Anda di halaman 1dari 3

Nama : Syatra Syalsadila Gusnedi

Prodi : PGMI (Non-Reguler)


Mata Kuliah : Ulumul Qur’an

AMTSAL AL-QUR’AN

A. Pengertian Amtsal Al-Qur’an


Kata amtsal adalah jamak dari kata Matsal. Matsal, mitsl, dan mitsl sama dengan
syabah, syibh, dan syabih (semakna), yang berarti penyerupaan suatu keadaan dengan
keadaan lainnya demi tujuan yang sama.
Amtsal menurut istilah (terminologi) dirumuskan oleh para ulama dengan redaksi yang
berbeda-beda. Salah satunya menurut Zamakhsyari, Matsal menurut asal perkataan
berarti mitsl dan An- Nazir (yang serupa, yang sebanding).
Perumpamaan-perumpamaan ini disajikan dalam bentuk kisah atau analogi untuk
memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap prinsip-prinsip agama, kehidupan, dan
moralitas. Tujuannya adalah untuk memberikan pengajaran, bimbingan, dan inspirasi
kepada pembaca Al-Qur'an agar mereka dapat memahami makna yang lebih dalam dari
ajaran agama Islam.

Dalam banyak kasus, perumpamaan-perumpamaan atau analogi dalam Al-Qur'an tidak


hanya sekadar kisah, tetapi juga memiliki makna yang mendalam yang dapat dijadikan
pedoman dan pembelajaran bagi umat Muslim dalam kehidupan sehari-hari

Dapat disimpulkan bahwa Amtsal Al-Qur’an adalah yang menampilkan hal yang ada
dalam pikiran (abstrak) dengan deskripsi sesuatu yang dapat diindera (konkret). Dilihat
dari segi istilah amtsal dikenal sebagai salah satu aspek ilmu Sastra Arab yang mengacu
pada kesan dan sentuhan perasaan terhadap apa yang dikandungnya, tanpa
mempersoalkan ada atau tidak adanya kisah yang berhubungan dengan amtsal itu.
Amtsal al-Qur’an adalah :

“Yaitu menampakkan pengertian yang abstrak dalam bentuk yang indah dan singkat
yang mengena dalam jiwa baik dalam bentuk tasybih maupun majaz mursal (ungkapan
bebas)”
B. Unsur-unsur Amtsal Al-Qur’an
Sebagian Ulama mengatakan bahwa Amtsal memiliki empat unsur, yaitu:
1.Wajhu Syabah : Segi perumpamaan
2. Adaatu Tasybih : Alat yang dipergunakan untuk tasybih
3. Musyabbah : Yang diperumpamakan
4. Musyabbah bih : Sesuatu yang dijadikan perumpamaan.

C. Ciri-ciri Amtsal
Adapun ciri-ciri Amtsal Al-Quran, yaitu:
1) Mengandung penjelasan atas makna yang samar atau abstrak sehingga menjadi jelas,
konkret, dan berkesan.
2) Amtsal memiliki kesejajaran antara situasi-situasi perumpamaan yang dimaksud dan
padannya.
3) Ada keseimbangan (Tawazun) antara perumpanaan dan keadaan yang dianologikan.

D. Macam-macam Amtsal Al-Qur’an


Amstal Al-Qur’an dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1) Amtsal Musharrahah, yaitu perumpamaan yang jelas yang di dalamnya terdapat
lafazh matsal atau lafazh lain yang menunjukkan arti persamaan atau perumpamaan.
Amtsal jenis ini banyak terdapat dalam al-Qur’an. Seperti yang terdapat dalam surat
al-Baqarah ayat 261, yang artinya :
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-
Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Dalam ayat ini dijelaskan keuntungan besar bagi orang-orang yang mau berinfak
dengan menyamakannya terhadap orang yang menanam 1 butir biji yang kelak
menghasilkan 700 butir biji. Penyamaan pahala orang yang infak dengan hasil
tanaman pada ayat ini jelas menggunakan lafazh matsal. Dalam ayat ini yang
disamakan adalah keuntungan.
2) Amtsal Kaminah, yaitu suatu perumpamaan yang di dalamnya tidak disebutkan
secara jelas, baik lafal tamstil (perumpamaan langsung), keadaan, sifat-sifatnya, dan
tidak pula dijelaskan secara pasti mengenai saat terjadinya peristiwa, tetapi lafal yang
digunakan adalah menunjuk kepada makna tersiratnya yang indah dan menarik dalam
susunan kata atau kalimat serta mempunyai pengaruh tersendiri bila kalimat itu
digunakan untuk makna yang serupa denganya. Amtsal semacam ini dapat dijumpai
dalam beberapa ayat Al-Qur’an, salah satunya yaitu :
Surat al-Baqarah ayat 68:

Artinya: “…bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda;
pertengahan antara itu…”
3) Amtsal Mursalah, yaitu beberapa jumlah kalimat yang bebas yang tidak jelas tanpa
menggunakan lafazh tasybih. secara jelas tetapi kalimat-kalimat itu berlaku atau
berfungsi sebagai matsal, yang mana di dalamnya terdapat peringatan dan pelajaran
bagi manusia yang berlaku sebagai perumpamaan. Amtsal mursalah ini adalah
beberapa ayat al-Qur’an yang berlaku sebagai perumpamaan. Salah satu contohnya
ada dalam QS. Ali Imran ayat 92 yang artinya:
“Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaikan yang sempurna sebelum kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai…”
Dalam QS.An Najm ayat 58 yang artinya :
“Tidak ada yeang akan menyesatkan terjadinya hari itu selain Allah”

E. Manfaat Amtsal Al-Qur’an


Beberapa manfaat amtsal al-qur’an yaitu :
1) Melahirkan sesuatu yang dapat difahami dengan akal dalam bentuk rupa yang dapat
dirasakan oleh panca indera, mudah diterima akal karena makna yang difahami oleh
akal tidak bersifat menetap dalam ingatan jika tidak difahami melalui gambaran
terdekat dalam pemahaman.
2) Menyingkapkan hakikat dari mengemukakan sesuatu yang tidak nampak menjadi sesuat

sesuatu yang seakan-akan nampak. Sebagaimana pada surah Al-Baqarah 275.


3) Mengumpulkan makna yang menarik dan indah dalam ungkapan yang padat, seperti
dalam Amtsal Kaminah dan Amtsal Mursalah dalam ayat- ayat di atas.
4) Memotivasi orang untuk mengikuti atau mencontoh perbuatan baik seperti apa yang
digambarkan dalam amtsal.

Anda mungkin juga menyukai