Anda di halaman 1dari 4

KB4

3. Konsep dan Deskripsi

1. Hukum Shalat Jumat

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada ayat di atas, maka hukum shalat jum'at

adalah wajib. Para ulama sepakat bahwa hukum shalat jum'at adalah fardhu 'ain.

Dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Thabrani dikatakan bahwa

orang yang meninggalakan shalat jum'at tanpa ada udzur syara' maka dihukumi

kafir nifaq (munafiq)

"Siapa saja yang meninggalkan tiga kali ibadah shalat Jumat tanpa uzur, niscaya ia

ditulis sebagai orang kafir nifaq/munafiq"

Adapun dalil dari hadits lain yaitu hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan

oleh Abul Ja’di Ad-Dhamri berikut ini:

"Siapa pun yang meninggalkan shalat Jumat tiga kali karena meremehkannya, maka

Allah SWT akan menutup (sehingga tak mampu menerima hidayah)"

2 .Orang yang Wajib Shalat Jumat


Di atas telah disebutkan bahwa shalat jum'at hukumnya fardhu ‘ain (wajib).
Lantas siapa sajakah yang diwajibkan shalat jum'at? Shalat jum;at wajib atas
setiap muslim laki-laki yang merdeka, baligh, berakal, muqim dan kuasa
mendatanginya (datang ke Masjid melaksanakan shalat jum'at). Hal ini
dijelaskan dalam hadits dari oleh Jabir bin Abdillah RA yang diriwayatkan
oleh Imam Baihaqi: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
ia wajib shalat Jumat pada hari Jumat, kecuali bagi orang sakit, musafir, anak kecil,
atau budak. Barangsiapa yang mengacuhkan shalat Jumat karena lalai atau sibuk
urusan perniagaan, maka Allah tak akan memperhatikannya, Allah Maha Kaya lagi
Maha Terpuji"

Sesuai dengan isi hdits di atas, maka orang sakit, musafir, anak kecil, atau
budak tidak dikenakan hukum wajib shalat jum'at.

Tata Cara Shalat Jumat
Shalat jum'at disyariatkan untuk dikerjakan secara berjamaah, tidak sah jika
sendirian. Adapun jumlah minimal jamaahnya, para ulama berbeda pendapat.
Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan dalam Fathul Bari’ bahwa ada 15 pendapat
para ulama. Pendapat paling kuat menurut Sayyid Sabiq adalah, ia telah sah
meskipun hanya diikuti dua orang atau lebih. Tempatnya boleh di kota maupun
di desa, di dalam bangunan maupun di lapangan, namun yang paling utama
adalah di masjid.

Syaikh Wahbah Zuhaili menjelaskan, menurut mazhab Hanafi, dilaksanakan di


masjid besar kota. Menurut mazhab Maliki, masjid yang berada di tengah-tengah
penduduk, tidak boleh di kemah/tenda yang menunjukkan mereka adalah
musafir. Demikian pula mazhab Syafi’i, di masjid baik kota maupun
perkampungan, bukan perkemahan/tenda. Sedangkan menurut mazhab Hambali,
di masjid atau bangunan perkampungan yang minimal dihuni 40 orang.
Sebelum shalat jum'at didahului dengan Khutbah Jumat yang terdiri dari dua
khutbah. Khatib naik mimbar lalu mengucap salam, setelah itu ia duduk,
Muazdin mengumandangkan azan. Lalu Khatib menyampaikan khutbah pertama
dengan memuji Allah, bershalawat, syahadat dan pesan taqwa. Selesai khutbah
pertama, Khatib duduk sejenak. Setelah itu, Khatib kembali berdiri untuk
menyampaikan khutbah kedua dan mengakhirinya dengan do'a.

Shalat jum'at dilaksanakan dua rakaat dengan dipimpin oleh imam. Secara


ringkas, tata caranya adalah sebagai berikut:
1. Niat
2. Takbiratul ihram, diikuti dengan Doa Iftitah
3. Membaca Surat Al Fatihah
4. Membaca surat dari Al Qur’an, disunnahkan Al A’la
5. Ruku’ dengan tuma’ninah
6. I’tidal dengan tuma’ninah
7. Sujud dengan tuma’ninah8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

9. Sujud kedua dengan tuma’ninah


10. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
11. Membaca surat Al Fatihah
12. Membaca surat dari Al Qur’an, disunnahkan Al Ghatsiyah
13. Ruku’ dengan tuma’ninah
14. I’tidal dengan tuma’ninah
15. Sujud dengan tuma’ninah
16. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
17. Sujud kedua dengan tuma’ninah
18. Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
19. Salam
Niat Shalat Jumat
Semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Melafadzkan niat bukanlah
suatu syarat. Artinya, tidak harus melafadzkan niat. Menurut Syaikh Mushtofa
Dieb Al Bugho dalam Al Wafi, sebagian ulama membolehkan melafadzkan niat
dalam rangka membantu konsentrasi. Sedangkan menurut Syaikh Wahbah
Zuhaili, jumhur ulama mensunnahkannya.

Berikut ini adalah lafadz niat shalat jumat bagi makmum:

‫ض ْال ُج ْم َع ِة َمْأ ُمو ًما هلِل ِ تَ َعالَى‬ َ ‫ُأ‬


َ ْ‫صلِّي فَر‬

"Aku niat sholat Jumat dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta’ala"

Adapun lafadz niat shalat jum'at bagi imam adalah sebagai berikut:

‫ض ْال ُج ْم َع ِة ِإ َما ًما هلِل ِ تَ َعالَى‬ َ ‫ُأ‬


َ ْ‫صلِّي فَر‬

"Saya shalat jumat sebagai imam karena Allah Ta'ala"

Anda mungkin juga menyukai