Anda di halaman 1dari 10

Vol.1 No.

8 Januari 2021 1581


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

Oleh
Setiawati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Persada Bunda Pekanbaru
Email : setiawatieci@gmail.com

Abstrak
Nilai perusahaan diproksikan dengan harga saham yang bertindak sebagai barometer kinerja
manajemen perusahaan. Naik turunnya harga saham di pengaruhi banyak faktor diantaranya dalah
kemampuan perusahaan membayar deviden yang masih mengundang perdebatan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan farmasi di BEI. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dan penentuan sampel menggunakan teknik purposive
sampling yaitu perusahaan-perusahaan farmasi yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan
keuangan tahunan pada tahun 2017-2019 serta perusahaan farmasi yang membayar dividen selama
tahun pengamatan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan
verifikatif. Hasil penelitian menunjukkan kebijakan deviden berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan farmasi di BEI.
Kata Kunci: Kebijakan Deviden, Nilai Perusahaan

PENDAHULUAN perusahaan besar maka kemampuan


Industri farmasi merupakan sektor perusahaan membayar deviden juga besar.
industri andalan masa depan dengan Besarnya deviden ini akan mempengaruhi
memberikan kinerja yang gemilang dan harga sahamnya. Apabila deviden yang dibayar
memberikan kontribusi bagi perekonomian tinggi, maka harga saham cenderung tinggi
nasional. Oleh karena itu, perusahaan farmasi sehingga nilai perusahaan juga tinggi.
harus tetap meningkatkan kinerjanya agar bisa Sebaliknya bila deviden yang dibayarkan kecil
setidaknya tetap bertahan dalam menghadapi maka harga saham perusahaan tersebut juga
kondisi perekonomian yang belum stabil dalam rendah, sehingga nilai perusahaan rendah.
mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan menggunakan deviden
Tujuan perusahaan adalah sebagai cara untuk memperlihatkan kepada
mengoptimalkan nilai perusahaan dalam jangka pihak luar atau calon investor sehubungan
panjang yang secara normatif berkaitan dengan dengan stabilitas dan prospek pertumbuhan
keputusan keuangan yaitu memaksimumkan perusahaan di masa yang akan datang dan
kemakmuran pemegang saham. Nilai deviden memegang peranan penting pada
perusahaan diproksikan dengan harga saham struktur permodalan perusahaan. Pada
yang bertindak sebagai barometer kinerja umumnya para investor mempunyai tujuan
manajemen perusahaan. Naik turunnya harga utama untuk meningkatkan kesejahteraannya
saham di pengaruhi banyak faktor diantaranya yaitu dengan mengharapkan return diantaranya
dalah kemampuan perusahaan membayar dalam bentuk deviden. Dengan demikian
deviden. deviden tidak harus menghambat pertumbuhan
perusahaan dalam usahanya memenuhi harapan
Kemampuan membayar deviden erat para investor.
hubungannya dengan kemampuan perusahaan Banyak penelitian untuk melihat
memperoleh laba. Jika laba yang diperoleh pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1582 Vol.1 No.8 Januari 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
perusahaan masih mengundang perdebatan, keputusan yang diambil oleh manajer keuangan
diantaranya adalah pendapat ketidakrelevanan terhadap harga saham perusahaan. Nilai
deviden (dividend irrelevant theory) dan perusahaan juga merupakan konsep penting
relevansi deviden (relevant theory). Menurut bagi investor, karena merupakan indikator bagi
dividend irrelevance theory yang dikemukakan pasar untuk menilai perusahaan secara
oleh Modigliani dan Miller memberikan keseluruhan yang tercermin dalam harga
argumentasi pembagian laba dalam bentuk saham. Nilai perusahaan yang tinggi dapat
deviden tidak relevan yang menyatakan bahwa meningkatkan kemakmuran bagi para
dividend payout ratio (DPR) tidak pemegang saham, sehingga para pemegang
mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai saham akan menginvestasikan modalnya
perusahaan ditentukan tersendiri oleh kepada perusahaan tersebut. Nilai perusahaan
kemampuan aktiva perusahaan untuk yang tinggi akan meningkatkan kepercayaan
menghasilkan laba atau kebijakan investasi. investor kepada perusahaan tersebut juga
Sedangkan relevansi deviden (relevant theory) semakin tinggi. Hal ini di karenakan penilaian
membantah pendapat ini diantaranya investor mengenai prospek perusahaan di masa
menyatakan bahwa nilai perusahaan mendatang yang baik di lihat dari harga
dipengaruhi oleh kebijakan deviden karena para sahamnya yang tinggi (Andriyani, 2017).
investor menganggap bahwa deviden akan Nilai perusahaan dapat diukur
diterima saat ini dan terus menerus tiap tahun, melalui nilai harga saham di pasar,
sedangkan capital gain akan diterima untuk berdasarkan terbentuknya harga saham
waktu yang akan datang jika harga saham naik perusahaan di pasar, yang merupakan refleksi
sehingga bagi perusahaan yang membayar penilaian oleh publik terhadap kinerja
deviden akan memecahkan ketidakpastian keuangan perusahaan secara riil (Harmono,
investor lebih awal (Harjito dan Martono, 2014:50)
2011). Adapun jenis-jenis pengukuran nilai
Penelitian mengenai pengaruh variabel perusahaan menurut Fahmi (2015:138) adalah
kebijakan deviden juga dilakukan oleh Senta sebagai berikut:
(2016), Kurnia (2017), dan Fitri dan 1. Earning per Share (EPS) atau
Purnamasari (2018) dimana menyimpulkan pendapatan per lembar saham
bahwa kebijakan deviden berpengaruh Earning per Shareadalah bentuk
signifikan terhadap nilai perusahaan, pemberian keuntungan yang diberikan kepada
sebaliknya penelitian oleh Ernita dan Rosma para pemegang saham dari setiap lembar saham
(2010) dan Lestari dan Prayanti (2016) yang dimiliki. Rumus Earning per Share
menyimpulkan bahwa kebijakan deviden tidak adalah:
berpengaruh signifikan terhadap nilai 𝐸𝑃𝑆=𝐸𝐴𝑇 : 𝐽𝑆𝐵
perusahaan. Keterangan : EPS = Earning Per Share
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis EAT = Earning After Tax atau
tertarik melakukan penelitian yang berjudul pendapatan setelah laba
“Analisis Pengaruh Kebijakan Deviden JSB = Jumlah saham yang
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan beredar
Farmasi di BEI”. 2. Price Earning Ratio (PER) atau Rasio
Harga Laba
LANDASAN TEORI Price Earning Ratio(rasio harga
Nilai Perusahaan terhadap laba) adalah perbandingan antara
Nilai perusahaan adalah nilai kini dari market price per share( harga pasar per
pendapatan yang diharapkan di masa lembar saham ) dengan earning per share(laba
mendatang serta mencerminkan dampak atas per lembar saham). Bagi para investor semakin

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.8 Januari 2021 1583
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
tinggi price earning ratio maka pertumbuhan Menurut Musthafa (2017), DPR
laba yang diharapkan juga mengalami merupakan perbandingan antara deviden yang
kenaikan. Rumus Price Earning Ratioadalah: dibayarkan dengan laba bersih. Semakin tinggi
PER = MPS : EPS DPR, akan menguntungkan investor selaku
Keterangan : PER = Price Earning Ratio pemegang saham, sebaliknya akan
MPS = Market Price Per Share memperlemah internal finansial
atau harga pasar per saham perusahaan.Besar kecilnya Dividend Payout
EPS = Earning Per Share atau Ratio dipengaruhi oleh:
laba per saham 1. Likuiditas dari perusahaan yang
3.Price Book Value bersangkutan, karena kalau likuiditas
Rasio ini menggambarkan seberapa perusahaan baik, deviden dapat dibagikan
besar pasar menghargai nilai buku saham lebih besar, begitu pula sebaliknya apabila
perusahaan. Rumus Price Book Value adalah: likuiditas perusahaan tidak baik, maka
𝑃𝐵𝑉=𝑀𝑃𝑆 : 𝐵𝑃𝑆 deviden bias kecil atau bias tidak dibagikan
Keterangan: PBV = Price Book Value sebagai deviden tetapi ditahan oleh
MPS = Market Price Per Share perusahaan disebut laba ditahan.
atau harga pasar per saham 2. Keperluan dana melunasi hutang, kalau
BPS = Book Price PerShareatau perusahaan akan melunasi hutangnya
nilai buku per saham dengan segera, maka deviden bias kecil
Menurut Brigham (2011:151) rasio atau laba ditahan, dan sebaliknya kalau
harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya perusahaan tidak segera melunasi
memberikan indikasi pandangan investor atas hutangnya atau tidak ada hutang yang
perusahaan. Perusahaan dipandang baik oleh dibayar, maka deviden bias dibayar cukup
investor yang artinya perusahaan dengan laba besar oleh perusahaan dari keuntungan
dan arus kas yang aman serta terus yang diperoleh.
mengalami pertumbuhan, dijual dengan rasio 3. Tingkat investasi yang direncanakan, kalau
nilai buku yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan tahun berikutnya
perusahaan dengan pengembalian yang rendah. merencanakan investasi yang cukup besar,
Kebijakan Deviden maka deviden tidak akan dibagikan
Salah satu kebijakan seorang manajer pemegang saham atau deviden kecil,
keuangan adalah kebijakan dalam hal sebaliknya kalau perusahaan tidak ada
pembagian deviden khusus untuk perusahaan rencana untuk investasi pada tahun
yang modalnya berbentuk saham yang besarnya mendatang, maka deviden akan dibagikan
memerlukan pertimbangan melihat faktor- lebih besar.
faktor yang mempengaruhinya. Indikator yang 4. Pengawasan, kalau dilakukan pengawasan
digunakan untuk mengukur kebijakan dividen terhadap perusahaan sehubungan dengan
dalam penelitian ini adalah dividend payout ekspansi perusahaan, maka biasanya
ratio. Dividend payout ratio (DPR) sebagai perusahaan itu akan menggunakan
indikator dari kebijakan dividen dikarenakan dananya dari laba perusahaan untuk
mencerminkan presentase dari setiap rupiah ekspansi, sehingga kalau ini yang
yang dihasilkan dibagikan kepada pemilik dilakukan maka ekspansi dan perusahaan
dalam bentuk tunai, dihitung dengan membagi memperoleh keuntungan, maka dana
dividen kas per saham dengan laba per saham. keuntungan itulah yang digunakan
Dengan dividend payout ratio (DPR) ini dapat sehingga deviden kecil atau deviden tidak
diketahui apakah dividen yang ada untuk dibayar.
investor atau pemegang saham cukup baik 5. Ketentuan dari pemerintah, besarnya ini
dibandingkan perusahaan lain yang ada dalam dilakukan terhadap perusahaan milik
bidang usaha sejenis (Wati dkk, 2018). pemerintah atau Negara BUMN. Kalau

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1584 Vol.1 No.8 Januari 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ditentukan lama harus ditahan, maka METODE PENELITIAN
deviden tidak dibagikan atau deviden kecil, Lokasi Penelitian
begitu pula sebaliknya. Penelitian ini dilakukan dengan
Ada kontroversi pengaruh deviden menggunakan data keuangan perusahaan
terhadap nilai peusahaan diantaranya, yaitu manufaktur yangterdaftar di Bursa Efek
1. MM (Modigliani dan Miller 1958) Indonesia (BEI) melalui website
berpendapat bahwa kebijakan deviden www.idx.co.id.
tidak relevan yang berarti tidak ada Metode Penelitian
kebijakan deviden yang optimal karena 1. Desain Penelitian
deviden tidak mempengaruhi nilai Desain penelitian yang digunakan dalam
perusahaan. penelitian ini adalah desain kausal. Desain
2. Gordon-Lintner berpendapat deviden kausal berguna untuk menganalisis hubungan-
lebih kecil resikonya daripada capital hubungan antara satu variabel dengan variabel
gain, sehingga deviden setelah pajak lainnya atau bagaimana suatu variabel
dan menawarkan devidend yield yang mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2011 :
lebih tinggi akan meminimumkan biaya 35).
