Anda di halaman 1dari 27

MANAJEMEN KEUANGAN

KELAS G

MATERI: VALUATION OF LONG TERM SECURITIES

MAKALAH PENYAJI KELOMPOK 4:

Nur Luthfy Azqiyah (6032231059)

Panji Anom Prajasutra (6032231151)

Pingkan Anggriani Pitoy (6032231076)

Priya Setiawan A Rohman (6032231054)

Rahmayanti M (6032231038)

Raissa Safira Utomo (6032231013)

Dosen:
Dr. Wisudanto , SE., MM., CFP, ASPM

Departemen Manajemen Teknologi


Fakultas Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh November
2023
DAFTAR ISI

1. Pendahuluan .............................................................................................................................. 2
2. Dasar Teori ................................................................................................................................ 3
2.1. Analisis Fundamental ....................................................................................................... 3
2.1.1. Analisis Ekonomi........................................................................................................... 3
2.1.2. Analisis Industri ............................................................................................................ 3
2.1.3. Analisis Perusahaan ...................................................................................................... 4
2.2. Analisis Teknikal ............................................................................................................... 6
2.3. Indikator Trend................................................................................................................. 7
2.4. Moving Average ................................................................................................................ 7
2.5. Anatomi Candlestick Saham .......................................................................................... 10
2.6. Moving Average Convergence Divergence (MACD) ................................................... 11
2.7. Cryptocurrency ............................................................................................................... 13
3. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 13
4. Pembahasan ............................................................................................................................. 14
5. Kesimpulan .............................................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... Error! Bookmark not defined.

1
1. Pendahuluan
Portofolio merupakan sekumpulan investasi dalam bentuk securities (financial assets)
dan Investasi sekuritas (financial assets) meruapakan selembar kertas yang menunjukkan hak
pemodal yang memiliki kertas tersebut, untuk memperoleh bagian dari kekayaan organisasi
yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal
tersebut menjalankan haknya (Prof. Dr. H. Musthafa, 2017).
Hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian (uncertainty), yang disebut
dengan risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi
yang dilakukan. Semua Investor tentu tidak menginginkan kerugian pada waktu melakukan
investasi, dan yang diharapkan adalah keuntungan yang maksimal dengan kerugian yang
minimal. Karena pada investor pada umumnya mempunya sifat tidak menyukai risiko, maka
mereka harus ditawari tingkat keuntungan yang lebih besar apabila mereka dihadapkan pada
suatu kesempatan investasi yang mempunyai risiko tinggi. Keuntungan/ return yang
didapatkan dari investasi bisa dalam bentuk:
1. Yield yang merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang diperoleh secara periodic dari suatu investasi
2. Capital Gain yang merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga yang
bisa memberikan keuntungan / kerugian bagi investor.

Dalam melakukan investasi terutama saham perlu ada dua jenis analisis yang saling
melengkapi yakni analisis fundamental yaitu analisis yang mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan kondisi keuangan suatu Perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui
sifat-sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan publik. Dengan melakukan
analisis fundamental, maka diharapkan investor bisa memiliki petunjuk mengenai saham
mana yang akan diinvestasikan. Sementara, analisis teknikal adalah analisis yang
menggunakan data harga dan volume perdagangan di masa lalu. bertujuan untuk
memprediksi harga yang akan terjadi, sehingga investor akan mengetahui waktu untuk
bertransaksi (jual-beli) dengan target
harga tertentu.

2
2. Dasar Teori
2.1. Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah metode analisis perusahaan yang didasarkan pada faktor-
faktor fundamental ekonomi suatu perusahaan termasuk sisi kinerja keuangan dan bisnis
perusahaan. Analisis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang
secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat
keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang.
Analisis fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisis yaitu
1. Analisis ekonomi,
2. Analisis industri, dan
3. Analisis perusahaan.

2.1.1. Analisis Ekonomi

Dalam melakukan analisis penilaian saham, investor bisa melakukan analisis


fundamental secara “top-down” untuk menilai prospek perusahaan. Analisis secara “top-
down” meliputi:
1. Analisis variabel-variabel ekonomi makro yang mempengaruhi kinerja seluruh
perusahaan.
2. Analisis industri-industri pilihan yang berprospek paling baik.
3. Analisis perusahaan dan penentuan saham perusahaan mana yang terbaik.
Beberapa variabel ekonomi makro yang perlu diperhatikan investor antara lain
a. PDB.
b. Inflasi.
c. Tingkat bunga.
d. Kurs rupiah.
e. Anggaran defisit.
f. Investasi swasta.
g. Neraca perdagangan dan pembayaran.

2.1.2. Analisis Industri

Analisis industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan investor baik untuk
meminimalkan risiko maupun untuk mengidentifikasi industri yang mempunyai prospek yang
menguntungkan. Analisis industri perlu diikuti analisis perusahaan agar investor dapat

3
menentukan saham perusahaan mana saja dalam suatu kelompok industri yang mempunyai
kombinasi return-risiko yang terbaik. Jika hasil kedua estimasi tersebut dikalikan, maka akan
kita peroleh nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri (expected ending value of
industry). Tingkat return yang diharapkan dari suatu industri ditentukan dengan membagi
nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri ditambah dividen yang diharapkan dari
industri, dengan nilai awal industri tersebut pada periode sebelumnya.

