AMTSAL AL-QUR’AN
Dapat disimpulkan bahwa Amtsal Al-Qur’an adalah yang menampilkan hal yang ada
dalam pikiran (abstrak) dengan deskripsi sesuatu yang dapat diindera (konkret). Dilihat
dari segi istilah amtsal dikenal sebagai salah satu aspek ilmu Sastra Arab yang mengacu
pada kesan dan sentuhan perasaan terhadap apa yang dikandungnya, tanpa
mempersoalkan ada atau tidak adanya kisah yang berhubungan dengan amtsal itu.
Amtsal al-Qur’an adalah :
“Yaitu menampakkan pengertian yang abstrak dalam bentuk yang indah dan singkat
yang mengena dalam jiwa baik dalam bentuk tasybih maupun majaz mursal (ungkapan
bebas)”
B. Unsur-unsur Amtsal Al-Qur’an
Sebagian Ulama mengatakan bahwa Amtsal memiliki empat unsur, yaitu:
1.Wajhu Syabah : Segi perumpamaan
2. Adaatu Tasybih : Alat yang dipergunakan untuk tasybih
3. Musyabbah : Yang diperumpamakan
4. Musyabbah bih : Sesuatu yang dijadikan perumpamaan.
C. Ciri-ciri Amtsal
Adapun ciri-ciri Amtsal Al-Quran, yaitu:
1) Mengandung penjelasan atas makna yang samar atau abstrak sehingga menjadi jelas,
konkret, dan berkesan.
2) Amtsal memiliki kesejajaran antara situasi-situasi perumpamaan yang dimaksud dan
padannya.
3) Ada keseimbangan (Tawazun) antara perumpanaan dan keadaan yang dianologikan.
Artinya: “…bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda;
pertengahan antara itu…”
3) Amtsal Mursalah, yaitu beberapa jumlah kalimat yang bebas yang tidak jelas tanpa
menggunakan lafazh tasybih. secara jelas tetapi kalimat-kalimat itu berlaku atau
berfungsi sebagai matsal, yang mana di dalamnya terdapat peringatan dan pelajaran
bagi manusia yang berlaku sebagai perumpamaan. Amtsal mursalah ini adalah
beberapa ayat al-Qur’an yang berlaku sebagai perumpamaan. Salah satu contohnya
ada dalam QS. Ali Imran ayat 92 yang artinya:
“Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaikan yang sempurna sebelum kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai…”
Dalam QS.An Najm ayat 58 yang artinya :
“Tidak ada yeang akan menyesatkan terjadinya hari itu selain Allah”