Anda di halaman 1dari 30

MODUL

PENGANTAR AKUNTANSI

Oleh :

Drs. Djoko Surahmat, MP

POLITEKNIK KP SIDOARJO
BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA
(BRSDM) KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Modul ini berisi materi pelajaran akutansi tingkat dasar yang di


rancang untuk para taruna/i Politeknik Kelautan dan Perikanan Program
Studi Agribisnis Perikanan sesuai dengan kurikulum yang telah di
tetapkan. Dalam menyusun modul ini, penulis berasumsi bahwa taruna/i
belum pernah mempelajari akutansi.
Tujuan penulisan modul ini adalah untuk : (1) memberikan
pengertian umum tentang laporan keuangan dan analisis keuangan serta
menjelaskan perinsip – perinsip akutansi sebagai dasar penyusun laporan
keuangan , (2) memberiakan dasar bagi para taruna/i untuk melakukan
pengelolaan informasi keuangan melalui proses akutansi sebagai bekal
dalam melakukan kegiatan usaha khususnya di bidang agribisnis
perikanan.
Penulis menyadari bahwa modul ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat berterima kasih apabila
pembaca bersedia memberikan kritik dan saran sehingga dapat
digunakan untuk penyempurnaan pada edisi berikutnya.

Semoga bermanfaat.

penulis

2
MODUL 1

KEGIATAN BELAJAR 1

AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA

Modul ini merupakan modul pertama dari beberapa modul yang akan
membahas tentang akuntansi secara lengkap. Uraian pada modul ini akan
di titik beratkan pada masalah akuntansi untuk perusahaan dan terbagi
dalam dua Kegiatan Belajar.

Kegiatan Belajar 1 menjelaskan pengertian akutansi secara umum,


akuntansi sebagai suatu sistem informasi, pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap laporan akuntansi, konsep dasar akuntansi dan
persamaan dasar akuntansi.

Kegiatan Belajar 2 membahas tentang laporan akuntansi, yang


menjelaskan bentuk-bentuk laporan akuntansi seperti neraca, laporan rugi
laba dan laporan perubahan modal.

Setelah mempelajari dan menyelesaikan modul ini diharapkan para


pembaca khususnya taruna akademi perikanan sidoarjo dapat

A. Menjelaskan pengertian dan fungsi akuntansi sebagai sistem


informasi dalam kegiatan perusahaan.
B. Menjelaskan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan
akuntansi.
C. Menjelaskan konsep dasar akuntansi dan persamaan dasar
akuntansi.
D. Menjelaskan prinsip-prinsip akuntansi dan kaitannya dengan
praktik akuntansi.
E. Menyelesaikan bentuk-bentuk laporan akuntansi.

3
PENGERTIAN AKUNTANSI

Akuntansi sering disebut sebagai “bahasa bisnis” atau akan lebih tepat
jika disebut bahasa pengambilan keputusan. Semakin kita kuasai bahasa
ini, akan semakin baik pula kita menangani berbagai aspek keuangan
dalam kehidupan ini.

1. Definisi Akuntansi

Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi
dari sudut pemakai jasa akuntansi dan dari sudut proses kegiatannya.

Defisini dari sudut pemakai

Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai


suatu disiplin ilmu yang menyediakan informasi yang di perlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-
kegiatan suatu organisasi. Informasi akuntansi diperlukan untuk :

1. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan


keputusan oleh manajemen.
2. Pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditur,
badan pemerintah, dsb

Definisidari proses kegiatan

Apabila ditinjau dari sudut proses kegiatannya, akuntansi dapat


didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan,
pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi.

Pada dasarnya akuntansi harus :

1. mengidentifikasikan data yang relevan dengan keputusan yang


akan diambil

4
2. memproses dan menganalisis data yang relevan
3. mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan

2. Akuntansi sebagai suatu sistim informasi

Akuntans idilaksanakan oleh perusahaan yang bertujuan mencarI laba


maupun oleh organisasi yang tidak mencari laba.Salah satu penyebabnya
adalah karena hal in diharuskan oleh undang-undang.

Namun demikian alas an utama mengapa akuntansi dilaksanakan dalam


berbagai organisasi adalah karena semakin rumitnya variable-variabel
yang dihadapi, sehingga keadaan ini menyebabkan para pengambil
keputusan menjadi semakin tergantung pada data akuntansi.Dalam
akuntansi, transaksi-transaksi keuangan diolah sedemikianrupa sehingga
menjadi suatu laporan yang siap digunakan untuk pengambilan keputusan
manajemen. Dengan demikian akuntansi merupakan suatu system
informasi yang sangat diperlukan oleh perusahaan.

Sebagai suatu system informasi, akuntansi diperlukan oleh berbagai


pihak, baik dari kalangan intern (dalam organisasi itu sendiri) maupun
kalangan ekstern (diluar organisasi yang menyelenggarakan akuntansi
tersebut). Secara garisbesar, pihak-pihak tersebut adalah meliputi :

Manajer yaitu digunakan untuk menyusun perencanaan perusahaan,


mengevaluasikan kemajuan yang telah dicapai dan melakukan tindakan-
tindakan koreksi yang diperlukan. Keputusan yang diambil oleh manajer
berdasarkan informasi akuntansi, misalnya menentukan peralatan apa
yang sebaiknya dibeli, berapa persediaan yang harus ada di gudang,
berapa kas yang harus dipinjam dari bank.

