Anda di halaman 1dari 14

AMTSAL AL-QUR’AN

M. JULI NAWAWI, S.Sos./ NIM: 221007020


PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
PASCASARJANA UIN AR-RANIRY BANDA ACEH

Mata Kuliah Studi Al-Qur’an, Di Bimbing oleh Ibu Dr. Mira Fauziah, M.Ag.
Al Qur’an merupakan firman Allah SWT (kalamullah) yang
diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW melalui ruhul Amin,
malaikat Jibril untuk dijadikan pedoman hidup (way of life) bagi
makhluknya di setiap ruang dan waktu. Al Qur’an juga berfungsi
sebagai Hudan li al Nas yang akan mengantarkan dan
mengarahkan manusia ke jalan yang lurus. Namun, ajaran yang
terkandung dalam al Qur’an tidaklah dapat serta merta dipahami
secara jelas.

Pendahuluan Hal ini disebabkan oleh faktor al Quran itu sendiri maupun factor
luar al Qur’an, seperti ke-mujmal-an al Qur’an yang
menyebabkan banyak ayat yang mutasyabihat, lafadz musytarak
(lafadz yang memiliki makna ganda), gharabah al lafdzi (lafadz
yang masing asing), al hadf (penggabungan lafadz), ikhtilaf marji’
al dhamir (adanya perbedaan tempat kembalinya kata ganti), al
taqdim wa al ta’khir (lafadz yang di dahulukan dan yang di
akhirkan), maupun kekeliruan penafsiran al Qur’an.
Dengan demikian, dalam memahami al Qur’an sangatlah
dibutuhkan ilmu tersendiri, yang dikenal dengan ulumul Qur’an.
Dimana dalam ilmu ini salah satu disiplinnya adalah ilmu amtsalul
Qur’an. Dari sinilah, dalam makalah ini penulis bermaksud
mengeksplor amtsal al Qur’an untuk lebih memperdalam upaya
pemahaman al Qur’an.
Pengertian
Amtsalil Qur’an
Secara etimologi amtsal adalah bentuk jamak dari matsal kata, al-
mitslu dan al-matsiilu adalah sama dengan al-syubhu, al-syibhu
dan al-syabiihu baik lafadh maupun maknanya, yang artinya
adalah perumpamaan. Beberapa ulama berpendapat sebagai
berikut:
• Menurut ulama ahli adab, amtsal adalah ucapan yang banyak
menyamakan keadaan sesuatu yang diceritakan sesuatu yang
dituju, maksudnya merupakan sesuatu (seseorang, keadaan)
dengan apa yang terkandung dengan perkataan itu. Contoh:

‫رب رمية من غري رام‬


“Betapa banyak lemparan panah yang mengena tanpa sengaja”.
• Menurut istilah ulama ahli bayan, amtsal adalah ungkapan
majaz yang disamakan dengan asalnya karena ukhraa adanya
persamaan, yang dalam ilmu balaghoh disebut tasybih.
• Menurut ulama ahli tafsir, amtsal adalah menampakan
pengertian yang abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat
dan menarik yang mengena dalam jiwa, baik dengan bentuk
tasybih maupun majaz mursal.
Di dalam matsal seperti halnya dalam tasybih

Unsur-
ada beberapa unsur yang harus terkumpul
sebagai berikut:

Unsur
• Harus ada yang diserupakan (al-musyabbah),
yaitu sesuatu yang akan dicerirtakan.

Amtsalil
• Harus ada asal cerita (al-musyabbah/al-
musyabbih), yaitu sesuatu yang dijadikan
tempat menyamakan.

Qur’an • Harus ada segi persamaannya (wajhul


musyabbah), yaitu arah persamaan antara
kedua hal yang disamakan tersebut.
Amtsal dalam al-Qur’an ada tiga macam, yaitu:
• Amtsal Musharrahah, yaitu amtsal yang
penjelasannya menggunakan lafadh mitsl
atau sesuatu yang menunjukan tasybih

Macam- seperti perumpamaan dalam surah al-


Baqarah ayat 17 berikut:

Macam ُ‫َضاءَتْ َما َحولَْه‬ َ ‫َمثَلُ ُهمْ َك َمثَلْ الَّذي استَ ْوقَ َْد ََن ًرا فَلَ َّما أ‬
ََْ ‫اَللُ بنُورهمْ َوتَ َرَْك ُهمْ فْ ظُلُ َماتْ ال يُبصْ ُرو‬َّْ ‫ب‬َْ ‫َذ َه‬
Amtsalil Perumpaan (matsal) ayat diatas diperuntukkan

Qur’an
bagi orang munafiq, matsal yang berkenaan
dengan api, karena di dalam api terdapat unsur
cahaya, dan matsal yang berkenaan dengan air
atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan
lebat dari langit, karena di dalam air terdapat
unsur kehidupan.
• Amtsal kaminah, Yaitu amtsal yang
didalamnya tidak disebutkan kata
tamsil, tetapi menunjukan makna
yang tercakup dan rungkas
Lanjutan sebagaimana ungkapan “sebaik-baik
urusan adalah pertengahannya”. Hal
Macam-macam ini senada dengan perumpamaan
Amtsalil Qur’an (matsal) dalam surah al-baqarah
ayat 68:
ْ‫ك‬
َ ‫ي ذَل‬
َْ َ‫بَ َقَرةْ ال فَارضْ َوال بكرْ َع َواَْ ب‬
“Sapi betina yang tidak tua dan tidak muda,
pertengahan antara itu"
• Amtsal Mursalah, kalimat-kalimat bebas yang
tidak menggunakan lafadh tasybih secara
jelas. Tetapi kalimat-kalimat itu berlaku secara
Lanjutan matsal, seperti firman Allah swt dalam surah
Yusuf ayat 41:
Macam-macam
Amtsalil Qur’an َْ‫قُض َْي األمُْر الَّذي فيهْ تَستَ فتيَا‬

“Telah diputuskan perkara yang kamu berdua


menanyakannya kepadaku”
Sighat amstalil Qur’an terdiri dari beberapa
bentuk:
• Sighat tasybih yang jelas (tasybih ash-
Sighat sharih), yaitu sighat atau perumpamaan yang
jelas, didalamnya terungkap kata-kata matsal
Amtsalil (perumpamaan). Contohnya seperti surat
Yunus ayat 24:
Qur’an َّ ‫إََّّنَا َمثَ ُْل اْلَيَاةْ الدُّن يَا َك َماءْ أَن َزلنَ ْاهُ م َْن‬
...ْ‫الس َماء‬
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunai
itu adalah sepereti air (hujan) yang kami
turunkan dari langit”.
Dalam ayat tersebut jelas tampak adanya lafal
al-matsal yang berarti perumpamaan.
Lanjutan Sighat
Amtsalil Qur’an
• Sighat taysbih yang terselubung (tasybih adh-
dhimni), yaitu sighat atau bentuk perumpamaan
yang terselubung atau tersembunyi, didalam
perumpamaan itu tidak terdapat kaa al-amtsal,
tetapi perumpamaan itu diketahui dari segi
artinya. Contoh surat Al Hujurat ayat 12:
ْ‫اْوالْيَغتَب‬ َْ ‫ضْالظَّنْإْث َْو‬
‫الْتَ َّس ُسو‬ َ ‫ْآمنُواْاجتَنبُواْ َكث ًرياْم َنْالظَّنْْإ ََّْبَع‬
َْ‫ينضا‬ َّ ‫ََيْأَيُّ َه‬
ْ‫ْاَللَْتَْ َّواب‬ َّ
َ َ ‫اْاَلل‬
‫ْإ‬ ‫و‬ ‫ق‬ َّ
ْ‫ات‬‫ْو‬‫وه‬ ‫م‬‫ت‬‫ه‬‫ر‬‫ك‬ ‫ف‬ ْ‫ا‬ ‫ت‬ ‫ي‬‫ْم‬‫يه‬‫َخ‬‫أ‬ ْ ‫م‬ ْ
‫ْل‬ ْ‫ل‬ ‫ك‬ ‫َْي‬ََ ‫أ‬ ْ‫م‬‫ك‬ َ ‫اْالْبذع‬
َّ ََّ ُ َ ُ ُ ُ َ ً َ َ ََ َ ُ َ ُ َ ُّ ُ ً َ ‫ض ُكم‬
‫د‬ُ ‫َح‬ ‫أ‬ ْ‫ب‬ ‫َُي‬‫أ‬ ُ ‫بع‬
ْ‫ََرحيم‬
“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing
sebagian yang lain, sukakah kamu sebagian salah
seorang dari kamu memakan daging saudaranya
yang sudah mati ?, maka kamu tentunya merasa
jijik kepadanya”.
Lanjutan Sighat
Amtsalil Qur’an
• Sighat Majaz Mursal, yaitu sighat dengan bentuk
perumpamaan yang bebas, tidak terikat dengan asal
ceritanya. Contoh surat al Hajj ayat 73:
ْ‫ْاَللْلَن‬
َّ َ‫ْدو‬ ُ ْ‫ينْتَدعُو ََْمن‬
َ ‫ْمثَلْفَاستَمعُْواْلَهُْإ ََّْالَّذ‬َ ‫ب‬ َ ‫ْضر‬
ُ ‫َّاس‬
ُ ‫ََيْأَيُّ َهاْالن‬
ُْ‫ْشي ئًاْال يَستَ نق ُذوهُْمنه‬
َ ‫ب‬ ُّ
ُ ‫ََيلُ ُقواْذُ ََب ًََّب َْولَوْاجتَ َمعُواْلَهُ َْوإَ ْْيَسلُب ُه ُمْالذ ََب‬
ُْ ُ‫ب َْوال َمطل‬
‫وب‬ ُ ‫فْالطال‬ َ ُ‫ضع‬ َ
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka
dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya
segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat
menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu
untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu
dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali
dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat
lemah (pulalah) yang disembah.”.
Lanjutan Sighat
Amtsalil Qur’an
• Sighat Majaz Murakkab, yaitu sighat dengan
bentuk perumpamaan ganda yang segi
persamaanya diambil dari dua hal yang berkaitan,
dimana kaitannya adalah perserumpamaan yang
telah biasa digunakan dalam ucapan sehari-hari
yang berasal dari isti’arah tamstiliyah. Dalam Al
Qur’an contohnya surat Al Jumu’ah ayat 5:
ْ‫ْمثَ ُل‬
َ‫س‬ َ ‫يَس َف ًاراْبئ‬‫ُْيمْ ُلْأ‬
َ ‫وهاْ َك َمثَلْاْل َمار‬
َ ُ‫ُْيمل‬
َْ ‫ْْثَّْ ََل‬
ُ َ‫ْحلُواْالتَّوَراة‬
ُ ‫ين‬
َ ‫َمثَ ُلْالَّذ‬
َْ ‫اَللُْالْيَهديْال َقوَمْالظَّالم‬ َّ ‫ينْ َك َّذبُواِْب ََيت‬
َّْ ‫ْاَلل َْو‬ َّ
َ ‫ال َقومْالذ‬
“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan
kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya
adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab
yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum
yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada
memberi petunjuk kepada kaum yang dzalim.”.
Lanjutan Sighat
Amtsalil Qur’an
• Sighat Isyti’arah Tamtsiliyah, yaitu dengan
bentuk perumpamaan sampiran atau lirik.
Bentuk ini hampir sama dengan majaz
murakkab karena memang merupakan asalnya.
Contohnya seperti sebelum memanah harus
dipenuhi atau diisi dulu tempat anak panahnya.
Contoh dalam surat Yunus ayat 24:
ْ‫َكأََْ ََلْتَغ َنَْبألمس‬
“Seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.
Ungkapan-ungkapan dalam bentuk amtsal dalam al-qur’an
mempunyai beberapa faidah diantaranya:
• Pengungkapan pengertian yang abstrak dengan
bentuk yang konkrit yang dapat ditangkap dengan
indera manusia.
• Dapat mengungkapan kenyataan dan mengkonkritkan
Kegunaan hal yang abstrak.
• Dapat mengungkapkan makna yang menarik lagi
Amtsalil indah.

Qur’an
• Dapat mendorong giat beramal, melakukan hal-hal
yang menarik dalam al-Qur’an.
• Menghindarkan diri dari perbuatan tercela, misal
firman Allah tentang larangan untuk tidah bergunjing.
• Dari uraian tersebut di atas, mengenai amtsal al-Qur’an
dapat ditarik kesimpulan bahwa itu, tamtsil (membuat
parmisalan, perumpamaan) merupakan kerangka yang
dapat menampilkan makna-makna dalam bentuk yang
hidup dan mantap dalam pikiran, dengan cara
menyerupakan sesuatu yang gaib dengan yang nyata,
yang abstrak dengan yang konkrit, dan dengan
menganalogikan sesuatu dengan hal yang serupa.
Betapa banyak makna yang baik, dijadikan lebih indah,
menarik, dan mempesona oleh tamsil. Karena itulah
maka tamsil lebih dapat mendorong jiwa untuk
menerima makna yang dimaksudkan dan membuat akal

Kesimpulan
merasa puas dengannya. Dan tamsil adalah salah satu
uslub al-Qur’an dalam mengungkapkan berbagai
penjelasan dan segi-segi kemukjizatan.

• Disamping itu tamtsil/amtsal al-Qur’an banyak


mengandung pelajaran dan hikmah yang dapat kita
petik sebagai bahan perenungan dalam menghayati arti
hidup menuju kebahagiaan dunia dan akherat. Tentang
difinisi amtsal al-Qur’an, para ulama berbeda pendapat
dalam memberikan pengertian serta membaginya dalam
tiga macam seperti yang telah dipaparkan diatas.

Anda mungkin juga menyukai