Anda di halaman 1dari 3

3.

229 Kesalahan Terjemah Harfiyah Al-Quran Kemenag RI


Posted by siapmurtad under 1000 Kesalahan Quran, BERITA | Tags: Kesalahan Quran,
Kesalahan Terjemah Harfiyah Al-Qur an Kemenag RI, Quran versi Depag, Revisi Quran |
[779] Comments

Jakarta (voa-islam) Buku


berjudul Koreksi Kesalahan Terjemah Harfiyah Al-Quran Kemenag RI yang ditulis oleh Amir
Majelis Mujahidin, Ustadz Muhammad Thalib, memuat sebagian kecil dari 3.229 jumlah
kesalahan terjemah yang terdapat dalam Tarjamah Harfiyah Al-Quran versi Depag. Sementara
kesalahan pada edisi revisi tahun 2010 bertambah menjadi 3.400 ayat.

Seperti diketahui, penelaahan selama bertahun-tahun terhadap Al-Quran dan Terjemahnya yang
diterbitan Departemen Agama RI sejak 1965, kemudin mengalami revisi secara bertahap mulai
1989, 1998, 2002, hingga 2010, telah menyentak kesadaran iman kita, betapa selama ini ajaran
kitab suci Al-Quran ternodai akibat adanya salah terjemah yang jumlahnya sangat banyak.

Maka, kami tidak hanya sebatas koreksi, tapi juga menerbitkan Tarjamah Tafsiriyah Al-Quran
lengkap 30 juz, sebagai tanggungjawab meluruskan terjemah harfiyah yang salah dari Al-Quran
dan Terjemahnya versi Kemenag RI. Adapun Buku Koreksi Kesalahan Terjemah Harfiyah Al-
Quran Kemenag RI ini hanya memuat 170 ayat saja. Karena sangat prinsip yang harus segera
diketahui kaum muslim. Sebab tidak mungkin membukukan kesalahan terjemah 3.229 ayat
sekaligus dalam waktu dekat ini, kata Ustadz Thalib.

Dijelaskan Amir Majelis Mujahidin, ayat salah terjemah itu berkaitan dengan masalah akidah,
syariah, dan muamalah. Khususnya menyangkut problem terorisme, liberalism, dekadensi
moral, aliran sesat dan hubungan antar umat beragama.

Dalam Simposium Nasional bertema: Memutus Mata Rantai Radikalisme dan Terorisme di
Jakarta, Rabu 28 Juli 2010, Dirjen Bimas Islam Kemenag dan sekarang menjadi Wamenag, Prof.
Dr. Nasaruddin Umar dengan gamblang menyatakan: sejumlah ayat berpotensi untuk mengajak
orang beraliran Islam keras, karena itu dalam terjemahan Al-Quran versi baru pemerintah
menyusun kata yang lebih moderat, namun memiliki makna yang sama.
Selain meluncurkan terjemahan dan tafsir Al-Quran versi baru, Kemenag juga melakukan upaya
deradikalisasi lain, yaitu pembinaan pengurus masjid oleh 95 ribu penyuluh agama hingga ke
pedesaan.

Ayat Salah Terjemah

Diantara ayat Al-Quran yang dituding berpotensi radikal adalah: QS. Al-Baqarah (2):191.
Terjemah Harfiyah Depag:dan bunuhlah mereka dimana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah
mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Makkah)

Kalimat bunuhlah mereka dimana saja kamu jumpai mereka, seolah oleh ayat ini membenarkan
untuk membunuh musuh di luar zona perang. Hal ini, tentu sangat berbahaya bagi ketentraman
dan keselamatan kehidupan masyarakat. Karena pembunuhan terhadap musuh diluar zona perang
sudah pasti menciptakan anarkisme dan teror, suatu keadaan yang tidak dibenarkan oleh syariat
Islam.

Maka Tarjamah Tafsiriyahnya adalah: Wahai kaum mukmin, perangilah musuh-musuh kalian di
manapun kalian temui mereka di medan peran dan dalam masa perang

Ayat Al-Quran lain yang dituding berpotensi radikal adalah: QS. Al-Ahzab (33): 61. Adapun
Tarjamah Harfiah Depag/Kemenag: Dalam keadaan terlaknat. Dimana saja mereka dijumpai,
mereka ditangkap dan dibunuh dengan sehebat-hebatnya.

Dijelaskan, kalimat dibunuh dengan sehebat-hebatnya dalam tarjamah Depag versi lama, dan
dibunuh tanpa ampun dalam tarjemah Kemenag versi baru, keduanya merupakan tarjamah
harfiah dari kata quttilu taqtiila, artinya bukan dibunuh, tetapi dibunuh sebagian besar. Kemudia
kata sehebat-hebatnya, atau tanpa ampun sebagai tarjemah kata taqtiilaa tidak benar. Karena
kata taqtiilaa hanya berfungsi sebagai penegasan, bukan berfungsi menyatakan sifat atau cara
membunuh yang tersebut pada ayat ini.

Dijelaskan, Tarjamah Depag maupun Kemenag diatas berpotensi membenarkan tindakan kejam
terhadap non-muslim. Padahal Islam secara mutlak melawan tindakan kejam terhadap musuh.
Islam sebaliknya memerintahkan kepada kaum muslim berlaku kasih sayang dan adil kepada
seluruh uma manusia, sebagai wujud dari misi rahmatan lil-alamin.

Tarjamah Tafsiriyah: Orang-orang yang menciptakan keresahan di Madinah itu akan dilaknat.
Wahai kaum mukmin, jika mereka tetap menciptakan keresahan di Madinah, tawanlah mereka
dan sebagian besar dari mereka benar-benar boleh dibunuh dimana pun mereka berada.

Dengan dua contoh terjemah ini, membuktikan bahwa tindakan radikal maupun teror yang
banyak terjadi akhir-akhir ini, mendapat dukungan dan pembenaran, bukan dari ayat Al-Quran,
melainkan terjemah harfiyah terhadap ayat di atas, dan hal itu bertentangan dengan jiwa Al-
Quran yang tidak menghendaki tindakan anarkis. Dan para pelakunya telah menjadi
korbanterjemah yang salah ini.
Ketika Rasulullah Saw dan kaum Muslimin di Madinah, beliau hidup berdampingan dengan
kaum Yahudi, Nasrani, Musyrik dan kaum yang tidak beragama, sepanjang mereka tidak
menganggu Islam. Apa yang akan terjadi sekiranya Rasulullah memerintahkan pengamalan ayat
tersebut sebagaimana terjemahan Al-Quran dan Terjemahnya itu.

Kontroversi terjemah Al-Quran versi Kemenag RI, terutama disebabkan oleh kesalahan memilh
metode terjemah. Metode terjemah Al-Quran yang dikenal selama ini ada dua macam, yaitu
terjemah harfiyah dan terjemah tafsiriyah, dan Depag memilih metode
harfiyah/tekstual. (Desastian)

Anda mungkin juga menyukai