Investor yaitu digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam


penanaman modal bagi usaha tersebut.Untuk itu sebelum mengambil
keputusan investor terlebih dahulu akan melakukan analisis atas laporan

5
keuangan perusahaan yang akan dipilih sebagai tempat penanaman
modalnya.

Kreditur yaitu digunakan sebagai dasar dalam menyetujui hutang yang


akan diberikan dan untuk menilai kemampuan usaha dalam membayar
hutangnya.Kreditur hanya bersedia memberikan kredit kepada calon
penerima kredit yang dipandang mampu mengembalikan kredit dan bunga
tepat pada waktunya.

Instansi pemerintah yaitu digunakan sebagai dasar untuk menentukan


pajak perusahaan atau mengawasi perusahaan.

Pemakaian lainya, yaitu digunakan untuk kepentingan-kepentingan


tertentu, misalnya oleh organisasi buruh.Para buruhmembutuhkan
informasi tentang laba perusahaan.Informasi seperti ini penting bagi para
buruh dalam rangka mengajukan kenaikan gaji atau tunjangan-tunjangan
lain dari perusahaan.

3. Proses Akuntansi

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Dalam definisi
diatas telah diuraikan bahwa akuntansi merupakan suatu proses yang
meliputi : (1) pencatatan, (2) penggolongan, (3) peringkasan, (4)
pelaporan dan (5) penganalisaan data keuangan dari suatu
organisasi/perusahaan. Kegiatan pencatatan dan penggolongan adalah
proses yang dilakukan secara rutin dan berulang ulang setiap kali terjadi
transaksi keuangan. Sedangkan kegiatan pelaporan dan penganalisaan
biasanya dilakukan pada waktu tertentu.

Kegiatan pencatatan dan pengelolaan yang bersifat rutin dapat dilakukan


dengan tulis tangan seperti yang dijumpai pada perusahaan-perusahaan
kecil, dan ada pula yang dikerjakan dengan mesin-mesin otomatis seperti
kita jumpai pada perusahaan-perusahaan besar.Perkembangan teknologi
yang pesat akhir-akhir ini menunjukan bahwa penggunaan mesin-mesin
pembukuan dan komputer untuk mengolah data akuntansi banyak

6
digunakan oleh perusahaan besar maupun perusahaan
menengah.Metode pencatatan akuntansi yang mana yang harus
digunakan?Apakah metode tulis tangan, mekanik atau elektronik?
Jawabanya adalah tergantung pada berbagai faktor.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan antara lain adalah besarnya


organisasi perusahaan, jumlah data yang harus diproses dan jumlah biaya
yang harus di keluarkan dalam pemakaian setiap metode tersebut.
Perusahaan kecil mungkin akan menganggap biaya pemakaiankomputer
terlalu mahal,sebaliknya dalam perusahaan besar penggunaan metode
tulis tangan di pandang tidak mampu memenuhi kebutuhan informasi
yang cepat dan sangat banyak jumlahnya. Namun demikian tanpa
memandang metode pencatatan akuntansi mana yang digunakan, semua
metode tersebut sama-sama membutuhkan adanya konsep-konsep dasar
akuntansi.

Gambar 1. Proses Pelaporan Akuntansi

(1)
Data dan laporan untuk
managemen

Laporan Untuk Laporan Khusus


penetapan pajak (2) (3)
Pemerintah Badan / Intansi
Proses Akuntansi
Tertentu

Laporan Keuangan

Akuntansi Publik

Laporan keuangan setelah


diaudit (4)

7
Badan Instansi Kreditur Penanaman Modal Organisasi Buruh Umum
pemerintah

4. BIDANG SPESIALISASI AKUTANSI

Seperti halnya ilmu sosial lainnya, akutansi juga mengenal spesialisasi


yang timbul karena adanya kemajuan teknologi, perekonomian dsb.
Bidang spesialisai akutansi antara lain meliputi:

4.1 Akutansi Keuangan

Akutansi keuangan adalah akutansi yang bertujuan utama menghasilkan


laporan keuangan untu keepentingan pihak ekstern.Yang dimaksud pihak
ekstern adalah pihak pihak adiluar managemen perusahaan, seperti
investor kreditur badan pemeritahan dan pihak lainnya.Hal penting penting
dari akutansi adalah Standar Akutansi Keuangan (SAK) yang merupakan
aturan-aturan yang harus digunakan dalam pengukuran dan pengajian
laporan keuangan untuk kepentingan ekstern. Degan demikian diharapkan
pemakai dan penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi melalui
laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan atau bahasa
yang sama yaitu Standar Akutansi Keuangan. Standar ini mulai diterapkan
di indonesia pada tahun 1994, menggantikan prinsip prinsip Akutansi
indonesia tahun 1984.

4.2 Auditing

Auditing adalah suatu proses pemeriksaan independen terhadap suatu


laporan.Sebetulnya bidang ilmu auditing ini merupakan disiplin tersendiri,
terpisa dari ilmu akutansi, namun auditing memiliki hubungn erat dengan
akuntansi keuangan. Tanpa menguasai Standar Akutansi keuangan.
Auditor tidak akan mampu menjalakan pemeriksaan.

4.3 Akutansi Biaya

8
Akutansi biaya merupakan bidang akutansi yang menekankan pada
penentuan dan pengendalian biaya. Selain untuk pengawasan, akutansi
biaya yang baik akan membantu managemen dalam penetapan harga jual
produk sehingga diperoleh laba yang diingikan. Selain itu akutansi biaya
dapat memberi informasi pada manajemen tentang produk mana yang
tidak menguntungkan sehingga produksinya dapat dihentikan, dan produk
mana yang menguntungkan.

4.4 Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen adalah pemberian jasa yang meliputi aspek yang


luas.Biasanya jasa ini diberikan bersamaan dengan akutansi.Sebagai
pemeriksa, akutansi akutansi biasanya memiliki pengetahuan yang
mendalam mengenai operasi perusahan yang diperiksanya.Oleh karena
itu akutan dapat memberikan berbagai pertimbangan dan saran kepada
manajemen untuk memperbaiki hasil operasi perusahan yang
menggunakan jasa.

4.5 Akuntansi Perpajakan

Akuntansi perpajakan merupakan bidang akuntansi yang menekankan


pada penyusunan SPT (Surat Pajak Terutang) dan mempertimbangkan
efek perrpajakan dari suatu transaksi perusahaan atau alternative
berbagai tindakan.

Akuntansi yang memiliki spesialisasi ini harus memahami dan mengikuti


peraturan perpajakan yang berlaku.Seorang akuntan ini harus memehami
dan mengikuti peraturan perpajakan yang berlaku.Seorang akuntan
perpajakan harus mampu memberikan usulan pemilihan transaksi
perusahaan yang mengakibatkan beban pajak kecil bagi perusahaan,
tanpa melanggar aturan perpajakan yang berlaku.

4.6 Akuntansi Pemerintah

Akuntansi pemerintah merupakan bidang akuntasi yang menekankan


pada pencatatan dan pelaporan transaksi dari lembaga pemerintah atau

9
lembaga sosial seperti rumah sakit, organisasi politik dan
sebagainya.Suatu hal yang penting untuk diperrhatikan dalam bidang ini
adalah peraturan perundangan yang mengikat unit-unit organisasi
tersebut di atas.

5. KONSEP DASAR AKUNTANSI

Informasi akuntansi harus disusun dan dilaporkan secara objektif agar


bermanfaat bagi para pemakainya.Oleh karena itu akuntansi keuangan
harus didasarkan pada standar atau pedoman tertentu yang telah teruji.
Standar ini dikenal dengan nama Standar Akuntansi Keuangan yang
disusun oleh organisasi profesi ini dikenal dengan nama IAI (Ikatan
Akuntan Indonesia) yang setiap empat tahun sekali menyelenggarakan
kongres untuk menetapkan Standar Akuntansi Keuangan dan Standar
Auditing. Standar Akuntansi Keuangan disusun berdasarkan anggapan
dasar yang dikenal dengan istilah konsep dasar. Berikut ini akandibahas
konsep dasar yang digunakan dalam praktek akuntansi :

5.1. Konsep Kesatuan Usaha (Business Entity)

Konsep yang paling mendasar dalam akuntansi adalah entitas atau


kesatuan usaha. Kesatuan usaha akuntansi adalah suatu organisasi
atau bagian dari organisasi yang berdiri sendiri, terpisah dari
organisasi lain atau individu lain. Ditinjau dari segi akuntansi antara
kesatuan usaha satu dengan kesatuan usaha yang lain atau dengan
pemiliknya, terdapat garis pemisah yang tegas. Ini berarti bahwa
kejadian keuangan yang menyangkut satu kesatuan usaha, tidak
boleh dicampur dengan kesatuan usaha lain atau dengan pemiliknya ,
dan sebaliknya.

Konsep ini penting artinya dalam menilai keadaan keuangan dan hasil
usaha yang dicapai suatu organisasi atau bagian dari organisasi.
Tanpa konsep ini maka laporan keuangan menjadi kacau,karena apa
yang tercantum dalam laporan keuangan suatu organisasi mungkin

10
dimasuki kejadian-kejadian keuangan yang sebenarnya tidak
berhubungan dengan organisasi tersebut.

5.2. Prinsip Obyektifitas

Catatan dan laporan akutansi harus didasarkan pada data bisa dipercaya
sebagai laporan yang menyajikan informasi yang tepat dan berguna.Data
yang bisa dipercaya adalah data yang bisa diverifikasi (diperiksa
kebenaranya).Oleh karena itu catatan akuntansi harus didasarkan pada
informasi yang berawal dari kegiatan yang didokumentasikan dalam
bentuk bukti yang obyektif. Seandainya akunmtansi tidak mnegenal
prinsip obyektifitas, maka pencatatan akuntansi akan didasarkan pada hal
yang tidak obyektif sehingga mengakibatkan kekacauan.

5.3. Prinsip Cost (Biaya)

Prinsip cost atau prinsip biaya menetapkan bahwa harta atau jasa yang
dibeli atau diperoleh harus dicatat atas dasar biaya yang sesungguhnya.
Entitas atau badan usaha tidak akan mengubah catatan harga beli dari
barang/jasa tersebut, walaupun mungkin harga tersebut di pasar setelah
dilakukannya transaksi berubah.

Sebagai contoh, misalnya 1.Maret perusahaan membeli peralataan


budidaya seharga 5juta rupiah, meskipun transaksi pembelian harga
peralatan budidaya tersebut berubah menjadi 6juta rupiah.

6.Persamaan Dasar Akutansi

Harta perusahaan bisa berasal dari pemilik perusahaan yang


disebut MODAL (M) dan bisa juga berasal dari pinjaman (dari luar
perusahaan) yang disebut kewajiban/utang (u). Sebagai contoh misalnya,
Tuan rahmat berpendapat bahwa dengan uang Rp 10.000.000,00 yang
berasal dari setoran modalnya perusahaan telah dapat beroperasi, maka

11
jumlahhartaperusahaan (Rp 10.000.000) sama dengan jumlah modal
pemilik (10.000.000)

Keadaan ini bisa dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

HARTA MODAL
(H) = (M)
(Rp. 10.000.000,00) (Rp. 10.000.000,00)

Seandainya Tuan Rahmat berpendapat bahwa untuk keperluan


operasi dibutuhkan tambahan kas sebesar Rp 5.000.0000,00 dan untuk
memenuhi kebutuhan ini perusahaan akan meminjam uang dari bank,
maka harta perusahaan yang perusahaan yang berupa kas akan berubah
menjadi Rp 15.000.000,00 Modal tuan Rahmat tidak berubah, tetapi
sekarang perusahaan mempunya kewajiban /utang (u) pada pihak luar
sebesar Rp 5.000.0000,00

Keadaan ini bisa dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

HARTA MODAL UTANG


(H) (M) (U)
(Rp 15.0000.0000) (Rp 10.0000.000,00) + (Rp 5.000.000,00)

Selama perusahaan berjalan (beroperasi) modal perusahaan akan


bertambah bila perusahaan memperoleh pendapatan (Pd) dan akan
berkurang kalau perusahaan mengeluarkan Biaya (B).

Misalnya perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp 20.000.000,00


dan selama operasi perusahaan telah mengeluarkan Biaya sebanyak Rp
10.000.000,00.

12
Keadaan ini bisa dinyatakan dengan persamaan berikut :

HARTA = MODAL + UTANG + PENDAPATAN - BIAYA

(H) (M) (U) (P) (B)


Rp 25.000.000,00 Rp 10.000.000,00 Rp 5.0000.000,00 Rp 20.0000.000,00 Rp 10.000.000,00

Bila selama periode akuntansi Tuan Rahmat melakukan penyetoran (P)


uang tunai untuk menambah modal, misalnya sebesar Rp 10.000.000,00
dan pengambilan (Prive) modal sebesar Rp 15.000.000,00, maka harta
perusahaan akan berubah menjadi Rp 20.000.000,00 yaitu berasal dari
Rp 25.000.000,00 (harta semula) + Rp 10.000.000,00 (penyetoran) – Rp
15.000.000,00 (pengambilan / prive)

Keadaan ini bisa dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

H = M + P – Pr + U + Pd - B

(20) = (10) + (10) (15) + (5) + (20) - (10) (dalam juta rupiah)

Pada periode akuntansi transaksi yang mempengaruhi modal seperti


penyetoran modal, pengambilan modal, memperoleh pendapatan,
pengeluaran biaya akandiperhitungkan secara menyatu ke dalam
kelompok Modal (M).

Dengan demikian maka jumlah modal akhir pada periode akuntansi


adalah sebagai berikut :

Modal awal : Rp. 10.000.000,-


Penyetoran Modal (Penambahan modal oleh pemilik ) : Rp. 10.000.000,-+
Rp. 20.000.000,-
Pengambilan Modal (Prive) Rp. 15.000.000,--
Rp. 5.000.000,-
Memeperoleh Pendapatan : Rp. 20.000.000,-+
Rp. 25.000.000,-

13
Pengeluaran Biaya : Rp. 10.000.000,--
Jumlah Modal Akhir Rp. 15.000.000,-
Sehingga pada akhir periode akuntansi tersebut dapat dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut :
Persamaan sebagai berikut :

Harta = Utang + Modal


(Rp. 20.000.000,-) = (Rp. 5.000.000,-) + (Rp. 15.000.000,-)

Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah


komponen harta perusahaan sma dengan jumlah komponen utang dan
modal. Transaksi - transaksi perusahaan akan berpengaruh terhadap
jumlah komponen - komponen tersebut, tetapi jumlah harta akan selalu
sama dengan jumlah Utang + modal.

14
KEGIATAN BELAJAR 2

LAPORAN AKUTANSI
Salah satu fungsi utama akuntansi adalah menyediakan laporan-
laporan periodik kepada pihak-pihak yang memerlukan /
berkepentingan.Laporan-laporan ini merupakan suatu alat untuk
menyampaikan informasi yang lebih dekenal dengan istilah laporan
keuangan. Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas lima
jenis laporan yaitu neraca (laporan posisi keuangan), laporan laba rugi,
laporan perubahan moda, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan.

1. NERACA
neraca adalah suatu daftar sistematis yang mengembangkan aktiva
(harta kekayaan), utang dan modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan
pada tanggal tertentu. Disebut sistematis karena neraca disusun
berdasarkan urutan tertentu.Aktiva mialnya, disususun berdasarkan
urutan likuiditasnya, yaitu cepat tidaknya aktiva atau harta tersebut
dijadikan uang tunai atau dipakai dalam kegiatan usaha.Atas dasar ini
aktiva dapat dibedakan menjadi aktiva lancar dan aktiva tidak
lancar.Utang juga demikian, diurutkan berdasarkan likuiditasnya, yaitu
cepat tidaknya utang tersebut akan dilunasi. Sedangkan modal diurutkan
berdasarkan kekekalanya atau keawetanya.
Pada neraca ini dapat diketahui beberapa jumlah kekayaan
perusahaan, kemampuan perusahaan membayar utang-utangnya
(likuiditas dan solvabillitas dan kemampuan perusahaan memperoleh
tambahan pinjaman dari pihak luar).

15
Berikut ini adalah contoh neraca dari suatu usaha pembesaran ikan
kerapu milik Tuan Rahmat yang disusun per tanggal 30- Juni 2003.

UD. BINTANG
Usaha Pembesaran Kerapu Tikus
NERACA
Per 30 Juni 2003
AKTIVA PASIVA
Aktiva lancar Kewajiban Lancar
Rp 5.000.000,- Rp 50.000.000,-
Kas Rp 2.000.000,- Utang Usaha Rp 9.000.000,-
Sewa dibayar di muka Rp 1.000.000,- Utang Gaji Rp 59.000.000,-

Persediaan obat-obatan Rp 100.000,- Jumlah Kewajiban


Persediaan kantor Rp 500.000,- Lancar
Rp 400.000,- Rp 100.000.000,-
Jumlah Aktiva Lancar

Rp 100.000.000,-
Modal Tuan
Rp 50.000.000,-
Aktiva Tidak Lancar Rp 150.000.000,- Rahmat
Peralatan Budidaya
Alat Angkutan Rp 159.000.000,- Rp 159.000.000,-
Jumlah Aktiva Tidak
Lancar

Jumlah Aktiva
Jumlah Pasiva

2. LAPORAN LABA RUGI

Laporan laba/rugi digunakan untuk membuat ikhtisar pendapatan dan


biaya suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dari laporan ini
dapat dihitung laba yang diperoleh atau rugi yang dialami suatu
perusahaan.

16
Melalui laporan ini diharapkan pihak-pihak yang berkepentingan dapat
mengetahui sebab-sebab perusahaan memperoleh keuntungan atau
mengalami kerugian.

Berikut adalah contoh laporan perhitungan laba rugi usaha pembesaran


kerapu tikus milik Tuan Rahmat, 30 Juni 2003.

UD. BINTANG
Usaha Pembesaran Kerapu Tikus
Laporan Perhitungan Laba Rugi
Per 30 Juni 2003
Pendapatan :
Pendapatan Hasil Penjualan Kerapu Rp. 100.000.000,-
Tikus

Biaya usaha : Rp.15.000.000,-


Bibit Kerapu Tikus Rp. 1.000.000,-
Biaya Gaji Petugas Pemaliharaan Rp.10.000.000,-
Biaya Pakan Rp. 500.000,-
Biaya Obat-Obatan Rp. 2.000.000,-
Biaya Listrik Rp. 1.000.000,-
Biaya Eksploitasi Kendaraan Rp. 1.000.000,-
Biaya Sewa Peahu Rp. 1.000.000,-
Biaya Gaji Petugas Keamanan Rp. 500.000,-
Biaya Bunga

Jumlah Biaya Usaha Rp. 33.500.000,-


Laba Besih Rp. 66.500.000,-

3. LAPORAN PERUBAHAN MODAL

Laporan perubahan modal menunjukkan ikhtisar perubahan modal untuk


periode tertentu, mungkin satu bulan, atau satu tahun.Melalui Laporan
Perubahan Modal ini dapat diperoleh sebab-sebab perubahan modal
selama periode tertentu.

17
Berikut ini adalah contoh laporan perubahan modal usaha pembesaran
kerapu tikus milik Tuan Rahmat, per 30 Juni 2003.

Misalna diketahui modal awal per 1 Maret 2003 Rp 35.500.000,-.


Kemudian selama melakukan usaha pembesaran kerapu tikus dalam satu
siklus pemeliharaan Tuan Rahmat memperoleh keuntungan / laba
sebesarr Rp 66.500.000,- ( berdasarkan hasil perhitungan laba rugi
sebagaimana tersebut di atas ). Selama itu pula menurut catatan, Tuan
Rahmat telah menggunakan uang perusahaan untuk keperluan pribadinya
(Prive) sebesar Rp 2.000.000,-. Berdasarkan informasi keuangan tersebut
di atas, maka Laporan Perubahan Modal untuk usaha pembesaran kerapu
Tikus milik Tuan Rahmat dapat disusun sebagai berikut :

UD. BINTANG
Usaha Pembesaran Kerapu Tikus
Laporan Perhitungan Laba Rugi
Per 30 Juni 2003
Modal Awal Tuan Rahmat Per 1 Rp. 35.500.000,-
Maret
Laba Besih Bulan Maret – Juni Rp. 66.500.000,-
2013
Pengambilan Modal (Prive) Rp. 2.000.000,-
Penurunan Modal Rp. 64.500.000,-
Modal Tuan Rahmat Per 30 Juni Rp. 100.000.000,-
2013

4. HUBUNGAN ANTARA NERACA, LAPORAN LABA RUGI DAN


LAPORAN PERUBAHAN MODAL

Bila diamati, ternyata terdapat hubungan tertentu antara ketiga jenis


laporan tersebut. Dalam laporan laba rugi terdapat laba sebesar Rp
66.5000.000,-. Jumlah laba ini kemudian dicantumkan dalam Laporan
Perubahan Modal. Dalam Laporan Perubahan Modal, terdapat jumlah
modal, Tuan Rahmat per 30 Juni 2003 sebesar Rp 100.000.000,- dan

18
jumlah ini kemudian dicantumkan sebagai akun modal Tuan Rahmat
dalam neraca.

MODUL 2

SIKLUS AKUNTANSI

Pada modul ini akan dibahas bagaimana cara mencatat transaksi


perusahaan dengan berpedoman pada unsure persamaan dasar
akuntansi dan bagaimana hubungan akun / rekening /perkiraan yang ada
dalam transaksi dengan laporan keuangan.

Pencatatan transaksi akan dimulaidengan buku jurnal sebagai buku


catatan pertama (book of original entry), namun untuk memudahkan
catatan ke dalam buku jurnal akan dilakukan analisis terlebih dahulu.

Setela melakukan pencatatan ke dalan buku jurnal, dilanjutkan pencatatan


ke dalam buku besar (general ledger) dan pembuatan daftar saldo /
neraca percobaan (trial balance) sebagai dasar atau penyusunan laporan
keuangan.

Akibat sering terjadi adanya akun yang belum lengkap dan transaksi yang
sudah terjadi, tetapi belum dicatat, maka perlu perlu dimutakhirkan
dengan cara membuat jurnal penyesuaian. Oleh karenanya akandiuraikan
pula bagaimana cara membuat jurnal penyesuaian dan neraca lajur serta
penyusunan laporan keuangan dari neraca lajur.

Setelah mempelajari dan menyelesaikan modul ini diharapkan para


pembaca khususnya Tarun Akademi Perikanan Sidoarjo dapat
mengetahui dan memahami proses pembuatan jurnal, posting, daftar
saldo, jurnal penyesuaian, neraca lajur an penyusunan laporan keuangan
dari neraca lajur.

19
1. TATA CARA MENCATAT DALAM AKUN / REKENING

Akuntansi menggunakan system berpasangan , artinya setiap transaksi


harus dicatat dengan menunjukkan sasaran yang timbul dan sumbernya.
Dengan system berpasangan ini berarti bila suatu transaksi jumlah rupiah
yang satu sudah dicatat dalam kolam debet maka rupiah pasangannya
harus dicatat di sebelah kredit, demikian pula sebaliknya. Dengan
demikian maka pencatatan dalam akun / rekening adalah sebagai berikut :

1.1 Aktiva

Aktiva terletak di sebelah debit dalam neraca, jadi kalau aktiva bertambah
maka debit bertambah. Sebaliknya kalau aktiva berkuran otomatis aktiva
tersebut harus di kredit.

1.2 Utang

Utang terletak di sebelah kredit dalam neraca, jadi kalau utang bertambah
maka kredit bertambah.Sebaliknya kalau utang berkurang maka harus di
debit.

1.3 Modal

Modal terletak di sebelah kredit dalam neraca, jadi kalau modal bertambah
maka harus dikredit.Sedangkan kalau modal berkurang harus didebit.

1.4 Pendapatan

Pendapatan adalah unsure yang menambah modal.Jadi penambahan


pendapatan harus dicatat di sebelah kredit, sebaliknya pengurangan
modal harus dicatat disebelah debit.

1.5 Biaya

20
Biaya adalah unsure yang mengurangi modal. Biaya makin bertambah
berarti modal makin berkurang, atau penambahan biaya sama saja
dengan pengurangan modal, jadi harus dicatat di sebelah debit.
Sebaliknya pengurangan biaya harus dicatat disebelah kredit.

1.6 Akumulasi Depresiasi

Akumulasi depresiasi sebenarnya merupakan pengurangan aktiva tetap


yang pencatatannya dipisahkan.Jadi kalau aktiva tetapnya makin
berkurang karena depresiasi (penyusutan) maka akumulasi depresiasi
makin bertambah.Dengan demikian bertambahnya akumulasi depresiasi
harus dicatat dalam kolom kredit.

1.7 Prive

Prive adalah pengurangan modal, kalau prive bertambah berarti modal


berkurang, jadi harus dicatat pada kolom debit.

1.8 Akun / Rekening sebagai alat pencatatan

Akun atau rekening adalah suatu alat untuk mencatat transaksi-transaksi


keuangan yang bersangkutan dengan aktiva, kewajiban, modal,
pendapatan dan biaya. Tujuan pemakaian akun atau rekening adalah
untuk mencatat data yang akan menjadi dasar penyusunan laporan
keuangan.

Jumlah rekening yang perlu diadakan dalam pembukuan suatu


perusahaan tergantung pada kebutuhan.Kumpulan rekening yang
digunakan dalam pembukuan suatu perusahaan disebut buku besar atau
ledger. Buku besar dapat berupa sebuah ‘buku’ yang halaman-
halamannya befungsi sebagai akun/rekening atau bias juga berupa
kumpulan kartu.

1.9 Penggolongan akun rekening

Pada pokoknya akun/ekening dibagi atas 2 golongan besar, yaitu:

21
1. Akun/rekening neraca atau biasa disebut akun riilyaitu
akun/rekening yang pada akhir periode akan dilaporkan di dalam
neraca, meliputi akun aktiva (harta), akun kewajiban (utang) dan
akun modal.
2. Akun/rekening laba – rugi atau biasa disebut juga akun nominal,
yaitu akun yang pada akhir periode akan dilaporkan dalam laporan
pehitungan laba-rugi, meliputi akun pendapatan dan akun biaya.

Penggolongan akun/rekening dapatdijelaskan dengan skema seperti


terlihat dalam gambar 2.

Gambar 2. Penggolongan Akun

Akun-akun dalam Buku Besar

Akun-akun riil Akun-akun Nominal

Akun-akun Akun-akun Akun-akun Akun-akun Akun-akun


Aktiva Kewajiban Modal Pendapatan Biaya

1.10. Saldo Normal Akun / Rekening

Aturan debet dan kredit serta saldo normal dari berbagai macam akun /
rekening dapat diikhtisarkan sebagai berikut :

Jenis Akun Bertambah Berkurang Saldo Normal


Aktiva Debet Kredit Debet
Utang Kredit Debet Kredit
Modal (Ekuitas) Kredit Debet Kredit
Prive Debet Kredit Debet
Pendapatan Kredit Debet Kredit
Beban Debet Kredit Debet

22
1.11. Analisis Transaksi

Analisis transaksi bertujuan untuk menentukan akun / rekening yang


dipengaruhi. Hal ini dilakukan untuk mempermudah melakukan
pencatatan (bagi mereka yang baru belajar akuntasi ) ke dalam buku
jurnal. Setelah suatu transaksi selesai dianalisis maka hanya tinggal
memindahkan / mencatatkan ke dalam buku jurnal, hanya teknik
penulisannya saja yang berbeda.

Misal : Transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan adalah : tanggal 5


Maret 2003 membeli peralatan budidaya Rp. 5.000.000,00 maka
analisisnya adalah :

Tanggal Rekening yang Pengaruh Jumlah kolom


berpengaruh
5 Maret 2003 Peralatan Budidaya Bertambah (+) 5.000.000 Debet

Kas Berkurang (-) 5.000.000 Kredit

2. BUKU JURNAL

Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan


secara kronologi ( bedasarkan urutan waktu terjadinya) dengan
menunjukkan akun yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah
rupiahnya masing-masing.

Seperti transaksi yang terjadi dalam perusahaan, sebelum dibukukan ke


buku besar, harus dicatat dahulundalam buku jurnal. Oleh karena itu buku
jurnal sering disebut sebagai catatan pertama (book of original entry).

23
Bentuk formal buku jurnal yang banyak dikenal adalah jurnal dua kolom
standar seperti contoh berikut ini :

Tanggal Akun F Debet Kredit

Keterangan:

Kolom tanggal : Digunakan untuk mencatat tanggal terjadinya


transaksi

Kolom akun : Digunakan untuk mencatat nama akun-akun yang

didebet dan dikredit

Kolom F (Folio) : Digunakan sebagai bukti bahwa debet dan kredit


sudah dipindahkan ke akun-akun yang bersangkutan.

Kolom debet dan kredit : Digunakan mencatat jumlah yang didebet dan
yang dikredit.

Berdasarkan transaksi yang dianalisis sebagaimana telah dijelaskan pada


analisis transaksi terdahulu, maka dapatlah jurnal seperti berikut ini.

JURNAL UMUM Hal : 1

Tanggal Akun F Debet Kredit


2003 Peralatan budidaya Rp. 5.000.000,00
5 maret Kas
(Membeli peralatan Rp. 5.000.000,00
budidaya)

24
3. PROSES POSTING KE BUKU BESAR

Setelah transaksi dicatat dalam buku jurnal, pross selanjutnya adalah


memasukkan jumalh masing-masing transaksi yang ada pada buku jurnal
ke akun buku besar yang sesuai. Proses memasukkan atau memindahkan
disebut posting atau pembukuan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan
pada saat melakukan posting atau pembukuan adalah sebagai berikut :

(1) Mencatat tanggal traksasi


(2) Menuliskan keterangan singkat mengenai transaksi
(3) Menuliskan pada kolam ‘F’ halaman buku jurnal yang memuat
transaksi yang dipindahkan.
(4) Mencatat jumlah rupiah transaksi sesuai dengan tempatnya, yaitu
kolam debet atau kredit.

Kapan dan bagaimana melakukan posting?


Pertanyaan mendasar adalah apakah posting perlu dilakukan setiap
terjadi atau menunggu sampai cukup banyak transaksi dalam jurnal, baru
kemudian diposting dam apakah posting dapat dilakukan secara berurutan
berdasarkan transaksi atau berdasarkan akun.

Biasanya transaksi selama satu periode tertentu (misalnya satu


bulan) dijurnal terlebih dahulu seleruhnya, baru dilakukan posting. Orang
yang menjurnal transaksi tidak harus sama dengan orang yang melakukan
posting. Disinilah fungsi jurnal sebagai pembagian kerja.

Posting biasanya dilakukan berdasarkan urutan akun / rekening’


maksudnya dalam melakukan posting, khusus akun tertentu diposting
terlebih dahulu secara keseluruhan baik jumlah yang didebet maupun
yang kredit. Misalnya akun yang menyangkut kas dalam suatu periode
(satu bulan) diposting terlebih dahulu secara keseluruhan, kemudian
dilanjutkan ke akun yang lain sampai semua transaksi dalam buku jurnal
diposting seluruhnya. Cara ini dimaksudkan agar tidak perlu membolak –

25
balik akun yang sama yang belum diposting dan sekaligus lebih
menghemat waktu.

Untuk lebih jelasnya berikut ini contoh posting berdasarkan data dari jurnal
yang telah dibahas sebelumnya. Posting atau pembukuan dari buku jurnal
ke dalam buku besar atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut :

KAS NO. AKUN: ...........


Tanggal URAIAN F Debet (D) Kredit (K) Saldo
2003 Saldo bulan yang lalu*) J-1 10.000.000 10.000.000
5 Maret Membeli peralatan 5.000.000 5.000.000

Peralatan Budidaya
NO.AKUN: .......
Tanggal URAIAN F Debet (D) Kredit (K) Saldo
2003 Saldo - - -
5 Maret Membeli peralatan J-1 5.000.000 - 5.000.000 /
D

*)Misalnya saldo kas bulan yang lalu Rp 10.000 000,00


Saldo peralatan budidaya Rp –

4. DAFTAR SALDO
Dari tadi penjumlahan dan proses posting yang telah diuraikan di atas,
dapat dilihat secara jelas bahwa saldo akhir yang terdapat pada setiap
akun diberi tanda D / K. Tanda D menunjukkan bahwa akun tersebut
bersaldo debet, sebaliknya kalau akun tersebut bertanda X menunjukkan
akun tersebut bersaldo kredit

26
Dalam menyusun daftar saldo, kedudukan saldo juga harus ditunjukkan.
Dengan kata lain saldo debet dan kredit dalam daftar saldo yang harus
dipisahkan sehingga dapat diketahui. Berapakah total saldo debet dan
berapakah total saldo kredit. Jumlah rupiahtotal kedua saldo harus sama
(seimbang). Kalau tidak seimbang terjadi suatu kekeliruan atau kesalahan
dalam proses pencatatan pada akun tertentu atau terjadi kesalahan dalam
memasukkan akun tertentu atau tidak mencatat pada kolom yang
seharusnya. Misalkan kesalahan dalam menjumlah, akun jumlahnya
seharusnya bersaldo kredit, dicatat pada akun yang bersaldo debet.
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan bentuk daftar saldo UD Bintang
yang bergerak dalam bidang perikanan dengan akun-akun yang lebih
lengkap per 31 Juli 2003.

UD. BINTANG
Usaha Pembesaran Kerapu Tikus
Daftar Saldo, per 31 Juli 2003
Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
Kas 5.000.000 -
Piutang 2.000.000 -
Sewa dibayar dimuka 1.000.000 -
Persediaan pakan 500.000 -
Persediaan obat-obatan 100.000 -
Perlengkapan kantor 400.000 -
Peralatan budidaya 100.000.000 -
Kendaraan bermotor 50.000.000 -
Pendapatan usaha - 100.000.000
Utang usaha - 50.000.000
Utang gaji - 9.000.000
Modal Rahmat - 50.000.000
Biaya usaha (macam-macam) 50.000.000 -
209.000.000 209.000.000

5.JURNAL PENYESUAIAN

27
Salah satu tujuan pembuatan daftar saldo adalah untuk mempersiapkan
penyusunan laporan keuangan.Namun demikian, laporan keuangan
seringkali tidak dapat disusun langsung dari daftar saldo, karena data-data
yang tercantum dalam daftar saldo, karena data-data yang tercantum
dalam daftar saldo masih memerlukan penyesuaian terlebih dahulu.
Oleh karena itu salah satu tahapan dalam proses menyusun laporan
keuangan adalah melakukan penyesuaian pembukuan dengan cara
membuat jurnal penyesuain.

Tujuan proses penyesuaian adalah :

1) Agar setiap akun riil, khususnya akun akun aktiva dan akun-akun
utang, menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode.
2) Agar setiap akun nominal ( akun pendapatan dan akun biaya )
menunjukkan pendapatan dan biaya yang seharusnya diakui dalam
suatu periode.

Contoh : misalnya data dalam saldo UD. Bintang tersebut di atas


dianggap belum seluruhnya benar karena pada akhir periode telah di
temukan informasi – informasi tambahan sebagai berikut :

1) Persediaan pakan digudang setelah di nilai ternyata nilainya tinggal


Rp. 50.000,00
2) Persediaan obat- obatan telah habis digunakan seluruhnya.

Dengan adanya data tersebut di atas maka dalam daftar saldo harus
disesuaikan sehingga informasi tersebut tercakup dalam laporan
keuangan .penyesuaian dilakukan dengan melalui jurnal yang di sebut
jurnal penyesuain, yaitu sebagai berikut :

Jurnal penyesuaian

28
tanggal Keterangan F Debet (RP) Kredit (RP)
2003/31 juli Biaya Pakan 450.000
Persediaan pakan 450.000
(Penyesuaian jumlah
pakan)
31 juli Biaya obat-obatan 100.000
Persediaan obat- 100.000
obatan
(Penyesuaian obat-
obatan)
550.000 550.000

6. NERACA LAJUR

Neraca lajur adalah suatu kertas berkolom-kolom (berlajur-lajur) yang


dirancang untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan
pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan dengan cara
sistemastis, sebenarnya neraca lajur ;ebih tepat disebut kertas kerja yang
digunakan sebagai alat pembantu dalam menyusun laporan-laporan
keuangan. Neraca lajur tidak merupakan bagian dari catatan-catatan
akuntansi yang formal. Oleh karena sifatx tidak formal, maka
penyusunannya dapat juga dilakukan juga dilakukan dengan
menggunakan pensil, Sehinga lebih mudah dikoreksi apabila terjadi
kesalahan.

Neraca lajur sangat bermanfaat untuk memeriksa data yang akan


disajikan dalam laporan keuangan. Neraca saldo sangat bermanfaat untuk
memeriksa data yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Oleh
karena itu neraca lajur tidak perlu diberikan kepada pihak luar.(ekstern).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuanpembuatan neraca


lajur adalah

1. Untuk memudahkan penyusunan laporan.

29
2. Untuk mednggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo
(daftar saldo) dan data penyesuaian, sehingga merupakan
persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal.
3. Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin
dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian.

Berikut ini adalah contoh dari neraca lajur UD.Bintang yang telah berisi
data-data penyesuaian.

30

Anda mungkin juga menyukai