Dosen Pengampu :
Ahmad Ashkabul Kahfi, M.Ag.
Disusun Oleh :
Dama Tria Nur Lailly Rohmah TIPA A (207210017)
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam, Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Turunnya kitab suci ini dalam kurun waktu 23 tahun, yang di bagi menjadi dua
fase : pertama diturunkan di Makkah yang biasa di sebut dengan surat Makiyyah dan
kedua diturunkan di Madinah yang disebut dengan surat Madaniyah. Yang terdiri dari
30 juz, 114 surat, 6666 ayat.
Kitab suci ini diturunkan sebagai petunjuk dan pedoman hidup umat manusia
di dunia hingga hari Kiamat datang. Karena di dalam kitab ini berisi tentang aspek-
aspek kehidupan seperti ketuhanan, kemanusiaan, alam semesta, kejahatan, kebaikan,
bahkan di bidang sains dan bidang lainnya.
Sebagai umat Islam kita dianjurkan untuk mempelajari Al Qur’an, kemudian
memahaminya dan bahkan mengamalkannya seperti mengajarkannya kepada orang
lain, menerapkan pesan-pesan yang terkandung didalamnya di kehidupan nyata dan
sebagainya. Makalah ini akan membahas pengertian Al Qur’an secara bahasa maupun
1
secara istilah. Juga tentang perbedaan antara Al Qur’an dengan hadits Nabawi dan
hadits Qudsi. Serta, fungsi dan kedudukan Al Qur’an itu sendiri.
B. Pengertian Al Qur’an
1 Manna’ Khalil al-Qattan, 1973, Mabahits Fi Umulil Quran (terj. Mudzakir AS, 2000, Studi Ilmu-Ilmu Quran), PT.
Litera Antar Nusa : Jakarta.
2
• Surat an-Nahl ayat 98 : (Apabila kamu membaca Al Qur’an, hendaklah kamu
meminta perlindungan kepada Allah SWT dari syaitan yang terkutuk.)
• Surat al-Isra’ ayat 106 : (Dan Al Qur’an itu Kami turunkan dengan
berangsur-angsur agar kamu membacakannya dengan perlahan-lahan
kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.)
• Surat al-Muzzamil ayat 20 : (Maka dia memberi keringanan kepadamu,
karena itu bacalah apa yang mudah bagimu dari Al Qur’an)
• Surat al-Insyiqaq ayat 21 : (Dan apabila Al Qur’an dibacakan kepada
mereka, mereka tidak mau bersujud)
• Surat al-Waqi’ah ayat 77-79 : (Dan ini sesungguhnya Al Qur’an yang sangat
mulia, dalam Kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuz), tidak ada yang
menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.)
Sedangkan, pengertian Al Qur’an secara istilah yang telah disepakati oleh para
ulama adalah Kalam Allah yang bernilai mu’jizat yang diturunkan kepada nabi dan
rasul (Nabi Muhammad SAW) dengan perantara Malaikat Jibril AS, yang tertulis
mashahif, diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, yang membacanya dinilai
sebagai ibadah yang diawali dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-
Nas.
Hadits Nabawi terbagi menjadi dua yaitu Taufiqi dan Tauqifi, yaitu :
1) Pertama, bagian Taufiqi adalah hadits yang disampaikan Nabi dari hasil
istinbath dan pemahaman Nabi terhadap Kalam Allah SWT (Al Qur’an).2 Hal
ini karena Rasulullah mempunyai tugas menjelaskan Al Qur’an dan
menyimpulkannya dengan pertimbangan dan ijtihad. Bagian kesimpulan yang
bersifat ijtihad ini akan diperkuat oleh wahyu bila ia benar. Bila ada kesalahan,
maka turunlah wahyu yang membetulkannya. 3
3
2) Kedua, bagian Tauqifi adalah hadits yang disampaikan oleh Allah SWT
kepada Nabi dan Nabi menyampaikannya dengan gaya bahasa Nabi sendiri.
Bagian ini, meskipun kandungannya dinisbatkan kepada Allah SWT, akan
tetapi dari aspek pembicaraan lebih sesuai jika disandarkan kepada Nabi. Hal
ini karena kata-kata itu disandarkan kepada yang menyampaikannya,
meskipun maknanya diterima oleh pihak lain.4
Sedangkan, hadits Qudsi adalah hadits yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad -melalui salah satu cara penurunan wahyu-5, dan lafalnya
dari Nabi sendiri.
Dari ketiga definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Nabi sebagai utusan
Allah SWT mempunyai 3 media dalam menyampaikan pesan Tuhan kepada hamba-
Nya. Yaitu :
1. Nabi menyampaikannya berdasarkan hasil pemahaman atau ijtihad
Nabi sendiri. (Taufiqi).
2. Nabi menyampaikan sesuatu berdasarkan hasil pemahaman langsung
dari Allah SWT. Artinya, Allah SWT sendiri yang menyampaikan
kandungannya kepada Nabi untuk disampaikan kepada manusia.
(Tauqifi).
3. Nabi menyampaikan makna sebuah ajaran dengan gaya bahasa Nabi
sendiri. Artinya, makna dari Allah SWT dan lafal dari Nabi. (Hadits
Qudsi)
Dan berikut perbedaan antara Al Qur’an dengan hadits Nabawi dan hadits Qudsi.
4
Makna dan lafalnya dari Makna dari pemahaman Makna dari Allah, namun
Allah Nabi terhadap Firman Allah, lafal dari Nabi sendiri
kata dan lafadznya dari Nabi
sendiri
Dinisbahkan hanya Dinisbahkan kepada Diriwayatkan dengan
kepada Allah Rasulullah disandarkan kepada Allah
Dinukil secara mutawatir Khabar ahad (ada kalanya Khabar ahad (ada kalanya
seluruhnya (kebenaran sahih, hasan, dhaif) sahih, hasan, dhaif)
mutlak)
Boleh dibaca di waktu Tidak boleh dibaca di waktu Tidak boleh dibaca di
sholat sholat waktu sholat
“Kitab (Al Qur’an) itu tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi
orang-orang yang bertaqwa”(al-Baqarah : 2)
5
Selain mengandung petunjuk, Al Qur’an juga mengandung teladan
bagi umat Islam untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di
akhirat nanti.6
b. Sumber pokok ajaran agama Islam
Sebagai sumber pokok ajaran agama Islam yang di bawa Nabi
Muhammad SAW, Al Qur’an tidak hanya berisi ajaran yang berkaitan dengan
hubungan manusia kepada Allah, tetapi juga berisi ajaran tentang sosial,
ekonomi, akhlak/moral, pendidikan, kebudayaan, politik, dan sebagainya.
Dengan demikian, Al Qur’an dapat menjadi Way of Life bagi seluruh umat
manusia.
c. Sebagai penyempurna bagi Kitab-kitab sebelumnya
Seperti pada firman Allah SWT :
6
e. Al-Burhan (bukti kebenaran)
Keseluruhan isi di dalam Al Qur’an mengandung arti yang sebenarnya
dan selama peradaban umat manusia sudah dibuktikan akan kebenaran isi
yang ada di dalamnya. Kebenaran akan selalu datang bagi orang-orang
beriman kepada Allah SWT.
f. Adz-Dzikr atau Al-Tadzkirah (peringatan)
Al-Dzikr memiliki arti bahwa Al Qur’an yang akan selalu memberikan
peringatan kepada umat manusia dari sifat lupa yang mungkin sudah
mendarah daging pada manusia.
Seperti pada firman-Nya di dalam Al Qur’an surat Al Hijr ayat 9 :
َْ شفَ ۤاءْ ِل َما فِى الصُّد ْو ِْر َوهدًى َّو َرحْ َمةْ ِل ْلمؤْ مِ ِني
ْن َ َٰيا َ ُّيهَا النَّاسْ قَ ْْد ج َۤا َءتْك ْْم َّم ْو ِع
ِ ظةْ مِ نْْ َّر ِبك ْْم َو
7
ْل لِك ِْل ش َْيءْ فَخذْهَْا ِبق َّوةْ َّوأْم ْْر قَ ْو َمكَْ يَأْخذ ْوا
ًْ ظةًْ َّوتَ ْف ِصي
َ اح مِ نْْ ك ِْل ش َْيءْ َّم ْو ِع ِْ اال ْل َو
َ ْ َو َكتَ ْبنَا لَهْ فِى
ِ َار ا ْل َٰف
َْس ِقيْن َْ وريْك ْْم د ِ سا
َ ْسنِهَاَ ْبِاَح
Artinya : “Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada lauh-lauh (Taurat) segala
sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan untuk segala hal; maka (Kami
berfirman), “Berpegangteguhlah kepadanya dan suruhlah kaummu berpegang
kepadanya dengan sebaik-baiknya, Aku akan memperlihatkan kepadamu
negeri orang-orang fasik.”(QS. Al-A’raf : 145)
i. Ar-Rahmah
Al Qur’an diturunkan untuk menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman.
j. Risalah baru
Al Qur’an sebagai pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya Taurat
(Kitab Nabi Musa AS), Zabur (Kitab Nabi Dawud AS), Injil (Kitab Nabi Isa
AS) yang pernah diturunkan oleh Allah SWT. Al Qur’an sebagai kitab terakhir
yang berfungsi sebagai korektor serta melengkapi kitab-kitab sebelumnya
sehingga menjadi sempurna.
Al Quran juga memiliki kedudukan dan posisi penting dalam islam. Al Qur’an
menjadi basis dari segala aspek kehidupan individual, sosial dan budaya kaum
muslim. Kedudukan Al Qur’an dalam islam yaitu antara lain :
1. Al Qur’an sebagai Sumber Hukum
Al Qur’an dipandang sebagai sumber dari segala macam aturan tentang
hukum, sosial, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, moral dan sebagainya. Al
Qur’an harus dijadikan way of life bagi seluruh umat manusia untuk
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya. Seperti dalam firman-
Nya :
8
tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah SWT.”(QS.
Ar-Ra’d : 37)
2. Al Qur’an sebagai Wahyu Allah SWT
Yaitu seluruh ayat Al Qur’an adalah Wahyu Allah SWT; tidak ada satu
katapun yang datang dari pikiran atau perkataan Nabi.
3. Kitabul Naba wal akhbar
Artinya Al Qur’an merupakan kabar yang dibawa Nabi yang datang
dari Allah SWT dan disebarkan kepada manusia.
4. Minhajul Hayah (Pedoman Hidup)
Seharusnya setiap muslim menjadikan Al Qur’an sebagai rujukan
terhadap setiap problem yang dihadapi.
5. Salah satu sebab masuknya orang Arab ke agama Islam pada zaman
Rasulullah SAW dan masuknya orang-orang sekarang dan yang akan datang.
6. Al Qur’an sebagai suatu yang bersifat Abadi
Artinya, Al Qur’an tidak akan terganti oleh kitab apapun sampai hari
Kiamat baik itu sebagai sumber hukum, sumber ilmu pengetahuan dan lain-
lain.
7. Al Quran di nukil secara mutawattir
Artinya, Al Qur’an disampaikan kepada orang lain secara terus-
menerus oleh sekelompok orang yang tidak mungkin bersepakat untuk
berdusta karena banyaknya jumlah orang dan berbeda-beda tempat tinggal
mereka.
8. Al Qur’an sebagai sumber hukum
Seluruh madzhab sepakat Al Qur’an sebagai sumber utama dalam
menerapkan hukum, dalam kata lain Al Qur’an menempati posisi awal dari
tertib sumber hukum yang berhujjah.
9. Al Qur’an disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW secara lisan
Artinya, baik lafaz ataupun maknanya dari Allah SWT.
10. Al Qur’an termaktub dalam mushaf
Artinya, bahwa setiap wahyu Allah SWT yang lafaz dan maknanya
dari-Nya itu termaktub dalam mushaf (telah dibukukan).
11. Agama Islam datang dengan Al Qur’an untuk membuka lebar-lebar mata
manusia agar mereka menyadari jati diri dan hakikat hidup di muka bumi ini.
9
E. Kesimpulan
• Pengertian Al Qur’an secara bahasa Arab dalam bentuk kata benda abstrak
mashdar dari kata (qara’a-yaqrau-quranan) yang berarti bacaan. Sebagian
ulama yang lain berpendapat bahwa lafadz Al Qur’an bukanlah musytak dari
qara’a melainkan isim alam (nama sesuatu) bagi kitab yang mulia,
sebagaimana halnya nama Taurat dan Injil. Penamaan ini dikhususkan menjadi
nama bagi kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
• Dan pengertian Al Qur’an secara istilah yang telah disepakati oleh para ulama
adalah Kalam Allah yang bernilai mu’jizat yang diturunkan kepada nabi dan
rasul (Nabi Muhammad SAW) dengan perantara Malaikat Jibril AS, yang
tertulis mashahif, diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, yang
membacanya dinilai sebagai ibadah yang diawali dengan surat Al Fatihah dan
ditutup dengan surat an-Naas.
• Perbedaan antara Al Qur’an dengan hadits Nabawi dan hadits Qudsi sebagai
berikut :
Al Qur’an Hadits Nabawi Hadits Qudsi
Makna dan lafalnya dari Allah Makna dari pemahaman Nabi Makna dari Allah SWT,
SWT terhadap firman Allah SWT, namun lafal dari Nabi.
kata dan lafadznya dari Nabi
sendiri.
Dinisbahkan hanya kepada Dinisbahkan Rasulullah SAW. Diriwayatkan dengan
Allah SWT. disandarkan kepada Allah
SWT.
Dinukil secara mutawattir Kabar ahad (ada kalanya Khabar ahad (ada kalanya
seluruhnya (kebenaran shahih, hasan, dhaif). shahih, hasan, dhaif).
mutlak).
10
Membacanya saja merupakan Membacanya saja belum Membacanya saja belum
ibadah. ibadah. ibadah.
Boleh dibaca di waktu sholat. Tidak boleh dibaca di waktu Tidak boleh dibaca di waktu
sholat. sholat.
11
➢ Kitabul Naba wal akhbar (kabar yang datang dari Allah SWT untuk
disampaikan kepada manusia lewat Nabi)
➢ Minhajul Hayah (pedoman hidup)
➢ Sebagai sebab masuknya orang-orang ke agama Islam
➢ Al Qur’an sebagai suatu yang bersifat Abadi
➢ Al Qur’an sebagai sumber hukum, dimana kitab suci ini sebagai
sumber utama dalam menerapkan hukum.
➢ Al Qur’an di nukil secara mutawattir
➢ Al Qur’an disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW secara
lisan.
➢ Al Qur’an termaktub dalam mushaf
➢ Agama Islam datang dengan Al Qur’an untuk membuka lebar-lebar
mata manusia agar mereka menyadari jati diri dan hakikat hidup di
muka bumi ini.
Daftar Pustaka
12
13