modal. 2. Variabel Penelitian
3. Berpendapat bahwa karena deviden a. Klasifikasi Variabel
cenderung dikenakan pajak daripada Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai
capital gain, maka investor akan variabel dependen adalah nilai perusahaan
meminta tingkat keuntungan yang lebih (Y).Sedangkan variabel independen dalam
tinggi untuk saham dengan dividend penelitian ini adalah kebijakan deviden (X1).
yield yang tinggi. Sehingga b. Definisi Operasional Variabel
menyarankan bahwa dengan DPR yang 1. Nilai perusahaan (Y)
lebih rendah akan memaksimalkan nilai Variabel ini diukur dengan Price Book Value
perusahaan. dengan rumus adalah:
Ketiga pendapat ini bertentangan, namun 𝑃𝐵𝑉=𝑀𝑃𝑆 : 𝐵𝑃𝑆
coba kita mempertimbangkan kandungan Keterangan: PBV = Price Book Value
informasi, maka dapat dikatakan bahwa MPS = Market Price Per Share
pembayaran deviden sering diikuti oleh atau harga pasar per saham
kenaikan harga saham. Kenaikan pembayran BPS = Book Price Per Share
deviden dilihat sebagai signal bahwa atau nilai buku per saham
perusahaan memiliki prospek yang baik . Sumber: Fahmi (2015:138)
Sebaliknya penurunan pembayaran deviden 2. Kebijakan Deviden (X2)
akan dilihat sebagai prospek perusahaan yang Variabel ini diukur dengan Dividend Payout
buruk (Hermuningsih dan Wardani dalam Ratio. Rasio ini melihat bagian earning
Setiawati, 2016). (pendapatan) yang dibayarkan sebagai
Signaling theory menekankan bahwa dividen kepada investor. Bagian lain yang
pembayaran deviden merupakan signal bagi tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali
pasar bahwa perusahaan memiliki kesempatan ke perusahan, dengan rumus adalah:
untuk tumbuh di masa yang akan datang, DPR = Dividend per Share : Earning per Share
sehingga pembayaran deviden akan Sumber: Hanafi dan Halim (2012:82)
meningkatkan apresiasi pasar terhadap saham Populasi dan Sampel
perusahaan yang bersangkutan, dengan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
demikian pembayaran deviden berimplikasi perusahaan farmasi yang terdaftar dari tahun
positif pada nilai perusahaan (Sofyaningsih dan 2017 sampai tahun 2019. Sedangkan penentuan
Hardiningsih, 2011). sampel berdasarkan metode purposive

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.8 Januari 2021 1585
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
sampling yaitu berdasarkan kriteria tertentu d. Uji Heterokedastisitas
yaitu menerbitkan dan mempublikasikan Ujiheteroskedastisitas adalah untuk
laporan keuangan tahunan pada tahun 2017- melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians
2019 serta perusahaan farmasi yang membayar dari residual satu ke pengamatan ke
dividen selama tahun pengamatan. pengamatan yang lain. Jika varian dari residual
Data yang digunakan dalam penelitian ini satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
adalah data sekunder, yakni data yang maka disebut homoskedastisitas, dan jika
bersumber dari laporan keuangan tahunan variance dari residual satu pengamatan ke
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa pengamatan lain berbeda disebut
Efek Indonesia, literatur, penelitian terdahulu heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau
dan sumber-sumber terkait lainnya. Tahapan tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat
pengumpulan data adalah mengumpulkan data dilakukan dengan melihat melakukan uji
sekunder yang diperoleh webmail melalui glejser, (Ghozali, 2013:139).
