ANALISIS FUNDAMENTAL
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Portofolio dan Analisis Investasi
Dosen Pengampu : Richo Diana Aviyanti S.E,M.Ak
Disusun oleh:
1. Tri Nur Sriana (2103101011)
2. Ella Seftiani (2103101043)
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2023
KATA PENGANTAR
Marilah kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Shalawat serta Salam
semoga Allah mencurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat,
serta umatnya yang senantiasa mengikuti langkah beliau hingga Yaumil Akhir.
Aamiin.
Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang kami alami
namun berkat dorongan, dukungan dan semangat dari orang terdekat, sehingga kami mampu
menyelesaikannya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
“Tak ada gading yang tak retak” sesuai dengan peribahasa tersebut penyusun menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata “sempurna” untuk itu, kami meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca. Akhir kata kami ucapkan banyak terima kasih. Apabila ada kesalahan kata,
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis fundamental mikro pada dasarnya adalah melakukan analisis historis atas
kekuatan keuangan dari suatu perusahaan, dimana proses ini sering juga disebut sebagai
analisis perusahaan (companyanalysis). Data historis mencerminkan keadaan keuangan yang
telah lalu yang digunakan sebagai dasar untuk memproyeksikan keadaan keuangan perusahaan
dimasa depan. Dalam company analysis para investor (pemodal) akan mempelajari laporan
keuangan perusahaan dengan tujuan untuk menganalisis kinerja perusahaan dengan
mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, mengidentifikasi kecenderungan dan
mengevaluasi efisiensi operasional serta memahami sifat dasar dan karakter operasional
perusahaan.
Analisis teknikal adalah analisis instrumen yang menggunakan data-data historis
perdagangan mengenai harga saham, volume dan beberapa indikator pasar yang lain untuk
memprediksi pengeluaran harga saham dan menentukan rekomendasi keputusan investasi.
Analisis teknikal menggunakan grafik atau gambar yang menghasilkan pola-pola tertentu dan
pola-pola yang dihasilkan kemudian dianalisis dengan memperbandingkannya dengan hasil
observasi yang telah dilakukan, sehingga pola-pola tersebut memberikan suatu indikasi
pergerakan harga saham. Informasi keuangan berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Informasi yang dihasilkan perusahaan pada periode akhir akuntansi yaitu beruapa laporan
keuangan yang terdiri dari laporan neraca, laporan rugi-laba, laporan perubahan modal dan
laporan perubahan posisi keuangan (Heni Krissiani,2004 : 3).
Harga saham adalah harga dasar suatu saham yang dipergunakan didalam perhitungan
indeks harga saham. Harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya, harga dasar
ini akan berubah sesuai dengan aksi emiten yang dilakukan seperti right issue, stock split,
warrant reclemption. Harga saham tidak hanya dipengaruhi profit perusahaan semata tetapi
juga dipengaruhi faktor ekonomi, politik, dan keuangan suatu negara. Variabel makro yang
mempengaruhi misalnya nilai tukar dan inflasi. Untuk berinvestasi dalam bentuk sekuritas
saham, seorang investor yang rasional akan menginvestasikan dananya dengan memilih
saham- saham yang efisien. Harga saham bisa naik bisa pula turun.
1
Hal ini yang perlu disadari oleh para pemodal. Analisis terhadap faktor-faktor yang
diperkirakan akan mempengaruhi harga saham, risiko yang ditanggung pemodal, merupakan
faktor yang akan mempengaruhi perkembangan pasar modal. Fluktuasi nilai tukar suatu mata
uang juga dapat mempengaruhi kegiatan dan nilai pasar atas pasar lokal, jika perusahaan pada
taraf persaingan internasional, hal ini berarti return saham perusahaan dipengaruhi oleh
perubahan nilai tukar mata uang karena berdampak terhadap laporan perdagangan dan modal
atas keseimbangan pembelian dalam negeri. Selain itu nilai dolar akan mendorong
peningkatan ekspor dan dapat mengurangi laju pertumbuhan impor.
Nilai tukar rupiah yang rendah juga akan mendorong melemahnya daya beli masyarakat
yang dapat memicu kurang menariknya tingkat investasi dalam rupiah. Faktor lain yang
mempengaruhi return suatu investasi adalah faktor internal perusahaan. Faktor internal yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR) dan Net
Profit Margin (NPM). Rasio profitabilitas yang berfungsi dan sering digunakan untuk
memprediksi harga saham adalah return on asset (ROA) atau return on investment (ROI) dan
Net Profit Margin (NPM). Return On Asset (ROA) atau ROI digunakan untuk mengukur
efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya. Jika Return On Asset (ROA) semakin meningkat, maka kinerja perusahaan juga
semakin membaik, karena tingkat harga saham semakin meningkat.
2
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Untuk memahami pengertian dari analisis fundamental.
2. Memahami macam-macam rasio.
3. Memahami kategori-kategori faktor fundamental.
4. Mengetahui indikator-indikator analisis fundamental.
5. Mengetahui bagaimana cara melakukan analisis fundamental.
6. Memahami perbedaan antara analisis teknikal dan analisis fundamental.
7. Mengetahui bagaimana model analisis fundamental itu.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Pada dasarnya analisa fundamental saham mencakup:
1. Analisa empat aspek finansial, yaitu: nilai buku saham, pendapatan per saham, nilai
buku ekuitas dan ratio pengeluaran.
2. Analisa laporan tahunan perusahaan termasuk di dalamnya: garis besar
filosofiperusahaan, laporon detil operasi perusahaan, informasi finansial, catatan kaki
dan pernyataan tertulis dari auditor.
Namun, agar dapat membuat analisa fundamental secara menyeluruh tidak cukup hanya
melihat dari kedua hal tersebut saja, tetapi harus melihat hal-hal seperti kemampuan
manajemen, operasional, transparansi, rencana, persaingan perusahaan (sejenis atau apple to
apple), tingkat suku bunga, inflasi, pertumbuhan ekonomi serta kebijakan atau peraturan
pemerintah. Mengenal Analisa Fundamental, analisa fundamental memiliki jangka waktu yang
panjang, sebab analisis ini menggunakan data historis (laporan keuangan dari perusahaan dan
memakai data masa depanyang terdiri dari estimasi pertumbuhan perusahaan, estimasi
perubahan pada ekonomi yang akan terjadi di masa depan, serta beberapa estimasi lainnya
yang bisa mengakibatkan pengaruh terhadap kinerja dan masa kelangsungan hidup
perusahaan. Walaupun memakai pendekatan kuantitaf di dalam proses menganalisinya,
kebanyakan variable ditentukan oleh judgement, semisal tingkat pertumbuhan dari perusahaan
yang akan datang. Hal ini berakibat menjadikan hasil yang berbeda walaupun beberapa orang
memakai metode dari analisa fundamental walaupun caranya yang sama.
5
Rasio likuiditas : mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek.
a. Current ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek dan aktiva lancar
Curren ratio = aktiva lancar / kewajiban lancar
b. Quick ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar tertentu (yang relative lebih likuid).
Quick ratio = Aktiva lancar – persediaan / kewajiban lancar
c. Cash ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek dengan kas dan bank.
Cash ratio = kas+bank / kewajiban lancar
b. RATIO PROFITABILITAS
Ratio profitabilitas : mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan.
a. Gross Prrofit margin : mengukur tingkat laba kotor terhadap penjualan bersih
perusahaan
Gross Profit Margin = Laba bruto / penjualan bersih
b. Operating profit margin : mengukur tingkat laba usaha / operasional terhadap penjualan
bersih perusahaan
Operating profit margin = Laba usaha / operasi penjualan bersih
c. Net Profit margin : mengukur persentase laba bersih (setelah pajak) terhadap penjualan
bersih perusahaan
Net profit margin = laba bersih setelah pajak / penjualan bersih
d. Return on asset (ROA) : mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
ROA = Laba Bersih Setelah pajak / rata-rata aktiva tetap
c. RASIO PENGUNGKIT
Rasio pengungkit : mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjang serta menilai sampai sejauh mana sumber pembiayaan perusahaan
berasal dari pinjaman.
a. Debt ratio : mengukur tingkat penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan aktiva
perusahaan.
6
Debt ratio = total kewajiban / total aktiva
b. Debt equity ratio : membandingkan sumber pembiayaan yang berasal dari pemegang
saham.
Debt equity ratio = total kewajiban / total modal
c. Leverage ratio : mengukur jumlah dari aktiva perusahaan terhadap modal pemegang
saham.
Laverage ratio = total aktiva / modal pemegang saham
d. RASIO PASAR
Rasio pasar : mengevaluasi kinerja perusahaan melalui basis per saham.
a. Earning per share : menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham
yang diinvestasikan.
EPS = laba bersih setelah pajak – dividen saham preferen total saham yang diterbitkan
b. Dividen yield : mengukur jumlah dividen persaham relatif terhadap harga pasar yang
dinyatakan dalam bentuk persentase.
Dividen yield = dividen persaham / harga pasar saham
c. Price earning ratio (P / E) : mengukur jumlah investor untuk dibayar dari pendapatan
perusahaan.
P/E = harga pasar per lembar saham biasa / earning per share
d. Dividen persaham : menghitung jumlah dividen yang diperoleh untuk setiap saham
yang diinveestasikan.
Dividen persaham = total dividen dalam satu tahun / total saham yang diterbitkan.
7
4. Jenis berita : berita ekonomi lebih kuat pengaruhnya terhadap index saham suatu Negara
dibanding berita lainnya, seperti politik, social maupun budaya.
penduduk negara tersebut baik yang bertempat tinggal/ berdomisili di dalam negeri maupun
yang berada di luar negeri dalam suatu periode tertentu.
Produksi domestik bruto (PDB) adalah penjumlahan seluruh barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun oleh perusahaan
asing yang beroperasi di dalam negara tersebut pada suatu waktu/ periode tertentu.
Tingkat inflasi: Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi adalah dengan
melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga. Penggunaan tingkat inflasi sebagai
salah satu indikator fundamental ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat PDB dan
PNB ke dalam nilai yang sebenarnya. Nilai GDP dan GNP riil merupakan indikator yang
sangat penting bagi seorang investor dalam membandingkan peluang dan risiko
investasinya di mancanegara.
Indikator-indikator inflasi yang biasanya digunakan oleh para investor:
Indeks harga produksi atau Producer Price Index (PPI) adalah indeks yang mengukur rata-
rata perubahan harga yang di terima oleh produsen domestic untuk setiap output yang
dihasilkan dalam setiap tingkat proses produksi. Data PPI dikumpulkan dari berbagai sektor
ekonomi terutama dari sektor manufaktur, pertambangan, dan pertanian.
Indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) adalah digunakan untuk
mengukur rata-rata perubahan harga eceran dari sekelompok barang dan jasa tertentu. Index
CPI dan PPI digunakan oleh seorang Trader sebagai indikator untuk mengukur tingkat
inflasi yang terjadi.
Neraca pembayaran atau balance of payment adalah suatu neraca yang terdiri dari
keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian internasional suatu negara, baik yang bersifat
komersial maupun finansial, dengan negara lain pada suatu periode tertentu. Neraca
pembayaran ini mencerminkan seluruh transaksi antara penduduk, pemerintah, dan
pengusaha dalam negeri dan pihak luar negeri, seperti transaksi expor dan impor, investasi
portofolio, transaksi antar Bank Sentral, dan lain-lain.
8
Dengan adanya neraca pembayaran ini kita mengetahui kapan suatu negara mengalami
surplus maupun defisit. Secara garis besar Balance of Payment dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu:
a. Neraca perdagangan yang merupakan selisih antara total ekspor dan impor barang, jasa,
dan transfer. Dalam perhitungannya, neraca perdagangan ini tidak mencakup transaksi-
transaksi asset finansial dan kewajiban (hutang). Data ini merupakan indikator tren
perdagangan luar negeri yang merupakan aliran bersih dari total ekspor dan impor
barang dan jasa sebagai penerimaan atau penghasilan. Dengan adanya transaksi ekspor
maka akan diterima sejumlah uang yang nantinya akan menambah permintaan terhadap
mata uang negara eksportir. Begitu pula sebaliknya pada impor barang dan jasa di mana
sejumlah uang harus dikeluarkan guna membayar barang dan jasa yang kita impor, hal
ini akan menambah penawaran akan mata uang negara importir.
b. Aliran Modal yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung, di mana pada
investasi langsung, investor dari luar negeri melakukan penanaman modal dalam aset riil
misalnya saja membangun pabrik, gedung perkantoran dll.Investasi ini biasanya bersifat
jangka panjang. Sedangkan investasi tidak langsung dapat kita temui di dalam investasi
instrument keuangan. Misalnya seorang investor melakukan pembelian saham atau
obligasi di bursa Indonesia. Maka investor tersebut harus menukarkan mata uangnya ke
rupiah supaya dapat membeli saham ataupun obligasi di Indonesia.
Tingkat pengangguran adalah suatu indikator yang dapat memberikan gambaran tentang
kondisi rill berbagai sektor ekonomi. Indikator ini dapet dijadikan alat untuk menganalisis
sehat/tidaknya perekonomian suatu negara. Apabila perekonomian berada dalam kondisi
baik maka akan tercapai tingkat pengangguran yang rendah. Tetapi jika perekonomian
dalam keadaan lesu maka tingkat pengangguran pun meningkat.
Kurs valuta asing adalah nilai perbandingan atau bisa juga disebut nilai tukar antara suatu
mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs ini biasanya digunakan sebagai indikator
utama untuk melihat kekuatan ekonomi ataupun tingkat kestabilan perekonomian suatu
Negara. Jika kurs mata uang negara tersebut tidak stabil maka dapat dikatakan bahwa
perekonomian negara tersebut tidak baik atau sedang mengalami krisis ekonomi. Untuk itu
perlu bagi suatu Negara untuk memiliki mata uang yang stabil agar perekonomian negara
tersebut dapat berjalan dengan lancar dan membentuk suatu tren pertumbuhan.
9
PSNCR - Public Sector Net Cash Requirement atau kebutuhan tunai sektor publik yaitu
10
2. Hal yang dianalisis
Analisis fundamental memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi nilai saham dan
menggerakkan harganya dalam jangka panjang berdasarkan kinerja keuangan, kondisi
ekonomi perusahaan, kondisi sektor dan industri terkait, serta analisis ekonomi makro dan
mikro, sedangkan analisis teknikal cenderung melihat tren pergerakan harga saham melalui
grafik untuk mengetahui arah pergerakan saham tersebut.
3. Indikator yang digunakan
Umumnya indikator analisis fundamental yang digunakan adalah Earning per Share (EPS),
Price to Earning Ratio (PER), Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA), dan Price to
Book Value (PBV). Indikator-indikator tersebut digunakan untuk melihat apakah saham
tersebut layak untuk dibeli dan mendatangkan potensi keuntungan atau tidak. Di sisi lain,
analisis teknikal memiliki beberapa indikator yang populer seperti Volume, Stochastic,
Moving Average, dan Relative Strength Index (RSI).
11
Apakah tingkat bunga cenderung naik atau turun ? berapa penghasilan rata-rata masyarakat
saat ini yang mampu untuk investasi? Berapa konsumsi masyarakat saat ini ? bagaimana
neraca pembayaran Negara saat ini deficit atau surplus ? apakah money supply saat ini
diperbanyak atau dikurangi (tight money policy)? pertanyaan
2. Melihat kondisi industry (industry aspect)
3. Melihat kondisi perusahaan (company aspect)
4. Melihat nilai saham perusahaan (stock valuation)
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data fundamental
dan factor-faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan atau badan usaha tersebut.
Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan
sejenisnya. Sementara data factor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha adalah
kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi dan sejenisnya. Dengan mempertimbangkan
data-data tersebut diatas, analisis fundamental menghasilkan berua analisis penilaian badan
usaha dengan kesimpulan apakah perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak, jika
nilainya mahal atau overvalued, saham tersebut nilainya lebih tinggi berdasarkan analisis
fundamental melalui perbandingan harga yang berlaku dipasar. Dengan kata lain harganya
terlalu mahal jadi lebih baik tidak dibeli atau dijual jika memiliki sahamnya.
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kami sajikan. Dalam penulisan makalah ini kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan, maka dari itu demi terciptanya
sebuah karya tulis yang bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan yang terus temenerus
mengalami perkembangan yang sangat cepat, kami dengan senang hati menerima kritik dan
saran serta masukan-masukan yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan
makalah ini di masa yang akan datang.
13
DAFTAR PUSTAKA
14