) yang diharapkan atau disebut juga sebagai
expected earning multiplier industri.

Ada tiga teknik yang dapat digunakan untuk mengestimasikan tingkat penjualan suatu
industri:
 Daur hidup industri (industry life cycle).
 Analisis input-output.
 Hubungan antara industri dengan ekonomi secara keseluruhan.
Ketiga teknik saling melengkapi sehingga investor dapat mengkombinasikan ketiga teknik
tersebut untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai posisi dan prospek industri dalam
berbagai skenario.
Faktor penting lain yang mempengaruhi besarnya profit yang bisa diperoleh suatu industri
adalah intensitas persaingan dalam industri tersebut. Intensitas persaingan dalam suatu
industri akan menentukan kemampuan industri untuk tetap memperoleh tingkat return di atas
rata-rata.

1.1.3. Analisis Perusahaan


Analisis perusahaan diarahkan untuk mengetahui apakah saham suatu perusahaan layak
dijadikan pilihan investasi. Hasil analisis perusahaan harus bisa memberikan gambaran
tentang nilai perusahaan, karakteristik internal, kualitas dan kinerja manajemen, serta
prospek perusahaan di masa datang.
Dua komponen (earning per share, EPS dan price earning ratio, P/E) diutamakan dalam
analisis perusahaan karena tiga alasan:
1. Kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik saham.
2. Dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari earning.
3. Adanya hubungan antara perubahan earning dengan perubahan harga saham.

Earning per share (EPS) diperoleh dengan menghitung perbandingan antara jumlah earning
(dalam hal ini laba
bersih yang siap dibagikan bagi pemegang saham) dengan jumlah lembar saham
perusahaan. Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling
mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa
depan. Informasi (termasuk EPS) yang dapat digunakan sebagai dasar penilaian perusahaan
adalah laporan keuangan perusahaan.
Di samping bisa dengan melihat laporan keuangan, analisis perusahaan juga dapat dilakukan
dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Indikator penting untuk melihat prospek
perusahaan di masa datang adalah pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Dua rasio
profitabilitas utama yang umumnya dipakai saat analisis ini adalah ROE dan ROA.

1.2. Analisis Teknikal


Menurut Tandelilin (2010:392) “Analisis Teknikal merupakan analisis dengan berbagai
indikator dengan melihat pergerakan saham beberapa waktu sebelumnya”. Analisis teknikal
menggunakan terdiri dari beberapa indikator garis trend untuk memprediksi pergerakan harga
saham dalam bentuk chart. Selain itu dapat mengetahui apakah harga saham sudah dalam
titik tertinggi (overvalued) atau titik terendah (undervalued) (DPE Brilliand, 2016).

Indikator Teknikal:
1. Indikator Tren ialah sebuah indikator yang dapat menggambarkan adanya pergerakan
harga dalam satu arah kuat untuk beberapa waktu ke depan. Tren bergerak dalam 3
arah: naik, turun, dan menyamping. Indikator tren menghaluskan data harga yang
bervariasi untuk menciptakan komposisi arah pasar. (contoh: Moving Average). Dan
juga termasuk di dalamnya adalah Indikator Market Timing / Indikator Tren.
2. Indikator Volatilitas: Indikator volatilitas adalah istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan kekuatan pergerakan atau ukuran dari fluktuasi harga. Umumnya,
perubahan pada volatilitas cenderung mempengaruhi perubahan harga. (contoh:
Bollinger Band).
3. Indikator Momentum: Indikator ini menggambarkan kecepatan pergerakan harga di
periode tertentu, juga menentukan kekuatan atau kelemahan dari sebuah tren. Jika terjadi
pergerakan harga ekstrim dengan momentum yang lemah, hal itu merupakan sinyal dari
akhir pergerakan di suatu tren. (contoh: RSI, Stochastic, MACD).
4. Indikator Kekuatan Pasar , Sentiment Investor : Indikator ini menggambarkan
intensitas dari opini pasar terkait sebuah harga, dengan melihat posisi pasar yang diambil
oleh beragam pelaku pasar. Volume atau open interest adalah bahan dasar untuk
indikator ini. Sinyal yang diberikan sifatnya coincident atau leading. (contoh: Volume).
5. Indikator Support/Resistance: Support/Resistance menggambarkan level harga dari
kenaikan dan penurunan berulang dalam range-range atas dan bawah tertentu. (contoh:
Pivot Point).
6. Indikator Siklus: Digunakan untuk mengindikasikan adanya pola berulang dari
pergerakan pasar, khusus untuk peristiwa berulang seperti musim, pemilihan umum, dan
lainnya. Banyak pasar memiliki kecenderungan bergerak dalam pola siklus. Indikator
siklus berguna untuk menentukan timing pola pasar tertentu. (contoh: Elliot Wave).

1.3. Indikator Tren / Market timing


Pemodal biasanya mencoba memprediksi pergerakan pasar dengan memperhatikan
indikator seperti pergerakan IHSG dan pergerakan imbal hasil obligasi. Dalam strategi ini,
pemodal berusaha membeli dengan harga termurah dan menjual kembali di saat pasar
menunjukkan kinerja yang baik. Jadi, singkatnya pemodal berusaha menentukan titik
terendah harga dan menjual kembali di titik tertinggi untuk mendapatkan keuntungan.
Market Timing Bodie et al (2014) menjelaskan bahwa market timing merupakan bentuk
pengelolaan portfolio dengan perubahan alokasi aset berdasarkan perubahan siklus bisnis di
pasar modal. Tindakan mengubah alokasi aset (market timing) yang dapat dilakukan terdiri
dari simple rotation dan sector rotation. Pada simple rotation, investasi difokuskan pada aset
di pasar modal yang memiliki tingkat risiko tinggi (risky assets) saat kondisi siklus bisnis
berada pada fase trough dan investasi pada obligasi saat fase peak. Pada sector rotation,
investasi difokuskan pada indeks sektoral yang relatif lebih sensitif terhadap perubahan siklus
bisnis yang terjadi (cylical sector) saat fase trough dan investasi pada indeks sektoral yang
kurang sensitif (non cylical sector) saat fase peak. Elton et al (2003) memperjelas definisi
market timing sebagai sebuah tindakan mengubah alokasi aset dalam portfolio untuk
memperoleh sensitivitas pasar (β) portfolio sesuai dengan periode siklus yang sedang
dihadapi.

