Anda di halaman 1dari 14

ONTOLOGI AL QURAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Studi Al Quran

Dosen Pengampu :
Ahmad Ashkabul Kahfi, M.Ag.

Disusun Oleh :
Dama Tria Nur Lailly Rohmah TIPA A (207210017)

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2021/2022
A. Latar Belakang

Makalah ini disusun bertujuan untuk belajar atau untuk menambah


pengetahuan, wawasan dan pemahaman yang lebih luas lagi tentang kitab suci umat
Islam (Al Qur’an) dan as Sunnah Rasulullah SAW. Serta, melatih kita untuk berpikir
kritis dalam mengemukakan pendapat kita terhadap sesuatu hal.
Al Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril AS yang tertulis
dalam bahasa Arab. Pertama kali Al Qur’an turun pada bulan Ramadhan yang biasa
disebut bulan Nuzulul Qur’an yaitu surat al-alaq ayat 1-5 :

َ ‫ ٱلَّذِى‬٣ ْ‫ ٱ ْق َرْأْ َو َربُّكَْ ْٱْلَك َْرم‬٢ ْ‫علَق‬


٤ ‫علَّ َْم بِٱ ْلقَلَ ِْم‬ َ َٰ ‫ٱْلن‬
َ ْْ‫سنَْ مِ ن‬ َْ َ‫ٱ ْق َرْأْ بِٱس ِْْم َربِكَْ ٱلَّذِى َخل‬
َْ َ‫ َخل‬١ ‫ق‬
ِْ ‫ق‬
َ َٰ ‫ٱْلن‬
٥ ‫سنَْ َما لَ ْْم يَ ْعلَ ْْم‬ ِ ْ ‫علَّ َْم‬
َ

Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam, Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Turunnya kitab suci ini dalam kurun waktu 23 tahun, yang di bagi menjadi dua
fase : pertama diturunkan di Makkah yang biasa di sebut dengan surat Makiyyah dan
kedua diturunkan di Madinah yang disebut dengan surat Madaniyah. Yang terdiri dari
30 juz, 114 surat, 6666 ayat.
Kitab suci ini diturunkan sebagai petunjuk dan pedoman hidup umat manusia
di dunia hingga hari Kiamat datang. Karena di dalam kitab ini berisi tentang aspek-
aspek kehidupan seperti ketuhanan, kemanusiaan, alam semesta, kejahatan, kebaikan,
bahkan di bidang sains dan bidang lainnya.
Sebagai umat Islam kita dianjurkan untuk mempelajari Al Qur’an, kemudian
memahaminya dan bahkan mengamalkannya seperti mengajarkannya kepada orang
lain, menerapkan pesan-pesan yang terkandung didalamnya di kehidupan nyata dan
sebagainya. Makalah ini akan membahas pengertian Al Qur’an secara bahasa maupun

1
secara istilah. Juga tentang perbedaan antara Al Qur’an dengan hadits Nabawi dan
hadits Qudsi. Serta, fungsi dan kedudukan Al Qur’an itu sendiri.

B. Pengertian Al Qur’an

Secara bahasa, banyak para ulama berbeda pandangan tentang Al Qur’an


dalam mendefinisikan qara’a yang mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun,
dan qira'ah yang berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang
lainnya dalam suatu ucapan yang tersusun rapi. Qur’an pada mulanya seperti qira’ah
yaitu masdar dari kata qara’a, qira’atan, qur’anan.1
Secara etimologi Al Qur’an berasal dari bahasa Arab dalam bentuk kata benda
abstrak mashdar dari kata (qara’a-yaqrau-quranan) yang berarti bacaan. Sebagian
ulama yang lain berpendapat bahwa lafadz Al Qur’an bukanlah musytak dari qara’a
melainkan isim alam (nama sesuatu) bagi kitab yang mulia, sebagaimana halnya nama
Taurat dan Injil. Penamaan ini dikhususkan menjadi nama bagi Kitab Suci yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dan menurut gramatika bahasa Arab bahwa kata “al Qur’an” adalah bentuk
mashdar dari kata qara’a maknanya muradif (sinonim) dengan kata qira’ah artinya
bacaan, tampaknya tidak menyalahi aturan karena mengingat pemakaian yang
dipergunakan Al Qur’an dalam berbagai tempat dan ayat. Misalnya dalam surat al-
Qiyamah ayat 17-18 :

١٨ ‫ فَ ِاذَا قَ َرأْنَهْ فَاتَّبِعْْ ق ْرأَنَه‬١٧ ‫علَيْنْا َ ج َْمعَه َْو ق ْر َٰانَه‬


َ َّْ‫اِن‬

Artinya : “Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan


membacakannya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah
bacaannya itu.”
Dalam surat lain, seperti berikut ini :
• Surat al-A’raf ayat 204 : (Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka
dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu
mendapat rahmat.)

1 Manna’ Khalil al-Qattan, 1973, Mabahits Fi Umulil Quran (terj. Mudzakir AS, 2000, Studi Ilmu-Ilmu Quran), PT.
Litera Antar Nusa : Jakarta.

2
• Surat an-Nahl ayat 98 : (Apabila kamu membaca Al Qur’an, hendaklah kamu
meminta perlindungan kepada Allah SWT dari syaitan yang terkutuk.)
• Surat al-Isra’ ayat 106 : (Dan Al Qur’an itu Kami turunkan dengan
berangsur-angsur agar kamu membacakannya dengan perlahan-lahan
kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.)
• Surat al-Muzzamil ayat 20 : (Maka dia memberi keringanan kepadamu,
karena itu bacalah apa yang mudah bagimu dari Al Qur’an)
• Surat al-Insyiqaq ayat 21 : (Dan apabila Al Qur’an dibacakan kepada
mereka, mereka tidak mau bersujud)
• Surat al-Waqi’ah ayat 77-79 : (Dan ini sesungguhnya Al Qur’an yang sangat
mulia, dalam Kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuz), tidak ada yang
menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.)

Sedangkan, pengertian Al Qur’an secara istilah yang telah disepakati oleh para
ulama adalah Kalam Allah yang bernilai mu’jizat yang diturunkan kepada nabi dan
rasul (Nabi Muhammad SAW) dengan perantara Malaikat Jibril AS, yang tertulis
mashahif, diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, yang membacanya dinilai
sebagai ibadah yang diawali dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-
Nas.

C. Perbedaan antara Al Quran dengan hadits Nabawi dan hadits Qudsi

Makna hadits Nabawi dan hadits Qudsi

Hadits Nabawi terbagi menjadi dua yaitu Taufiqi dan Tauqifi, yaitu :
1) Pertama, bagian Taufiqi adalah hadits yang disampaikan Nabi dari hasil
istinbath dan pemahaman Nabi terhadap Kalam Allah SWT (Al Qur’an).2 Hal
ini karena Rasulullah mempunyai tugas menjelaskan Al Qur’an dan
menyimpulkannya dengan pertimbangan dan ijtihad. Bagian kesimpulan yang
bersifat ijtihad ini akan diperkuat oleh wahyu bila ia benar. Bila ada kesalahan,
maka turunlah wahyu yang membetulkannya. 3

2 Muhammad ‘Abdillah Darraz, Al-Naba’u al-‘Azim,....h. 15


3 Muhammad ‘Abdillah Darraz, Al-Naba’u al-‘Azim,....h. 15

3
2) Kedua, bagian Tauqifi adalah hadits yang disampaikan oleh Allah SWT
kepada Nabi dan Nabi menyampaikannya dengan gaya bahasa Nabi sendiri.
Bagian ini, meskipun kandungannya dinisbatkan kepada Allah SWT, akan
tetapi dari aspek pembicaraan lebih sesuai jika disandarkan kepada Nabi. Hal
ini karena kata-kata itu disandarkan kepada yang menyampaikannya,
meskipun maknanya diterima oleh pihak lain.4
Sedangkan, hadits Qudsi adalah hadits yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad -melalui salah satu cara penurunan wahyu-5, dan lafalnya
dari Nabi sendiri.
Dari ketiga definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Nabi sebagai utusan
Allah SWT mempunyai 3 media dalam menyampaikan pesan Tuhan kepada hamba-
Nya. Yaitu :
1. Nabi menyampaikannya berdasarkan hasil pemahaman atau ijtihad
Nabi sendiri. (Taufiqi).
2. Nabi menyampaikan sesuatu berdasarkan hasil pemahaman langsung
dari Allah SWT. Artinya, Allah SWT sendiri yang menyampaikan
kandungannya kepada Nabi untuk disampaikan kepada manusia.
(Tauqifi).
3. Nabi menyampaikan makna sebuah ajaran dengan gaya bahasa Nabi
sendiri. Artinya, makna dari Allah SWT dan lafal dari Nabi. (Hadits
Qudsi)

Dan berikut perbedaan antara Al Qur’an dengan hadits Nabawi dan hadits Qudsi.

Al Qur’an Hadits Nabawi Hadits Qudsi

4 Muhammad ‘Abdillah Darraz, Al-Naba’u al-‘Azim,....h. 15


⁵ Dazzar tidak menjelaskan bagaimana cara Allah SWT menyampaikan hadits Qudsi kepada Nabi. Maka dari itu,
disini penulis menambahkan cara penyampaiannya berdasarkan pendapat Manna al-Qattan. Hal ini dirasa
penting untuk membedakan hadits Nabawi yang Tauqifi dan hadits Qudsi. Bandingkan Manna’ Khalil al-
Qattan, Mabahis fi ‘Umulil Quran,h. 23.

4
Makna dan lafalnya dari Makna dari pemahaman Makna dari Allah, namun
Allah Nabi terhadap Firman Allah, lafal dari Nabi sendiri
kata dan lafadznya dari Nabi
sendiri
Dinisbahkan hanya Dinisbahkan kepada Diriwayatkan dengan
kepada Allah Rasulullah disandarkan kepada Allah

Dinukil secara mutawatir Khabar ahad (ada kalanya Khabar ahad (ada kalanya
seluruhnya (kebenaran sahih, hasan, dhaif) sahih, hasan, dhaif)
mutlak)

Membacanya saja Membacanya saja belum Membacanya saja belum


merupakan ibadah ibadah ibadah

Boleh dibaca di waktu Tidak boleh dibaca di waktu Tidak boleh dibaca di
sholat sholat waktu sholat

Menyentuhnya harus Menyentuhnya tidak harus Menyentuhnya tidak harus


dalam keadaan suci dalam keadaan suci. dalam keadaan suci.
(tidak berhadats)

Menjadi Mu’jizat Bukan mu’jizat Bukan mu’jizat

D. Fungsi dan Kedudukan Al Qur’an


Al Qur’an yang Agung ini memiliki beberapa fungsi. Fungsi Al Qur’an
adalah sebagai berikut :
a. Al-Huda (petunjuk)
Petunjuk bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Sebagaimana
yang dijelaskan oleh al-Qur’an sendiri:

٢ ‫ريب فيه هدى للمتقين‬


َْ ‫ذالك الكتابْ ال‬

“Kitab (Al Qur’an) itu tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi
orang-orang yang bertaqwa”(al-Baqarah : 2)

5
Selain mengandung petunjuk, Al Qur’an juga mengandung teladan
bagi umat Islam untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di
akhirat nanti.6
b. Sumber pokok ajaran agama Islam
Sebagai sumber pokok ajaran agama Islam yang di bawa Nabi
Muhammad SAW, Al Qur’an tidak hanya berisi ajaran yang berkaitan dengan
hubungan manusia kepada Allah, tetapi juga berisi ajaran tentang sosial,
ekonomi, akhlak/moral, pendidikan, kebudayaan, politik, dan sebagainya.
Dengan demikian, Al Qur’an dapat menjadi Way of Life bagi seluruh umat
manusia.
c. Sebagai penyempurna bagi Kitab-kitab sebelumnya
Seperti pada firman Allah SWT :

ْٰ ‫علَ ْي ِْه فَاحْك ْْم بَ ْينَه ْْم بِ َماْ اَ ْنزَ َْل‬


ْْ‫ّللا َو َْال تَتَّبِع‬ َ ‫ب َوم َهيْمِ نًا‬ ِْ ‫َق مص َِدقًا ِل َما بَيْنَْ يَ َد ْي ِْه مِ نَْ ا ْل ِك َٰت‬ ِْ ‫ب بِا ْلح‬ َْ ‫َواَ ْنزَ ْلنَاْ اِلَيْكَْ ا ْل ِك َٰت‬
ْْ ‫ّللا لَ َجعَلَك ْْم ا َّم ْةً َّواحِ َد ْةً َّو َٰلكِنْْ ِليَبْل َوك ْْم ف‬
‫ِي‬ ْٰ ‫َق لِكلْ َجعَ ْلنَا مِ ْنك ْْم ش ِْرع َْةً َّومِ ْنهَاجًاْ َولَ ْْو ش َۤا َْء‬ ِْ ‫ع َّما ج َۤا َءكَْ مِ نَْ ا ْلح‬ َ ‫اَ ْه َو ۤا َءه ْْم‬
َْ‫ّللا َم ْر ِجعك ْْم جَمِ ْيعًا فَينَبِئك ْْم بِ َما ك ْنت ْْم فِ ْي ِهْ ت َْختَلِف ْون‬ ِْٰ ‫ت اِ َلى‬ ِْ ‫ستَبِقوا ا ْل َخي َْٰر‬ ْ ‫َماْ َٰا َٰتىك ْْم فَا‬

Artinya : “Dan kami telah turunkan Al Qur’an membawa kebenaran,


membenarkan apa yang sebelumnya. Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian. Terhadap Kitab-Kitab yang lain. Maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang
telah datang kepadamu . Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan
aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
karunia yang telah diberikan-Nya kepada kamu, maka berlomba-lombalah
berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu
diberitahukan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu perselisihkan.” ( al-
Ma’idah : 48 )
d. Al-Furqan (pembeda antara yang hak dan yang batil)
Yang membedakan antara hak (kebenaran) keesaan Allah SWT dengan
kebatilan kepercayaan syirik.
6 Howard M.Federspiel, Kajian al-Qur’an di Indonesia, terj. Tajul Arifin, (Bandung: Mizan, 1996), Hal. 113

6
e. Al-Burhan (bukti kebenaran)
Keseluruhan isi di dalam Al Qur’an mengandung arti yang sebenarnya
dan selama peradaban umat manusia sudah dibuktikan akan kebenaran isi
yang ada di dalamnya. Kebenaran akan selalu datang bagi orang-orang
beriman kepada Allah SWT.
f. Adz-Dzikr atau Al-Tadzkirah (peringatan)
Al-Dzikr memiliki arti bahwa Al Qur’an yang akan selalu memberikan
peringatan kepada umat manusia dari sifat lupa yang mungkin sudah
mendarah daging pada manusia.
Seperti pada firman-Nya di dalam Al Qur’an surat Al Hijr ayat 9 :

َْ‫الذك َْْر َواِنَّا لَهْ لَ َٰحفِظ ْون‬


ِ ‫اِنَّا نَحْ نْ نَزَّ ْلنَا‬

Artinya “Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Adz Zikra (yakni Al


Qur’an) dan Kami pula yang akan memeliharanya (Al Qur’an)”
g. Asy-Syifa (obat penyembuh)
Asy-Syifa yang berarti obat penyembuh. Allah berfirman :

َْ ‫شفَ ۤاءْ ِل َما فِى الصُّد ْو ِْر َوهدًى َّو َرحْ َمةْ ِل ْلمؤْ مِ ِني‬
‫ْن‬ َ ‫َٰيا َ ُّيهَا النَّاسْ قَ ْْد ج َۤا َءتْك ْْم َّم ْو ِع‬
ِ ‫ظةْ مِ نْْ َّر ِبك ْْم َو‬

Artinya : “Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-


Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (QS Yunus [10]: 57).
h. Al-Mau’idhah (nasihat, pelajaran)
Al Mau’izhah memiliki arti sebagai pelajaran atau nasihat. Al Qur’an
sebagai Al Mau’izhah diturunkan sebagai untuk berbagai keperluan dan
kegunaan bagi umat manusia. Umat manusia akan senantiasa membutuhkan
pelajaran dan nasihat yang akan membawa manusia tersebut kembali pada
tujuan penciptaan yang sesungguhnya. Tanpa bahan nasihat dan pengajaran
tersebut, manusia akan selalu lalai dan tidak menghiraukan kewajibannya
karena adanya nafsu dan hasutan yang didorong oleh adanya syaitan. Seperti
dalam firman-Nya :

7
‫ْل لِك ِْل ش َْيءْ فَخذْهَْا ِبق َّوةْ َّوأْم ْْر قَ ْو َمكَْ يَأْخذ ْوا‬
ًْ ‫ظةًْ َّوتَ ْف ِصي‬
َ ‫اح مِ نْْ ك ِْل ش َْيءْ َّم ْو ِع‬ ِْ ‫اال ْل َو‬
َ ْ ‫َو َكتَ ْبنَا لَهْ فِى‬
ِ ‫َار ا ْل َٰف‬
َْ‫س ِقيْن‬ َْ ‫وريْك ْْم د‬ ِ ‫سا‬
َ ْ‫سنِهَا‬َ ْ‫بِاَح‬

Artinya : “Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada lauh-lauh (Taurat) segala
sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan untuk segala hal; maka (Kami
berfirman), “Berpegangteguhlah kepadanya dan suruhlah kaummu berpegang
kepadanya dengan sebaik-baiknya, Aku akan memperlihatkan kepadamu
negeri orang-orang fasik.”(QS. Al-A’raf : 145)
i. Ar-Rahmah
Al Qur’an diturunkan untuk menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman.
j. Risalah baru
Al Qur’an sebagai pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya Taurat
(Kitab Nabi Musa AS), Zabur (Kitab Nabi Dawud AS), Injil (Kitab Nabi Isa
AS) yang pernah diturunkan oleh Allah SWT. Al Qur’an sebagai kitab terakhir
yang berfungsi sebagai korektor serta melengkapi kitab-kitab sebelumnya
sehingga menjadi sempurna.

Al Quran juga memiliki kedudukan dan posisi penting dalam islam. Al Qur’an
menjadi basis dari segala aspek kehidupan individual, sosial dan budaya kaum
muslim. Kedudukan Al Qur’an dalam islam yaitu antara lain :
1. Al Qur’an sebagai Sumber Hukum
Al Qur’an dipandang sebagai sumber dari segala macam aturan tentang
hukum, sosial, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, moral dan sebagainya. Al
Qur’an harus dijadikan way of life bagi seluruh umat manusia untuk
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya. Seperti dalam firman-
Nya :

ِْ ‫َوك ََٰذلِكَْ اَ ْنزَ ْل َٰنهْ ح ْك ًما ع ََر ِبيًّاْ َولَ ِٕى‬


ِْٰ َْ‫ن اتَّبَعْتَْ اَ ْه َو ۤا َءه ْْم بَ ْع َد َما ج َۤا َءكَْ مِ نَْ ا ْل ِع ْل ِمْ َما لَكَْ مِ ن‬
ْ‫ّللا مِ نْْ َّولِيْ َّو َْال َواق‬

Artinya : “ Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Qur’an itu sebagai


peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengetahui
hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali

8
tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah SWT.”(QS.
Ar-Ra’d : 37)
2. Al Qur’an sebagai Wahyu Allah SWT
Yaitu seluruh ayat Al Qur’an adalah Wahyu Allah SWT; tidak ada satu
katapun yang datang dari pikiran atau perkataan Nabi.
3. Kitabul Naba wal akhbar
Artinya Al Qur’an merupakan kabar yang dibawa Nabi yang datang
dari Allah SWT dan disebarkan kepada manusia.
4. Minhajul Hayah (Pedoman Hidup)
Seharusnya setiap muslim menjadikan Al Qur’an sebagai rujukan
terhadap setiap problem yang dihadapi.
5. Salah satu sebab masuknya orang Arab ke agama Islam pada zaman
Rasulullah SAW dan masuknya orang-orang sekarang dan yang akan datang.
6. Al Qur’an sebagai suatu yang bersifat Abadi
Artinya, Al Qur’an tidak akan terganti oleh kitab apapun sampai hari
Kiamat baik itu sebagai sumber hukum, sumber ilmu pengetahuan dan lain-
lain.
7. Al Quran di nukil secara mutawattir
Artinya, Al Qur’an disampaikan kepada orang lain secara terus-
menerus oleh sekelompok orang yang tidak mungkin bersepakat untuk
berdusta karena banyaknya jumlah orang dan berbeda-beda tempat tinggal
mereka.
8. Al Qur’an sebagai sumber hukum
Seluruh madzhab sepakat Al Qur’an sebagai sumber utama dalam
menerapkan hukum, dalam kata lain Al Qur’an menempati posisi awal dari
tertib sumber hukum yang berhujjah.
9. Al Qur’an disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW secara lisan
Artinya, baik lafaz ataupun maknanya dari Allah SWT.
10. Al Qur’an termaktub dalam mushaf
Artinya, bahwa setiap wahyu Allah SWT yang lafaz dan maknanya
dari-Nya itu termaktub dalam mushaf (telah dibukukan).
11. Agama Islam datang dengan Al Qur’an untuk membuka lebar-lebar mata
manusia agar mereka menyadari jati diri dan hakikat hidup di muka bumi ini.

9
E. Kesimpulan
• Pengertian Al Qur’an secara bahasa Arab dalam bentuk kata benda abstrak
mashdar dari kata (qara’a-yaqrau-quranan) yang berarti bacaan. Sebagian
ulama yang lain berpendapat bahwa lafadz Al Qur’an bukanlah musytak dari
qara’a melainkan isim alam (nama sesuatu) bagi kitab yang mulia,
sebagaimana halnya nama Taurat dan Injil. Penamaan ini dikhususkan menjadi
nama bagi kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
• Dan pengertian Al Qur’an secara istilah yang telah disepakati oleh para ulama
adalah Kalam Allah yang bernilai mu’jizat yang diturunkan kepada nabi dan
rasul (Nabi Muhammad SAW) dengan perantara Malaikat Jibril AS, yang
tertulis mashahif, diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, yang
membacanya dinilai sebagai ibadah yang diawali dengan surat Al Fatihah dan
ditutup dengan surat an-Naas.
• Perbedaan antara Al Qur’an dengan hadits Nabawi dan hadits Qudsi sebagai
berikut :
Al Qur’an Hadits Nabawi Hadits Qudsi

Makna dan lafalnya dari Allah Makna dari pemahaman Nabi Makna dari Allah SWT,
SWT terhadap firman Allah SWT, namun lafal dari Nabi.
kata dan lafadznya dari Nabi
sendiri.
Dinisbahkan hanya kepada Dinisbahkan Rasulullah SAW. Diriwayatkan dengan
Allah SWT. disandarkan kepada Allah
SWT.
Dinukil secara mutawattir Kabar ahad (ada kalanya Khabar ahad (ada kalanya
seluruhnya (kebenaran shahih, hasan, dhaif). shahih, hasan, dhaif).
mutlak).

10
Membacanya saja merupakan Membacanya saja belum Membacanya saja belum
ibadah. ibadah. ibadah.
Boleh dibaca di waktu sholat. Tidak boleh dibaca di waktu Tidak boleh dibaca di waktu
sholat. sholat.

Menyentuhnya harus dalam Menyentuhnya tidak harus Menyentuhnya tidak harus


keadaan suci (tidak berhadats). dalam keadaan suci. dalam keadaan suci.
Menjadi mu’jizat Bukan mu’jizat Bukan mu’jizat

• Fungsi Al Quran sebagai berikut ini :


➢ Al Huda (petunjuk) bagi seluruh umat manusia hingga hari Kiamat
➢ Al Burhan (bukti kebenaran)
➢ Ar Rahmah (rahmat) bagi seluruh umat Islam yang beriman
terutama.
➢ Adz Dzikr (peringatan) terhadap sifat lupa manusia yang mungkin
telah mendarah daging.
➢ Sumber pokok ajaran agama Islam yang di bawa Nabi Muhammad
SAW.
➢ Penyempurna bagi kitab-kitab sebelumnya
➢ Asy Syifa (obat penawar/penyembuh)
➢ Al Mau’idhah (nasihat, pelajaran) agar umat manusia tidak lalai
terhadap tujuannya hidup di dunia ini.
➢ Al Furqon (pembeda antara yang hak dan batil)
➢ Risalah baru sebagai pengganti kedudukan kitab suci yang
sebelumnya.

• Kedudukan Al Qur’an sebagai berikut :


➢ Al Qur’an sebagai Sumber Hukum
Al Qur’an dipandang sebagai sumber dari segala macam aturan
tentang hukum, sosial, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, moral
dan sebagainya.
➢ Al Qur’an sebagai Wahyu Allah SWT, dimana tidak ada satu
katapun yang datang dari pikiran atau perkataan Nabi.

11
➢ Kitabul Naba wal akhbar (kabar yang datang dari Allah SWT untuk
disampaikan kepada manusia lewat Nabi)
➢ Minhajul Hayah (pedoman hidup)
➢ Sebagai sebab masuknya orang-orang ke agama Islam
➢ Al Qur’an sebagai suatu yang bersifat Abadi
➢ Al Qur’an sebagai sumber hukum, dimana kitab suci ini sebagai
sumber utama dalam menerapkan hukum.
➢ Al Qur’an di nukil secara mutawattir
➢ Al Qur’an disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW secara
lisan.
➢ Al Qur’an termaktub dalam mushaf
➢ Agama Islam datang dengan Al Qur’an untuk membuka lebar-lebar
mata manusia agar mereka menyadari jati diri dan hakikat hidup di
muka bumi ini.

Daftar Pustaka

Muhammad Raihan Daulay. 2014. Studi Pendekatan Al Quran. Jurnal Thariqah


Ilmiah. Vol 01 No 01 : 32-33
Yasir, Muhammad dkk. 2016. Studi Al Qur’an. Riau : Asa Riau(CV. Asa Riau)
Lenni Lestari. 2018. Peran Nabi dalam Proses Pewahyuan. Jurnal At-Tibyan. Vol 03
No 02 : 242-243
Syukron, Agus Salim. 2019. Fungsi Al Qur’an bagi Manusia. Lamongan : Prodi Ilmu
Al Qur’an dan Tafsir STIQSI
Ahmad Fathoni. 2014. Makalah : al-Qur’an, Hadits Qudsi, Hadits Nabawi (dilengkapi
: al-Qur’an dan Kitab Suci sebelumnya). Makalah
Delpi Fajira Fatharani. 2019. Fungsi dan Kedudukan Al Qur’an. Makalah

12
13

Anda mungkin juga menyukai