Pada situasi seperti ini, peran aktif para akuntan sangat diperlukan dalam memberi
solusi menghadapi kemungkinan krisis dunia yang terus memburuk, sehingga
pertimbangan-pertimbangan riset akuntansi yang dapat dilakukan untuk
membantu khususnya bagi perusahaan untuk dapat keluar dari krisis ekonomi.
Selain itu, Audit yang dibuat juga diharapkan dapat memberikan arahan bagaimana
pelaku bisnis menangani ketidakpastian dari sisi keuangan.
Oleh karena itu, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional (FEB UNAS)
menyelenggarakan webinar dengan tema “Akuntansi, Audit, dan Peluang Riset di
Masa Pandemi Covid-19” pada Rabu, (12/8) di Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh para
dosen dan mahasiswa di lingkungan FEB UNAS.
“Dalam kondisi ini auditor harus mengakui bahwa cara melakukan audit
sebelumnya diperlukan modifikasi signifikan untuk mengatasi tantangan dan
ketidakpastian yang muncul dari dampak pandemi Covid,” ujarnya.
“Ini perlu note untuk para akuntan dan going konsen dimana banyak pelaku usaha
yang menutup usahanya ataupun menjual produk dengan harga yang murah maka
perlu peran kita memikirkan bagaimana going konsennya” jelasnya.
“Kita sedang mengalami krisis audit karena audit tidak sesuai dengan aturan. Maka
dari itu pada tahun 2020 perlu dipertimbangkan informasi penyesuaian atau non
penyesuaian yang perlu dicantumkan dalam laporan keuangan akibat pandemi
covid-19” ungkap Padri.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. Zumratul Meini, S.E, M.S.E., M.S.Ak.
mengatakan bahwa pada krisis saat ini peluang untuk melakukan riset akuntansi
sangat besar. Menurutnya, setiap perusahaan harus bergerak cepat mencari solusi
dari krisis yang ada.
“Peluang riset akuntansi akibat covid 19 justru sangat besar karena harus
mencari banyak solusi dari permasalahan yang ada. Bukan hanya riset
akuntansi saja namun juga sektor ekonomi lainnya,” kata Zumratul.
Dalam bidang akuntansi, kata Zumratul, riset yang dapat dilakukan adalah riset
terhadap akuntansi keuangan, audit, akuntansi perpajakan, dan akuntansi
sektor publik. “kita bisa melihat dari bagaimana manajemen laba perusahaan di
masa pandemi covid-19, kemudian dampak pandemi terhadap industri
tertentu semisal pariwisata, transportasi, energi, telekomunikasi, perbankan, juga
UMKM, lalu fenomena berbagai insentif perpajakan dimasa pandemi, dan
evaluasi kebijakan refocusing anggaran terkait covid-19 seperti bantuan sosial
itu adalah berbagai objek yang bisa kita riset saat ini,” ujarnya. *(DMS)
Menurutnya, saat ini kita dihadapkan pada dua tantangan besar, revolusi industri
4.0 dan pandemi covid-19 yang selesainya belum diketahui kapan akan berakhir. Ia
berpendapat bahwa dunia Pendidikan harus mengantisipasi dengan perubahan
kurikulum sehingga siswa/mahasiswa tidak kehilangan kesempatan atau proses
belajar. Kebijakan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga pembelajaran tetap
efektif berjalan.
"Kita harus menjaga bahwa Pendidikan akuntansi yang kita berikan pada
masyarakat tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat. Sebab dalam beberapa
hal pandemi Covid mempercepat proses perubahan, atau yang sering kita sebut
Revolusi Industri 4.0", papar Prof. Ainun.
Bicara soal dampak, Prof. Ainun menyampaikan bahwa seluruh negara terdampak
oleh pandemi ini, dari segi ekonomi, pertumbuhan ekonomi menurun bahkan
sampai negatif, demikian juga aspek sosial, banyak orang kehilangan perkerjaan,
perubahan interaksi antar individu, dan sebagainya. Oleh karenanya perlu
melakukan manajemen konflik antara sektor kesehatan dan ekonomi.
Sesi kedua adalah penyampaian materi dari Djohan Pinnarwan. Menyoal pandemi
dari kaca mata praktisi, Djohan menyampaikan bahwa Pandemi tak membuat
Kantor Akuntan Publik kesulitan. "Dalam KAP kami, Pandemi Covid-19 tidak terlalu
menyulitkan karena sejak 2018, pekerjaan sudah dilakukan secara dinamis, bisa
dimana saja, meski ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan secara daring",
tuturnya.
"Keterbatasan saat ini dan dunia masa depan yang tidak pasti mengharuskan kita
untuk memberi education how to learn, sehingga memberi executive function,
dan output-nya memberi peserta didik kesuksesan di dunia Pendidikan”,
tambahnya.
