Anda di halaman 1dari 15

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

TAFSIR DAN HADITS TARBAWI MUHAMMAD FIKRI AT


TAMIMY, S.PSI.,M. PD

OLEH

MAULIDA RAHMAH : 220101010154


MUHAMMAD FAQIH HAEKAL : 220101010407

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BANJARMASIN

TAHUN 2023 M/1444 H

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan tentunya sangat penting bagi kita, dengan adanya media


pembelajaran atau pendidikan dapat memudahkan kita dalam melaksanakan
pendidikan. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran alat/media mempunyai
arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut, ketidakjelasan bahan
yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Namun, meskipun begitu pentingnya alat/media bagi tercapainya tujuan
pendidikan, masih banyak dijumpai lembaga-lembaga pendidikan yang kurang
mementingkan suatu alat/media tersebut.

Terbukti banyak ditemukan kasus pendidik yang tidak mempergunakan


media sesuai dengan bahan yang diajarkan, sehingga dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam, peserta didik mengalami banyak kesulitan dalam
menyerap dan memahami pelajaran yang disampaikan, pendidik kesulitan
menyampaikan bahan pelajaran, banyak peserta didik yang merasa bosan
terhadap pelajaran pendidikan agama Islam. Hal ini dapat diidentifikasikan
sebagai masalah kurangnya pemahaman pendidik dalam pengaplikasian media
dalam pembelajaran tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan Islam ?
2. Apa pengertian media pendidikan Islam ?
3. Apa saja ayat-ayat dan hadits tentang media pendidikan Islam ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui pengertian media pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui ayat-ayat dan hadits tentang media pendidikan Islam

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar atau disengaja
guna untuk menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman untuk
menentukan tujuan hidup sehingga bisa memiliki pandangan yang luas untuk
kbabe arah masa depan lebih baik dan dengan pendidikan itu sendiri dapat
menciptakan orang-orang berkualitas. Istilah pendidikan dalam konteks Islam
pada umumnya mengacu kepada term al-tarbuyah, al-ta'dib, dan al-ta'lim. Dari
ketiga istilah tersebut term yang populer digunakan dalam praktek pendidikan
Islam adalah al-tarbiyah. Sedangkan term al-ta'dib dan al-ta'lim jarang sekali
digunakan. Padalah kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal
pertumbuhan pendidikan Islam. Pengertian lebih lanjut tentang hakikat
pendidikan tersebut yaitu:
Pengajaran istilah at-tarbiyah berasal dari kata arab, yaitu: ‫ تربية‬- ‫ربا – يربو‬
(bertambah dan berkembang), ‫ تربية‬- ‫ربي‬99‫ ربي – ي‬yang artinya (tumbuh dan
berkembang), ‫ تربية‬- ّ‫ يُرب‬- ِّ‫( رب‬memperbaiki, menguasai, memlihara, merawat,

3
memperindah, mengatur, dan menjaga kelestariannya). Dari beberapa pengertian
tersebut, dalam konteks yang luas pengertian pendidikan Islam terkandung
dalam term al-Tarbiyah yang meliputi empat unsur, yaitu: pertama, unsur
memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa. Kedua,
mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan. Ketiga, mengarahken
seluruh fitrah menuju kesempurnaan. Dan keempat, melaksanakan pendidikan
secara lengkap.

Dalam al-Qur'an secara implisit memang tidak ditemukan penunjukan kata


at-tarbiyah, namun kata tersebut dapat ditelusuri pada istilah lain yang seakar
dengan kata at-tarbiyah, yaitu pada firman Allah surah Al-Isro' ayat 24:
﴿ ‫صغِ ًريا‬ ِّ ‫الذ ِّل ِم َن الرَّمْح َِة َوقُ ْل َر‬ ِ ‫و‬
َ ‫ب ْارمَحْ ُه َما َك َما َربَّيَايِن‬ ُّ ‫اح‬
َ َ‫ض هَلَُما َجن‬
ْ ‫اخف‬
ْ َ
٢٤﴾

wakhfidh lahumaa janaahaz-zulli minar-rohmati wa qur robbir-ham-humaa


kamaa robbayaanii shoghiiroo
Artinya: "Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih
sayang dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 24)
B. Pengertian Media Pendidikan Islam

