NIM : 530063161
UPBJJ : Bandung
Diskusi 5 ini mengenai tingkat risiko pada bidang pasar modal, asuransi, perbankan dan
perusahaan sebaiknya investor menganalisis dengan menggunakan rumus rasio?
Jawab :
merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi
risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara
keseluruhan. Misalnya adanya perubahan tingkat suku bunga, kurs valas, kebijakan pemerintah.
Sehingga sifatnya umum dan berlaku bagi semua saham dalam bursa saham yang bersangkutan.
Risiko ini juga disebut undiversifiable risk.
• Risiko tidak sistematis (unsystematic risk)
merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya
ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktusi risiko ini besarnya berbeda-beda antara
satu saham dengan saham lainnya. Karena perbedaan itulah maka masing-masing saham memiliki
tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. Misalnya struktur modal,
struktur assets, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan. Risiko ini juga disebut divesifiable risk.
Adapula beberapa jenis risiko investasi yang mungkin timbul dan perlu dipertimbangkan
dalam membuat keputusan investasi. Menurut Halim (2003: 47), risiko tersebut adalah sebagai
2. berikut:
1. Risiko bisnis (business risk), merupakan risiko yang timbul akibat menurunnya
profitabilitas perusahaan emiten.
2. Risiko likuiditas (liquidity risk), risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang
bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.
3. Risiko tingkat bunga (interest rate risk), merupakan risiko yang timbul akibat perubahan
tingkat bunga yang berlaku di pasar. Biasanya risiko ini berjalan berlawanan dengan harga-
harga instrumen pasar modal.
4. Risiko pasar (market risk), merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian
negara yang berubah-ubah yang dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lain.
Ketika security market index meningkat secara terus-menerus selama jangka waktu
tertentu, trend yang menaik ini disebut bull market. Sebaliknya, ketika security market
index menurun secara terus-menerus selama jangka waktu tertentu, trend yang menurun
ini disebut bear market. Dengan kekuatan bull market dan bear market ini cenderung
mempengaruhi semua saham secara sistematis, sehingga imbalan pasar menjadi
berfluktuasi.
5. Risiko daya beli (purchasing power-risk), merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh
perubahan tingkat inflasi, di mana perubahan ini akan menyebabkan berkurangnya daya
beli uang yang diinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi. Sehingga
menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil.
6. Risiko mata uang (currency risk), merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh
perubahan nilai tukar mata uang domestik (misalnya rupiah) dengan mata uang negara lain
(misalnya dollar Amerika).
Salah satu metode pendekatan sehingga pada umumnya digunakan pada para investor
merupakan metode Price Earning Ratio (PER). Sesuai Darmadji (2012:140) Price Earning
Ratio merupakan perbandingan harga saham perlembar dengan pendapatan per lembar saham.
Dalam penggunaan metode ini investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning
sehingga tercermin dalam harga suatu saham, sehingga artinya PER menggambarkan rasio atau
perbandingan antara harga saham dengan earning (laba) perusahaan, sama halnya dengan
pendapat Tandelilin (2010:320) “PER merupakan rasio atau perbandingan antara harga saham
terhadap earning perusahaan”.
Estimasi terhadap nilai intrinsik saham laksanakan kemudian nilai PER dari saham
tersebut telah diketahui dengan mengalikan EPS dan PER. Sesuai Tandelilin
(2010:301) nilai intrinsik saham merupakan nilai sesungguhnya dari suatu saham.
Dan untuk mengetahui nilai intrinsik serta harga pasar saham maka langkah
selanjutnya bagi investor merupakan membandingkan antara nilai intrinsik saham
dengan nilai pasar. sesuai Tandelilin (2010:301) nilai pasar merupakan nilai saham
sehingga tertera di pasar. Berdasarkan perbandingan harga pasar dengan nilai intrinsik
dapat dibagi menjadi 3 merupakan, harga pasar kurang dari nilai intrinsik
(undervalued), harga pasar lebih tinggi dari nilai intrinsik (overvalued), atau harga
pasar dengan nilai intrinsik sama (correctly valued).). kemudian adanya hasil
perbandingan antara nilai intrinsik dan harga pasar suatu saham, langkah selanjutnya
merupakan melakukan keputusan investasi berdasarkan dengan hasil tersebut
Terdapat dua analisis saham sehingga sering digunakan investor, merupakan dengan
analisis teknikal dan analisis fundamental.
a. Analisis Teknikal Pengguna analisis teknikal atau bisa juga disebut seperti charist
karena dalam aktivitasnya mereka merekam atau membuat grafik (chart) pergerakann
harga saham dan volume perdagangan. Analisis ini dimulai dengan cara memperhatikan
perubahan saham itu sendiri dari waktu ke waktu. sesuai Halim(2018:37) analisis ini
beranggapan bahwa harga suatu saham akan ditentukan pada
penawaran (supply) dan permintaan (demand) terhadap saham tersebut. Pendekatan
analisis ini menggunakan data pasar sehingga di publikasikan. Serta faktor-faktor lain
sehingga bersifat teknis.
b. Analisis Fundamental Dalam analisis ini dinyatakan bahwa saham memiliki nilai
intrinsik tertentu (nilai sehingga seharusnya). Analisis ini akan membandingkan nilai
intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menetapkan apakah harga pasar
saham tersebut sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. sesuai Jogiyanto
(2009:130) “Analisis fundamental merupakan analisis dalam menghitung nilai
intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan”. sesuai Tandelilin
(2010:303) terdapat dua pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham
berdasarkan analisis fundamental, merupakan :
2) Pendekatan Price Earning Ratio (PER) Price earning Ratio merupakan pendekatan
sehingga paling popular digunakan investor dalam menilai saham karena kemudahan
dan kesederhanaan dalam prakteknya.
Penilaian saham dengan pendekatan PER merupakan dalam membuat analisis harga
saham dengan memperhatikan kinerja keuangan sehingga dianggap mempengaruhi
nilai saham. Berikut merupakan perhitungan rasio sehingga digunakan dalam analisis
fundamental dengan pendekatan Price Earning Rati (PER) :
ROE = Laba bersih kemudian bunga dan pajak / jumlah modal sendiri
b. Earning Per Share (EPS) Earning Pers Share (EPS) menunjukkan besarnya laba
bersih perusahaan sehingga siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.
Tandelilin (2010:374) Rumus dalam menghitung EPS, merupakan :
EPS = Laba bersih kemudian bunga dan pajak / jumlah saham beredar
PERt+1 = Dt + 1 : k-g
Dimana :
Sumber :
Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi dan Aplikasinya. Jakarta : Salemba Empat.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan investasi (teori dan aplikasi). Edisi