Anda di halaman 1dari 20

ULUMUL QUR’AN

Ilmu Amtsalil Qur’an



Disusun Oleh :
Sugeng Tri Siswoyo
Arisdiyanto
“Sesungguhnya orang yang beriman ialah
Mereka yang apabila di bacakan ayat ayat ALLAH bertambahlah imanya
Dan hanya kepada Tuhanya lah mereka bertawakal”
(Qs. Al-Anfal : 8)
Pengertian Amtsalil Qur’an


 Secara bahasa ( etimologi ) kata amtsal jamak dari
lafadz matsal. sedangkan kata matsal, mitsil dan
matsil adalah sama dengan kata syabah, shibih dan
syabih baik dalam lafazh maupun maknanya.
menurut bahasa arti lafazh amtsal ada 3 macam :
 Berarti perumpamaan, gambaran, atau perserupaan,
atau dalam bahasa arabnya bima’na al amtsali, asy-
syabhi, dan waan- nazhiri.
 Bisa berarti kisah atau cerita, jika keadaan sangat
asing dan aneh.
 Bisa juga berarti sifat, Atau keadaan tingkah laku yang
mengherankan pula.


 Menuurut Imam Zamakhsyari dalam tafsir Al- Kasysyaf,
matsal di artikan juga perumpamaaan, sifat dan kisah
 Ulama ahli ilmu bayan mengartikan matsal sebagai
perumpamaan, sifat, kisah, dan majazi murakkah

Menurut terminologi, para ulama memberikan macam


macam definisi amtsalil qur’an sebagai berikut:
1. Ulama Ahli Adab
Amtsal dalam ilmu adab adalah ucapan yang biasa
dikatakan orang, yang dimaksud untuk menyamakan
sesuatu yang di ceritakan dengan keadaan yang akan
dituju.
2. Ulama Ahli Bayan
Amtsal ialah bentuk majaz murakkah yang kaitanya
persamaan.

Maksudnya, amtsal ialah ungkapan majaz yang majmuk,
dimana berkaitan antara yang disamakan dengan asalnya
adalah karena ada persamaan
contoh;
‘’ saya lihat kamu maju mundur saja’’
Maksudnya ungkapan tersebut ditunjukan kepada orang
yang ragu – ragu dalam mengerjakan sesuatu.
3. Ulama Ahli Tafsir
Amtsal ialah menampakkan pengertian yang abstrak dalam
ungkapan yang indah ,singkat dan menarik yang mengena di
dalam jiwa, baik dalam bentuk tasybih ataupun majaz
mursal (ungkapan bebas)
4. Ulama Lain
Amtsal ialah mengungkapkan suatu makna abstrak yang

dapat dipersonifikasikan dengan bentuk olek dan indah.
maksudnya disini ialah menyamakan antara yang abstrak
dengan yang konkret.
contoh;
“Ilmu itu Seperti Cahaya”
dalam contoh ini, ilmu yang abstrak disamakan dengan
cahaya yang konkret yang bisa dilihat oleh mata.
Perumpamaan dalam bentuk ini tidak disyaratkan harus
adanya asal cerita.
Sejarah Amtsal Al-Qur’an


Orang yang pertama kali mengarang ilmu amtsalil
qur’an ialah Syekh Abdul Rahman Muhammad bin
Husen An-naisaburi (w.406 H) dan dilanjutkan oleh
Imam Abdul Hasan Ali bin Muhammad Al-
Mawardi(W.450 H). Kemudian dilanjutkan Imam
Syamsudin muhammad Imam bin Abi Basrin Ibnu Al-
Jauziyyah(W.754 H)
Imam Jalaludin Asyuyuthi(W. 991 H), dalam kitabnya
Al-Itqan fil Ulumil Qur’an menyediakan suatu bab
khusus tentang amtsal Qur’an dengan 5 pasal
didalamnya.
Rukun dan Syarat amtsal Al-Qur’an


1. Rukun
 Harus ada yang di serupakan (Al-musyabbah), yaitu
sesuatu yang akan di ceritakan.
 Harus ada asal cerita (Al-musyabbah bih), yaitu
sesuatu yang di jadikan tempat penyamaan.
 Harus ada segi persamaanya (Wajhul musyabbah),
yaitu arah persamaan antara dua hal yang
diserupakan tersebut.
2. Syarat

para ahli bahasa Arab mengatakan bahwa syarat
sahnya Amtsal Al-Qur’an ada 4 :
 Bentuk kalimatnya harus ringkas.
 Isi maknanya harus mengena dengan tepat.
 Perumpamaanya harus baik.
 Kinayahnya harus indah.
Macam-Macam Amtsal Al Qur’an


A. Amtsal Qur’an yang jelas (Al amtsalul musharahah).
Yaitu yang di tegaskan di dalamnya lafadz matsal
atau menunjuk kepada tashib, contohnya (QS. Al-
Baqarah : 17) artinya :
“17. perumpamaan mereka adalah seperti orang yang
menyalakan api, maka setelah api itu mengelilingi
sekelilingnya, ALLAH hilangkan cahaya (yang
menyinari)mereka,dan membiarkan mereka dalam kegelapan,
tidak dapat melihat.
B. Amtsal yang tersembunyi ( Amtsal Kaminah)
Yaitu yang tidak di tegaskan lafadz tamtsil tetapi, ia
menunjukan kepada beberapa makna indah yang mempunyai

tekanan apabila ia di pindahkan kepada yang menyerupainya.
Contoh : seorang ulama mengatakan bahwa orang arab tidak
mengucapkan sesuatu perumpamaan, kecuali ada
persamaanya dalam Al-Qur’an seperti perkataan orang arab:
Khoirul umuuri ausatuhaa
“ sebaik baik urusan adalah yang di tengah atau sedang”
Seperti firman Allah SWT QS Al-Baqrah : 68
Artinya :
“Mereka menjawab : mohonkanlah kepada tuhanmu untuk kami, agar
dia menerangkan kepada kami; sapi betina apakah itu .” musa
menjawab: “ sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu
adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara
itu; Maka kerjakanlah apa yang di perintahkan kepadamu”.
C. Amtsal yang terlepas ( Amtsalil Mursalah)


Yaitu kalimat kalimat yang disebut secara terlepas
tanpa ditegaskan lafadz tasybih, tetapi bisa di gunakan
untuk tasybih.
Contoh : Qs. Al-Baqarah : 216
Artinya:
“diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu
adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal itu amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
Sighat-Sighat Amtsalil Qur’an


1. Sighat Tasybih yang jelas ( Tasybih Ash-Sharih)
Yaitu bentuk perumpamaan yang jelas, di
dalamnya terdapat kata kata matsal. Contohnya
Qs. Yunus : 24
Artinya :
“ sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu,
seperti air ( hujan ) yang kami turunkan dari langit”.
2. Sighat Tasybih yang terselubung (Tasybih Adh-
Dhimmi)


Yaitu bentuk perumpaman yang tersembunyi, didalam
perumpamaan itu tidak terdapat kata Al-matsal, tetapi
perumpamaan itu diketahui dari segi artinya.
Contoh : Qs. Al-Hujurat : 12
Artinya :
“Dan janganlah mencari cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah di antara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya”.
3. Sighat Majaz Mursal
Yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan yang

jelas, tidak terikat dengan asal ceritanya.
Contoh : Qs. Al-Hajj : 73
Artinya :
“ Hai manusia, telah di buat perumpamaan, Maka
dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya
segala yang kamu seru selain Allah sekali kali tidak dapat
menciptakan seekor lalatpun , walapun mereka bersatu
menciptakanya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari
meraka,tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat
itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemahlah
(pula) yang disembah”.
4. Sighat majaz murakkab
Yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan ganda

yang segi perumpamaanya diambil dari dua hal yang
berkaitan. Dimana kaitanya digunakan dalam ucapan
sehari hari yang berasal dari isti’arah tamtsiliyah.
Contoh : Qs. Al-Jumu’ah : 5
Artinya :
“ Saya melihat kamu itu maju mundur saja”
“ Seperti keledai yang membawa kitab kitab yang tebal”
5. Sighat Isti’arah Tamtsiliyah
Yaitu dengan bentuk sampiran atau lirik bentuk ini

hampir sama dengan majaz murakab, karena memang
merupakan asalnya.
Contoh : Qs. Yunus : 24
Artinya :
“ Sebelum memanah harus di penuhi tempat anak panahnya”.
“ Seakan akan belum pernah tumbuh kemaren”.
Isti’arah Tamtsiliyah ialah suatu susunan kalimat
yang digunakan bukan pada makna aslinya karena ada
hubungan keserupaan antara makna asli dan makna
majazi, dengan disertai karinah yang mencegah
peletakan pada makna asli.
Contoh lain Isti’arah Tamtsiliyah.
“ Barang siapa merasa pahit mulutnya karena sakit, niscaya


air tawar terasa pahit olehnya”.
Bait tersebut menunjukan makna hakiki. Yakni
orang yang sakit mulutnya terasa pahit ketika minum
air tawar. Namun, penyair tidak menggunakan untuk
makna itu, tetapi ditujukan kepadaorang orang yang
mencela syairnya karena mereka tidak punya bakat
syair.
Musyabbahnya ialah keadaan orang yang mencela
syair, dan musyabbah bih nya adalah keadan orang
yang sakit yang berasa pahit jika minum air tawar.
Maka susunan tersebut dinamakan Isti’arah
Tamtsiliyah.
Hikmah dari Amtsal
Qur’an

1. Dapat mengungkapkan pengertian yang abtrak
dengan yang konkret agar manusia dapat mengerti
ajaran ajaran Al-Qur’an. ( Qs. Al-Baqarah : 264)
2. Amtsalul Qur’an dapat mengungkapkan kenyataan
dan bisa mengkonkretkan hal yang abtrak. (Qs.Al-
Baqarah : 275)
3. Dapat mengumpulkan makna indah yang menarik
dalam ungkapan yang singkat dan padat. (Qs. Al-
Mu’minun : 53)
4. Mendorong orang giat beramal melakukan hal hal
yang dijadikan perumpamaaan yang menarik dalam

Al-Qur’an. (Qs. Al-Baqarah : 261)
5. Menghindarkan seseorang dari perbuatan tercela
yang dijadikan perumpamaan dalam Al-Qur’an ,
setelah diketahui kejelekan perbuatan tersebut. (Qs.
Al-Hujurat : 12)

-<(SEKIAN TERIMAKASIH)>-
QUESTION

Anda mungkin juga menyukai