Media berasal dari bahasa latin “medius” berarti tengah, perantara, atau
pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara , atau pengantar pesan,
atau kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila
difahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi sehingga membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan,keterampilan dan sikap.
Menurut Zakiah Daradjat, media pendidikan atau pembelajaran adalah suatu
benda yang dapat diinderai, khususnya penglihatan dan pendengaran, baik yang
terdapat didalam maupun diluar kelas yang digunakan sebagai alat bantu dalam
proses interaksi belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas hasil belajar

4
siswa. Media berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti tengah, perantara,
atau jar mengajar untukmeningkatkan efektivitas hasil belajar siswa. Media
pendidikan juga merupakan sesuatau yang menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada dirinya.
Dengan demikian dapat difahami, bahwa media pendidikan Islam adalah
alat bantu atau sarana yang dijadikan sebagai perantara komunikasi untuk
menyampaikan materi atau informasi ilmu pengetahuan kepada siswa guna
mencapai tujuan pendidikan Islam, yaitu “manusia yang sempurna”.
C. Media Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah
1. Media manusia
Dalam proses pembelajaran dengan para sahabat, Rasulullah saw
menjadikan pribadinya sebagai media. Melalui ucapan, sifat, dan perilaku
beliau. Para sahabat dapat memahami ajaran Islam dan mampu pula
mengamalkannya dengan baik. Dalam hal ini Rasulullah mengajukan
pertanyaan kepada sahabat dan ketika diperlukan beliau menggunakanorgan
tubuhnya sebagai media. Berdasarkan beberapa hadis yang dijelaskan
Rasulullah saw. Maka media-media manusia dalam pengajaran dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a. Mengajukan pertanyaan
Artinya: Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan al- muflis (bankrut)?"
Sahabat menjawab, "Al-muflis dikalangan kami orang yang tidak memiliki
uang dan harta benda." Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya al-muflis
dikalangan umatku adalah orang yang datang pada hari qiamat
membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Selain itu, ia juga memfitnah,
menuduh (berbuat maksiat), memakan harta orang lain (dengan cara
tidak balal), menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Lalu masing-
masing kesalahan itu ditebus dengan kebaikan (pahala)nya. Setelah
kebaikan (pahala)nya habis sebelum kesalahannya terselesaikan, maka

5
dosa orang dizaliminya itu dilemparkan kepadanya, kemudian ia
dilemparkan kedalam neraka." (HR. Muslim dan At-Tirmidzi).
Dalam hadis terlihat bahwa Rasulullah saw memfungsikan dirinya
sebagai mediator, Beliau ajukan pertanyaan kepada para sahabatnya.
Beliau dengarkan jawaban mereka, kemudian beliau menjelaskan inti
masalah yng sedang dibicarakan sehingga tidak ada lagi tanda tanya dalam
fikiran para sahabat, melalui beliau peserta didik mendapat informasi.
Dengan demikian beliau adalah media pembelajaran. Hadis di atas juga
menginformasikan bahwa media yang diterapkan Nabi agar ajaran
agamanya dapat diterima dengan mudah oleh umatnya, antara lain dapat
dilihat dengan melalui media perbuatan Nabi sendiri, di mana beliau
memberikan contoh langsung yang dikenal dengan istilah uswah hasanah
(contoh teladan yang baik).
b. Media jari
‫صلَّى اهلل َعلَْي ِه‬ َ ‫س بْ ِن َمالِ ِكف‬
َ ‫ قَ َال َر ُس ْو ُل اهلل‬:‫َّال‬
ِ ‫عب ُد الْع ِزي ِز عن عبي ِد‬
ٍ َ‫اهلل بْ ِن َأيِب بِ ْك ِر بْ ِن َأن‬
ِ َ‫ َع ْن َأن‬،‫س‬ ْ َُ ْ َ َ ْ َ
)‫ (رواه مسلم‬.ُ‫َأصابِ َعه‬ ِ ِ
َ ‫َو َسلَّ َم َم ْن َع َال َجا ِر َيَتنْي ِ َحىَّت َتْبلُغَا َجاءَ َي ْو َم الْقيَ َامة َأنَا َو ُه َو َو‬
َ ‫ض َّم‬

Artinya: "Telah menceritakan padaku Amrun dan Nagid. Telah


menceritakan pada kami Abu Ahmad Zubair. Telah menceritakan pada
kami Muhammad bin Abdul Aziz, dari Ubaidillah bin Abu Bakar bin Anas,
dari Anas bin Malik r.a: Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa
memelihara dua anak perempuan sampai baligh, maka pada hari kiamat
dia datang bersamaku," beliau menggenggam jemarinya". (HR. Imam
Muslim).
Dalam hadits di atas, Nabi saw menjelaskan tentang keistimewaan
orang yang menyantuni atau memelihara dua anak perempuan dengan
menggunakan jari tangan beliau. Nabi saw menggenggamkan jemarinya
untuk memberikan penekanan tertentu sehingga dapat dipahamibahwa Jika
orang yang memelihara dua anak perempuannya hingga ia dewasa, atau

6
sudah bisa menikah. Maka kelak hari kiamat dia akan dekat dengan Nabi
saw.
Dari penjelasan mengenai hadits tersebut, dapat dipahami bahwa
ketika Nabi saw menjelaskan tentang ajarannya, beliau menggunakan
media yang variatif dan komunikatif yang disesuaikan dengan kondisi
pada saat itu. Pada saat itu Nabi saw menjelaskan dengan genggaman
jemari beliau dengan maksud bahwa genggaman itu adalah suatu
kedekatan antara Nabi saw dengan orang yang dijelaskan dalam hadits
tersebut. Dengan menggenggamkan jemari tangan, maka akan lebih
memudahkan dan memahamkan para sahabat dalam menerima penjelasan
dari Nabi saw.

7
2. Media bukan manusia
a. Media gambar
‫ َع ْن َربِي ِع بْ ِن‬،‫ َع ْن ُمْن ِذ ٍر‬، ‫ َح َّدثَيِن َأيِب‬:‫ َع ْن ُس ْفيَا َن قَ َال‬،‫يد‬
ٍ ِ‫ َأخبرنَا حَي بن سع‬:‫ض ِل‬
َ ‫َح َّدثَنَا‬
َ ُ ْ ‫ص َدقَةُ بْ ُن الْ َف ْ ْ َ َ ْىَي‬
‫ط َخطَّا يِف الْ َو َس ِط‬
َّ ‫ َو َح‬،‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّم َخطَّا ُمربَّ ًعا‬ ِ ‫ عن عب ِد‬،‫حَتي ٍم‬
َّ ‫ َح‬:‫اهلل َر ِضي اهللُ َعْنهُ قَ َال‬
َ َ َ ُّ ‫ط النَّيِب‬ َ َْ ْ َ ْ ُ
ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ َّ ‫ َو َخ‬،ُ‫َخا ِر ًجا ِمْنه‬
َ :‫ َوقَ َال‬،‫ط ُحطُطًا صغَ ًارا ِإىَل َه َذا الَّذي الْ َو َسط م ْن َجانبِه الَّذي يِف الْ َو َسط‬
،‫(ه َذا اِإْل نْ َسا ُن‬

