Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“SUMBER AGAMA DAN AJARAN AGAMA ISLAM”

UNIVERSITAS PELITA BANGSA


FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS
2022/2023

Kelompok II

1. Shalla Martina Devi


2. Doni Ramdhani
3. Mileni Rahayu
4. Asyifa Rahmalia Putri
5. Siti Romdona

Jl. Inspeksi Kalimalang No.9, Cibatu, Cikarang Selatan, Kab. Bekasi, Jawa Barat
17530, (021) 2851 8181. mail@pelitabangsa.ac.id
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada
bapak Kisanda Midisen LC. MA, HK selaku dosen pengampu agama islam yang
membingbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan segala
kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang
sumber agama dan ajaran agama islam dapat memberikan manfaat maupun inpirasi.
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber ajaran islam ialah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan atau pedoman
syariat islam. Ajaran islam adalah pengembangan agama islam. Agama islam bersumber dari
Al-Qur’an yang memuat wahyu Allah dan al-Hadis yang memuat Sunnah Rasulullah.
Mempelajari agama islam merupakan fardhu’ain, yakni kewajiban pribadi setiap muslimdan
Muslimah, sedang mengkaji ajaran islam terutama yang di kembangkan oleh akal pikiran
manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat.
Pada umumnya para ulama fikih sependapat bahwa sumber utama hokum islam
adalah Al-Qur’an dan Hadist. Dalam sabdanya Rasullullah SAW bersabda,”Aku tinggalkan
bagi kalian dua hal yang karenannya kalian tidak akan tersesat selamannya, selama kalian
berpegangan pada keduannya, yaitu Kitab Allah dan sunnahku.”

1.2 Rumusan Masalah

➢ Apa saja sumber-sumber ajaran agama islam ?


➢ Bagaimanakah konsep Al-Qur’an ?
➢ Bagaimana konsep Al-Sunnah atau Al-Hadist
➢ Apa fungsi dan arti dari As-Sunnah Hadist
➢ Apa itu Ijma
➢ Dan apa itu Qiyas

1.3 Tujuan

➢ Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan agama islam.


➢ Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan tentang sumber-sumber islam.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sumber-sumber Ajaran Agama Islam


Sebagai mana yang telah diketahui bahwa ajaran islam ini adalah ajaran islam yang
paling sempurna. Karena memang semuannya ada dalam islam, mulai dari urusan yang
paling kecil sampai urusan negara, islam telah memberikan petunjuk didalamnya. Allah
berfirman : “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku- ridhai Islam menjadi agama bagimu.” (Al-
Maidah:3).
Bukti kesempurnaan Islam itu tercermin dari ajaran dan tuntutan kehidupan yang
komprehensif dan bersumber dari kebenaran wahyu. Agama Islam memiliki aturan-aturan
sebagai tuntunan hidup mausia, baik dalam hubungan dengan sang Khaliq Allah SWT
(hablu minawallah) maupun hubungan dengan manusia yang lainnya (hablu minannas).
Tuntunan itu digariskan sebagai sebuah jalan keselamatan yang berdiri kokoh atau dasar
ajaran yang diwahyukan Allah kepada Rasul-Nya.
Di kalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran agam islam yang
utama adalah Alqur’an dan Al-Sunnah. Sumber ajaran lainnya yaitu ijtihad yang di
pandang sebagai sebuah proses penalaran atau akal pikiran yang digunakan untuk
memahami Alqur’an dan Al-Sunnah. Dalil tentang sumber ajaran islam tersebut tersurat
dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Mu’adz bin Jabal. Hadist itu banyak di
terjemaahkan sebagai berikut : Dari Muadz : “Sesungguhnya Rasullullah saw menutus
Muadz ke Yaman, beliau bersabda,’Bagaimana anda nanti memberikan keputusan ?’. ‘Aku
memberi keputusan dengan kitabullah’. “Bagaimana kalau tidak ada dalam kitabbullah?”.
“Maka dengan sunnah Rasullullah saw”. “Bagaimana kalau tidak ada dalam sunnah
Rasulullah?”.” Aku berusaha dengan ra’yu ku dan aku tidak akan menyeraah”. “Lalu
Rasulullah menepuk dadanya dan bersabda. “ segala puji Allah yang telah membimbing
utusan Rasulullah.”

2.2 Al-Quran Isi dan Sistematiknya


1. Pengertian Al-Quran
Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qiraa’atan, atau qur’anan
yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-dlammu). Sebagaimana firman
Allah dalam Q.S 75:17-18: “ Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya
dan membacanya”. Jika kami telah selesai membacakannya,maka ikutilah ‘bacaan’itu”.
Sedangkan secara terminology (syariat), Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar Nabi
Muhammad Saw, bahkan terbesar pula dibandingkan mukjizat para nabi sebelumnya. Al-
Quran membenarkan Kitab-Kitabnya sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang
telah di tetapkan sebelumnya. Seperti dalam ayat yang artinya:
“Tidak mungkin Al-Qur’an ini dibuat oleh selain Allah, Akan tetapi ia membenarkan kitab-
kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang di tetapkannya. Tidak ada
keraguan di dalamnya darI Tuhan semesta alam” (Q.S Yunus:37).
“Dan dari yang telah kami wahyukan kepdamu yaitu Al-Qur’an itulah yang benar,
membenarkan kitab-kitab sebelumnya Sesungguhnya Allah benar-benar Mengetahui lagi
Maha Melihat (keadaan) hamba-hambanya.” (Q.S Faathir:31).
Al- Qur’an berasal dari Bahasa arab yang artinya bacaan atau himpunan. Al-Qur’an
berarti bacaan karena Al-Qur’an merupakan kitab yang wajib dibaca dan dipelajari, dan
berarti himpunan karena Al-Qur’an merupakan himpunan firman-firman Allah SWT
(wahyu).
Menurut istilah,Al-Qur’an adalah kitab suci umat islam yang berisi firman-firman
Allah SWT yang di wahyukan dalam Bahasa arab kepada rasul / nabi terakhir Nabi
Muhammad SAW, yang membacanya adalah ibadah.
Al-Qur’an adalah sumber ajaran agama islam yang pertama dan utama yang memuat
firman-firman (wahyu) Allah, yu) Allah, yang di sampaikan oleh Malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari,
mula-mula di Mekkah kemudian di Madinah. Ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan selama
lebih kurang 23 tahun itu dapat dibedakan antara ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi
Muhammad masih tinggal di Mekkah (sebelum hijrah) dengan ayat yang turun setelah Nabi
Muhammad hijrah (pindah) ke Madinah.
Al-Qur’an terdiri dari 30 Juz dan 114 surah (89 surah Makkiyah dan 25 surah
Madaniyyah), 6.236 ayat ( 4.726 ayat surah Makkiyah dan 1.510 ayat dari surah Madaniyyah
). Ayat-ayat yang turun ketika Nabi Muhammad masih berdiam di Mekkah di sebut ayat-
ayat Makkiyah sedangkan ayat-ayat yang turun sesudah Nabi Muhammad pindah ke
Madinah dinamakan ayat-ayat Madaniyah.
Ciri-cirinya adalah :
a. Ayat-ayat Makiyyah pada umumnya pendek-pendek, merupakan19/30 dari seluruh
isi Al-Qur’an, terdiri dari 86 surat, 4.780 ayat. Sedangkan ayat-ayat Madaniyyah
pada umumnya Panjang-panjang, merupakan 11/30 dari seluruh isi Al-Qur’an, terdiri
dari 28 surat, 1456 ayat.
b. Ayat-ayat Makiyyah dimulai dengan kata-kata yaa ayyuhannaas (hai manusia)
sedangkan ayat-ayat Madaniyyah dimulai dengan kata-kata yaa ayyuhallazina
aamanu (hai orang-orang yang beriman).
c. Pada umumnya ayat-ayat Makkiyah berisi tentang tauhid yakni keyakinan pada
Kemaha Esaan Allah, hari Kiamat, akhlak dan kisah-kisah umat manusia di masa
lalu, sedangkan ayat-ayat Madaniyyah memuat soal-soal hukum, keadilan,
masyarakat dan sebagainya.

2. Sistematik Al-Quran

Al-Quran yang terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6236 ayat itu, sistematiknya
ditetapkan oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril yang di sampaikan kepada
Rasulnya yaitu Nabi Muhammad SAW. Allah SWT yang menentukan kemana ayat
yang turun kemudian di sisipkan diantara ayat yang turun terlebih dahulu.
Sistematiknya tidak seperti sistematika buku (ilmiah), mengikuti metode
tertentu suatu masalah dibicarakan dalam beberapa bab bagian dan butir-butir. Oleh
karena itu, kalau kita membaca Al-Quran masalah aqidah misalnya, berdampingan
dengan soal hukum, sejarah umat yang lalu disatukan dengan nasihat, dorongan atau
tanda-tanda kebesaran Allah yang ada didalam semesta. Soal perang berurutan
dengan hukum meminum minuman yang memabukan (mabuk), perjudian,
pemeliharaan anak yatim dan perkawinan dengan orang Musyrik seperti yang dapat
dibaca dalam surat Al-Baqarah:216-221.
Maksud sistematika demikian adalah agar oranng mempelajari dan
memahami Al-Quran sebagai satu kesatuan yang harus di taati pemeluk agama islam
secara keseluruhan tana memilah-milah ( bagian ) yang satu dengan (bagian) yang
lain. Dengan penyusunan seperti telah disebutkan di atas, jelas Al-Quran berbeda
dengan kitab susunan manusia. Memang tidak dapat atau tidak boleh disamakan
karena selain isi juga tujuan nya berbeda.

3. Nama-nama Al-Quran

a. Al-Kitab atau kitab Allah SWT, ( Q.S, Al-Baqarah 2 : 2 ) ;


“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa.”.
b. Al-Furqan yang artinya pembela antara benar dan salah (Q.S Al-Furqan 25 :
1 ) ;.
c. “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qur’an) kepada
hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam’.
d. Az-Zikr yang berarti peringatan (Q.S Al-Hijr 15 : 9 ) ;.
“Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan s esungguhnya
Kami benar-benar memeliharannya”.
Al-Tanzil yang artinya diturunkan (Q.S Asy-Syu’ara 26 : 192 ) ; “Dan
sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar di turunkan oleh Tuhan semesta
alam”.

4. Keutamaan Al-Quran

Keutamaan membaca Al-Quran yaitu, membacanya adalah ibadah. Bagi orang yang
membaca Al-Quran akan mendapat pahala yang telah di janjikan oleh Allah SWT.
Menurut Ali Bin Abi Thalib, membaca Al-Quran adalah 50 kebajikan tiap-tiap
hurufnya apabila dibaca waktu melaksanakan shalat, 25 kebajikan apabila diluar shalat
(dalam keadaan berwudhu), dan 10 kebajikan dalam keadaan tidak berwudhu. Bukan
hanya membaca mendengarkan orang yang membaca Al-quran pun akan mendapat
pahala. Selain membaca dan mendengar belajar dan mengajarkan Al-Quran pun
adalah suatu kebaikan. Keutamaan Al-Qur’an ditegaskan dalam Sabda Rasullah,antara
lain :

a. Sebaik baiknya orang diantara kamu, ialah orang yang mempelajari Al-Quran
dan mengajarkannya.
b. Umatku yang paling mulia adalah Huffzj (penghafal)Al-Quran
(HR.Turmuzzi).
c. Orang-orang yang mahir dengan Al-Quran adalah beserta malaikat-malaikat
yang suci dan mulia,sedangkan orang membaca Al-Quran dan kuranng fasih
lidahnnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya mendapat dua
pahala (HR.Muslim).
d. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah
hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR.Bukhari-Muslim)
e. Bacalah Al-Quran sebab dihari kiamat nanti akan datang Al-Quran sebagai
penolong pembacanya (HR.Turmuzi).
5. Fungsi Al-Quran

a. Menerangkan dan menjelaskan (QS. An-Nahl:89; Ad-Dukhaan:4-5).


b. Al-Qur’an kebeneran mutlak (Al-Haq) (QS. Al Baqarah: 91,76).
c. Pembenar (membenarkan kitab-kitab sebelumnya) (QS Al-Baqarah: 41, 91, 97;
Ali Imran: 3; Al-Maa’idah: 48; Al-An’aam: 92; Yunus: 37; Faathir: 31).
d. Sebagai Furqon (pembeda antara haq dan yang bathil, baik dan buruk).
e. Sebagai obat penyakit (jiwa) (QS. Yunus: 57; Al-Isra’: 82; Fushshillat: 44).
f. Sebagai pemberi kabar gembira.
g. Sebagai hidayah atau petunjuk (QS. Al-Baqarah: 1; 97, 185; Ali Imran: 138; Al-
A’raaf: 52,203).
h. Sebagai peringatan.

2.3 Al-Quran Sebagai Petunjuk dan Pedoman Hidup


Al-Quran sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam hidup
baik di dunia dan di akhirat, berisi hal-hal antara lain :
1. Petunjuk mengenai aqidah yang harus di yakini oleh manusia. Petunjuk aqidah ini
beriintikan keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan kepastian adanya hari
kebangkitan, perhitungan serta pembalasan kelak.
2. Petunjuk mengenai Syari’ah yaitu jalan yang harus di ikuti manusia dalam
berhubungan dengan Allah dan dengan sesama insan demi kebahagiaan hidup
manusia di dunia ini dan di akhirat kelak.
3. Petunjuk tentang akhlak, mengenai yang baik dan buruk yang harus di hindari oleh
manusia dalam kehidupan, baik kehidupan individual maupun kehidupan social.
4. Kisah-kisah umat manusia di zaman lampau. Sebagai contoh kisah kaum saba yang
tidak mensyukuri karunia yang di berikan Allah, sehingga Allah menghukum mereka
dengan mendatangkan banjir besar serta mengganti kebun yang rusak itu dengan
kebun lain yang di tumbuhi pohon-pohon yang berubah pahit rasanya.
5. Berita tentang zaman yang akan datang Yakni zaman kehidupan yang di sebut
kehidupan akhirat. Kehidupan akhirat dimulai dengan peniupan sangsakala
(terompet) oleh malaikat Israil. “ Apabila sangsakala pertama di tiupkan, diangkatlah
bumi dan gunung-gunung, lalu keduanya di benturkan sekali bentur. Pada hari itulah
terjadilah kiamat dan terbelahlah langit “. (Qs Al-Haqqah (69) : 13-16).
6. Benih dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
7. Hukum yang berlaku bagi alam semesta.

2.4 As-Sunnah / Al-Hadits Fungsi dan Artinya


A. Pengertian as-sunnah / Al-Hadist
Kata sunnah adalah salah satu kosakata Bahasa Arab “sunnah”. Secara Bahasa kata
sunnah berarti “ Perjalan hidup yang baik dan buruk”. As-Sunnah menurut Bahasa Etimologi
berarti tradisi yang yang biasa di lakukan, atau jalan yang dilalui (al- thariqah al- maslukah)
baik yang terpuji maupun yang tercela. Hal ini bisa di pahami dari hadist Nabi SAW : “
Barang siapa mengadakan/melopori suatu sunnah ( tradisi atau jalan yang di lalui) yang baik,
maka baginya pahala atas perbuatan itu dan pahala orang yang mengerjakan nya hingga hari
akhir kiamat. Dan barang siapa mempelopori suatu sunnah yang buruk maka baginya dosa
atas perbuatannya itu dan menanggung dosa orang yang mengerjakannya (mengikuti) nya
hingga hari kiamat. “ (H.R. Muttafaqun’alaih).
B. Fungsi As-Sunnah / Al-Hadist
Sebagai sumber agama dan ajaran islam, As-Sunnah/Al-hadist mempunyai peranan
yang penting setelah Al-Quran. Al-Quran sebagai kitab suci dan pedoman hidup umat islam
diturunkan pada umumnya kata-kata yang perlu di rinci dan dijelaskan lebih lanjut, agar
dapat dipahami dan di amalkan. Sebagai utusan Allah Nabi Muhammad SAW mempunyai
wewenang menjelaskan dan merinci wahyu allah yang bersifat umum sesuai firman Allah
dalam surat An-Nahl (16) ayat 44 : artinya “ keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-
kitab. Dan kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”.
Adapun peranan As-Sunnah / Al-Hadist adalah :
1. Menetapkan dan memperkuat hukum-hukum yang telah di tentukan oleh Al-
Quran.
2. Memberikan perincian dan penafsiran ayat-ayat Al-Quran yang masih
mujmal/global (bayan al;mujmal).
3. Memberikan batasan hal-hal yang masih belum terbatas didalam Al-Quran (taqyid
al-mutlaq).
4. Menberikan penentuan khusus (takhshish) ayat-ayat Al-Quran yang masih
bersifat umum (takhshish al’am).
5. Memberikan penjelasan terhadap hal-hal yang masih rumit di dalam Al-Quran
(taudlih al-musykil).
6. Menetapkan hukum atau aturan - aturan yang tidak di dapati di dalam Al-Quran.

Anda mungkin juga menyukai