PEMBAHASAN
A. Al-Qur’an Sebagai Sumber Ajaran Islam
1. Nama Al-qur’an
3. Kandungan Al-Qur’an
Al-Qur’an terdiri atas 114 surat, 6666 ayat, 74437 kalimat, dan 325345
huruf mengandung pokok-pokok berbagai hal didalamnya. Kelengkapan
kandungan Al-Qur’an diterangkan sendiri didalam Al-Qur’an sebagai berikut :
Surat Al-An’am Ayat 38
Terjemah Arti: Dan tidaklah kami luputkan (tinggalkan) di dalam Al-Kitab
(Al-Qur’an) sesuatu pun.
Pokok-pokok isi kandungan Al-Qur’an:
1. Tauhid, yaitu kepercayaan terhadap ke-Esaan Allah SWT dan semua
kepercayaan yang berhubungan dengannya.
2. Ibadah, yaitu semua bentuk perbuatan atau amaliah sebagai manifestasi
dari kepercayaan ajaran tauhid.
3. Janji dan Ancaman (al-wa’d wal wa’ud), yaitu janji pahala bagi orang yang
4. percaya dan mau mengamalkan isi Al-Qur’an dan acaman siksa bagi orang
yang mengingkarinya.
2
5. Kisah umat terdahulu, seperti para nabi dan rasul dalam menyiarkan risalah
Allah SWT maupun kisah orang-orang shaleh ataupun orang yang
mengingkari kebenaran Al-Qur’an agar dapat dijadikan pembelajaran bagi
umat setelahnya.
4. Penafsiran Al-Qur’an
a. Pengertian Tafsir
Tafsir menurut bahasa artinya penjelasan atau keterangan, yakni
menerangkan atau mengungkapkan sesuatu yang tidak jelas. Tafsir Al-Qur’an
adalah penjelasan atau keterangan tentang firman Allah yang memberikan
penjelasan mengenai susunan kalimat yang terdapat dalam Al-Qur’an. Tafsir
Al-Qur’an berbeda dengan Al-Qur’an, artinya tafsir tidak bersifat mutlak atau
pasti, melainkan relatif dan terbatas oleh ruang dan waktu.
3
B. Al-Sunnah Sebagai Sumber Ajaran Islam
1. Pengertian
4
C. Hadits Sebagai Sumber Ajaran Islam
1. Pengertian hadits
Menurut istilah syar’i adalah sesuatu yang berasal dari Rasulullah SAW,
baik berupa perkataan, perbuatan, dan penetapan atau pengakuan. Hadits
berfungsi sebagai penjelasan ayat-ayat Al-qur’an yang kurang jelas atau sebagai
penentu beberapa hukum yang tidak terdapat dalam Al-qur’an. Kedudukan Hadits
merupakan yang ke-2 pada tingkatan sumber hukum dibawah Al-qur’an.
2. Macam-macam hadits
a. Hadits Qauliyah, yaitu semua perkataan Rasulullah
b. Hadits Fi’liyah, yaitu semua perbuatan Rasulullah
c. Hadits taqririyah, yaitu penetapan dan pengakuan nabi terhadap pernyataan
ataupun perbuatan orang lain
d. Hadits Hammiyah, yakni sesuatu yang telah direncanakan akan dikerjakan tapi
tidak sampai dikerjakan.
Berdasarkan jumlah orang yang meriwayatkannya, hadits dibagi menjadi tiga,
yaitu:
1. Hadits Mutawatir
Yaitu hadits yang diriwayatkan sejumlah orang yang secara terus
menerus tanpa putus dan secara adat para perawinya tidak mungkin
berbohong.
2. Hadits Masyhur
Adalah hadits yang diriwayatkan sejumlah orang tetapi tidak mencapai
derajat mutawatir
3. Hadits Ahad
Hadits yang diriwayatkan oleh seorang, dua orang atau lebih, tetapi tidak
mencapai syarat masyhur, dan mutawatir.
5
b) Hadits Hasan
Adalah hadits yang memenuhi syarat hadits sahih, tetapi orang yang
meriwayatkannya kurang kuat ingatannya atau kurang baik hafalannya.
c) Hadits Dhaif
Adalah hadits yang tidak lengkap syaratnya atau tidak memiliki
syarat yang terdapat dalam hadits sahih dan hadits hasan
3. Struktur Hadits
a. Sanad
Keutuhannya sanadnya
Jumlahnya
Perawi akhirnya
b. Matan
Adalah redaksi dari hadits Matan dari segi bahasa artinya membelah,
mengeluarkan, mengikat. Sedangkan menurut istilah ahli hadis, matan yaitu:
(perkataan yang disebut pada akhir sanad.
1. Pengertian ijtihad
6
merumuskan hukum syarat dengan cara istinbat dari Alquran dan As-Sunnah.
Ijtihad dipandang sebagai aktivitas penelitian ilmiah karena bersifat relatif.
Relatifitas ijtihad ini menjadikannya sebagai sumber nilai yang bersifat dinamis.
Dilihat dari pelaksanaannya, ijtihad dapat dibagi kepada dua macam, yaitu
ijtihad fardhi dan ijtihad jama’i. Ijtihad fardhi adalah ijtihad yang dilakukan seorang
mujtahid secara pribadi. Sedangkan ijtihad jama’i atau ijma’ adalah ijtihad yang
dilakukan oleh para mujtahid secara kelompok. Dilihat dari segi materi, ijtihad
terdiri atas empat macam:
1). Qiyas
2). Ijma
3). Istihsan
6). Istishab
Berarti melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan telat ditetapkan di
masa lalu hingga ada dalil yang mengubah kedudukan hukum tersebut.
7
7). Urf
3. Cara-cara Ijtihad
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mempelajari agama Islam merupakan fardhu ’ain , yakni kewajiban pribadi
setiap muslim dan muslimah, sedang mengkaji ajaran Islam terutama yang
dikembangkan oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau
kelompok masyarakat.Sumber ajaran agama islam terdiri dari sumber ajaran islam
primer dan sekunder. Sumber ajaran agama islam primer terdiri dari al-qur’an dan as-
sunnah (hadist), sedangkan sumber ajaran agama islam sekunder adalah ijtihad.
Saran
Sebelum kita mempelajari agama islam lebih jauh, terlebih dahulu kita harus
mempelajari sumber-sumber ajaran agama islam agar agama islam yang kita pelajri
sesuia dengan al-qur’an dan tuntunan nabi Muhammad SAW yang terdapat dalam as-
sunnah (hadist).
9
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen MPK-PAI Universitas Jambi, Cetakan ke-8 tahun 2017, PAI Berbasis
Karakter, Referensi (Gaung Persada Press Group), Ciputat –Jakarta Selatan
Suryana Af. M.Pd, Drs. A. Toto, Drs. Cecep Alba, MA, Drs. E. Syamsudin, Dra. Hj. Udji
Asiyah, M.Si, Cetakan ke-2 tahun 1997, PAI Untuk Perguruan Tinggi, Tiga Mutiara,
Bandung
Departemen Agama RI, 1999-2000, PAI Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta
10