ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk membantu para investor dalam memutuskan
bagaimana melakukan investasi di pasar modal. Analisis fundamental merupakan
pendekatan yang sering digunakan, salah satu caranya adalah menganalisis
pengaruh rasio keuangan suatu perusahaan terhadap perubahan harga sahamnya.
Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, yaitu Net Profit
Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS) yang digunakan sebagai variabel
independen dan Perubahan Harga Saham sebagai variabel dependen. Metode yang
digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda kemudian
dilanjutkan dengan uji autokorelasi, uji heteroskedestisitas, uji multikolonieritas,
dan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Net
Profit Margin dan Earning Per Share secara parsial sama-sama berpengaruh
positif terhadap Perubahan Harga Saham. Hasil uji secara simultan juga
menunjukkan Net Profit Margin dan Earning Per Share memiliki pengaruh positif
terhadap Perubahan Harga Saham.
Kata kunci: Net Profit Margin, Earning Per Share, Perubahan Harga Saham
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi saat ini membuat perekonomian suatu negara
bisa dilihat dari beberapa aspek, salah satunya adalah aktivitas dari pasar modal.
Di Indonesia sekarang ini pasar modal menjadi tren yang cukup berkembang,
investasi saham kian banyak digemari, termasuk oleh generasi milenial.
Perusahaan yang go public menerbitkan saham untuk pendanaan perusahaannya di
pasar modal dan harga saham pada pasar modal Indonesia sangat fluktuatif
mengikuti kekuatan permintaan dan penawaran. Fluktuasi harga saham
mencerminkan seberapa besar minat investor terhadap saham suatu perusahaan,
oleh karena itu setiap saat bisa mengalami perubahan seiring dengan minat
investor untuk menempatkan modalnya pada saham. Harga saham mengalami
pergerakan dari waktu ke waktu saat jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia
(BEI), kondisi masing-masing perusahaan memiliki hubungan dengan pergerakan
harga sahamnya, maka dari itu tiap saham memiliki harga yang berbeda (Santi dan
Edi 2014).
Faktor yang terjadi dalam sektor pasar saham dalam beberapa tahun
kebelakang yaitu adanya dampak dari virus corona terhadap indeks harga saham
dan arus dana asing ke pasar saham. Pasar saham dan nilai tukar ekonomi
dipengaruhi oleh beberapa sektor dari dalam negeri yaitu pariwisata, sosial, dan
kondisi ekonomi yang banyak memberi kontribusi bagi sektor perekonomian
negara. Arus dana yang masuk dari investor asing menjadi lebih variatif karena
risk appetite pasar yang menurun disebabkan melemahnya angka indeks saham
dalam negeri selama pandemi covid-19 yang memiliki dampak perekonomian.
Dampak pandemi covid-19 di bidang ekonomi tercermin dari pertumbuhan
ekonomi yang melambat. Salah satunya bisa terlihat dari kegiatan di pasar modal.
Hampir seluruh kinerja indeks di bursa global mengalami penurunan, termasuk
juga indeks di bursa Asia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri
beberapa kali mengalami trading halt atau pemberhentian sementara perdagangan
karena terjadi penurunan lebih dari 5% dalam sehari pada awal pandemi.
Pihak regulator termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan
beberapa kebijakan untuk mencegah penurunan IHSG terlalu dalam seperti
perubahan dari batasan auto rejection bawah, pelarangan bagi transaksi short
selling dan perubahan waktu perdagangan di BEI. Dinamika pasar saham juga
dipengaruhi oleh kondisi pandemi covid-19, yang mengakibatkan bursa saham
mengalami penurunan hampir di seluruh dunia. Hal ini dapat menimbulkan
dampak yang kurang baik bagi pasar saham dan akan berpengaruh pada keputusan
investasi yang dibuat oleh investor.
Perubahan harga saham adalah kenaikan atau penurunan dari harga saham
sebagai akibat dari adanya informasi baru yang mempengaruhi harga saham, harga
saham tersebut kemudian dibandingkan dengan harga saham tahun sebelumnya
(Jogiyanto, 2008:383). Menurut Nurhasanah (2014:32), perubahan harga saham
yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan
citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen
untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.
NPM adalah keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan
pajak penghasilan. Margin ini menunjukkan perbandingan laba bersih setelah
pajak dengan penjualan (Harjito dan Martono, 2018:60). Penelitian mengenai
NPM terhadap perubahan harga saham masih menunjukkan inkonsistensi hasil-
hasil penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Khoiriyah (2018) menyatakan
bahwa hasil NPM berpengaruh positif terhadap harga saham. Begitu pula
Penelitian Amalya (2018), yang menunjukkan bahwa NPM berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Hasil tersebut berbeda dengan penelitian Ristanti
et al ., (2020), yang menunjukkan bahwa NPM tidak berpengaruh signifikan
terhadap perubahan harga saham.
Selanjutnya, EPS atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk
pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap
lembar saham yang dimilikinya (Fahmi, 2016:138). Sedangkan menurut Kasmir
(2018:115), EPS disebut juga dengan rasio nilai buku, merupakan rasio untuk
mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang
saham.
Penelitian mengenai EPS terhadap perubahan harga saham juga masih
menunjukkan inkonsistensi hasil-hasil penelitian. Hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Purna Irawan (2017) menyatakan bahwa EPS berpengaruh
positif terhadap harga saham. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sanjaya dan Yuliastanty (2018) yang menunjukkan bahwa EPS
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Net Profit Margin (NPM)
Menurut Frida (2020:226), net profit margin (NPM) merupakan rasio
yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh dibandingkan
dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi
rasio ini maka semakin baik, karena berarti semakin tinggi pula laba bersih.
Sedangkan menurut Irnawati (2021:204), NPM merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume
penjualan. Semakin tinggi nilai net profit margin akan semakin baik. Artinya
setiap Rp 1 penjualan akan mampu memberikan besarnya laba neto perusahaan.
Perusahaan yang memiliki rasio NPM relatif besar akan memiliki
kemampuan untuk bertahan disaat kondisi keuangan yang sulit. NPM
menunjukkan besarnya keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan. Rasio ini
menampilkan tingkat efisiensi perusahaan sejauh mana perusahaan dapat menekan
biaya operasional pada periode tertentu. Sehingga semakin besar rasio ini maka
semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui
penjualan dengan menekan biaya-biaya yang baik.
Earning Per Share (EPS)
Earning per share atau pendapatan per lembar saham adalah laba bersih
yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Keuntungan dan kerugian
perusahaan langsung tercermin di dalam earning per share ini. Jika nilai earning
per share positif, maka artinya perusahaan sedang dalam kondisi profit.
Sementara jika nilai earning per share negatif, maka artinya perusahaan sedang
dalam kondisi rugi (Kurniawan, 2020:20). Sedangkan menurut Stiawan (2021:14),
earning per share adalah pendapatan bersih perusahan dalam setahun dibagi
dengan total rata-rata lembar saham yang beredar. Nilai earning per share dapat
menunjukkan tingkat profitabilitas sebuah perusahaan dengan melihat laba bersih
yang dihasilkan setiap lembar saham. Ketika investor saham ingin melakukan
analisis fundamental maka nilai earning per share berada pada peringkat pertama
yang mesti diketahui.
Populasi dan sampel
∑ Xi
Me=
n
Keterangan:
Me = Rata-rata
Σ = Epsilon (jumlah)
Xi = Observasi ke-n
n = Jumlah sampel
2) Standar Deviasi
Standar deviasi merupakan ukuran penyimpangan yang diperoleh dari akar
kuadrat dari rata-rata jumlah kuadrat deviasi antara masing-masing nilai
dengan rata-ratanya. Digunakan untuk mengetahui seberapa besar data
bervariasi dengan nilai rata-rata. Formula untuk menghitung standar
deviasi adalah:
∑(𝑥𝑖 − 𝑥)2
𝑆=√
(𝑛 − 1)
Keterangan:
S = Simpangan baku sampel
n = Jumlah sampel
x = Rata-rata (mean)
Pengujian Hipotesis
Adapun persamaan dari berganda dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Y = a + b1 X1 + b 2X2 + e
Dimana :
Y = Variabel tak bebas/terikat (Harga Saham)
a = Bilangan berkonstanta
b1,b2 = koefisien arah garis
X1 = Net profit margin (NPM)
X2 = Earning per share (EPS)
e = Tingkat kesalahan
Uji Simultan (F-test)
Uji F-test pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh positif
secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam uji simultan F-test ini adalah sebagai berikut:
Merumuskan hipotesis
a. H0 : b1, b2 = 0, Net profit margin dan earning per share tidak berpengaruh
signifikan terhadap perubahan harga saham.
b. Ha : b1, b2 > 0, Secara bersama-sama net profit margin dan earning per
share
berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham.
Menetapkan tingkat signifikansi taraf nyata sebesar 5% atau besarnya α
adalah 0,05.
Uji Parsial (t-test)
Uji ini juga dapat digunakan untuk mengetahui tanda koefisien regresi
masing-masing variabel bebas sehingga dapat ditentukan arah pengaruh masing
masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
1) Variabel net profit margin
H0 : b1 = 0, Net profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap
perubahan harga saham
H1 : b1 > 0, Net profit margin berpengaruh positif terhadap perubahan
harga saham.
2) Variabel earning per share
H0 : b0 = 0, Earning per share tidak berpengaruh signifikan terhadap
perubahan harga saham.
H1 : b1 > 0, Earning per share berpengaruh positif terhadap perubahan
harga saham.
Hipotesis diuji pada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05. Jika tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis dapat dikonfirmasikan.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R²) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dapat dilihat dengan rumus
sebagai berikut:
Kd= r2 × 100%
Dimana:
Kd : Koefisien Determinasi
r : Koefisien Kolerasi
Tabel 4.3.
Analisis Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NPM 230 -43.56 38.42 3.0230 32.24048
EPS 230 -191.87 1194.89 323.9150 554.62029
Harga Saham 230 50.00 10880.00 4426.2000 4706.10367
Valid N (listwise) 230
Tabel 4.7.
Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized Residual
N 230
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3951.02671955
Most Extreme Differences Absolute .234
Positive .234
Negative -.163
Test Statistic .234
Asymp. Sig. (2-tailed) .357c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Suatu model regresi
dikatakan mengalami multikolinearitas jika ada fungsi linear yang sempurna pada
beberapa atau semua independen variabel dalam fungsi linear. Hal ini
menunjukkan tidak adanya hubungan linear antara variabel independen yang
dipengaruhi dengan variabel dependen. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat
pada tabel 4.8. sebagai berikut:
Tabel 4.8.
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 1017.281 129.204 7.873 .000
Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai VIF net profit margin dan
earning per share berada dibawah 10 yaitu sama sebesar 1,363 dan nilai tolerance
net profit margin dan earning per share diatas 0.10 yaitu sama 0,734 maka
dipastikan data dari variabel independen net profit margin dan earning per share
tidak terjadi multikolinearitas.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin
Watson (DW Test) untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu
model regresi. Dikatakan tidak terdapat autokorelasi jika terletak diantara DU dan
4-DU.
Tabel 4.9.
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .669a .447 .443 1762.201 1.481
a. Predictors: (Constant), EPS (X2), NPM (X1)
b. Dependent Variable: Harga Saham
Tabel 4.10.
Durbin-Watson Test Bound
K=2
N dL dU
230 1,748 1,789
Dari tabel hasil uji autokorelasi diatas dapat diperoleh nilai Durbin
Watson (DW) sebesar 1,481. Untuk memperoleh nilai dU dapat dilihat pada tabel
DW, dimana dengan jumal sampel (n) yaitu 230 dan jumlah variabel independen
(k) yaitu 2 dengan signifikansi 5% atau α = 0,05 maka diperoleh nilai DW 1,789 <
1,481 ≤ 4 – 1,789 maka disimpulkan bahwa model tidak ada korelasi positif.
Uji autokorelasi dapat dilihat bahwa nilai DW untuk penelitian ini adalah
sebesar 1,481 berada diantara -2 sampai +2 artinya tidak terjadi autokorelasi.
Maka model regresi dalam penelitian ini terbebas dari masalah autokorelasi.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan uji Glejser. Uji
Glejser bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan
varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Model regresi yang
baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas jika sig > 0,05 atau 5%.
Tabel 4.11.
Uji Heteroskedastisitas
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 983.313 96.291 10.212 .000
Analisis Korelasi
Korelasi merupakan suatu cara atau metode untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan linear antara variabel. Apabila terdapat hubungan maka
perubahan-perubahan yang terjadi pada salah satu variabel bebas akan
mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel terikat. Dinyatakan dalam
bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan
dalam besarnya koefisien korelasi.
