Kelompok : Anzalman
Almasykura
Firman
Al Quran sebagai Kitab yang diturunkan untuk petunjuk arah bagi manusia ,sudah seharusnya dapat
difahami oleh seluruh manusia yang memakai beragam macam bahasa. Al Quran menggunakan
bahasa Arab yaitu bahasa yang elastis luar dalamnya dan .bisa diucapkan dalam berbagai bentuk
cara dan mempunyai beraneka ragam makna.
Memahami Alquran diperlukan Ilmu Tafsir,yaitu Seperangkat Ilmu yang digunakan dalam membaca
dan memahami Al Quran .Tafsir muncul berbarengan dengan Al Quran ,yaitu Ketika ia diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Defenisi Tafsir secara Etimologi berasal dari kata al-fasru yang artinya menyingkap sesuatu yang
tertutup ,sedangkan TAFSIR menurut istilah Menjelaskan makna makna Al Qur’anul Karim .
Belajar Tafsir Al Quran hukumnya Wajib bagi Muslim,Firman Allah Surat Shad ayat 29 yang artinya;
‘Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah ,supaya mereka
memperhatikan ayat ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang orang yang berfikiran”
PEMBAHASAN
Umat terdahulu menempuh metode yang diwajibkan Allah ini, yakni mereka mempelajari lafazh
sekaligus makna Alquran karena hanya dengan cara inilah mereka dapat mengamalkan Alquran
sesuai dengan yang dikehendaki Allah. Membaca Alquran yang memuat dasar dasar ajaran Islam
yang didalamnya berisi tentang segala Perintah dan larangan ,yang halal dan haram,baik dan
buruk,dstrnya..ia memberikan Petunjuk dan Pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup
didunia dan akhirat dalam bentuk ajaran Akidah,Akhlak,Ibadah,sejarah.dll.
Untuk mengungkap hal hal yang menyeluruh didalam Alquran , tidaklah cukup hanya
membacanya ,lebih jauh diperlukan kemampuan memahami dan mengungkap isi serta mengetahui
prinsip prinsip yang dikandungnya,kemampuan seperti inilah yang diberikan TAFSIR dalam
mengungkap maksud dan kandungan Alquran.
Penafsiran terhadap al quran telah dimulai dan tumbuh sejak awal perkembangan Islam ,adanya
ayat ayat tertentu yang maksud dan kandungannya tidak difahami oleh para sahabat,kecuali harus
merujuk kepada Rasulullah yang pada masa itu Tugas KeNabian yang sedang diemban sebagai
penerima wahyu quran sudah menjadi kewajibannya untuk menyampaikan serta menjelaskan segala
apa yang telah diFirmankan oleh Allah didalam al quran . maka Peran Nabi sebagai Penafsir al quran
pertama sangat central / pemegang otoritas al quran.
Defenisi mufassir yakni seseorang yang mampu menjelaskan ,menyingkap maupun menampakkan
sebuah ayat dalam arti yang lain atau arti yang mirip dengan menggunakan perangkat keIlmuan
yang dimilikinya. Nabi selain perannya sebagai penerima wahyu berupa al quran ,ia juga seorang
yang sangat memahami al quran secara global dan terperinci setelah Allah memberikan kekuatan
hafalan dan penjelasan kepada Nabi.sebagaimana Allah firmankan dalam Srt Al qiyamah ayat
17,18,19. Yang artinya ; ‘ Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (didadamu)
dan (membuatmu pandai) membacanya.Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah
bacaan itu,Kemudian,Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah Penjelasannya”
Ada 2 Pendapat para Ulama terhadap cakupan Penafsiran Nabi terhadap Alquran
1. Semua sudah dijelaskan(ex: Ibnu Taimiyah) ,Mereka berargumen Bahwa maksud dari
Lafaz “Litubayyin” dalam Surat An Nahal 44 yang artinya ‘Menerangkan ‘ Mencakup
menerangkan semua makna yang terkandung dalam Alquran ,disamping penjelasan
tentang lavaz lavaznya.dan juga berdalil dengan hadis yang artinya” Telah menceritakan
kepada kami seorang Sahabat Nabi Salallahu alaihi wassallamyang pernah mengajari
Bacaan Alquran kepada kami,bahwa mereka mempelajari sepuluh ayat dari Rasulullah
mereka tidak mempelajari sepuluh ayat lain hingga mereka mengetahui Ilmu dan
Amal’yang ada didalamnya.’Kami mengetahui Ilmu dan Amal,’atsar(Berita) dari para
Sahabat ini menunjukkan bahwa para Sahabat mempelajari dari Rasulullah seluruh
Makna yang terkandung dalam Alquran disamping lavaz lafaznya.
2. Tidak semuanya sudah ditafsirkan oleh Nabi SAW (ex: Al Khubi dan Al Suyuti) mereka
berpendapat makna “Litubayyin dalam srt An Nahal 44 , Nabi hanya menjelaskan apa
apa yang sulit difahami oleh Sahabat dari Alquran ,tidak menjelaskan seluruh lavaz
Alquran. Dan untuk Hadis yang dijadikan Hujjah oleh kelompok pertama (Semua sudah
ditafsirkan ) maksudnya Sahabat memperoleh hasil pemahaman yang tuntas’ (Ilmu dan
Amal) tidak hanya dari Rasulullah saja ,tapi juga bisa dari Sahabat yag lain. Bahkan bisa
dari hasil Pemikiran mereka ,manakala Allah telah membukakan Rahasia Alquran itu
kepada mereka baik melalui pengamatan/observasi dan Ijtihad.
Namun titik persamaan dari kedua pendapat itu adalah Rasulullah SAW Banyak
menjelaskan Makna makna Alquran kepada para Sahabatnya yang merupakan generasi
terbaik yang dijaga,teruji keimananya,terjauh dari hawa nafsu dan telah dijamin Syurga
oleh Allah dan menjadi Panutan dan Rujukan bagi Langkah para Mufassir berikutnya.
Karakteristik dan KeIstimewaan Tafsir Nabi Muhammad SAW
Kepustakaan
Al-‘Utsaimīn, Muhammad bin Shālih. Syarh Ushūl at-Tafsīr. Riyādh: t.p, 1434 H.
Al-Qațțān, Mannā’ Khalīl. Mabāhith Fī ‘Ulūm al-Qur’ān. Cairo: Maktabah Wahbah, t.th.
Arifin, M.Zainal. Pemetaan Kajian Tafsir: Perspektif Historis. Metodologis, Corak, dan Geografis.
Kediri: STAIN Kediri Press, 2010.