Disusun Oleh:
AI SUSI
A. Latar Belakang
Sejak jaman jahiliyah atau sebelum kedatangan rasul masyarakat Arab sudah gemar
berpantun dan bersyair. Semakin indah pantun dan syair seseorang maka semakin tinggi pula
status sosial seseorang. Ketika Allah SWT yang maha mengetahui mengutus seorang rasul
dengan dibekali firman-firman dari Allah yang kemudian dibukukan menjadi sebuah kitab
dengan bahasa dan sastranya tidak bisa ditandingi oleh siapapun.
Disamping bahasa dan sastranya yang indah, Al-Qur’an juga menggunakan perumpamaan-
perumpamaan (amtsal) yang sangat indah dan logis, yang mampu diterima oleh masyarakat.
Namun karena begitu indahnya terkadang ‘ulama pun akan kesulitan dalam menafsirkan
perumpamaan-perumpamaan tersebut.
Dengan analogi yang benar, kita akan lebih mengetahui ilmu yang kita yakini. Tamtsil
(perumpamaan) merupakan kerangka yang dapat menampilkan makna-makna dalam bentuk
yang hidup didalam pikiran. Biasanya dilakukan dengan mempersonifikasikan sesuatu yang
ghoib dengan yang hadir, yang abstrak dengan yang konkrit, atau menganalogikan hal dengan
sesuatu yang sama. Dengan tamtsil betapa banyak makna yang baik, dijadikan lebih indah,
menarik dan mempesona.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari amtsal al-qur’an?
2. Apa saja unsur-unsur amtsal al-qur’an?
3. Apa saja macam-macam amtsal al-qur’an?
4. Apa saja sighat amtsal al-qur’an?
5. Apa saja kegunaan amtsal al-qur’an?
C. Manfaat Makalah
1. Mengatahui pengertian dari amtsal al-qur’an
2. Mengatahui unsur-unsur amtsal al-qur’an.
3. Mengatahui-macam-macam amtsal al-qur’an.
4. Mengatahui sighat amtsal al-qur’an.
5. Mengatahui kegunaan amtsal al-qur’
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Amtsal
Amtsal adalah bentuk jamak dari matsal. Kata matsal, mitsl dan matsil serupa dengan syabah,
syibh dan syabih, baik lafazh maupun maknanya. Amsal dalam sastra adalah penyerupaan suatu
keadaan dengan keadaan yang lain, demi tujuan yang sama, yaitu menyerupakan sesuatu dengan
yang aslinya.
Secara etimologi, kata amtsal adalah bentuk jamak dari mitsl dan matsal yang berarti serupa
atau sama. Namun, dapat juga diartikan sebagai contoh, teladan, peribahasa atau cerita
perumpamaan.
Sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat. Menurut istilah ulama ahli adab, amtsal
adalah ucapan yang banyak menyamakan keadaan sesuatu yang diceritakan dengan sesuatu yang
dituju.
Menurut ulama ahli tafsir, amtsal adalah menampakkan penampakan yang abstrak dalam
ungkapan yang indah, singkat dan menarik, yang mengena dalam jiwa, baik dalam bentuk
tasybih maupun majaz mursal.
ِإنَّ َما َمثَ ُل ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َك َما ٍء َأ ْنز َْلنَاهُ ِمنَ ال َّس َما ِء
Artinya: “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air (hujan) yang
kami turunkan dari langit.”
Dalam ayat tersebut jelas tampak adanya lafal al-matsal yang berarti perumpamaan.
2. Sighat tasybih adh-dhimni (tasybih yang terselubung)
Yaitu bentuk perumpamaan yang tersembunyi, didalam perumpamaan itu tidak terdapat
kata al-amtsal, tetapi perumpamaan itu diketahui dari segi artinya. Contoh QS. Al Hujarat ayat
12
ب َمثَ ٌل فَا ْستَ ِمعُوا لَهُ ِإ َّن الَّ ِذينَ تَ ْد ُعونَ ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ لَ ْن يَ ْخلُقُوا ُذبَابًا َولَ ِو اجْ تَ َمعُوا لَهُ َوِإ ْن يَ ْسلُ ْبهُ ُم ال ُّذبَابُ َش ْيًئا ال ِ يَا َأيُّهَا النَّاسُ ض
َ ُر
ُطلُوب ْ ضعُفَ الطَّالِبُ َو ْال َم َ ُيَ ْستَ ْنقِ ُذوهُ ِم ْنه
Artinya: “Hai manusia, telah dibuat perumpamaan maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.
Sesungguhnya segala yang kalian seru selain Allah sekali – kali tidak dapat menciptakan seekor
lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakanya. Dan jika lalat-lalat itu merampas
sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahnya
yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah .”
4. Sighat majaz Murakkab
Yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan ganda yang segi persamaanya diambil dari dua
hal yang berkaitan, dimana kaitanya adalah perserupamaan yang telah biasa digunakan dalam
ucapan sehari-hari yang berasal dari isti’arah tamtsiliyah. Contohnya seperti melihat orang yang
ragu-ragu akan pergi atau tidak, maka diucapkan saya lihat kamu itu maju mundur saja. Dalam
al-qur’an contohnya seperti dalam QS Al – jumu’ah ayat 5
ت األرْ ضُ ُز ْخ ُرفَهَا ِ ض ِم َّما يَْأ ُك ُل النَّاسُ َواأل ْن َعا ُم َحتَّى ِإ َذا َأ َخ َذ
ِ ْات األر ُ َاختَلَطَ بِ ِه نَبْ َِإنَّ َما َمثَ ُل ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َك َما ٍء َأ ْنز َْلنَاهُ ِمنَ ال َّس َما ِء ف
ت لِقَوْ ٍم ِّ َس َك َذلِكَ نُف
ِ ص ُل اآليَا ِ صيدًا َكَأ ْن لَ ْم تَ ْغنَ بِاأل ْم
ِ َت َوظَ َّن َأ ْهلُهَا َأنَّهُ ْم قَا ِدرُونَ َعلَ ْيهَا َأتَاهَا َأ ْم ُرنَا لَيْال َأوْ نَهَارًا فَ َج َع ْلنَاهَا َح ْ َوا َّزيَّن
َيَتَفَ َّكرُون
Artinya: “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air yang Kami
turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di
antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah
sempurna keindahannya, dan memakai perhiasannya , dan pemilik-permliknya mengira bahwa
mereka pasti menguasasinya , tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau
siang, lalu Kami jadikan laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah
tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan kepada orang-orang
berfikir”.
A. Kesimpulan
Amsal adalah penyerupaan suatu keadaan dengan keadaan yang lain, demi tujuan yang sama.
Unsur-Unsur Amtsal Al-Qur’an diantaranya adalah musyabbah, musyabbah bih, wajhul
musyabbah, dan alat Tasybih, Sedangkan Amtsal di dalam Al-Qur’an dibagi menjadi tiga
macam, yaitu: Amtsal Musarrahah, Amtsal Kaminah, Amtsal Mursalah.
Sighat Amtsalil Qur’an terdiri dari beberapa bentuk, antara lain : Sighat tasybih ash-sharih,
Sighat tasybih adh-dhimni, Sighat majaz mursal, Sighat majaz Murakkab, Sighat isyti’arah.
Sementara kegunaan amtsal al-qur’an adalah Pengungkapan pengertian yang abstrak dengan
bentuk yang kongkrit yang dapat ditangkap dengan indera manusia, Dapat mengumpulkan
makna yang indah, menarik dalam ungkapan yang singkat dan padat, mendorong giat beramal,
menghindarkan dari perbuatan tercela, Memberikan kesempatan kepada setiap budaya dan juga
bagi nalar para cendekiawan untuk menafsirkan dan mengaktualisasikan diri dalam wadah nilai-
nilai universalnya.
B. Saran
Bagi semua umat Islam, agar kiranya untuk lebih memahami ‘Ulumul Qur’an lebih mendalam
agar bertambah pula iman kita. Dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-
Qur’an dan Al-Hadits.
DAFTAR PUSTAKA