Ketika ditanya seputar efektivitas pendidikan dengan dunia kerja, Ia menyampaikan
bahwa praktek dan profesi di dunia kerja akan selalu lebih cepat dari yang
diajarkan di dalam kelas. "Contohnya di era disrupsi, dari sisi Pendidikan mungkin
job-nya akan hilang, tapi dari sisi work-nya akan tetap berjalan", pungkasnya.
Sesi selanjutnya adalah pemarapan oleh Dosen FEB UGM, Dr. Singgih Wijayana yang
menyampaikan isu kenormalan baru dari perspektif pendidikan. Dr. Singgih
menyampaikan kenormalan terdapat pemahaman yang lebih luas, sebab banyak
sekali topik dan pengembangan. Dari sisi pengajaran, ia menyoroti bagaimana cara
menyampaikan materi, sebab akuntansi berubah dalam satu dekade terakhir,
khususnya terkait teknologi, internet of things dan Revolusi Industri 4.0. Tak
hanya itu, ia juga menyoroti akuntansi lingkungan, corporate
sustainability dan triple bottom line, serta integrated reporting yang juga tak bisa
terlepas dalam perkembangan teknologi dan internet. Juga dalam hal isu yang terus
bergulir di dunia pendidikan, bahwa profesi akuntansi menjadi profesi yang
tidak menarik karena akibat teknologi profesi akuntansi disalah-persepsikan
akan hilang akibat adanya otomatisasi teknologi.
Implikasi dari hal tersebut, ia menuturkan bahwa pendidikan tinggi harus bersiap
menawarkan program baru di kampus atau merevisi program yang telah ada,
melakukan perubahan-perubahan strategik dalam struktur fakultas atau
pengelolaan program studi, menyediakan program daring berijasah atau
bersertifikat, serta melakukan perubahan kurikulum Pendidikan Akuntansi dan
Profesi Akuntan.
Dari kajian literatur, ia menemukan fakta bahwa kebutuhan lulusan sudah tak
relevan dengan kebutuhan jangka panjang lulusan tersebut. "Kebanyakan
kurikulum saat ini berfokus pada penyiapan lulusan yang berada pada entry
level requirement yang itu relevan di masa lalu, dan tidak dengan sekarang,
penting untuk menyiapkan kebvgutuhan karir jangka panjang lulusan", kritiknya.
“Akan kurang tepat jika disaat perubahan saat ini hanya berfokus pada kompetensi
akuntansi saja, seorang berlatar belakang akuntansi harus memiliki kompetensi lain
yang mendukung kompetensi dia, untuk mendukung profesinya.”, tegasnya.
Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, menyimpan
dan mengolah data keuangan dan akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan sebagai
acuan dalam pengambilan keputusan. Indonesia saat ini memasuki era revolusi industri 4.0
dimana kemajuan teknologi semakin canggih ( Digitalisasi ). Digitalisasi yang ada di
indonesia dapat membantu indonesia dalam mempermudah kegiatan manusia. Yang kita
ketahui saat ini sistem informasi akuntansi sangatlah bermanfaat dalam dunia bisnis,
terutama di masa pandemi covid-19 yang terjadi saat ini di Indonesia. Covid-19 sendiri
mempunyai makna bahwa itu adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis
coronavirus yang baru ditemukan.
Pada tahun 2020 Indonesia saat ini terkena dampak pandemi virus covid-19 atau lebih
dikenal virus Corona. Penyebaran virus hampir diseluruh wilayah Indonesia. Kebijakan
pemerintah untuk mengatasi penyebaran dengan melakukan sosial distancing atau jaga jarak.
Semakin hari penyebaran semakin luas.
Penyebaran juga berpengaruh pada kegiatan manusia baik sosial, budaya, pendidikan dan
ekonomi. Terutama kegiatan ekonomi semakin menurun. Maka dari itu pemerintah Indonesia
mengharuskan setiap orang untuk tetap berada dirumah dan tidak melakukan aktivitas diluar
rumah terkecuali untuk hal yang mendesak dan keperluan membeli bahan makanan.
Banyak pengusaha yang mengalami kebingungan dalam menghadapi situasi sekarang ini
yang terjadi di Indonesia, terlebih lagi dengan keadaan Indonesia saat ini keadaan
pemerintahan membuat para pengusaha harus membuka pikiran agar lebih perkiriran luas
agar tidak mengalami kebangkrutan dengan itu pengusaha harus siap siaga dalam
memerhatikan ketidakstabilan lingkungan bisnis saat ini dan ketidakstabilan keadaan
pemerintahan yang kian terjadi saat ini.
