Anda di halaman 1dari 5

Nama : Laila Cipta Ningrum

Kelas : BKPI semester 1

CATATAN ‘ULUUMUL QUR’AN

MUHKAM DAN MUTASYABIH


 Muhkam berati dikokohkan, ihkam al-kalam berarti mengkokohkan perkataan dengan
memisahkan berita yang benar dari yang salah, dan urusan yang lurus dari yang sesat. Jadi,
kalam muhkam adalah perkataan yang seperti itu sifatnya.
 Seperti yang ditegaskan dalam Al-Quran bahwa “al-quran itu seluruhnya muhkam"
mk”dnya yaitu seluruh kata-katanya kokoh, fasih, dan membedakan antara yang haq
dengan yang batil, serta antara benar dengan yang dusta. Inilah yang dimaksud dengan al-
ihkam al-an’am atau makna muhkam secara umum
 Mutasyabih, secara bahasa berarti tasyabuh, yakni bila satu dari dua hal serupa dengan
yang lain. Dan syubhah ialah keadaan dimana slaah satu dari dua hal itu tidak dapat
dibedakan dari yang lain karena adanya kemiripan di antara keduanya secara konkrit
maupun abstrak
Perbedaan muhkam dan mutassyabih
 Muhkam adalah ayat yang mudah diketahui maksdunya, sedang mutasyabih hanyalah
diketahui maksudnya sendiri oleh Allah.
 Muhkam adalah ayat yang hanya mengandung satu segi, sedang mutasyabih mengandung
banyak segi.
 Muhkam adalah ayat yang mkasudnya dapat diketahui secara langsung, tanpa memerlukan
keterangan lain, sedang mutasyabih tidak demikian. Ia memerlukan penjelasan dengan
merujuk kepada ayat-ayat lain.
 Para ulama mencontohkan ayat-ayat muhkam dalam al-quran dengan ayat-ayat nasihk,
tentag halal, haram, hudud, kewajiban, janji dan ancaman. Sedang mutasyabih dengan ayat
mansukh, dan asma wa sifatNya.
 Contoh ayat mutasyabih: Thaha ayat 5, Al-qashash ayat 88, al-fath ayat 10, al-anam ayat
18, al-fajr ayat 22 ( kuasain aja 1 ayat biar bisa ngasih contoh ayat mutasyabih)
Perbedaan pendapat tentang mutasyabih
 Terjadi perbedaan pendapat tentang ayat mutasyabih, sumber dari perbedaan tersebut ialah
dari maslaah waqaf (berhenti) dalam ayat. Karena perbedaan waqaf bisa mengubah arti
atau makna suatu ayat.
Takwil
 Takwil dengan makna tafsir artinya menerangkan atau menjelaskan. Yaitu pembicaraan
untuk menafsirkan lahfadz-lahfadz agar maknanya dapet dipahami.
Takwil yang tercela
 Takwil yang tercela adalah takwil dengan pengertian, memalingkan lahfadz dari makna
rajih (makna yang kuat) kepada makna yang marjuh (makna yang lemah) karena ada dalil
yang menyertainya. Takwil semcam ini sering digunakan oleh ulama mutaakhirin secara
berlebihan, dengan tujuan untuk lebih memahasucikan Allah SWT dari keserupaanNya
dngan makhluk lain seperti yang mereka sangka.

NAHSIKH MANSUKH
Naskh menuruh bahasa artinya izalah atau menghilangkan
Naskh menurut istilah adalah mengangkat, menghapus hukum syara dengan dalil hukum
syara yang lain. Kata nasikh yang menghapus maksudnya adalah allah menghapus hukum
itu.
Mansukh adalah hukum yang diangkat atau yang dihapuskan.
Syarat-syarat naskh: hukum yang mansukh adalah hukum syara, dalil penghapusan hukum
tersebut adalah khitab syari yang datang lebih kemudian dari khithab yang hukumnya
dimansukh, khitab yang dihapuskan atau diangkat hukumnya tidak terikat atau dibatasi
dengan waktu tertentu. Sebab jika demikian maka hukum akan berakhir dengan
berakhirnya waktu tersebut. Dan demikian tidak dinamakan naskh.
Naskh hanya terjadi pada perintah dan larangan, baik yg diungkapkan dengan tegas dan
jelas maupun yang diungkapkan dengan kalimat berita (khabar_ yang bermakna amr
(perintah) atau nahy (larangan)
Pedoman mengetahui naskh
 Dari keterangan tegas dari nabi atau sahabat.
 Ijma umat bahwa ini ayat nasikh dan yang itu ayyat mansukh.
 Mengetahui mana yang terelbih dahulu dan mana yang belakangan berdasarkan sejarah.
Hikmah mempelajari nasikh
 Memelihara kemashlahatan hamba
 Perkmebnagan tasyri menuju tingkat sempurna sesuai dengan perkembangan dakwah
dan perkembangan kondisi umat manusia
 Cobaan dan ujian bagi seorang mukallaf apakah mengikutinya atau tidak
 Menghendaki kebaikan dan kemudahan bagi umat. Sebab jika nasakh itu beralih ke ha
yang lebih berat maka didalamnya terdapat tembahan paha, dan jika beralih ke hal yang
lebih ringan maka ia mengandung kemudahan dan keirnganan.
Contoh naskh
 Al-baqarah ayat 115 di naskh dengan ayat al-baqarah ayat 44
 Al-baqarah ayat 184 dinaskh menjadi dengan ayat 185

