Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

Pendahuluan

A. Latar belakang
Tak dapat dipungkiri bahwasanya dunia islam hari ini terus menerus berada dalam
kemunduran hingga saat ini. Menjadi suatu hal yang tak dapat dipungkiri hal tersebut
membawa dampak yang sangat negatif terhadap kondisi umat islam secara internasional.
Ummat islam diberbagai belahan bumi ini terus menjadi sasaran empuk para musush-musuh
islam, tanpa mampu membuat pembalasan yang berarti. Meski semenjak diawal-awal abad ke
sepuluh tekanan secara fisik telah menurun kepada umat islam tapi hal tersebut tidaklah
membuat kaum muslimin dapat bernafas dengan bebas.hal ini dilatari oleh musuh-musuh
islam yang telah mempersiapkan dirinya untuk membuat penjajahan-penjajahan model baru,
yang tentu bekasnya tidak kalah menyakitkan dengan peperangan secara fisik. Hegemoni di
bidang politik, ekonomi, budaya dan pemikiran yang terus di bangun oleh para penentang
islam tersebut, hanyalah Sebagian, untuk sekedar membuat permisalan dari bentuk konspirasi
mutakhir untuk tetap memposisikan kaum muslimin sebagai pihak yang inferior.
Terutama dalam bidang pemikiran umat Islam pada saat sekarang tengah berada di
pusaran arus perang pemikiran (al-ghazwu al-fikriy) yang dahsyat. Jaringan global musuh-
musuh Islam gencar melakukan upaya “pencucian otak” terhadap umat Islam dengan cara
menyerang konsep-konsep/ajaran-ajaran Islam di satu sisi, dan pada saat bersamaan
mendesakkan konsep-konsep pemikiran mereka. Targetnya adalah menjadikan umat Islam
secara perlahan-lahan terjauh, atau setidak-tidaknya mengalami pendangkalan
pemahaman,dari ajaran-ajaran agamanya.Salah satu aspek ajaran Islam yang pada saat ini
banyak mendapat sorotan tajam adalah konsep tentang pluralisme dan toleransi. Kaum Zionis
dan Barat gencar mengkampanyekan bahwa Islam adalah agama yang anti toleransi dan
kemajemukan. Mereka juga berusaha keras merusak citra Islam dengan mengembangkan
opini bahwa Islam dan umat Islam tidak menghargai kesetaraan hidup (equality of life) dan
hak-hak asasi manusia. Upaya-upaya ini sangat membahayakan karena dilakukan secara
sistematis dan berkelanjutan.
Berangkat dari hal tersebut tentunya perlu usaha Bersama segenap ummat islam untuk
Kembali mengkaji serta mentadabburi konsep islam tentang toleransi yang hingga kini
sedang berusaha dikaburkan oleh musuh-musuh islam. Ummat islam terutama para generasi
muda islam harus diberikan arahan danjuga pemahaman tentang konsep ini, sehinnga rasa
keragu-raguan dan ketidak tahuan mereka tidak menjadi sasaran empuk musuh-musuh islam.
Didalam tulisan makalah ini penulis berusaha mengkolaborasikan secara sistematis dan
konsep islam tentang toleransi dan pluralism bahwa islam adalah agama yang menjunjung
tinggi toleransi dan pluralism.
B. Rumusan masalah
1. apa definisi toleransi ?
2. bagaimana toleransi menurut al quran surat al kafirun?
C. Tujuan Penulisan
tema dalam pembahasan kali ini perlu dikaji agar kita mampu mengerti serta
memahami dan menjelaskan makna surat Al-kafirun dengan pendekatan tafsir tarbawi
sehinnga dapat membedakan masalah-maslah yang dapat ditoleransi dan tidak dapat
ditoleransi.
BAB 2
isi
A. Definisi Toleransi
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata toleransi berarti sifat
atau sikap toleran1, kata toleran sendiri didefinisikan sebagai bersikap menenggang,
menghargai, membiarkan, atau membolehkan pendirian,pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, kelakuan, dan sebagiannya yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian
sendiri. Lawan dari sikap ini adalah ZERO TOLERAN ( intoleran)
Toleransi dalam Islam atau bahasa Arab disebut al-tasamuh. Hanya saja, kalimat itu
tidak ditemukan secara eksplisit dalam Al Quran. Kalimat itu bisa ditemui dalam hadist inni
ursiltu bi al-hanifiyyat al-samhat. Rasulullah SAW bersabda, beliau diutus tuhan untuk
menebarkan toleransi.
Walaupun kalimat al-tasamuh tidak ditemukan dalam Al-Quran, menurut buku karya
Zuhairi Misrawi ini kitab suci Al Quran menulis semua toleransi dalam sikap saling
menghargai, menerima, serta menghormati keragaman budaya dan perbedaan
berekspresi."Maka Al-Quran merupakan kitab suci yang secara nyata memberikan perhatian
terhadap toleransi. Hal tersebut dapat ditemukan dalam ratusan ayat yang secara gamblang
mendorong toleransi serta menolak intoleransi. Contoh toleransi dan Batasan-batasannya
sangat tergambar jelas didalam Islam bahkan dijelaskan didalam Quran surat Al-Kafirun.
Surah ini turun di Mekkah sebelum Nabi saw. berhijrah ke Madinah. Demikian para
ulama al-Quran kecuali segelintir diantara mereka. Nama lainnya adalah surah al-Ibadah,
surah ad-Din. Ada juga yang menamainya surah al-Muqasqisyah (penyembuh), yakni
kandungannya menyembuhkan dan menghilangkan penyakit kemusyrikan. Nama terakhir ini
di berikan juga kepada surah Qul Huwa Allah Ahad. Di sisi lain, surah Qul Huwa Allah
Ahad, yang populer dengan nama surah al- Ikhlash, merupakan juga salah satu nama dari
surah al-Kafirun ini.
      Tema utama dari surat Al-Kafirun ini adalah penolakan usul kaum musyrikin untuk
penyatuan ajaran agama dalam rangka mencapai kompromi, sambil mengajak agar masing –
masing melaksanakan ajaran agama dan kepercayaannya tanpa saling menggangu. 

B. Al quran surat Al-Kafirun

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


َ ‫﴾ َوٓاَل أَنتُ ْم ٰ َعبِد‬٢﴿ ‫ُون‬
٣﴿ ‫ُون َمٓا أَ ْعبُ ُد‬ َ ‫﴾ ٓاَل أَ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُد‬١﴿ ‫ون‬َ ‫﴾قُ ْل ٰيَٓأَيُّ َها ٱ ْل ٰ َكفِ ُر‬
َ ‫﴾ َوٓاَل أَنتُ ْم ٰ َعبِد‬٤﴿ ‫) َوٓاَل أَنَ ۠ا َعابِ ٌد َّما َعبَدتُّ ْم‬
ِ ‫﴾ لَ ُك ْم ِدينُ ُك ْم َولِ َى ِد‬٥﴿ ‫ُون َمٓا أَ ْعبُ ُد‬
٦﴿ ‫ين‬

1
https://kbbi.web.id
1. Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,
2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
6. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”2

C. Asbabunuzul dan Munasabah Surat


Ditemukan beberapa riwayat tentang Sabab Nuzul ayat surah ini, antara lain adalah
bahwa beberapa tokoh kaum musyrikin di Mekkah, seperti al- Walid Ibn al-Mughirah, Aswad
Ibn Abdul Muththalib, umayyah Ibn Khalaf, datang kepada Rasul saw. menawarkan
kompromi menyangkut pelaksanaan tuntunan agama ( kepercayaan ). Usul mereka adalah
agar Nabi bersama umatnya mengikuti kepercayaan mereka dan mereka pun akan mengikuti
ajaran Islam,”Kami menyembah Tuhanmu –hai Muhammad– setahun dan kamu juga
menyembah tuhan kami setahun. Kalau agamamu benar, kami mendapatkan keuntungan
karena kami juga menyembah Tuhanmu dan jika agama kami benar, kamu juga tentu
memeroleh keuntungan.”Demikian lebih kurang usul kompromi mereka. Mendengar usul
tersebut, Nabi saw. menjawab tegas:” Aku berlindung kepada Allah, dari tergolong orang –
orang yang mempersekutukan Allah.”
Usul kaum musyrikin itu ditolak oleh Rasulullah saw. karena tidak mungkin dan tidak logis
pula terjadi penyatuan agama – agama. Setiap agama berbeda dangan agama yang lain,
demikian pula dalam ajaran pokok dan perinciannya. Karena itu, tidak mungkin perbedaan –
perbedaan itu di gabungkan dalam jiwa seorang yang tulus terhadap agama dan
keyakinannya.
Masing–masing penganut agama harus yakin sepenuhnya dengan ajaran agama dan
kepercayaannya. Dan selama mereka telah yakin, mustahil mereka akan membenarkan ajaran
yang tidak sejalan dengan ajaran agama dan kepercayaannya. Sikap Nabi Muhammad saw.
menolak ajaran kaum musyrikin itu diperkuat oleh Allah swt. Dengan turunnya surah ini.3
Munasabah Surat Pada surat sebelumnya dijelaskan mengenai perintah Allah kepada
Rasulullah agar beliau hanya beribadah kepada-Nya sebagai tanda syukur atas nikmat-nikmat
Allah yang tak terhitung banyaknya, dan dilakukan dengan ikhlas sebagai ibadah hanya pada
Allah. Dan didalam surat ini, dijelaskan tentang apa yang telah diisyaratkan dalam surat yang
pertama.4

2
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, hal.675
3
M. Quraish Shihab..

Ahmad Musthafa Al-Maraghi,Tafsir Al-Maraghi, hal:446
D. Syarh Surat AL-Kafirun 1-6
 ١﴿  َ‫﴾ ُقلْ ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱ ْل ٰ َكفِرُون‬

Katakanlah, “hai orang-orang kafir.”(Al-Kafirun : 1 )


Mencangkup semua orang kafir yang ada dimuka bumi, tetapi lawan bicara dalam
ayat ini ditujukan kepada orang-orang kafir Quraisy. Menurut suatu pendapat, diantara
kebodohan mereka ialah, mereka pernah mengajak Rasulullah SAW. Untuk menyembah
berhala-berhala mereka selama satu tahun, lalu mereka pun akan menyembah
sembahannya selam satu tahun. Maka Allah SWT. Menurunkan surat ini dan
memerintahkan kepada Rasul-Nya dalam surat ini agar memutuskan hubungan dengan
agama mereka secara keseluruhan.5               
untuk itu Allah SWT, berfirman :
٢﴿ َ‫﴾ٓاَل أَ ْع ُب ُد َما َت ْع ُبدُون‬

   Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. (Al-Kafirun :2) 

Yakni berhala-berhala dan sekutu-sekutu yang mereka ada-adakan.


٣﴿ ‫﴾ َوٓاَل أَن ُت ْم ٰ َعبِدُونَ َمٓا أَ ْع ُب ُد‬

    Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. ( Al-Kafirun :3 )


     Sesungguhnya kalian itu bukan orang-orang yang berhak menyembah Tuhan yang aku
sembah. Sebab, sifat-sifat Allah sangat bertentangan dengan tuhan kalian. Kerenanya,
tidak mungkin menyamakan antara ke dua Tuhan itu.
     Setelah Menyanggah adanya persamaan dalam hal zat yang disembah, kemudian Allah
menyanggah pula akan tidak adanya kesamaan dalam hal cara beribadah. Sebab, mereka
mempunyai anggapan bahwa ibadah yang mereka lakukan itu harus dilakukan dengan
perantara, atau khusus ditempat-tempat yang telah mereka buat yakni ditempat-tempat
yang sunyi. Selain, itu mereka juga yakin bahwa menggunakan perantara ini merupakan
ibadah murni kepada Allah. Dan Nabi Muhammad SAW. Dianggap oleh mereka sebagai
tidak lebih utama dibanding perantara-perantara itu.6
Untuk itu Allah berfirman dalam ayat berikut :

٥﴿ ‫﴾ َوٓاَل أَن ُت ْم ٰ َعبِدُونَ َمٓا أَ ْع ُب ُد‬٤﴿ ‫﴾ َوٓاَل أَ َن ۠ا َعابِ ٌد َّما َع َبد ُّت ْم‬

           Dan aku tidak pernah menyembah apa yang kalian sembah, dan kalian tidak perna (
pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. ( Al-Kafirun :4-5 )
Yakni aku tidak akan melakukan penyembahan seperti kalian. Dengan kata lain, aku
tidak akan menempuh cara itu dan tidak pula mengikutinya. Sesungguhnya yang aku
sembah hanyalah Allah sesuai dengan apa yang disukai dan diridhoi-Nya. Karna itulah
disebutkan oleh firman-Nya :

٥﴿ ‫﴾ َوٓاَل أَن ُت ْم ٰ َع ِبدُونَ َمٓا أَ ْع ُب ُد‬


5
Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir hal: 616

Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi. hal: 448
      Dan kalian tidak pernah ( pula ) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. ( Al-
Kafirun : 5)
Artinya, kalian tidak mau menuruti perintah-perintah Allah dan syariat-Nya dalam
beribadah kepada-Nya, melainkan kalian telah membuat-buat sesuatu dari diri kalian
sendiri sesuai hawa nafsu kalian. Sebagai mana dalam ayat lain melalui firman-Nya :
           23 :  ‫( النجم‬  ‫ان يتبعون اال الظن و ما تهوي االنفس و لقد جاء هم من ربهم الهدي‬

 Artinya:  Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang
diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada
mereka dari Tuhan mereka. (Q.S An-Najm : 23)
Maka Rasulullah SAW. Berlepas diri dari mereka dalam semua yang mereka
kerjakan; karna sesunguhnya seorang hamba itu harus mempunyai Tuhan yang
disembahnya dan cara ibadah yang ditempuhnya. Rasul dan para pengikutnya
menyembah Allah sesuai dengan akal yang telah diperintahkan  oleh-Nya. Untuk itulah
maka kalimah islam ialah “tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan
Allah.7
” Dengan kata lain, tiada yang berhak di sembah selain Allah, dan tiada jalan yang
menuju kepada-Nya selain dari apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Sedangkan
orang-orang musyrik menyembah selain Allah dengan cara penyembahan yang tidak
diizinkan oleh Allah karna itulah maka Rasulullah SAW berkata kepada mereka sesuai
dengan perintah Allah SWT :

ِ ‫)لَ ُك ْم ِدينُ ُك ْم َولِ َى ِد‬


٦﴿ ‫ين‬
     Untuk kalianlah agama kalian dan untukkulah agamaku. (Al-Kafirun :6)
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melaui firman-Nya :
41 : ‫و ان كذبوك فقل لي عملي و لكم عملكم انتم بريئون مما اعمل و انا بريء مما تعملون (يونس‬
     Artinya :Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah, “ bagiku pekerjaanku
dan bagi kalian pekerjaan kalian. Kalian berlepas diri terhadap apa yang akau kerjakan
kan aku pun berlepas diri terhadap apa yang kalian kerjakan.” ( Q.S Yunus :41)
  Dan firman Allah
SWT :                                                                                                            
139 : ‫( البقرة‬  ‫لنا اعمالنا و لكم اعمالكم‬
     Bagi kami amalan kami dan bagi kalian amalan kalian (Q.S Al-Baqoroh :139)
Imam Bukhori mengatakan bahwa dikatakan :
6 : ‫لكم دينكم ((الكافر‬
    Untuk-mulah agama-mu (Q.S Al-Kafirun :6)
Yakni kekafiran.8


Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi,  Tafsir Ibnu Katsir, hal: 617
8
Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi,  Tafsir Ibnu Katsir, hal: 618
6: ‫و لي دين (الكافر‬
   Dan untuk-kulah agama ku (Q.S Al-Kafirun :6)
Yaitu agama Islam, dan tidak disebutkan “dinni”, karena akhir semuanya memakai
huruf “nun”, maka huruf “ya”-nya dibuang. Sebagimana yang disebutkan dalam ayat lain:
78: ‫فهو يهدين (الشعراء‬
Maka Dialah yang menunjukan aku. (Q.S Asy-syua’ro :78)
firmanNYA:                                                                                                                 
80: ‫فهو يشفين ( الشعراء‬
Dia-lah yang menyembuhkan aku. (Q.S Asy-syua’ro :80 )
Selain imam Bukhori mengatakan bahwa sekarang aku tidak akan menyembah apa
yang kalian  sembah, dan aku tidak akan pula memenuhi ajakan kalian dalam sisa usia ku,
dan kalian tidak akan menyembah Tuhan yang aku sembah. Mereka adalah orang-orang
yanag disebutkan di dalam firman-Nya:
64: ‫وليزيدن كثيرا منهم ما انزل اليك من ربك طغيانا و كفرا (المائدة‬
Artinya: Dan Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sesungg-sungguh
akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan diantara mereka. (QS. Al-
Maidah :64)
Ibnu Jarir telah menukil dari sebagaian ahli bahasa Arab bahwa ungkapan seperti ini
termasuk kedalam bab “Taukid (pengukuhan)” sebagaimana yang terdapat didalam
firman-Nya:
6: ‫ان مع العسر يسرا (الم نشح‬.‫فان مع العسر يسر‬
Artinya : karna sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S Alam Nasyroh:6)
  Dan firman Allah SWT:
7-6:‫(التكاثر‬.‫ ثم لترونها عين اليقين‬. ‫لترون الجحيم‬
Artinya : niscaya kalian benar-benar akan melihat neraka Jahim, dan sesungguhnya
kalian benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin. (Q.S At-Takasur :6-7)9
            Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh sebagian dari mereka seperti
Ibnul Juzi dan lain-lainnya dari Ibnu Qutaibah; hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui.
Kesimpulan dari pembahasan diatas dapat dikatakan bahwa ada 3 pendapat sehubungan
dengan makna ayat-ayat surat ini. Pendapat yang pertama adalah sebagaimana yang
telah kami kemukakan diatas. Pendapat yang ke-dua adalah apa yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhori dan lain-lainnya. Dari Ulama Tafsir bahwa makna dimaksud dari firman-
Nya :

9
Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi  Tafsir Ibnu Kastir, hal:619-620
٣﴿ ‫﴾ َوٓاَل أَنتُ ْم ٰ َعبِدُونَ َمٓا أَ ْعبُ ُد‬٢﴿ َ‫﴾ٓاَل أَ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُدُون‬
   Artinya : Aku tidak akan menyembah apa yang kalian  sembah. Dan kalian bukan
penyembah Tuhan yang aku sembah.(Q.S Al-Kafirun : 2-3)
Ini berkaitan dengan masa lalu, sedangkan firman-Nya:
٥﴿ ‫﴾ َوٓاَل أَنتُ ْم ٰ َعبِدُونَ َمٓا أَ ْعبُ ُد‬٤﴿ ‫﴾ َوٓاَل أَنَ ۠ا عَابِ ٌد َّما َعبَدتُّ ْم‬
Artinya:  Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu
tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.(Q.S Al-Kafirun:4-5)
Ini berkaitan dengan masa mendatang.
            Dan pendapat yang ketiga mengatakan bahwa hal tersebut merupakan taukid
(pengukuhan kata) semata. Masih ada pendapat yang lain yaitu pendapat keempat;
pendapat ini didukung oleh Abu Abas ibnu Taimiyah.
Dalam salah satu karya tulisnya. Disebutkan bahwa apa yang dimaksud dengan firman-
Nya:
٢﴿ َ‫﴾ٓاَل أَ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُدُون‬
   Artinya : Aku tidak akan menyembah apa yang kalian  sembah.(Q.S Al-Kafirun :2)
Menafikan perbuatan karena kaliamatnya adalah jumlah fi’liyyah, sedangkan firman-Nya:
٤﴿ ‫﴾ َوٓاَل أَنَ ۠ا عَابِ ٌد َّما َعبَدتُّ ْم‬
Artinya:  Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,(Q.S Al-
Kafirun:4)10
Menafikan penerimaan tawaran tersebut secara keseluruhan, karena makna jumlah
ismiyah yang dinafikan pengertiannya lebih kuat dari pada jumlah fi’liyyah yang
dinafikan. Jadi seakan-akan yang dinafikan bukannya hanya perbuatannya saja, tetapi
juga kejadiannya dan pembolehan dari hukum syara’. Pendapat ini dinilai cukup baik
pula; hanya Allah-lah yang Maha mengetahui.
            Imam Abu Abdullah Asy-Syafi’i dan lain-lainnya telah menyimpulkan dari ayat
ini, yaitu firman-Nya.

ِ ‫)لَ ُك ْم ِدينُ ُك ْم َولِ َى ِد‬


٦﴿ ‫ين‬
Artinya: Untuk kalianlah agama kalian dan untukkulah agamaku. (Al-Kafirun :6)
Sebagai suatu dalil yang menunjukan bahwa kufur itu semuanya sama saja, oleh
karenanya orang Yahudi dapat mewaris dari orang Nasrani; begitu pula sebaliknya jika
diantara keduanya terdapat hubungan nasab atau penyebab yang menjadikan keduanya
saling mewaris. Karena sesungguhnya semua agama selain Islam bagaikan sesuatu yang
tunggal dalam hal kebathilannya.
Imam Ahmad ibnu Hambali dan ulama lainnya yang sependapat dengannya
mengatakan bahwa orang Nasrani tidak dapat mewaris dari orang Yahudi, demikian pula

10
Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi,  Tafsir Ibnu Kastir, hal:620-621
sebaliknya. Karena ada hadits yang di riwayatkan dari Amr ibnu Syua’ib, dari ayahnya,
dari kakeknya, yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW. Telah bersabda :
‫ال يتوا رث اهل ملتين شتي‬
Artinya:Dua orang pemeluk agama yang berbeda tidak dapat saling mewaris diantara
keduanya.11
E. Hikmah Tarbiyah
1. Penetapan akidah tentang qadha dan qadar terhadapa orang – orang kafir dan mukmin.
2. Perlindungan Allah Subhanahuwata’ala terhadap Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa
sallam  dan terpeliharanya beliau dari menerima usulan kaum musyrikin yang bathil.
3. Penetapan kewajiban pemisahan antara orang – orang yang beriman dengan orang –
orang kafir dan musyrik.12

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

11
Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi,  Tafsir Ibnu Kastir, hal:621-622
12
Ad Durusil Muhimmah Li Ammatil Ummah, Cahaya Tauhid Pres
Dari paparan diatas dapat dilihat bahwa Islam bersikap sangat terbuka
dengankemajemukan. Bahkan, Islam memandangnya sebagai salah satu dari sunnatullah
di alam ini. Keanekaragaman yang telah menjadi kehendak Allah tersebut, tentu saja
bukan untuk dipertentangkan dan membawa kepada perpecahan. Akan tetapi dengan
mensikapi secara positif dan konstruktif, pluralisme justru akan membawa manfaat yang
besar terhadap kemaslahatan kehidupan manusia.Toleransi dapat dikatakan sebagai jalan
keluar yang dicetuskan Islam untuk mensikapi pluralisme.
Banyak sekali ayat al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW yang dapat dijadikan
referensi dalam menikmati hidup bertoleransi. Secara umum, al-Quran dan sunnah Nabi
SAW menekankan pentingnya keadilan, kasih sayang dan kemanusiaan yang
semuanyamerupakan pilar-pilar toleransi. Hanya saja Islam menggarisbawahi bahwa
toleransi hanyaakan efektif jika masing-masing pihak tetap berjalan diatas relnya dan
tidak merongrongeksistensi pihak lain. Dalam hal terjadi pengkhianatan terhadap nilai-
nilai toleransi, makaIslam mengharuskan umat Islam bersikap tegas dengan memerangi
pihak-pihak yang telahmerusak harmoni ritme kehidupan tersebut.
          Surat al-kafirun menunjukan bahwa yang dimaksud adalah penolakan adanya
pencampuran didalam agama dalam bentuk apapun seperti yang dinyatakan secara keliru
oleh sebagian orang. Makna yang dapat disimpulkan sama, seperti dari firman Allah,
dalam surah al-kafirun ayat 6 yang artinya  “ untukmu agamamu, dan untukkulah,
agamaku.

Daftar Pustaka
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Semarang 1993
Isma’il Al-Imam Abul Fida, Tafsir Ibnu Kasir, Bandung 2012
Shihab M.Quraish,Tafsir Al-Misbah,Jakarta 2009
https://kbbi.web.id

Anda mungkin juga menyukai