NIM : B.111.22.0099
JURUSAN : MANAJEMEN
MATKUL : AGAMA
UNIVERSITAS SEMARANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Alquran sebagai Sumber Hukum Islam” ini. Shalawat serta salam
senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat,
serta semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk dari golongan yang kelak
mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan kami
semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun
pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya
dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari aspek
kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh
keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada
segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Alquran 2
B. Keutamaan Alquran 3
C. Fungsi Alquran 3
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sumber ajaran Islam ialah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau pedoman syariat
Islam. Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama Islam bersumber dari Alquran
yang memuat wahyu Allah dan al-Hadis yang memuat Sunah Rasulullah. Mempelajari agama Islam
merupakan fardu ’ain , yakni kewajiban pribadi setiap muslim dan muslimah, sedang mengkaji
ajaran Islam terutama yang dikembangkan oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada
masyarakat atau kelompok masyarakat.
Pada umumnya para ulama fikih sependapat bahwa sumber utama hukum Islam adalah Alquran
dan hadist. Dalam sabdanya Rasulullah SAW bersabda, “ Aku tinggalkan bagi kalian dua hal yang
karenanya kalian tidak akan tersesat selamanya, selama kalian berpegang pada keduanya, yaitu
Kitab Allah dan sunahku.” Dan di samping itu pula para ulama fikih menjadikan ijtihad sebagai
salah satu dasar hukum Islam, setelah Alquran dan hadist.
Berijtihad adalah berusaha sungguh-sungguh dengan memperguna kan seluruh kemampuan akal
pikiran, pengetahuan dan pengalaman manusia yang memenuhi syarat untuk mengkaji dan
memahami wahyu dan sunah serta mengalirkan ajaran, termasuk ajaran mengenai hukum (fikih)
Islam dari keduanya.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam makalah ini adalah:
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Alquran
Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qiraa’atan, atau qur’anan yang
berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-dlammu). Sebagaimana firman
Allah dalam Q.S. 75: 17-18:
“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan ‘membacanya’. Jika
Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah ‘bacaan’ itu”.
Sedangkan secara terminologi (syariat), Alquran adalah mukjizat terbesar Nabi
Muhammad Saw, bahkan terbesar pula dibandingkan mukjizat para nabi sebelumnya.
Alquran membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang
telah ditetapkan sebelumnya. Seperti dalam ayat yang artinya:
“Tidak mungkin Alquran ini dibuat oleh selain Allah. Akan tetapi ia membenarkan kitab-
kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang ditetapkannya. Tidak ada
keraguan di dalamnya dari Tuhan semesta alam” (Q.S. Yunus: 37).
“Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Alquran itulah yang benar,
membenarkan kitab-kitab sebelumnya Sesungguhnya Allah benar-benar Mengetahui lagi
Maha Melihat (keadaan) hamba-hambanya.” (Q.S. Faathir: 31)
Ayat-ayat Alquran yang diturunkan selama lebih kurang 23 tahun itu dapat dibedakan
antara ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi Muhammad masih tinggal di Mekah
(sebelum hijrah) dengan ayat yang turun setelah Nabi Muhammad hijrah (pindah) ke
Madinah. Ayat-ayat yang turun ketika Nabi Muhammad masih berdiam di Mekkah di
sebut ayat-ayat Makkiyah, sedangkan ayat-ayat yang turun sesudah Nabi Muhammad
pindah ke Madinah dinamakan ayat-ayat Madaniyah. Ciri-cirinya adalah:
Ayat-ayat Makiyah pada umumnya pendek-pendek, merupakan 19/30 dari seluruh isi
Alquran, terdiri dari 86 surat, 4.780 ayat. Sedangkan ayat-ayat Madaniyah pada umumnya
panjang-panjang, merupakan 11/30 dari seluruh isi Alquran, terdiri dari 28 surat, 1456
ayat.
Ayat-ayat Makkiyah dimulai dengan kata-kata yaa ayyuhannaas (hai manusia) sedang
ayat–ayat Madaniyah dimulai dengan kata-kata yaa ayyuhallaziina aamanu (hai orang-
orang yang beriman).
Pada umumnya ayat-ayat Makkiyah berisi tentang tauhid yakni keyakinan pada Kemaha
Esaan Allah, hari Kiamat, akhlak dan kisah-kisah umat manusia di masa lalu, sedang ayat-
ayat Madaniya memuat soal-soal hukum, keadilan, masyarakat dan sebagainya.
B.Keutamaan Alquran
Keutamaan Alquran ditegaskan dalam Sabda Rasulullah, antara lain:
Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari Alquran dan
mengajarkannya
Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Alquran (HR. Turmuzi)
Orang-orang yang mahir dengan Alquran adalah beserta malaikat-malaikat yang suci dan
mulia, sedangkan orang membaca Alquran dan kurang fasih lidahnya berat dan sulit
membetulkannya maka baginya dapat dua pahala (HR. Muslim).
Sesungguhnya Alquran ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah hidangan Allah
tersebut dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim).
Bacalah Alquran sebab di hari Kiamat nanti akan datang Alquran sebagai penolong bagai
pembacanya (HR. Turmuzi).
C.Fungsi Alquran
Fungsi Alquran antara lain adalah:
Menerangkan dan menjelaskan (QS. An-Nahl: 89; Ad-Dukhaan: 4-5)
Alquran kebenaran mutlak (Al-Haq) (QS. Al-Baqarah: 91, 76)
Pembenar (membenarkan kitab-kitab sebelumnya) (QS. Al-Baqarah: 41, 91, 97; Ali Imran:
3; Al-Maa’idah: 48; Al-An’aam: 92; Yunus: 37; Faathir: 31; Al-Ahqaaf: 1; Yusuf: 30)
Sebagai Furqon (pembeda antara hak dan yang batil, baik dan buruk)
Sebagai obat penyakit (jiwa) (QS. Yunus: 57; Al-Israa’: 82; Fushshilat: 44)
Sebagai pemberi kabar gembira
Sebagai hidayah atau petunjuk (QS. Al-Baqarah: 1, 97, 185; Ali Imran: 138; Al-A’raaf: 52,
203)
Sebagai peringatan
Sebagai cahaya petunjuk (QS. Asy Syuura: 52)
Sebagai pedoman hidup (QS. Al Jaatsiyah: 20)
Sebagai pelajaran
Alquranul karim tidaklah diturunkan sekaligus kepada Rasulullah saw. namun diturunkan
secara berangsung-angsur. Alquran yang memuat 30 juz ayat itu disampaikan kepada Nabi
Muhammad dengan memakan waktu antara 20, 23 dan 25 tahun. Perbedaan waktu ini
terjadi disebabkan perbedaan mengenai penetapan masa tinggal Rasulullah di Makkah
dan Madinah. Dan berdasarkan hitungan para peneliti sejarah, didapati bahwa lamanya
turun Alquran lebih dekat kepada pendapat yang menyatakan selama 23 tahun.
Turunnya Alquran dengan berangsur-angsur memiliki makna dan tujuan tersendiri.
Persoalan keberangsuran ini pernah menjadi pertanyaan orang kafir. Hal ini dapat dilihat
dalam firman Allah,
وقال اللذين كفروا لو ال أنزل عليه القرأن جملة واحدة
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Alquran itu tidak diturunkan kepadanya
sekali turun saja?"
Lalu Allah menjawab dalam ayat sama ... كذالك ليثبت به فؤادك ورتلناه ترتيال
…demikian itu supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara
tartil (teratur dan benar).
صف ْ اء َف ْوقَ ا ْث َن َت ْي ِن َف َلهُنَّ ُثلُ َثا َما َت َر َك َوِإنْ َكا َنتْ َواحِدَ ًة َفلَ َها ال ِّن
ً سَ ُيوصِ ي ُك ُم هَّللا ُ فِي َأ ْوال ِد ُك ْم لِل َّذ َك ِر ِم ْثل ُ َح ِّظ األ ْن َث َي ْي ِن َفِإنْ ُكنَّ ِن
”Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu:
bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan; dan jika anak
itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separuh harta.”
Contoh lain adalah surat an-Nur,24: 2:
اجلِدُوا ُكل َّ َوا ِح ٍد ِم ْن ُه َما مِاَئ َة َج ْل َد ٍة َّ الزانِ َي ُة َو
ْ الزانِي َف َّ
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus kali dera.”
Dalam kaffarah sumpah, Allah berfirman:
َفصِ َيا ُم َثال َث ِة َأ َّي ٍام
…maka kafaratnya puasa selama tiga hari…(Q.S. al-maidah, 5: 89)
Bilangan-bilangan dalam ketiga ayat di atas, bagian waris, seratus kali dera bagi orang
yang melakukan zina, dan puasa tiga hari bagi yang melakukan kafarat sumpah, menurut
ulama ushul fiqh, mengandung hukum yang qath’I dan bisa dipahami dengan pengertian
lain.
Adapun ayat-ayat yang mengandung hukum zhanni adalah lafal-lafal yang dalam Alquran,
mengandung pengertian lebih dari satu dan memungkinkan untuk ditakwilkan, misalnya,
.masalah quru’ dan tangan
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Alquran adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw, bahkan terbesar pula dibandingkan
mukjizat para nabi sebelumnya. Alquran membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan menjelaskan
hukum-hukum yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hadits disebut juga As-Sunah. Sunah secara bahasa berarti "adat-istiadat" atau "kebiasaan"
(traditions). Sunah adalah segala perkataan, perbuatan, dan penetapan/persetujuan serta
kebiasaan Nabi Muhammad Saw. Penetapan (taqrir) adalah persetujuan atau diamnya Nabi Saw
terhadap perkataan dan perilaku sahabat.
Kesepakatan seluruh ulama mujtahid pada satu masa setelah zaman Rasulullah atas sebuah
perkara dalam agama.” Dan ijma’ yang dapat dipertanggung jawabkan adalah yang terjadi di
zaman sahabat, tabiin (setelah sahabat), dan tabi’ut tabiin (setelah tabiin). Karena setelah zaman
mereka para ulama telah berpencar dan jumlahnya banyak, dan perselisihan semakin banyak,
sehingga tak dapat dipastikan bahwa semua ulama telah bersepakat.
B.Saran
Saran dari penulis adalah marilah kita menjadikan Alquran dan Al-hadist sebagai pedoman dalam
kehidupan sehari-hari kita yang merupakan sumber hukum agama Islam dan sekaligus pembawa
kita ke dalam kehidupan yang bahagia baik itu di dunia dan akhirat kelak nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Zainab Al-Ghazali, Menuju Kebangkitan Baru, Gema Insani Press Jakarta, 1995
H. Djarnawi Hadikukusam, “Ijtihad”, dalam Amrullah Achmad dkk. (Editor), Perspektif Ketegangan
Kreatif dalam Islam, PLP2M Yogyakarta, 1985