Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

TUGAS WAJIB UJIAN AKHIR


ANALISIS INVESTASI DAN MANAJEMEN PORTOFOLIO
“ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL”

KELOMPOK 4

1. 17230004 ANNISA NUR HILWANI


2. 17230005 ARI ZAMONDRI
3. 17230007 DELA DESTA
4. 17230008 DENI VILIGA PRATAMA
5. 18230009 DEVI OKTAVIA

Dosen
Irdha Yusra, S.E, M.Sc

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
KEUANGAN PERBANKAN DAN PEMBANGUNAN
PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Segala Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT , karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah mata kuliah Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai
Analisis Fundamental dan Teknikal. Makalah ini dibuat dengan berbagai
observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dengan penuh kesadaran diri dan segala kerendahan hati, penulis
menyadari bahwa hanya Allah SWT yang memiliki segala kesempurnaan.
Sehingga penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna sebagai
ilmu bagi kita sekalian.

Padang, Januari 2020

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penulisan...................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Fundamental Dan Teknikal...................................


B. Asumsi Dalam Analisis Teknikal..........................................................
C. Teknik Dalam Analisis Teknikal...........................................................
D. Istilah Dalam Analisis Teknikal............................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisa teknikal merupakan metode evaluasi instrumen investasi dengan
melakukan analisis statistik yang dihasilkan oleh aktivitas pasar, seperti harga-
harga yang terjadi dan volume. Analisa teknikal tidak mencoba untuk mengukur
nilai intrinsik dari sebuah investasi atau komoditas, melainkan menggunakan
grafik dan metode lain untuk mengidentifikasi pola-pola yang dapat
menunjukkan aktivitas masa depan.Sama seperti banyaknya model investasi di
sisi fundamental, ada juga berbagai jenis trader teknikal. Beberapa hanya
mengandalkan pola grafik, yang lain menggunakan indikator teknikal dan
oskilator, dan sebagian besar menggunakan beberapa kombinasi dari keduanya.
Dalam situasi apapun, penggunaan eksklusif analisa teknikal pada data harga
historis dan volume menjadi pemisah utama dari analisa fundamental. Tidak
seperti analisa fundamental, analisa teknikal tidak peduli apakah saham atau
komoditas dalam keadaan undervalued, satu-satunya hal yang penting adalah
data perdagangan terdahulu dan informasi apa dimana data ini dapat
memberikan pandangan tentang kemungkinan pergerakan di masa depan.

Kritik utama dari analisa teknikal adalah pada faktor hanya


mempertimbangkan pergerakan harga, mengabaikan faktor fundamental.
Namun, analisis teknikal mengasumsikan bahwa, pada waktu tertentu, harga
mencerminkan segala sesuatu yang dimiliki atau dapat mempengaruhi,
termasuk faktor fundamental. Analisa teknikal percaya bahwa fundamental,
bersama dengan faktor-faktor ekonomi yang lebih luas dan psikologi pasar,
semua difaktorkan ke dalam harga, menghilangkan kebutuhan dari benar-benar
mempertimbangkan faktor-faktor ini secara terpisah. Ini hanya meninggalkan

1
analisa pergerakan harga, yang dilihat teori teknikal sebagai produk dari
penawaran dan permintaan untuk instrument tertentu di pasar.

Dalam analisa teknikal, pergerakan harga diyakini mengikuti sebuah


tren. Ini berarti bahwa setelah tren telah terbentuk, pergerakan harga di masa
depan lebih cenderung berada dalam arah yang sama dengan tren daripada
bergerak dalam arah bertentangan. Banyak dari strategi trading teknikal
didasarkan pada asumsi ini.

B. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian dari analisis fundamental dan teknikal?
B. Apa saja prinsi-prinsip analisis fundamental?
C. Apa yang dimaksud dengan model analisi fundamental ?
D. Bagaimana metode analisis teknikal atau fundamental dilakukan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud analisis teknikal atau analisis


fundamental.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip analisis fundamental.
3. Untuk mengatahui apa saja model analisis fundamental.
4. Untuk mengetahui cara atau proses dalam melakukan analisis.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL

2
1. ANALISIS FUNDAMENTAL

Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-


data fundamental dan factor-faktor eksternal yang berhubungan dengan
perusahaan atau badan usaha tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah
data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data
factor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan
pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi dan sejenisnya. Dengan
mempertimbangkan data-data tersebut diatas, analisis fundamental
menghasilkan berua analisis penilaian badan usaha dengan kesimpulan apakah
perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak, jika nilainya mahal atau
overvalued, saham tersebut nilainya lebih tinggi berdasarkan analisis
fundamental melalui perbandingan harga yang berlaku dipasar. Dengan kata
lain harganya terlalu mahal jadi lebih baik tidak dibeli atau dijual jika memiliki
sahamnya. Sementara jika yang terjadi sebaliknya, saham itu layak untuk dibeli
dengan alas an harganya lebbih murah.

Analisis ini memiliki horizon jangka panjang, karena selain


menggunakan data historis (berupa laporan keuangan perusahaan) analisis ini
juga menggunakan data masa depan berupa estimasi pertumbuhan perusahaan,
estimasi perubahan ekonomi dimasa mendatang, dan berbagai jenis estimasi
lainnya yang dianggap akan mempengaruhi kinerja dan kelangsungan usaha.
Meskipun menggunakan pendekatan kuantitatif dalam proses analisisnya,
banyak vaiabel ditentukan berdasarkan judgment, misalnya , tingkat
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Akibatnya, meskipun
beberapa orang menggunakan metode analisis fundamental dengan cara yang
sama, hasilnya bias jadi berbeda. Analisis ini biasa digunakan untuk jangka
panjang, tetapi permasalahannya yang seringkali dihadapi oleh investor adalah
timing dan iformasi. Karena tidak semua investor mendapat informasi yang
lengkap sehingga jika hanya mengandalkan analisis fundamental, dapat terjadi
kesalahan investasi akibat kurangnya informasi atau kesalahan timing sehingga

3
bias jadi saham yang dibeli harganya sudah mahal. Untuk mengatasi masalah
timing tersebut dapat dilihat dari pergerakan saham tersebut melalui analisi
teknikal untuk menentukan sinyal transaksi (sinyal beli/sinyal jual). Dengan
menggunakan atau menggabungkan kedua analisis tersebut secara tepat,
bertujuan untuk menghasilkan capital gain yang optimum.

a. RASIO LIKUIDITAS

Salah satu aspek penting dari analisis fundamental adalah analisis


laporan keuangan, karena dari laporan keuangan tersebut dapat diperkirakan
keadaan atau posisi dan arah perusahaan. Laporan keuangan yang dianalisia
adalah:

a) Laporan keuangan yang menggambarkan harta, utang, dan modal yang


dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan ini disebut
dengan neraca.
b) Laporan keuangan yang menggambarkan besarnya pendapatan, beban-
beban, pajak dan laba perusahaan dalam suatu kurun waktu tertentu.
Laporan keuangan ini disebut laporan L / R.
Rasio keuangan digunakan sebagai alat analisis keadaan keuangan dan
kemampuan perusahaan. Berikut adalah beberapa jenis rasio laporan
keuangan:
Rasio likuiditas : mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek.

1) Current ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi


kewajiban jangka pendek dan aktiva lancar
Curren ratio = aktiva lancar / kewajiban lancar
2) Quick ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tertentu (yang relative lebih
likuid).
Quick ratio = Aktiva lancar – persediaan / kewajiban lancar
3) Cash ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek dengan kas dan bank.
Cash ratio = kas+bank / kewajiban lancer

4
b. RATIO PROFITABILITAS

Ratio profitabilitas : mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam


memperoleh keuntungan.

1) Gross Prrofit margin : mengukur tingkat laba kotor terhadap penjualan


bersih perusahaan
Gross Profit Margin = Laba bruto / penjualan bersih
2) Operating profit margin : mengukur tingkat laba usaha / operasional
terhadap penjualan bersih perusahaan
Operating profit margin = Laba usaha / operasi penjualan bersih
3) Net Profit margin : mengukur persentase laba bersih (setelah pajak)
terhadap penjualan bersih perusahaan
Net profit margin = laba bersih setelah pajak / penjualan bersih
4) Return on asset (ROA) : mengukur efektivitas perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
ROA = Laba Bersih Setelah pajak / rata-rata aktiva tetap

c. RASIO PENGUNGKIT

Rasio pengungkit : mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi


kewajiban jangka panjang serta menilai sampai sejauh mana sumber
pembiayaan perusahaan berasal dari pinjaman.