2.1.3. Analisis Perusahaan

Analisis perusahaan diarahkan untuk mengetahui apakah saham suatu perusahaan layak
dijadikan pilihan investasi. Hasil analisis perusahaan harus bisa memberikan gambaran
tentang nilai perusahaan, karakteristik internal, kualitas dan kinerja manajemen, serta prospek
perusahaan di masa datang. Ada 6 rasio keuangan penting dalam analisis fundamental yang
sering digunakan para analis dalam memilih saham.
1. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) adalah laba bersih per lembar saham. Cara menghitung EPS
yaitu jumlah laba bersih dibagi dengan jumlah lembar saham beredar. Carilah perusahaan
yang EPS-nya terus betumbuh atau memiliki trend positif.
Rumus dari EPS adalah
Rumus Earnings Per Share adalah EPS = laba bersih / jumlah saham beredar.

2. Price to Earning Ratio (PER)


Rasio kedua, yaitu Price to Earning Ratio dapat diartikan rasio yang menggambarkan
keuntungan sebuah perusahaan dibandingkan harga sahamnya. PER menunjukkan lama
waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang dipakai untuk membeli saham.
PER dapat dihitung dengan rumus harga saham dibagi laba per lembar saham (EPS).
Rumus dari PER adalah
Price to Earnings Ratio (PER) = Harga Saham per Lembar / Laba per Saham (EPS)

Ada dua pendekatan dalam menghitung PER, yaitu trailing PER atau PER yang dihitung
berdasarkan EPS tahun lalu dan forward PER atau PER yang dihitung berdasarkan estimasi
EPS di masa yang akan datang. Sebuah saham dianggap murah bila PER-nya lebih rendah
daripada PER rata-rata di dalam sebuah industri. Patokan lainnya, jika saham dengan PER di
bawah 10x termasuk murah, sedangkan jika PER di atas 20x maka saham tersebut tergolong
mahal.

4
3. Price to Book Value (PBV)
Selanjutnya, Price to Book Value atau PBV. Rasio ini menggambarkan seberapa besar
pasar menilai harga sebuah perusahaan dibandingkan kekayaan bersihnya. Rumus untuk
menghitung PBV adalah harga saham dibagi nilai buku per lembar saham (BV). Umumnya
investor disarankan untuk mencari saham dengan PBV yang lebih rendah daripada rata-rata
PBV industri. Rumus dari PBV adalah
Price to Book Value (PBV) = Harga per Lembar Saham / Nilai Buku per lembar Saham

4. Return on Equity (ROE)


Return on Equity atau ROE adalah rasio rasio perolehan laba bersih yang dibukukan
perusahaan dibandingkan dengan total kekayaan bersih yang dimiliki oleh perusahaan. Cara
menghitungnya adalah dengan membagi laba bersih dengan kekayaan bersih. Cari investasi
dengan ROE minimal 10%. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menilai ROE, yaitu
Bandingkan dengan ROE perusahaan sejenis dalam industri yang sama, atau bisa juga
membandingkan dengan rata-rata ROE industri. Yang kedua adalah bandingkan ROE
perusahaan dari waktu ke waktu (melihat trend-nya), apakah cenderung naik atau turun.
Rumus dari ROE adalah
Return On Equity (ROE) = Laba bersih setelah Pajak / Ekuitas Pemegang Saham.

5. Dividend Yield (DY)


Dividen Yield diartikan sebagai rasio yang menggambarkan seberapa besar pembagian
dividen yang dibagikan oleh perusahaan terhadap harga sahamnya di pasar. Cara menghitung
DY adalah dengan membagi dividend per lembar saham dengan harga saham. Carilah saham
yang memiliki dividend yield yang cukup besar karena mengindikasikan perusahaan tersebut
memiliki kestabilan laba bersih. Disarankan dividend yield minimal sebesar 3%. Namun,
yang perlu diingat adalah membagikan dividen.
Rumus dari DY adalah
Dividend Yield = Dividen per Saham / Harga per Saham

6. Debt to Equity Ratio (DER)


Ratio terakhir yang harus diperhatikan saat menganalisis fundamental perusahaan DER.
Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio jumlah hutang dan kewajiban yang dimiliki

5
perusahaan dibandingkan dengan modal bersihnya. Rumus untuk menghitung DER sendiri
adalah total kewajiban atau utang dibagi kekayaan bersih.
Rumus dari DER adalah
Debt to Equity Ratio (DER) = Total Hutang : Ekuitas

Bila DER < 1, maka menunjukkan bahwa perusahaan memiliki hutang lebih sedikit
dibandingkan modal bersihnya. Sedangkan bila DER > 1, maka perusahaan memiliki risiko
keuangan yang besar. Secara umum, investor disarankan untuk mencari saham yang memiliki
DER tidak lebih dari 1.

2.2. Analisis Teknikal

Analisis teknis atau lebih dikenal dengan istilah analisis teknikal adalah suatu
teknik analisis yang dikenal dalam dunia keuangan yang digunakan untuk
memprediksi tren suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar yang lampau,
terutama pergerakan harga dan volume. Pada awalnya analisis teknikal hanya
memperhitungkan pergerakan harga pasar atau instrumen yang bersangkutan, dengan asumsi
bahwa harga mencerminkan seluruh faktor yang relevan sebelum seorang investor
menyadarinya melalui berbagai cara lain. Analisis teknikal dapat menggunakan berbagai
model dan dasar misalnya, untuk pergerakan harga digunakan metode seperti
misalnya Indeks Kekuatan Relatif, Indeks pergerakan rata-rata, regresi, korelasi antar pasar
dan intra pasar, siklus ataupun dengan cara klasik yaitu menganalisis pola grafik. Dalam
melakukan analisis Teknikal biasanya analis menggunakan beberapa indicator teknikal
sebagai berikut:
1. Indikator Tren ialah sebuah indikator yang dapat menggambarkan adanya
pergerakan harga dalam satu arah kuat untuk beberapa waktu ke depan. Tren bergerak
dalam 3 arah: naik, turun, dan menyamping. Indikator tren menghaluskan data harga
yang bervariasi untuk menciptakan komposisi arah pasar. (contoh: Moving Average).
Dan juga termasuk di dalamnya adalah Indikator Market Timing / Indikator Tren.
2. Indikator Volatilitas adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan
kekuatan pergerakan atau ukuran dari fluktuasi harga. Umumnya, perubahan pada
volatilitas cenderung mempengaruhi perubahan harga. (contoh: Bollinger Band).
3. Indikator Momentum adalah indikator yang menggambarkan kecepatan pergerakan
harga di periode tertentu, juga menentukan kekuatan atau kelemahan dari sebuah tren.

6
Jika terjadi pergerakan harga ekstrim dengan momentum yang lemah, hal itu
merupakan sinyal dari akhir pergerakan di suatu tren. (contoh: RSI, Stochastic,
MACD).
4. Indikator Kekuatan Pasar , Sentiment Investor : Indikator ini menggambarkan
intensitas dari opini pasar terkait sebuah harga, dengan melihat posisi pasar yang
diambil oleh beragam pelaku pasar. Volume atau open interest adalah bahan dasar
untuk indikator ini. Sinyal yang diberikan sifatnya coincident atau leading. (contoh:
Volume).
5. Indikator Support/Resistance: Support/Resistance menggambarkan level harga dari
kenaikan dan penurunan berulang dalam range-range atas dan bawah tertentu.
(contoh: Pivot Point).
6. Indikator Siklus: Digunakan untuk mengindikasikan adanya pola berulang dari
pergerakan pasar, khusus untuk peristiwa berulang seperti musim, pemilihan umum,
dan lainnya. Banyak pasar memiliki kecenderungan bergerak dalam pola siklus.
Indikator siklus berguna untuk menentukan timing pola pasar tertentu. (contoh: Elliot
Wave).

2.3. Indikator Trend

Indikator Tren (Trend Indicator): Indikator tren adalah alat atau metode analisis yang
digunakan untuk mengidentifikasi arah tren pasar. Tren pasar dapat berupa tren naik (bullish)
atau tren turun (bearish). Pemodal biasanya mencoba memprediksi pergerakan pasar dengan
memperhatikan indikator seperti pergerakan IHSG dan pergerakan imbal hasil obligasi.
Dalam strategi ini, pemodal berusaha membeli dengan harga termurah dan menjual kembali
di saat pasar menunjukkan kinerja yang baik. Jadi, singkatnya pemodal berusaha menentukan
titik terendah harga dan menjual kembali di titik tertinggi untuk mendapatkan keuntungan.
Beberapa contoh indikator tren yang umum digunakan termasuk moving average,
MACD (Moving Average Convergence Divergence), dan trendline.

2.4. Moving Average

Indikator moving average (MA) adalah alat analisis teknis yang digunakan untuk
mengukur tren dan mengidentifikasi potensi titik balik dalam pergerakan harga suatu aset.
Moving Average merupakan salah satu indikator yang paling umum digunakan dalam
analisis teknis dan dapat membantu trader dan investor untuk memahami arah pergerakan
harga aset.

7
Indikator Moving Average adalah sebuah indikator yang sudah digunakan lebih dari
seratus tahun yang lalu. Pada tahun 1909 G. U. Yule dalam Journal of the Royal Statistical
Society, hal. 72, 721-730 Yule mendeskripsikan sesuatu yang R. H. Hooker temukan di tahun
1901 sebagai “moving-averages.”
Dalam statistika, Moving Average digunakan sebagai salah satu cara untuk memprediksi
jumlah permintaan produk. Namun dalam perdagangan saham, Moving Average tidak
digunakan sebagai indikator prediktif melainkan hanya sebagai alat bantu konfirmasi tren
saja.

Berikut merupakan jenis-jenis Moving Average :


1. Simple Moving Average (SMA)
Simple moving average (SMA) adalah jenis MA yang paling sederhana. Cara hitungnya
adalah dengan menjumlahkan harga penutupan saham selama periode tertentu lalu
membaginya dengan jumlah periode waktu tersebut.
Secara matematis, rumus menghitung simple moving average ditulis sebagai berikut :

Berikut contoh grafik harga saham UNTR yang menampilkan indikator simple moving
average (SMA) periode 10 hari (2 minggu).

2. Weighted Moving Average (WMA)

8
Weighted moving average (WMA) bisa dibilang merupakan pengembangan dari simple
moving average.
Kalau pada SMA setiap data harga saham diasumsikan memiliki bobot yang sama, pada
WMA data harga saham justru diberikan bobot yang berbeda dimana data harga terbaru
memiliki bobot yang lebih besar dibandingkan data lama sehingga mampu memberikan
akurasi perhitungan yang lebih tinggi.
Secara matematis, rumus mencari WMA ditulis seperti berikut :

Di bawah ini adalah grafik harga saham UNTR yang menampilkan penggunaan indikator
weighted moving average (WMA) periode 20 hari (1 bulan).

