Anda di halaman 1dari 29

Bahas 

Akuntansi, Audit, dan Peluang Riset di


Masa Pandemi Covid-19,
 Agustus 14, 2020
Jakarta (UNAS) – Pandemi covid-19 secara nyata mempengaruhi semua aspek
kehidupan masyarakat, termasuk dalam mengelola bisnis atau perusahaan. Bisnis
diharuskan untuk selalu mempertimbangkan bagaimana pandemi mempengaruhi
operasional mereka.

Pada situasi seperti ini, peran aktif para akuntan sangat diperlukan dalam memberi
solusi menghadapi kemungkinan krisis dunia yang terus memburuk, sehingga
pertimbangan-pertimbangan riset akuntansi yang dapat dilakukan untuk
membantu khususnya bagi perusahaan untuk dapat keluar dari krisis ekonomi.
Selain itu, Audit yang dibuat juga diharapkan dapat memberikan arahan bagaimana
pelaku bisnis menangani ketidakpastian dari sisi keuangan.

Oleh karena itu, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional (FEB UNAS)
menyelenggarakan webinar dengan tema “Akuntansi, Audit, dan Peluang Riset di
Masa Pandemi Covid-19” pada Rabu, (12/8) di Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh para
dosen dan mahasiswa di lingkungan FEB UNAS.

Dr. Bambang Subiyanto, S.E., M.Ak., CPA.


Dalam pemaparannya, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. Bambang Subiyanto,
S.E., M.Ak., CPA. mengatakan peran auditor pada laporan keuangan periode Covid-
19 berada pada tingkat pengawasan yang ketat. Menurutnya, sebagai seorang
auditor memiliki kewajiban kepentingan publik untuk menyelesaikan pekerjaan
audit sesuai dengan standar profesional dan ketentuan etika yang berlaku.

“Dalam kondisi ini auditor harus mengakui bahwa cara melakukan audit
sebelumnya diperlukan modifikasi signifikan untuk mengatasi tantangan dan
ketidakpastian yang muncul dari dampak pandemi Covid,” ujarnya.

Bambang menambahkan bahwa di masa pandemi Covid-19, auditor perlu


mempertimbangkan semua informasi saat ini dan dimasa mendatang terkait
tentang bisnis. “Auditor harus meningkatkan skeptisisme profesional yang sangat
tinggi dan mengkomunikasikannya kepada manajemen dan pihak yang
bertanggung jawab terhadap tata kelola,” ucapnya.
Molina, S.E., M.Si., Ak., CA.
Sementara itu, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Molina, S.E., M.Si., Ak., CA.
mengungkapkan masuknya pandemi Covid-19 ke Indonesia bersamaan dengan
pelaporan keuangan perusahaan. “Apakah laporan keuangan akan dilaporkan di
tahun 2020 dimana kondisi 2019 berbeda jauh dengan 2020 nah apakah hal itu
cocok dengan laporan. ini adalah PR besar para akuntan dalam memberikan
informasi yang benar atas laporan keuangan,” ucap Molina.

Ia juga mengatakan, dimasa pandemi ini banyak perusahaan yang terpaksa


menurunkan harga produk hingga menutup usahanya karena tidak
mampu survive. Sehingga hal itu menjadi catatan para akuntan.

“Ini perlu note untuk para akuntan dan going konsen dimana banyak pelaku usaha
yang menutup usahanya ataupun menjual produk dengan harga yang murah maka
perlu peran kita memikirkan bagaimana going konsennya” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr. Padri


Achyarsyah, S.E., M.M., DESS., Ak., CA., CPA. mengatakan bahwa audit keuangan
sedang mengalami krisis karena tidak sesuai dengan prosedur. Maka dari itu,
katanya, akuntan perlu memperhatikan laporan untuk tahun 2020 yang disesuaikan
dengan kondisi saat ini.

“Kita sedang mengalami krisis audit karena audit tidak sesuai dengan aturan. Maka
dari itu pada tahun 2020 perlu dipertimbangkan informasi penyesuaian atau non
penyesuaian yang perlu dicantumkan dalam laporan keuangan akibat pandemi
covid-19” ungkap Padri.

Dimasa pandemi, ketidakpastian keuangan terjadi di berbagai perusahaan


sehingga terjadi krisis. Oleh karena itu, diperlukan suatu riset bisnis agar di masa
pandemi perusahaan dapat bertahan dari krisis yang melanda.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. Zumratul Meini, S.E, M.S.E., M.S.Ak.
mengatakan bahwa pada krisis saat ini peluang untuk melakukan riset akuntansi
sangat besar. Menurutnya, setiap perusahaan harus bergerak cepat mencari solusi
dari krisis yang ada.
“Peluang riset akuntansi akibat covid 19 justru sangat besar karena harus
mencari banyak solusi dari permasalahan yang ada. Bukan hanya riset
akuntansi saja namun juga sektor ekonomi lainnya,” kata Zumratul.

Dalam bidang akuntansi, kata Zumratul, riset yang dapat dilakukan adalah riset
terhadap akuntansi keuangan, audit, akuntansi perpajakan, dan akuntansi
sektor publik. “kita bisa melihat dari bagaimana manajemen laba perusahaan di
masa pandemi covid-19, kemudian dampak pandemi terhadap industri
tertentu semisal pariwisata, transportasi, energi, telekomunikasi, perbankan, juga
UMKM, lalu fenomena berbagai insentif perpajakan dimasa pandemi, dan
evaluasi kebijakan refocusing anggaran terkait covid-19 seperti bantuan sosial
itu adalah berbagai objek yang bisa kita riset saat ini,” ujarnya. *(DMS)

Tantangan Pendidikan Akuntansi dan Profesi


Akuntan dalam Era Kenormalan Baru
Ditulis oleh FEB UGM Kategori: Berita Ditayangkan: 07 September 2020 Dilihat: 8383

Pandemi Covid-19 membawa dampak signifikan terutama dari banyaknya


perubahan aspek regulasi dan kebijakan, sampai tantangan terhadap
perubahan sektor akuntansi dan pendidikan. Pada Jumat (4/9) Program Studi
Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM bekerja
sama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Forum Dosen Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Pendidik (IAI-KAPd)
menyelenggarakan Seminar Akuntansi dan Regulasi (SNAR) dengan topik
"Pendidikan Akuntansi dan Profesi Akuntan dalam Kenormalan Baru". Seminar
digelar secara online melalui platform Zoom Webinars dan disiarkan secara
langsung melalui saluran YouTube Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Seminar
dimoderatori oleh Zuni Barokah, M.Comm., Ph.D., CA. Dosen FEB UGM, yang juga
menjadi Koordinator Pusat Kajian Akuntansi dan Regulasi UGM. Hadir dalam
seminar, narasumber yang ahli di bidang Pendidikan Profesi Akuntansi dan
Akuntan, diantaranya adalah Prof. Dr. Ainun Na'im, MBA. Selaku Sekretaris Jendral
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sekaligus Dosen FEB UGM, Djohan
Pinnarwan sebagai Ketua Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI dan
Partner Pricewaterhouse Coopers Indonesia, serta Singgih Wijayana, M.Sc., Ph.D.
selaku Dosen FEB UGM yang juga menjabat sebagai Anggota Dewan Standar
Akuntansi Keuangan (DSAK).

Pemaparan materi pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Ainun Na’im. Ia


menyampaikan bahwa Pandemi Covid-19 ini membawa dampak pada
meningkatnya ketidakpastian, juga memberi dampak pada banyak perubahan, baik
dari aspek regulasi dan kebijakan, sampai pada peruba han ekonomi. Ia bahkan
menyebut pandemi telah menyebabkan disrupsi pada berbagai lembaga,
organisasi, atau perusahaan, sehingga sektor tertentu banyak yang mengalami
penurunan yang sangat tajam. Tentu keadaan ini menjadi tantangan sendiri di
dunia Pendidikan, khususnya akuntansi.

Menurutnya, saat ini kita dihadapkan pada dua tantangan besar, revolusi industri
4.0 dan pandemi covid-19 yang selesainya belum diketahui kapan akan berakhir. Ia
berpendapat bahwa dunia Pendidikan harus mengantisipasi dengan perubahan
kurikulum sehingga siswa/mahasiswa tidak kehilangan kesempatan atau proses
belajar. Kebijakan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga pembelajaran tetap
efektif berjalan.

"Kita harus menjaga bahwa Pendidikan akuntansi yang kita berikan pada
masyarakat tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat. Sebab dalam beberapa
hal pandemi Covid mempercepat proses perubahan, atau yang sering kita sebut
Revolusi Industri 4.0", papar Prof. Ainun.

Bicara soal dampak, Prof. Ainun menyampaikan bahwa seluruh negara terdampak
oleh pandemi ini, dari segi ekonomi, pertumbuhan ekonomi menurun bahkan
sampai negatif, demikian juga aspek sosial, banyak orang kehilangan perkerjaan,
perubahan interaksi antar individu, dan sebagainya. Oleh karenanya perlu
melakukan manajemen konflik antara sektor kesehatan dan ekonomi.

"Penutupan kegiatan mengakibatkan terjadinya konflik antara kesehatan dan


ekonomi. Membuka kegiatan secara fisik, kesehatan akan menjadi ancaman,
disisi lain ekonomi akan bergerak. Perlu memanage kedua hal tersebut agar bisa
bergerak bersama. Contohnya di lingkungan Pendidikan, kategori hijau dan kuning
bisa dibuka secara fisik, bisa mengajar secara konvensional. Daerah yang masih
berwarna orange dan merah tidak dibuka”, ungkap Prof. Ainun.
"Dampaknya pada perubahan ekonomi, pandemi berpengaruh pada proses
penyediaan data dan informasi, terutama untuk policy makers, data dibutuhkan
untuk menyelesaikan masalah sosial yang terjadi secepatnya", tambahnya.