‫الصغَ ُار‬
َّ ‫ط‬ُ َ‫ َو َه ِذ ِه احْلُط‬،ُ‫ِج َْأملُه‬ ِ ِِ
ُ ‫َأحا َط به – َو َه َذا الَّذ ْي ُه َو َخار‬
ِِ ٌ ‫وه َذا َأجلُه حُمِي‬
َ ‫ يف قَ ْد‬:‫ َْأو‬- ‫ط به‬ ْ ُ َ ََ

ْ ‫ َوِإ ْن‬،‫َأه َه َذا َن َه َشهُ َه َذا‬


)‫ (رواه البخاري‬.)‫َأخطََأهُ َه َذا َن َه َشهُ َه َذا‬ ْ ‫ فَِإ ْن‬،‫اض‬
ُ َ‫َأخط‬ ُ ‫اَأْلعَر‬
ْ

Artinya: "Telah menceritakan pada kami Sodaqoh bin Fadhil, telah


memberikan kabar kepadaku Yahya bin Sa'id dari Sofyan, beliau
bersabda: Telah menceritakan kepadaku bapak ku dari Mundzir dari
Robi' bin Khusein dan Abdullah R.A, Beliaubersabda: Nabi SAW pernah
membuat garis (gambar) persegi empat dan membuat suatu garis lagi di
tengah-tengah sampai keluar dari batas(persegi empat), kemudian beliau
membuat banyak garis kecil yang mengarah ke garis tengah dari sisi-sisi
garis tepi, lalu beliau bersabda: Beginilah gambaran manusia. Garis
persegi empat ini adalah ajal yang pasti bakal menimpanya, sedang garis
yang keluar ini adalah angan-angannya, dan garis-garis kecil ini adalah
berbagai cobaan dan musibah yang siap menghadangnya. Jika ia
terbebas dari cobaan yang satu, pasti akan tertimpa cobaan lainnya,jika
ia terbebas dari cobaan yang satunya lagi, pasti akan tertimpa cobaan
lainnya lagi." (HR. Imam Bukhori).
Nabi saw. menjelaskan garis lurus yang terdapat di dalam gambar
adalah manusia, gambar empat persegi yang melingkarinya adalah ajalnya,
satu garis lurus yang keluar melewati gambar merupakan harapan dan
angan- angannya sementara garis-garis kecil yang ada disekitar garis lurus
dalam gambar adalah musibah yang selalu menghadang manusia dalam
kehidupannya di dunia (Syarah Hadsit).

8
Dalam gambar ini Nabi saw. menjelaskan tentang hakikat kehidupan
manusia yang memiliki harapan, angan- angan dan cita-cita yang jauh ke
depan untuk menggapai segala yang ia inginkan di dalam kehidupan yang
fana ini, dan ajal yang mengelilinginya yang selalu mengintainya setiap
saat sehingga membuat manusia tidak mampu menghindar dari lingkaran
ajalnya, sementara itu dalam kehidupannya, manusia selalu menghadapi
berbagai musibah yang mengancam eksistensinya, jika ia dapatterhindar
dari satu musibah, musibah lainnya siap menghadang dan
membinasakannya, artinya setiap manusia tidak mampu menduga atau
menebak kapan ajal akan menjemputnya.
Secara tidak langsung Nabi saw. memberikan nasehat pada mereka
untuk tidak (sekedar melamun) berangan- angan panjang saja (tanpa
realisasi), dan mengajarkan pada mereka untuk mempersiapkan diri
menghadapi kematian. Hadits ini menunjukan kepada kita betapa
Rasulullah saw. seorang pendidik yang sangat memahami metode yang
baik dalam menyampaikan pengetahuan kepada manusia, beliau
menjelaskan suatu informasi melalui gambar agar lebih mudah dipahami
dan diserap oleh akal dan jiwa.
b. Menggunakan kerikil
ِ ِ ِ
ْ ‫ َو‬,‫َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن ِإمْسَاعْي َل‬
ْ ‫َأخَبَرنَا َخاَّل ُد بْ ُن حَيْىَي َح َّدثَنَا بَشْي ُر بْ ُن الْ ُم َهاج ِر‬
‫َأخَبَرنَا َعْب ُد اهلل بْ ُن‬

‫"ه ْل تَ ْد ُرو َن َما َمثَ ُل َه ِذ ِه َو َه ِذ ِه؟ َو َر َمى‬ ِ ِ


َ ُّ ‫ قَ َال النَّيِب‬:‫ قَ َال‬.‫بَُريْ َدةَ َع ْن َأبِْيه‬
َ :‫صلَّى اهلل َعلَْيه َو َسلَّ َم‬

ٌ ْ‫وعْي َسى َه َذا َح ِدي‬


‫ث‬ ِ ‫ قَ َال َأب‬."‫ قَ َال ه َذ َاك اَأْلمل وه َذ َاك اَأْلجل‬.‫حِب صاَت ِ قَالُوا اهلل ورسولُه َأعلَم‬
ُ َُ ََ َُ َ ُ ْ ُ ُ ََ ‫َ َ نْي‬
)‫ (سنن الرتمذي‬.‫يب ِم ْن َه َذا الْ َو ْج ِه‬
ٌ ‫َح َس ٌن َغ ِر‬

Artinya: "Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isma'il, dan


telah memberi kabar kepada kami Khollad bin Yahya, telah menceritakan
kepada kami Basyir ibn al-Muhajir, telah memberi kabar kepadaku
Abdullah bin Buraidah dari Ayahnya, beliau berkata: "Rasulullah SAW

9
bertanya kepada para sahabat, Tahukah kalian semua, apakah sesuatu
ini? Rasulullah SAW sambil melemparkan dua kerikil, para sahabat
menjawab, Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih tahu, kemudian Rasulullah
SAW bersabda Sesuatu ini adalah angan-angan danini adalab ajal". Abu
Isa berkata: Ini hadits basan yang nampak asing" (HR. At-Tirmidzi).
Hadits di atas menjelaskan bahwa suatu ketika Rasulullah saw.
bertanya kepada para sahabat, tentang dua benda yang beliau pegang lalu
melemparnya, namun sahabat menjawab, hanya Allah dan RasulNya yang
tahu, beliau menjawab dua benda itu adalah kerikil sebagai salah satu
media dalam pendidikan yang diajarkan Rasulullah saw. dengan
mengumpamakan dua kerikil itu bagaikan. angan-angan dan ajal
seseorang. Maksudnya angan-angan disini adalah kehidupan manusia di
dunia dan ajal disini adalah kematian atau ajal seseorang. dua hal tersebut
tidak dapat dipisahkan seperti halnya dua sisi mata uang. Keduanya sudah
menjadi kodrat Allah SWT dalam menentukan jalan kehidupan dan ajal
manusia (Syarah Hadist).
Dalam hadits ini dapat dipahami bahwa Nabi saw. menggunakan dua
kerikil itu sebagai media pembelajaran, untuk memberikan tanda
peringatan bagi umat manusia bahwa kehidupan tidak hanya sekali saja,
tetapi masih ada kehidupan lain setelah kehiduan di dunia ini, sehingga
peran media dalam pembelajaran adalah membantu pemahaman untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Dari beberapa penjelasan mengenai isi kandungan hadits-hadits di
atas, dikisahkan tentang Rasulullah SAW menggunakan gambar, jari
tangan dan kerikil sebagaipenjelas dalam menyampaikan ajarannya kepada
para sahabat-sahabatnya. Hal ini berarti Rasulullah SAW menggunakan
sarana-sarana tersebut untuk memberi gambaran perumpamaan dan
mempermudah dalam menyampaikan isi materi yang diajarkannya. Jika
kita korelasikan dengan dunia pendidikan, hadits-hadits tersebut berkaitan

10
dengan salah satu komponen dalam dunia pendidikan yakni media
pembelajaran (Aspek Tarbawi).
c. Media langit dan bumi, gunung
Langit dan bumi adalah dua komponen besar di alam ini. Keduanya
dapat disaksikan oleh manusia. Oleh karena itu, keduanya dijadikan media
pembelajaran oleh Rasaulullah SAW. Sebagaimana hadits Rasulullah
berikut
‫عن انس قال بعث رسول ااهلل صلى ااهلل علىه وسلم بسىسة عىنا ىنظر ما فعلت عىر اىب سفىان فجاء‬
‫وما ىف البيت احد غريي وغري رسول ااهلل صلى ااهلل عليه وسلم فخرج رسول ااهلل صلى ااهلل علىه‬
‫وسلم فتكلم فقال ان لنا طلبة فمن كان ظهره حاضرا فلريكب معنا فانطلق رسول ااهلل صلى ااهلل‬
‫علىه وسلمواصحابه حىت سبقوا املشركني اىل بدري وجاء املشركون فقال رسول ااهلل صلى ااهلل علىه‬
‫وسلم اليتقد من احد منكم اىل شئ حىت اكون ان اؤذنه فدنا املشركون فقال رسول ااهلل صلى ااهلل‬
‫علىه وسلم قوموا اىل جنة عرضها السموات واالرض قال يقول عمري بن احلمام االنصاري يا رسول‬
‫ااهلل جنة عرضها السموات واالرض قال نعم فقال بخ بخ‬

Artinya: Dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah saw. mengurus


Busaisah sebagai mata-mata untuk memperhatikan apa yang dilakukan
oleh kendaraan Abu Sufyan. Ia datang dan tidak seorang pun di rumah
selain saya dan Rasulullah saw.. Lalu Rasulullah saw. keluar dan berkata,
“Sesungguhnya kita memiliki kebutuhan. Siapa yang kendaraannya
tersedia silakan pergi bersama kami.” Lalu berangkatlah Rasulullah saw.,
bersama sahabat- sahabatnya sehingga mereka mendahului orang-orang
musyrik di Badar. Setelah itu, datanglah orang-orang musyrik. Beliau
bersabda, “Janganlah salah seorang diantara kalian mendahului sesuatu
sebelum saya izinkan”. Ketika orang-orang musyrik sudah dekat,
Rasulullah saw. bersabda, “Bangkitlah kalian untuk mendapatkan surga
yang luasnya sama dengan langit dan bumi.” Umair bin Al-Humam Al-
Anshari bertanya, “Ya Rasulullah, surga seluas langit dan bumi? Beliau
menjawab, “Ya, benar, benar.” (HR.Muslim dan Ahmad)

11
Diantara informasi hadis di atas yang berhubungan dengan tema ini
adalah Rasulullah saw. membangkitkan semangat jihad para sahabat
dengan bangkit, berdiri, dan mengajak mereka untuk ke surga. Untuk
menggambarkan surga, beliau menggunakan langit dan bumi sebagai
media. Apa yang beliau deskripsikan ini sesuai dengan apa yang
ditegaskan Allah SWT dalam Al- Qur’an
ِ ِ ‫ُأعد‬ ِ ‫السماوات واَأْلرض‬ ٍ ِ ِ
١٣٣ ﴿ ‫ني‬
َ ‫َّت ل ْل ُمتَّق‬
ْ ُ ‫﴾ َو َسا ِرعُوا ِإىَل ٰ َم ْغفَر ٍة م ْن َربِّ ُك ْم َو َجنَّة َعْر‬
ُ ْ َ ُ َ َ َّ ‫ض َها‬
Artinya: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa.
Rasulullah juga menggunakan gunung sebagai media untuk
memahamkan pahala merawat jenazah kepada para sahabat, dengan
sabdanya:
‫قال رسول ااهلل صلى ااهلل عليه وسلم من صلى على جنازة فله قرياط ومن شهد دفنها فله قرياطان قال‬