website www.idx.co.id. Analisis Regresi
Teknik Analisis Data Untuk menganalisis pengaruh kebijakan
a. Uji Asumsi Klasik deviden terhadap nilai perusahaan digunakan
Asumsi klasik merupakan persyaratan analisis regresi linear sederhana. Bentuk
yang harus dipenuhi pada analisis regresi persamaannya adalah sebagai berikut:
berganda.Uji asumsi klasik yang biasa Y = a + bx + e
digunakan adalah uji normalitas, uji Dimana:
multikolinieritas, dan uji heteroskedesitas. Y : Nilai Perusahaan
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : a : Kostanta
b. Uji Normalitas b : Koefisien Regresi Kebijakan
Menurut Ghozali (2013:160) uji Deviden
normalitas bertujuan untuk menguji apakah x : Kebijakan Deviden
dalam model regresi variabel pengganggu atau e : Standard Error
residual memiliki distribusi normal.Seperti Uji Secara Parsial (Uji t)
diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan Uji t dilakukan untuk mengetahui
bahwa nilai residual mengikuti distribusi variabel bebas berpengaruh terhadap variabel
normal.Kalau asumsi ini dilanggar maka uji terikat Y. Pengujian dilakukan untuk melihat
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah keberartian dari masing-masing variabel secara
sampel kecil. terpisah terhadap variabel terikat. Menurut
c. Uji Multikolinearitas Sanusi (2011:138). Uji t dilakukan dengan
Uji multikolinearitas adalah untuk membandingkan nilai t hitung dengan t tabel
melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi dengan kriteria sebagai berikut :
antara variabel-variabel bebas dalam suatu 1. Jika thitung> ttabel dengan tingkat
model regresi linear berganda. Jika ada korelasi signifikansi yaitu 5%, maka H0 ditolak dan
yang tinggi di antara variabel-variabel Ha diterima yang berarti bahwa secara
bebasnya, maka hubungan antara variabel parsial variabel bebas X berpengaruh nyata
bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terhadap variabel terikat Y.
terganggu. Uji multikolinearitas dilihat dari 2. Jika thitung< ttabel dengan tingkat signifikansi
nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflantion 5%, maka H0 diterima dan Ha ditolak yang
Factor) serta besaran korelasi antar variabel berarti bahwa secara parsial variabel bebas
independen. Suatu model regresi dikatakan X tidak berpengaruh nyata terhadap
dapat dikatakan bebas multikolinearitas jika variabel terikat Y.
mempunyai nilai VIF tidak lebih dari 10 dan Pengujian dilakukan dengan
mempunyai angka tolerance tidak kurang dari membandingkan nilai t yang didapat dari
0,10, (Ghozali, 2013:105). perhitungan dengan nilai t yang ada pada tabel

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1586 Vol.1 No.8 Januari 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
dengan taraf signifikan sebesar (a) 5% dan Gambar 1. Uji Normalitas Grafik Histogram
derajat kebebasan atau degree of freedom (df)
sebesar n-k.
n= Jumlah sampel
k= Jumlah variabel
Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien Determinasi adalah angka
yang menunjukkan besarnya konstribusi
pengaruh antara variabel bebas dengan variabel
terikat (Sanusi, 2011:136). R² mampu
memberikan informasi mengenai variasi nilai
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
model regresi yang digunakan, apabila Berdasarkan gambar 4.1 dapat disimpulkan
koefisien determinasi (R²) mendekati satu (1) bahwa grafik histogram memberikan pola
berarti terdapat hubungan yang kuat. distribusi normal.
Koefisien determinasi (𝑅 2 ) pada intinya b. Normal Probability Plot
digunakan untuk mengukur seberapa jauh Gambar 2. Uji Normalitas P-P Plot
kemampuan model dalam menerangkan
variabel terkait. Koefisien determinasi (𝑅 2 )
mempunyai range antara 0 sampai 1 (0 ≤ 𝑟 2 ≤
1). Semakin besar nilai 𝑅 2 (mendekati 1) maka
berarti pengaruh variabel bebas secara serentak
dianggap kuat dan apabila (𝑅 2 ) mendekati (0)
maka pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat serentak adalah lemah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian Berdasarkan gambar 4.2 terlihat
1. Uji Asumsi Klasik penyebaran titik-titik mendekati garis
Asumsi klasik merupakan persyaratan diaagonal, sehingga disimpulkan berdistribusi
yang harus dipenuhi pada analisis regresi normal.
berganda.Uji asumsi klasik yang biasa 2. Analisis Statistik (Metode Kolmogorof-
digunakan adalah uji normalitas, uji Smirnov)
multikolinieritas, dan uji heteroskedesitas. Apabila probabilitas yang diperoleh
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : lebih besar dari taraf signifikasi penelitian (α)
a. Uji Normalitas yaitu sebesar 0,05 maka data tersebut
Uji normalitas bertujuan untuk menguji berdistribusi normal. Adapun hasil uji
apakah dalam model regresi variabel Kolmogorof-Smirnov masing-masing variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi dapat dilihat pada tabel 4.1.
normal. Berdasarkan hasil output SPSS sebagai Tabel 1. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
berikut: One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
1. Analisis Grafik Ln_X Ln_Y
a. Grafik Histogram
N 27 26
Normal Mean 3,9436 1,0112
Parametersa,b Std.
,45154 ,65415
Deviation
Absolute ,120 ,139
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.8 Januari 2021 1587
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Most Extreme Positive ,120 ,121 Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar
Differences Negative -,085 -,139 berikut ini :
Test Statistic ,120 ,139 Gambar 3. Uji Heteroskedastisitas
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d ,200c,d
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan
bahwa data variabel Ln_X yaitu kebijakan
deviden dan variabel Ln_Y yaitu nilai
perusahaan berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikoliniearitas dilakukan untuk
memastikan bahwa tidak ada korelasi sempurna
antara variabel bebas yang satu dengan variabel
bebas yang lainnya dengan melihat nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF).
Jika nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF < 10
menunjukkan bahwa tidak adanya gejala Dari gambar 4.3 dapat dilihat hasil
multikoliniearitas dalam model regresi. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa tidak
pengujian multikoliniearitas diperoleh sebagai ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
berikut : atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, yang
Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas menandakan bahwa tidak terjadi
Coefficientsa heterokedastisitas pada keseluruhan variabel
Collinearity dalam instrument penelitian.
Statistics d. Uji Autokorelasi
Model Tolerance VIF Tabel 3. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
1 Ln_X 1,000 1,000
R Adjusted R Std. Error of Durbin-
a. Dependent Variable: Ln_Y Model R Square Square the Estimate Watson
Berdasarkan tabel 2 dengan 1 ,445a ,198 ,165 ,59779 1,872
a. Predictors: (Constant), Ln_X
menggunakan SPSS dapat diketahui bahwa b. Dependent Variable: Ln_Y
nilai VIF an 1.000 (variabel kebijakan deviden). Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat nilai
Menurut Nugroho dalam Sujianto (2009:79) Durbin Watson adalah sebesar 1.872. Jadi
jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak karena 1.65 < 1.872< 2.35 maka tidak ada
lebih dari 10 maka model terbebas dari autokorelasi.
multikolinearitas. Maka dalam penelitian ini 2. Analisis Regresi
dapat disimpulkan bahwa variabel terbebas dari Hasil analisis regresi diformulasikan
asumsi klasik multikolinearitas, karena persamaan regresi sebagai berikut:
hasilnya lebih kecil dari 10. Tabel 4. Analisis Regresi Sederhana
c. Uji Heterokedastisitas Coefficientsa
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan Std.
varian dari residual suatu pengamatan ke Model B Error Beta t Sig.
pengamatan lainnya. Cara menetahuinya ada 1 (Constant) -
-1,484 1,031 ,163
1,440
tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan Ln_X ,633 ,260 ,445 2,436 ,023
melihat grafik scatterplot atau dengan uji a. Dependent Variable: Ln_Y
glejser. Jika tidak ada pola yang jelas, serta Y = -1,484+ 0,633x + e
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka Berdasarkan persamaan regresi, maka
0 pada sumbu Y, atau nilai signifikansi > 0,05 dapat dijelaskan bahwa jika koefisien
maka tidak ada terjadi heteroskedastisitas. regresinya negatif berarti hubungannya negatif
artinya setiap kenaikan 1% dari kebijakan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1588 Vol.1 No.8 Januari 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
deviden akan belum tentu menaikkan nilai
perusahaan karena adanya faktor-faktor Tabel 4.6 Koefisien Determinasi
tertentu. Model Summaryb
3. Uji Secara Parsial (Uji t) Adjusted R Std. Error of Du
Uji t digunakan untuk pengujian Model R R Square Square the Estimate Wa
hipotesis pengaruh variabel independen secara 1 ,445 a
,198 ,165 ,59779 1,8
individu terhadap variabel. Pengujian hipotesis a. Predictors: (Constant), Ln_X
dilakukan dengan membandingkan nilai thitung b. Dependent Variable: Ln_Y
dengan ttabel pada alpha 5% (0,05) dengan Berdasarkan tabel 4.6 maka nilai R
degree of freedom (df) = t (a / 2 ; 26 – 1 – 1 = t Square sebesar 0,198 artinya 19,8% variabel
(0,025 ; 24) = 2,06390. Uji t dilakukan untuk nilai perusahaan (Y) dijelaskan oleh variabel
mengetahui variabel bebas X (kebijakan kebijakan deviden(X) sedangkan 80,2%
deviden) berpengaruh terhadap variabel terikat dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya yang
Y (nilai perusahaan). Pengujian dilakukan tidak dimasukkan kedalam penelitian ini.
untuk melihat keberartian dari masing-masing
Pembahasan
variabel secara terpisah terhadap variabel Hasil pengujian menunjukkan bahwa
terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan kebijakan deviden berpengaruh signifikan
nilai t hitung dengan t tabel dengan kriteria terhadap nilai perusahaan dan memiliki nilai
sebagai berikut : koefisien negatif. Sehingga dapat disimpulkan
Tabel 5 Uji t bahwa setiap peningkatan kebijakan deviden
Coefficientsa
Unstandardized Standardized belum tentu akan terjadi peningkatan nilai
Coefficients Coefficients perusahaan. Artinya besarnya deviden
Std.
Model B Error Beta t Sig. dibagikan perusahaan farmasi bukan
1 (Constant)
-1,484 1,031
-
,163
merupakan sinyal bagi investor (pasar)
1,440 sehubungan dengan stabilitas dan prospek
Ln_X ,633 ,260 ,445 2,436 ,023
a. Dependent Variable: Ln_Y
pertumbuhan perusahaan di masa mendatang
Berdasarkan hasil output menggunakan dikarenakan adanya faktor-faktor tertentu
uji statistik t pada tabel 4.5 diatas diperoleh diantaranya perusahaan farmasi berada ditahap
thitung sebesar 2,436> ttabel 2,06390 dan nilai mature (kedewasaan).
signifikan 0,023 < 0,05, maka H2 diterima, hal Kebijakan deviden dari tahun 2017-
ini menunjukkan bahwa secara parsial 2019 terhadap nilai perusahaan menunjukkan
kebijakan deviden berpengaruh signifikan perkembangan meningkat dari tahun ke tahun
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sehingga dapat dikatakan berpengaruh secara
farmasi di Bursa Efek Indonesia. signifikan. Hal ini dikarenakan besarnya
4. Koefisien Determinasi (R²) deviden yang dibayarkan mempengaruhi nilai
Koefisien Determinasi (R2) mengukur perusahaan.
kemampuan model dalam menerangkan variasi Hasil penelitian ini didukung oleh
variabel independen terhadap variabel relevansi deviden (relevant theory) yang
dependen atau dapat pula dikatakan sebagai dikemukan oleh Modigliani dan Miller
proporsi pengaruh seluruh variabel independen menyatakan bahwa nilai perusahaan
terhadap variabel dependen. Nilai koefisien dipengaruhi oleh kebijakan deviden karena para
determinasi dapat diukur oleh R Square dan investor menganggap bahwa deviden akan
apabila koefisien determinasi mendekati satu diterima saat ini dan terus menerus tiap tahun,
berarti terdapat hubungan yang kuat, maka sedangkan capital gain akan diterima untuk
diperoleh hasil sebagai berikut: waktu yang akan datang jika harga saham naik
sehingga bagi perusahaan yang membayar

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.8 Januari 2021 1589
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
deviden akan memecahkan ketidakpastian [4] Brigham, Eugene F, dan Houston, 2011.,
investor lebih awal. Dasar-dasar Manajmen Keuangan .,
Hasil penelitian ini mendukung Salemba Empat Jakarta
penelitian Senata (2016), Kurnia (2017), Fitri [5] Fitri, dan Purnamasari., 2018., Pengaruh
dan Purnamasari (2018). Akan tetapi bertolak Kebijakan Deviden Terhadap Harga
belakang dengan hasil penelitian dari Ernita dan Saham., Jurnal Saintifik Manajemen dan
Rosma (2010) dan Lestari dan Prayanti (2016) Akuntansi, Vol.1 No. 1
bahwa kebijakan deviden tidak berpengaruh [6] Ghozali, Imam. 2013., Aplikasi Analisis
terhadap nilai perusahaan. Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi., Badan Penerbit
PENUTUP Universitas Diponegoro., Semarang
Kesimpulan [7] Hanafi, Mahduh dan Abdul Halim,
Berdasarkan hasil penelitian, maka 2012., Analisis Laporan Keuangan.,
diperoleh kesimpulan bahwa kebijakan deviden (UPP) STIM YKPN., Yogyakarta
berpengaruh signifikan terhadap nilai [8] Harjito dan Martono.,2011.,Manajemen
perusahaan pada perusahaan farmasi di Bursa Keuangan., Edisi 2., Ekonisia., Yogyakarta
Efek Indonesia. [9] Harmono.,2014.,Manajemen Keuangan
Saran Berbasis Balanced Scored., PT Bumi
1. Kebijakan dividen diharapkan dapat Aksara., Jakarta
dilakukan secara optimal oleh [10] Umar., 2011., Metode Penelitian Untuk
manajemen perusahaan dengan Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi 11., PT Raja
memperhatikan dana yang tersedia Grafindo Persada., Jakarta
dalam bentuk laba ditahan yang [11] Fahmi, Irham, 2015., Analisis Laporan
digunakan dalam membiayai kegiatan Keuangan ., Alfabeta., Bandung
investasi perusahaan dimasa yang akan [12] Kashmir., 2014., Bank dan Lembaga
datang sehingga tetap kedepannya bisa Keuangan Lainnya.,Jakarta:PT.
menarik investor yang akan RajaGrafindo Persada
mempengaruhi nilai perusahaan farmasi [13] Kurnia., 2017.,Analisis Signifikansi
di Bursa Efek Indonesia. Leverage dan Kebijakan Deviden
2. Peneliti selanjutnya diharapkan Terhadap Nilai Perusahaan., Jurnal
menambah periode penelitian dan Akuntansi, Vol.4 No.2
variabel lain yang diduga berpengaruh [14] Lestari, dan Paryanti., 2016., Pengaruh
terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas dan Kebijakan Deviden
Terhadap Nilai Perusahaan Pada
DAFTAR PUSTAKA Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di
[1] Andriyani, 2017., Electronic Theses and BEI., Jurnal CKI On SPOT, Vol.9 No.1
Dissertations Universitas Muhammadiyah, [15] Musthafa, 2017.,Manajemen Keuangan.,
Surakarta Edisi I., Andi., Yogyakarta
[2] Ernita, dan Rosma., 2010., Pengaruh [16] Senata., 2016.,Pengaruh Kebijakan
Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Yang
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Tercatat Pada Indeks LQ-45 Bursa Efek
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia., Indonesia., Jurnal Wira Ekonomi
Jurnal Ekonomi Keuangan Perbankan dan Mikroskill, Vol.6 No.1
Akuntansi, Vol. 2 No.1 [17] Setiawati., 2016.,Pengaruh Struktur
[3] Sanusi, 2011., Metode Penelitian Bisnis., Modal, Pertumbuhan Perusahaan, dan
Salemba Empat., Jakarta Kebijakan Deviden Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1590 Vol.1 No.8 Januari 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
di Bursa Efek Indonesia., Jurnal Menara
Ilmu, Vol.X No.63
[18] Sofyaningsih dan Hardiningsih., 2011.,
Struktur Kepemilikan, Kebijakan Deviden,
Kebijakan Hutang, dan Nilai Perusahaan.,
Jurnal Dinamika Keuangan dan
Perbankan., Vol.3
[19] Wati, dkk., 2018.,Pengaruh Kebijakan
Deviden Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Kebijakan Hutang Sebagai
Variabel Intervening Pada Perusahaan Sub
Sektor Industri Barang Konsumsi Periode
2011-2016., Jurnal Manajemen dan Bisnis,
Vol.XI No.1

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai