Anda di halaman 1dari 6

Nama : Aryyana Rizky Firdaus

NIM : 530063161

UPBJJ : Bandung

Diskusi 5 ini mengenai tingkat risiko pada bidang pasar modal, asuransi, perbankan dan
perusahaan sebaiknya investor menganalisis dengan menggunakan rumus rasio?

Jawab :

Risiko Investasi merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang


diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata (actual
return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya.
Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan bisnis perusahaan
karena semakin berkembangnya dunia perusahaan serta meningkatnya kompleksitas aktivitas
perusahaan mengakibatkan meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi perusahaan. Sasaran utama
dari implementasi manajemen risiko adalah melindungi perusahaan terhadap kerugian yang
mungkin timbul. Lembaga perusahaan mengelola risiko dengan menyeimbangkan antara strategi
bisnis dengan pengelolaan risikonya sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil optimal dari
operasionalnya.

Ada dua jenis resiko investasi, di antaranya :

• Risiko sistematis (systematic risk)

merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi
risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara
keseluruhan. Misalnya adanya perubahan tingkat suku bunga, kurs valas, kebijakan pemerintah.
Sehingga sifatnya umum dan berlaku bagi semua saham dalam bursa saham yang bersangkutan.
Risiko ini juga disebut undiversifiable risk.
• Risiko tidak sistematis (unsystematic risk)

merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya
ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktusi risiko ini besarnya berbeda-beda antara
satu saham dengan saham lainnya. Karena perbedaan itulah maka masing-masing saham memiliki
tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. Misalnya struktur modal,
struktur assets, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan. Risiko ini juga disebut divesifiable risk.

Adapula beberapa jenis risiko investasi yang mungkin timbul dan perlu dipertimbangkan
dalam membuat keputusan investasi. Menurut Halim (2003: 47), risiko tersebut adalah sebagai
2. berikut:

1. Risiko bisnis (business risk), merupakan risiko yang timbul akibat menurunnya
profitabilitas perusahaan emiten.
2. Risiko likuiditas (liquidity risk), risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang
bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.
3. Risiko tingkat bunga (interest rate risk), merupakan risiko yang timbul akibat perubahan
tingkat bunga yang berlaku di pasar. Biasanya risiko ini berjalan berlawanan dengan harga-
harga instrumen pasar modal.
4. Risiko pasar (market risk), merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian
negara yang berubah-ubah yang dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lain.
Ketika security market index meningkat secara terus-menerus selama jangka waktu
tertentu, trend yang menaik ini disebut bull market. Sebaliknya, ketika security market
index menurun secara terus-menerus selama jangka waktu tertentu, trend yang menurun
ini disebut bear market. Dengan kekuatan bull market dan bear market ini cenderung
mempengaruhi semua saham secara sistematis, sehingga imbalan pasar menjadi
berfluktuasi.
5. Risiko daya beli (purchasing power-risk), merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh
perubahan tingkat inflasi, di mana perubahan ini akan menyebabkan berkurangnya daya
beli uang yang diinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi. Sehingga
menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil.
6. Risiko mata uang (currency risk), merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh
perubahan nilai tukar mata uang domestik (misalnya rupiah) dengan mata uang negara lain
(misalnya dollar Amerika).

Salah satu metode pendekatan sehingga pada umumnya digunakan pada para investor
merupakan metode Price Earning Ratio (PER). Sesuai Darmadji (2012:140) Price Earning
Ratio merupakan perbandingan harga saham perlembar dengan pendapatan per lembar saham.
Dalam penggunaan metode ini investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning
sehingga tercermin dalam harga suatu saham, sehingga artinya PER menggambarkan rasio atau
perbandingan antara harga saham dengan earning (laba) perusahaan, sama halnya dengan
pendapat Tandelilin (2010:320) “PER merupakan rasio atau perbandingan antara harga saham
terhadap earning perusahaan”.

Estimasi terhadap nilai intrinsik saham laksanakan kemudian nilai PER dari saham
tersebut telah diketahui dengan mengalikan EPS dan PER. Sesuai Tandelilin
(2010:301) nilai intrinsik saham merupakan nilai sesungguhnya dari suatu saham.

Dan untuk mengetahui nilai intrinsik serta harga pasar saham maka langkah
selanjutnya bagi investor merupakan membandingkan antara nilai intrinsik saham
dengan nilai pasar. sesuai Tandelilin (2010:301) nilai pasar merupakan nilai saham
sehingga tertera di pasar. Berdasarkan perbandingan harga pasar dengan nilai intrinsik
dapat dibagi menjadi 3 merupakan, harga pasar kurang dari nilai intrinsik
(undervalued), harga pasar lebih tinggi dari nilai intrinsik (overvalued), atau harga
pasar dengan nilai intrinsik sama (correctly valued).). kemudian adanya hasil
perbandingan antara nilai intrinsik dan harga pasar suatu saham, langkah selanjutnya
merupakan melakukan keputusan investasi berdasarkan dengan hasil tersebut

Terdapat dua analisis saham sehingga sering digunakan investor, merupakan dengan
analisis teknikal dan analisis fundamental.

a. Analisis Teknikal Pengguna analisis teknikal atau bisa juga disebut seperti charist
karena dalam aktivitasnya mereka merekam atau membuat grafik (chart) pergerakann
harga saham dan volume perdagangan. Analisis ini dimulai dengan cara memperhatikan
perubahan saham itu sendiri dari waktu ke waktu. sesuai Halim(2018:37) analisis ini
beranggapan bahwa harga suatu saham akan ditentukan pada
penawaran (supply) dan permintaan (demand) terhadap saham tersebut. Pendekatan
analisis ini menggunakan data pasar sehingga di publikasikan. Serta faktor-faktor lain
sehingga bersifat teknis.

b. Analisis Fundamental Dalam analisis ini dinyatakan bahwa saham memiliki nilai
intrinsik tertentu (nilai sehingga seharusnya). Analisis ini akan membandingkan nilai
intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menetapkan apakah harga pasar
saham tersebut sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. sesuai Jogiyanto
(2009:130) “Analisis fundamental merupakan analisis dalam menghitung nilai
intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan”. sesuai Tandelilin
(2010:303) terdapat dua pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham
berdasarkan analisis fundamental, merupakan :

1) Present value approach (pendekatan nilai sekarang)

2) Pendekatan Price Earning Ratio (PER) Price earning Ratio merupakan pendekatan
sehingga paling popular digunakan investor dalam menilai saham karena kemudahan
dan kesederhanaan dalam prakteknya.

Penilaian saham dengan pendekatan PER merupakan dalam membuat analisis harga
saham dengan memperhatikan kinerja keuangan sehingga dianggap mempengaruhi
nilai saham. Berikut merupakan perhitungan rasio sehingga digunakan dalam analisis
fundamental dengan pendekatan Price Earning Rati (PER) :

a. Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) merupakan rasio sehingga


digunakan dalam mengukur tingkat laba bersih sehingga diperpada pemilik
perusahaan atas modal sehingga diinvestasikan. Tandelilin (2010:372) Rumus dalam
menghitung ROE, merupakan :

ROE = Laba bersih kemudian bunga dan pajak / jumlah modal sendiri

b. Earning Per Share (EPS) Earning Pers Share (EPS) menunjukkan besarnya laba
bersih perusahaan sehingga siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.
Tandelilin (2010:374) Rumus dalam menghitung EPS, merupakan :
EPS = Laba bersih kemudian bunga dan pajak / jumlah saham beredar

c. Dividen Per Share (DPS) Menunjukkan jumlah pendapatan sehingga dibagikan


dalam bentuk dividen dalam setiap lembar saham biasa. Syamsuddin (2007:66)
Rumus DPS merupakan :
DPS = Total dividen sehingga dibagikan / jumlah saham beredar
d. Dividen Payout Ratio (DPR) Dividen payout ratio (DPR) menunjukkan berapa
besar presentase laba sehingga diperpada perusahaan dari penghasilan bersih sehingga
dibayarkan seperti dividen. Demadji (2012:201) Rumus menghitung DPR menunjukan
berapa besar presentase laba sehingga diperpada perusahaan dari penghasilan bersih
sehinggadibayarkan seperti dividen. Demadji (2012:201) Rumus menghitung DPR,
merupakan :
DPR =DPS / EPS
e. Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio (PER) menunjukkan besarnya harga
setiap satu rupiah earning perusahaan. Tandelilin (2010:320) Rumus menghitung
PER, merupakan :
Harga saham : EPS
f. sesuai Tandelilin (2010:375) dalam menetapkan nilai expected PER diperpada

rumus seperti berikut:

PERt+1 = Dt + 1 : k-g

Dimana :

Dt + 1 = rasio pembayaran dividen (dividen payout rasio)

k = tingkat return sehingga diisyaratkan

g = tingkat pertumbuhan dividen sehingga diharapkan

Nilai intrinsik merupakan nilai sehingga sebenarnya terjadi.


Kesimpulan

Berdasarkan rumus di atas, “Dalam analisis perusahaan bisa laksanakan dengan


memanfaatkan dua komponen informasi dalam analisis perusahaan, diantaranya EPS
dan PER (earning multiplier).”

Rumus untuk menghitung nilai intrinsik,

Nilai intrinsik = Estimasi EPS x Estimasi PER = E1 xEstimasi PER

kemudian menetapkan nilai intrinsik saham, langkah selanjutnya merupakan


membandingkan kewajarkan harga saham dengan cara membandingkan nilai intrinsik
dengan nilai pasar (closting price) dalam pengambilan sebuah keputusan apakah nilai
suatu saham dinilai correctly valued (menahan saham) dimana nilai intrinsik sama
dengan harga pasar, undervalued (membeli saham) di mana nilai intrinsik lebih besar
dari harga pasar, dan overvalued (menjual saham) dimana nilai intrinsik lebih kecil
dari harga pasar.

Sumber :

Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi dan Aplikasinya. Jakarta : Salemba Empat.

Darmadji, Tjiptono dan Hendry M. Fakhruddin. 2012. Pasar Modal di Indonesia.


Jakarta : Salemba Empat

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan investasi (teori dan aplikasi). Edisi

pertama. Yogyakarta : Kansius

Anda mungkin juga menyukai