Anda di halaman 1dari 2

URGENSI ILMU AMTSAL QURAN PADA HUKUM EKONOMI SYARIAH

Amtsal dalam Al-Quran merupakan sarana untuk menggambarkan kondisi bangsa-


bangsa pada masa lampau, termasuk menggambarkan akhlaknya yang sudah sirna. Secara
garis besar terdapat dua versi ulama dalam mengemukakan macam-macam amtsal al-quran.
Manna al-Qatthan umpamanya membagi kepada tiga bagian, yaitu amtsal musarrahah, amtsal
kaminah, dan amtsal mursalah. Sedangkan al-Suyuti membagi kepada dua bagian yaitu:
amtsal muarrahah dan amtsal kaminah.
a. Amtsal Musarrahah, yaitu amtsal yang didalamnya dijelaskan lafadz-lafadz matsal
atau sesuatu yang menunjukkan tasybih. Amtsal yang mempergunakan ini, disebut
juga amtsal zahirah (terang). Contoh dari amtsal ini adalah Qs. Al-A’raf (7):176, Qs.
Yunus (10):24, Qs. Hud (11):24
b. Amtsal kaminah, yaitu amtsal yang tidak dinyatakan atau ditegaskan di dalamnya
lafadz matsal, akan tetapi amtsal ini menunjukkan makna yang indah, simple, logis,
dan bersifat universal serta menunjukkan perumpamaan. Contoh dari amtsal ini
terdapat pada Qs. Al-Isra (17):29, Qs. Al-Isra (17):110, Qs. Al-Furqan (25):67
c. Amtsal Mursalah, yaitu ungkapan bebas tanpa ada unsur tasybih, akan tetapi biasa
dipergunakan sebagai kiasan. Amtsal ini mempergunakan ungkapan yang
mengandung pengertian yang bersifat umum, tidak terikat pada tempat dan waktu
jenis ini mirip dengan amtsal kaminah. Contoh amtsal ini adalah Qs. Al-Isra (17):84,
Qs. Faathir (35):43, Qs. An-Najm (53):58
Urgensi Amtsal Al-Qur’an dalam ekonomi syariah adalah menonjolkan sesuatu yang
bersifat rasional yang hanya dapat dijangkau oleh nalar (akal) dalam format yang konkrit
yang dapat dirasakan oleh indera manusia, yang pada akhirnya akal akan dapat dengan
mudah menerimanya. Sebab pengertian yang bersifat abstrak tidak akan bisa tertanam atau
setidak-tidaknya agak sulit diterima oleh benak hati nurani manusia, kecuali bila dituangkan
dalam bentuk yang bersifat indrawi yang dekat dengan daya pemahaman, dengan amtsal
dapat disingkap hakekat-hakekat dan mengemukakan sesuatu yang tidak nampak seakan-
akan sesuatu tampak jelas. Sebagaimana perumpamaan yang dibuat oleh Allah di dalam al
Qur’an surat al Baqarah ayat 275 yang artinya :“Orang-orang yang makan (mengambil) riba
tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan karena
mereka berkata, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” dapat menjauhkan sesuatu larangan
untuk tidak dilakukan, jika matsal itu berupa sesuatu hal yang tidak diinginkan atau dibenci
oleh jiwa.

Anda mungkin juga menyukai