I
dari imam 4 madzhab karena kedalaman
stilah Shalat menurut cara Nabi ilmu beliau-beliau, baik dalam bidang
SAW adalah mengerjakan shalat fiqh mau pun hadis.
sesuai dengan yang dicontohkan
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Namun yang perlu kita maklumi bahwa
Sallam. Kita wajib mengikuti apa yang tidak selalu pendapat para imam
diajarkan Rasulullah SAW dalam hal madzhab ini sama dalam menyimpulkan
beribadah, apalagi dalam hal hukum fiqh. Keragamaan pendapat
melaksanakan shalat tentunya. beliau-beliau yang sangat pakar ini tentu
Lalu bagaimana cara kita mengikuti dalam hal teks nash, baik dari ayat Al-
shalat Beliau SAW ? Ya tentu saja dengan Quran maupun Hadis. Selain dari
cara kita mempelajari shalat tersebut pemahaman teks nash yang tidak selalu
dari para pewaris Nabi SAW, yaitu para sama, penilaian tentang kuat atau
ulama. Para ulama terutama para Imam lemahnya hadis menurut beliau-beliau ini
Madzhab inilah yang jaraknya lebih dekat juga bisa saja menyebabkan kesimpulan
dengan para sahabat Rasulullah SAW. hukum yang tidak sama. Namun perlu
Guru-guru mereka adalah para tabiin dipertegas lagi, bahwa keragamaan
yang tentunya berguru langsung dengan merka dalam berijtihad adalah
para sahabat Nabi SAW. Sekedar contoh sekitar masalah teks nash yang
saja misalnya Imam Malik Rahimullah memang sangat memungkinkan
Taala. Beliau adalah salah satu dari adanya multi tafsir dan masalah
empat imam madzhab fiqh. Beliau diberi tersebut berkutat pada masalah
gelar Imam Daril Hijrah (Pemuka furuiyah yang masih sangat
Ulama Madinah). Beliau mempunyai dimaklumi dan ditolelir, tidak pada
guru yang bernama Nafi masalah pokok seperti tauhid.
Rahimahullahu. Beliau (Nafi) adalah Dengan demikian, ittiba kepada
mantan budak dsri Sahabat Abdullah salah satu madzhab sudah pasti
Ibn Umar RA. Nafi Rahimahullahu mengikuti ibadah yang diajarkan
Taala tentunya berguru langsung kepada Rasulullah SAW.
Abdullah Ibn Umar RA. Guru dari Contoh lain yang paling mudah kita
Abdullah Ibn Umar RA adalah ayahnya temui seperti pertanyaan di atas adalah
(Umar Ibn Al-Khattab RA) dan masalah membaca doa iftitah dalam
Rasulullah SAW. Dengan demikian. shalat. Sebagian ulama ada yang
Sudah sangat jelas bahwa sanad membaca iftitah dengan doa Allahumma
keguruan beliau-beliau bersambung Baid Baini dst dan sebagian lagi ada
kepada Rasulullah SAW. Tentu saja dalil yang membaca dengan Allahu Akbar
yang digunakan dalam ber-fiqh baik Kabira dst. Kenapa, kok beda ? karena
shalat dan lainnya adalah Al-Quran dan masing-masing mereka mempunyai dalil
Hadis-hadis Rasulullah SAW. Untuk kita hadis bahwa nabi ketika iftitah membaca
yang awam ini, tentu menjadi layak doa yang mereka hujahkan. Dan
mengikuti (ittiba) kepada salah satu sebagian ulama lainnya berpendapat
A
berpendepat bahwa membaca Al-
pakah makmum wajib Fatihah dalam shalat bagi yang
membaca Al-Fatihah mampu adalah rukun. Artinya, orang
ketika Imam sedang yang dengan sengaja tidak membaca
membaca surat al-Fatihah dalam shalat tanpa adanya
setelahnya ? udzur, shalatnya menjadi rusak atau
tidak
Kedudukan al-Fatihah dalam
shalat.
sah. Karena tidak sah, maka shalat
harus diulang. Sedangkan Imam
Hanafi berpendapat bahwa membaca
- Al-Fatihah ketika shalat hukumnya
adalah wajib, bukan rukun. Artinya,
orang yang tidak membaca Al-Fatihah
karena lupa, maka shalatnya tetap
Telah menceritakan kepada kami Ali
sah dan tidak perlu diulang, hanya
ibn Abdullah, dia berkata: Telah
cukup diganti dengan sujud sahwi
menceritakan kepada kami Sufyan,
saja. Mengenai hadis di atas, Madzhab
dia berkata: Telah menceritakan
Hanafiyah berpendapat bahwa hadis
kepada kami al-Zuhri, dari Mahmud
Ahad (hadis di atas) tidak bisa
ibn al-Rabi, dari Ubadah ibn Ash
menasakh (menghapus hukum ) ayat
Shamit, bahwa Rasulullah saw
20 al-Muzzammil :
bersabda : Tidak ada shalat bagi yang
tidak membaca Faatihatul Kitab ( al-
Fatihah) ( Imam Bukhari, Hadis No.
714.)
Hadits semisal di atas juga Mengenai hadis di atas, madzhab ini juga
diriwayatkan oleh : memaknai bahwa tidak membaca al-
Fatihah dalam shalat hanya tidak
memperoleh pahala keutamaan