1.3.1. Anatomi Candlestick Saham


Pembentukan setiap batang candlestick membutuhkan empat data harga saham, yakni harga
pembukaan (opening price), harga penutupan (closing price), harga terendah (lowest price),
dan harga tertinggi (highest price). Setiap batang candlestik menggambarkan dinamika harga
saham per periode tertentu. Kemudian grafik candlestick digambar dari sisi kiri ke kanan,
sehingga batang candle paling kanan akan menunjukkan dinamika harga terkini.
Misalnya kita sedang melihat grafik candlestick harian (daily), maka setiap batang candle
terbentuk dari harga pembukaan sesi pertama, penutupan sesi kedua, serta harga terendah
dan tertinggi dalam satu haru perdagangan. Sedangkan jika kita menyaksikan grafik
candlestick mingguan (weekly), setiap batang candle terbentuk dari harga pembukaan di
awal pekan, penutupan di akhir pekan, serta harga terendah dan tertinggi selama sepekan.

Harga pembukaan dan harga penutupan akan membentuk tubuh atau body. Aturannya:

1. Jika harga pembukaan lebih tinggi dari harga penutupan, maka candle bersifat bearish.
Biasanya digambarkan dalam bentuk candle berwarna hitam atau merah.
2. Jika harga pembukaan lebih rendah dari harga penutupan, maka candle bersifat bullish.
Biasanya digambarkan dalam bentuk candle berwarna putih (kosong), hijau, atau biru.
Selanjutnya, harga tertinggi akan membentuk ekor (shadow) di atas body. Sedangkan harga
terendah akan membentuk ekor (shadow) di bawah body. Semakin panjang ekor, berarti
dinamika harga dalam satu periode itu semakin tidak menentu. Semakin pendek ekor, berarti
sinyal bearish/bullish dalam satu periode itu semakin nyata.

1.3.2. Moving Average


Indikator Moving Average adalah sebuah indikator yang sudah digunakan lebih dari seratus
tahun yang lalu. Pada tahun 1909 G. U. Yule dalam Journal of the Royal Statistical Society, hal.
72, 721-730 Yule mendeskripsikan sesuatu yang R. H. Hooker temukan di tahun 1901 sebagai
“moving-averages.”
Dalam statistika, Moving Average digunakan sebagai salah satu cara untuk memprediksi
jumlah permintaan produk. Namun dalam perdagangan saham, Moving Average tidak
digunakan sebagai indikator prediktif melainkan hanya sebagai alat bantu konfirmasi tren saja. 
Kita tahu bahwa harga saham digerakkan oleh transaksi jual-beli di bursa, baik transaksi yang
didasari FOMO (Fear of missing out/fenomena jual-beli yang didasari ketakutan ketinggalan
momen), maupun transaksi normal oleh investor sehingga membuatharga saham menjadinaik-
turun/berfluktuasi. 
Walau berfluktuasi, dalam suatu waktu, para pelaku saham memiliki kecenderungan untuk
menggerakkan harga saham dalam jangka waktu tertentu. Konsensus yang terjadi inilah yang
akan membentuk sebuah tren harga. Nah, Moving Average  memainkan peran penting dalam
menentukan tren harga sebuah saham dalam periode waktu tertentu.

Bagaimana Sifat Moving Average

 Moving Average adalah indikator teknikal yang menghaluskan gerakan harga saham
yang berfluktuasi. 
 Merupakan indikator trend–following, indikator ini akan mengidentifikasi tren harga
sesuai periodenya. 
 Indikator Moving Average didasarkan pada informasi harga sebelumnya maka sinyal
yang diberikan lagging (terlambat). 

Tampilannya adalah sebagai berikut:

Garis Moving Average didapat dari nilai rata-rata aritmatika dari pergerakan harga sebuah
saham dalam suatu periode waktu (n). Garis Moving Average diperoleh dengan menerapkan
formula sebagai berikut:
MA =A1+A2++Ann
Keterangan:
MA adalah Simple Moving Average/Rerata Gerakan Sederhana
A adalah rata-rata dari periode n 
n adalah jumlah periode waktu
https://kelassaham.com/cara-menggunakan-indikator-moving-average/

