BAB II Pembahasan
1. Pengertian Al –‘Aam
Secara bahasa ‘Aam berarti merata atau umum.1ssuatu lafadz edangkan secara istilah ‘Aam
ialah suatu lafadz yang menunjukan suatu makna yang dapat mencakup seluruh satuan-
satuan yang tidak terbatas dalamjumlah tertentu.2 Atau juga lafadz yang menunjukan
dimana ditempatkan secara Lughowi dan semuanya itu berlaku untuk “
a. Menurut Ulama Hanafiyah Adalah setiap Lafadz yang mencakup banyak, baik secara
lafadz maupun makna.
b. Menurut Ulama Syafi’iyyah diantaranya Al Ghazali adalah suatu lafadz yang dari satu
segi menunjukan dua makna atau lebih.
c. Menurut Al-Bazdawi adalah lafadz yang mencakup seua yang cocok untuk lafadz
tersebut dengan satu kata.3
2. Bentuk-bentuk lafadz
a. Lafadz khullu (tiap-tiap)
Misalnya dalam firman Allah berikut.
ِ ُك ُّل نَ ْف ٍس ذَا ِئقَةُ ْال َم ْو
ۗت
Artinya;”Setiap yang bernyawa akan merasakan mati” (Q.S. Ali Imran : 185)
b. Lafadz jamii’un (segala, seluruh).
Misalnya dalam firman Allah berikut.
ِ ه َُو الَّذِي َخلَقَ لَ ُك ْم َما فِي ْاْل َ ْر
ض َج ِميعًا
Artinya:”Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu (Q.S
Al-Baqarah: 29)
Lafadz jami’an (seluruhnya) pada ayat di atas menunjukan arti umum dalam arti
satuan yang tidak terbatas.
c. Isim Mufrad yang dita’rifkan atau yang makrifat dengan alif lam Al-jinsiyah
Misalnya dalam firman Allah berikut.
ِ َّللاُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم
الربَا َّ َوأ َ َح َّل
1
Khairul Umum dan Ahyar Aminudin, Ushul Fiqih II (Bandung: Pustaka Setia, cet, II, 2001) hlm 61
2
Abdul Hayat, Ushul Fiqh (Dasar-Dasar Memahami Fiqh Islam), (Banjarmasin: Institut Agama Islam
Negeri Antasari Fakultas Tarbiyah, 2006),hlm 78
3
Aziz Wahied, Lafadz ‘Aam Dan Khash, dalam http://azizwahied.blogspot.com/2012/11/lafadz-am-dan-
khash.html, diakses pada sabtu, 27 september 2014 pukul 11.52
Artinya: “Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba (Q.S Al-
Baqarah: 275)
Lafadz al-bai’a (jual-beli) pada ayat di atas adalah lafadz ‘Aam, sebab alif lam
menta’rifkan pada bai’u itu adalah alif lam jinsiyah, bukan alif lam mahiyah (yang
menjelaskan hakikat sesuatu) seperti pada lafadz insan berikut
d. Isim Jamak yang dita’rifkan dengan makrifat atau alif lam AL-Jinsiyah (mengetahui
jenisnya) atau dengan idhafah
Misalnya dalam firman Allah sebagai berikut.
َ َو ْال ُم
ٍطلَّقَاتُ يَت ََربَّصْنَ بِأ َ ْنفُ ِس ِه َّن ث َ ََلثَةَ قُ ُروء
ْ ِالَلَّئ-
e. Isim Mausul ( ي الَّ ِذيْنَ – ال ِت ْي- ِي
ْ ) الَّذ
Misalnya firman Allah berikut.
س ِه َّن أ َ ْر ب َ ع َ ة َ أ َشْ هُ ٍر َو عَ شْ ًر ا
ِ ُ ص َن ب ِ أ َن ْ ف
ْ َّ َو ال َّ ذِ ي َن ي ُ ت ََو ف َّ ْو َن ِم ن ْ ك ُ ْم َو ي َ ذ َ ُر و َن أ َ ْز َو ا ًج ا ي َ ت َ َر ب
Artinya: “Orang-orang yang meninggal dunia diantara kamu dengan meninggalkan
istri-istri (hendaklah istri-istri itu) menangguhkan diri( iddah) empat bulan sepuluh hari
(Q.S. Al-Baqarah: 234)
3. Pembagian ‘Aam
a. ‘Aam yang di maksudkan untuk umum (Umum Syumuly)
Yaitu semua lafadz yang dipergunakan dan dihukumkan serta berlaku seluruh pribadi
Misalnya firman Allah sebagai berikut.
ِ اْل َ ْر
ٍ ض إ ِ ََّّل ع َ ل َ ى َّللاَّ ِ ِر ْز ق ُ هَ ا َو ي َ ع ْ ل َ م ُ مُ سْ ت َق َ َّر ه َا َو مُ سْ ت َْو د َ عَ هَ ا ۚ ك ُ ٌّل ف ِ ي ِك ت َ ا ب ْ َو َم ا ِم ْن د َ ا ب َّ ةٍ ف ِ ي
ُم ب ِ ي ٍن
ْ َ ج ع َ ل ْ ن َا ِم َن ال ْ َم ا ِء ك ُ َّل ش
ي ٍء َح ي ٍ ۖ أ َ ف َ ََل ي ُ ْؤ ِم ن ُ و َن َ َو
Artinya:”Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman (Q.S Al-Anbiya: 30)
Kedua ayat di atas memang secara qath’I adalah dimaksudkan untuk umum, yaitu
tidak ada hal yang dimaksud untuk khusus. Semua kehidupan yang melata di muka
bumi ini hakikatnya hanya Allah yang memberikan rezkinya, begitu juga dengan
semua makhluk yang hidup ini dijadikan dari unsur air.
يَل ِ ْ ج ال ْ ب َ ي
ً ِ ت َم ِن ا سْ ت َ ط َ ا ع َ إ ِ ل َ ي ْ هِ س َ ب ِ َّ ّلِل ِ ع َ ل َ ى ال ن
ُّ اس ِح َّ ِ َو
Artinya:”Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah (Q.S. Ali-Imran: 97).
ْ َم ا ك َا َن ِْل َهْ ِل ال ْ َم دِ ي ن َ ةِ َو َم ْن َح ْو ل َ هُ مْ ِم َن
اْل َعْ َر ا ب ِ أ َ ْن ي َ ت َ َخ ل َّ ف ُ وا ع َ ْن َر س ُ و ِل َّللاَّ ِ َو ََّل ي َ ْر غ َ ب ُوا
ِ ْ س ِه ْم عَ ْن ن َ ف
ِس ه ِ ُ ب ِ أ َن ْ ف
c. ‘Aam Makhsus
Yaitu ‘Aam muthlaq yang tidak didampingi oleh qarinah, meniadakan hal-hal yang di
takhsiskan, tdak ada qarinah yang menafikan dalilnya terhadap umum. Lafadz Aam ini
nyata menunjukkan keumumannya sebelum di kemukakan dalil untuk mentakhsisnya.
Misalnya firman Allah sebagai berikut.
Artinya:” Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (Q.S. Al-
Baqarah: 275)
Jual beli disini adalah umum, tetapi ada pengkhususan bagi beberapa jenis jual beli
yang dilarang, Misalnya hadist Nabi berikut.
Nabi Muhammad saw. Melarang menjual buah-buahan sampai jelas buah-buah itu
layak dimakan. Beliau juga melarang kepada penjual dan pembeli (HR. Bukhari dan
Muslim).