Anda di halaman 1dari 5

Ilmu Amtsal AL-Qur’an

Miftahullah Surya Nugraha (22106050038)


Fadilla Ma'sum Haqqoni (22106050039)
Naufal Mahardhiko Y.R (22106050040)

A. Pengertian Amtsal Al-Quran

Amtsal adalah bentuk jamak dari matsal. Kata matsal, mitsl, dan matsil serupa
dengan syabah, syibh dan syabih, baik lafadz maupun maknanya.

Secara etimologi, kata amtsal adalah bentuk jamak dari mitsl dan matsal yang berarti
serupa atau sama, dapat juga berarti contoh, teladan, peribahasa atau cerita
perumpamaan.

Secara terminologi, matsal sebagai istilah dalam ilmu sastra yang berarti suatu
ungkapan perkataan yang diterangkan dengan maksud menyerupakan keadaan yang
terdapat dalam perkataan itu dengan keadaan sesuatu yang karenanya perkataan itu
diucapkan. Maksudnya, menyerupakan sesuatu, seseorang atau keadaan dengan apa
yang terkandung dalam perkataan itu.

Makna amtsal secara terminologi menurut pendapat beberapa ulama1 :

Menurut Ibnu Qayyim, amtsal ialah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain
dalam hal hukumnya, mendekatkan sesuatu yang bersifat abstrak dengan yang
bersifat indrawi atau mendekatkan salah satu dari dua hal yang indrawi atas yang
lain, dengan menganggap yang satu sebagai yang lain.

Menurut as-Suyuthi, amtsal ialah mendeskripsikan makna yang abstrak dengan


gambaran yang konkret karena lebih mengesan di dalam hati, seperti menyerupakan
yang samar dengan yang tampak, yang ghaib dengan yang hadir.

1
Dedikayunk (2014). Amtsal dalam Al-Qur’an. Diakses 11 November 2022 pukul 19.15.
https://dedikayunk.wordpress.com/2014/11/19/amtsal-dalam-al-quran/
B. Macam-Macam Amtsal
Terdapat banyakk sekali amtsal didalam Al-Qur’an sehingga menimbulkan padangan
dan pendapat berdbeda dikalangan ulama
Salah satu pendapat yaitu dari Manna’ Khalil al-Qattan yang membagi amtsal Al-
Qur’an menjadi tiga macam, yaitu: Amtsal Musharrahah, Amtsal Kaminah dan
Amtsal Mursalah2 Dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Amtsal Musharrahah, maksudnya sesuatu yang dijelaskan dengan lafadz matsal


atau dengan sesuatu yang menunjukkan tasybih (penyerupaan). Amtsal ini seperti
banyak ditemukan dalam Al-Qur’an, dan berikut ini beberapa di antaranya :

a. Tentang orang munafik:


“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka
Di dalam ayat ini Allah membuat dua perumpamaan bagi orang munafiq;
matsal yang berkenaan dengan api dalam firman-Nya, ”adalah seperti orang
yang menyalakan api,,,” karena di dalam api terdapat unsur cahaya. Disini
Allah menyebutkan kondisi orang munafiq dalam dua keadaan. Di satu sisi
mereka bagaikan orang yang menyalakan api untuk penerangan dan
kemanfaatan. Dalam hal ini mereka memperoleh kemanfaatan materi
dengan sebab masuk Islam. Namun keislaman mereka tidak memberi
pengaruh terhadap hati mereka karena Allah menghilangkan cahaya
yang ada dalam api itu, “Allah menghilangkan cahaya yang menyinari
mereka.” Kemudian membiarkan unsur api “membakar” yang ada padanya.
Inilah perumpamaan mereka yang berkenaan dengan api.

b. Allah juga menyebutkan dua matsal air dan api, untuk menggambarkan
yang hak dan yang batil.