‫فسئل النيب صلى ااهلل عليه وسلم عن القرياط فقال مثل احد‬

Artinya: Barang siapa menyalati jenazah, maka dia mendapat pahala satu
qirath, dan barang siapa menyaksikannya sampai dikuburkan, maka
mendapat pahala dua qirath. Sahabat bertanya tentang qirath, Rasulullah
menjawab sebesar gunung uhud.
Dalam hadits ini Rasulullah menjelaskan tentang pahala orang yang
menyalati jenazah dengan menggunakan media gunung Uhud, yaitu
pahalanya sebesar gunung Uhud. Allah juga mendorong kecerdasan
pikiran manusia dengan menggunakan media langit, bumi, gunung dengan
firmannya dalam Quran surat al Ghasyiyah 18-21:
ِ ُ‫﴾ وِإىَل اجْلِب ِال َكيف ن‬٢٠ ﴿ ‫ت‬ ِ ِ ‫السم ِاء َكي‬
١٩ ﴿ ‫ت‬
ْ َ‫صب‬ َ ْ َ َ ْ ‫ف ُسط َح‬
َ ‫ض َكْي‬ ْ ‫﴾ َوِإىَل‬١٨ ﴿ ‫ت‬
ِ ‫اَأْلر‬ َ ْ َ َّ ‫﴾ َوِإىَل‬
ْ ‫ف ُرف َع‬

َ ْ‫﴾فَ َذ ِّك ْر ِإمَّنَا َأن‬


٢١ ﴿ ‫ت ُم َذ ِّكٌر‬

12
Artinya: “Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?. Dan gunung-gunung
bagaimana ia ditegakkan?. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?. Maka
berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang
memberi peringatan” (Q.S Al-Ghasyiyah 18-21)
d. Media matahari dan bulan
Matahari dan bulan adalah benda langit yang dapat disaksikan oleh
manusia dengan jelas karena keduanya memiliki cahaya yang terang.
Rasulullah menggunakan keduanya sebagai media dalam pembelajaran.
Berkaitan dengan ini terdapat hadis sebagai berikut.
‫عن زياد بن عالقة قال مسعت املغرية بن شعبة يقول انكسفت الشمس يوم مات ابراهيم فقال الناس‬
‫انكسفت ملوت ابراهيم فقال رسول ااهلل صلى ااهلل علىه وسلم ان الشمس والقمر ايتان من ايات ااهلل ال‬
‫ينكسفان ملوت احد وال حلياته فاذرايتموامها فادعوااهلل وصلوا حىت ينجلى‬
Artinya: Dari Ziyad bin Ilaqah, ia berkata, “ Aku mendengar Mughirah
bin Syu’bah menceritakan, terjadi gerhana matahari pada hari kematian
Ibrahim. Orang-orang berkata bahwa terjadi gerhana matahari karena
kematian Ibrahim”. Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya
matahari dan bulan adalah dua tanda diantara tanda-tanda (kebesaran)
Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang
dan tidak pula karena kehidupannya (kelahirannya). Apabila kalian
melihat keduanya (gerhana), maka berdo’alah kepada Allah dan sholatlah
hingga terang kembali.” (HR.Al- Bukhari)

Ibnu Hajar menjelaskan bahwa Rasulullah saw. menegaskan bahwa


peristiwa gerhana matahari dan bulan itu merupakan tanda-tanda
kebesaran Allah SWT yang dikirimkannya untuk menakut-nakuti manusia.
Tepat pada waktu terjadinya peristiwa gerhana matahari, beliau
menjadikannya sebagai media untuk menanamkan keimanan kepada para
sahabat sekaligus membersihkan aqidah mereka dari unsur-unsur khurafat.

13
e. Media sutra, emas dan harta dunia
‫علي بن طالب رضي ااهلل عنه يقول ان النيب ااهلل صلى ااهلل عليه وسلم اخذ حريرا فجعله ىف ميينه واخذ‬
‫ذهبا فجعله يف مشاله مث قال ان هذين حرام على ذكور اميت‬
Artinya: Ali bin Abi Thalib r.a berkata, Rasulullah saw. mengambil sutra
lalu meletakkannya pada sisi kanannya dan mengambil emas lalu
meletakkannya pada sisi kirinya. Kemudian beliau bersabda,
“Sesungguhnya dua barang ini haram bagi umatku yang laki-laki.” (HR.
Abu Dawud dan An-Nasa’i)
Dalam hadis ini, Rasulullah saw. menyebutkan bahwa sutra dan emas
itu bukan pakaian bagi laki-laki. Beliau memegang kedua benda itu,
masing-masing benda di tangan kiri dan kanan, lalu menegaskan kedua
barang ini diharamkan bagi umatnya yang laki-laki. Itu berarti bahwa
Rasulullah saw. telah menggunakan media barang sebenarnya untuk
mempermudah para sahabat memahaminya.
Lebih lanjut Allah berfirman, tentang hal hal di dunia yang diingini
oleh manusia, yang sebenarnya tidak berefek untuk mencapai kebahagiaan
yang kekal, kecuali jika dimanfaatkan untuk sesuatu yang diperintah oleh
Allah,
‫ب َوالْ ِفض َِّة َواخْلَْي ِل الْ ُم َس َّو َم ِة‬ ِ َ‫ات ِمن النِّس ِاء والْبنِني والْ َقن‬
َّ ‫اط ِري الْ ُم َقْنطَر ِة ِم َن‬
ِ ‫الذ َه‬ ِ ‫ب الشَّهو‬ ِ ‫ُزيِّ َن لِلن‬
َ ََ َ َ َ َ َ َ ُّ ‫َّاس ُح‬
ِ ‫الد ْنيا ۖ واللَّهُ ِعْن َدهُ حسن الْم‬ ِ ِ ِ ‫﴾واَأْلْنع ِام واحْل ر‬
١٤ ﴿ ‫آب‬ َ ُُْ َ َ ُّ ‫ك َمتَاعُ احْلَيَاة‬ َ ‫ث ۗ ٰذَل‬ َْ َ َ َ
Artinya: dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak
dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah
tempat kembali yang baik (surga).(Q.S Ali-Imran: 14)

3. Gabungan media manusia dan bukan manusia


»‫ «إن املؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا‬:‫ عن النيب صلى اهلل عليه وسلم قال‬،‫عن أيب موسى‬

‫وشبك أصابعه‬

14
Artinya: Dari Abu Musa dari Nabi saw. beiau bersabda, "sesungguhnya
seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling
menguatkan satu sama lain." Kemudian beliau menjalin jemarinya. (HR.
Al-bukhari).

Dalam hadis di atas, Rasulullah memotivasi para sahabat agar


bersatu dan saling menolong. Beliau menggunakan metode perumpamaan,
yaitu menyamankan hubungan antara sesama mukmin dengan kondisi
suatu bangunan yang satu komponen menguatkan komponen yang lain.
Dalam hal ini beliau menggunakan bangunan sebagai media karena pada
umumnya orang sudah mengenal bangunan. Selain itu beliau juga
memperagakan kekuatan hubungan itu dengan menjalin jemari tangan
kanan dan tangan kirinya. Dengan demikian Rasulullah telah
menggunakan dua media, yaitu bangunan danjemarinya. Hal itu dilakukan
oleh beliau untuk mempermudah para sahabat memahami apa yang beliau
sampaikan.

Terkadang siswa cenderung kurang paham dengan satu media yang


digunakan guru, sehingga dengan penggabungan anatara 2 media tersebut
maka lebih memperkuat pemahaman peserta didik. Seperti yang
dicontohkan Rasulullah yaitu dengan perumpamaan objek di luar badan
yaitu bangunan dan dengan menggambarkan hubungannya dengan tangan
jemarinya (Aspek Tarbawi).

15

Anda mungkin juga menyukai