1.4. Indikator Votalitas / Market Votality


Volatilitas harga saham dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu faktor rasional yang merupakan
kinerja perusahaan, tingkat bunga, tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan, kurs valuta asing,
ataupun indeks harga saham negara lain, dan faktor irasional diantaranya rumor pasar,
bisikan teman, atau permainan harga (Subekti, 2012). Adanya volatilitas harga saham yang
tidak stabil mengakibatkan tingkat risiko dan ketidakpastian investor dalam berinvestasi juga
menjadi tidak stabil (Andi Kartika, 2008). Krisis global merupakan salah satu faktor rasional
yang dapat mempengaruhi pergerakan volatilitas harga saham di pasar modal. Selain itu
volatilitas dapat juga dipengaruhi oleh perilaku investor (Herman, 2011). Menururt Nastiti dan
Agus Suhartono (2012), dalam melakukan sebuah investasi, investor haruslah mengetahui
terlebih dahulu saham mana yang cocok dan tepat untuk dijadikan investasi, karena penting
bagi investor mengetahui Ni Luh Krisma Purbawati, Perbandingan Volatilitas Indeks… 1019
besarnya keuntungan dan risiko yang akan diterima jika memilih berinvestasi pada suatu
saham. Dalam pasar modal, volatilitas merupakan hal yang harus diketahui investor, karena
volatilitas harga saham yang tinggi memilki tingkat risiko yang tinggi. Volatilitas yang tinggi ini
dapat menyebabkan penurunan modal jangka panjang investor asing maupun investor
domestik. Keputusan investasi pada pasar saham harus memperhitungkan pergerakan harga
saham, dimana volatilitas dapat memberikan informasi penting sejauh mana harga suatu
saham saat ini, apakah menyimpang dari rata-rata harga saham sebelumnya. Penting halnya
bagi investor untuk dapat membaca volatilitas harga saham sebelum melakukan investasi
(Rajput et al., 2012). Menurut Rea et al. (2013), volatilitas merupakan elemen kunci dari
harga derivatif seperti opsi. Dengan memahami pengaruh volatilitas di pasar luar negeri
penting bagi trader atau investor di pasar domestik untuk merancang strategi investasi. Krisis
keuanganglobal yang diakibatkan oleh subprime mortgage di Amerika Serikat mempengaruhi
volatilitas harga saham di Indonesia (Kenani et al., 2013).

1.5. Indikator Momentum / Strategi Investasi Momentun


Strategi investasi momentum memanfaatkan pergerakan saham atau pasar dengan harapan
pergerakan tersebut terus berlanjut. Penganut strategi investasi momentum akan membeli
saham pada saat harga sedang bergerak naik dengan harapan momentum gerak naik itu
akan terus berlanjut di masa depan. Mereka akan menjual kembali saham-saham tersebut
bila dirasa momentum pergerakan naik telah melemah atau malah telah berhenti dan berbalik
arah. Berdasarkan karakteristik strategi ini, para pengamat sering menjuluki strategi investasi
momentum dengan buy high sell higher (beli mahal, jual lebih mahal lagi).
Dalam konteks investasi saham, strategi investasi momentum sesuai dengan horison
investasi investor. Kebanyakan investor memiliki horison investasi yang lebih pendek
daripada yang diperlukan bagi penerapan strategi investasi kontrarian untuk
menghasilkan return yang dapat diterima (De Long, et al., 1990; Shleifer dan Vishny, 1990).
Dalam strategi ini, investor akan membeli saham yang sebelumnya memiliki kinerja baik
(winner stock) dan menjual saham yang sebelumnya memiliki kinerja buruk (loser stock).
Strategi investasi momentum dipopulerkan oleh Jegadeesh dan Titman (1993). Mengkaji
data return saham individual di New York Stock Exchange(NYSE) dan American Stock
Exchange (AMEX) dari tahun 1965-1989, mereka menemukan bahwa strategi investasi
momentum biaya nihil dari pembelian saham pemenang (winner stock) dan penjualan saham
pecundang (loser stock) menghasilkan abnormal return yang signifikan sepanjang horison
investasi jangka menengah 3 sampai 12 bulan, bahkan setelah mengontrol risiko
sistematisnya.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, analisis data menunjukkan hasil yang tidak
mendukung hipotesis yang diajukan sebelumnya. Kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah:
 1).  Eksistensi momentum saham individual dan saham industri tidak ditemukan di pasar
modal Indonesia. Temuan ini konsisten dengan hasil studi Hameed dan Kusnadi (2002) di
pasar modal Asia, tetapi tidak konsisten dengan hasil studi Jagadeesh dan Titman (1993) di
pasar modal Amerika Serikat, Rouwenhorst (1998) di pasar modal Eropa, Hurn dan Pavlov
(2003) di pasar modal Australia, serta Moskowitz dan Grinblatt (1999) di pasar modal
Amerika Serikat.
 3).  Indeks Sharpe, indeks Treynor, dan indeks Jensen tidak konsisten sebagai pengukur
kinerja portofolio winner–loser saham individual dan saham industri. Hasil uji
korelasi Pearson Product Moment menunjukkan bahwa indeks Sharpe dengan indeks
Treynor, dan indeks Treynor dengan indeks Jensen memiliki korelasi positif dan signifikan
secara statistik sebagai pengukur kinerja portofolio winner saham individual periode 3 bulan
untuk semua kelompok portofolio saham, sedangkan indeks Sharpe dengan indeks Jensen
menunjukkan korelasi yang positif dan tidak signifikan secara statistik untuk semua kelompok
portofolio saham. Temuan ini konsisten dengan hasil studi Wilson dan Jones (1981) serta Bel
dan Leger (1996), tetapi tidak konsisten dengan hasil penelitian Yasmin dan Lawrence
(1996), serta Wahyudi (2003).
 3).  Kinerja portofolio saham individual dan saham industri berdasarkan strategi investasi
momentum di pasar modal Indonesia lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor non
fundamental seperti aspek psikologi pasar dan ketidakstabilan emosi para investor yang
menyebabkan reaksi berlebihan terhadap informasi. Temuan ini konsisten dengan hasil
penelitian Reilly dan Brown (1997), Jogiyanto (2004), Hong dan Stein (1999), namun tidak
konsisten dengan hasil penelitian Firth (1996), Ang (1997), serta Fitriani dan Sidharta (2001).

1.5.1. Moving Average Convergence Divergence (MACD)


MACD adalah singkatan dari Moving Average Convergence Divergence
(konvergensi/divergensi rata-rata bergerak), yang merupakan suatu indikator dari analisis
teknis yang diciptakan oleh Gerald Appel pada tahun 1960an. MACD adalah indikator untuk
kelebihan beli atau kelebihan jual dengan melihat hubungan antara MA (moving
average=rata-rata pergerakan) jangka panjang dan pendek. Garis MACD adalah selisih dari
2 MA di atas. Garis kedua yaitu garis tanda adalah MA jangka pendek dari garis MACD.

MACD menunjukkan perbedaan antara rata-rata bergerak eksponensial (exponential moving


average yang biasa disingkat "EMA") yang cepat dan lambat dari harga penutupan.
Beberapa pengembangan telah dilakukan atas MACD selama bertahun-tahun namun masih
menyisakan masalah kelambatan pada indikatornya, sehingga sering dikritik atas
kegagalannya dalam menanggapi kondisi pasar yang lemah ataupun bergejolak.[1] Sejak
runtuhnya pasar "dot-com" pada tahun 2000, kebanyakan strategi tidak lagi
merekomendasikan penggunaan MACD sebagai metode utama dalam melakukan analisis
namun hanya digunakan sebagai alat pemantau belaka. Periode standar yang disarankan
oleh Gerald Appel pada tahun 1960an adalah dengan menggunakan periode 12 dan 26 hari
Garis yang menjadi sinyal atau garis pemicu adalah terbentuk dengan memperhalus rumusan
tersebut dengan is then formed by smoothing this with a further EMA. The standard period for
this is 9 days, Perbedaan antara MACD dan garis sinyal sering kali dihitung dan dinyatakan
tidak dalam bentuk garis tetapi dalam bentuk histogram kotak berisi. Konstruksi ini dibuat
oleh Thomas Aspray pada tahun 1986. Cara perhitungannya:
Pada contoh grafik di atas, menunjukkan ketiganya secara bersamaan. Grafik yang atas
adalah harga, grafik yang bawah memiliki garis MACD dalam warna biru dan garis sinyal
dalam warna merah dan yang berwarna putih dalam bentuk histogram merupakan perbedaan
antara keduanya.
Rangakaian periode dari nilai rata-rata tersebut biasanya ditulis seperti 12,26,9, dan dapat
bervariasi. Appel dan analis lainnya telah melakukan percobaan dengan berbagai kombinasi.
Rangakaian periode dari nilai rata-rata tersebut biasanya ditulis seperti 12,26,9, dan dapat
bervariasi. Appel dan analis lainnya telah melakukan percobaan dengan berbagai kombinasi
1.6. Indikator Kekuatan Pasar / Sentimen Investor (Investor Sentiment)
Beer (2013:51) menyatakan bahwa sentimen investor adalah kepercayaan tentang
bagaimana arus kas masa depan dan resiko investasi yang tidak dapat diukur dengan hasil
yang pasti oleh fundamental. Zhang (2008:9) mengatakan bahwa sentimen investor adalah
kepercayaan partisipan pasar tentang arus kas relative masa depan dengan beberapa norma
tujuan, dimana nilai fundamental yang mendasari instrument keuangan tersebut. Baker dan
Wurgler (2006:271) menjelaskan bahwa sentimen investor merupakan suatu kecenderungan
untuk spekulasi atau optimis atau pesimis dalam suatu asset yang diberikan.
Abbondante (2010:287) menyatakan bahwa volume perdagangan adalah sejumlah
saham yang diperjualbelikan setiap harinya. Ambar dan Sudibyo (1998:242) menyatakan
bahwa volume perdagangan merupakan jumlah saham emiten yang ditransaksikan dengan
tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli selama periode. Ambarwati
(2008) menyatakan bahwa volume perdagangan merupakan jumlah lembar saham yang
diperdagangkan pada hari tertentu. Volume perdagangan yang besar menunjukkan suatu
saham yang aktif dan artinya sedang digemari oleh investor.
Chen (2015:55) menyatakan bahwa keyakinan konsumen merupakan optimism atau
pesimisme dari para konsumen tentang keadaan ekonomi dan situasi finansial para
konsumen tersebut. Celik, Aslanoglu, dan Deniz (2010:2) mengatakan bahwa teori indeks
keyakinan konsumen merupakan suatu komposisi yang digunakan untuk mengukur
kemampuan dan kerelaan satu individual untuk membeli dengan harapan kemungkinan
terdapat suatu tambahan informasi untuk menentukan tingkah laku konsumen. Yang dan
Copeland (2014:13) mengatakan bahwa keyakinan konsumen merupakan suatu survey data
bisnis yang dilaporkan oleh komisi eropa, ekonomi dan organisasi yang berkepentingan di
bidang finansial dengan responden yang dinilai tentang bagaimana ekspetasi ekonomi atau
finansial mereka dalam periode 12 bulan ke depan dengan beberapa bahasan seperti: situasi
umum ekonomi, penilaian tentang pengangguran, posisi finansial rumah tangga dan
tabungan pribadi.

Proksi Variabel Sentimen Investor


Sentimen investor adalah salah satu indikator untuk memprediksi volatilitas harga
saham dalam jangka waktu tertentu. Namun untuk mengukur sentimen tersebut, tentu ada
banyak proksi yang dapat digunakan, sehingga dapat diketahui bagaimana sentimen tersebut
dapat mempengaruhi volatilitas harga saham. Baker dan Wurgler (2007), menyebutkan ada
beberapa macam proksi untuk mengukur investor sentiment tersebut, yaitu: 1. Investor
Surveys 2. consumer Confidence 3. Mutual fund flows 4. Trading volume 5. Dividend
premium 6. Closed-end fund discounts 7. First-day returns on initial public offerings 8.
Volume of initial public offerings
1. Investor Surveys, Shiller dalam Baker dan Wurgler (2006:11) mengatakan bahwa telah
mengadakan survey tentang sikap investor sejak tahun 1989. Survey tersebut secara acak
diberikan kepada investor rumahan dan penulis berita keuangan Investor Intelligence.
2. Consumer confidence. Baker dan Wurgler (2007) menyatakan bahwa Consumer confidence
merupakan keyakinan para konsumen tentang bagaimana kondisi situasi ekonomi yang
sedang terjadi di suatu negara. Sehingga ada suatu organisasi yang melakukan survey di
beberapa wilayah untuk mengetahui bagaimana konsumen itu memandang situasi ekonomi
yang sedang berjalan
3. Mutual Fund Flows. Saunders dan Millon (2011:208), menyatakan mutual funds adalah
institusi finansial yang bergerak pada kebutuhan finansial terhadap individual dan
perusahaan yang berinvestasi pada portfolio aset yang terdiversifikasi. Mutual fund yang siap
untuk dijual sahamnya kepada para investor dan mendapatkan saham yang mereka inginkan
pada nilai pasar tertentu. Funds tersebut akan menyediakan peluang untuk investor kecil
untuk berinvestasi pada sekuritas finansial dan risiko diversifikasi.
4. Trading Volume. Baker dan Stein (2004 dalam Baker dan Wurgler (2006:11) menyatakan
bahwa pada saat short-selling memiliki harga yang lebih besar dibandingkan saat opening
dan closing pada posisi long, maka investor yang irasional akan cenderung untuk melakukan
transaksi dan demikian menambah likuiditasnya ketika mereka optimis dan membeli saham
yang sedang naik dibandingkan dengan ketika mereka pesimis dan membeli saham yang
sedang jatuh.
5. Dividend Premium. Alexander, Sharpe, dan Bailey (1993:420), pendapatan pada suatu
perusahaan sangat penting bagi pemegang saham karena pendapatan tersebut
mengindikasikan bagaimana perusahaan memutuskan membayar dividen atau tidak kepada
pemegang saham. Karena apabila pihak manajemen suatu perusahaan tersebut dapat
membayar dividen yang lebih, maka pemegang saham akan semakin sejahtera, tetapi
apabila tidak membayarkan dividen, pemegang saham akan berpikir dua kali untuk
menginvestasikan sahamnya pada perusahaan tersebut. Marjin tersebut yang menjadi pola
pandang sentiment investor terhadap pembayaran dividen.
6. Closed-end fund discount. Closed-end fund discount adalah suatu perusahaan investasi yang
menerbitkan saham tetap, dimana kemudian diperdagangkan pada bursa saham. Reksa
dana tertutup merupakan perbedaan antara nilai aset bersih saham dan harga pasar saham
tersebut.
7. IPO First-Day Returns. IPO terkadang mendapatkan pendapatan return yang cukup besar
ketika pertama kali diterbitkan pada hari pertama perdagangan yang membuat sulit untuk
menemukan keterlibatan antusias dari investor.
8. IPO Volume. Permintaan untuk IPO seringkali menjadi suatu hal yang sangat sensitif terhadap
sentimen investor. Fakta mengatakan bahwa volume IPO dapat menunjukkan fluktuasi yang
tinggi, dengan jumlah di atas 100 saham per bulan dengan periode yang sama dan nol
saham perbulan.

1.7. Cryptocurrency
Secara sederhana, Crypto dapat dikatakan sebagai uang digital. Lebih lengkapnya,
Crypto atau Cryptocurrency adalah sebuah mata uang digital yang telah dijamin oleh
cryptography. Sehingga mata uang digital ini menjadi hampir tidak mungkin dipalsukan. Kata
“cryptocurrency” sendiri berasal dari gabungan dua kata, yaitu “cryptography” yang
mempunyai arti kode rahasia, dan “currency” yang berarti mata uang. Konsep kriptografi
sebenarnya sudah dikenal sejak zaman Perang Dunia II. Saat itu, Jerman memakai
kriptografi guna mengirimkan kode-kode rahasia agar tidak mudah terbaca oleh pihak lawan.
Berbeda halnya dengan mata uang konvensional yang sifatnya terpusat, mata uang
crypto justru bersifat desentralisasi. Tidak ada pihak yang hadir dan berperan sebagai
perantara dalam suatu transaksi. Pembayaran dengan mata uang digital berlangsung dari
pengirim ke penerima atau peer-to-peer. Akan tetapi, seluruh transaksi yang dilakukan
tersebut tetap dicatat dan dipantau dalam sistem jaringan cryptocurrency. Tugas dari
penambang cryptocurrency adalah mencatat transaksi ini dan memperoleh komisi berupa
uang digital yang bisa dipak
Pemerintah Indonesia baru saja resmi mengizinkan perdagangan mata uang digital
atau cryptocurrency seperti Bitcoin di bursa berjangka. Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi (Bappebti) mengakui 229 cryptocurrency di tanah air. Pengakuan ini
dituangkan dalam Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 7
tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Dapat Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto.
Peraturan itu mulai berlaku pada 17 Desember 2020.
BAB II
STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Setelah belajar mengenai financial Statement Pak Theda baru menyadari bahwa setiap Emiten
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dalam melaporkan laporan keuangannya. Pada
kesempatan berbeda Pak Theda bertemu dengan Pak Mahatma Bhagas, ia memaparkan
bahwa ketika ber Investasi di pasar modal baik itu membeli saham, obligasi, sukuk, dan ETF
harus memperhatikan financial statement yang dimiliki emiten. Kurang sependapat dengan Pak
Theda, Pak Mahatma Bhagas memaparkan bahwa ketika berinvestasi di pasar modal harus
memperhatiakan market timing, momentum, market volatility dan Investor sentimen. Ia
berpendapat ketika berinvestasi yang terpenting bagaimana memperoleh initial return yang
tinggi. Bahkan Pak Mahatma Bhagas menyarankan untuk ber investasi diluar IDX market
seperti: cryptocurrency dan Kontrak berjangka Indeks.

1. Bantu Pak Theda dengan menggunakan analisis comparatif dan analisis trend pada 3
emiten yang memiliki sektor bisnis yang sama. Pilih sektor yang menurut sodara
memiliki kinerja terbaik dalam dasawarsa terakhir. Sehingga dengan bantuan sodara
pak Theda dapat meyakinkan pak Mahatma Bhagas bahwa emiten dengan
fundamental yang baik, dan trend bisnis yang baik akan menghasilkan value yang
tinggi untuk pemegang saham.

a. Analisis Fundamental
Sektor Consumer goods dipilih karena kinerjanya yang cukup baik dalam 10 tahun
terakhir. Selanjutnya dipilih 3 emiten yang memiliki kinerja terbaik yaitu; ULTJ, MYOR
dan ICBP. Ketiga emiten ini lebih tinggi pertumbuhannya lebih tinggi dari Jakarta
Consumer goods index.

Grafik perbandingan Growth Emiten dengan Jakarta Consumer goods Index (JKCONS)

Dilihat dari Sisi Earning per share (EPS), ketiga emiten memiliki EPS yang cukup bagus
selama 5 tahun terakhir, seperti yang disajikan dalam table dan Grafik berikut:

2018 2019 2020 2021


EMITEN
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
ULTJ 14 17 22 8 26 18 26 19 38 10 36 11 35 22
MYOR 21 12 16 28 21 15 13 40 42 0 28 23 37 5
10 10 11 11 22
ICBP 4 92 2 94 5 106 2 99 170 120 50 5 149 127

EPS
250
200
150
100
50
0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2018 2019 2020 2021

ULTJ MYOR ICBP

Berikut adalah perbandingan rasio profitabilitas ketiga emiten:

Rasio (%)
Emiten
NPM ROE ROA DER
ULTJ 21.57 24.72 14.20 72.51
MYOR 7.07 15.58 9.22 66.60
ICBP 11.42 19.62 5.96 165.47

Dari sisi pendapatan, ketiga emiten memiliki pendapatan yang selalu tumbuh setiap
tahunnya, seperti yang tergambar dalam grafik berikut:

Income Statement ULTJ


Income Statement MYOR

Income statement ICBP

b. Analisis Teknikal
- ULTJ ( Ultra Jaya Milk Industry )

Secara trendline jangka Panjang ULTJ masih dalam range uptrend (Bullish) hal ini
dapat dibuktikan dengan
1. Harga emiten masih dalam channel uptrend
2. Bedasarkan support dinamis EMA 20 (1551,63) > EMA 60 (1400,88) > EMA
100 (1226,56) dimana EMA 20 masih diatas EMA 100 yang artinya masih
dalam fase uptrend dalam jangka panjang
3. Capital gain sudah mencapai 624,94% dari tahun 2011
4. Harga saat ini 1555 dimana ULTJ memiliki support terdekat di 1500 dan
resistance terdekat di 1700

- MYOR ( Mayora Indah )


Secara trendline jangka Panjang MYOR masih dalam range uptrend (Bullish) hal ini
dapat dibuktikan dengan
1. Harga emiten masih dalam channel uptrend
2. Bedasarkan support dinamis EMA 20 (2390,53) > EMA 60 (2197,58) > EMA
100 (1911,87) dimana EMA 20 masih diatas EMA 100 yang artinya masih
dalam fase uptrend dalam jangka panjang
3. Capital gain sudah mencapai 428.28% dari tahun 2011
4. Harga saat ini 2520 dimana MYOR memiliki support terdekat di 2150 dan
resistance terdekat di 2800

- ICBP ( Indofood CBP Sukses Makmur )

Secara trendline jangka Panjang ICBP masih dalam range uptrend (Bullish) hal ini
dapat dibuktikan dengan
1. Harga emiten masih dalam channel uptrend
2. Bedasarkan support dinamis EMA 20 (9077,77) > EMA 60 (8886,69) > EMA
100 (7782,02) dimana EMA 20 masih diatas EMA 100 yang artinya masih
dalam fase uptrend dalam jangka panjang
3. Capital gain sudah mencapai 402,53% dari tahun 2011
4. Harga saat ini 9200 dimana ICBP memiliki support terdekat di 8025 dan
resistance terdekat di 9275

2. Bantu Pak Mahatma Bhagas dengan menggunakan analisis candlestick, dan Moving
Average Convergence Divergence (MACD) Volume untuk membuktikan bahwa
perusahaan dengan fundamental yang bagus seperti Unilever (UNVR) dan 2 lainnya
tidak direkomendasi untuk dibeli.

a. Analisis Fundamental UNVR, GGRM dan ADRO


a.1 Analisis Fundamental dengan menggunakan Earning Per Share (EPS)
EPS
4000
2000
0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2018 2019 2020 2021

UNVR GGRM ADRO


Berdasarkan grafik diatas dapat terlihat bahwa Pendapatan emiten relative positif.
Secara rasio profitabilitas dapat dilihat pada table berikut:
Rasio (%)
Emiten
NPM ROE ROA DER
UNVR 15.10 151.78 30.04 405.11
GGRM 3.81 7.60 5.82 30.58
ADRO 10.88 8.98 5.04 71.07

Income Statement UNVR

Income Statement GGRM


Income Statement ADRO
b. Analisis Teknikal
UNVR (Unilever)

Secara trendline jangka Panjang UNVR masih dalam range downtrend (bearish) hal ini
dapat dibuktikan dengan
1. Harga emiten sudah mengalami pembalikan arah (Lingkaran ungu) dan
sekarang masih dalam channel downtrend nya. UNVR bisa dianggap keluar
dari channel downtrend apabila keluar dari area hijau
2. Bedasarkan support/resistance dinamis EMA 20 (6314,04) > EMA 60 (7437,06)
> EMA 100 (7124,24) dimana EMA 20 sudah dibawah EMA 100 yang artinya
saat ini sudah dalam memasuki fase downtrend
3. Dari harga tertinggi yang pernah dicapai hingga harga saat ini sudah minus
55%
4. Harga saat ini 5300 dimana UNVR berdasarkan fibonaci resistance terdekat
berada di point 0,236 (5650) namun dari resistance statis berada di harga 6775
5. MACD masih berada di bagian oversold namun sudah mulai membentuk
pembalikan arah, dan histogram bawah mulai menipis

GGRM (Gudang Garam)


Secara trendline jangka Panjang GGRM masih dalam range downtrend (bearish) hal
ini dapat dibuktikan dengan
1. Harga emiten sudah mengalami pembalikan arah (saat candle keluar dari area
uptrend biru) dan sekarang masih dalam channel downtrend nya. GGRM bisa
dianggap keluar dari channel downtrend apabila keluar dari area Merah
2. Bedasarkan support/resistance dinamis EMA 20 (41460,59) > EMA 60
(52470,62) > EMA 100 (52429,06) dimana EMA 20 sudah dibawah EMA 100
yang artinya saat ini sudah dalam memasuki fase downtrend
3. Dari harga tertinggi yang pernah dicapai hingga harga saat ini sudah minus
65,75%
4. Harga saat ini 34675 dimana GGRM berdasarkan fibonaci resistance terdekat
berada di point 0,236 (46843) sempat menyentuh namun Kembali memantul
kebawah lagi.
5. MACD masih berada di bagian oversold namun belum terlihat sinyal yang
menandakan akan adanya pembalikan arah trend dan histogram bawah mulai
menipis

ADRO ( Adaro Energy )

Secara trendline jangka Panjang ADRO masih dalam range sideways hal ini dapat
dibuktikan dengan
1. Harga emiten masih dalam range sideways (Garis biru) walaupun sudah 12
tahun , saat candle keluar dari garis biru dapat dikatakan adro keluar dari
jangka sideways, namun dalam jangka pendek adro sedang uptrend
2. Bedasarkan support/resistance dinamis EMA 20 (1341,86) > EMA 60 (1344,68)
> EMA 100 (1399,71) dimana EMA 20 ,60 dan 100 posisi nya sangat
berdekatan untuk jangka Panjang yang artinya saat ini dalam posisi
menentukan arah trend selanjutnya.
3. Dari awal IPO hingga bulan ini harga saham nya hanya terjadi peningkatan
sekitar 10%
4. Harga saat ini 1855 dimana ADRO berdasarkan fibonaci resistance terdekat
berada di point 0,618 (1870) sempat menembus resistance namun gagal
breakout
5. MACD sudah mulai terjadi persilangan dan memasuki harga wajar yang dibeli
dan histogram sudah mulai menjadi hijau tipis
Dari ke 3 saham ini dapat diketahui bahwa saham-saham fundamental bagus pun
belum tentu dapat memberikan kita capital gain yang besar saat investasi jangka
Panjang. 3 saham yang kami jabarkan adalah salah satu fundamental terbaik di sektor
dan bidang nya UNVR – Consumer goods, GGRM – Consumer goods (rokok), dan
ADRO – Comodity (Batubara)

3. Analisis bagaimana kinerja salah satu cryptocurrency yang boleh di perdagangkan di


Indonesia
Menurut kami cryptocurrency yang dapat dijadikan salah satu pilihan adalah yang memiliki
kapitalisasi besar dan menjadi penopang lite coin lainnya, seperti Bitcoin (BTC), Binance
coin (BNB), dan Ethereum (ETH). Alasan utama kami memilih ketiga coin tersebut adalah
karena ke 3 coin ini menjadi dasaran nilai tukar yang dapat digunakan untuk membeli lite
coin lainnya.
A. Bitcoin (BTC)

Secara trendline jangka Pendek BTC berhasil menembus garis downtrend nya dan potensi
melanjutkan kenaikan menuju harga tertinggi nya hal ini dapat dibuktikan dengan
1. Harga coin berhasil breakout garis downtrend (Garis biru) saat candle keluar dari
garis biru dapat dikatakan BTC keluar dari downtrend jangka pendeknya
2. Bedasarkan support/resistance dinamis EMA 20 > EMA 60 > EMA 150 dimana EMA
20 berhasil menembus EMA 60 dan berada diatas EMA 60 dan EMA 150 dimana
hal menandakan akan melanjutkan trend bullish nya dalam jangka pendek
3. Harga saat ini 810.000.000 dimana BTC berdasarkan fibonaci resistance terdekat
berada di point 0,786 (847.000.000)

Market Cap BTC : $1,093,654,873,213


Circulation Supply : 18,843,462
Total Supply : 18,843,462

B. BNB (Binance Coin)


Secara trendline jangka pendek BNB potensi untuk lanjut bullish hal ini dapat dibuktikan
dengan
1. Harga emiten baru saja menembus downtrend line nya (Garis biru) saat candle
keluar dari garis biru dapat dikatakan BNB keluar dari jangka downtrendnya, dan
dalam jangka pendek BNB potensi lanjut trend bullish
2. Bedasarkan support/resistance dinamis EMA 60 (6.147.665,63) > EMA 20
(5.845.957,3) > EMA 150 (5.360.131,47) dimana EMA 60 masih berada diatas
EMA 20 dan 100. Maka dapat diketahui bnb berpotensi lanjut bullish.
3. Harga saat ini 6.780.000 dimana BNB berdasarkan fibonaci resistance terdekat
berada di point 0,618 (7.520.000) karena baru menembus resistance point 0,5
(6.710.000) dan sedang menunggu 2-3 candle lagi untuk confirm breakout

Market Cap BNB : $80,449,303,980


Circulation Supply : 168,137,036
Total Supply : 168,137,036

C. ETH (Ethereum)

Secara trendline jangka Pendek ETH masih dalam range sideways hal ini dapat dibuktikan
dengan
1. Harga emiten masih dalam range sideways (diantara Garis biru) saat candle
keluar dari garis biru dapat dikatakan adro keluar dari jangka sideways.
2. Bedasarkan support/resistance dinamis EMA 60 (47.983.049,3) > EMA 20
(47.594.192,4) > EMA 150 (40.174.366,5) dimana EMA 60 berada diatas 20 dan
150 dan posisi nya sangat berdekatan untuk jangka pendek ada potensi untuk
melanjutkan bullish menuju resistance selanjutnya.
3. Harga saat ini 53.000.000 dimana ETH berdasarkan fibonaci resistance terdekat
berada di point 0,786 (56.005.575)

Market Cap ETH : $440,517,246,793


Circulation Supply : 117,921,785
Total Supply : 117,921,785

4. Manakah Investasi pada sekuritas yang sodara Pilih?


Menurut kami untuk investasi tetap dominan dipasar modal (saham), dan pihannya adalah
seperti saham ULTJ dan perlu diperhatikan bahwa investasi yang baik, belum tentu di
saham yang berfundamental baik, perlu diperhatikan jenis usaha yang dilakukan, sector
industry dan jangka waktu (timing) pada saat mulai masuk investasi nya. Sehingga perlu
diperhatikan juga secara teknikal analisis agar memaksimalkan timming kapan harus
masuk dan kapan harus keluar agar mendapatkan capital gain yang maksimal.
Namun kami juga tidak menutup kemungkinan untuk pembagian porsi untuk memulai
mempelajari investasi di dunia cryptocurrency untuk mencari pengalaman seperti memiilh
investasi dengan BNB, dengan skala dan volume yang “terukur” , sehingga pada saat
nya nanti apabila ada kemungkinan cryptocurrency semakin besar kita sudah siap untuk
terjun kedalam investasi sesuai penilaian resiko kita masing-masing..
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah pada study kasus diatas kami menyimpulkan bahwa
1.
Dengan mengggunakan Analisis comparative dan Analisis trend sector yang
memiliki kinerja terbaik adalah ULTJ, MYOR dan ICBP karena memiliki kinerja
emiten lebih tinggi dari Jakarta Consumer Goods Index
2.
Dengan menggunakan analisis candlestick, dan Moving Average Convergence
Divergence (MACD) Secara trendline jangka Panjang UNVR, GGRM masih dalam
range downtrend (bearish) dan ADRO masih dalam range sideways. Dari ke 3
saham ini dapat diketahui bahwa saham-saham fundamental bagus pun belum tentu
dapat memberikan kita capital gain yang besar saat investasi jangka panjang
3.
Analisis cryptocurrency yang boleh di perdagangkan di Indonesia adalah yang
memiliki kapitalisasi besar dan menjadi penopang lite coin lainnya, seperti Binance
coin (BNB), Bitcoin (BTC), dan Ethereum (ETH).

B. Saran
Dalam berinvestasi sebaiknya tidak hanya menggunakan satu jenis metode analisis. Selain
memperhatikan indikator-indikator fundamental juga harus memperhatiakan market
timing, momentum, market volatility dan Investor sentimen serta bagaimana
memperoleh initial return yang tinggi
DAFTAR PUSTAKA

Horne, James C.V., dkk. 2009. Fundamental Financial Management 13th Edition.
United States: Prentice Hall.
Fajri dkk. 2019 Kajian Penerapan Market Timing di Pasar Modal Indonesia Jurnal
Manajemen Indonesia (Vol. 19(2), pp. 176-185, 2019)
Agus Zainul Arifin. 2016. PENGARUH SENTIMEN INVESTOR TERHADAP REAKSI PASAR
PADA BURSA EFEK INDONESIA, PAPER SEMNAS PPM LOMBOK SEPT 2016
C Lumbantobing. 2021. Analisis Perbandingan Kinerja Cryptocurrency Bitcoin, Saham, dan
Emas sebagai Alternatif Investasi (Comparative Analysis of the Performance of
Cryptocurrency , Bitcoin, Stock, and Gold as an Investment Alternative). Repositori
USU url : http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/31145 diakses 12 Oktober 2021
NAP Haluansa. 2018. Analisis fundamental dan teknikal untuk menentukan keputusan
investasi saham sub sektor food and beverages yang listing di ISSI periode 2014–2017.
Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
DR. Mugiyati, MEI. SUKUK DI PASAR MODAL - Tinjaun Bisnis Investasi dan Fiqh, UIN
Sunan
cnbcindonesia.com(2021) “Resmi! Ini Cryptocurrency yang Diakui di RI, Termasuk Bitcoin”.
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210122132253-37-218020/resmi-ini-
cryptocurrency-yang-diakui-di-ri-termasuk-bitcoin diakses 12 Oktober 2021
cnbcindonesia.com(2021) “Resmi! Ini Cryptocurrency yang Diakui di RI, Termasuk Bitcoin”.
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210122132253-37-218020/resmi-ini-
cryptocurrency-yang-diakui-di-ri-termasuk-bitcoin diakses 12 Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai