KHATAMAN SUGHRA-KUBRA
oleh:
Ade Nur’aeni
(1415304003)
1
KHATAMAN SUGHRA-KUBRA
مِم ِ َّ
ًاه ْم ِسًّرا َو َعاَل نِيَة ِ
ُ َاب اللَّه َوَأقَ ُاموا الصَّاَل ةَ َوَأْن َف ُقوا َّا َر َز ْقن
ِ
َ إ َّن الذ
َ َين َيْتلُو َن كت
يد ُهم ِمن فَ ْ ِ ِ ِإ ِ جِت
ور
ٌ ور َش ُك
ٌ ضله نَّهُ َغ ُف ْ ْ َ ور ُه ْم َويَِز ُ ور () لُي َو ِّفَي ُه ْم
َ ُأج َ ُ)( َي ْر ُجو َن َ َارةً لَ ْن َتب
1
Mohammad Gufron dan Rahmawati, Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Teras,
2013), h. 1
2
Imam Ghazali Masykur, dkk, Al-Munawwar Al-Qur’an Tajwid Warna,
Transliterasi Per Ayat, Terjemah Per ayat, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2015), h. 437
2
30) Agar Allah menyempurnakan pahalanyakepada mereka dan
menambah karunia-Nya. Sungguh Allah Maha Pengampun, Maha
Mensyukuri.3
Dapat dilihat dari ayat di atas bahwa Allah akan memberikan
karunia-Nya kepada orang-orang yang selalu membaca al-Qur’an. Karunia
tersebut dapat berupa kebaikan yang akan dirasakan saat di dunia maupun
di akhirat kelak.Yang terbata-bata sekali pun akan Allah berikan pahala,
terlebih bagi orang-orang yang mampu membacanya dengan baik sesuai
makharijul huruf, tajwid, bahkan sunah-sunah lainnya yang dianjurkan
dalam Islam.
3
Imam Ghazali Masykur, dkk, Al-Munawwar Al-Qur’an Tajwid Warna,
Transliterasi Per Ayat, Terjemah Per ayat, h. 437
4
Imam Ghazali Masykur, dkk, Al-Munawwar Al-Qur’an Tajwid Warna,
Transliterasi Per Ayat, Terjemah Per ayat, h. 576
3
Para Muslim yang beriman menjadikan al-Qur’an sebagai teman
hidup dan menghidupkan al-Qur’an dalam kesehariannya dengan amat
baik. Interaksi dengan al-Qur’an ini dapat dilakukan dengancaramembaca,
menghafal, maupun memaknai dan menafsirkan al-Qur’an. Tentu kegiatan
ini dapat dilakukan di mana saja, seperti di rumah, masjid, dan lembaga-
lembaga tertentu seperti Pondok Pesantren, Sekolah, dan lain-lain.
عن علي قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم خريكم من تعلم القران
وعلمه5
5
Imam Al-Hafidz Ad-Darimi, Sunan Ad-Darimi, Juz 2 Kitab Fadhail al-Qur’an
Bab Khiyarukum man Ta’allam al-Qur’an wa ‘Allamah, (Beirut : Daar al-Fikr, 2012), h.
437
6
Terjemah Lidwa Pustaka i-Software, Kitab Hadis Sembilan Imam, Hadis
Riwayat Ad-Darimi, Kitab Keutamaan al-Qur’an, Bab Sebaik-baik kalian adalah Yang
Mempelajari al-Qur’an dan Mengajarkannya
4
, عن ثابت البناين قال كان أنس بن مالك إذا أشفى على ختم القران بالليل
5
khataman Sughra dan Kubra. Khataman Sughra dilaksanakan bagi santri
yang telah mengkhatamkan bacaan al-Qur’annya kemudian diuji oleh Kiai
atau Ustadz pembimbing untuk melihat kefashihan dan tajwid bacaan,
dengan disaksikan oleh keluarganya.Jika bacaan santri tersebut dinyatakan
shahihmaka berhak mendapatkan syahadah, sanad, dan ijazah al-Qur’an.10
10
Hasil wawancara dengan Kusnadi, Pengurus Pondok Pesantren Al-Jauhariyah,
Sabtu, 20 Oktober 2018, Pukul 16.45 WIB
11
Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an KEMENAG RI, Al-Mushawwir Al-
Qur’an Perkata Transliterasi (Bandung: Al-Hambra, 2014), h. 577
12
Terjemah al-Qiyamah ayat 16-17, yakni: Jangan engkau (Muhammad) gerakan
lidahmu (untuk membaca Al-Qur’an) karena hendak cepat-cepat (menguasainya).
Sesungguhnya Kami akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya
6
untuk lebih semangat dalam mempelajari al-Qur’an.Diadakan khotmil al-
Qur’an ini juga dapat menjadi momen di mana pihak pondok pesantren
dapat berbagi ilmu dengan masyarakat tentang cara membaca al-Qur’an
yang sesuai dengan ajaran Islam.13
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat diambil
rumusan masalah, yakni:
1. Bagaimana proses mengkhatamkan al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-
Jauhariyah Balerante Palimanan?
2. Bagaimana resepsi masyarakat pondok pesantren pada kegiatan
Khotmil Qur’an di Pondok Pesantren Al-Jauhariyah Balerante
Palimanan?
C. Tujuan Penelitian
13
Hasil wawancara Abdul Karom, Pengurus Pondok Pesantren Al-Jauhariyah,
Jumat, 12 Oktober 2018, Pukul 16.30 WIB
7
Tujuan diadakan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui proses pengkhataman al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-
Jauhariyah Balerante Palimanan.
2. Mengetahui resepsi al-Qur’an pada kegiatan Khotmil Qur’an di
Pondok Pesantren Al-Jauhariyah Balerante Palimanan.
D. Kegunaan Penelitian
1. Mengetahui proses pengkhataman al-Qur’an di Pondok Pesantren
Balerante Palimanan.
2. Mengetahui resepsi al-Qur’an pada kegiatan khotmil Qur’an di Pondok
Pesantren Al-Jauhariyah Balerante Palimanan.
3. Mengetahui dasar-dasar diadakannya khataman al-Qur’an dengan
melihat pada fenomena di Pondok Pesantren al-Jauhariyah Balerante
Palimanan.
4. Memberikan kontribusi positif di bidang akademik, terutama di IAIN
Syekh Nurjati Cirebon.
E. Kajian Terdahulu
8
Filsafat Islam fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Dalam penelitiannya ia menyebutkan bahwa
khataman al-Qur’an merupakan salah satu ibadah yang sudah menjadi
kewajiban di daerah sekitar. Kegiatan ini sangat diagung-agungkan dan
perlu untuk dipertahankan mengingat nilai yang ada dalam tradisi
khataman sangat berpengaruh positif bagi masyarakat. Ahmad Ramli
menyebutkan bahwa khataman al-Qur’an merupakan salah satu tradisi NU
yang memiliki hubungan kuat dengan karakter ke-Aswaja-an NU.14
14
Ahmad Ramli, Nilai Religius Tradisi Khataman al-Qur’an Malam Jum’at
Manis (Studi Kasus di Musholla Mathla’un Nur Grujugan, Gapura, Sumenep, Madura
dalam Menjaga Nilai-nilai Aswaja ala NU), (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2017), h.
66
15
Fazat Laila, Praktek Khataman Al-Qur’an Berjamaah di Desa Suwaduk
Wedarijaksa Pati (Kajian Living Hadis), (Semarang: UIN Walisongo, 2017), h. 106
9
untuk memohon kepada Allah agar cita-cita pesantren dan para santri
dapat tercapai.16
16
Muhammad Khoirul Anam, Skripsi Khataman Al-Qur’an di Pondok
Pesantren Darul Ulum wal Hikam Yogyakarta, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2017),
h. 97
17
Ibnu Soleh, Nilai-nilai Pendidikan Islami (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga,
2006), h. 101
18
Teti Fatimah, Sima’an Khataman Al-Qur’an untuk Keluarga Mendiang (Studi
Living Qur’an di Desa Tinggarjaya, Sidareja, Cilacap, Jawa Tengah (Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, 2017), h. 96
10
F. Kerangka Teori
1. Living Al-Qur’an
19
M. Mansyur, Living Qur’an dalam Lintas Sejarah Studi Qur’an dalam
Penelitian Living Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: TH-Press, 2007), h. 8
20
Muhammad Yusuf, Pendekatan Sosiologi dalam Penelitian Living Qur’an,
(Yogyakarta: TH-Press, 2007), h. 39
21
Ahmad Atabik, The Living Qur’an: Potret Budaya Tahfiz al-Qur’an di
Nusantara, Jurnal Penelitian Vol. 8, No. 1, (Kudus: STAIN Kudus Jawa Tengah, Februari
2014), h. 165
22
A.R. Idhom Kholid, Al-Qur’an Kalamullah Mukjizat Terbesar Rasulullah
SAW, Jurnal Diya al-Afkar Vol. 5 No. 01, (Cirebon: IAIN Syekh Nurjati, 2017), h. 1
11
dengan interaksi sosial.23 Penelitian ini tentunya dilakukan dengan cara
mengkaji respon atau sikap masyarakat terhadap al-Qur’an.
2. Fenomenologis
3. Khataman Al-Qur’an
12
yang salah mengadakan syukuran atau resepsi khataman al-Qur’an
karena merupakan bentuk rasa syukur umat atas terselesaikannya
dalam membaca al-Qur’an. Resepsi ini juga merupakan salah satu cara
memanjatkan doa yang dilakukan oleh masyarakat kepada Allah SWT.
agar diberikan manfaat dan keberkahan al-Qur’an.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
27
Kautsar Amru, Khataman al-Qur’an ala Rasulullah (7 Juli 2017),
https://kautsaramru.wordpress.com/2017/07/07/khataman-al-quran-ala-rasulullah/ diakses
pada Minggu, 21 oktober 2018 Pukul: 08.50 WIB
28
Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif serta Kombinasinya dalam
Penelitian Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 37
13
Karena penelitian ini menggunakan kajian lapangan, maka
jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif.Metodologi
kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
subjek atau pun objek yang diamati.Sedangkan makna penelitian
kualitatif menurut Kirk dan Miller adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan
dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristilahannya.29 Jenis penelitian deskriptif menyajikan data dengan
memaparkan data dalam bentuk deskripsi menurut bahasa, cara
pandang, dan subjek penelitian.30
2. Sumber Data
a) Primer
Sumber data primer merupakan sumber data utama dalam
menggali informasi.Adapun sumber data primer selain merujuk
pada Al-Qur’an dan Hadits, Penulis juga mendapatkan informasi
dari subyek penelitian, yakni KH. Muhammad Faqih Jauhar, selaku
pengasuh Pondok Pesantren Al-Jauhariyah, pengurus santri putera
maupun puteri, para ustadz, santri, dan masyarakat di sekitar
Pondok Pesantren Al-Jauhariyah Balerante Palimanan.
b) Sekunder
Merupakan seumber data kedua yang dapat menjadi penunjang dan
pendukung informasi yang diperoleh. Dalam hal ini dapat
digunakan buku-buku yanag berkaitan dengan khataman al-Qur’an,
jurnal ilmiah, artikel, koran, serta sumber lainnya yang dapat
dijadikan rujukan.
29
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remadja Karya
CV Bandung, 1989). h. 3
30
Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Qur’an dan Hadits, (Yogyakarta:
TH Press, 2007). h. 72
14
3. Teknik Pengumpulan Data
a) Observasi- Partisipan
Observasi merupakan salah satu cara untuk memperoleh
data dengan akurat. Observasi dipahami secara umum sebagai
pengamatan atau penglihatan.Dan secara khusus, dipahami sebagai
kegiatan mengamatai untuk memperoleh jawaban, menemukan
bukti-bukti dan pemahaman terhadap suatu fenomena sosial yang
sedang diteliti tanpa memengaruhi fenomena tersebut.31Metode
observasi dilakukan dengancara mengamati perilaku, kejadian, atau
kegiatan orang atau sekelompok orang yang diteliti, kemudian
peneliti mencatat hasil pengamatan untuk mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi.32
Dari pemahaman tersebut maka Penulis dapat melihat,
mencatat, dan mendapatkan data secara langsung dari kejadian-
kejadian sebagaimana yang terjadi di tempat yang diteliti, yakni
Pondok Pesantren Al-Jauhariya Balerante Palimanan.
15
responden secara lebih mendalam. 34 Maka dari itu, Penulis
melakukan wawancara kepada pimpinan, pengurus, kyai atau pun
nyai, ustadz maupun santri dan masyarakat sekita Pondok
Pesantren Al-Jauhariyah Balerante Palimanan untuk memperoleh
data yang diperlukan.
c) Dokumentasi
34
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, (Bandung: Alfabeta, 2008), h.
102
35
Istifadah, dkk., Living Sunnah Jama’ah Al-Syahadatain (Studi Kasus di
Pondok Pesantren Nurul Huda Munjal Kuningan), Jurnal Diya al-Afkar Vol. 4 No. 2,
(Cirebon: IAIN Syekh Nurjati, 2016), h. 163
36
Moh. Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif untuk Studi Agam,
(Yogyakarta: Suka Press, 2012), h. 123
37
Didi Junaedi, Living Qur’an: Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-
Qur’an (Studi Kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa Kalimukti Kec.
Pabedilan Kab. Cirebon), h. 183
16
a. Reduksi data, yaitu proses pemilihan dan pemfokusan data yang
diperoleh secara mentah agar dapat disajikan sebagai data yang
lebih terarah dan sesuai tujuan penelitian.
b. Penyajian data, yakni penyusunan data yang sudah terarah dan
fokus untuk disajikan secara sistematis.
c. Kesimpulan, tahap ini merupakan tahapan terakhir yang mana
Penulis akan mengutarakan kesimpulan dari hasil observasi dan
penelitian yang dilakukan.
H. Sistematika Pembahasan
17
Bab IV: Pembahasan tentang khataman sughra-kubra, fenomena
dan praktik dalam mengkhatamkan al-Qur’an serta prosesi khataman al-
Qur’an di pondok Pesantren al-Jauhariyah Balerante Palimanan, yang
meliputi waktu dan rangkaian acaranya.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
Kholid, Idhom, 2017, Al-Qur’an Kalamullah Mukjizat Terbesar
Rasulullah SAW, Jurnal Diya al-Afkar Vol. 5 No. 01, Cirebon: IAIN
Syekh Nurjati
Mansyur, M., 2007, Living Qur’an dalam Lintas Sejarah Studi Qur’an
dalam Penelitian Living Qur’an dan Hadis, Yogyakarta: TH-Press
20
Soleh, Ibnu, 2006, Nilai-nilai Pendidikan Islami, Yogyakarta : UIN Sunan
Kalijaga
21
OUTLINE
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Kajian Terdahulu
F. Kerangka Teori
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Pembahasan
22
C. Dampak Positif Khataman Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-
Jauhariyah Balerante Palimanan Cirebon
DAFTAR PUSTAKA
23