AMTSAL AL-QURAN
 Amtsal adalah penyerupaan suatu keadaan dengan keadaan yang lain, demi tujuan yang
sama. Amtsal juga digunakan untuk mengungkapkan suatu keadaan dan kisah yang
menakjubkan
 Ada juga yang mengatakan amtsal adalah ajaz murakkab (ungkapan metafor) yang
memiliki hubungan yang serupa ketika digunakan.
 Ibnu qayyim, amtsal adalah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dlaam
hukum, mendekatkan yang rasional kepada inderawim atau salah satu dari dua indra
dengan yang lain karena adanya kemiripan.
Macam amtsal
 Amtsal musharrahah, mksdnya sesuatu yang dijelaskan dengan lahfadz matsal atau
sesuatu yang menunjukan tasybih (penyerupaan). Contohnya tentang orang munafik di
surat al-baqarah ayat 17-20.
 Amtsal kaminah, yaitu yang didalamnya tidak disebutkan dengan jelas lahfadz tamtsil,
tetapi ia menunjukan makna-makna yang indah, menarik, dalam redaksinya singkat padat
dan mempunyai pengaruhnya sendiri bila dipindahkan kepada yang serupa. Contohnya
al-baqarah ayat 68, al-furqan ayat 67, al-isra ayat 110, al-isra ayat 29.
 Amtsal mursalah, yaitu kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafadz tasybih
secara jelas. Tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai mastal. Contohnya yusuf ayat 51,
an-najm ayat 58, hud ayat 81
Faedah amtsal
 Menampilkan suatu yang ma’qul (rasional) dalam bentuk konkrit yang dapat dirasakan
indra manusia, sehingga akal mudah menerimanya
 Mengungkapkan hakikat-hakikat sesutau yang tidak tampak seakan-akan sesuatu yang
tampak
 Menghimpun makna yang menarik dan indah dalam satu ungkapan yang padat.
 Mendorong orang yang diberi mastal untuk berbuat sesuai dengan isi matsal, jika ia
merupakan sesuatu yang disenangi jiwa.
 Menjauhkan dan menghindarkan, jika isi matsal tidak disenangi jiwa.
 Untuk memuji orang yang diberi matsal
 Untuk menggambarkan sesuatu yang mempunyai sifat yang dipandang buruk oleh orang
banyak
 Amtsal lebih berbekas dalam jiwa lebih efektif dalam memberikan nasihat, lebih kuat
memberikan peringatan, dan memuaskan hati.

QASHASH AL-QURAN
 Kisah berasal dari kata al-qhasashu yang berati mencaria atau mengikuti jejak.
 Qasash berarti berita yang beruntun, sedang al-qishashah berarti urusan, berita, perkara,
dan keadaan
 Qasash al-quran adalah pemberitaan al-quran tentang hal ihwal umat yang telah lalu.
Kenabian yang terdahulu dan peristiwa yang telah terjadi.
 Al-quran banyak mengandung keterangan tenatng kejadian masa lalu, sejarah bagsa-
bangsa, keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat.
Macam qasash
 Kisah para nabi, kisah ini mengandung dakwah mereka kepada kaumnya, mukjizatnya,
sikap-sikap orang yang memusuhinya, tahapan dakwah dan perkembangannya serta
akibat yang diterima oleh mereka yang mempercayai dan golongan yang mendustakan.
 Kisah yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan orang yang
tidak dipastikan kenabiannya.
 Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa
rosulullah.
Faedah kisah al-quran
 Menjelaskan asas-asas dakwah menuju ALlah dan menjelaskan pokok-pokok syariat
yang dibawa oleh para nabi
 Meneguhkan hati Rosulullah dan hati umat muhammad atas agama Allah
 Membenarkan para nabi terdahulu, menghidupkan kenagan terhadap mereka serta
mengabadikan jejak dan peninggalannya
 Menampilan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya
 Menyingkap kebohongan ahli kitab dengan cara membeberkan keterangan yang semula
mereka sembunyikan
 Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarikperhatian para pendengar
memengaruhi jiwa
Pengaruh kisah dalam pendidikan
 Metode khutbah dan ceramah akan menimbulkan rasa bosan. Apalagi orang muda dan
anak zaman sekarang akan sedikit sullit untuk menangkapnya. Oleh karena itu, narasi
kisah sangat bermanfaat dan mengandung banyak faedah. Anak-anak gemar mendengar
cerita. Biasanya ingatannya lebih cepat menampung sesuatu yg diceritkan selanjutnya ia
dpaat menirukan dan mengisahkan.
TAFSIR
 Abu hayyan mendefinisikan tafsir sebagai, ilmu yang membahas tentang cara
pengucapan lahfadz-lahfadz Al-quan, indikator-indikatornya, maslaah hukum-hukumnya
baik yang independen maupun yang berkaitan dengan yang lain, serta tentang maknanya
yang berkaitan dengan kondisi struktur lahfadz yang melengkapinya.
Perbedaan tafsir dengan ta’wil
 Ta’wil adalah menafsirkan perkataan dengan menjelaskan maknanya
 Tawil adalah esensi yang dimaksud dari suatu perkataan. Tafsir adalah penjelasan bagi
suatu perkataan dan penjelasan ini berada dalam pikiran dengan cara memahaminya
dalam lisan. Sedang tawil adalh esensi sesuatu yang berada dalam relaita bukan dalam
pikiran
 Tafsir adalah apa yang telah dijelaskan dalam al-quran dan maknanya telah jelas dan
gamblang sednag tawil adalag apa yang disimpulkan para ulama
 Tafsir lebih banyak menjelaskn lahfadz dan mufradat sedang tawil lebih banyak
menjelaskan makna dan susunan kalimat
Keutamaan tafsir
 Tafsir ialah ilmu syariat yang paling tinggi, meurpakan ilmu yang paling mulia objek
pembahasannya. Objek pembahasannnya adalah kalamullah yang merupakan sumber
segala hikmah. Tujuan utamnya untuk dapat berpegang teguh pada tali yang kokoh dan
mencapai kebahgiaan yang hakiki.
TERJEMAH
 Terjemah harfiyah, mengalihkan lahfadz-lahfadz dari satu bahasa ke dalam lahfadz-
lahfadz yang seupa dari bhasa lain sedemikian rupa sehingga susunaan dan tertib bahasa
kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertama
 Terjemah tafsiriyyah atau maknawiyah, menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa
lain tanpa terikat dengan tertib kata-kata bahasa asal atau memperhatikan susunah
kalimatnya.
Terjemah Harfiyah
 Penerjemahan al-quran dengan terjemah harfiyah, betapaun penerjemah memahami betul
bahsa, sulub-uslub dan susuanh kalimatnya, dipandnag tekah mengeluarkan al-quran dari
keadaanya sebagai al-quran
Terjemah maknawi
 Alquran mempunyai makna yang asli dan sekunder, mksd makna asli adalah makn aynag
dipahami sama oleh semua orang sedang mkna sekunder adalah karakteristik yang
menyebabkan suatu perkataan bekualita stinggi.
 Menerjemahkan quran dengan maknawi diperbolehkan namun atas ppersetujuan
sebagian para ulama membatasi kebolehan penerjemahan sesuai dengan kadar yang
dibutuhkan dalam menyampaikan dakwah.
Terjemah tafsiriyyah
 Apabila para ulama islam melakukan penafsira al-quran dengan cara mendatangkan
makna yang dekat, mudah dan kuat kemudian penafsiran ini diterjemahkan dengan
penuh kejujuran dan kecermatan, dalam arti mengomentari perkataan dan menjelaskan
maknanya dengan bahas lain itu diperbolehkan.

Anda mungkin juga menyukai