2
Ibid,
2. Amtsal Kaminah, yaitu yang di dalamnya tidak disebutkan dengan jelas lafadz
tamtsil, tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam redaksinya
singkat padat, dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang
serupa dengannya. Contohnya:

a. Ayat-ayat yang senada dengan suatu ungkapan “Sebaik-baik perkara


adalah yang tidak berlebihan, adil dan seimbang.”

b. Ayat yang senada dengan ungkapan “orang yang mendengar itu tidak sama
dengan yang menyaksikannya sendiri.” Misalnya firman Allah tentang
Ibrahim:”Allah berfirman:Apakah kamu belum percaya?”Ibrahim
menjawab:”Saya telah percaya,akan tetapi agar bertambah tetap hati saya.”

c. Ayat yang senada dengan ungkapan “seperti yang telah kamu lakukan,
maka seperti itu kamu akan dibalas.”

d. Ayat yang senada dengan ungkapan “orang mukmin tidak akan masuk dua
kali lubang yang sama.”

3. Amtsal Mursalah, yaitu kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafadz


tasybih secara jelas. Tetapi kalimat itu berlaku sebagai matsal. Seperti:

a. “Sekarang ini jelaslah kebenaran itu.” (QS. Yusuf: 51)


b. “Tidak ada yang akan bisa menyatakan terjadinya hari itu selain dari Allah.”
(QS. An-Najm: 58)
c. “Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku).”
(QS. Yusuf: 41)

Muhammad Jabir al-Fayad mengatakan bahwa secara garis besar ada dua macam
matsal, yaitu:
1. Al-Amtsal azh-Zhahirah, yaitu matsal yang secara eksplisit menggunakan
kata matsal, baik dalam bentuk tasybih maupun muqaranah,baik dalam
ungkapan yang ringkas dan pendek maupun dalam bentuk uraian cerita yang
panjang.

2. Al-Amtsal Al-Kaminah, matsal ini sebenarnya hampir sama dengan Al-


Amtsal azh-Zhahirah, hanya saja tidak secara eksplisit mencantumkan kata
matsal. Dengan pengertian ini, maka semua kisah dalam Al-Qur’an dapat
dipandang sebagai Amtsal Kaminah

C. Unsur-Unsur Amtsal Qur’an


Adapun unsur-unsurnya menurut balaghah adalah sebagai berikut:

1.Harus ada musyabbah (yang diserupakan) yaitu, sesuatu yang akan


diserupakan atau diumpamakan.

2.Harus ada musyabbah bih (asal penyerupaan) yaitu, sesuatu yang dijadikan
sebagai tempat untuk menyerupakan.

3.Harus ada wajhu asy-Syabah (segi persamaan) yaitu, arah persamaan


antara kedua hal yang diserupakan tersebut.

3. Harus ada adat at-tasybih (kata yang digunakan untuk menyerupakan)


misalnya huruf kaf.

Contohnya:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Wajhu Syabah yang terdapat pada ayat ini adalah pertumbuhan yang
berlipat-lipat. Tasybihnya adalah kata matsal. Musyabahnya adalah infaq
atau shodaqoh dijalan Allah, sedangkan musyabbah bihnya adalah benih3

D. Ciri-ciri Spesifik Amtsal dalam Al-Qur’an

Samih Atif Az-Zain mengemukakan bahwa amtsal Al-Qur’an memilki ciri-ciri


spesifik yang menonjol, yaitu:

1. Amtsal Al-Qur’an kadang-kadang bersifat haqiqi (menggambarkan fakta


yang sebenarnya), dan kadang-kadang bersifat fardhi (ilustratif).
2. Di antara ciri-ciri spesifik amtsal Al-Qur’an adalah qiyas tamtsili
3. Amtsal Al-Qur’an memiliki dua ciri atau aspek, yaitu yang tersurat dan yang
tersirat.
4. Kehebatan lain dari amtsal Al-Qur’an adalah bahwa sebagian ayatnya telah
“berlaku di masyarakat sebagai peribahasa yang telah di kenal4

3
Ibid,
4
Ibid,

Anda mungkin juga menyukai