Amtsal adalah bentuk jamak dari matsal. Kata matsal, mitsl, dan matsil serupa
dengan syabah, syibh dan syabih, baik lafadz maupun maknanya.
Secara etimologi, kata amtsal adalah bentuk jamak dari mitsl dan matsal yang berarti
serupa atau sama, dapat juga berarti contoh, teladan, peribahasa atau cerita
perumpamaan.
Secara terminologi, matsal sebagai istilah dalam ilmu sastra yang berarti suatu
ungkapan perkataan yang diterangkan dengan maksud menyerupakan keadaan yang
terdapat dalam perkataan itu dengan keadaan sesuatu yang karenanya perkataan itu
diucapkan. Maksudnya, menyerupakan sesuatu, seseorang atau keadaan dengan apa
yang terkandung dalam perkataan itu.
Menurut Ibnu Qayyim, amtsal ialah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain
dalam hal hukumnya, mendekatkan sesuatu yang bersifat abstrak dengan yang
bersifat indrawi atau mendekatkan salah satu dari dua hal yang indrawi atas yang
lain, dengan menganggap yang satu sebagai yang lain.
1
Dedikayunk (2014). Amtsal dalam Al-Qur’an. Diakses 11 November 2022 pukul 19.15.
https://dedikayunk.wordpress.com/2014/11/19/amtsal-dalam-al-quran/
B. Macam-Macam Amtsal
Terdapat banyakk sekali amtsal didalam Al-Qur’an sehingga menimbulkan padangan
dan pendapat berdbeda dikalangan ulama
Salah satu pendapat yaitu dari Manna’ Khalil al-Qattan yang membagi amtsal Al-
Qur’an menjadi tiga macam, yaitu: Amtsal Musharrahah, Amtsal Kaminah dan
Amtsal Mursalah2 Dengan penjelasan sebagai berikut:
b. Allah juga menyebutkan dua matsal air dan api, untuk menggambarkan
yang hak dan yang batil.
2
Ibid,
2. Amtsal Kaminah, yaitu yang di dalamnya tidak disebutkan dengan jelas lafadz
tamtsil, tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam redaksinya
singkat padat, dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang
serupa dengannya. Contohnya:
b. Ayat yang senada dengan ungkapan “orang yang mendengar itu tidak sama
dengan yang menyaksikannya sendiri.” Misalnya firman Allah tentang
Ibrahim:”Allah berfirman:Apakah kamu belum percaya?”Ibrahim
menjawab:”Saya telah percaya,akan tetapi agar bertambah tetap hati saya.”
c. Ayat yang senada dengan ungkapan “seperti yang telah kamu lakukan,
maka seperti itu kamu akan dibalas.”
d. Ayat yang senada dengan ungkapan “orang mukmin tidak akan masuk dua
kali lubang yang sama.”
Muhammad Jabir al-Fayad mengatakan bahwa secara garis besar ada dua macam
matsal, yaitu:
1. Al-Amtsal azh-Zhahirah, yaitu matsal yang secara eksplisit menggunakan
kata matsal, baik dalam bentuk tasybih maupun muqaranah,baik dalam
ungkapan yang ringkas dan pendek maupun dalam bentuk uraian cerita yang
panjang.
2.Harus ada musyabbah bih (asal penyerupaan) yaitu, sesuatu yang dijadikan
sebagai tempat untuk menyerupakan.
Contohnya:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Wajhu Syabah yang terdapat pada ayat ini adalah pertumbuhan yang
berlipat-lipat. Tasybihnya adalah kata matsal. Musyabahnya adalah infaq
atau shodaqoh dijalan Allah, sedangkan musyabbah bihnya adalah benih3
3
Ibid,
4
Ibid,