Tabel 4.12.
Analisis Korelasi
Harga Saham NPM (X1) EPS (X2)
Pearson Correlation Harga Saham 1.000 .126 .628
NPM (X1) .126 1.000 .516
EPS (X2) .628 .516 1.000
Sig. (1-tailed) Harga Saham . .028 .000
NPM (X1) .028 . .000
EPS (X2) .000 .000 .
N Harga Saham 230 230 230
NPM (X1) 230 230 230
EPS (X2) 230 230 230
Pengujian Hipotesis
Analisis Regresi Berganda
Analisis linear berganda bertujuan untuk menguji apakah ada tidaknya
pengaruh antara variabel-variabel lainnya dalam bentuk persamaan regresi dan
berfungsi untuk mencari pengaruh dalam dua variabel atau lebih variabel
independennya atau variabel bebas terhadap variabel dependen atau variabel
terikat. Guna memperoleh hasil yang lebih akurat, penulis menggunakan bantuan
program software SPSS versi 25 dari tabel coefficient maka dihasilkan output pada
tabel berikut:
Tabel 4.13.
Uji Analisis Regresi Berganda
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1017.281 129.204 7.873 .000
Berdasarkan hasil dari tabel 4.13. diatas analisis uji regresi linier
berganda pada penelitian ini diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai
berikut:
Y = 1.017,281 + 62,472 + 11,726
Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 1.017,28, artinya jika net profit margin dan earning per
share nilainya adalah 0, maka harga saham nilainya adalah Rp. 1.017,281.
b. Koefisien regresi variabel net profit margin sebesar 62,472, artinya jika
variabel independen lain nilainya tetap dan net profit margin mengalami
kenaikan 1%, maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar Rp.
62,472. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara net
profit margin dengan perubahan harga saham, semakin naik net profit margin
maka semakin meningkat harga saham.
c. Koefisien regresi variabel earning pe share sebesar 11,726, artinya jika
variabel independen lain nilainya tetap dan earning pe share mengalami
kenaikan 1%, maka perubahan harga saham akan mengalami peningkatan
sebesar Rp. 11,726. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif
antara earning pe share dengan perubahan harga saham, semakin naik
earning pe share maka semakin meningkat harga saham.
d. Nilai standard error untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi sehingga
nilai e disini adalah 129,204.
Tabel 4.15.
Uji Statistik F-test
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 570890165.669 2 285445082.835 91.920 .000b
Residual 704914928.313 227 3105352.107
Tabel 4.16.
Koefisien Determinasi
Model R R Square
1 .669a .447
Kesimpulan
Dalam penelitian ini menganalisis Pengaruh net pofit margin dan earning
per share Terhadap Perubahan Harga Saham di Perusahaan Manufaktur Periode
2017-2021. Berdasarkan rumusan masalah, uji hipotesis dan pembahasan terhadap
variabel di dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Rata-rata nilai net profit margin pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki trendline yang fluktuatif setiap
tahunnya. Nilai rata-rata net profit margin perusahaan manufaktur dikatakan
baik dikarenakan pada tahun 2017, 2018 dan 2021 mengalami kenaikan,
walaupun ditahun 2019 dan tahun 2020 terjadi penurunan. Dikatakan baik
karena disebabkan oleh penerimaan laba bersih dan penjualan beberapa
perusahaan mengalami kenaikan.
2. Rata-rata nilai earning per share selama periode tahun 2017-2021 cenderung
fluktuatif. Nilai earning per share selama 2019-2020 mengalami penurunan
secara signifikan dan pada tahun 2021 angkanya meningkat walaupun tidak
signifikan dibanding tahun 2017. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
perusahaan mengalami penurunan sehingga menurunkan minat investor
dalam menanamkan modalnya.
3. Rata-rata nilai harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI mengalami fluktuasi sepanjang periode penelitian yaitu rentang tahun
2017 sampai dengan 2021 dimana harga saham pada perusahaan manufaktur
dikatakan tidak baik walaupun di tahun 2018 mengalami kenaikan tetapi
terdapat penurunan harga saham 3 tahun berturut-turut dari tahun 2019
sampai tahun 2021 sehingga perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerja
perusahaannya untuk menarik investor.
4. Berdasarkan hipotesis pertama (H1) yang telah dilakukan perhitungan dengan
program SPSS diperoleh bahwa net profit margin berpengaruh secara positif
terhadap perubahan harga saham. Hasil pengujian secara parsial dan simultan
juga menunjukkan bahwa net profit margin berpengaruh positif terhadap
perubahan harga saham.
5. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS pada hipotesis kedua
(H2) secara parsial dan simultan earning per share berpengaruh positif
terhadap perubahan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai
earning per share semakin besar maka semakin besar juga keberhasilan
perusahaan dalam menjalankan usahanya.
Saran
Saran Teoritis
Berdasarkan hasil penelitian, model yang cocok untuk mendeteksi
Perubahan Harga Saham pada perusahaan manufaktur adalah menggunakan net
pofit margin dan earning per share karena keduanya memiliki pengaruh positif.
Saran Praktis
Berdasarkan hasil penelitian, agar dapat mendeteksi adanya Perubahan
Harga Saham, maka pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan
sebaiknya memperhatikan aspek-aspek net pofit margin dan earning per share
dalam laporan keuangan yang diprediksikan dapat mempengaruhi Perubahan
Harga Saham, sehingga diharapkan dapat mengurangi kesalahan bagi investor
atau calon investor dalam pengambilan keputusan.
Bagi Perusahaan penelitian ini untuk meningkatkan kepercayaan
pemegang saham terhadap perusahaan, maka perusahaan harus mampu
menunjukkan kinerja perusahaan yang bagus dan menyampaikan informasi yang
cukup kepada investor mengenai perkembangan perusahaan. Pengumuman
mengenai dividen merupakan salah satu informasi penting yang harus
disampaikan oleh perusahaan pada pemegang saham. Supaya semakin menarik
minat investor untuk menanamkan sahamnya untuk perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Amalya, Neneng Tita. 2018. Pengaruh return on assets, return on equity, net
profit magin, dan debt to equity ratio terhadap harga saham. Jurnal
sekuritas. Vol. 1, Maret 2018, Hal 157-181.
Azmi, dkk. 2016. Analisis Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Assets
(ROA) dan Current Ratio (CR) Terhadap Harga Saham Emiten LQ45
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2014. Journal
Of Accounting, 2(2).
Brigham and Houston. 2018. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Salemba
Empat. Jakarta.
Bungin, Burhan. 2016. Analisis data penelitian kualitatif. B Bungin. Jakarta:
Kencana.
Fahmi, Irham. 2016. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung : ALFABETA.
Fauziah, Fenty. 2017. Kesehatan Bank, Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan.
Penerbit RU Pustaka Horizon Samarinda.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS
25 update PLS Regresi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang.
Gunardi, Ardi. 2010. Perubahan Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga
Saham Pada Perusahaan Food and Beverages. Jurnal Riset Bisnis dan
Manajemen (JRBM), Vol. 3 No. 1, Februari 2010.
Harjito, A., & Martono. 2018. Manajemen Keuangan (2nd ed.). Ekonisia.
Hartono, Jogiyanto. 2016. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi
Kesepuluh.Yogyakarta.
Herry. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: CAPS (Center for.
Academic Publishing Service).
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Penyajian Laporan Keuangan Jakarta.
Jogiyanto, Hartono. 2016. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi
Kesepuluh. BPFE. Yogyakarta.
Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Keempat. PT Raja Grafindo
Persada: Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2007. Metode Kuantitatif. Edisi Ketiga. Yogyakarta. Unit
Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN.
Maulana, Firman. 2014. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga
Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2010-2012. Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi.
Universitas Jember. Jember.
Sekaran, U. & Bougie, R. 2016. Research Methods or Business. United Kingdom:
Wiley.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (edisi 27).
Bandung: Alfabeta.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Yogyakarta: KANISIUS.
Widoatmodjo, S. 2009. Pasar Modal Indonesia: Pengantar dan Studi Kasus.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Yunengsih Y., Icih, dan A. Kurniawan. 2018. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Net
Profit Margin, Debt To Equity Ratio, Kepemilikan Manajerial dan
Reputasi Auditor Terhadap Praktik Perataan Laba (Income Smoothing).
Accounting Research Journal of Sutaatmadja, 2(2): 31- 52.
Zulfikar. 2016. Pengantar Pasar Modal Dengan Pendekatan Statistika. Gramedia.
Yogyakarta.