Tidak dipungkiri, ditengah situasi pandemi COVID-19 yang memaksa semua pengusaha
untuk melakukan perubahan kebijakan dalam perkerjaan. Agar semua karyawan harus
berkerja dari rumah dan lebih mengandalkan aplikasi-aplikasi pendukung perkerjaan salah
satunya zoom. Dengan ini masyarakat tidak harus bertatap muka secara langsung jika ingin
menyampaikan informasi. Perkembangan ini ditandai adanya fitur-fitur lengkap yang terdapat
pada teknologi digital yang berkembang saat ini. kemajuan teknologi membuat dunia
semakin banyak orang yang lebih sering menggunakan teknologi.
Berbagai macam kemajuan yang dapat kita akses dengan cepat melalui dunia maya sehingga
dapat membuat perilaku seseorang menjadi berubah. Hal ini merupakan salah satu manfaat
sistem informasi.
Sebelum terjadi wabah covid-19 yang saat ini terjadi di Indonesia maka dari itu stabilitas
bisnis terus menerus mengalami perubahan secara cepat, karena lingkungan bisnis telah
memasuki era globalisasi. Namun setelah terjadinya wabah covid-19 di Indonesia biusa kita
liat banyak sekali perubahan salah satunya lingkungan bisnis yang berjalan sangat lambat,
sehingga menuntut para pengusaha untuk dapat berpikir dan berinovasi terhadap produk dan
dapat menyesuaikan dengan situasi atau kondisi yang saat ini terjadi di indonesia. Penerapan
SIA dalam perusahaan memiliki banyak manfaat diantaranya :
1. Menyediakan atau menyajikan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga
perusahaan dapat melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan
efisien.
2. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produksi produk atau jasa yang
dihasilkan.
3. Meningkatkan efisiensi kinerja bisnis, baik itu pada bagian keuangan dan bagian
lainnya.
4. Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan.
5. Meningkatkan sharing knowledge
Jadi penerapan SIA sangat bermanfaat dalam perusahaan terutama dimasa pandemi, dengan
menerapkan SIA perusahaan akan bisa mengontrol dan mengelola keuangan perusahaan
dengan baik, sehingga dapat membuat keputusan untuk keberlangsungan usaha sebaik-
baiknya. Penerapan SIA diperlukan dalam dunia bisnis agar setiap pelaku usaha dapat terus
menghasilkan omset dan menghindari kerugian. Stabilitas lingkungan bisnis sebelum terjadi
wabah covid-19 terus mengalami perubahan secara cepat, karena lingkungan bisnis telah
memasuki era globalisasi. Penerapan SIA bukan hanya dilakukan ketika terjadi masalah
seperti pandemi covid-19 saat ini, namun harus diterapkan setiap saat untuk menghadapi
persaingan dalam dunia bisnis, ketika menerapkan SIA pastikan perusahaan memiliki SDM
yang berkualitas untuk menghindari segala resiko yang kemungkinan terjadi.
Setiap pengusaha harus bisa menerapkan SIA agar bisa tetap survive dalam kondisi
lingkungan bisnis yang tidak menentu, sehingga jika kondisi sudah normal para pengusaha
tidak akan kesulitan menghadapi persaingan dalam dunia bisnis global dan dapat terus
memperoleh keuntungan.
Sumber : https://www.kompasiana.com/derim/5f19a522d541df2e9a678ea2/sistem-informasi-
akuntansi-dalam-menghadapi-masalah-kestabilan-dunia-bisnis-dimasa-pandemi-covid-19
Sustainability dan Masalah Sosial Jadi
Perhatian Utama Akuntan
Masalah sosial dan keberlanjutan usaha menjadi salah satu perhatian utama para akuntan ke depan.
Mayoritas akuntan menilai perusahaan perlu meningkatkan upaya untuk lebih ramah lingkungan dan
menciptakan dampak sosial.
Thomas Mola - Bisnis.com19 Desember 2020 | 18:15 WIB
Masker berkatup. Bisnis tidak bisa berhasil dalam masyarakat yang gagal. Krisis akibat pandemi Covid-19 juga
mengingatkatkan akan pentingnya isu sustainability. - Bisnis.com
Pada survei tersebut ditemukan bahwa 90 persen akuntan dan profesional keuangan
menginginkan organisasi untuk meningkatkan upaya untuk menjadi lebih ramah
lingkungan dan membuat dampak sosial yang lebih positif pada masyarakat setelah
pandemi Covid-19 di seluruh dunia.
Survei yang sama mengungkapkan keinginan akuntan untuk menjadi ujung tombak
perubahan ini, yang mana 95 persen responden setuju bahwa tim keuangan memiliki
peran untuk dimainkan dalam membangun masa depan yang lebih inklusif secara
sosial dan berkelanjutan secara lingkungan.
Greer menyampaikan hal itu ketika menjadi pembicara dalam seminar internasional
bertema Corporate Sustainability Accounting in the Digital Transformation
Millennium yang diselenggarakan oleh Universitas Bina Nusantara dan ACCA.
“Para profesional keuangan dan akuntansi mengambil peran yang sangat penting
dalam menciptakan pondasi untuk kerangka bisnis,” jelasnya.
Dewi Fitriasari, Business Risk Management Research Interest Group (BRM RIG)
Leader, Bina Nusantara University, menjelaskan profesi akuntan dapat bergeser tak
hanya mengatur keuangan perusahaan saja tetapi juga dapat mengalokasikan
anggaran, mengevaluasi dan menilai kegiatan perusahaan mengenai
konteks sustainability.
Para akuntan melalui audit juga dapat memastikan bahwa informasi keberlanjutan
yang disampaikan oleh perusahaan dapat diandalkan dan dapat dipercaya,” kata
Dewi.
Trend Akuntansi
Dalam Bisnis di Tahun
2021
22 Jan 2021
What's On
22 Jan 2021
What's On
Kata akuntansi memang sudah tidak asing lagi di pendengaran kita. Dimana kata tersebut
banyak kita jumpai seperti nama buku, jurusan kuliah terlebih lagi di dalam pekerjaan
terutama di bidang keuangan. Jadi, akuntansi ini merupakan sebuah ilmu yang nantinya dapat
diaplikasikan langsung pada kehidupan sehari-hari. Tak hanya itu saja, ilmu akuntansi ini
memang memiliki prospek yang terbilang sangat bagus terlebih lagi untuk masa depan.
Penting pula untuk Anda ketahui bahwa hampir semua perusahaan yang ada di Indonesia
baik itu profit oriented ataupun non-profit oriented (dalam skala besar atau kecil)
membutuhkan pula ilmu akuntansi sehingga dapat membantu perusahaan dalam membuat
laporan keuangan. Nah, mengenai trend akuntansi dalam bisnis maka Anda juga bisa melihat
ulasan lainnya terkait hal ini.
Selain itu, tahukah Anda bahwa megatrend akuntansi ini tentunya akan menghadapi beberapa
persoalan yaitu seperti :
· Akuntansi juga memberikan pengukuran yang efisiensi serta produktivitas dalam bisnis.
· Diperlukan untuk mengidentifikasi, melaporkan berbagai informasi yang lebih relevan serta
mengukur permasalahan yang ada.
Tak hanya itu saja, di era yang serba digital seperti sekarang ini, tentu perusahaan akan
mencari kandidat-kandidat terbaik sehingga dapat bekerja di perusahaan mereka. Dimana
para karyawan yang cari tentunya tidak hanya mengandalkan keunggulan mereka saja, akan
tetapi mereka juga harus bisa cepat tanggap, peka dan dapat bekerja dengan baik. Kemudian
akan ada banyak tantangan yang besar yang mana nantinya harus dihadapi yaitu mulai dari
konsep pemahaman umum, penggunaan teknologi hingga sampai perubahan standar maupun
peraturan.
Penting pula untuk Anda ketahui bahwa perkembangan teknologi informasi yang ada pada
saat ini tentunya sangat berpengaruh besar terhadap sebuah SIA (Sistem Informasi
Akuntansi) yang ada dalam sebuah perusahaan. Jadi, perubahan terhadap proses yang ada
pada SIA tentunya akan dapat mempengaruhi proses audit, sebab proses audit itu sendiri
merupakan suatu bidang praktek yang mana menggunakan laporan keuangan sebagai
objeknya. Oleh karena itu, disarankan kepada Anda yang ingin terjun ke dunia akuntansi
maka harus bisa menguasai beberapa aplikasi yang berhubungan langsung dengan akuntansi.
Hal ini tentunya akan dapat membantu Anda dalam pekerjaan di bidang akuntansi.
Nah, mungkin itu ada sedikit informasi yang bisa Anda lihat mengenai artikel trend akuntansi
dalam bisnis di tahun 2020. Semoga artikel tersebut dapat bermanfaat untuk Anda!
Benarkah Peran Akuntan Digantikan Oleh Teknologi
(Informasi)?
Details Written by Dr. Singgih Wijayana Published: 31 May 2018 Hits: 45355
EB News
PENDAHULUAN
Di beberapa tahun terakhir, berbagai media menyajikan informasi melalui tentang profesi
dan pekerjaan dimana manusia memiliki peran yang semakin berkurang. Alasan utamanya
adalah terkait dengan perkembangan teknologi informasi, robot, komputerisasi, dan
otomatisasi lainnya. Informasi tersebut dilaporkan dan dipublikasikan oleh The Guardian,
World Economic Forum, McKinsey Global Institute (MGI), Business Insiders, Forbes, USA
Today, Money, Barclays, dan sebagainya (Guardian 2018; WEF 2018; Business Insider 2018;
USA Today 2018; Barclays 2018; Money 2018; Forbes 2018). Di satu sisi, profesi dan
pekerjaan seperti kasir, karyawan bank, produksi dan manufaktur semakin berkurang,
sedangkan di sini lain profesi dan pekerjaan seperti perekayasa perangkat-lunak, ahli gizi,
dokter bedah, keuangan dan bisnis, matematika dan komputer, agrikultur, dsb semakin
meningkat. Bagaimana dengan profesi akuntan? Diantara publikasi yang ada, Business
Insider menyebutkan bahwa pekerjaan akuntan dan auditor akan diambil alih oleh peran
robot/komputer dalam 20 tahun ke depan. Grafik 1 berikut ini menunjukkan bahwa
persentase kemungkinan bahwa pekerjaan dan profesi akuntan dan auditor yang akan
diambil alih oleh robot/komputer, dengan persentase kemungkinan 94% pasti dan berada
di posisi kedua setelah telemarketer (Business Insider 2018).
Grafik 1
Apakah kira-kira perkiraan tersebut benar? Secara instan, banyak pihak membenarkan
publikasi tersebut karena memang sebagian peran akuntan telah digantikan oleh peran
teknologi (informasi). Bagi sebagian yang lain tidak serta merta membenarkan publikasi
tersebut. Sebagai contoh, Barclays menyebutkan Jobs are changing, not
disappearing (Barclays 2018). Pernyataan ini dapat bermakna ganda. Yang pertama adalah
perubahan yang terjadi di dalam profesi dari banyaknya perkerjaan klerikal ke pekerjaan
yang sifatnya lebih memerlukan kebijakan (discretionary) dan yang lebih strategik/berdasar
diskresi di dalam profesi akuntan sendiri. Yang kedua adalah perubahan yang terjadi dan
mengakibatkan menurunnya peran dan kebutuhan akuntan di dunia kerja dan sehingga
mereka harus berpindah ke bidang pekerjaan atau industri lain. Artikel ini membahas
perubahan peran akuntan antar waktu seiring dengan terjadinya pergeseran dari yang dulu
banyak perkerjaan akuntan yang sifatnya klerikal ke pekerjaan yang sifatnya lebih
memerlukan judgement, diskresi, inovasi/kreasi, dan yang lebih strategik.
WEF mengeluarkan laporan yang didasarkan pada hasil survei terhadap 13.549.000 pekerja
dari berbagai industri (Industri Dasar dan Infrastruktur, Konsumen, Energi, Jasa Keuangan &
Investor, Kesehatan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Media, Hiburan, dan Informasi,
Mobilitas (Transportasi dan Logistik), Layanan profesional). Dari berbagai industri tersebut,
persentase keahlian inti yang akan paling berubah/terganggu (skills disruption) terjadi pada
Jasa Keuangan, Industri Dasar, dan Mobilitas. Pada industri jasa keuangan,
kebutuhan pekerjaan meningkat untuk keahlian yang terkait dengan komputer dan
matematika, seperti analis keuangan, keamanan sistem informasi, pusat data, dan jejaring.
Sebagai konsekuensinya perusahaan-perusahaan pada industri harus meningkat keahlian
para karyawan mereka melalui berbagai pelatihan.
WEF juga melaporkan tren antar waktu pasar tenaga kerja berdasarkan jenis pekerjaan
(Arsitektur dan Teknik, Manajemen, Operasi Bisnis dan Keuangan, Penjualan dan hal terkait,
Instalasi dan Pemeliharaan, Kontruksi dan Ekstraksi, Seni, Desain, Entertainment, Olah Raga,
dan Media, Produksi dan Manufaktur, dan Perkantoran dan Administrasi). Pekerjaan yang
dapat melakukan penyelesaian masalah yang komplek, pemikiran yang kritis, serta
kreatifitas tinggi memiliki tren meningkat, sedangkan pekerjaan administrasi dan
perkantoran memiliki tren menurun. Pekerjaan yang terkait dengan administratif menurun
drastis pada semua jenis industri. Sebagai contoh, bank-bank Uni Eropa menutup 9.200
cabang dan memangkas sekitar 50.000 staf karena pelanggan semakin memilih perbankan
daring di tahun 2016 (Rumney 2017).
Senada dengan apa yang dilaporkan oleh MGI, Barclays (2018) juga melaporkan dan
memberikan penekanan bahwa cepatnya kemajuan teknologi merubah cara orang-orang
bekerja. Memang benar adanya jika mesin kini mampu mengerjakan pekerjaan yang
kompleks yang seakan tidak mungkin dilakukan. Melalui artificial intelligence, mesin
kini mampu belajar selayaknya manusia yang mengalami proses pembelajaran dan belajar
dari pengalaman. Namun demikian, manusia tetap memiliki kelebihan dibandingkan
dengan mesin. Berbagai ketrampilan dan kemampuan bawaan manusia
memberikan kelebihan manusia daripada mesin. Manusia menggunakan indra untuk
memproses apa yang dilihat, didengar, disentuh, dan kemudian bertindak sesuai seringkali
spontan (Barclays 2018). Banyak dari apa yang manusia lakukan setiap hari tergantung pada
atau belajar dari pengalaman, serta mengambil keputusan berdasarkan informasi tidak
lengkap dan memerlukan judgement. Mesin belum/tidak bisa melakukannya (Barclays 2018).
Di masa depan, pekerjaan yang dilakukan oleh manusia akan didominasi oleh jenis
pekerjaan yang memiliki: 1) lingkup yang sangat tidak dapat diprediksi (highly
unpredictable circumstances), 2) hubungan personal yang complex (complex personal
relationship) seperti dokter, perawat yang kepercayaan dan kenyaman hubungan sangat
penting, dan 3) membutuhkan kreatifitas (real creativity). Mesin belum mampu untuk
mereplikasi ekspresi diri, emosi, opini, dan imaginasi sebagaimana halnya artist (Barclays
2018).
Lebih jauh dimasa depan, Money (2018) memperkirakan di tahun 2040 terdapat enam
pekerjaan yang kiranya akan mendominasi kebutuhan tenaga kerja. Keenam pekerjaan
tersebut adalah 1) Virtual Store Manager, 2) Robot Mediator, 3) Robot Trainer, 4) Drone Traffic
Controller, 5) Augmented Reality Designer, dan 6) Micro Gig Agents. Keenam perkiraan
perkerjaan di masa depan tersebut menunjukkan bahwa tehnologi tetap membutuhkan
kendali dari manusia. Otomatisasi, komputerisasi, pengunaan daring, dan tehnologi lainnya
pada dasarnya membawa perubahan besar yang meningkatkan efektivitas dan
efisiensi bisnis. Namun demikian, tanpa didukung oleh pekerja yang memiliki keahlian
untuk menngendalikannya, investasi pada teknologi informasi oleh perusahaan justru dapat
berdampak negatif pada kinerja sebuah perusahaan.
USA Today (2018) melaporkan setidaknya terdapat 24 industri yang sudah dan mulai
sekarat. Perubahan kebutuhan tenaga kerja terbesar yang terjadi selama tahun 2007-2016
adalah pada industri sewa video dan disk yang mengalami penurunan hingga
89.8%. Sedangkan perubahan terkecil dari 24 industri adalah pada industri suplai peralatan
kontor dan stasioner. Industri tersebut mengalami penurunan kebutuhan tenaga kerja
hingga 42.1%. Toko buku, publisher, industri textile, perbankan, percetakan, distributor koran
merupakan berberapa contoh industri yang mengalami penurunan tenaga kerja dengan
kisaran 42.1 – 89.8% (USA Today 2018). Forbes (2018) melaporkan industri yang mengalami
penurunan kebutuhan pekerjaan/tenaga kerja selama kurun waktu 2010-2020. Penurunan
tenaga kerja diantaranya terjadi pada petanian, pemroses pos dan surat-surat,
penjahit, pengantar surat, penginput data, dan pekerjaan sejenis yang memiliki karakterik
mekanistis, berulang, penuh kepastian. Pekerjaan-pekerjaan tersebut tergantikan oleh
peran tehnologi, komputerisasi, dan otomatisasi (Forbes 2018).
Dari berbagai publikasi yang ada, dapat dipahami bahwa pekerjaan yang tergantikan oleh
robot, komputer, otomatisasi, penggunaan daring, dan perkembangan teknologi lainnya
terjadi pada pekerjaan yang memiliki karakterik mekanistis, berulang, dan penuh kepastian.
Sedangkan perkerjaan yang memiliki lingkup yang tidak dapat diprediksi, menekankan pada
hubungan personal berdasar kepercayaan dan kenyaman, dan membutuhkan kreatifitas
akan memiliki tren yang terus meningkat antar waktu.
Akuntansi Keuangan. Peran utama yang dilakukan oleh para akuntan profesional di bidang
akuntansi keuangan adalah berkaitan dengan penyusunan dan penganalisaan informasi
keuangan dalam pelaporan ke pihak eksternal. Saat ini, praktik yang berlaku umum terkait
dengan pelaporan keuangan adalah dengan mendasarkan pada standar
akuntansi keuangan atau biasa disebut sebagai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK). Di dalam kontek internasional, statemen keuangan disusun berdasar International
Financial Reporting Standard (IFRS). IFRS diimplementasikan dengan pendekatan principle-
based. PSAK, standar akuntansi yang di Indonesia, sebagaian besar mengadopsi IFRS. Hal ini
berarti IFRS dan PSAK menggunakan pendekatan berbasis prinsip. Keuntungan mendasar
dari akuntansi berbasis prinsip adalah bahwa pedoman yang luas dapat praktis
untuk berbagai keadaan, sehingga lebih sesuai dengan ide IFRS sebagai satu standar yang
dipakai secara global. Karakteristik yang melekat pada standar akuntansi berbasis prinsip
adalah adanya potensi interpretasi yang berbeda untuk transaksi serupa. Masalah dengan
standar akuntansi berbasis prinsip adalah kurangnya panduan yang seringkali memiliki
masalah keterbandingan. Persyaratan yang ada terkadang dapat memaksa manajer untuk
membuat pertimbangan (judgement) dan kebijakan (discretionary) dalam proses penyusunan
statemen keuangan. Hal ini akan meningkat sejalan dengan peningkatan
kompleksitas bisnis global. Aspek ini yang tidak memungkinkan untuk digantikan dengan
teknologi, sehingga perkerjaan akuntan tidak serta merta bisa digantikan dengan teknologi
informasi. Dari akspek demografi, mengingat standar akuntansi saat ini cenderung akan
hanya satu dan dipakai secara global, kemungkinan ekspansi bisnis keluar domisili
meningkat. Semakin meningkatnya bisnis secara global maka semakin
meningkat kebutuhan akan akuntan karena setiap perusahaan (termasuk anak perusahaan)
membutuhkan akuntan yang bertanggung jawab di dalam penyiapan statemen keuangan.
Mutasi ahli (akuntan profesional) secara global cenderung akan terjadi. Hal ini akan
berpengaruh pada variasi/pergeseran kebutuhan akuntan di berbagai negara. Sebuat
negara yang tidak memiliki/tidak mampu menghasilkan akuntan profesional, kebutuhannya
akan dipenuhi oleh akuntan dari negara lain.
Akuntansi Manajemen. Peran utama yang dilakukan oleh para akuntan profesional di
bidang akuntansi manajemen adalah berkaitan dengan penyusunan dan penganalisaan
informasi keuangan dalam pelaporan ke pihak internal perusahaan. Misalnya, para akuntan
manajemen bertanggung-jawab untuk menghasilkan informasi mengenai kos produk,
proses penyusunan anggaran. Hal-hal yang sifatnya lebih strategis, seperti formulasi
strategi perusahaan, pembuatan perencanaan strategik/company’s blue print, dan
penyusunan sistem kompensasi juga menjadi bagian dari tanggung jawab seorang chief
financial officer atau kerap disebut sebagai kontroler (controller). Peran mereka tidak dapat
digantikan oleh komputer dan teknologi informasi lainnya. Dalam hal ini, teknologi
informasi lebih digunakan sebagai komplemen daripada subtitusi peran
akuntan manajemen. Peran akuntan manajemen lebih menekankan perkerjaan yang
memiliki lingkup yang tidak dapat diprediksi, menekankan pada hubungan personal
berdasar kepercayaan dan kenyaman, dan membutuhkan kreatifitas akan memiliki tren
yang terus meningkat antar waktu. Mereka harus menyusun strategi bisnis untuk mengatasi
ketidakpastian dalam persaingan bisnis. Mereka harus berinovasi dan kreativitas sangat
dibutuhkan untuk mampu berinovasi. Dari sisi internal perusahaan, mereka harus
menekankan pada hubungan personal berdasar kepercayaan dan kenyaman kerja. Dari
askpek demografi dan sosial-ekonomi, semakin meningkatnya bisnis secara global maka
semakin meningkatkan kebutuhan akan akuntan menajemen. Di negara-
negara berkembang dimana bisnis terus bertumbuh dengan pesat, termasuk peningkatan
signifikan dari perusahaan-perusahaan start-up, cenderung akan meningkatkan
kebutuhan akuntan manajemen.
Akuntansi Publik dan Entitas Nirlaba. Entitas publik dan nirlaba memiliki pola yang
mirip/serupa dengan perusahaan privat (publicly listed firms). Sebagai
konsekuensinya, perubahan kebutuhan tenaga kerja pada entitas publik dan nirlaba akan
terdampak serupa dengan apa yang terjadi pada entitas privat. Seiring dengan
pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya jumlah entitas nirlaba, kebutuhan untuk
mengelola dana masyarakat dan donator semakin meningkat. Hal ini meningkatkan
kebutuhan pelaporan keuangan dan akuntabilitas publik. Kebutuhan pelaporan keuangan
dan akuntabilitas publik untuk entitas nirlaba baik pemerintahan dan non-pemerintahan
lebih besar daripada entitas privat karena penyedia dana tidak mendapatkan imbal balik
langsung dari pengelola dana (Hofmann and Mc Swain 2013).
RINGKASAN
Belajar dari tren perubahan tenaga kerja antar waktu dari berbagai industri dan berbagai
penyebab terjadinya perubahan kebutuhan tenaga kerja, artikel ini membahas perubahan
kebutuhan akuntan profesional di bidang akuntansi keuangan, akuntansi manajamen,
auditing, sistem informasi akuntansi, akuntansi publik dan entitas nirlaba.
Sungguh, perkerjaan yang sifatnya repetisi, mekanistik, mudah diprediksi, dan tidak
kompleks telah dan akan tergantikan oleh peran mesin, komputer, dan robot. Sebagian
perkerjaan akuntan yang lekat dengan karakteriktik tersebut telah tergantikan oleh mesin
dan komputer. Namun demikian, perkembangan standar akuntansi (IFRS) bebasis-prinsip
membuka ruang judgement manusia. Demikian juga untuk dalam konteks pengauditan.
Mesin, komputer, atau robot yang telah menggunakan artificial intelligence pun tidak akan
mampu melakukan pekerjaan sebaik akuntan profesional. Meningkatnya persaingan bisnis
(aspek demografi sosial ekonomi), menuntut akuntan manajemen untuk lebih
berinovasi/berkreasi dan mengambil keputusan strategik dan berdasar diskresi. Hal ini tidak
dapat tergantikan oleh teknologi. Pekerjaan akuntan bergeser ke hal-hal yang lekat
dengan judgement dan discretionary dan profesi akuntan harus meningkatkan keahliannya.
Kebutuhannya meningkat sejalan dengan pertumbuhan dan persingan bisnis global (WEF
2018; Manyika et al. 2017).
Sebagai catatan, Program Studi Akuntansi UGM yang kurikulum dan pembelajarannya lebih
menekankan kepada aspek konseptual, bukan vokasional, lebih cocok dalam hal menghasilkan
lulusan yang siap meng hadapi tantangan perubahan akibat kemajuan teknologi dan
persaingan global.
REFERENSI
Barclays. 2018. Will robots take our jobs? Diakses 25 Mei 2008, dari
https://www.investmentbank.barclays.com/content/dam/barclaysmicrosites/ibpublic/
documents/our-insights/Robots-at-the-gate/Barclays-IB_Will-Robots-Take-Our-
Jobs_Infographic-1.6MB.pdf.
BusinessInsider. 2018. These Are The Jobs That Will Be Safe From The Imminent Invasion Of
Robots. Diakses 25 Mei 2008, dari http://www.businessinsider.com/jobs-that-will-be-lost-to-
robots-2014-1/?IR=T.
Forbes. 2018. The fastest and slowest growing jobs. Diakses 24 Mei 2008, dari
https://www.forbes.com/pictures/efkk45fmhd/the-jobs-with-darkest-future/#10b94fb9764a.
Guardian, T. 2018. What jobs will still be around in 20 years? Read this to prepare your
future. Diakses 25 Mei 2008, dari https://www.theguardian.com/us-news/2017/jun/26/jobs-
future-automation-robots-skills-creative-health.
Hofmann, M. A., and D. McSwain. 2013. Financial disclosure management in the nonprofit
sector: A framework for past and future research. Journal of Accounting Literature 32 (1):61-
87.
Manyika, J., S. Lund, M. Chui, J. Bughin, J. Woetzel, P. Batra, R. Ko, and S. Sanghvi. 2017. Jobs
lost, jobs gained: What the future of work will mean for jobs, skills, and wages. Diakses 29
Mei 2018, dari https://www.mckinsey.com/featured-insights/future-of-organizations-and-
work/jobs-lost-jobs-gained-what-the-futureof-work-will-mean-for-jobs-skills-and-wages.
Money. 2018. The 6 Jobs Everyone Will Want in 2040. Diakses 24 Mei 2008, dari
http://time.com/money/4982643/6-future-jobs/.
Rumney, E. 2017. EU banks close branches, cut jobs as customers go online. Diakses 29 Mei
2008, dari https://www.reuters.com/article/us-europe-banks-closures/eu-banks-close-
branches-cut-jobs-as-customers-go-online-idUSKCN1BN2BV.
USA Today. 2018. America’s 24 dying industries include sound studios, textiles, newspapers.
Diakses 25 Mei 2008, dari
https://www.usatoday.com/story/money/economy/2017/12/28/americas-25-dying-
industries-include-sound-studios-textiles-newspapers/982514001/.
WEF. 2018. The Future of Jobs. Diakses 26 Mei 2018, dari http://reports.weforum.org/future-
of-jobs-2016/.
---