3. Weighted Moving Average (WMA)

Exponential moving average (EMA) adalah jenis moving average yang memberikan
bobot dan signifikansi lebih besar pada titik data terbaru, yaitu harga saham terkini. karena
memasukkan bobot dalam perhitungan, EMA juga biasa disebut dengan exponential
weighted moving average.
Selain itu, karena faktor pembobotan yang diberikan, EMA juga cenderung bereaksi
lebih signifikan terhadap perubahan harga saham terkini daripada simple moving average.
Secara matematis, rumus mencari EMA ditulis sebagai berikut:

9
Dimana :
 EMAyesterday = Nilai simple moving average (SMA) periode ke-n
 𝝰 = faktor pembobotan EMA, rumusnya 2/(n+1)
 Pricetoday = Harga saham penutupan hari ini atau n+1
Chart harga saham UNTR di bawah ini menampilkan contoh penggunaan indikator
exponential moving average (EMA) periode 50 hari.

2.5. Anatomi Candlestick Saham

Pembentukan setiap batang candlestick membutuhkan empat data harga saham, yakni
harga pembukaan (opening price), harga penutupan (closing price), harga terendah (lowest
price), dan harga tertinggi (highest price). Setiap batang candlestik menggambarkan dinamika
harga saham per periode tertentu. Kemudian grafik candlestick digambar dari sisi kiri ke
kanan, sehingga batang candle paling kanan akan menunjukkan dinamika harga terkini.
Misalnya kita sedang melihat grafik candlestick harian (daily), maka setiap batang candle
terbentuk dari harga pembukaan sesi pertama, penutupan sesi kedua, serta harga terendah dan
tertinggi dalam satu haru perdagangan. Sedangkan jika kita menyaksikan grafik candlestick
mingguan (weekly), setiap batang candle terbentuk dari harga pembukaan di awal pekan,
penutupan di akhir pekan, serta harga terendah dan tertinggi selama sepekan.

10
Harga pembukaan dan harga penutupan akan membentuk tubuh atau body. Aturannya:
1. Jika harga pembukaan lebih tinggi dari harga penutupan, maka candle bersifat
bearish. Biasanya digambarkan dalam bentuk candle berwarna hitam atau merah.
2. Jika harga pembukaan lebih rendah dari harga penutupan, maka candle bersifat
bullish. Biasanya digambarkan dalam bentuk candle berwarna putih (kosong),
hijau, atau biru.
Selanjutnya, harga tertinggi akan membentuk ekor (shadow) di atas body. Sedangkan
harga terendah akan membentuk ekor (shadow) di bawah body. Semakin panjang ekor,
berarti dinamika harga dalam satu periode itu semakin tidak menentu. Semakin pendek ekor,
berarti sinyal bearish/bullish dalam satu periode itu semakin nyata.

2.6. Moving Average Convergence Divergence (MACD)

MACD adalah singkatan dari Moving Average Convergence Divergence


(konvergensi/divergensi rata-rata bergerak), yang merupakan suatu indikator dari analisis
teknis yang diciptakan oleh Gerald Appel pada tahun 1960an. MACD adalah indikator untuk
kelebihan beli atau kelebihan jual dengan melihat hubungan antara MA (moving
average=rata-rata pergerakan) jangka panjang dan pendek. Garis MACD adalah selisih dari 2
MA di atas. Garis kedua yaitu garis tanda adalah MA jangka pendek dari garis MACD.

11
MACD menunjukkan perbedaan antara rata-rata bergerak eksponensial (exponential
moving average yang biasa disingkat "EMA") yang cepat dan lambat dari harga penutupan.
Beberapa pengembangan telah dilakukan atas MACD selama bertahun-tahun namun masih
menyisakan masalah kelambatan pada indikatornya, sehingga sering dikritik atas
kegagalannya dalam menanggapi kondisi pasar yang lemah ataupun bergejolak.[1] Sejak
runtuhnya pasar "dot-com" pada tahun 2000, kebanyakan strategi tidak lagi
merekomendasikan penggunaan MACD sebagai metode utama dalam melakukan analisis
namun hanya digunakan sebagai alat pemantau belaka. Periode standar yang disarankan oleh
Gerald Appel pada tahun 1960an adalah dengan menggunakan periode 12 dan 26 hari
Garis yang menjadi sinyal atau garis pemicu adalah terbentuk dengan memperhalus
rumusan tersebut dengan is then formed by smoothing this with a further EMA. The standard
period for this is 9 days, Perbedaan antara MACD dan garis sinyal sering kali dihitung dan
dinyatakan tidak dalam bentuk garis tetapi dalam bentuk histogram kotak berisi. Konstruksi
ini dibuat oleh Thomas Aspray pada tahun 1986. Cara perhitungannya:
Pada contoh grafik di atas, menunjukkan ketiganya secara bersamaan. Grafik yang atas
adalah harga, grafik yang bawah memiliki garis MACD dalam warna biru dan garis sinyal
dalam warna merah dan yang berwarna putih dalam bentuk histogram merupakan perbedaan
antara keduanya.
Rangakaian periode dari nilai rata-rata tersebut biasanya ditulis seperti 12,26,9, dan dapat
bervariasi. Appel dan analis lainnya telah melakukan percobaan dengan berbagai kombinasi.
Rangakaian periode dari nilai rata-rata tersebut biasanya ditulis seperti 12,26,9, dan dapat
bervariasi. Appel dan analis lainnya telah melakukan percobaan dengan berbagai kombinasi

12
2.7. Cryptocurrency

Secara sederhana, Crypto dapat dikatakan sebagai uang digital. Lebih lengkapnya,
Crypto atau Cryptocurrency adalah sebuah mata uang digital yang telah dijamin oleh
cryptography. Sehingga mata uang digital ini menjadi hampir tidak mungkin dipalsukan.
Kata “cryptocurrency” sendiri berasal dari gabungan dua kata, yaitu “cryptography” yang
mempunyai arti kode rahasia, dan “currency” yang berarti mata uang. Konsep kriptografi
sebenarnya sudah dikenal sejak zaman Perang Dunia II. Saat itu, Jerman memakai kriptografi
guna mengirimkan kode-kode rahasia agar tidak mudah terbaca oleh pihak lawan.
Berbeda halnya dengan mata uang konvensional yang sifatnya terpusat, mata uang crypto
justru bersifat desentralisasi. Tidak ada pihak yang hadir dan berperan sebagai perantara
dalam suatu transaksi. Pembayaran dengan mata uang digital berlangsung dari pengirim ke
penerima atau peer-to-peer. Akan tetapi, seluruh transaksi yang dilakukan tersebut tetap
dicatat dan dipantau dalam sistem jaringan cryptocurrency. Tugas dari
penambang cryptocurrency adalah mencatat transaksi ini dan memperoleh komisi berupa
uang digital yang bisa dipak
Pemerintah Indonesia baru saja resmi mengizinkan perdagangan mata uang digital atau
cryptocurrency seperti Bitcoin di bursa berjangka. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi (Bappebti) mengakui 229 cryptocurrency di tanah air. Pengakuan ini dituangkan
dalam Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 7 tentang
Penetapan Daftar Aset Kripto yang Dapat Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto.
Peraturan itu mulai berlaku pada 17 Desember 2020.

3. Rumusan Masalah
Sesuai dengan tugas yang diberikan pada Pertemuan 6 Mata Kuliah Manajemen
Keuangan dengan topik Valuation of Longterm Securities, terdapat studi kasus dengan detail
penjelasan sebagai berikut:
Setelah belajar mengenai financial Statement Pak Theda baru menyadari bahwa setiap
Emiten mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dalam melaporkan laporan
keuangannya. Pada kesempatan berbeda Pak Theda bertemu dengan Pak Mahatma Bhagas, ia
memaparkan bahwa ketika ber Investasi di pasar modal baik itu membeli saham, obligasi,
sukuk, dan ETF harus memperhatikan financial statement yang dimiliki emiten.
Kurang sependapat dengan Pak Theda, Pak Mahatma Bhagas memaparkan bahwa ketika
berinvestasi di pasar modal harus memperhatiakan market timing, momentum, market

13
volatility dan Investor sentimen. Ia berpendapat ketika berinvestasi yang terpenting
bagaimana memperoleh initial return yang tinggi. Bahkan Pak Mahatma Bhagas
menyarankan untuk ber investasi diluar IDX market seperti: cryptocurrency dan Kontrak
berjangka Indeks.
1. Bantu Pak Theda dengan menggunakan analisis comparatif dan analisis trend pada 3
emiten yang memiliki sektor bisnis yang sama. Pilih sektor yang menurut sodara
memiliki kinerja terbaik dalam dasawarsa terakhir. Sehingga dengan bantuan sodara
pak Theda dapat meyakinkan pak Mahatma Bhagas bahwa emiten dengan
fundamental yang baik, dan trend bisnis yang baik akan menghasilkan value yang
tinggi untuk stock holder.
2. Bantu Pak Mahatma Bhagas dengan menggunakan analisis candlestick, dan Moving
Average Convergence Divergence (MACD) Volume untuk membuktikan bahwa
perusahaan dengan fundamental yang bagus seperti Unilever (UNVR) dan 2 lainnya
tidak direkomendasi untuk dibeli.
3. Analisis bagaimana kinerja salah satu cryptocurrency yang boleh di perdagangkan di
Indonesia?
4. Saran Investasi manakah yang sodara Pilih? Jelaskan alasan sodara.

4. Pembahasan
1. Bantu Pak Theda dengan menggunakan analisis comparatif dan analisis trend pada
3 emiten yang memiliki sektor bisnis yang sama. Pilih sektor yang menurut sodara
memiliki kinerja terbaik dalam dasawarsa terakhir. Sehingga dengan bantuan
sodara pak Theda dapat meyakinkan pak Mahatma Bhagas bahwa emiten dengan
fundamental yang baik, dan trend bisnis yang baik akan menghasilkan value yang
tinggi untuk pemegang saham.

a. Analisis Fundamental
Sektor Consumer goods dipilih karena kinerjanya yang cukup baik dalam 10 tahun
terakhir dengan trend yang rata-naik. Selanjutnya dipilih 3 emiten yang memiliki kinerja
terbaik, dan menurut kelompok kami kami memilih ULTJ, MYOR dan ICBP. Ketiga emiten
ini lebih tinggi pertumbuhannya lebih tinggi dari Jakarta Consumer goods index.

14
Grafik perbandingan Growth Emiten dengan Jakarta Consumer goods Index (JKCONS)

Dilihat dari Sisi Earning per share (EPS), ketiga emiten memiliki EPS yang cukup bagus
selama 5 tahun terakhir, seperti yang disajikan dalam table dan Grafik berikut:
2019 2020 2021 2022 2023
EMITEN
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

ULTJ 26 18 26 19 38 10 36 11 35 22 35 22 35 30 22 12 34 25

MYOR 21 15 13 40 42 0 28 23 37 5 2 9 14 16 19 38 33 22
ICBP 115 106 112 99 170 120 50 225 149 127 150 121 166 -1 118 109 339 152

Earning Per Shares (EPS)


400
350
300
250
200
150
100
50
0
-50 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2019 2020 2021 2022 2023

ULTJ MYOR ICBP

Sehingga apabila dilakukan perbandingan bahwa nilai EPS masing masing emiten cukup
baik kecuali untuk Q1 pada emiten ICBP, namun hal tersebut tidak berpengaruh secara trend
EPS secara keseluruhan.

15
Berikut adalah perbandingan rasio profitabilitas ketiga emiten:

Rasio (%)
Emiten
NPM ROE ROA DER
ULTJ 21.57 24.72 14.20 72.51
MYOR 7.07 15.58 9.22 66.60
ICBP 11.42 19.62 5.96 165.47

Dari sisi pendapatan, ketiga emiten memiliki pendapatan yang selalu tumbuh setiap
tahunnya

ULTJ Revenue vs Net Income vs Net


profit Margin
Rp10.00 T 25%
Rp8.00 T 20%
Rp6.00 T 15%
Rp4.00 T 10%
Rp2.00 T 5%
Rp0.00 T 0%
2018 2019 2020 2021 2022

Revenue Net Income Net Profit Margin

ULTJ 2018 2019 2020 2021 2022


Revenue 5,47 6,22 5,97 6,62 7,66

Net Income 0,70 1,03 1,10 1,27 0,96


Net Profit Margin 12,75% 16,59% 18,43% 19,22% 12,55%

MYOR Revenue vs Net Income vs Net


profit Margin
Rp40.00 T 10%

Rp30.00 T 8%
6%
Rp20.00 T
4%
Rp10.00 T 2%
Rp0.00 T 0%
2018 2019 2020 2021 2022

Revenue Net Income Net Profit Margin

MYOR 2018 2019 2020 2021 2022


Revenue 24,06 25,03 24,48 27,90 30,67
Net Income 1,72 2,00 2,06 1,19 1,94
Net Profit Margin 6,33% 4,25% 8,42% 7,99% 7,13%

16
ICBP Revenue vs Net Income vs Net profit
Margin
Rp80.00 T 15%

Rp60.00 T
10%
Rp40.00 T
5%
Rp20.00 T

Rp0.00 T 0%
2018 2019 2020 2021 2022

Revenue Net Income Net Profit Margin

ICBP 2018 2019 2020 2021 2022


Revenue 38,41 42,30 46,64 56,80 64,80
Net Income 4,58 5,04 6,59 6,40 4,59
Net Profit Margin 7,08% 11,27% 14,12% 11,91% 11,91%

a. Analisis Teknikal
Trend Bullish Saham Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Secara trendline jangka Panjang ICBP masih dalam range uptrend (Bullish) hal ini dapat
dibuktikan dengan
1. Harga emiten masih dalam channel uptrend
2. Bedasarkan support dinamis EMA 20 (10243.39 > EMA 60 (9440,09) >
EMA 100 (8547,17) dimana EMA 20 masih diatas EMA 100 yang artinya
masih dalam fase uptrend dalam jangka panjang
3. Capital gain sudah mencapai 348,47% dari tahun 2011

17
4. Harga saat ini 11.200 dimana harga awal 2788

Trend Bullish Saham Mayora Indah Tbk.

Secara trendline jangka Panjang MYOR masih dalam range uptrend (Bullish) hal ini
dapat dibuktikan dengan
1. Harga emiten masih dalam channel uptrend
2. Bedasarkan support dinamis EMA 20 (2409.62 > EMA 60 (2229,51) > EMA
100 (2052,77) dimana EMA 20 masih diatas EMA 100 yang artinya masih
dalam fase uptrend dalam jangka panjang
3. Capital gain sudah mencapai 552,28% dari tahun 2011
4. Harga saat ini 2.530 dimana harga awal 2141 (tahun 2011)

Trend Bullish Ultra Jasa Milk Industry Tbk.

18
Secara trendline jangka Panjang ULTJ masih dalam range uptrend (Bullish) hal ini dapat
dibuktikan dengan
1. Harga emiten masih dalam channel uptrend
2. Bedasarkan support dinamis EMA 20 (1603.78 > EMA 60 (1499,05) > EMA
100 (1370) dimana EMA 20 masih diatas EMA 100 yang artinya masih
dalam fase uptrend dalam jangka panjang
3. Capital gain sudah mencapai 562,23% dari tahun 2011
4. Harga saat ini 1.645 dimana harga awal 269 (tahun 2011)

2. Bantu Pak Mahatma Bhagas dengan menggunakan analisis candlestick, dan Moving
Average Convergence Divergence (MACD) Volume untuk membuktikan bahwa
perusahaan dengan fundamental yang bagus seperti Unilever (UNVR) dan 2 lainnya
tidak direkomendasi untuk dibeli.

A. Analisis Fundamental UNVR, GGRM dan ADRO


1) Analisis Fundamental dengan menggunakan Earning Per Share (EPS) dan Rasio.

Berdasarkan grafik diatas dapat terlihat bahwa Pendapatan emiten relative positif.
Secara rasio profitabilitas dapat dilihat pada table berikut:

Emiten Rasio (%)


NPM ROE ROA DER
UNVR 13.98 134,21 29,29 358
GGRM 5.07 5,59 3,87 44
ADRO 25.34 38,19 23,12 65

Financial UNVR

19
Financial GGRM

Financial ADRO

b. Analisis Teknikal

UNVR (Unilever)

Grafik Emiten Trendline Unilever (UNVR)

20
Secara trendline jangka Panjang UNVR masih dalam range downtrend (bearish) hal
ini dapat dibuktikan dengan
1. Harga emiten sudah mengalami pembalikan arah (Lingkaran ungu)
dan sekarang masih dalam channel downtrend nya. UNVR bisa dianggap
keluar dari channel downtrend apabila keluar dari area hijau
2. Berdasarkan support/resistance dinamis EMA 20 (6314,04) > EMA
60 (7437,06) > EMA 100 (7124,24) dimana EMA 20 sudah dibawah EMA
100 yang artinya saat ini sudah dalam memasuki fase downtrend
3. Dari harga tertinggi yang pernah dicapai hingga harga saat ini sudah
minus 55%
4. Harga saat ini 5300 dimana UNVR berdasarkan fibonaci resistance
terdekat berada di point 0,236 (5650) namun dari resistance statis berada di
harga 6775
5. MACD masih berada di bagian oversold namun sudah mulai
membentuk pembalikan arah, dan histogram bawah mulai menipis

GGRM (Gudang Garam)

Grafik Emiten Trendline Gudang Garam (GGRM)

Secara trendline jangka Panjang GGRM masih dalam range downtrend (bearish) hal
ini dapat dibuktikan dengan
1. Harga emiten sudah mengalami pembalikan arah (saat candle keluar
dari area uptrend biru) dan sekarang masih dalam channel downtrend nya.
GGRM bisa dianggap keluar dari channel downtrend apabila keluar dari area
Merah
2. Bedasarkan support/resistance dinamis EMA 20 (41460,59) > EMA
60 (52470,62) > EMA 100 (52429,06) dimana EMA 20 sudah dibawah EMA
100 yang artinya saat ini sudah dalam memasuki fase downtrend
3. Dari harga tertinggi yang pernah dicapai hingga harga saat ini sudah
minus 65,75%
4. Harga saat ini 34675 dimana GGRM berdasarkan fibonaci resistance
terdekat berada di point 0,236 (46843) sempat menyentuh namun Kembali
memantul kebawah lagi.

21
5. MACD masih berada di bagian oversold namun belum terlihat sinyal
yang menandakan akan adanya pembalikan arah trend dan histogram bawah
mulai menipis

ADRO ( Adaro Energy )

Grafik Emiten Trendline Adaro Energy (ADRO)


Secara trendline jangka Panjang ADRO masih dalam range sideways hal ini dapat
dibuktikan dengan
1. Harga emiten masih dalam range sideways (Garis biru) walaupun sudah 12 tahun
, saat candle keluar dari garis biru dapat dikatakan adro keluar dari jangka
sideways, namun dalam jangka pendek adro sedang uptrend
2. Bedasarkan support/resistance dinamis EMA 20 (1341,86) > EMA 60 (1344,68)
> EMA 100 (1399,71) dimana EMA 20 ,60 dan 100 posisi nya sangat berdekatan
untuk jangka Panjang yang artinya saat ini dalam posisi menentukan arah trend
selanjutnya.
3. Dari awal IPO hingga bulan ini harga saham nya hanya terjadi peningkatan
sekitar 10%
4. Harga saat ini 1855 dimana ADRO berdasarkan fibonaci resistance terdekat
berada di point 0,618 (1870) sempat menembus resistance namun gagal breakout
5. MACD sudah mulai terjadi persilangan dan memasuki harga wajar yang dibeli
dan histogram sudah mulai menjadi hijau tipis

Dari ke 3 saham ini dapat diketahui bahwa saham-saham fundamental bagus pun
belum tentu dapat memberikan kita capital gain yang besar saat investasi jangka
Panjang. 3 saham yang kami jabarkan adalah salah satu fundamental terbaik di
sektor dan bidang nya UNVR – Consumer goods, GGRM – Consumer goods
(rokok), dan ADRO – Comodity (Batubara)

3. Analisis bagaimana kinerja salah satu cryptocurrency yang boleh di perdagangkan


di Indonesia
Menurut kami cryptocurrency yang dapat dijadikan salah satu pilihan adalah yang
memiliki kapitalisasi besar dan menjadi penopang lite coin lainnya, seperti Bitcoin

22
(BTC), Binance coin (BNB), dan Ethereum (ETH). Alasan utama kami memilih ketiga
coin tersebut adalah karena ke 3 coin ini menjadi dasaran nilai tukar yang dapat
digunakan untuk membeli lite coin lainnya.

a. Bitcoin (BTC)
Secara trendline jangka Pendek BTC berhasil menembus garis downtrend nya dan
potensi melanjutkan kenaikan menuju harga tertinggi nya hal ini dapat dibuktikan dengan
1. Harga coin berhasil breakout garis downtrend (Garis biru) saat candle keluar dari
garis biru dapat dikatakan BTC keluar dari downtrend jangka pendeknya
2. Bedasarkan support/resistance dinamis EMA 20 > EMA 60 > EMA 150 dimana
EMA 20 berhasil menembus EMA 60 dan berada diatas EMA 60 dan EMA 150
dimana hal menandakan akan melanjutkan trend bullish nya dalam jangka pendek
3. Harga saat ini 810.000.000 dimana BTC berdasarkan fibonaci resistance terdekat
berada di point 0,786 (847.000.000)

Market Cap BTC : $1,093,654,873,213


Circulation Supply : 18,843,462
Total Supply : 18,843,462

b. BNB (Binance Coin)


Secara trendline jangka pendek BNB potensi untuk lanjut bullish hal ini dapat
dibuktikan dengan
1. Harga emiten baru saja menembus downtrend line nya (Garis biru) saat candle
keluar dari garis biru dapat dikatakan BNB keluar dari jangka downtrendnya,
dan dalam jangka pendek BNB potensi lanjut trend bullish
2. Berdasarkan support/resistance dinamis EMA 60 (6.147.665,63) > EMA 20
(5.845.957,3) > EMA 150 (5.360.131,47) dimana EMA 60 masih berada diatas
EMA 20 dan 100. Maka dapat diketahui bnb berpotensi lanjut bullish.
3. Harga saat ini 6.780.000 dimana BNB berdasarkan fibonaci resistance
terdekat berada di point 0,618 (7.520.000) karena baru menembus resistance
point 0,5 (6.710.000) dan sedang menunggu 2-3 candle lagi untuk confirm
breakout

Market Cap BNB : $80,449,303,980


Circulation Supply : 168,137,036
Total Supply : 168,137,036

c. ETH (Ethereum)
Secara trendline jangka Pendek ETH masih dalam range sideways hal ini dapat
dibuktikan dengan
1. Harga emiten masih dalam range sideways (diantara Garis biru) saat candle
keluar dari garis biru dapat dikatakan adro keluar dari jangka sideways.
2. Bedasarkan support/resistance dinamis EMA 60 (47.983.049,3) > EMA 20
(47.594.192,4) > EMA 150 (40.174.366,5) dimana EMA 60 berada diatas 20
dan 150 dan posisi nya sangat berdekatan untuk jangka pendek ada potensi
untuk melanjutkan bullish menuju resistance selanjutnya.
3. Harga saat ini 53.000.000 dimana ETH berdasarkan fibonaci resistance
terdekat berada di point 0,786 (56.005.575)

Market Cap ETH : $440,517,246,793

23
Circulation Supply : 117,921,785
Total Supply : 117,921,785

4. Manakah Investasi pada sekuritas yang sodara Pilih?

Menurut kami untuk investasi tetap dominan dipasar modal (saham), dan pihannya
adalah seperti saham ULTJ dan perlu diperhatikan bahwa investasi yang baik, belum
tentu di saham yang berfundamental baik, perlu diperhatikan jenis usaha yang
dilakukan, sector industry dan jangka waktu (timing) pada saat mulai masuk investasi
nya. Sehingga perlu diperhatikan juga secara teknikal analisis agar memaksimalkan
timming kapan harus masuk dan kapan harus keluar agar mendapatkan capital gain yang
maksimal.
Namun kami juga tidak menutup kemungkinan untuk pembagian porsi untuk memulai
mempelajari investasi di dunia cryptocurrency untuk mencari pengalaman seperti
memiilh investasi dengan BNB, dengan skala dan volume yang “terukur” , sehingga
pada saat nya nanti apabila ada kemungkinan cryptocurrency semakin besar kita sudah
siap untuk terjun kedalam investasi sesuai penilaian resiko kita masing-masing..

5. Kesimpulan & Saran


Berdasarkan rumusan masalah pada study kasus diatas kami menyimpulkan bahwa
1. Dengan mengggunakan Analisis comparative dan Analisis trend sector yang
memiliki kinerja terbaik adalah ULTJ, MYOR dan ICBP karena memiliki kinerja
emiten lebih tinggi dari Jakarta Consumer Goods Index
2. Dengan menggunakan analisis candlestick, dan Moving Average Convergence
Divergence (MACD) Secara trendline jangka Panjang UNVR, GGRM masih dalam
range downtrend (bearish) dan ADRO masih dalam range sideways. Dari ke 3 saham
ini dapat diketahui bahwa saham-saham fundamental bagus pun belum tentu dapat
memberikan kita capital gain yang besar saat investasi jangka panjang
3. Analisis cryptocurrency yang boleh di perdagangkan di Indonesia adalah yang
memiliki kapitalisasi besar dan menjadi penopang lite coin lainnya, seperti Binance
coin (BNB), Bitcoin (BTC), dan Ethereum (ETH).

Saran
Dalam berinvestasi sebaiknya tidak hanya menggunakan satu jenis metode analisis.
Selain memperhatikan indikator-indikator fundamental juga harus memperhatiakan
market timing, momentum, market volatility dan Investor sentimen serta bagaimana
memperoleh initial return yang tinggi

24
25
DAFTAR PUSTAKA

Wiagustini, N. L. (2012). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Udayana University Press,


166-167.

Prof. Dr. H. Musthafa, SE. MM. , N. L. (2017). Manajemen Keuangan. Penerbit ANDI,
166-167.

Debt to Equity Ratio: Pengertian, Rumus, dan Perhitungannya, Diakses 02 Oktober


2023, https://www.jurnal.id/id/blog/debt-equity-ratio-pengertian-rumus-dan-
perhitungannya/

Analisis Teknis, Diakses 02 Oktober 2023, https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_teknis

Memahami Moving Average Saham Dalam Trading dan Strateginya. Diakses 03


Oktober 2023, https://snips.stockbit.com/investasi/moving-average

NAP Haluansa. 2018. Analisis fundamental dan teknikal untuk menentukan keputusan
investasi saham sub sektor food and beverages yang listing di ISSI periode 2014–2017.
Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

DR. Mugiyati, MEI. SUKUK DI PASAR MODAL - Tinjaun Bisnis Investasi dan Fiqh,
UIN Sunan

https://idx.co.id/

https://www.indopremier.com/

26

Anda mungkin juga menyukai