Dalam dunia akuntansi, ia berpendapat bahwa Pandemi Covid-19 sangat


berpengaruh pada financial reporting. "Yang terpengaruh tentu saja laba, lalu
ada subsequent events, going concern, masalah risiko, impairment, maka dari itu
OJK dan otoritas terkait memberikan regulasi untuk menanggulangi dampak Covid-
19 pada perusahaan", tegasnya

Selain financial reporting, menurutnya, praktik auditing juga mengalami perubahan,


terutama dari kurangnya interaksi secara langsung, sebab proses audit dilakukan
secara online. Perubahan tersebut mewajibkan pendidik untuk terus berbenah
menyesuaikan kebutuhan. "Inilah beberapa aspek yang berubah pada akuntansi,
dan tentu sebagai pendidik harus turut menyelesaikan hal tersebut dengan
memastikan kurikulum berjalan, serta kompetensi mahasiswa meningkat",
tutupnya.

Sesi kedua adalah penyampaian materi dari Djohan Pinnarwan. Menyoal pandemi
dari kaca mata praktisi, Djohan menyampaikan bahwa Pandemi tak membuat
Kantor Akuntan Publik kesulitan. "Dalam KAP kami, Pandemi Covid-19 tidak terlalu
menyulitkan karena sejak 2018, pekerjaan sudah dilakukan secara dinamis, bisa
dimana saja, meski ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan secara daring",
tuturnya.

Terutama soal auditing, ia mempermasalahkan terkait efektivitas internal


control apabila dilakukan secara daring. "Dari sisi penggunaan teknologi,
jangkauan secara daring menjadi masalah. Jika dilakukan secara remote, yang
menjadi pertanyaan bagaimana efektivitas internal control saat assessment klien?”,
ungkapnya.

Untuk dunia Pendidikan Profesi Akuntansi dan Akuntan, Djohan menyampaikan


pendapatnya sebagai seorang praktisi. "Ada beberapa hal yang saya pelajari dalam
berbagai perubahan dalam profesi dan di kantor, mengutip pendapat seorang ahli,
di dalam dunia Pendidikan, sudah seharusnya the objective of education is
learning, not only teaching", tegas Djohan. Sebab menurutnya, terdapat perbedaan
antara metode learning dan teaching dalam dunia Pendidikan. "Jika kita teaching,
kita mengajarkan kontennya, what the subject, ibarat orang tua menyuapi
makan anaknya, sedangkan learning lebih ke how to learn, bagaimana cara orang
tua memberi makan kepada anaknya, yaitu dengan cara anak tersebut
diberikan keleluasaan dalam belajar", jelasnya.

"Keterbatasan saat ini dan dunia masa depan yang tidak pasti mengharuskan kita
untuk memberi education how to learn, sehingga memberi executive function,
dan output-nya memberi peserta didik kesuksesan di dunia Pendidikan”,
tambahnya.
Ketika ditanya seputar efektivitas pendidikan dengan dunia kerja, Ia menyampaikan
bahwa praktek dan profesi di dunia kerja akan selalu lebih cepat dari yang
diajarkan di dalam kelas. "Contohnya di era disrupsi, dari sisi Pendidikan mungkin
job-nya akan hilang, tapi dari sisi work-nya akan tetap berjalan", pungkasnya.

Sesi selanjutnya adalah pemarapan oleh Dosen FEB UGM, Dr. Singgih Wijayana yang
menyampaikan isu kenormalan baru dari perspektif pendidikan. Dr. Singgih
menyampaikan kenormalan terdapat pemahaman yang lebih luas, sebab banyak
sekali topik dan pengembangan. Dari sisi pengajaran, ia menyoroti bagaimana cara
menyampaikan materi, sebab akuntansi berubah dalam satu dekade terakhir,
khususnya terkait teknologi, internet of things dan Revolusi Industri 4.0. Tak
hanya itu, ia juga menyoroti akuntansi lingkungan, corporate
sustainability dan triple bottom line, serta integrated reporting  yang juga tak bisa
terlepas dalam perkembangan teknologi dan internet. Juga dalam hal isu yang terus
bergulir di dunia pendidikan, bahwa profesi akuntansi menjadi profesi yang
tidak menarik karena akibat teknologi profesi akuntansi disalah-persepsikan
akan hilang akibat adanya otomatisasi teknologi.

Implikasi dari hal tersebut, ia menuturkan bahwa pendidikan tinggi harus bersiap
menawarkan program baru di kampus atau merevisi program yang telah ada,
melakukan perubahan-perubahan strategik dalam struktur fakultas atau
pengelolaan program studi, menyediakan program daring berijasah atau
bersertifikat, serta melakukan perubahan kurikulum Pendidikan Akuntansi dan
Profesi Akuntan.

Dari kajian literatur, ia menemukan fakta bahwa kebutuhan lulusan sudah tak
relevan dengan kebutuhan jangka panjang lulusan tersebut. "Kebanyakan
kurikulum saat ini berfokus pada penyiapan lulusan yang berada pada entry
level requirement yang itu relevan di masa lalu, dan tidak dengan sekarang,
penting untuk menyiapkan kebvgutuhan karir jangka panjang lulusan", kritiknya.

Ia menambahkan bahwa saat ini Pendidikan akuntansi kebanyakan masih


berfokus pada penyiapan karir untuk akuntan publik atau pengauditan,
padahal lingkungan bisnis dan organisasi kontemporer memerlukan keahlian dan
kompetensi yang lebih luas untuk para akuntan.

“Akan kurang tepat jika disaat perubahan saat ini hanya berfokus pada kompetensi
akuntansi saja, seorang berlatar belakang akuntansi harus memiliki kompetensi lain
yang mendukung kompetensi dia, untuk mendukung profesinya.”, tegasnya.

Ia pun mengapresiasi Program Merdeka Belajar Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan, sebab program tersebut membuat seseorang ingin belajar
pengetahuan lain. Selain itu, ia mengungkapkan bahwa penting untuk menyiapkan
lulusan agar dapat memiliki skill kepemimpinan, dan ethical dan social responsibility
yang baik. "Ada policy yang tidak kalah penting dalam mendukung accounting
knowledge, kita membentuk pemimpin yang berintegritas dengan cara
kepemimpinan. Menjadi kurikulum diharapkan memenuhi demand dimasyarakat
dalam bentuk apapun", ungkapnya.

Dr. Singgih mengatakan secara implementasi, ia berharap ada continuous


improvement dalam setiap pengajaran, ada evaluasi. "Kita membangun tidak hanya
di accounting knowledge dan competencies, tapi bagaimana membangun learning
goals dan learning objective, accounting learning harus dapat mendevelop leader dan
mendukung kompetensi board management, sehingga (lulusan) bisa survive dan
membuat karir jangka panjang yang bagus", tuturnya.

Untuk menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi, kurikulum harus


disesuaikan dengan cara mengurangi mata kuliah wajib dan menambah mata
kuliah pilihan. Adanya perubahan menyebabkan terjadi perubahan juga terhadap
kurikulum akuntansi FEB UGM, seperti ditambahkannya Mata Kuliah Digital
Business dan Artificial Intelligence yang menyesuaikan perkembangan teknologi, Mata
Kuliah Special Topics in Accounting, yang membahas isu-isu akuntansi yang relevan
dan kekinian, serta kelas FEB Excellence, kelas dimana penyelenggarannya langsung
terjun ke perusahaan, sehingga peserta didik mendapat perspektif langsung dari
dunia kerja. Selain itu, fakultas juga dapat membangun jejaring dengan industri.
Sebab menurutnya, pendidikan tinggi harus membangun partnership dengan dunia
industri untuk memastikan kompetensi apa yang dibutuhkan indsutri dari peserta
didik.

Sumber: Sony Budiarso/Leila Chanifah Z.


Dampak Pandemi Corona Terhadap
Laporan Keuangan dan Praktik Bisnis di
Indonesia
Center for Accounting Studies Unpad (CAS Unpad) menggelar Focus Group Discussion dosen-
dosen Departemen Akuntansi FEB Unpad pada Minggu (29/03) dan diikuti oleh 16 orang
dosen. FGD ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan panduan non otoritatif kepada
masyarakat mengenai dampak pandemi virus corona terhadap laporan keuangan
perusahaan dan praktik bisnis di Indonesia.

Disclaimer: Center for Accounting Studies Unpad tidak bertanggungjawab atas kerugian


yang mungkin timbul akibat keputusan yang diambil oleh entitas bisnis atau individual
berdasarkan artikel ini.
 