1) Debt ratio : mengukur tingkat penggunaan hutang sebagai sumber


pembiayaan aktiva perusahaan.
Debt ratio = total kewajiban / total aktiva
2) Debt equity ratio : membandingkan sumber pembiayaan yang berasal dari
pemegang saham.
Debt equity ratio = total kewajiban / total modal
3) Leverage ratio : mengukur jumlah dari aktiva perusahaan terhadap modal
pemegang saham.
Laverage ratio = total aktiva / modal pemegang saham

d. RASIO PASAR

5
Rasio pasar : mengevaluasi kinerja perusahaan melalui basis per saham.

a. Earning per share : menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk


setiap saham yang diinvestasikan.
EPS = laba bersih setelah pajak – dividen saham preferen total saham yang
diterbitkan
b. Dividen yield : mengukur jumlah dividen persaham relatif terhadap harga
pasar yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
Dividen yield = dividen persaham / harga pasar saham
c. Price earning ratio (P / E) : mengukur jumlah investor untuk dibayar dari
pendapatan perusahaan.
P/E = harga pasar per lembar saham biasa / earning per share
d. Dividen persaham : menghitung jumlah dividen yang diperoleh untuk
setiap saham yang diinveestasikan.
Dividen persaham = total dividen dalam satu tahun / total saham yang
diterbitkan.

e. PRINSIP-PRINSIP ANALISIS FUNDAMENTAL

Berikut adalah prinsip-prinsip analisis fundamental :

a. Reaksi berantai : semakin besar dampak berantai suatu informasi, maka


akan semakin besar pengaruhnya terhadap nilai sebuah index perusahaan.
b. Jarak informasi : semakin dekat sebuah informasi dengan satu index
saham, maka akan semakin besar pengaruh informasi tersebut misalnya,
informasi yang berasal dari dalam negeri Indonesia akan besar
pengaruhnya terhadap nilai IHSG dibandingkan informasi dari luar negeri.
c. Sumber berita : semakin resmi sumber berita tersebut , maka akan semakin
kuat pengaruhnya terhadap nilai suatu indek saham.
d. Jenis berita : berita ekonomi lebih kuat pengaruhnya terhadap index saham
suatu Negara dibanding berita lainnya, seperti politik, social maupun
budaya.

f. SIFAT BERITA FUNDAMENTAL


1) Berita permintaan bersifat bullish
Bullish berasal dari kata bull (sapi jantan). Sifat tersebut menggambarkan
gerakan harga pasar terlihat seolah-olah akan turun namun sebenarnya akan

6
naik (mirip gerakan sapi jantan menanduk musuhnya musuhnya yaitu
menanduk lalu dilepar keatas)
Contoh berita bersifat bullish dari reuter / media cetak :
-cuaca buruk / strom/ unfavourable
- 3 – 6 conseccutive (berturut-turut) days up/firmer (menguat)
- triggered buying, bottomside /bottomout ,buying power, dll

2) Proses analisa fundamental

Segala informasi hingga hal-hal yang tidak rasional harus dikumpulkan,


guna dijadikan alat untuk memprediksi pergerakan suatu index saham.
Pada intinya, informasi tersebut akan mempengaruhi supply dan demand
atas index saham suatu Negara.

Proses dari analisa fundamental sendiri adalah mengetahui kinerja


keuangan emiten melalui analisa laporan keuangan dari emiten termasuk
analisa laporan keuangan yang diproyeksikan ke periode mendatang
dengan membandingkan laporan keuangan tersebut melalui perbandingan
internal dan eksternal.

Menentukan nilai intrinsic dari efek emiten melalui sekuritas induvidu


dengan membandingkan apakah harga saham per suatu emiten mispriced.

e. MODEL ANALISIS FUNDAMENTAL


1) Model nilai buku, dalam model ini total asset perusahaan yang dijual pada
nilai akuntansi setelah dikurangi oleh total liability dan preffered value
stock dibagi dengan hak pemegang saham (outstanding shares of common
stock)
2) Model likuiditas, dalam model ini digunakan proses kapitalisasi nilai-nilai
masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang dengan asumsi
pertumbuhan dividen konstan.
3) Model rasio harga (price earning method), pada model ini, nilai saham
perusahaan dihitung berdasarkan perkalian antara laba perlembar saham

7
yang diharaapkan oleh perusahaan dengan rasio harga rata-rata
industry/laba.
Kebanyakan informasi fundamental memfikuskan pada statistic ekonomi,
industry, dan perusahaan. Ada empat konsep dasar dalam melakukan
analisis. Dalam melakukan metode analisis fundamental adalah dengan
terus menerus mengupdate informasi yang ada. Mengenai media informasi
tersebut tergantung, ketersediaan yang ada di tempat kita. Namun untuk
tranding index saham, informasi ini akan selalu tersedia. Pendekatan yang
digunakan untuk menganalisis sebuah perusahaan dilakukan melalui empat
tahap (top-down analysis).

2. ANALISIS TEKNIKAL

Analisa teknis atau lebih dikenal dengan analisis teknikal adalah merupakan
suatu teknik analisa yang dikenal dalam dunia keuangan yang digunakan untuk
memprediksi trend suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar yang
lamau, terutama pergerakan harga dan volume. Pada awalnya analisa teknikal
hanya memperhitungkan pergerakan harga pasar atau instrument yang
bersangkutan, dengan asumsi bahwa harga mencerminkan seluruh factor yang
relevan sebelum seorang investor menyadarinya melalui berbagai cara lain.
Analisa teknikal dapat menggunakan berbagai model dan dasar misalnya, untuk
pergerakan harga digunakan metode seperti misalnya, index kekuatan relative,
index pergerakan rata-rata, regresi, korelasi antar pasar dan intra pasar, siklus
ataupun dengan cara klasik yaitu dengan cara menganalisa pola grafik.

Analisa teknikal dikenal secara luas diantara para pedagang saham (atau
dikenal dengan”trader”) dan para professional dibidang keuangan, namun
dalam dunia akademis dianggap sebagai pseudosains or “voodoo finance;” it
receives little or no direct support from academic sources and is considered akin
to “astrology” akademisi seperti Eugene fama mengatakan bahwa pembuktian
analisa teknikal ini sangat tipis dan inkonsisten yang merupakan “bentuk

8
kekurangan” dari teknik yang diterima secara umum yaitu hipotesa pasar
efisien. Ekonomi bernama burton malkiel berargumen bahwa :

“analisa teknikal merupakan sesuatu yang diharamkan (anathema) dalam


dunia akademis” dan selanjutnya ia juga mengatakan bahwa “dalam
bentuknya yang erupakan hipotesa efisien pasar yang lemah maka engkau
tidak akan dapat memprediksi harga saham kedepannya berdasarkan harga
yang lampau”.”

Dalam pasar valuta asing, analisa teknikal ini lebih banyak digunakan
para praktisi dibandingkan pengguna analisa fundamental. Beberapa studi
internal mengindikasikan bahwa aturanperdagangan teknikal ini dapat
menghasilkan imbal hasil yang konsisten pada periode hingga tahun 1987,
kebanyakan penelitian akademis menitik beratkan pada sifat alamiah dari
posisi anomaly dari pasar mata uang terdapat spekulasi bahwa anomaly ini
terjadi sebagai akibat dari adanya intervensi bank sentral.

Analisis teknikal berupaya untuk mengidentifikasi patron harga dan tren


dalam pasar keuangan dan berusaha untuk mengeksploitasi patron tersebut.
Dalam menggunakan berbagai metode atau teknik maka mereka mengutamakan
studi atau grafik harga.

Para analisis berusaha untu menemukan prototype patron seperti misalnya


patron pembalikan yang sudah amat terkenal dengan istilah inggris head and
shoulder (patron berbentuk seperti kepala dan bahu), serta mempelajari pula
berbagai patron seperti harga, volume, dan pergerakan rata-rata dari harga.
Beberapa analisis teknikal juga menggunakan indicator psikologis dari investor
sentiment pasar.

Analisis teknikal juga sering menggunakan berbagai indicator yang secara


trifikal merupakan transformasi matematik dari harga atau volume. Indicator ini
digunakan sebagai alat bantu untuk menentukan apakah suatu asset berada

9
dalam suatu tren serta arah dari harga asset dalam tren tersebut. Para analisis
juga mempelajari korelasi antara harga, volume, dan margin dalam
perdaganganberjangka. Indicator tersebut misalnya index kekuatan relative dan
MACD. Studi lain juga menggunakan korelasi antara perubahan dalam opsi
baik opsi jual/beli beserta harganya.

Secara esensial, analisa teknikal mempelajari dua bidang investasi yaitu


analisa dari psikologis pasar dan analisa terhadap suplai dan permintaan. Para
analisa berupaya untuk meramalkan pergerakan harga guna memperoleh
keberhasilan dalam perdagangan serta memperkecil risiko kerugian serta
menghasilkan imbal hasil positif dalam masa depan melalui cara pengelolaan
risiko dan manajemen keuangan banyak cara pembelajaran analisis teknikal.
Para penganut cara pembelajaran dari teknik yang berbeda-beda (misalnya
grafik lilin atau dikenal lebih luas dengan istilah candlestick chart, teori dow,
dan teori elliort wave seringkali mengabaikan teknik pendekatanlainnya, namun
banyak juga yang mengombinasikan beberapa elemen pembelajaran, para
analisis biasanya memutuskan untuk menggunakan metode pembelajaran yang
mana yang tepat berdasarkan pengalaman apa yang tercermin dari suatu
instrument pada suatu masa tertentu serta apa makna dari patron yang terbentuk
dalam masa tersebut.

Analisa teknikal sering kali kontras dengan analisa fundamental yaitu


studi atas factor ekonomi yang diyakini beberapa analisis mampu
mempengaruhi harga dalam pasar keuangan. Para analisis teknikal meyakini
bahwa harga tersebut sudah mencerminkan semua pengaruh ekonomi tersebut
sebelum investor menyadarinya. Beberapa pedagang menggunakan salah satu
dari teknikal ataupun fundamental secara ekslusif namun beberapa lainnya
menggabungkan keduanya dalam melakukan analisa.

10
B. ASUMSI DALAM ANALISIS TEKNIKAL

1. Pergerakan Harga Diperkirakan Terus Berlanjut Hingga Ada Bukti


Yang Berlawanan

Adalah tentang mempertahankan status quo. Harus diingat bahwa


kebanyakan analisa teknikal berdasarkan pada kumpulan asumsi. Asumsi
terbanyak diambil dari suatu premis dasar yaitu mempertahankan perilaku
harga yang sedang terjadi. Sebagai contoh, sebuah trend diharapkan untuk
terus bertahan hingga ada bukti yang menunjukkan akan berbalik. Karenanya,
penyataan tersebut diasumsikan sebagai status quo. Jika sebuah sikslus
diidenfikasi, hal itu diasumsikan akan terus berlanjut sampai ada kegagalan
siklus yang jelas. Jika market dalam konsolidasi, hal tersebut diperkirakan
terus berlanjut sampai ada penembusan (breakout) yang terjadi.

2. Untuk Setiap Indikasi Atau Penafsiran Penguatan (Bullish), Ada


Indikasi Atau Penafsiran Yang Sama Atau Berlawanan Pada
Pergerakan Harga Yang Sama

Bukan hanya hubungannya kepada analisa teknikal namun juga dalam


kehidupan. Sebagai contoh, seorang analis membuat perkiraan kenaikan harga
minyak sebagai alasan naiknya harga pada indeks saham Dow Jones, karena
indeks Dow Jones menjadi indikator untuk kenaikan permintaan, mewakili
bukti terjadinya ekonomi yang membaik. Analis yang sama tersebut juga
menggunakan bukti kenaikan harga harga minyak sebagai alasan penurunan
indeks saham Dow Jones karena beranggapan bahwa akan naik biaya produksi,
dan karenanya pelemahan ekonomi secara umum. Contoh lainnya adalah
menggunakan indikator stochastics pada area jenuh jual (oversold) dan

11
menyimpulkan bahwa uptrend yang sedang terjadi masih kuat oleh karena itu
sangat berpotensi menguat. Indikator stochastics juga bisa berada pada jenuh
beli (overbought), dan menyimpukan bahwa trend naik yang sedang
berlangsung masih menguat. Indikator yang sama namun memberikan dua
penafsiran yang berbeda.

3. Penguatan Ekstrim (Extreme Bullishness) Berpotensi Melemah


(Bearish), Dan Pelemahan Ekstrim Berpotensi Menguat

Ketika menggunakan oscillators seperti stochastics, RSI, dan MACD.


Pembacaan 100% pada stochastics adalah sangat menguat namun hal ini juga
dapat dianggap potensi melemah karena diperkirakan sebagai penghabisan
(exhausted).

4. Sebuah Alat Teknikal Atau Indikator Tidak Mempunyai Kepentingan


Yang Nyata Kecuali Yang Dihubungkan Kepada Pelaku Pasar

Bericara tentang dampak dari pemenuhan diri (self-fulfilling prophecy).


Mudah dimengerti mengapa banyak banyaknya pembelian atau penjualan pada
suatu titik harga tertentu memberikan reaksi penting dalam harga pasar.
Gelombang pembelian dan penjualan ini juga semakin terlihat jelas ketika
sebagian besar pelaku pasar menggunakan analisa teknikal. Oleh karenanya
kami secara umum melihat sebuah penetrasi/penembusan rata-rata
selama trendline breakout, khususnya jika trendline jelas terlihat oleh semua
trader. Hal ini juga menunjukkan bahwa sebenarnya sebuah indikator pada
dasarnya adalah sebuah cacat atau tidak logis dalam pembuatannya, jika tidak
cukup tidak cukup pelaku pasar yang menggunakan indikator tersebut,
sehingga tingkat kepercayaan/kehandalannya (reliability) tidak baik

12
C. TEKNIK DALAM ANALISIS TEKNIKAL

1. Moving Average

Moving average (MA) atau dikenal sebagai rata-rata pergerakan pasar


adalah indikator yang paling sering dilihat apabila seorang trader mencoba
untuk membaca arah dari sebuah trend. Indikator ini menggambarkan
perubahan harga rata-rata dalam suatu periode tertentu.

Moving average ditampilkan sebagai garis yang merepresentasikan


harga rata-rata yang ditempuh oleh pasangan mata uang yang Anda pilih.
Dengan demikian, harga yang bergerak di atas MA periode tertentu bisa
dianggap sebagai sinyal harga masih berpotensi menguat, begitu pula
sebaliknya.

13
2. Relative Strength Index (RSI)

RSI merupakan indikator momentum perdagangan yang menunjukkan


kecepatan dan besar perubahan harga pada suatu instrumen. Indikator RSI
berbentuk grafik yang bergerak antara 0 - 100 dengan pembatas pada level
30 dan 70.

Pergerakan grafik yang melewati level 70 menunjukkan pola


overbought atau instrumen tersebut telah hampir mencapai titik saturasi
pembelian. Sebaliknya, jika grafik turun hingga ke bawah level 30, hal itu
mengindikasikan oversold, atau instrumen telah kehilangan daya tariknya
dan menjadi terlalu banyak dijual.

14
3. Bollinger Bands & Parabolic SAR

Bollinger bands sering dianggap sebagai petunjuk volatilitas sebuah


pasar. Indikator yang terdiri dari dua garis paralel ini akan terlihat saling
menjauh saat volatilitas tinggi, dan akan menyempit saat kondisi pasar
sedang stagnan.

Sedangkan parabolic SAR merupakan indikator berupa bulatan yang


ada di bagian atas atau bawah titik grafik. Saat bulatan muncul di bagian
bawah grafik, hal tersebut mengindikasikan harga akan bergerak naik,
sedangkan jika muncul di atas grafik, kemungkinan yang terjadi adalah
sebaliknya.

Dengan memanfaatkan ketiga indikator tersebut secara bersamaan, Anda


dapat melakukan analisis teknikal dengan lebih mudah. Jika Anda tertarik
mencoba trading namun belum merasa cukup percaya diri, Anda dapat
mencoba akun trading demo dari Monex. Dengan akun demo, Anda dapat
merasakan langsung pengalaman trading yang sesungguhnya dengan dana
virtual.

15
D. ISTILAH DALAM ANALISIS TEKNIKAL

1. All Time High/ Low

All time high adalah suatu posisi dimana harga mencetak rekor harga
tertinggi sepanjang sejarah. Dengan memandang doktrin 'harga bergerak
dalam trend' - salah satu doktrin dasar dalam analisa teknikal, maka harga
cenderung untuk terus menerus bergerak naik lebih tinggi. Mencetak
kondisi higher high dan higher low adalah salah satu ciri khas trend naik,
sehingga pencapaian harga tertinggi menjadi signal bagus untuk membuka
posisi buy. Koreksi sangat mungkin terjadi tetapi selama masih membentuk
higher low, bukanlah sebuah tanda reversal.

Sebaliknya dengan all time low merupakan kondisi dimana harga


menciptakan rekor harga terendah sepanjang masa, sehingga menjadi signal
jual, karena kecenderungan harga untuk terus bergerak lebih rendah.

2. Dead cat bounce (Pantulan bangkai kucing)

Digunakan dalam downtrend yang kemudian diselingi dengan gerakan


naik. Selayaknya bangkai yang dilemparkan dari ketinggian kemudian
memantul saat menyentuh lantai.

16
Pada pergerakan harga, contohnya bisa dilihat pada chart berikut :

Chart AISA terlihat downtrend cukup kuat dimana MACD dalam kondisi
dead cross dan berada dibawah 0. Harga AISA kemudian sempat mengalami
penguatan lalu melanjutkan trend turun.

3. Downtrend

Penggunaan downtrend mengacu pada pergerakan harga yang bergerak


turun. Pergerakan turun dilihat pada pembentukan lower high (puncak yang
lebih rendah) dan lower low (lembah yang lebih rendah). Downtrend sebisa
mungkin dihindari, karena peraturan perdagangan di BEI hanya memungkinkan
trading 1 arah. Perhatikan chart berikut :

17
Di chart WTON, pada marker terlihat ketinggian puncak saat harga
bergerak naik samalin rendah. Bisa dikatakan uptrend pada timeframe sangat
singkat, tapi trend utama menunjukkan penurunan. Tentu saja ada trader yang
bisa memanfaatkan penguatan kecil tersebut untuk mendapatkan keuntungan,
tetapi resiko mengalami kerugian sangat besar, kesalahan entry akan mambuat
trader mengalami nyangkut kronis.

4. False break

False break adalah istilah yang mengacu pada pergerakan harga yang
seolah menembus support/ resisten tetapi kemudian batal. Beberapa pendapat
mengatakan konfirmasi untuk sebuah break dengan menunggu 3 candle tutup di
atas resisten atau di bawah support.

5. Sideways

Sideways adalah pergerakan harga tanpa trend / non-trending. Pada chart


akan terlihat harga naik turun tetapi sebenarnya tidak terjadi pergerakan yang
signifikan. Sideways biasanya menjadi jeda saat akan terjadi pergantian trend.
Dalam analisa teknikal sideways paling mudah dikenali saat terjadi double top
ataupun double bottom dan triple top ataupun tripple bottom. Pattern ini
menggambarkan akan terjadi trend reversal, dari uptrend menjadi downtrend
ataupun dari downtren menjadi uptrend. Tergantung posisi sideways terjadi di
posisi puncak atau di dasar.

18
Monthly chart GJTL di atas menunjukkan dengan baik, saat terjadi
sideways, harga bergerak naik turun, bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan
sedikit keuntungan bila entry di sekitar support. Pada indikator MACD
terdeteksi sebagai dead cross di atas 0.

6. Trailing Stop

Trailing stop adalah satu tindakan untuk menyelamatkan keuntungan. Bila


seorang trader mengikuti trend naik (uptrend), maka trailing stop di pasang
untuk merealisasikan keuntungan bilamana terjadi retracement.

19
Chart BRPT menggambarkan dengan jelas saat terjadi retracement ke
23.6%. Bila mengikuti dari awal trend, maka jarak TS bisa lebih longgar untuk
mengantisipasi penguatan lebih lanjut. Penggunaan TS sangat subyektif,
umumnya trader meletakkan pada 3 - 5% dari harga puncak, setelah trend terus
menguat, secara perlahan batas TS bisa lebih longgar. Bila menggunakan
fibonacci retracement, peluang rebound terbesar akan terjadi di level 50%,
sehingga trader dapat melihat dan menghitung ulang posisi TS nya, apakah
masih dalam batas yang sanggup diterima.

7. Uptrend

Uptrend adalah lawan dari downtrend, dimana harga bergerak naik, dengan
membentuk puncak yang lebih tinggi dari puncak sebelumnya (higher high),
dan lembah yang lebih tinggi dari lembah sebelumnya (higher low). Uptrend
yang harus dicari sebagai jaminan kesuksesan dalam trading di BEI. Dengan
mengikuti uptrend, seorang trader dapat meyakini dananya bertumbuh dari
waktu ke waktu.

20
Perhatikan marking pada chart PWON, terlihat puncak yg terjadi
semakin tinggi dari puncak sebelumnya, begitupun dasar lembah yang semakin
tinggi dari dasar lembah sebelumnya. Ciri-ciri uptrend seperti ini yang sebisa
mungkin dikenali dan diikuti dalam melakukan trading.

Demikian beberapa istilah yang sering digunakan dalam analisa teknikal


dan trading. Selanjutnya tulisan ini akan ditambahkan lebih lanjut supaya bisa
menjadi referensi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-
data fundamental dan factor-faktor eksternal yang berhubungan dengan
perusahaan atau badan usaha tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah
data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data
factor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan
pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi dan sejenisnya. Dengan
mempertimbangkan data-data tersebut diatas, analisis fundamental
menghasilkan berua analisis penilaian badan usaha dengan kesimpulan apakah
perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak, jika nilainya mahal atau
overvalued, saham tersebut nilainya lebih tinggi berdasarkan analisis
fundamental melalui perbandingan harga yang berlaku dipasar. Dengan kata
lain harganya terlalu mahal jadi lebih baik tidak dibeli atau dijual jika memiliki
sahamnya.

21
Analisa teknis atau lebih dikenal dengan analisis teknikal adalah
merupakan suatu teknik analisa yang dikenal dalam dunia keuangan yang
digunakan untuk memprediksi trend suatu harga saham dengan cara
mempelajari data pasar yang lamau, terutama pergerakan harga dan volume.
Pada awalnya analisa teknikal hanya memperhitungkan pergerakan harga pasar
atau instrument yang bersangkutan, dengan asumsi bahwa harga mencerminkan
seluruh factor yang relevan sebelum seorang investor menyadarinya melalui
berbagai cara lain. Analisa teknikal dapat menggunakan berbagai model dan
dasar misalnya, untuk pergerakan harga digunakan metode seperti misalnya,
index kekuatan relative, index pergerakan rata-rata, regresi, korelasi antar pasar
dan intra pasar, siklus ataupun dengan cara klasik yaitu dengan cara
menganalisa pola grafik.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sajikan. Dalam penulisan makalah ini
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan, maka dari itu
demi terciptanya sebuah karya tulis yang bermanfaat dan menambah ilmu
pengetahuan yang terus temenerus mengalami perkembangan yang sangat
cepat, kami dengan senang hati menerima kritik dan saran serta masukan-
masukan yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan makalah
ini di masa yang akan datang.

22
DAFTAR PUSTAKA

Martalena, Malinda Maya. 2011. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta :


ANDI.

Hartono, Jogianto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi


Kesembilan. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.


Yogyakarta : BPPE-Yogyakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai