Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN
A. Al-Qur’an Sebagai Sumber Ajaran Islam
1. Nama Al-qur’an

Al-qur’an berasal dari kata qara’a, yaqraau, qiraatan atau quranan


yang berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca, mengumpulkan (al-jam’u) dan
menghimpun (al-dlammu). Secara terminologis Al-Qur’an adalah kalamullah
yang diturunkan kepada nabi terakhir Muhammad S.A.W melalui malaikat
Jibril.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa :

 Pertama, Al-Qur’an adalah kalamullah atau firman Allah, bukan ucapan


nabi atau manusia lainnya.
 Kedua, Al-Qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad, yaitu Muhammad
bin Abdullah yang dilahirkan di Mekkah pada tahun 571M, Rasul yang
terakhir penutup segala wahyu yang diturunkan Allah ke muka bumi,
sebagaimana firman-Nya Surat Al-Ahzab Ayat 40 Terjemah Arti:
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara
kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
 Ketiga, Al-Qur’an diturunkan Allah melalui perantaraan malaikat Jibril
secara berangsur-angsur selama 22tahun, 2bulan, 22hari kepada nabi
Muhammad Oleh para ulama penurunan Al-Qur’an dibagi menjadi 2
periode, yaitu periode Mekkah dan Madinah. Periode Mekkah berlangsung
selama 12 tahun dan surat yang turun waktu itu tergolong surat makkiyah.
Sedangkan periode Madinnah dimulai sejak peristiwa hijrah, berlangsung
selama 10 tahun dan surat yang turun waktu itu tergolong surat
madaniyyah.
 Keempat, Al-Qur’an dikumpulkan dalam mushaf yang sejak masa
turunnya dihafalkan dan ditulis oleh para sahabat kemudian dikumpulkan
dalam satu mushaf yang seluruhnya berisi 6666 ayat, dan 114 surat
 Kelima, Al-Qur’an sampai kepada umat islam secara mutawatir atau terus
menerus diturunkan diturunkan dari generasi ke generasi dalam keadaan
tetap dan terjaga baik huruf maupun kalimat-kalimat yang ada didalamnya,
sehingga keaslian Al-Qur’an tetap terjamin sepanjang masa.
 Keenam, Membaca Al-qur’an bernilai ibadah bagi pembaca dan
pendengarnya.
 Ketujuh, Al-Qur’an dimulai dengan surat Al-fatiha dan diakhiri oleh surat
An-nas.

1
2. Fungsi dan Peran Al-Qur’an

a. Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia


b. A-Qur’an memberikan penjelasan terhadap segala sesuatu
Surat An-Nahl Ayat 89
Terjemah Arti: (Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada
tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami
datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia.
Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-
orang yang berserah diri.
Dalam ayat tersebut dikemukakan bahwa Al-Qur’an berfungsi
memberikan petunjuk, rahmat, dan menyampaikan kabar gembira kepada
manusia yang berserah diri. Al-Qur’an menjelaskan apa yang tidak
diketahui manusia seperti hal-hal yang ghaib. Memberi petunjuk berarti
membimbing dan mengarahkan manusia pada tujuan yang seharusnya
dicapai dalam kehidupannya.
c. Al-Qur’an sebagai penawar jiwa yang haus (Syifa)
Surat Al-Isra Ayat 82
Terjemah Arti: Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
Syifa artinya obat, penawar atau penyembuh. Sasaran dari
penyembuhan ini adalah hati, yaitu memberikan peyembuhan terhadap
segala penyakit hati yang membuat manusia menderita penyakit rohaniah.

3. Kandungan Al-Qur’an

Al-Qur’an terdiri atas 114 surat, 6666 ayat, 74437 kalimat, dan 325345
huruf mengandung pokok-pokok berbagai hal didalamnya. Kelengkapan
kandungan Al-Qur’an diterangkan sendiri didalam Al-Qur’an sebagai berikut :
Surat Al-An’am Ayat 38
Terjemah Arti: Dan tidaklah kami luputkan (tinggalkan) di dalam Al-Kitab
(Al-Qur’an) sesuatu pun.
Pokok-pokok isi kandungan Al-Qur’an:
1. Tauhid, yaitu kepercayaan terhadap ke-Esaan Allah SWT dan semua
kepercayaan yang berhubungan dengannya.
2. Ibadah, yaitu semua bentuk perbuatan atau amaliah sebagai manifestasi
dari kepercayaan ajaran tauhid.
3. Janji dan Ancaman (al-wa’d wal wa’ud), yaitu janji pahala bagi orang yang
4. percaya dan mau mengamalkan isi Al-Qur’an dan acaman siksa bagi orang
yang mengingkarinya.

2
5. Kisah umat terdahulu, seperti para nabi dan rasul dalam menyiarkan risalah
Allah SWT maupun kisah orang-orang shaleh ataupun orang yang
mengingkari kebenaran Al-Qur’an agar dapat dijadikan pembelajaran bagi
umat setelahnya.

4. Penafsiran Al-Qur’an
a. Pengertian Tafsir
Tafsir menurut bahasa artinya penjelasan atau keterangan, yakni
menerangkan atau mengungkapkan sesuatu yang tidak jelas. Tafsir Al-Qur’an
adalah penjelasan atau keterangan tentang firman Allah yang memberikan
penjelasan mengenai susunan kalimat yang terdapat dalam Al-Qur’an. Tafsir
Al-Qur’an berbeda dengan Al-Qur’an, artinya tafsir tidak bersifat mutlak atau
pasti, melainkan relatif dan terbatas oleh ruang dan waktu.

b. Metode-metode dalam penafsiran Al-Qur’an


Dalam penafsiran Al-Qur’an para ahli tafsir telah menggunakan metode
yang beragam.
1. Tafsir bil ma’tsur
Adalah menafsirkan ayat berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan riwayat,
baik hadits nabi maupun atsar nabi.
2. Tafsir bil ma’qul
Disebut juga Tafsir bir ra’yi adalah menafsirkan ayat berdasarkan akal
pikiran (akal) atau dengan cara ijtihad.
3. Tafsir ijdiwaj
Ijdiwaj artinya campuran. Metode tafsir ijdiwaj adalah menafsirkan Al-
Qur’an dengan memadukan atau mencampurkan tafsir bil ma’tsur dengan
bil ma’qul.
4. Tafsir muqranin
Adalah menafsirkan dengan jalana menganalisi persamaan dan perbedaan
hasil penafsiran, yaitu tafsir-tafsir yang terkumpul dengan cara ma’tsur dan
ma’qul.
5. Tafsir tahlili
Adalah menafsirkan Al-Qur’an secara berurutan dari surat pertama, ayat
pertama sampai surat terakhir, ayat yang terakhir.
6. Tafsir maudhui
Adalah menafsirkan Al-Qur’an berdasarkan tema yang telah ditetapkan.

7. Tafsir bil ilmi


Merupakan metode tafsir dengan pendekatan ilmu pengetahuan.

3
B. Al-Sunnah Sebagai Sumber Ajaran Islam

1. Pengertian

Sunnah menurut bahasa adalah perjalanan, pekerjaan atau cara. Menurut


istilah, sunnah berarti perkataan Nabi Saw. , perbuata dan keterangannya (taqrir),
yaitu sesuatu yang dikatakan atau diperbuat sahabat dan ditetapkan oleh Nabi.
Berdasarkan definisi di atas,sunnah dibagi tiga, yaitu sebagai berikut :

a. Sunnah qauliyah adalah sunnah dalam bentuk perkataan atau ucapan


Rasulullah Saw. Yang menerangkan hukum-hukum dan maksud Al-Quran.
b. Sunnah fi’liyah, yaitu sunnah dalam bentuk perbuatan, yang menerangkan
cara menerangkan cara melaksanakan ibadah, misalnya cara berwudu, salat,
dan sebagainya.
c. Sunnah taqririyah adalah ketetapan Nabi, yaitu diamnya Nabi atas perkataan
atau perbuatan sahabat; tidak ditegur atau dilarangnya.
Sunnah sering juga disebut hadis, ada yang membedakan antara hadis
dengan sunnah, yaitu hadis adalah sunnah qauliyah, sedangkan sunnah fi’liyah
dan taqririyah bukan hadis melainkan sunnah saja. Namun secara umum hadis
diartikan sama dengan sunnah.

2. Hubungan antara Al-Qur’an dengan As-Sunnah

Al-Qur’an adalah sumber ajaran pokok. Sedangkan As-Sunnah adalah


sumber kedua setelah Al-Qu’an
a. As-sunnah menguatkan hukum yang ditetapkan Al-Qur’an
b. As-Sunnah memberikan rincian terhadap pernyataan al-qur’an yang
bersifat global
c. As-sunnah membatasi kemutlakan yang dinyatakan oleh al-qur’an
d. As-sunnah memberikan pengecualian terhadap pernyataan al-qur’an yang
bersifat umum
e. As-sunnah menetapkan hukum baru yang tidak ditetapkan oleh al-qur’an

3. Perbedaaan Al-qur’an dan As-sunnah

a. Kebenarann al-qur’an bersifat multak (qath’i) dan hadits bersifat dzanni


Kebenaran al-qur’an bersifat mutlak karena dijamin oleh Allah sendiri,
al-qur’an terjaga dari segala campur tangan manusia. Sedangkan hadits
yang dikumpulkan lama setelah nabi wafat memungkinkan ada orang yang
menambah, menguranginya, atau bahkan memalsukannya.
b. Semua ayat Al-qur’an dijadikan pedoman hidup, sedangkan Hadits tidak
demikan
c. Al-qur’an autentik sedangkan Hadits tidak.

4
C. Hadits Sebagai Sumber Ajaran Islam

1. Pengertian hadits

Menurut istilah syar’i adalah sesuatu yang berasal dari Rasulullah SAW,
baik berupa perkataan, perbuatan, dan penetapan atau pengakuan. Hadits
berfungsi sebagai penjelasan ayat-ayat Al-qur’an yang kurang jelas atau sebagai
penentu beberapa hukum yang tidak terdapat dalam Al-qur’an. Kedudukan Hadits
merupakan yang ke-2 pada tingkatan sumber hukum dibawah Al-qur’an.

2. Macam-macam hadits
a. Hadits Qauliyah, yaitu semua perkataan Rasulullah
b. Hadits Fi’liyah, yaitu semua perbuatan Rasulullah
c. Hadits taqririyah, yaitu penetapan dan pengakuan nabi terhadap pernyataan
ataupun perbuatan orang lain
d. Hadits Hammiyah, yakni sesuatu yang telah direncanakan akan dikerjakan tapi
tidak sampai dikerjakan.
 Berdasarkan jumlah orang yang meriwayatkannya, hadits dibagi menjadi tiga,
yaitu:
1. Hadits Mutawatir
Yaitu hadits yang diriwayatkan sejumlah orang yang secara terus
menerus tanpa putus dan secara adat para perawinya tidak mungkin
berbohong.
2. Hadits Masyhur
Adalah hadits yang diriwayatkan sejumlah orang tetapi tidak mencapai
derajat mutawatir
3. Hadits Ahad
Hadits yang diriwayatkan oleh seorang, dua orang atau lebih, tetapi tidak
mencapai syarat masyhur, dan mutawatir.

 Berdasarkan kualitas (diterima dan ditolaknya) terdiri atas:


a) Hadits Sahih
Adalah hadits yang sanadnya tidak terputus, diriwayatkan oleh
orang-orang yang adil, sempurna ingatannya, kuat hafalannya, tidak cacat,
dan tidak bertentangan dengan dalil atau periwayatan yang lebih kuat.
Syarat-syarat hadits sahih sebagai berikut:
 Sanadnya bersambung atau tidak terputus-putus
 Orang yang meriwayatkan bersifat adil, beperpegang teguh kepada
agama, baik akhlaknya, dan jauh dari sifat fasik
 Periwayat sempurna ingatan dan hafalannya kuat
 Periwayat tidak ditolak oleh ahli-ahli hadits

5
b) Hadits Hasan
Adalah hadits yang memenuhi syarat hadits sahih, tetapi orang yang
meriwayatkannya kurang kuat ingatannya atau kurang baik hafalannya.
c) Hadits Dhaif
Adalah hadits yang tidak lengkap syaratnya atau tidak memiliki
syarat yang terdapat dalam hadits sahih dan hadits hasan

3. Struktur Hadits

a. Sanad

Adalah rantai penutur/rawi (periwayat) hadits. Sanad terdiri atas seluruh


penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya
(kitab hadits) hingga mencapai Rasulullah SAW. Sanad memberikan
gambaran keaslian suatu riwayat.

Sebuah hadits dapat memiliki beberapa sanad dengan jumlah


penutur/rawi bervariasi dalam lapisan sanadnya, lapisan dalam sanad
disebut dengan thaqabah sanad akan menentukan derajat hadits tersebut,
hal ini dijelaskan lebih jauh pada klasifikasi hadits. Jadi yang perlu
dicermati dalam memahami hadits terkait dengan sanadnya ialah:

 Keutuhannya sanadnya
 Jumlahnya
 Perawi akhirnya

b. Matan

Adalah redaksi dari hadits Matan dari segi bahasa artinya membelah,
mengeluarkan, mengikat. Sedangkan menurut istilah ahli hadis, matan yaitu:
(perkataan yang disebut pada akhir sanad.

D. Ijtihad Sebagai Sumber Ajaran Islam

1. Pengertian ijtihad

Adalah derivasi dari kata jahada, artinya berusaha sungguh-sungguh. Dalam


pengertian terminolago hukum, Mukti Ali (1990) menyebutkan bahwa ijtihad
adalah berusaha sekeras-kerasnya untuk membentuk penilaian yang bebas tentang
sesuatu masalah hukum. Ijtihad merupakan pekerjaan akal dalam memahami
masalah dan menilainya berdasarkan isyarat-isyarat Al-Quran dan As-sunnah
kemudian menetapkan kesimpulan mengenai hukum masalah tersebut.karena itu
ijtihad dapat disebut pula sebagai upaya mencurahkan segenap kemampuan untuk

6
merumuskan hukum syarat dengan cara istinbat dari Alquran dan As-Sunnah.
Ijtihad dipandang sebagai aktivitas penelitian ilmiah karena bersifat relatif.
Relatifitas ijtihad ini menjadikannya sebagai sumber nilai yang bersifat dinamis.

2. Macam- macam ijtihad

Dilihat dari pelaksanaannya, ijtihad dapat dibagi kepada dua macam, yaitu
ijtihad fardhi dan ijtihad jama’i. Ijtihad fardhi adalah ijtihad yang dilakukan seorang
mujtahid secara pribadi. Sedangkan ijtihad jama’i atau ijma’ adalah ijtihad yang
dilakukan oleh para mujtahid secara kelompok. Dilihat dari segi materi, ijtihad
terdiri atas empat macam:

1). Qiyas

Qiyah menurut bahasa adalah mengukur sesuatu dengan lainnya dan


mempersamakannya. Menurut istilah adalah menetapkan sesuatu perbuatan yang
belum ada ketentuan hukumnya, berdasarkan sesuatu hukum yang sudah
ditentukan oleh nash, disebabkan oleh adanya persamaan di antara keduannya.

2). Ijma

Ijma menurut bahasa adalah sepakat, setuju atau sependapat. Sedangkan


menurut istilah adalah kebulatan pendapat atau kesepakatan semua ahli ijtihad
ummat setelah wafatnya Nabi pada suatu masa tentang suatu hukum.

3). Istihsan

Istihsan adalah menetapkan suatu hukum terhadap suatu persoalan


ijtihadiyah atas dasar prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang berkaitan dengan
kebaikan, keadilan, kasih saying, dan sebagainya dari Al-Quran dan hadis.

4). Mashalilhul Mursalah

Mashalilhul mursalah adalah menetapkan hukum terhadap sesuatu


persoalan ijtihadiah atas dasar pertimbangan kegunaan dan kemanfaatan yang
sesuai dengan tujuan syariat islam, sekalipun tidak ada dalil-dalil secara ekplisit
dari Al-Quran dan hadis.

5). Suddudz dzariah

Menurut bahasa berarti menutup jalan, sedangkan menurut istilah adalah


tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi
kepentingan umat.

6). Istishab

Berarti melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan telat ditetapkan di
masa lalu hingga ada dalil yang mengubah kedudukan hukum tersebut.

7
7). Urf

Berupa perbuatan yang dilakukan terus-menerus (adat), baik berupa


perkataan dan perbuatan.

3. Cara-cara Ijtihad

 Mujatahid berijtihad memperhatikan dalil-dalil yang tinggi tingkatanya kemudian


berurut pada tingkatan berikutnya. Seperti
1). Nash Al-Quran,
2). Khabar (hadis) mutawatir ,
3). Khabar Ahad,
4). Zahir Al-Quran
5). Zahir hadis.
 Apabila dalam urutan itu tidak didapatkan, hendaknya memperhatikan perbuatan-
perbuatan Nabi kemudian taqrirnya.jika melalui inipun tidak dapatkan, maka
hendaknya memperhatikan fatwa-fatwa sahabat.
 Jika tidak dapat, baru ditetapkan melalui kias atau dengan salah satu dalil yang
dapat dibenarkan menurut syarat, dengan memperhatikan kemaslahatan
( kebaikan).
 Jika didapatkan dalil yang berlawanan, hendaknya mengumpulkan dalil menurut
kaidah yang benar. Jika tidak mungkin mengumpulkan, ambil salah satu yang
paling kuat. Apabila sama-sama kuat, cari yang terdahulu dan yang kemudian,
yang dahulu dibatalkan .
 Tidak boleh menetapan hukum dengan dalil yang bertentangan hendaknya
menggunakan dalil yang lebih rendah tingkatannya.

4. Syarat- Syarat Mujidtahid

 Mengetahui isi Al-Quran dan hadis yang bersangkutan dengan hukum


 Mengetahui bahasa arab dengan berbagai ilmu kebahasaannya
 Mengetahui kaidah-kaidah ilmu ushul yang seluas-luasnya
 Mengetahui soal-soal ijma
 Mengetahui nasikh-mansukh dalam Al-Quran
 Mengetahui ilmu riwayah dan dapat membedakan mana hadis yang sahih dan
hasan yang dhaif, maqbul dan mardud.
 Mengetahui rahasia-rahasia tasyri yaitu kaidah yang menerangkan tujuan syara
dalam meletakkan taklif kepada mukallaf.

8
BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan
Mempelajari agama Islam merupakan fardhu ’ain , yakni kewajiban pribadi
setiap muslim dan muslimah, sedang mengkaji ajaran Islam terutama yang
dikembangkan oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau
kelompok masyarakat.Sumber ajaran agama islam terdiri dari sumber ajaran islam
primer dan sekunder. Sumber ajaran agama islam primer terdiri dari al-qur’an dan as-
sunnah (hadist), sedangkan sumber ajaran agama islam sekunder adalah ijtihad.

 Saran
Sebelum kita mempelajari agama islam lebih jauh, terlebih dahulu kita harus
mempelajari sumber-sumber ajaran agama islam agar agama islam yang kita pelajri
sesuia dengan al-qur’an dan tuntunan nabi Muhammad SAW yang terdapat dalam as-
sunnah (hadist).

9
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen MPK-PAI Universitas Jambi, Cetakan ke-8 tahun 2017, PAI Berbasis
Karakter, Referensi (Gaung Persada Press Group), Ciputat –Jakarta Selatan

Suryana Af. M.Pd, Drs. A. Toto, Drs. Cecep Alba, MA, Drs. E. Syamsudin, Dra. Hj. Udji
Asiyah, M.Si, Cetakan ke-2 tahun 1997, PAI Untuk Perguruan Tinggi, Tiga Mutiara,
Bandung

Departemen Agama RI, 1999-2000, PAI Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai