Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MATA KULIAH: INVESTASI DAN PORTOPOLIO

JUDUL: ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN CARA


MENGANALISIS PERUSAHAAN

DOSEN PENGAMPU: JONI HENDRA K,S.Ag,,MA

DISUSUN OLEH:

NOVA ANGRIANI

NIM: 1825180059

NUR AFIZAH BINTI SAMAOR

NIM: 1825180060

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


(MKSY)

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

BENGKALIS

TA 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, yang mana Beliau telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
inventasi dan protopolio

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang
telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Namun, tidak lepas dari
semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami masih banyak
kekurangan baik dari segi bahasanya maupun segi yang lainya

Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik sehingga
kami dapat memperbaiki makalah analisis fundamental dengan cara menganalisis
perusahaan.

Bengkalis, 15 Maret

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Analisis Fundamental....................................................................................3

1. Rasio Likuiditas.........................................................................................4

2. Ratio Profitabilitas.....................................................................................5

3. Rasio Pasar................................................................................................5

4. Prinsip-Prinsip Analisis Fundamental.......................................................6

5. Model Analisis Fundamental.....................................................................6

B. Cara Menganalisis Perusahaan......................................................................7

C. Analisis Fundamental dalam syariah..........................................................12

1. Kepemilikan ( Ownership ).....................................................................12

2. Keseimbangan (Equalibrium).................................................................13

3. Keadilan (Justice)....................................................................................13

BAB III..................................................................................................................15

ii
PENUTUP..............................................................................................................15

A. Kesimpulan.................................................................................................15

B. Saran............................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum para investor mengambil keputusan untuk berinvestasi saham di
pasar modal, sebaiknya ada beberapa analisis yang penting investor lakukan.
Alasannya agar investor tersebut tidak mengalami kerugian yang cukup besar
dan mampu meminimalkan resiko jika berinvestasi. Secara garis besar,
investor dapat melakukan dua bentuk analisis saham yaitu analisis teknikal
dan analisis fundamental. Analisis teknikal mendasarkan diri pada pola-pola
pergerakan saham dari waktu ke waktu, dimana teknik ini biasanya sering
digunakan oleh praktisi atau trader. Sedangkan analisis fundamental
merupakan suatu analisis saham yang dapat dilakukan secara top-down
dimulai dari analisis makro ekonomi, analisis industri, dan analisis
perusahaan, dimana analisis ini sering digunakan oleh para akademisi.
Analisis fundamental menjadi penting bagi investor karena investor dapat
mengetahui bagaimana prospek perusahaan dimasa datang untuk
menghasilkan laba dan meminimalkan resiko kerugian, sebab analisis ini
dilakukan secara menyeluruh. Analisis pertama yang dilakukan untuk analisis
fundamental adalah analisis makro ekonomi. Analisis ini bertujuan untuk
mengetahui beberapa variabel ekonomi yang mempengaruhi perusahaan
dalam menciptakan laba, seperti produk domestik bruto (PDB), tingkat
pengangguran, dan juga tingkat inflasi
Analisis Fundamental bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat dasar dan
karakteristik operasional dari perusahaan publik dan juga untuk memastikan
bahwa saham yang dibeli merupakan saham perusahaan yang berkinerja baik.
Perusahaan memiliki ekspektasi positif terhadap pertumbuhan harga
sahamnya (Maulana, 2017). Investor mencoba memperkirakan harga saham
dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor

1
fundamental yang memperngaruhi harga saham dan menerapkan hubungan
faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

B. Rumusan Masalah
A. Apa itu analisis fundamental ?
B. Bagaimana cara menganalisis perusahaan ?
C. Bagaimana fundamental dalam syariah ?

C. Tujuan Penulisan
A. Untuk mengetahui analisis fundamental
B. Untuk mengetahui cara menganalisis perusahaan
C. Untuk mengetahui fundamental dalam syari’ah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-
data fundamental dan factor-faktor eksternal yang berhubungan dengan
perusahaan atau badan usaha tersebut. Data fundamental yang dimaksud
adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya.
Sementara data factor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha
adalah kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi dan sejenisnya.
Dengan mempertimbangkan data-data tersebut diatas, analisis fundamental
menghasilkan berua analisis penilaian badan usaha dengan kesimpulan
apakah perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak, jika nilainya
mahal atau overvalued, saham tersebut nilainya lebih tinggi berdasarkan
analisis fundamental melalui perbandingan harga yang berlaku dipasar. 1
Dengan kata lain harganya terlalu mahal jadi lebih baik tidak dibeli atau
dijual jika memiliki sahamnya. Sementara jika yang terjadi sebaliknya, saham
itu layak untuk dibeli dengan alasan harganya lebbih murah.
Analisis ini memiliki horizon jangka panjang, karena selain menggunakan
data historis (berupa laporan keuangan perusahaan) analisis ini juga
menggunakan data masa depan berupa estimasi pertumbuhan perusahaan,
estimasi perubahan ekonomi dimasa mendatang, dan berbagai jenis estimasi
lainnya yang dianggap akan mempengaruhi kinerja dan kelangsungan usaha.
Meskipun menggunakan pendekatan kuantitatif dalam proses analisisnya,
banyak vaiabel ditentukan berdasarkan judgment, misalnya , tingkat
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Akibatnya, meskipun

1
Zvi bodie, a. K. (2014). Manajemen portofolio dan investasi. Jakarta: salemba empat.

3
beberapa orang menggunakan metode analisis fundamental dengan cara yang
sama, hasilnya bias jadi berbeda. 2
Analisis ini biasa digunakan untuk jangka panjang, tetapi
permasalahannya yang seringkali dihadapi oleh investor adalah timing dan
iformasi. Karena tidak semua investor mendapat informasi yang lengkap
sehingga jika hanya mengandalkan analisis fundamental, dapat terjadi
kesalahan investasi akibat kurangnya informasi atau kesalahan timing
sehingga bias jadi saham yang dibeli harganya sudah mahal. Untuk mengatasi
masalah timing tersebut dapat dilihat dari pergerakan saham tersebut melalui
analisi teknikal untuk menentukan sinyal transaksi (sinyal beli/sinyal jual).
Dengan menggunakan atau menggabungkan kedua analisis tersebut secara
tepat, bertujuan untuk menghasilkan capital gain yang optimum.

1. Rasio Likuiditas
Salah satu aspek penting dari analisis fundamental adalah analisis
laporan keuangan, karena dari laporan keuangan tersebut dapat
diperkirakan keadaan atau posisi dan arah perusahaan. Laporan keuangan
yang dianalisia adalah:
1) Laporan keuangan yang menggambarkan harta, utang, dan modal
yang dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan
keuangan ini disebut dengan neraca.
2) Laporan keuangan yang menggambarkan besarnya pendapatan,
beban-beban, pajak dan laba perusahaan dalam suatu kurun waktu
tertentu.
Laporan keuangan ini disebut laporan L / R.
Rasio keuangan digunakan sebagai alat analisis keadaan
keuangan dan kemampuan perusahaan. Berikut adalah beberapa
jenis rasio laporan keuangan:3

2
Maulana, F. (2017). Analisa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham
pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia. Kumpulan Informasi
dan Artikel Ilmiah Manajemen dan Akuntansi, 13(2).
3
Rifa’i, Veithzal, dkk, 2011, Islamic Transaction Law in Business dari Teori ke Praktek, Jakarta,
Bumi Aksara.

4
Rasio likuiditas : mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek.
a. Current ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek dan aktiva lancar
Curren ratio = aktiva lancar / kewajiban lancar
b. Quick ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar
tertentu (yang relative lebih likuid).
Quick ratio = Aktiva lancar – persediaan / kewajiban lancar
c. Cash ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek dengan kas dan bank.
Cash ratio = kas+bank / kewajiban lancar

2. Ratio Profitabilitas
Ratio profitabilitas : mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam
memperoleh keuntungan.
a. Gross Prrofit margin : mengukur tingkat laba kotor terhadap
penjualan bersih perusahaan
Gross Profit Margin = Laba bruto / penjualan bersih
b. Operating profit margin: mengukur tingkat laba usaha /
operasional terhadap penjualan bersih perusahaan
Operating profit margin = Laba usaha / operasi penjualan bersih
c. Net Profit margin: mengukur persentase laba bersih (setelah
pajak) terhadap penjualan bersih perusahaan
Net profit margin = laba bersih setelah pajak / penjualan bersih
d. Return on asset (ROA): mengukur efektivitas perusahaan
didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva
yang dimilikinya.
ROA = Laba Bersih Setelah pajak / rata-rata aktiva tetap

3. Rasio Pasar

5
Rasio pasar: mengevaluasi kinerja perusahaan melalui basis per
saham.
a. Earning per share : menghitung penghasilan bersih yang
diperoleh untuk setiap saham yang diinvestasikan.
EPS = laba bersih setelah pajak – dividen saham preferen total
saham yang diterbitkan
b. Dividen yield : mengukur jumlah dividen persaham relatif
terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
Dividen yield = dividen persaham / harga pasar saham
c. Price earning ratio (P / E) : mengukur jumlah investor untuk
dibayar dari pendapatan perusahaan.
P/E = harga pasar per lembar saham biasa / earning per share
d. Dividen persaham : menghitung jumlah dividen yang diperoleh
untuk setiap saham yang diinveestasikan.
Dividen persaham = total dividen dalam satu tahun / total
saham yang diterbitkan.

4. Prinsip-Prinsip Analisis Fundamental


a. Reaksi berantai : semakin besar dampak berantai suatu informasi,
maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap nilai sebuah
index perusahaan.
b. Jarak informasi : semakin dekat sebuah informasi dengan satu
index saham, maka akan semakin besar pengaruh informasi
tersebut misalnya, informasi yang berasal dari dalam negeri
Indonesia akan besar pengaruhnya terhadap nilai IHSG
dibandingkan informasi dari luar negeri.
c. Sumber berita : semakin resmi sumber berita tersebut , maka akan
semakin kuat pengaruhnya terhadap nilai suatu indek saham.
d. Jenis berita : berita ekonomi lebih kuat pengaruhnya terhadap
index saham suatu Negara dibanding berita lainnya, seperti
politik, social maupun budaya.

6
5. Model Analisis Fundamental
a. Model nilai buku, dalam model ini total asset perusahaan yang
dijual pada nilai akuntansi setelah dikurangi oleh total liability dan
preffered value stock dibagi dengan hak pemegang saham
(outstanding shares of common stock)4
b. Model likuiditas, dalam model ini digunakan proses kapitalisasi
nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang
dengan asumsi pertumbuhan dividen konstan.
c. Model rasio harga (price earning method), pada model ini, nilai
saham perusahaan dihitung berdasarkan perkalian antara laba
perlembar saham yang diharaapkan oleh perusahaan dengan rasio
harga rata-rata industry/laba.
Kebanyakan informasi fundamental memfikuskan pada statistic
ekonomi, industry, dan perusahaan. Ada empat konsep dasar dalam
melakukan analisis. Dalam melakukan metode analisis
fundamental adalah dengan terus menerus mengupdate informasi
yang ada. Mengenai media informasi tersebut tergantung,
ketersediaan yang ada di tempat kita. Namun untuk tranding index
saham, informasi ini akan selalu tersedia. Pendekatan yang
digunakan untuk menganalisis sebuah perusahaan dilakukan
melalui empat tahap (top-down analysis).

D. Cara Menganalisis Perusahaan


Analysis perusahan memperkenalkan analisis sekuritas berdasarkan
analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari
analisis fundamental, setelah analisis variabel ekonomi dan pasar, serta
analisis industri. Analisis perusahaan terkait dengan pertanyaan-pertanyaaan:
Saham-saham perusahaan manakah dalam industri terpilih yang paling
menguntungkan bagi investor? Atau, saham-saham manakah yang
undervalued, sehingga layak dibeli, dan saham-saham manakah yang

4
Ary, Tatang Gumanti, (2011). Manajemen Investasi – Konsep, Teori dan Aplikasi, Mitra Wacana
Media, Jakarta.

7
overvalued, sehingga menguntungkan untuk dijual? Analisis perusahaan
diarahkan untuk mengetahui apakah saham suatu perusahaan layak dijadikan
pilihan investasi. Hasil analisis perusahaan harus bisa memberikan gambaran
tentang nilai perusahaan, karakteristik internal, kualitas dan kinerja
manajemen, serta prospek perusahaan di masa datang.5
Dua komponen (earning per share, EPS dan price earning ratio, P/E)
diutamakan dalam analisisperusahaan karena tiga alasan:
3) Kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi nilai
intrinsik saham.
4) Dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari
earning.
5) Adanya hubungan antara perubahan earning dengan perubahan harga
saham.
a. Eps Dan Informasi Laporan Keuangan
Earning per share (EPS) diperoleh dengan menghitung
perbandingan antara jumlah earning (dalam hal ini laba bersih yang siap
dibagikan bagi pemegang saham) dengan jumlah lembar saham
perusahaan. Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi
yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa
menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Informasi
(termasuk EPS) yang dapat digunakan sebagai dasar penilaian
perusahaan adalah laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan
merupakan informasi akuntansi yang menggambarkan seberapa besar
kekayaan perusahaan, seberapa besar penghasilan yang diperoleh
perusahaan serta transaksi-transaksi ekonomi apa saja yang telah
dilakukan perusahaan yang bisa mempengaruhi kekayaan dan
penghasilan perusahaan. Berdasarkan informasi yang dikandungnya,
ada tiga laporan utama dalam laporan keuangan, yaitu:
1. Neraca.

5
Rahmani, D. A., Nugraha, N., & Waspada, I. P. (2017). Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental
dan Risiko Sistemtik terhadap Harga saham. Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis,8(1), 17-21.

8
2. Laporan Rugi Laba.
3. Laporan Aliran Kas.
a. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan kondisi
finansial perusahaan pada suatu waktu tertentu. Neraca
memberikan gambaran aktiva, kewajiban, dan ekuitas perusahaan
hanya pada saat laporan tersebut disusun.
Penyusunan pos-pos yang terdapat dalam neraca disusun
berdasarkan urutan likuiditas (untuk aktiva) dan jangka waktu jatuh
temponya (untuk pasiva). Laporan posisi keuangan disebut juga
sebagai neraca karena antara sisi aktiva dan sisi pasiva (kewajiban
+ ekuitas), masing-masing harus sama jumlahnya atau dalam posisi
seimbang.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan rugi laba (income statement) adalah ringkasan
profitabilitas perusahaan selama periode waktu tertentu, misalnya
satu tahun. Laporan rugi laba ini menunjukkan penghasilan
(revenues) yang diperoleh selama satu periode, biaya (expenses)
yang dikeluarkan dalam satu periode, dan elemen-elemen lain
pembentuk laba.
Unsur biaya yang tercantum dalam laporan rugi laba:
1. Biaya produksi, biaya ini berkaitan dengan biaya-biaya yang
langsung terkait dengan aktivitas produksi barang-barang dan
jasa yang akan dijual perusahaan.
2. Biaya administrasi dan umum. Biaya ini terkait dengan biaya
overhead, biaya gaji, pengiklanan, dan biaya lainya yang tidak
terkait langsung dengan biaya produksi barang dan jasa.
3. Biaya bunga. Biaya ini terkait dengan biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan sebaggai konsekuensi pengguanaan
hutang.

9
4. Biaya pajak penghasilan. Biaya ini berkaitan dengan kewajiban
perusahaan unutk membayar sejumlah pajak kepada
pemerintah.
c. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang memuat aliran kas yang
berasal dari tiga sumber aktivitas:
(1) operasi perusahaan,
(2) investasi dan
(3) aktivitas finansial yang dilakukan perusahaan.
Ada dua perbedaan antara laporan arus kas dengan laporan rugi
laba dan neraca perusahaan:
1. Neraca dan laporan rugi laba disusun atas dasar metode akrual
akuntansi, sedangkan laporan arus kas hanya mencatat
transaksi yang menyebabkan aliran kas secara nyata.
2. Laporan rugi laba memasukkan pos depresiasi untuk
“menghaluskan” pengeluaran modal yang terlalu besar dalam
laporan rugi laba.
d. Analisis Rasio Profitabilitas Perusahaan
Di samping bisa dengan melihat laporan keuangan, analisis
perusahaan juga dapat dilakukan dengan menggunakan analisis
rasio keuangan. Indikator penting untuk melihat prospek
perusahaan di masa datang adalah pertumbuhan profitabilitas
perusahaan.
Dua rasio profitabilitas utama yang umumnya dipakai saat
analisis ini adalah ROE dan ROA:
i. Return on Equity (ROE): menggambarkan sejauhmana
kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa
diperoleh pemegang saham.
ii. Return on Asset (ROA): menggambarkan sejauhmana
kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa
menghasilkan laba.

10
e. Earning Per Share (Eps)
Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba
bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang
saham perusahaan.
Contoh: Berdasarkan data PT Semen Gresik tahun 2006 dan
2007 sebelumnya, jika jumlah saham yang beredar di Tahun 2006
dan 2007 sama sebanyak 5,93 miliar, maka EPS dapat dihitung
dengan:
EPS2006 = Rp1.295,52 / 5,93
= Rp218

EPS2007 = 1.775,41 / 5,93

= Rp299
EPS2006 = (Rp1.295,52 / Rp5.499,61) x (Rp5.499,61 / 5,93)
= Rp218

EPS2007 = (Rp1.775,41 / Rp6.627,26) x (Rp6.627,26 / 5,93)


= Rp299
f. Price Earning Ratio (Per)
Informasi PER (earning multiplier) mengindikasikan besarnya
rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu
rupiah earning perusahaan.
Rumus untuk menghitung PER adalah sebagai berikut:
Dalam hal ini:
D1/E1 = tingkat dividend payout ratio yang diharapkan
k = tingkat return yang disyaratkan
g = tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan
Komponen per
1. Dividend payout ratio (DPR) merupakan perbandingan antara
dividen yang dibayarkan perusahaan terhadap earningyang
diperoleh perusahaan.

11
2. Tingkat return yang disyaratkan (k)diperoleh dengan
menjumlahkan tingkat return bebas risiko (risk-free rate) dan
premi risiko yang disyaratkan investor.
K = RF + RP
= tingkat return bebas risiko + premi risiko
3. Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan (g), merupakan
fungsi dari besarnya ROE dan tingkat laba ditahan perusahaaan
(retention rate).
g = ROE X tingkat laba ditahan
g. Estimasi Nilai Intrinsik Saham
Estimasi nilai intrinsik saham dalam analisis perusahaan bisa
dilakukan dengan memanfaatkan dua komponen informasi penting
dalam analisis perusahaan, yaitu EPS dan PER (earning multiplier).
Secara matematis, hubungan tersebut tergambar sebagai berikut:
P0 = Estimasi EPS X PER
= E1 X PER
Jika nilai intrinsik saham sudah berhasil diestimasi, langkah
selanjutnya adalah membandingkan nilai intrinsik saham dengan
harga pasarnya.
h. Analisis Perusahaan Menggunakan Ringkasan Laporan Keuangan
Informasi secara lengkap laporan keuangan perusahaan
diperoleh pada laporan tahunan yang dipublikasikan perusahaan.
Sumber-sumber lain umumnya menyajikan laporan keuangan
perusahaan dengan format ringkasan, misalnya Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) yang dikeluarkan oleh Institute for
Economics and Financial Research (ECFIN).6

E. Analisis Fundamental dalam syariah

1. Kepemilikan ( Ownership )

6
Tandelilin, e. (2010). Portofolio dan investasi. Yogyakarta: kanisius

12
Islam mengakui kepemilikan baik secara individu/personal atau
kepemilikan oleh orang banyak/umum. Yang kedua-duanya bersifat
tidak mutlak karena kekayaan dan harta benda adalah mutlak
kepunyaan Allah SWT.4 Manusia memilikinya hanya sementara,
semata-mata sebagai suatu amanah atau pemberian dari Allah SWT.
Manusia menggunakan harta berdasarkan kedudukannya sebagai
pemegang amanah dan bukan sebagai pemilik yang kekal. Islam juga
melegitimasi kepada individu untuk memiliki kekayaan atau harta
benda yang diperoleh menurut cara-cara yang halal. Walaupun
demikian ia memberikan batasan tertentu untuk menggunakan hak
tersebut sekehendaknya, agar tidak merugikan kepentingan
masyarakat umum.7
Kepemilikan atau disebut juga hak milik dalam bahasa arab disebut
dengan haq al-mâli yaitu hak-hak yang terkait dengan kehartabendaan
dan manfaat, atau penguasaan terhadap sesuatu yang dimiliki (harta).

6. Keseimbangan (Equalibrium)
Prinsip Islam yang lainnya adalah memiliki karakter yang moderat
atau seimbang, yaitu sikap seimbang dan proporsional dalam
menyikapi semua masalah dan hal-hal yang saling bertentangan.
Misalnya; seimbang dalam menyikapi konsep ketuhanan dan
kemanusiaan, seimbang dalam menyikapi materialisme dan
spiritualisme, seimbang dalam keduniaan dan keakhiratan, seimbang
dalam menempatkan akal dan wahyu, seimbang dalam menempatkan
kepentingan pribadi dan sosial, hal ini telah dijelaskan dalam firman
Allah SWT.
Setiap aktifitas yang berkaitan dengan ekonomi Islam harus
didasarkan pada prinsip keseimbangan. Dalam arti tidak hanya
berkaitan dalam pemenuhan kebutuhan duniawi dan ukhrawi saja,

7
Hamid, Arfin, 2007, Hukum Ekonomi Islam Di Indonesia aplikasi dan prospektifnya, Bogor,
Ghalia Indonesia.

13
tetapi seimbang juga dalam kaitannya dengan pemenuhan kepentingan
individu dan kolektif.

7. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan adalah salah satu sumbangan terbesar Islam bagi
kehidupan ummat manusia. Islam memberikan suatu penyelesaian
yang praktis kepada masalah ekonomi modern. Semua orang didorong
untuk bekerja bersama- sama dalam menyusun suatu sistem ekonomi
yang berdasarkan prinsip persamaan dan keadilan kepada semua
orang dan tidak hanya tertuju kepada individu atau pihak tertentu saja
dalam masyarakat.8

8
Shihab, M. Quraish, 2004, Tafsir al Misbah, Jakarta: Lentera Hati.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan mempertimbangkan resiko yang ada, diharapkan investor
mendapat tingkat keuntungan yang cukup. Upaya untuk dapat memperoleh
tingkat keuntungan yang menarik, investor dapat menginvestasikan dananya
pada beberapa kelompok saham, dengan harapanjika investasi pada saham
tertentutidak dapat memperoleh tingkat keuntungan seperti yang
diharapkan, investor masih mempunyai harapan untuk mendapatkan tingkat
keuntungan dari saham-saham yang lain. Cara-cara seperti ini dinamakan
investasi dalam portofolio. Yang penting untuk dilakukan oleh investor dalam
menentukan saham mana yang akan dimasukkan dalam portofolio
memerlukan keahlian dalam memilih saham-saham yang sekiranya nanti
dapat mendatangkan tingkat keuntungan yang optimal.
Analisis fundamental digunakan untuk menganalisis saham berdasarkan
kemampuan perusahaan, yang meliputi sistem manajemen organisasi, jenis
usaha, dan situasi keuangan perusahaan. Analisis ini terutama menyangkut
masalah kebijakan perusahaan.

F. Saran
Agar Investor mendapatkan sekuritas yang baik untuk berinvestasi maka
investor harus melakukan analiysis fundamental dengan baik pula sehingga
dapat memperoleh nilai atau return sekuritas yang optimal. Dan dengan
analysis fundamental investor mengambil keputusan dengan baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Tandelilin, e. (2010). Portofolio dan investasi. Yogyakarta: kanisius

Zvi bodie, a. K. (2014). Manajemen portofolio dan investasi. Jakarta: salemba


empat.

Maulana, F. (2017). Analisa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap


Harga Saham pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate di Bursa
Efek Indonesia. Kumpulan Informasi dan Artikel Ilmiah Manajemen dan
Akuntansi, 13(2).

Rifa’i, Veithzal, dkk, 2011, Islamic Transaction Law in Business dari Teori ke
Praktek, Jakarta, Bumi Aksara.

Rahmani, D. A., Nugraha, N., & Waspada, I. P. (2017). Pengaruh Faktor-Faktor


Fundamental dan Risiko Sistemtik terhadap Harga saham. Jurnal Ilmu
Manajemen dan Bisnis,8(1), 17-21.

Hamid, Arfin, 2007, Hukum Ekonomi Islam Di Indonesia aplikasi dan


prospektifnya, Bogor, Ghalia Indonesia.

Ary, Tatang Gumanti, (2011). Manajemen Investasi – Konsep, Teori dan


Aplikasi, Mitra Wacana Media, Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai