Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

ANALISIS TEKNIKAL

Dosen Pengampu

Moh Ubaidillah, S.Pd., M.Si

Kelompok :

1. Fikri Nur Yahya (1803101110)


2. Sela Paramita Y (1803101115)
3. Octa Permatasari (1803101127)
4. Berlian Kusuma N (1803101134)
5. Siska Andriani (1803101141)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Tahun Ajaran 2019/2020

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Anlalisis
Teknikal. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah di Universitas PGRI Madiun.

Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada tekhnis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih yang


sebesar-besarnya kepada pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk pada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami.

Madiun, 8 Mei 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHUILUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
A. Definisi Analisis Teknikal............................................................................................3
B. Asumsi Analisis Teknikal............................................................................................4
C. Keuntungan dan Kritik terhadap Analisis Teknikal......................................................7
D. Teknik - Teknik Analisis Teknikal...............................................................................8
E. Trading rule dalam analisis teknikal...........................................................................15
F. Point-and-Figure Chart...............................................................................................18
G. Grafik Garis................................................................................................................19
H. Grafik kandil (Candlestick Chart)..............................................................................19
I. Model Siklus Pasar dan Identifikasi Tren Pasar.........................................................22
BAB III..................................................................................................................................30
PENUTUP.............................................................................................................................30
A. KESIMPULAN..........................................................................................................30
B. SARAN......................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................31

iii
BAB I
PENDAHUILUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam makalah ini alan dibahas tentang berbagai asumsi yang
mendasari analisis teknikal, keuntungan penggunaan analisis teknikal, serta
berbagai teknik yang dipakai dalam analisis teknikal. Analisis teknikal juga
diidentifikasi sebagai studi terhadap suatu sekuritas atau pasar secara
keseluruhan berdasarkan permintaan dan penawaran (Meyer, 1989). Data
hisoris harga dan aktivitas volume transaksi siolah terutama dalambentuk
chart untuk meramalkan tren harga masa depan. Oleh karena tren cenderung
terjadi berulang, analisis teknikal dimungkinkan untuk dilakukan dengan baik
pada kebanyakan situasi. Namun demikian, hal yang peru diingat adalah
bahwa analisis teknikal masih jauh dari sempurna, bahkan bila hasilnya dapat
diinterpretasi secara benar. Analisis teknikal dapat membantu
mengidentifikasi arah suatu tren, tetapi tidak diketahui metode yang secara
konsisten dapat digunakan untuk meramalkan besaran harga. Hal ini tentu saja
membutuhkan kesabaran, objektivitas, disiplin untuk membeli atau
mendapatkan aset-aset keuangan pada saat keadaan depresi dan menjualnya
pada saat kondisi optimis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari analisis teknikal ?
2. Apa keuntungan penggunaan analisis teknikal ?
3. Bagaimana teknik-teknik analisis teknikal ?
4. Bagaiman cara membaca trading rule dalam analisis teknikal ?
5. Bagaiman model siklus pasar dan identifikasi tren pasar ?
C. Tujuan
1. Untuk memahami definisi dari analisis teknikal.
2. Untuk mengetahui keuntungan menggunakan analisis teknikal
3. Agar memahami teknik-teknik dalam analisis teknikal

1
4. Agar memahami cara membaca trading rule dalam analisis teknikal
5. Agar mengetahui model siklus pasar dan identifikasi tren pasar

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergeraan
harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan data pasar
historis seperti informasi harga dan volume. Penganut analisis teknikal
berpendapat bahwa dalam kenyataannya harga bergerak dalam suatu tren
tertentu, dan hal tersebut akan terjadi berulang-ulang. Pergerakan harga dapat
dilukiskan sebagai suatu rangkaian gelombang yang menuju pantai yang
terjadi sepanjang waktu. Dalam rangkaian gelombang juga terdapat riak
(rangkaian gelombang yang lebih kecil) yang juga terjadi secara berulang.
Seni dari analis teknikal adalah untuk mencoba mengidentifikasi perubahan-
perubahan tren pada tahap awal dan menjaga investasi atau bentuk
perdagangan hingga mencukupi buku yang mennjukkan bahwa tren tersebut
berbalik. Dalam analisis teknikal, bukti disajikan melalui berbagai indikator
dan prinsip dasar antara lain pola-pola, garis tren, rata-rata pergerakan, dan
momentum harga.
Analisis teknikal juga diidentifikasi sebagai studi terhadap suatu
sekuritas atau pasar secara keseluruhan berdasarkan permintaan dan
penawaran (Meyer, 1989). Data hisoris harga dan aktivitas volume transaksi
siolah terutama dalambentuk chart untuk meramalkan tren harga masa depan.
Salah satu prinsip dasar yang muncul dalam definisi analisis tekniikal
tersebut bahwa sekali suatu tren baru muncul, maka diasumsi bahwa hal
tersebut akan berlanjut hingga tersedia cukup indikasi terdapat sinyal yang
merupakan kebalikannya. Analisis teknikal tidak menjanjikan bahwa analis
dapat mengidentifikasi titik puncak atau titik bawah, melainkan area puncak
dan area bawah.
Oleh karena tren cenderung terjadi berulang, analisis teknikal
dimungkinkan untuk dilakukan dengan baik pada kebanyakan situasi. Namun

3
demikian, hal yang peru diingat adalah bahwa analisis teknikal masih jauh
dari sempurna, bahkan bila hasilnya dapat diinterpretasi secara benar. Analisis
teknikal dapat membantu mengidentifikasi arah suatu tren, tetapi tidak
diketahui metode yang secara konsisten dapat digunakan untuk meramalkan
besaran harga. Hal ini tentu saja membutuhkan kesabaran, objektivitas,
disiplin untuk membeli atau mendapatkan aset-aset keuangan pada saat
keadaan depresi dan menjualnya pada saat kondisi optimis. Tingkat dari
depresi dan optimis tergantung pada turning point.
A. Asumsi Analisis Teknikal
Pihak yang melakukan analisi teknikal disebut juga sebagai analis
teknikal. Para analis teknikal percaya bahwa mereka bisa mengetahui pola-
pola pergerakan harga saham di masa datang dengan berdasarkan pada
observasi pergerakan harga saham di masa lalu.
Keputusan investasi dalam analisis teknikal mendasarkan diri pada
data pasar di masa lalu (seperti data harga saham dan volume penjualan
saham), sebagai dasar untuk mengestimasi harga saham di masa datang.
Dengan kata lain, bagi para analis teknikal, mereka tidak perlu lagi melakukan
analissi terhadap variabel ekonomi dan variabel perusahaan untuk
mengestimasi nilai saham, karena informasi harga saham di masa lalu sudah
bisa dipakai untuk mengestimasi harga saham di masa datang.
Keputusan analis teknikal dalam menjual atau membeli sahamdidasari
oleh data-data harga dan volume perdagangan saham di masa lalu. Informasi
data masa lalu tersebut akan mendasari prediksi mereka atas pola perilaku
harga saham di masa datang. Levy (1966), mengemukakan beberapa asumsi
yang mendasari pendapat tersebut.
1. Nilai pasar barang dan jasa, ditentukan oleh interaksi permintaan dan
oenawaran.
2. Interaksi permintaan dan penawaran ditentukan oleh berbagai faktor, baik
faktor rasional maupun faktor yang tidak rasional. Faktor-faktor tersebut

4
meliputi berbagai variabel ekonomi dan variabel fundamental serta faktor-
faktor seperti opini yang beredar, mood investor dan ramalan-ramalan
investor.
3. Harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar secara keseluruhan
cenderung bergerak mengikuti tren selama jangka waktu yang relatif
panjang.
4. Tren perubahan harga dan nilai pasar dapat berubah karena perubahan
hubungan permintaan dan penawaran. Hubungan-hubungan tersebut akan
bisa dideteksi dengan melihat diagran reaksi pasar yang terjadi.

Dari keempat asumsi di atas, asumsi yang paling bisa diterima baik
oleh analis teknikal maupun yang bukan analis teknikal adalah asumsi yang
pertama dan kedua, hampir semua pihak bisa menerima asumsi bahwa produk
ditentukan oleh kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran.
Kita juga setuju bahwa interaksi permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Hanya barangkali asumsi yang belum tentu bisa diterima
semua pihak adalah bahwa permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang bersifat tidak rasional.

Asumsi ketiga berkaitan dengan kecepatan penyeseuaian harga saham


dari harga kesimbangn yang lama menuju harga keseimbangan yang baru.
Para analis teknikal selalu berharap bahwa penyesuaian harga saham yang
lama menuju harga keseimbangan yang baru, akan terjadi daam waktu yang
cukup panjan, karena informasi yang menyebabkan perubahan harga biasanya
memerlukan beberapa waktu sebelum informasi tersebut diserap secara penuh
oleh pasar. Pola penyerapan informasi seperti ini disebabkan karena adanya
informasi yang tidak simetris, di mana hanya beberapa investor saja yang
mampu mengakses informasi dan bisa mempresiksi apa yang akan terjadi
pada harga saham dibanding investor lainnya. Seiring dengan tindakan
menjual atau membeli saham yang dilakukan pihak-pihak yang menguasai

5
informasi untuk memperoleh keuntungan, maka harga saham un akan
bergerak menuju harga keseimbangan yang baru.

Proses penyeseuaian harga saham tersebut bisa digambarkan seperti


dalam gambar berikut ini.

Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa informasi yang baru masuk
menyebabkan pnurunan harga saham, meskipun tidak berlangsung dengan
cepat. Penurunan yang relatif lambat tersebut lebih merupakan suatu tren
penurunan harga, hingga mencapai harga saham keseimbangan yang baru.
Ketika tren ini mulai terbentuk, para analis teknikal akan mulai memanfaatkan
tren perubahan tersebut untuk mencari keuntungan. Mereka tidak
berkepentingan dengan berapa harga keseimbangan yang baru. Mereka justru
mencari awal tren perubahan harga saham menuju harga keseimbangan yang
baru dan mencari keuntungan dari proses penyesuaian harga saham tersebut.
Jika tren harga mennjukkan tren peningkatan, maka nilai analis teknikal akan
membeli saham pada awal tren naik tersebut agar bisa menikmati keuntungan
nantinya pada saat harga keseimbangan yang baru, dan akan menjual jika tren
harga cenderung turun.

6
B. Keuntungan dan Kritik terhadap Analisis Teknikal
Keuntungan penggunaan analisis teknikal tidak terlepas dari asumsi-
asumsi yang dianut oleh para analis teknikal. Mereka percaya bahwa jika
seorang investor mampu mengakses informasi secara cepat, punya
kemampuan analitis yang tinggi dan punya insting yang tajam atas apa yang
akan terjadi terhadap harga pasar jika ada informasi baru, maka investor
tersebut akan mampu mendapatkan return abnormal yang melebihi return
pasar dan return investor lainnya. Pernyataaan tersebut juga bisa berarti bahwa
para analis teknikal percaya bahwa untuk memperoleh abnormal return,
seorang investor harus mampu mendapatkan informasi secara lebih cepat
dibanding investor lainnya, dan menerjemahkan informasi tersebut ke dalam
tindakan membeli atau menjual saham sehingga investor bisa memperoleh
keuntungan.
Data-data yang dipaki oleh para analis teknikal adalah data pasar yag
bersifat sebagai data historis, seperti data harga saham, volume perdagangan
dan informasi perdagangan lainnya. Bagi mereka, data-data pasar tu sudah
mencukupi sebagai dasar pembuatan keputusan investasi, sehingga tidak perlu
lagi tergantung pada data laporan keuangan secara akuntansi. Penggunaan
laporan keuangan sebagai dasr pembuatan keputusan keputusan investasi,
seperti dalan analis fundamental, memerlukan ketepatan dan waktu analis
yang lebih lama dibanding penggunaan data-data pasar. Disamping itu
penggunaan informasi earning multiplier dalam analis fundamental bersifat
sangat subjektif bagi setiap investor yang berbeda. Bagi para analis teknikal,
dengan menggunakan data-data pasar, investor hanya perlu mengidentifikasi
bagaiman kecenderungan pergerakan harga saham dan menentuka kapan
waktu yang tepat untuk mengambil tindakan membeli atau menjual saham,
untuk memanfaatkan waktu penyesuaia harga saham sehingga bisa
memperoleh keuntungan.

7
Penggunaan analis teknikal juga menimbulkan berbagai kritik
terutama berkaitan dengan aumsi yang mendasarinya dan keefektifan
pendekatan analis teknikal dalam memprediksi harga saham. Kritikan yang
paling tajam muncul dari para penganut hipotesis efisiensi pasar, yang sama
sekali tidak percaya bahwa harga saham di masa yang akan datang akan
dipengaruhi oleh pergerakan harga saham masa lalu. Menurut pandangan
hipotesis pasar efisien, jika pasar efisien, tidak seorang investor pun bisa
memperoleh keuntungan abnormal dari pasar. Bebrapa penelitian sudah
membuktikan bahwa harga saham secara statistik tidak bergerak mengikuti
tren seperti yang dikemukakan para analis tenikal.
Kritikan berikutnya berkaitan dengan keefektifan penggunaan analisis
teknikal untuk jangka waktu yang panjang, logikanya adalah jika penggunaan
analisis teknikal terbukti mampu memberikan keuntungan bagi beberaoa
investor (karena mereka mampu menemukan pola pergerakan saham dakam
merespon informasi baru0, maka tentu saja pendekatan ini akan menjadi
populer dan banyak diadopsi oleh investor lainnya. Dengan banyaknya
investor yang menerapkan tindakan yang sama atas informasi baru yang
memasuki pasar, maka tentu saja kecepatan penyesuaian pharga akan menjadi
lebih cepat dari biasanya. Jika ini terjadi, dalam jangka panjang keefektifan
penggunaan analisis teknikal barangkali sudah tidak akan bermanfaat lagi.
C. Teknik - Teknik Analisis Teknikal
Para pengguna analisis teknikal disamping disebut sebagai analisis
teknikal, juga juga disebut sebagai ' chartist' karena dalam aktivitasnya
mereka merekam data atau membuat grafik (chart) pergerakan harga saham
dan volume perdagangan. Dari grafik yang telah dibuat tersebut, mereka akan
mencari pola pergerakan harga saham maupun volume perdagangan dan
mencari celah-celah keuntungan dari pola tersebut. Ada beberapa teknik
penggunaan grafik (charting) yang biasanya digunakan investor sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan investasinya. Dalam buku ini hanya akan

8
dibahas beberapa contoh teknik penggunaan grafik dalam analisis teknikal,
yaitu : The Dow Theory, chart pola harga saham, analisis rata-rata bergerak
dan analisis relative strenght.
The Dow Theory
The Dow Theory pertama kali dikemukakan oleh Charles H. Dow
(sehingga disebut The Dow Theory) pada tahun 1800-an. Teori ini bertujuan
untuk mengidentifikasi tren harga pasar saham dalam jangka panjang dengan
berdasar pada data-data historis harga pasar saham di masa lalu. Teori ini pada
dasarnya menjelaskan bahwa pergerakan harga saham bisa dikelompokkan
menjadi tiga.
1. Primary trend yaitu pergerakan harga saham dalam jangka waktu yang
lama (beberapa tahun).
2. Secondary (intermediate) trend yaitu pergerakan harga saham yang
terjadi selama pergerakan harga dalam primary trend. Pergerakan
sekunder ini muncul sebagai pergerakan yang bersifat sebagai
penyimpangan dari pergerakan primer dan biasanya terjadi dalam
beberapa minggu atau beberapa bulan.
3. Minor trend atau day-to-day move merupakan fluktuasi harga saham
yang terjadi setiap hari.

Pergerakan harga saham seperti diatas bisa digambarkan dalam


gambar 16.2 berikut ini. Dalam gambar tersebut bisa dilihat bahwa harga -
harga saham dalam primary trend cenderung untuk bergerak naik, tapi
sebaliknya pergerakan harga saham dalam secondary trand cenderung untuk
bergerak turun selama beberapa minggu. Pergerakan harga - harga saham
dalam minor trand yang terjadi sehari - hari cenderung tidak berpengauruh
secara kuat terhadap pergerakan harga dalam jangka panjang.

9
Gambar 16.2. Pergerakan Harga Saham Menurut The Dow Theory

Untuk menggambarkan pola pergerakan harga - harga saham dalam


primary trand, dalam The Dow Theory, dikenal adanya dua istilah utama yaitu
(1) pasar dalam kondisi bergairah (buil market) dan (2) pasar yang lesu (bear
market). Bull market terjadi ketika pergerakan harga - harga saham dalam
primary trend cenderung untuk bergerak naik, sedangkan bear market
menunjukkan pergerakan harga - harga saham dalam primary trend yang
cenderung turun.

Rata - rata Bergerak

Teknik rata - rata bergerak (moring average) adalah salah satu teknik
yang dipakai dalam analisis teknikal, untuk mendeteksi dan menganalisis
pergerakan harga saham baik saham individual maupun seluruh saham dipasar
modal. Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk mendeteksi arah
pergerakan harga saham dan besarnya tingkat pergerakan tersebut. Dalam
perhitungan rata - rata bergerak, data yang dipakai adalah data harga
penutupan saham (closing price) untuk waktu tertentu (misalnya 200-harian).
Teknik rata - rata bergerak dilakukan dengan menghitung nilai rata - rata

10
bergerak dari data harga penutupan saham harian selama beberapa periode
pengamatan. Perhitungan rata - rata bergerak tersebut dilakukan secara terus
menerus sehingga menghasilkan sebuah garis tren rata - rata bergerak yang
menunjukkan trend pergerakan harga saham. Selanjutnya, garis tren yang
dihasilkan tersebut nantinya akan bisa dipakai untuk memprediksi arah
pergerakan saham di masa depan.

Disamping berguna untuk memprediksi arah pergerakan harga saham,


garis tren yang dihasilkan juga berguna dalam pengambilan keputusan
menjual atau membeli saham. Dalam pembuatan keputusan membeli atau
menjual saham, investor bisa membandingkan harga pasar saham saat ini
dengan nilai rata - rata bergerak harga saham. Kesimpulan sementara yang
dapat ditarik dari metode ini adalah bahwa investor dianjurkan untuk membeli
saham, jika :

1. Garis rata - rata bergerak secara mendatar dan harga pasar saham
melampaui garis tersebut.
2. Harga saham berada di bawah garis rata - rata bergerak yang sedang
menaik.
3. Harga saham saat ini berada di atas garis rata - rata bergerak yang
cenderung menurun, namun kembali menaik sebelum mencapai garis
tersebut.

Sedangkan, investor disarankan untuk menjual saham, jika :

1. Harga saham saat ini berada di bawah garis rata - rata bergerak yang
mendatar.
2. Harga saham bergerak naik di atas garis rata - rata bergerak, namun
garis rata - rata bergerak tersebut justru sedang menurun.

11
3. Harga saham yang cenderung mengalami kenaikan (berada di bawah
garis rata - rata bergerak), tetapi kembali menurun sebelum mencapai
garis rata - rata bergerak tersebut

Gambar 16.3. Garis rata - rata Bergerak 200-harian.

Teknik lainnya dalam analisis teknikal yang digunakan untuk


menganalisis saham individual ataupun saham - saham dalam industri adalah
teknik relative strenght. Relative strenght menggambarkan rasio antara harga
saham dengan indeks pasar atau industri tertentu. Hasil perbandingan biasanya
digambarkan dengan plot-plot yang menunjukkan perbandingan harga relatif
saham selama jangka waktu tertentu. Dari gambar yang telah disusun, investor
akan bisa melihat perbandingan kekuatan saham - saham tersebut terhadap
industrinya atau terhadap indeks pasar

Dalam penggunaan relatif strenght, jika terjadi tren pergerakan harga


saham yang meningkat, maka bagi investor, pergerakan seperti ini merupakan
sinyal akan terjadi oeningkatan rasio harga saham dibanding indeks pasar. Hal
ini merupakan indikasi bahwa saham tersebut akan memberikan return yang
melebihi return pasar, dan akan menarik minat investor untuk menjadikan

12
saham tersebut sebagai alternatif investasi yang baik. Disamping itu,
penggunaan relative strenght juga bisa digunakan sebagai dasar penentuan
sektor - sektor industri mana saja yang menarik dan menguntungkan. Dengan
mengetahui industri - industri yang menguntungkan, investor akan bisa
menentukan seberapa besar proposi dana yang akan diinvestasikan pada
saham - sahan pada industri bersangkutan. Gambar 16.5 berikut ini adalah
sebuah contoh grafik relative strenght dari sebuah perusahaan di Amerika
(Cisco Systems, Inc).

Gambar 16.4. Relative Strenght Cisco System, Inc. Terhadap Indeks Pasar.

Sebagai contoh, Bapak Heri pada suatu hari tertentu menginvestasikan


uangnya dalam jumlah rupiah yang sama pada saham VVV dan JJJ. Pada hari
berikutnya, Bapak Heri menghitung rasio nilai investasi saham VVV terhadap
nilai investasi saham JJJ. Rasio yang lebih besar dari 1,00 mengindikasikan
bahwa saham VVV telah mengalahkan saham JJJ, atau saham VVV
mengalami penurunan harga yang lebih sedikit apabila kinerja keduanya
adalah sama - sama buruk. Sebaliknya, rasio kurang dari 1,00
mengindikasikan bahwa kinerja saham VVV dibawah saham JJJ.

13
Soal - Jawab 16.1 Relative Strength

Soal : Berikut adalah harga saham bulanan perusahaan PT. Pakuwon Jati Tbk
dan PT. Daya Sakti Unggul Corporation Tbk pada tahun 2004. Dengan
menggunakan teknik relative strength, bagaimana kinerja saham Pakuwon Jati
dibandingkan saham Daya Sakti Unggul Corporation?

Bulan 2004 Pakuwon Jati Daya Sakti


Januari Rp. 75 Rp. 325
Februari 85 405
Maret 130 405
April 170 400
Mei 175 405
Juni 170 400
Juli 175 370
Agustus 170 375
September 230 400
Oktober 335 400
November 300 365
Desember 335 380

Jawab : Untuk mencari relative strength, nilai investasi pada kedua saham
dibuat sama jumlahnya terlebih dahulu pada awal periode, Selanjutnya rasio
nilai investasi saham Pakuwon Jati terhadap Daya Sakti dihitung pada tiap
bulan sebagai berikut :

Nilai Investasi
Pakuwon Jati Daya Sakti
Bulan 2004 (325 lembar (75 lembar Relative strength
saham) saham)
Januari Rp. 24.375 Rp. 24.375 1,00
Februari 27.625 30.375 0,91

14
Maret 42.250 30.375 1,39
April 55.250 30.000 1,84
Mei 56.250 30.375 1,87
Juni 55.250 30.000 1,84
Juli 56.875 27.750 2,05
Agustus 55.250 28.125 1,96
September 74.750 30.000 2,49
Oktober 108.875 30.000 3,63
November 97.500 27 375 3,56
Desember 108.875 28.500 3,82

Rasio yang dihitung selama 11 bulan terakhir tahun 2004 adalah lebih
besar dari 1,00. Berdasarkan relative strength, kinerja saham Pakuwon Jati
pada periode tahun 2004 adalah lebih baik dibandingkan dengan sahan Daya
Sakti.

D. Trading rule dalam analisis teknikal


Beberapa jenis teknik-teknik penggunaan grafik (charting) seperti
yang telah dijelaskan di atas, bisa membantu para analis teknikal untuk
memprediksikan arah pergerakan harga saham di masa datang. Dalam tataran
praktik para analis teknikal, mereka biasanya membuat suatu aturan
perdagangan (trading rules) yang bisa dipakai sebagai patokan dalam
pengambilan keputusan membeli atau menjual saham. Beberapa tren
pergerakan harga saham yang terdiri atas tren penurunan (declining trend),
trend peningkatan (raising trend) dan tren mendatar (flat trend). Tren
pergerakan harga saham mencapai titik tertinggi pada saat mencapai titik
puncak (peak point) dan mencapai titik yang paling rendah pada saat
mencapai titik terendah (trough point).

15
Gambar 16.5 tersebut diawali oleh tren penurunan harga saham hingga
mencapai titik terendah (through point).
Kemudian dilanjutkan oleh terjadinya tren peningkatan harga saham.
Situasi pada saat pergerakan harga saham mencapai titik terendah dan mulai
meingkat seperti ini, bagi para analis teknikal merupakan indikator/sinyal
untuk melakukan tindakan membeli saham, tren peningkatan harga saham
tersebut akan mencapai pundaknya pada saat harga saham mencapai titik
puncak (peak point). Tren berikutnya adalah tren pergerakan harga saham
yang mendatar (flat). Pada saat ini para analis teknikal bisa saja menjual
sahamnya, tetapi di satu sisi mereka mungkin berharap akan terjadi lagi tren
peningkatan, sehingga mereka lebih memilih untuk menahan sahamnya dan
tidak segera dijual.
Metode Pengeplotan Grafik
The Dow Theory seperti dijelaskan di atas bisa dipakai untuk
menggambarkan pola pergerakan harga saham dalam jangka panjang,
menengah dan harian. Teknik lainnya untuk menggambarkan pola pergerakan
harga saham adalah dengan menyusun grafik (chart) daribpergerakan saham
secara individual selama waktu tertentu.
Grafik Batang (Bar Chart)

16
Grafik batang mencerminkan kisar perdagangan (trading range) pada
suatu periode tertentu yang dianalisis. Misalnya, bila interval data adalah
mingguan, batang akan mencerminkan pembukaan harga pada hari Senin, dan
penutupan harga pada hari Jumat serta harga terendah dan tertinggi yang
terjadi dalam satu minggu tersebut.

Grafik batang memudahkan analisis untuk secara visual dapat


mengamati banyak informasi dari suatu kisar perdagangan pada suatu periode
tertentu. Bagian terpenting dari grafik batang adalah identifikasi harga
pembuka dan harga penutup. Gambar 16.6 menunjukkan ilustrasi analisis
grafik batang dari pergerakan harga suatu sekuritas secara hipotesis. Diagram
batang (bar chart) merupakan cara yang paling sederhana dalam analisis
teknikal yang menggambarkan pergerakan harga saham. Sumbu vertikal
dalam bar chart menunjukkan harga saham, sedangkan sumbu horizontal
menunjukkan waktu. Bar chart biasanya juga disertai dengan bar chart
tambahan di bagian bawah yang menunjukkan volume perdagangan harga
saham. Gambar 16.7 berikut ini merupakan contoh lain dari bar chart.

17
E. Point-and-Figure Chart
Penggunaan grafik dengan angka dan gambar (point-and figure chart)
untuk menggambarkan pergerakan harga saham juga cukuo dikenal dalam
analisis teknikal. Jenis chart lebih komplek dibandingkan dengan bar chat
biasa, karena menggambarkan perubahan harga saham yang berubah secara
signifikan. Perubahan harga yang signifikan bisa dilihat dalam bentuk angka
yang menunjukan perubahan harga saham. Contoh Point-and-figure chart.

Grafik poin dan gambar terdiri atas serangkaian O dan X yang dikenal
sebagai kotak-kotak. Poin O mencerminkan penurunan harga saham dan poin
X mencerminkan peningkatan harga. Setiap kotak mencerminkan himpunan
pergerakan harga tertentu.

18
F. Grafik Garis
Grafik garis (line chart) hanya menggambarkan harga tutup. Harga
tertinggi, harga terendah, atau harga pembukaan diabaikan dalam penyajian
grafik. Garis isusun dalam bentuk kontinu yang mengubungkan harga penutup
atar interval waktu secara berurutan. Grafik garis berguna dalam beberapa hal,
antara lain :
 Harga tertinggi dan terendah yang diabaikan sehingga sebagian
kegaduhan random (random noise0 yang terjadi selama sesi
perdagangan dapat dieleminasi
 Focus pada pertimbangan harga penutup menampilkan grafik garis
yang lebih bersih dan mudah untuk diamati sehingga memudahkan
analis untuk melihat tren yang terjadi sebekumnya
 Harga penutupan juga sangar penting sebagai dasar pertimbangan
karena mencerminkan hanya para pelaku pasar yang benar-benar
dipersiapkan untuk memegang sekuritas melampaui semalam
(overnight) atau melampaui seminggu ( over a weekend)
 Grafik garis memungkinakan pengeplotan dengan rentang waktu yang
lebih panjang daripada grafik batang.

Ilustrasi Grafik Garis


G. Grafik kandil (Candlestick Chart)

19
Grafik lilin (candle chart) banyak dipakai di Jepang. Teknik ini menjadi
sangat popular, terutama bagi para pedagang (trader). Oleh karena grafik lilin hanya
mencerminkan fenomena jangka pendek, kemampuan peramalannya juga relatif
pendek yakni kurang dari 10 hari. Informasi yang disajikan dalam penggrafikan
kandil identik dengan grafik batang (bar chart). Grafik batang mempertimbangkan
harga pembuka, penutup, tertinggi dan terendah. Metode grafik ini menekankan pada
harga pembuka dan harga penutup yang tercermin dari kotak persegi empat seperti
gambar dibawah ini :

Dalam analisis teknikan, kandil persegi empat vertical disebut dengan istilah
real body yang mencerminkan aktivitas perdagangan antara harga pembuka dan
harga penutup. Bila harga pemuka lebih tinggi dari arga penutup, hasil itu akan
dicatat pada bagian atas real body, sedangkan harga penutup pada bagian bawah real
body. Gambar A terjadi bila harga pembukaan identik dengan harga penutupan. Real
body tercermin dari garis tipis horizontal. Gambar B mencerminkan tinggi dan
rendah dari suatu harga dalam suatu hari sehingga tidak terdapat bayangan (shadow).
Terdapat kemungkinan bahwa harga pembukaan dan penutupan relatif tinggi
(Gambar C) atau relatif rendah (Gambar D), atau kisar perdagangan yang relatif kecil
(Gambar E)

20
Masing-masing grafik dapat dijelaskan sebagai berikut :
 Garis putih panjang (‘long white line) terjadi bila harga penutupan jauh di atas harga
pembukaan
 Garis hitam panjang (long black line) terjadi bila harga penutupan jauh di bawah
harga pembukaan
 Garis doji (Doji line) terjadi bila harga penutupan identik dengan harga pembukaan
 Puncak Kisaran (spinning top) terjadi bila terdapat real bidy yang tipis dalam sehari
dengan kisar perdagangan yang tipis pula.

21
 Hammer merupakan paying (umbrella) yang terjadi setelah suatu harga mengalami
penutunan, sesuai dengan namanya bentuknya menyerupai “palu” dengan posisi
grafik yang terletak di bagian bawah, suatu hammer didirikan oelh pergerakan harga-
harga dalam sehari yang menurun secara tajam dari harga pembukaan selama sesi
perdagangan dan kemudian kembali ditutup pada posisi harga tertinggi dalam hari itu
juga
 Hanging man merupakan kebalikan dari hammer. Suatu bagian man juga menyerupai
paying yang dicarikan oleh pergerkana harga-harga dlaam sehari yang meningkatkan
secara tajam dari harga pembukaan selama sesi perdagangan dan kemudia kembali
ditutup bukaan selama sesi perdagangan dan kemudian kembali ditutup pada posisi
harga terendah dlam hari itu juga. Real body dalam banging man dapat dibandingkan
dengan kepala, sedangkan garis panjang (shadow) menyerupai kaki yang tidak
menyentuh bagian bawah.

H. Model Siklus Pasar dan Identifikasi Tren Pasar


Model Siklus Pasar. Perbedaan tren terkait dengan perbedaan unit
renang waktu. Grafik harian mencerminkan tren yang sangat pendek yakni
hanya beberapa hari, sedangkan grafik multidekade mencakup data bulanan
yang mencerminkan tren 5 hingga 10 tahun atau bahkan lebih dari 10 tahun.
Perbedaan analisis ini diperlukan karena dengan melihat ttend yang lebih

22
panjang, maka eksistensi implikasi yang lebih besar dari pola-pola
pembalikannya dapat diidentifikasi sebagai suatu sinyal tertentu.
Untuk tujuan praktis, terdapat empat bentuk tren.
 Tren jangka pendek (short-term trend) yakni antara 3 hingga 6
minggu.
 Tren jangka menengah (intermediate-term trend) yakni antara 6
minggu hingga 9 bulan.
 Tren primer (primary trend) yakni antara 9 bulan hingga 2 tahun.
 Tren secular (secular trend) yakni antara 8 tahun hingga 12 tahun.

Pedoman tersebut bersifat kasar karena dalam praktiknya, kerangka


waktu tersebut dapat berbeda sesuai dengan kebutuhan perbandingan waktu
tren. Gambar 16.14 menyajikan perbandingab tiga tren, yaitu jangka pendek,
menengah, dan primer.

Puncak dan Palung (Peak and Trough). Salah satu prinsip dasar
(building block) analisis teknikal adalah bahwa harga tidak bergerak secara
langsung naik atau turun melainkan bergerak secara zigzag. Gambar 16.15
mengilustrasikan tren meningkat dari suatu pergerakan harga yang diinterupsi
melalui suatu koreksi dan diikuti dengan pergerakan harga lainnya kemudian

23
diikuti pula dengan koreksi guna melacak ulang pergerakan harga dan
seterusnya. Terdapat beberapa puncak dan palung, setiap puncak lebih tinggi
dari pergerakan harga sebelumnya dan setiap siklus tandingannya menurun
secara progresif. Serangkaian peningkatan harga melalui puncak dan palung
secara utuh, kemudian diikuti dengan puncak yang lebih rendah dari harga
puncak sebelumnya (poin A) dan reaksi berikutnya menunjukkan harga yang
lebih rendah (poin B). bila serangkaian puncak dan palung tersebut tidak lagi
terdorong ke atas, maka terdapat suatu sinyal bahwa tren mengalami
pembalikan (reversal).

Transisi dari tren negative (bear) ke positif (bull) diilustrasikan dalam


gambar 16.16 tersebut menunjukkan serangkaian penurunan puncak dan
palung yang kemudian berbaik menjadi tren baru yang meningkat. Penurunan
harga menuju titik terendah yakni poin A yang kemudian dapat ditelaah secara
jelas dengan melihat kembali pergerakan harga yang telah terjadi. Konfirmasi
bahwa harga telah mencapai titik rendah belum dapat dibuktikan hingga
akhirnya terjadi peningkatan harga pada poin D yang ditunjukkan oleh tanda
panah.

24
Support dan Resistence

Dalam mengidentifikasi sinyal-sinyal dalam pergerakan harga saham,


dikenal adanya dua istilah penting untuk menggambarkan pergerakan harga
saham, yaitu: support level dan resistence level. Istilah support dan
resistence banyak disebut dalam analisis teknikal. Pada dasarnya, keduanya
menandai poin-poin dalam suatu grafik yang menunjukkan kemungkinan
terjadi perhentian pergerakan harga saham secara temporer dalam suatu tren
berikut ini.

 Support adalah volume pembelian (buying), actual atau


potensial, yang cukup untuk menghentikan tren menurun dari
suatu harga dalam suatu periode yang cukup besar.
 Resistence adalah volume penjualan (selling), actual atau
potensial, yang cukup untuk memenuhi semua penawaran
sehingga menghentikan harga yang lebih tinggi dalam waktu
tertentu.

Dengan kata lain istilah support level berarti tingkat harga atau kisaran
harga, pada saat para analis teknikal mengharapkan akan terjadinya

25
peningkatan yang signifikan atas permintaan saham di pasar. Dengan kata
lain, support level menggambarkan batas bawah kisaran harga (lower
boundary) yang bisa membuat para pembeli saham tertarik untuk segera
melakukan pembelian saham, sehingga permintaan saham meningkat, dan
selanjutnya harga saham akan bergerak naik. Sedangkan resistance level
berarti kisaran harga, dimana para analis teknikal berharap akan terjadi
peningkatan yang signifikan atas jumlah saham yang ditawarkan di pasar.
Dengan kata lain, resistance level menggambarkan batas atas tingkat harga
(upper boundary) yang bisa membuat para penjual saham segera bertindak
menjual sahamnya. Situasi ini diharapkan bisa menjadi penahan (resistance)
atas gerakan naik harga saham, karena jika banyak pihak yang ingin menjual
saham dipasar, maka diharapkan harga akan bergerak turun, dan tidak
melewati batas atas harga.

Support level biasanya terjadi ketika banyak investor melakukan


tindakan ‘ambil untung’, dengan melakukan penjualan saham-saham, karena
tertarik pada harga jual yang cukup tinggi. Jika banyak investor melakukan
tindakan ambil untung, maka biasanya justru akan diikuti penurunan harga
saham. Selanjutnya, jika harga turun seperti ini, maka akan banyak para
pembeli saham yang tertarik untuk melakukan pembelian-pembelian saham,
sehingga permintaan saham kembali meningkat. Sesuai dengan hukum
permintaan penawaran, peningkatan permintaan ini nantinya diharapkan
menjadi support level yang menjaga agar harga saham bergerak naik.
Sedangkan resistance level biasanya terjadi ketika harga saham turun terus
setelah mencapai harga tertinggi. Investor yang memiliki saham tentunya
tidak akan mau rugi akibat harga sahamnya terus turun. Mereka akan
menunggu waktu yang tepat untuk menjual sahamnya untuk mengurangi
kerugian, biasanya pada saat harga saham mencapai titik balik (recovery
point). Pada saat seperti ini, jika banyak penjual yang menjual saham, maka

26
penawaran saham akan meningkat, dan biasanya justru akan diikuti oleh
penurunan harga saham. Penurunan harga saham pada saat tersebut oleh para
analisis teknikal diharapkan sebagai penahan pergerakan harga yang naik.

Pemikiran bahwa resistance merupakan batas tertinggi (ceiling)


temporer dan support merupakan batas bawah (floor) temporer dilukiskan
dalam gambar 16.17. untuk mencapai level batas terbawah (floor), area
support harus mencerminkan konsentrasi permintaan. Area support adalah
tempat dimana penjual menjadi kurang antusias untuk membagi asetnya,
sedangkan pembeli secara temporer lebih kuat motivasinya untuk membeli.

Sering kali area support dan resistance terjadi pada sekeliling angka.
Gambar 16.18 menjelaskan bagaimana support dan resistance bekerja secara
teoritis. Poin A1 yang terjadi pada harga Rp 2500 merupakan angka yang
cukup menarik. Dalam gambar tersebut juga terjadi perubahan harga yang
relative besar. Bahakan penurunan tajam terjadi hingga mencapai poin B1.
Support pada B1 cukup berat, karena bentuk tersebut lebih rendah dari kisar
perdagangan secara temprer. Akhirnya, harga pada level dasar mulai bergerak
meningkat hingga poin level B2. Bila sebelumnya support sebagai nilai
terendah (floor), dalam membentuk resistance sebagai batas teratas (ceiling)

27
gambar tersebut menunjukkan bahwa pada level ceiling B2, terjadi pembalikan
dari support. Selain itu, harga juga mencapai resistance pada poin A2. Dalam
hal ini telah terjadi perubahan harga, sehingga banyak pelaku pasar yang
menginginkan hasil impas (break even).

F
ormasi Bahu-danKepala (head-and-shoulders formation)

Kepala dan bahu merupakan salah satu dari berbagai pola harga yang
banyak digunakan dalam analisis teknikal. Pola-pola tersebut terjadi sebagai
pembalikkan ke atas atau ke bawah dan sebagai formasi kelanjutan atau
konsilidasi. Gambar 16.19 menyajikan bentuk-bentuk bahu-dan-kepala. Pada
sisi kiri dan kanan dari kepala (Head, H) menunjukkan bahu kiri (shoulder, s)
kepala (head, h) dan bahu kanan (s) atau s-h-s. Bila dilihat dari area yang
lebih lebar, tampak bahwa kepala (h) pada sisi kiri dan kanan merupakan bahu
(Shoulder, S), S-H-S.

28
29
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah
pergeraan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan
data pasar historis seperti informasi harga dan volume. Salah satu
prinsip dasar (building block) analisis teknikal adalah bahwa harga
tidak bergerak secara langsung naik atau turun melainkan bergerak
secara zigzag. Para analis teknikal selalu berharap bahwa penyesuaian
harga saham yang lama menuju harga keseimbangan yang baru, akan
terjadi daam waktu yang cukup panjan, karena informasi yang
menyebabkan perubahan harga biasanya memerlukan beberapa waktu
sebelum informasi tersebut diserap secara penuh oleh pasar.
Keuntungan penggunaan analisis teknikal untuk memperoleh
abnormal return, seorang investor harus mampu mendapatkan
informasi secara lebih cepat dibanding investor lainnya, dan
menerjemahkan informasi tersebut ke dalam tindakan membeli atau
menjual saham sehingga investor bisa memperoleh keuntungan.
Beberapa jenis teknik-teknik penggunaan grafik (charting) bisa
membantu para analis teknikal untuk memprediksikan arah pergerakan
harga saham di masa datang. Mereka biasanya membuat suatu aturan
perdagangan (trading rules) yang bisa dipakai sebagai patokan dalam
pengambilan keputusan membeli atau menjual saham.

B. SARAN
Diharapkan dalam makalah ini kita lebih faham tentang
analisis teknikal yang membantu kita membaca, memprediksi arah
pergerakan saham dan indicator pasar saham. Membahami tentang
beberapa teknik dan mampu membaca grafik pada pergerakan saham.

30
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi

31

Anda mungkin juga menyukai