Pendahuluan
Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan panduan non otoritatif kepada
masyarakat mengenai dampak pandemi virus corona terhadap laporan keuangan
perusahaan dan praktik bisnis di Indonesia. Pada saat artikel ini ditulis, wabah virus
corona sudah menjadi pandemi global di mana telah merenggut korban meninggal
dunia lebih dari 32 ribu orang di 199 negara (Worddometers.info data 29 Maret 2020).
Pandemi virus corona pertama kali muncul ke permukaan ketika tanggal 31 Desember
2019 WHO menerima laporan dari negara China bahwa ada wabah di kota pelabuhan
Wuhan dari virus yang belum diketahui . Wabah ini meluas dengan sangat cepat ke
berbagai negara dalam dua minggu kemudian sehingga menjadi pandemi global.
Di Indonesia, pandemi virus corona telah ditetapkan pemerintah sebagai bencana
nasional pada hari Sabtu 14 Maret 2020 dan Indonesia memasuki masa darurat
bencana non alam.
Segera setelah corona diputuskan sebagai bencana nasional, pemerintah menghimbau
masyarakat untuk mengisolasi diri dan mengurangi kegiatan berkumpul dan
beraktivitas di luar rumah. Mayoritas Universitas memberlakukan pembelajaran daring
(Online Learning) sejak Senin 16 Maret 2020. Beberapa perusahaan juga memberikan
kesempatan para pekerjanya untuk bekerja dari rumah. Semua tindakan pencegahan
ini membuat perekonomian Indonesia dan bahkan ekonomi dunia melambat secara
signifikan.
Pandemi virus corona merebak di Indonesia pada bulan Februari-Maret ketika banyak
perusahaan di Indonesia akan mempublikasikan laporan keuangan perusahaan tahun
2019 (audited). Tahun 2020 juga merupakan tahun pertama berlakunya tiga standar
akuntansi yaitu PSAK 71 Instrumen Keuangan, PSAK 72 Pendapatan dari Kontrak
dengan Pelanggan dan PSAK 73 Sewa.
Masyarakat bisnis bertanya bagaimana dampak virus corona ini terhadap laporan
keuangan dan praktik bisnis. Artikel ini berusaha untukmemberikan bagaimana
menangani secara konsisten berbagai pertanyaan yang sering diajukan terkait dampak
virus corona terhadap laporan keuangan dan praktik bisnis perusahaan.
Penerapan Prinsip Pelaporan Keuangan Pada Masa Pandemi Covid-19
Karakteristik kualitatif fundamental dari sebuah laporan keuangan adalah informasi
yang relevan dan merupakan representasi tepat dari fenomena ekonomi perusahaan
(KKPK, 2019) . CAS Unpad berpendapat bahwa laporan keuangan yang diterbitkan pada
masa ketidakpastian akibat pandemi corona harus mencerminkan ketidakpastian
tersebut di dalam laporan keuangan.
Perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan manajemen laba dan membuat
representasi yang tidak tepat atas fenomena ekonomik perusahaan yang terkena
dampak dari pandemi ini.Misalnya apabila perusahaan mengalami penurunan
penjualan signfikan pada kuartal pertama tahun 2020, maka kenyataan tersebut harus
tercermin dalam laporan keuangan interim pertama 2020.
Dampak Pandemi Covid-19 Pada Laporan Keuangan 2019
Pandemi virus corona merebak pertama kali pada tanggal 31 Desember 2019 di Wuhan,
China. Pada tanggal tersebut, masyarakat belum menyadari dampaknya akan sangat
meluas dengan sangat cepat ke seluruh dunia. Kasus pertama pasien Corona di
Indonesia diungkapkan oleh Presiden pada tanggal 2 Maret 2020 menimpa seorang ibu
dan anaknya yang tinggal di Depok .
Dengan demikian sebelum tanggal pelaporan keuangan 31 Desember 2019 tidak ada
peristiwa yang memberikan bukti adanya kondisi pandemi corona pada tanggal
tersebut. Pandemi Corona di Indonesia muncul setelah tanggal pelaporan keuangan
sehingga BUKAN merupakan peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan (Non-
adjusting events) sesuai dengan Paragraf 03 dalam PSAK 8 Peristiwa setelah periode
pelaporan.
Kesimpulan CAS Unpad, pandemi Corona bukan merupakan adjusting events dan tidak
memiliki dampak yang signifikan kepada laporan keuangan 2019 sehingga angka-angka
pada laporan keuangan 2019 termasuk cadangan-cadangan tidak perlu disesuaikan.
Namun demikian mengingat pandemi ini dapat mengakibatkan dampak yang luar biasa
terhadap perusahaan, entitas perlu mempertimbangkan asumsi kelangsungan usaha
dalam menyusun laporan keuangan 2019. Pada paragraph 14 PSAK 8 dinyatakan bahwa
entitas tidak menyusun laporan keuangan dengan dasar kelangsungan usaha (Going
Concern) jika setelah periode pelaporan diperoleh bukti buat bahwa entitas akan
dilikuidasi atau dihentikan usahanya, atau jika manajemen tidak memiliki alternatif lain
yang realistis kecuali melakukan hal tersebut.
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Praktik Bisnis Dan Laporan Keuangan 2020
Banyak perusahaan yang mengkhawatirkan laporan keuangan 2020 karena ekonomi
yang melambat akibat virus corona. Pandemi virus corona dapat berdampak signifikan
terhadap laporan keuangan 2020 terutama dalam berbagai aspek berikut:
1. Pendapatan perusahaan yang akan menurun akibat daya beli
masyarakat yang melemah dan kemungkinan inflasi.
2. Pengukuran persediaan. Pandemi virus corona ini sangat
mempengaruhi rantai pasokan (supply chain) perusahaan
terutama yang mendapatkan bahan baku dari China. Harga bahan
baku melambung tinggi karena kelangkaan barang yang dapat
meningkatkan harga pokok penjualan. Dilain pihak banyak
perusahaan yang sudah memproduksi barang atau membeli
bahan baku untuk persiapan kenaikan permintaan di bulan
Ramadhan dan Idul Fitri. Melihat kebijakan pemerintah yang
melarang mudik lebaran, kemungkinan besar permintaan barang
tidak sebesar prediksi awal perusahaan. Perusahaan yang sudah
terlanjur memiliki persediaan besar saat ini perlu
mempertimbangkan kerugian akibat keusangan barang persediaan
atau kerusakan bahan baku yang melewati masa kadaluarsa.
3. Pengukuran Imbalan Kerja. Beberapa perusahaan mungkin
memutuskan untuk mengurangi jumlah tenaga kerja untuk
menyeimbangkan aktivitas yang menurun. Hal ini akan
berdampak pada pengukuran imbalan kerja perusahaan. Ditengah
likuiditas yang semakin ketat, perusahaan juga harus membayar
Tunjangan Hari Raya sebentar lagi pada kisaran bulan Mei.
Pengukuran liabilitas imbalan kerja pada PSAK 24 perlu
memperhitungkan dampak pandemi corona ini.
4. Dampak perubahan kurs pada laporan keuangan. Kurs rupiah
yang melemah terhadap dolar selama pandemi corona ini dapat
mempengaruhi laporan keuangan apabila perusahaan memiliki
terpapar risiko kurs terutama bila perusahaan memiliki
utang/piutang dalam mata uang dollar dan tidak melakukan
lindung nilai.
5. Pengukuran cadangan perusahaan. Perusahaan memilki cadangan-
cadangan yang biasanya menggunakan asumsi bisnis normal.
Misalnya cadangan piutang, cadangan atas klaim garansi produk,
cadangan untuk persediaan yang rusak/usang, atau cadangan
lainnya. Perusahaan harus mempertimbangkan dampak virus corona
ini terhadap cadangan perusahaan terutama untuk laporan
keuangan interim pada paruh pertama 2020. Perusahaan perlu
mempertimbangan dampak pandemi corona ini didalam risk
management perusahaan.
6. Laba perusahaan mungkin akan menurun pada tahun 2020
akibat pandemi corona. CAS Unpad menghimbau para pemangku
kepentingan terutama pemilik modal untuk mempertimbangkan
target kinerja selain Laba perusahaan untuk menghitung bonus
tahunan manajemen.

Dampak Covid-19 Terhadap Penerapan PSAK 71 Instrumen Keuangan


Penerapan PSAK 71 Instrumen Keuangan dimulai pada 1 Januari 2020 dan institusi
keuangan seperti perbankan dengan perusahaan pembiayaan harus menerapkan
standar akuntansi ini. Penghitungan cadangan atas aset keuangan berdasarkan PSAK
71 menggunakan model kerugian kredit ekspetasian (Expected Credit Loss/ECL) di
mana entitas harus menghitung cadangan kerugian nilai bukan hanya dari data masa
lalu tapi juga data-data di masa depan.
Menyadari bahwa pandemi corona dapat memberikan dampak yang signifikan
terhadap bisnis di Indonesia, OJK mengeluarkan relaksasi bagi perbankan mengenai
penilaian kualitas kredit dan restrukturisasi utang bermasalah (PO OJK NO 11/2020).
Dengan adanya relaksasi ini diharapkan entitas bisnis dapat bertahan lebih lama
menghadapi kelesuan bisnis akibat pandemi corona ini.
Penghitungan cadangan sesuai dengan PSAK 71 harus mempertimbangkan apakah
suatu aset keuangan (dalam hal ini pinjaman yang diberikan ke ke nasabah) mengalami
kenaikan risiko kredit signifikan. Pelanggan atau nasabah dapat memiliki kenaikan risiko
kredit signifikan akibat pandemi corona, sehingga dengan peraturan relaksasi dari
pemerintah (misalnya restrukturisasi pinjamannya), bisnis entitas dapat terus berjalan
baik. Namun bisa saja walaupun sudah mendapatkan relaksasi dari pemerintah, bisnis
tersebut tidak akan bertahan sampai 12 bulan ke depan sehingga dinilai risiko kredit
telah meningkat.
Pemodelan PSAK 71 yang dilakukan di awal tahun 2020 mungkin tidak
memperhitungkan dampak dari pandemi corona (dan juga peraturan relaksasi
pemerintah) ke dalam model pencadangan. CAS Unpad merekomendasikan
perusahaan khususnya institusi keuangan yang terkena dampak signifikan atas
penerapan PSAK 71 juga mempertimbangkan fakta-fakta yang berkembang dalam tiga
bulan terakhir.
Apabila setelah mempertimbangkan fakta-fakta tersebut, entitas meningkatkan
cadangan kerugiannya, maka hal tersebut akan mempengaruhi laba rugi laporan
keuangan tahun 2020. Kerugian tersebut tidak dapat diakui dalam laporan keuangan
tahun 2019 dengan alasan transisi penerapan PSAK 71. Entitas yang menerapkan PSAK
71 tidak dapat mengakui kerugian akibat corona sebagai bagian dari transisi sehingga
dapat diakui dalam saldo laba tahun 2019. Hal ini bertentangan dengan ketentuan
transisi PSAK 71 dimana entitas hanya mempertimbangkan informasi yang tersedia
pada tanggal penerapan awal standar yaitu 1 Januari 2020. Dampak pandemi corona di
Indonesia baru mulai setelah tanggal 1 Januari 2020.*****
(Artkel ini disusun berdasarkan hasil diskusi Focus Group Discussion dosen-dosen
akuntansi UNPAD pada tanggal 29 Maret 2020 yang diikuti oleh 16 orang dosen.
Artikel ini tidak mewakili opini Universitas Padjadjaran sebagai institusi. Center for
Accounting Studies Unpad adalah salah satu pusat studi dalam naungan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Padjadjaran.)
Pertanyaan terkait artikel dapat dikirim ke email : pusatstudiakuntansi@fe.unpad.ac.id

Accounting Forum bulan Oktober


2020: Isu Terkini dalam Akuntansi
Keuangan
oleh akuntansifeb | Apr 6, 2021 | Berita

Departemen Akuntansi Universitas Diponegoro mengadakan Accounting Forum (AF) series


pada 17 Oktober 2020. Seperti sebelumnya acara ini diadakan secara virtual mengingat masa
pandemi. Isu terkini dalam akuntansi keuangan dipilih sebagai topik pembahasan. Topik ini
disampaikan oleh Ersa Tri Wahyuni, Ph.D dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjajaran, anggota Indonesia Financial Accounting Standard Board (DSAK-IAI) dan
dimoderatori oleh Agung Juliarto, Ph.D dosen Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro. Diskusi dimulai dengan dampak pandemi Covid-19 terhadap pelaporan
keuangan. Dia mengatakan, dampak utama pandemi terhadap pelaporan keuangan
adalah penurunan nilai aset. Diantara respon dari situasi tersebut adalah pedoman bagi
perusahaan dalam penerapan PSAK 8, 68, dan 71 serta amandemen PSAK 73 yang dikeluarkan
oleh DSAK-IAI. Pemerintah Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga merilis regulasi
dan pedoman untuk mengatasi masalah ini. Selain masalah pandemi, pembaruan Standar
Akuntansi Keuangan Indonesia terkini serta pengembangan standar akuntansi di masa depan
dibahas secara interaktif. Beliau juga membuka wawasan tentang dampak pandemi Covid-19
pada akuntansi dan pelaporan keuangan sebagai topik penelitian yang mungkin menarik. Acara
ini berhasil menarik lebih dari 500 peserta yang berasal dari kalangan akademisi, praktisi,
mahasiswa dan masyarakat umum.
Sistem Informasi Akuntansi dalam Menghadapi Masalah Kestabilan Dunia Bisnis di Masa
Pandemi Covid-19

Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, menyimpan
dan mengolah data keuangan dan akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan sebagai
acuan dalam pengambilan keputusan. Indonesia saat ini memasuki era revolusi industri 4.0
dimana kemajuan teknologi semakin canggih ( Digitalisasi ). Digitalisasi yang ada di
indonesia dapat membantu indonesia dalam  mempermudah kegiatan manusia. Yang kita
ketahui saat ini sistem informasi akuntansi sangatlah  bermanfaat dalam dunia bisnis,
terutama di masa pandemi covid-19 yang terjadi saat ini di Indonesia.  Covid-19 sendiri
mempunyai makna bahwa itu adalah  penyakit menular yang disebabkan oleh jenis
coronavirus yang baru ditemukan.

Pada tahun 2020 Indonesia saat ini terkena dampak pandemi virus covid-19 atau lebih
dikenal virus Corona. Penyebaran virus hampir diseluruh wilayah Indonesia. Kebijakan
pemerintah untuk mengatasi penyebaran dengan melakukan sosial distancing atau jaga jarak.
Semakin hari penyebaran semakin luas.

Penyebaran juga berpengaruh pada kegiatan manusia baik sosial, budaya, pendidikan dan
ekonomi. Terutama kegiatan ekonomi semakin menurun. Maka dari itu pemerintah Indonesia
mengharuskan setiap orang untuk tetap berada dirumah dan tidak melakukan aktivitas diluar
rumah terkecuali untuk hal yang mendesak dan keperluan membeli bahan makanan.

Banyak pengusaha yang mengalami kebingungan dalam menghadapi situasi sekarang ini
yang terjadi di Indonesia, terlebih lagi dengan keadaan Indonesia saat ini keadaan
pemerintahan membuat para pengusaha harus membuka pikiran agar lebih perkiriran luas
agar tidak mengalami kebangkrutan dengan itu pengusaha harus siap siaga dalam 
memerhatikan  ketidakstabilan lingkungan bisnis saat ini dan ketidakstabilan keadaan
pemerintahan yang kian terjadi saat ini.

Dengan dikeluarkannya kebijakan PSBB di indenesia (Pembatasan Sosial Berskala Besar)


maka  semakin banyak  kesulitan yang terjadi dunia bisnis, banyak pelaku atau perkerja
dalam dunia bisnis yang mengalami penurunan omset bahkan banyak juga yang mengalami
kerugian karena pendemi corona saat ini yang terjadi di Indonesia. Pemerintah Indonesia
menegakkan kebijakan PSBB dalam penanganan Covid-19 dengan itu pemerintah
menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 dan Keputusan Presiden
(Keppres) Nomor 11 Tahun 2020. Lingkungan bisnis berjalan lambat  karena wabah virus
corona yang semakin meningkat diseluruh indonesia bahkan dibeberapa negara juga  ada
yang menerapkan sistem lockdown.  Sistem lockdown merupakan sebuah situasi di mana
orang tidak diperbolehkan untuk masuk atau meninggalkan sebuah bangunan atau kawasan
dengan bebas karena alasan sesuatu yang darurat.
Maka dari itu penting SIA sangat berperan penting  dalam perusahaan agar dalam situasi
apapun perusahaan dapat menghadapi segala kendala  dan dapat menghindari kerugian, Oleh
karena itu, SIA sangat diperlukan bagi dunia bisnis  ditengah situasi saat ini. Karena dimasa
pandemi covid-19 agar setiap pelaku usaha dapat terus menghasilkan omset dan menghindari
kerugian. Banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan oleh para pengusaha setelah
menerapkan sistem informasi akuntansi, misalnya keberhasilan untuk terus survive ditengah
wabah covid-19. Dengan menerapkan sistem informasi akuntansi semakin memudahkan pula
perusahaan dalam mengelola aktivitas oprasional usaha dan dapat mempertahankan
perusahaan dalam kondisi apapun, sehingga perusahaan akan siap menghadapi segala
perubahan lingkungan bisnis yang tidak bisa diprediksi.

Tidak dipungkiri, ditengah situasi pandemi COVID-19  yang memaksa semua pengusaha
untuk  melakukan perubahan kebijakan dalam perkerjaan. Agar semua karyawan harus
berkerja dari rumah dan lebih mengandalkan aplikasi-aplikasi pendukung perkerjaan salah
satunya zoom. Dengan ini masyarakat tidak harus bertatap muka secara langsung  jika ingin
menyampaikan informasi. Perkembangan ini ditandai adanya fitur-fitur lengkap yang terdapat
pada teknologi digital yang berkembang saat ini. kemajuan teknologi membuat dunia
semakin banyak orang yang lebih sering menggunakan teknologi.

Berbagai macam kemajuan yang dapat kita akses dengan cepat melalui dunia maya sehingga
dapat membuat perilaku seseorang menjadi berubah. Hal  ini merupakan salah satu manfaat
sistem informasi.

Sebelum terjadi wabah covid-19 yang saat ini terjadi di Indonesia maka dari itu  stabilitas
bisnis terus menerus mengalami perubahan secara cepat, karena lingkungan bisnis telah
memasuki era globalisasi. Namun setelah terjadinya wabah covid-19 di Indonesia  biusa kita
liat banyak sekali perubahan salah satunya lingkungan bisnis yang berjalan sangat lambat,
sehingga menuntut para pengusaha untuk dapat berpikir dan berinovasi terhadap produk dan
dapat menyesuaikan dengan situasi atau kondisi yang saat ini terjadi di indonesia. Penerapan
SIA dalam perusahaan memiliki banyak manfaat diantaranya :

1. Menyediakan atau menyajikan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga
perusahaan dapat melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan
efisien.
2. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produksi produk atau jasa yang
dihasilkan.
3. Meningkatkan efisiensi kinerja bisnis, baik itu pada bagian keuangan dan bagian
lainnya.
4. Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan.
5. Meningkatkan sharing knowledge
Jadi penerapan SIA sangat bermanfaat dalam perusahaan terutama dimasa pandemi, dengan
menerapkan SIA perusahaan akan bisa mengontrol dan mengelola keuangan perusahaan
dengan baik, sehingga dapat membuat keputusan untuk keberlangsungan usaha sebaik-
baiknya. Penerapan SIA diperlukan dalam dunia bisnis agar setiap pelaku usaha dapat terus
menghasilkan omset dan menghindari kerugian. Stabilitas lingkungan bisnis sebelum terjadi
wabah covid-19 terus mengalami perubahan secara cepat, karena lingkungan bisnis telah
memasuki era globalisasi. Penerapan SIA bukan hanya dilakukan ketika terjadi masalah
seperti pandemi covid-19 saat ini, namun harus diterapkan setiap saat untuk menghadapi
persaingan dalam dunia bisnis, ketika menerapkan SIA pastikan perusahaan memiliki SDM
yang berkualitas untuk menghindari segala resiko yang kemungkinan terjadi.
Setiap pengusaha harus bisa menerapkan SIA agar bisa tetap survive dalam kondisi
lingkungan bisnis yang tidak menentu, sehingga jika kondisi sudah normal para pengusaha
tidak akan kesulitan menghadapi persaingan dalam dunia bisnis global dan dapat terus
memperoleh keuntungan.

Sumber : https://www.kompasiana.com/derim/5f19a522d541df2e9a678ea2/sistem-informasi-
akuntansi-dalam-menghadapi-masalah-kestabilan-dunia-bisnis-dimasa-pandemi-covid-19
Sustainability dan Masalah Sosial Jadi
Perhatian Utama Akuntan
Masalah sosial dan keberlanjutan usaha menjadi salah satu perhatian utama para akuntan ke depan.
Mayoritas akuntan menilai perusahaan perlu meningkatkan upaya untuk lebih ramah lingkungan dan
menciptakan dampak sosial.
Thomas Mola - Bisnis.com19 Desember 2020   |  18:15 WIB

Masker berkatup. Bisnis tidak bisa berhasil dalam masyarakat yang gagal. Krisis akibat pandemi Covid-19 juga
mengingatkatkan akan pentingnya isu sustainability. - Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Masalah sosial dan keberlanjutan usaha menjadi salah


satu perhatian utama para akuntan ke depan. Mayoritas akuntan menilai perusahaan
perlu meningkatkan upaya untuk lebih ramah lingkungan dan menciptakan dampak
sosial.

Survei bertajuk Mainstreaming Impact: Scaling a Sustainable Recovery yang baru


dirilis the Association of Chartered Certified Accountants/ACCA
menyebutkan sustainability accounting wajib menjadi dasar dalam pengambilan
keputusan dalam dunia bisnis.

Pada survei tersebut ditemukan bahwa 90 persen akuntan dan profesional keuangan
menginginkan organisasi untuk meningkatkan upaya untuk menjadi lebih ramah
lingkungan dan membuat dampak sosial yang lebih positif pada masyarakat setelah
pandemi Covid-19 di seluruh dunia.
Survei yang sama mengungkapkan keinginan akuntan untuk menjadi ujung tombak
perubahan ini, yang mana 95 persen responden setuju bahwa tim keuangan memiliki
peran untuk dimainkan dalam membangun masa depan yang lebih inklusif secara
sosial dan berkelanjutan secara lingkungan.

Jimmy Greer, Head of Sustainability of ACCA, menjelaskan setiap profesional


keuangan perlu berkolaborasi secara efektif dengan menggunakan
ilmu sustainability accounting untuk meningkatkan tanggung jawab sosial dan
lingkungan.

"Saya yakin para profesional keuangan dapat menjadi think-tank untuk masalah


lingkungan dan sosial. Kita dapat mencoba memahami masalah lingkungan dari
perspektif yang berbeda, menganalisis penyebabnya menggunakan berbagai
medium,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (19/12/2020).

Greer menyampaikan hal itu ketika menjadi pembicara dalam seminar internasional
bertema Corporate Sustainability Accounting in the Digital Transformation
Millennium yang diselenggarakan oleh Universitas Bina Nusantara dan ACCA.

Hani Karunia, Head of ACCA Indonesia, menambahkan pandemi Covid-19


memberikan makna lebih dari sustainability. “Krisis ini juga mengingatkatkan
pentingnya isu sustainability karena semakin penting terhadap kelangsungan bisnis
dan dampak sosialnya terhadap masyarakat.”

Hani menyebutkan bisnis tidak bisa berhasil dalam masyarakat yang


gagal. Menurutnya, kondisi saat ini dapat menjadi momentum bagi akuntan untuk
muncul membawa perubahan dan kemajuan. Sebab, seorang akuntan dapat berperan
penting dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs).

“Para profesional keuangan dan akuntansi mengambil peran yang sangat penting
dalam menciptakan pondasi untuk kerangka bisnis,” jelasnya.

Brad Denig, Managing Director, Innovation for Sustainability, AWR Lloyd,


mengatakan setiap perusahaan tidak hanya memaparkan kinerja keuangan tetapi
juga menunjukkan bagaimana memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.

“Tanpa adanya pengertian akan tujuan sustainability maka tidak ada perusahaan


yang dapat mencapai potensi maksimal,” jelasnya.
Denig melihat tren perusahaan global banyak yang berinvestasi pada perusahaan
berfokus pada konsep sustainability. Mereka percaya bahwa perusahaan yang
menerapkan prinsip SDGs dapat memberikan kinerja yang baik dari segi kinerja
keuangan dan untuk lingkungan hidup.

Dewi Fitriasari, Business Risk Management Research Interest Group (BRM RIG)
Leader, Bina Nusantara University, menjelaskan profesi akuntan dapat bergeser tak
hanya mengatur keuangan perusahaan saja tetapi juga dapat mengalokasikan
anggaran, mengevaluasi dan menilai kegiatan perusahaan mengenai
konteks sustainability.

Para akuntan melalui audit juga dapat memastikan bahwa informasi keberlanjutan
yang disampaikan oleh perusahaan dapat diandalkan dan dapat dipercaya,” kata
Dewi.
Trend Akuntansi
Dalam Bisnis di Tahun
2021
22 Jan 2021
 What's On

22 Jan 2021
 What's On

Kata akuntansi memang sudah tidak asing lagi di pendengaran kita. Dimana kata tersebut
banyak kita jumpai seperti nama buku, jurusan kuliah terlebih lagi di dalam pekerjaan
terutama di bidang keuangan. Jadi, akuntansi ini merupakan sebuah ilmu yang nantinya dapat
diaplikasikan langsung pada kehidupan sehari-hari. Tak hanya itu saja, ilmu akuntansi ini
memang memiliki prospek yang terbilang sangat bagus terlebih lagi untuk masa depan.
Penting pula untuk Anda ketahui bahwa hampir semua perusahaan yang ada di Indonesia
baik itu profit oriented ataupun non-profit oriented (dalam skala besar atau kecil)
membutuhkan pula ilmu akuntansi sehingga dapat membantu perusahaan dalam membuat
laporan keuangan. Nah, mengenai trend akuntansi dalam bisnis maka Anda juga bisa melihat
ulasan lainnya terkait hal ini.

Trend Akuntansi Dalam Menghadapi Persoalan Bisnis


Seperti yang Anda ketahui bahwa kesempatan untuk berkarir di bidang akuntansi tentunya
terbuka lebar dan ini menjadi salah satu paling banyak diminati oleh orang. Meskipun
demikian? perlu Anda ketahui pula bahwa persaingan untuk bisa bekerja di bidang tersebut
tentunya sangat ketat dan membuat orang harus berlomba-lomba untuk mendapatkan jabatan
dan pekerjaan tersebut.

Selain itu, tahukah Anda bahwa megatrend akuntansi ini tentunya akan menghadapi beberapa
persoalan yaitu seperti :

· Perlunya keterpaduan akuntansi dengan bidang dan juga disiplin lainnya.

· Akuntansi juga memberikan pengukuran yang efisiensi serta produktivitas dalam bisnis.

· Diperlukan untuk mengidentifikasi, melaporkan berbagai informasi yang lebih relevan serta
mengukur permasalahan yang ada.

Tak hanya itu saja, di era yang serba digital seperti sekarang ini, tentu perusahaan akan
mencari kandidat-kandidat terbaik sehingga dapat bekerja di perusahaan mereka. Dimana
para karyawan yang cari tentunya tidak hanya mengandalkan keunggulan mereka saja, akan
tetapi mereka juga harus bisa cepat tanggap, peka dan dapat bekerja dengan baik. Kemudian
akan ada banyak tantangan yang besar yang mana nantinya harus dihadapi yaitu mulai dari
konsep pemahaman umum, penggunaan teknologi hingga sampai perubahan standar maupun
peraturan.

Penting pula untuk Anda ketahui bahwa perkembangan teknologi informasi yang ada pada
saat ini tentunya sangat berpengaruh besar terhadap sebuah SIA (Sistem Informasi
Akuntansi) yang ada dalam sebuah perusahaan. Jadi, perubahan terhadap proses yang ada
pada SIA tentunya akan dapat mempengaruhi proses audit, sebab proses audit itu sendiri
merupakan suatu bidang praktek yang mana menggunakan laporan keuangan sebagai
objeknya. Oleh karena itu, disarankan kepada Anda yang ingin terjun ke dunia akuntansi
maka harus bisa menguasai beberapa aplikasi yang berhubungan langsung dengan akuntansi.
Hal ini tentunya akan dapat membantu Anda dalam pekerjaan di bidang akuntansi.

Nah, mungkin itu ada sedikit informasi yang bisa Anda lihat mengenai artikel trend akuntansi
dalam bisnis di tahun 2020. Semoga artikel tersebut dapat bermanfaat untuk Anda!
Benarkah Peran Akuntan Digantikan Oleh Teknologi
(Informasi)?
Details  Written by Dr. Singgih Wijayana  Published: 31 May 2018  Hits: 45355
EB News

PENDAHULUAN

Di beberapa tahun terakhir, berbagai media menyajikan informasi melalui tentang profesi
dan pekerjaan dimana manusia memiliki peran yang semakin berkurang. Alasan utamanya
adalah terkait dengan perkembangan teknologi informasi, robot, komputerisasi, dan
otomatisasi lainnya. Informasi tersebut dilaporkan dan dipublikasikan oleh The Guardian,
World Economic Forum, McKinsey Global Institute (MGI), Business Insiders, Forbes, USA
Today, Money, Barclays, dan sebagainya (Guardian 2018; WEF 2018; Business Insider 2018;
USA Today 2018; Barclays 2018; Money 2018; Forbes 2018). Di satu sisi, profesi dan
pekerjaan seperti kasir, karyawan bank, produksi dan manufaktur semakin berkurang,
sedangkan di sini lain profesi dan pekerjaan seperti perekayasa perangkat-lunak, ahli gizi,
dokter bedah, keuangan dan bisnis, matematika dan komputer, agrikultur, dsb semakin
meningkat. Bagaimana dengan profesi akuntan? Diantara publikasi yang ada, Business
Insider menyebutkan bahwa pekerjaan akuntan dan auditor akan diambil alih oleh peran
robot/komputer dalam 20 tahun ke depan. Grafik 1 berikut ini menunjukkan bahwa
persentase kemungkinan bahwa pekerjaan dan profesi akuntan dan auditor yang akan
diambil alih oleh robot/komputer, dengan persentase kemungkinan 94% pasti dan berada
di posisi kedua setelah telemarketer (Business Insider 2018).
Grafik 1 

Apakah kira-kira perkiraan tersebut benar? Secara instan, banyak pihak membenarkan
publikasi tersebut karena memang sebagian peran akuntan telah digantikan oleh peran
teknologi (informasi). Bagi sebagian yang lain tidak serta merta membenarkan publikasi
tersebut. Sebagai contoh, Barclays menyebutkan Jobs are changing, not
disappearing (Barclays 2018). Pernyataan ini dapat bermakna ganda. Yang pertama adalah
perubahan yang terjadi di dalam profesi dari banyaknya perkerjaan klerikal ke pekerjaan
yang sifatnya lebih memerlukan kebijakan (discretionary) dan yang lebih strategik/berdasar
diskresi di dalam profesi akuntan sendiri. Yang kedua adalah perubahan yang terjadi dan
mengakibatkan menurunnya peran dan kebutuhan akuntan di dunia kerja dan sehingga
mereka harus berpindah ke bidang pekerjaan atau industri lain. Artikel ini membahas
perubahan peran akuntan antar waktu seiring dengan terjadinya pergeseran dari yang dulu
banyak perkerjaan akuntan yang sifatnya klerikal ke pekerjaan yang sifatnya lebih
memerlukan judgement, diskresi, inovasi/kreasi, dan yang lebih strategik.

Pembahasan dimulai dengan pemaparan perubahan kebutuhan tenaga kerja berdasar


berbagai laporan yang dipublikasikan oleh World Economic Forum (WEF), MGI, Barclays, dan
Money. Mereka melaporkan pola perubahan kebutuhan tenaga kerja di berbagai industri.
Selanjutnya dibahas mengenai penyebab terjadinya perubahan kebutuhan tenaga kerja
dimasa depan: dari sisi teknologi dan demografi sosio-ekonomi. Berdasar pola perubahan
kebutuhan tenaga kerja di berbagai industri dan penyebab terjadinya perubahan, peran
profesi akuntan didiskusikan dalam rangka untuk memprediksi perubahan kebutuhan
tenaga kerja professional akuntan. Bagian akhir dari artikel ini menyajikan ringkasan
tentang kebutuhan tenaga kerja akuntan saat ini dan dimasa depan.

PERUBAHAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA

Di berbagai sektor industri, perkembangan teknologi informasi, robot, computer, dan media


daring telah membuat peran tenaga kerja manusia tergantikan. Sebagaimana dilansir di
berbagai laman seperti Forbes, USA Today, Money, the Guardian, Business Insider, World
Economic Forum (WEF), telah terjadi perubahan besar berbagai industri yang
disebabkan oleh kemajuan tehnologi, seperti media cetak (koran), penjualan dan sewa
video dan cd, toko buku, perbankan, agen real-estate dsb (USA Today 2018). Perusahaan
yang bergerak di industri tersebut telah secara besar-besaran mengurangi jumlah
perkerja/karyawan mereka. Mereka juga melalukan berbagai inovasi dengan menerapkan
teknologi terkini supaya dapat memenangkan persaingan dalam bisnis. Berikut ini
rangkuman dari berbagai sumber yang melaporkan dan memprediksi kebutuhan tenaga
kerja sekarang dan dimasa yang akan datang.

WEF mengeluarkan laporan yang didasarkan pada hasil survei terhadap 13.549.000 pekerja
dari berbagai industri (Industri Dasar dan Infrastruktur, Konsumen, Energi, Jasa Keuangan &
Investor, Kesehatan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Media, Hiburan, dan Informasi,
Mobilitas (Transportasi dan Logistik), Layanan profesional). Dari berbagai industri tersebut,
persentase keahlian inti yang akan paling berubah/terganggu (skills disruption) terjadi pada
Jasa Keuangan, Industri Dasar, dan Mobilitas. Pada industri jasa keuangan,
kebutuhan pekerjaan meningkat untuk keahlian yang terkait dengan komputer dan
matematika, seperti analis keuangan, keamanan sistem informasi, pusat data, dan jejaring.
Sebagai konsekuensinya perusahaan-perusahaan pada industri harus meningkat keahlian
para karyawan mereka melalui berbagai pelatihan.

WEF juga melaporkan tren antar waktu pasar tenaga kerja berdasarkan jenis pekerjaan
(Arsitektur dan Teknik, Manajemen, Operasi Bisnis dan Keuangan, Penjualan dan hal terkait,
Instalasi dan Pemeliharaan, Kontruksi dan Ekstraksi, Seni, Desain, Entertainment, Olah Raga,
dan Media, Produksi dan Manufaktur, dan Perkantoran dan Administrasi). Pekerjaan yang
dapat melakukan penyelesaian masalah yang komplek, pemikiran yang kritis, serta
kreatifitas tinggi memiliki tren meningkat, sedangkan pekerjaan administrasi dan
perkantoran memiliki tren menurun. Pekerjaan yang terkait dengan administratif menurun
drastis pada semua jenis industri. Sebagai contoh, bank-bank Uni Eropa menutup 9.200
cabang dan memangkas sekitar 50.000 staf karena pelanggan semakin memilih perbankan
daring di tahun 2016 (Rumney 2017).

MGI, belajar dari sejarah/tren masa lalu, memprediksi berbagai kemungkinan pekerjaan


yang akan menghilang dan meningkat kebutuhannya di masa yang akan datang. Robot,
komputer, dan penggunaan tehnologi telah merubah ataupun menggantikan pekerjaan
manusia, serta menciptakan pekerjaan baru. Sampai dengan 2030, 75-375 juta orang di
dunia harus berganti pekerjaan atau harus meningkatkan keahliannya (Manyika et al. 2017).
MGI melaporkan, hampir di semua negara, kategori dengan persentase
pertumbuhan pekerjaan tertinggi (sudah mempertimbangkan otomatisasi) adalah penyedia
layanan kesehatan; profesional seperti insinyur, ilmuwan, akuntan, dan analis. Berbeda dari
laporan Business Insider, laporan MGI ini menunjukkan peran akuntan yang meningkat
antar waktu, bukan menurun. Selain itu, profesional di bidang teknologi informasi dan
spesialis teknologi lainnya, manajer dan eksekutif yang karyanya tidak dapat dengan mudah
digantikan oleh mesin juga meningkat kebutuhannya. Di negara berkembang terdapat
sedikit pertumbuhan kebutuhan tenaga kerja seperti artis dan pemain hiburan lainnya
sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat dan permintaan untuk rekreasi
(Manyika et al. 2017). Berbagai profesi juga bertumbuh sejalan dengan peningkatan
investasi di bidang infrastruktur dan bangunan. Pekerjaan terkait dengan layanan di
lingkungan yang tidak dapat diprediksi seperti pelayanan kesehatan dan perawatan
rumah juga meningkat antar waktu. 

Senada dengan apa yang dilaporkan oleh MGI, Barclays (2018) juga melaporkan dan
memberikan penekanan bahwa cepatnya kemajuan teknologi merubah cara orang-orang
bekerja. Memang benar adanya jika mesin kini mampu mengerjakan pekerjaan yang
kompleks yang seakan tidak mungkin dilakukan. Melalui artificial intelligence, mesin
kini mampu belajar selayaknya manusia yang mengalami proses pembelajaran dan belajar
dari pengalaman. Namun demikian, manusia tetap memiliki kelebihan dibandingkan
dengan mesin. Berbagai ketrampilan dan kemampuan bawaan manusia
memberikan kelebihan manusia daripada mesin. Manusia menggunakan indra untuk
memproses apa yang dilihat, didengar, disentuh, dan kemudian bertindak sesuai seringkali
spontan (Barclays 2018). Banyak dari apa yang manusia lakukan setiap hari tergantung pada
atau belajar dari pengalaman, serta mengambil keputusan berdasarkan informasi tidak
lengkap dan memerlukan judgement. Mesin belum/tidak bisa melakukannya (Barclays 2018).
Di masa depan, pekerjaan yang dilakukan oleh manusia akan didominasi oleh jenis
pekerjaan yang memiliki: 1) lingkup yang sangat tidak dapat diprediksi (highly
unpredictable  circumstances), 2) hubungan personal yang complex (complex personal
relationship) seperti dokter, perawat yang kepercayaan dan kenyaman hubungan sangat
penting, dan 3) membutuhkan kreatifitas (real  creativity). Mesin belum mampu untuk
mereplikasi ekspresi diri, emosi, opini, dan imaginasi sebagaimana halnya artist (Barclays
2018).

Lebih jauh dimasa depan, Money (2018) memperkirakan di tahun 2040 terdapat enam
pekerjaan yang kiranya akan mendominasi kebutuhan tenaga kerja. Keenam pekerjaan
tersebut adalah 1) Virtual  Store Manager, 2) Robot Mediator, 3) Robot Trainer, 4) Drone Traffic
Controller, 5) Augmented Reality Designer, dan 6) Micro Gig Agents. Keenam perkiraan
perkerjaan di masa depan tersebut menunjukkan bahwa tehnologi tetap membutuhkan
kendali dari manusia. Otomatisasi, komputerisasi, pengunaan daring, dan tehnologi lainnya
pada dasarnya membawa perubahan besar yang meningkatkan efektivitas dan
efisiensi bisnis. Namun demikian, tanpa didukung oleh pekerja yang memiliki keahlian
untuk menngendalikannya, investasi pada teknologi informasi oleh perusahaan justru dapat
berdampak negatif pada kinerja sebuah perusahaan.

USA Today (2018) melaporkan setidaknya terdapat 24 industri yang sudah dan mulai
sekarat. Perubahan kebutuhan tenaga kerja terbesar yang terjadi selama tahun 2007-2016
adalah pada industri sewa video dan disk yang mengalami penurunan hingga
89.8%. Sedangkan perubahan terkecil dari 24 industri adalah pada industri suplai peralatan
kontor dan stasioner. Industri tersebut mengalami penurunan kebutuhan tenaga kerja
hingga 42.1%. Toko buku, publisher, industri textile, perbankan, percetakan, distributor koran
merupakan berberapa contoh industri yang mengalami penurunan tenaga kerja dengan
kisaran 42.1 – 89.8% (USA Today 2018). Forbes (2018) melaporkan industri yang mengalami
penurunan kebutuhan pekerjaan/tenaga kerja selama kurun waktu 2010-2020. Penurunan
tenaga kerja diantaranya terjadi pada petanian, pemroses pos dan surat-surat,
penjahit, pengantar surat, penginput data, dan pekerjaan sejenis yang memiliki karakterik
mekanistis, berulang, penuh kepastian. Pekerjaan-pekerjaan tersebut tergantikan oleh
peran tehnologi, komputerisasi, dan otomatisasi (Forbes 2018).

Dari berbagai publikasi yang ada, dapat dipahami bahwa pekerjaan yang tergantikan oleh
robot, komputer, otomatisasi, penggunaan daring, dan perkembangan teknologi lainnya
terjadi pada pekerjaan yang memiliki karakterik mekanistis, berulang, dan penuh kepastian.
Sedangkan perkerjaan yang memiliki lingkup yang tidak dapat diprediksi, menekankan pada
hubungan personal berdasar kepercayaan dan kenyaman, dan membutuhkan kreatifitas
akan memiliki tren yang terus meningkat antar waktu.

PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA

Perubahan kebutuhan tenaga kerja dikategorikan manjadi tiga berdasar urutan waktu: 1)


telah terjadi, 2) sedang terjadi, dan 3) yang akan terjadi. Terjadinya perubahan besar di
dalam kebutuhan tenaga kerja disebabkan oleh: 1) kemajuan teknologi; dan 2) perubahan
demografi dan sosial-ekonomi (WEF 2018). Perubahan yang disebabkan oleh
tehnologi, diantaranya meliputi (WEF 2018): 1) Internet (smartphone/mobile) dan teknologi
penyimpanan data online; 2) Kemajuan tehnologi computer  dan Big Data; 3) Kebutuhan supli
energi baru dan tehnologinya; 4) Hal-hal yang dipicu oleh adanya internet; 5) Penggunaan
sumber daya bersama oleh berbagai perusahaan; 6) Kemajuan tehnologi robot dan
otomatisasi transport; 7) Kemajuan tehnologi mesin dengan kecerdasan buatan; 8)
Kemajuan tehnologi percetakan tiga dimensi; dan 9) Kemajuan bioteknologi. Otomasi akan
membawa perubahan besar ke dunia kerja, seperti robotika mengubah atau mengganti
beberapa pekerjaan, sementara perkerjaan yang lain tercipta membutuhkan manusia
yang lebih sedikit (secara kuantitatif). Hal ini menyebabkan jutaan orang di seluruh dunia
mungkin perlu beralih pekerjaan dan meningkatkan keterampilan (Manyika et al. 2017).
Barclays (2018) juga menyebutkan penyebab utama dari perubahan kebutuhan tenaga kerja
adalah kemajuan teknologi. Mesin kini mampu mengerjakan pekerjaan yang kompleks
dan melalui artificial intelligence, mesin kini mampu belajar selayaknya manusia yang
mengalami proses pembelajaran dan belajar dari pengalaman. Hal ini meningkatkan
kemungkinan bertambahnya jumlah pekerjaan yang tergantikan oleh komputer, mesin, dan
robot. 

Sedangkan, perubahan yang disebabkan oleh demografi dan sosial-ekonomi, diantaranya


meliputi (WEF 2018): 1) Perubahan lingkungan kerja dan flexibilitas (waktu dan tempat) di
dalam pekerjaan; 2) Peningkatan kelas menengah di negara-negara berkembang; 3)
Perubahan iklim, keterbatasan sumber alam, dan transisi ke ekonomi yang
ramah lingkungan; 4) Peningkatan perdagangan dan mutasi ahli secara global; 5)
Kepedulian konsumen terkait isu etis dan privasi; 6) Meningkatnya tren orang bekerja lebih
lama (sampai di atas umur 65 tahun) dalam rangka mencukupi kebutuhan masa
pensiun dan berkontribusi kepada masyarakat; 7) Meningkatnya jumlah generasi muda
yang mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan mengisi pasar tenaga kerja; 8)
Meningkatnya jumlah wanita yang berpartisipasi di dalam dunia kerja; 9) Meningkatnya
urbanisasi. Dari aspek demografi dan sosial-ekonomi, perubahan tersebut telah dan sedang
terjadi saat ini memiliki dampak pada perubahan pasar tenaga kerja. Otomatisasi
membawa perubahan besar di dalam dunia kerja baik di negara maju dan negara
berkembang (Manyika et al. 2017).

Bagaimana dengan profesi akuntan di masa yang akan datang? Akankah banyak


dipengaruhi oleh perubahan teknologi dan demografi sosial-ekonomi? Setidaknya saat ini
profesi akuntan tidak berada di dalam daftar 25 industri yang sudah dan mulai sekarat
berdasar laman ustoday. Tidak pula masuk ke dalam daftar 10 slowest growing jobs dari
Forbes. 

TREN PROFESI AKUNTAN SAAT INI DAN DIMASA DEPAN

Sebelum dapat memahami bagaimana tren tenaga kerja profesional akuntan, perlu


dipahami area dimana profesi akuntan menjalankan perannya. Bidang di dalam akuntansi
meliputi akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi publik dan entitas nirlaba,
pengauditan, sistem informasi akuntansi, dan akuntansi perpajakan. Apakah benar dimasa
yang akan datang pekerjaan di setiap bidang akuntansi akan membutuhkan tenaga kerja
yang semakin sedikit? Berikut ini penjelasan mengenai jenis pekerjaan yang melekat pada
tiap bidang di dalam akuntansi. Pembahasan yang terkait dengan teknologi dan demografi
sosial-ekonomi diberikan untuk memberi gambaran tren antar waktu pekerjaan/profesi
akuntan.

Akuntansi Keuangan. Peran utama yang dilakukan oleh para akuntan profesional di bidang
akuntansi keuangan adalah berkaitan dengan penyusunan dan penganalisaan informasi
keuangan dalam pelaporan ke pihak eksternal. Saat ini, praktik yang berlaku umum terkait
dengan pelaporan keuangan adalah dengan mendasarkan pada standar
akuntansi keuangan atau biasa disebut sebagai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK). Di dalam kontek internasional, statemen keuangan disusun berdasar International
Financial Reporting Standard (IFRS). IFRS diimplementasikan dengan pendekatan principle-
based. PSAK, standar akuntansi yang di Indonesia, sebagaian besar mengadopsi IFRS. Hal ini
berarti IFRS dan PSAK menggunakan pendekatan berbasis prinsip. Keuntungan mendasar
dari akuntansi berbasis prinsip adalah bahwa pedoman yang luas dapat praktis
untuk berbagai keadaan, sehingga lebih sesuai dengan ide IFRS sebagai satu standar yang
dipakai secara global. Karakteristik yang melekat pada standar akuntansi berbasis prinsip
adalah adanya potensi interpretasi yang berbeda untuk transaksi serupa. Masalah dengan
standar akuntansi berbasis prinsip adalah kurangnya panduan yang seringkali memiliki
masalah keterbandingan. Persyaratan yang ada terkadang dapat memaksa manajer untuk
membuat pertimbangan (judgement) dan kebijakan (discretionary) dalam proses penyusunan
statemen keuangan. Hal ini akan meningkat sejalan dengan peningkatan
kompleksitas bisnis global. Aspek ini yang tidak memungkinkan untuk digantikan dengan
teknologi, sehingga perkerjaan akuntan tidak serta merta bisa digantikan dengan teknologi
informasi. Dari akspek demografi, mengingat standar akuntansi saat ini cenderung akan
hanya satu dan dipakai secara global, kemungkinan ekspansi bisnis keluar domisili
meningkat. Semakin meningkatnya bisnis secara global maka semakin
meningkat kebutuhan akan akuntan karena setiap perusahaan (termasuk anak perusahaan)
membutuhkan akuntan yang bertanggung jawab di dalam penyiapan statemen keuangan.
Mutasi ahli (akuntan profesional) secara global cenderung akan terjadi. Hal ini akan
berpengaruh pada variasi/pergeseran kebutuhan akuntan di berbagai negara. Sebuat
negara yang tidak memiliki/tidak mampu menghasilkan akuntan profesional, kebutuhannya
akan dipenuhi oleh akuntan dari negara lain.

Pengauditan. Sejalan dengan perkembangan yang terjadi di bidang akuntansi keungan,


bidang pengauditan juga mengikut pendekatan principle-based. Hal ini terjadi karena audit
dilakukan untuk memastikan bahwa statemen keuangan telah disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum atau sesuai IFRS (dalam arti sempit). Kebutuhan auditor
untuk membuat pertimbangan (judgement) dan kebijakan (discretionary) dalam proses
pengauditan statemen keuangan meningkat sejalan dengan meningkatkan
kompleksitas dalam bisnis. Seperti di dalam akuntansi keuangan, aspek ini juga tidak
memungkinkan untuk digantikan dengan otomatisasi, sehingga perkerjaan auditor tidak
serta merta bisa digantikan dengan teknologi informasi. Komputerisasi cenderung
digunakan untuk membantu meningkatkan efisiensi dan efektifikas dalam menyelesaikan
perkerjaan. Dari akspek demografi, mengingat pengauditan saat ini cenderung
menggunakan standar yang sama dipakai secara global, kemungkinan auditor harus
membuat membuat pertimbangan profesional (professional judgement) semakin
meningkat dalam rangka implementasi dalam konteks lokal sebuah negara. Semakin
meningkatnya bisnis secara global maka semakin meningkat kebutuhan akan auditor,
terutama di negara-negara berkembang dimana bisnis terus bertumbuh dengan pesat.

Akuntansi Manajemen. Peran utama yang dilakukan oleh para akuntan profesional di
bidang akuntansi manajemen adalah berkaitan dengan penyusunan dan penganalisaan
informasi keuangan dalam pelaporan ke pihak internal perusahaan. Misalnya, para akuntan
manajemen bertanggung-jawab untuk menghasilkan informasi mengenai kos produk,
proses penyusunan anggaran. Hal-hal yang sifatnya lebih strategis, seperti formulasi
strategi perusahaan, pembuatan perencanaan strategik/company’s blue  print, dan
penyusunan sistem kompensasi juga menjadi bagian dari tanggung jawab seorang chief
financial officer atau kerap disebut sebagai kontroler (controller). Peran mereka tidak dapat
digantikan oleh komputer dan teknologi informasi lainnya. Dalam hal ini, teknologi
informasi lebih digunakan sebagai komplemen daripada subtitusi peran
akuntan manajemen. Peran akuntan manajemen lebih menekankan perkerjaan yang
memiliki lingkup yang tidak dapat diprediksi, menekankan pada hubungan personal
berdasar kepercayaan dan kenyaman, dan membutuhkan kreatifitas akan memiliki tren
yang terus meningkat antar waktu. Mereka harus menyusun strategi bisnis untuk mengatasi
ketidakpastian dalam persaingan bisnis. Mereka harus berinovasi dan kreativitas sangat
dibutuhkan untuk mampu berinovasi. Dari sisi internal perusahaan, mereka harus
menekankan pada hubungan personal berdasar kepercayaan dan kenyaman kerja. Dari
askpek demografi dan sosial-ekonomi, semakin meningkatnya bisnis secara global maka
semakin meningkatkan kebutuhan akan akuntan menajemen. Di negara-
negara berkembang dimana bisnis terus bertumbuh dengan pesat, termasuk peningkatan
signifikan dari perusahaan-perusahaan start-up, cenderung akan meningkatkan
kebutuhan akuntan manajemen.

Sistem Informasi Akuntansi. Di bidang sistem informasi akuntansi, perkembangan


teknologi telah mendorong kemajuan di dalam perlaporan keuangan, seperti
pelaporan terintegrasi (integrated reporting), extendible business
reporting  language (XBRL), sustainability reporting dsb. Salah satu kemungkinan yang terjadi
adalah hanya pergeseran peran akuntan profesional di bidang sistem informasi
akuntansi. Hal ini disebabkan oleh tersedianya software yang canggih untuk perusahaan.
Sebagai contoh, Enterprise  Resource Planning (ERP) merupakan perangkat lunak manajemen
proses bisnis yang memungkinkan organisasi untuk menggunakan sistem aplikasi
terintegrasi untuk mengelola bisnis dan mengotomatisasi banyak fungsi back
office  (termasuk sistem informasi akuntansi) yang terkait dengan teknologi, layanan, dan
sumber daya manusia. Peran pekerjaan entri data dan penjurnalan cenderung tergantikan
oleh teknologi ini. Perkembangan tehnologi pelaporan, seperti XBRL dan perkembangan
Taxonomi Pelaporan Keuangan, cenderung akan mengalihkan tugas pekerja di bidang
ini untuk lebih menekankan pada software engineering untuk sistem informasi akuntansi,
terutama untuk perusahaan baru (start up) atau perusahaan dalam industri yang
kompleks. Secara demografi dan sosial-ekonomi, kebutuhan ahli dibidang sistem informasi
akuntansi akan meningkat terutama di negara-negara berkembang dimana bisnis
terus bertumbuh dengan pesat sejalan peningkatan signifikan dari perusahaan-
perusahaan start-up.

Akuntansi Publik dan Entitas Nirlaba. Entitas publik dan nirlaba memiliki pola yang
mirip/serupa dengan perusahaan privat (publicly listed firms). Sebagai
konsekuensinya, perubahan kebutuhan tenaga kerja pada entitas publik dan nirlaba akan
terdampak serupa dengan apa yang terjadi pada entitas privat. Seiring dengan
pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya jumlah entitas nirlaba, kebutuhan untuk
mengelola dana masyarakat dan donator semakin meningkat. Hal ini meningkatkan
kebutuhan pelaporan keuangan dan akuntabilitas publik. Kebutuhan pelaporan keuangan
dan akuntabilitas publik untuk entitas nirlaba baik pemerintahan dan non-pemerintahan
lebih besar daripada entitas privat karena penyedia dana tidak mendapatkan imbal balik
langsung dari pengelola dana (Hofmann and Mc Swain 2013).

RINGKASAN

Belajar dari tren perubahan tenaga kerja antar waktu dari berbagai industri dan berbagai
penyebab terjadinya perubahan kebutuhan tenaga kerja, artikel ini membahas perubahan
kebutuhan akuntan profesional di bidang akuntansi keuangan, akuntansi manajamen,
auditing, sistem informasi akuntansi, akuntansi publik dan entitas nirlaba.
Sungguh, perkerjaan yang sifatnya repetisi, mekanistik, mudah diprediksi, dan tidak
kompleks telah dan akan tergantikan oleh peran mesin, komputer, dan robot. Sebagian
perkerjaan akuntan yang lekat dengan karakteriktik tersebut telah tergantikan oleh mesin
dan komputer. Namun demikian, perkembangan standar akuntansi (IFRS) bebasis-prinsip
membuka ruang judgement manusia. Demikian juga untuk dalam konteks pengauditan.
Mesin, komputer, atau robot yang telah menggunakan artificial intelligence  pun tidak akan
mampu melakukan pekerjaan sebaik akuntan profesional. Meningkatnya persaingan bisnis
(aspek demografi sosial ekonomi), menuntut akuntan manajemen untuk lebih
berinovasi/berkreasi dan mengambil keputusan strategik dan berdasar diskresi. Hal ini tidak
dapat tergantikan oleh teknologi. Pekerjaan akuntan bergeser ke hal-hal yang lekat
dengan judgement dan discretionary dan profesi akuntan harus meningkatkan keahliannya.
Kebutuhannya meningkat sejalan dengan pertumbuhan dan persingan bisnis global (WEF
2018; Manyika et al. 2017).

Sebagai catatan, Program Studi Akuntansi UGM  yang kurikulum dan pembelajarannya lebih
menekankan  kepada aspek konseptual, bukan vokasional, lebih cocok dalam hal menghasilkan
lulusan yang siap meng  hadapi tantangan perubahan akibat kemajuan teknologi  dan
persaingan global.

REFERENSI

Barclays. 2018. Will robots take our jobs? Diakses 25 Mei 2008, dari
https://www.investmentbank.barclays.com/content/dam/barclaysmicrosites/ibpublic/
documents/our-insights/Robots-at-the-gate/Barclays-IB_Will-Robots-Take-Our-
Jobs_Infographic-1.6MB.pdf.
BusinessInsider. 2018. These Are The Jobs That Will Be Safe From The Imminent Invasion Of
Robots. Diakses 25 Mei 2008, dari http://www.businessinsider.com/jobs-that-will-be-lost-to-
robots-2014-1/?IR=T.
Forbes. 2018. The fastest and slowest growing jobs. Diakses 24 Mei 2008, dari
https://www.forbes.com/pictures/efkk45fmhd/the-jobs-with-darkest-future/#10b94fb9764a.
Guardian, T. 2018. What jobs will still be around in 20 years? Read this to prepare your
future. Diakses 25 Mei 2008, dari https://www.theguardian.com/us-news/2017/jun/26/jobs-
future-automation-robots-skills-creative-health.
Hofmann, M. A., and D. McSwain. 2013. Financial disclosure management in the nonprofit
sector: A framework for past and future research. Journal of Accounting Literature 32 (1):61-
87. 
Manyika, J., S. Lund, M. Chui, J. Bughin, J. Woetzel, P. Batra, R. Ko, and S. Sanghvi. 2017. Jobs
lost, jobs gained: What the future of work will mean for jobs, skills, and wages. Diakses 29
Mei 2018, dari https://www.mckinsey.com/featured-insights/future-of-organizations-and-
work/jobs-lost-jobs-gained-what-the-futureof-work-will-mean-for-jobs-skills-and-wages.
Money. 2018. The 6 Jobs Everyone Will Want in 2040. Diakses 24 Mei 2008, dari
http://time.com/money/4982643/6-future-jobs/.
Rumney, E. 2017. EU banks close branches, cut jobs as customers go online. Diakses 29 Mei
2008, dari https://www.reuters.com/article/us-europe-banks-closures/eu-banks-close-
branches-cut-jobs-as-customers-go-online-idUSKCN1BN2BV.
USA Today. 2018. America’s 24 dying industries include sound studios, textiles, newspapers.
Diakses 25 Mei 2008, dari
https://www.usatoday.com/story/money/economy/2017/12/28/americas-25-dying-
industries-include-sound-studios-textiles-newspapers/982514001/.
WEF. 2018. The Future of Jobs. Diakses 26 Mei 2018, dari http://reports.weforum.org/future-
of-jobs-2016/.

---

Artikel Dosen: Benarkah Peran Akuntan Digantikan Oleh Teknologi (Informasi)?


Dimuat pada majalah EB NEWS Edisi 28 Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai